Anda di halaman 1dari 5

Gregorius Wahyu Gusti Tanditasik

A031191197

ETIKA DALAM PRAKTIK INVESTASI DAN PASAR MODAL

A. ETIKA DALAM PRAKTIK INVESTASI DAN PASAR MODAL


1. Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan permintaan dan penawaran dana jangka panjang
yang diwujudkan dalam bentuk elemen-elemen keuangan yang dapat diperjualbelikan.
Dalam pasar ini terdapat dua pelaku utama yang terlibat, yaitu investor sebagai pihak yang
menanamkan dana dan emiten sebagai pihak yang menerima dan mengelola dana investor.
Sehingga etika dalam investasi dan pasar modal terutama terkait dengan etika bagi kedua
belah pihak, selain etika bagi profesi penunjang seperti akuntan publik, penilai, konsultan
hukum, dll.
Dalam kegiatan pasar modal adalah kewajiban pihak-pihak dalam suatu penawaran
umum untuk memperhatikan dan memenuhi prinsip keterbukaan. Menurut Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal dalam pasal 1 angka 25 disebutkan yang dimaksud
dengan keterbukaan (Disclosure) adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten,
perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang ini untuk
menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material
mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal
terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.
Menurut Bismar Nasution, ada tiga tujuan Keterbukaan (Disclosure) dalam Pasar
Modal antara lain adalah :
 Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.
 Menciptakan mekanisme pasar yang efisien.
 Memberi perlindungan terhadap investor.

2. Hubungan etika dengan Perilaku bisnis


Dalam kegiatan bisnis sehari-hari sangat mudah untuk menyebut etika bisnis, namun
sulit sekali untuk menerapkannya. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, sering
etika bisnis ditinggalkan semata-mata untuk mengejar keuntungan yang besar dan
mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, atau untuk mendapatkan promosi jabatan.
Untuk mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan, merupakan proses kegiatan
pemikiran etika yang sangat mirip dengan suatu studi produktif.
Kerangka yang ditawarkan oleh teori-teori etika menantang para manager untuk
mencari alternative-alternatif dan untuk meyusun alasan-alasan untuk mendukung
alternative tersebut. Hal tersebut merupakan langkah yang terpenting dan krusial dalam
lingkungan bisnisyang semakin kompleks akhir-akhir ini. Dimana pengambilan keputusan
yang baik akan berdampak financial secara langsung dari tindakan yang dilakukan, namun
juga terhadap kepentingan bisnis jangka panjang yang tidak terlihat dengan jelas ataupun
dampaknya terhadap masyarakat.

3. Etika dalam investasi


Etika dalam praktik investasi didasarkan pada nilai-nilai dasar yang mendorong
proses investment. Investasi bukan hanya sarana untuk memaksimalkan keuntungan saja,
tetapi dapat juga sebagai alat untuk melayani masyarakat dalam hal mencari pekerjaan
yang menghasilkan keuntungan, melindungi lingkungan, mempromosikan hak asasi dan
demokratisasi. Investasi yang etis memerlukan transparansi, tanggung jawab sosial yang
sesungguhnya, dan dalam proses mencari yang adil kembali pada investasi tersebut.
Etika dalam praktik investasi bukan hanya tentang keuangan saja, tetapi melibatkan
investasi dalam waktu, sumber daya, ide dan proses yang lebih besar untuk umum baik dari
manusia dan lingkungan. Selain itu, investasi juga dapat menambah penghasilan seseorang
juga membawa resiko keuangan bilamana investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi
disebabkan oleh banyak hal seperti faktor keamanan (baik dari bencana alam atau yang
diakibatkan oleh manusia), ketertiban hukum dan lain-lain.

