MIKROBIOLOGI FARMASI
Nama :
Tegar Yoke Anggara (612010051)
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mangetahui dan mampu menggunakan bermacam-macam peralatan
Praktikum Mikrobiologi dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu menerapkan metode aseptis dengan baik dan benar.
B. Dasar Teori
Mikroba merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh secara bebas dan dapat
berpindah dengan cepat. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganismeterbagi dalam bentuk padat, semi-padat dan cair. Medium merupakan
suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain itu medium juga
dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan
perhitungan jumlah mikroorganisme (Waluyo, 2008).
Tehnik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek) yang menjaga
sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi
terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.Teknik ini sangat esensial dan kunci
keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak
melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik
agar tidak bias, jadi secara acak (random sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis
selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan
harus steril. Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril, makanan padat
menggunakan pisau, garpu, sendok atau penjepit yang steril (John 1990).
Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan
atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak
terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat
esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang
yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Rachmawati 2008).
Aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari
kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan
sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun
praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas.
Penguasaan teknik aseptic ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium
mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari
oleh ahli mikrobiologi (Oram 2001).
Penyelidikan spesies mikrobia selalu didsarkan atas sifat biakan murni spesies
tersebut. Biakan murni (pure culture) adalah biakan yang hanya terdiri dari satu spesies
microba atau hanya hasil perbanyakan dari satu sel mikrobia. Oleh sebab itu diperlukan
pemisahan atau pemeliharaan digunakan medium dan alat yang steril (Waluyo, 2008).
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu
biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan
gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan
maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni
dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004). Biakan murni
diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam
mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan
serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Fungsi sterilisasi di
antaranya : pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencemaran organisme luar, pada
bidang bedah untuk mempertahankan keadaan asepsis, pada pembuatan makanan dan
obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme.
Salah satu cara yang digunakan adalah dengan desinfeksi yaitu proses mematikan semua
mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi (Rachmawati & Shofiyatul,
2008).
Di laboratorium mikrobiologi, sterilisasi merupakan bagian yang sangat penting
atau merupakan keharusan, baik pada alat maupun media. Hal ini penting karena jika alat
atau media tidak steril, kita akan sulit menentukan apakah isolat kuman berasal dari
spesimen pasien yang diperiksa atau kontaminan. Bekerja di laboratorium mikrobiologi
mengandung risiko yang tidak kecil. Setiap saat harus selalu berasumsi bahwa setiap
mikroorganisme adalah potensial patogen dan kita harus berhati-hati agar tidak terinfeksi
oleh kuman yang akan diperiksa (Rachmawati & Shofiyatul, 2008).
Sterilisasi alat dan bahan dapat mempengaruhi hasil penelitian karena
terkontaminasinya peralatan atau bahan dengan bakteri yang ada diluar hasil penelitian.
Hal ini dikendalikan dengan melapisi alat dan sampel atau bahan penelitian dengan
aluminium foil serta melakukan sterilisasi basah dan kering pada semua purulen yang
digunakan pada pengambilan dan penyimpanan sampel. Sterilisasi basah dilakukan
dengan menggunakan autoklaf yang diulaskan pada suhu 1210 C selama 15 menit.
Sterilisasi kering dilakukan dengan menggunakan lampu Bunsen atau oven. Pencegahan
kontaminasi selama isolasi, penanaman dan pemeriksaan dilakukan dengan cara bekerja
dimeja Laminary Flow (Budiarti, 2007).
Metode aseptis saat pemindahan kultur.
Liquid culture to Petri plate
Sterilkan loop dan mulut erlenmeyer menggunakan bunsen untuk meminimalkan
kontaminasi. Masukkan loop ke dalam liquid culture dan sterilkan kembali mulut
erlenmeyer. Pindahkan bakteri ke cawan petri dengan penggoresan pada bagian
dalam cawan petri hingga merata sekeliling (sambil memutar cawan petri untuk
memastikan penggoresan sudah merata) dan cawan petri ditutup. Sterilisasikan
kembali loop yang telah digunakan.
Liquid culture to Liquid
Sterilkan loop inokulasi dan mulut erlenyemer untuk meminimalkan kontaminasi.
Masukkan loop ke dalam liquid culture dan sterilkan mulut erlenmeyer kembali.
Tabung yang berisi media cair disterilkan lebih dahulu kemudian bakteri yang telah
diambil dimasukkan ke dalam tabung media. Sterilkan kembali mulut tabung media
dan tutup. Sterilisasikan kembali loop yang telah digunakan.
Petri plate to Stab culture
Dimulai dengan mensterilkan jarum inokulasi dan biarkan sampai dingin. Perlahan
goreskan jarum inokulasi pada permukaan media, kemudian pindahkan bakteri ke
tabung culture yang dipenuhi NA (lakukan 3x deep stabs). Tutup kembali tabung
media dan sterilisasi jarum yang telah digunakan.
Petri plate to Liquid
Dimulai dengan mensterilkan loop inokulasi menggunakan bunsen dan biarkan loop
sampai dingin. Buka perlahan cawan petri yang berisi media, goreskan loop perlahan
pada media dan pindahkan bakteri pada tabung dengan media cair. Sterilkan terlebih
dahulu mulut tabung dan masukkan bakteri, kemudian sterilisasikan kembali mulut
tabung. Sterilisasikan kembali loop yang telah digunakan.
j. Lemari pendingin untuk menyimpan media steril dan bahan yang perlu
penyimapanan di bawah suhu ruang.
k. Mikropipet: pengambilan bahan cair secara volumetrik untuk ukuran mikroliter
(μl). Perforator: membuat sumuran di pada media agar.
n. Kaca Obyek: penempatan cuplikan sampel sehingga dapat dilihat pada mikroskop.
o. Oven: mengeringkan alat-alat gelas.
C. Prosedur Kerja
Metode aseptis persiapan diri dan tempat kerja
1. Pastikan praktikan menggunakan jas laboratorium yang bersih. Jika ada praktikum
perempuan berambut panjang, mohon diikat.
2. Cuci tangan hingga bersih dengan menggunakan sabun.
3. Gunakan alkohol sebagai cairan aseptik.
Metode aseptis menuang media ke cawan petri
1. Siapkan alat dan bahan
2. Panaskan mulut erlenmeyer yang berisi media
3. Tuangkan media saat masih cair (>45˚C) ke dalam cawan petri
4. Ratakan dengan menggoyangkan cawan.
E. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan dan praktikum ini adalah :
1. Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium
lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian dan sterilitas tinggi.
2. Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja yang menjaga sterilitas
ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi
terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.
3. Sterilisasi ose dilakukan dengan celupkan mencelupkan ose dalam alkohol,
kemudian dipanaskan sampai membara.
4. Ose, mulut tabung, dan cawan petri harus dipanaskan untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya kontaminasi.
5. Pemindahbiakkan dengan 2 buah tabung reaksi didapatkan hasil warna mikroba
adalah cokelat muda, mikroba tumbuh tidak sesuai goresan. Tidak ada kontaminan
sehingga mikroba tumbuh dengan baik dan didapatkan biakkan murni. Bentuk
goresan yang didapat tidak teratur.
6. Pemindahbiakkan pada cawan petri pertama, hasil mikroba tumbuh sesuai goresan
dan tidak ada kontaminan, serta mikroba yang tumbuh merupakan biakan murni.
Cawan petri kedua, tidak terdapat kontaminan dan mikroba yang tumbuh merupakan
biakan murni, tetapi goresan pada cawan petri kedua tidak teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, L., 2004. Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan Cakrawala (Suplemen pikiran
rakyat untuk iptek). Farmasi FMIPA ITB. Bandung.
Budiarti, L.Y., et al. 2007. Jenis Bakteri Dan Jamur Kontaminan Udara Di Ruang Perawatan
Sub Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru. Jurnal
Kedokteran Yarsi 15 (1) : 04 J -048 (2007)
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Oram, R.F. S., et al. 2001. Biology Living System. Glencoe Division Mc Millan Company.
Waterville.
Rachmawati, F. J. & Y. M. Shofiyatul. 2008. Perbandingan Angka Kuman Pada Cuci Tangan
Dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja Di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Jurnal Logika. Volume 5-Nomor 1-
Agustus 2008
Sukasih, E. et al. 2008. Kemampuan Rhamnosidase Dari Isolat Kapang Untuk Hidrolisis
Naringin Jeruk Siam. Jurnal Pascapanen 5(1) 2008: 41-50. Balai Besar Penelitian Dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian
Suriawiria, U. 2008. Mikrobiologi Air. PT. Alumni. Bandung
Waluyo, L .2008. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. UMM Press. Malang