4. Etika Bagi Emiten


Dalam menanamkan dana, investor menilai kondisi dan kinerja perusahaan. Untuk
itulah informasi yang menggambarkan kondisi dan kinerja emiten menjadi hal yang sangat
krusial dalam pasar modal. Dengan posisinya sebagai pihak yang pasif dan tidak
mengetahui secara detail seluk-beluk perusahaan, investor berpotensi menjadi pihak yang
dirugikan dalam kaitannya dengan keandalan informasi. Untuk itulah, pemerintah melalui
Bapepam-LK (Yang sekarang dipindahtugaskan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK))
melindungi kepentingan investor melalui aturan-aturan, salah satunya adalah Undang-
Undang yang mengatur mengenai pasar modal di Indonesia adalah UU No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal.
Meskipun telah dilindungi dengan aturan, investor masih merupakan pihak yang
berpotensi dirugikan. Hal ini disebabkan karena banyak celah yang belum diatur oleh
peraturan dan sifat dari akuntansi yang memiliki berbagai alternatif dalam menyajikan
kondisi atau aktivitas ekonomi emiten. Dengan sifat akuntansi yang demikian, maka laporan
keuangan yang dihasilkan juga dapat disajikan dengan berbagai pendekatan. Emiten
sebagai pengelola dana tidak boleh sekedar memenuhi batasan-batasan yang tertuang
dalam aturan. Emiten harus mengutamakan kepentingan investor meskipun tidak diatur
dalam aturan. Dalam hal ini kepentingan investor adalah laporan keuangan yang handal dan
relevan.
Terkait dengan penyajian laporan keuangan, Bapepam-LK mewajibkan emiten
untuk menyerahkan laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan triwulanan. Laporan
keuangan tahunan wajib diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Bapepam-LK.
Sedangkan laporan keuangan triwulanan tidak wajib diaudit. Makalah ini tidak membahas
secara mendetail etika akuntan publik, sehingga diasumsikan bahwa akuntan publik telah
menjalankan tugasnya dengan etis dan penuh profesionalisme.
Fungsi dari audit yang dilakukan oleh akuntan publik adalah untuk meningkatkan
keandalan informasi dalam laporan keuangan. Setiap upaya emiten untuk menyajikan
informasi yang bersifat menyesatkan akan diminimalisir dan dikoreksi oleh akuntan publik,
sehingga investor dapat menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan
investasi. Karena hanya laporan keuangan tahunan yang diwajibkan untuk diaudit, maka
terdapat celah bagi emiten untuk menyajikan informasi yang tidak semestinya dalam laporan
triwulanan.
Meskipun pada periode audit akan dikoreksi oleh akuntan publik, investor telah
menyajikan informasi yang tidak semestinya selama tiga triwulan. Dalam periode tiga
triwulan tersebut, investor berpotensi membuat keputusan yang tidak efisien terkait alokasi
modal yang dimiliki sebagai akibat dari laporan keuangan triwulanan yang disajikan oleh
emiten. Dampak negatif dari pembuatan keputusan yang tidak efisien tersebut akan
terakumulasi pada kuartal ke empat setelah laporan keuangan tahunan yang diaudit oleh
akuntan publik disajikan.
Dengan memperjualbelikan sahamnya pada bursa, secara langsung manajemen
memiliki kepentingan terhadap harga saham. Perusahaan yang dianggap memiliki kinerja
baik oleh para investor akan diapresiasi ke dalam peningkatan harga saham, dan
peningkatan harga saham tersebut merupakan salah satu dasar yang digunakan untuk
memberikan kompensasi kepada manajemen perusahaan. Adanya kepentingan tersebut
membuat manajemen emiten melakukan tindakan-tindakan yang mampu meningkatkan
harga saham perusahaan dengan cara yang tidak beretika, yang pada akhirnya akan
menguntungkan dirinya sendiri dan merugikan para investor. Beberapa macam praktik
penyimpangan yang terjadi pada pasar modal :
1. Insider Trading
Merupakan perdagangan efek yang dilakukan oleh orang dalam perusahaan, dimana
perdagangan efek tersebut didasarkan karena adanya informasi dari orang dalam
perusahaan yang penting dan mengandung fakta material. Umumnya para
pelaku insider trading mengharapkan keuntungan ekonomi.
2. Marking The Close
Yaitu tindakan merekayasa harga permintaan atau penawaran Efek pada saat atau
mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga efek atau
harga pembukaan yang tinggi pada hari perdagangan berikutnya.
3. Painting The Tape
Yaitu kegiatan perdagangan antara rekening efek satu dengan rekening efek lain
yang masih berada dalam penguasaan satu pihak atau mempunyai sedemikian rupa
sehingga tercipta perdagangan semu.
4. Cornering The Market
Yaitu membeli efek dalam jumlah besar sehingga dapat menguasai pasar
(menyudutkan pasar).
5. Pools
Yaitu penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh sekelompok investor dimana
dana tersebut dikelola oleh broker atau seseorang yang memahami kondisi pasar.
Manager dari pools tersebut membeli saham suatu perusahaan dan menjualnya
kepada anggota kelompok investor tersebut untuk mendorong frekuensi jual beli Efek
sehingga dapat meningkatkan harga Efek tersebut.
6. Wash Sale
Yaitu transaksi yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang tidak
menimbulkan perubahan kepemilikan dan/atau manfaatnya (beneficiary of
ownership) atas transaksi saham tersebut. Tujuannya untuk membentuk harga naik,
turun atau tetap dengan memberi kesan seolah-olah harga terbentuk melalui
transaksi yang berkesan wajar. Selain itu juga untuk memberi kesan bahwa Efek
tersebut aktif diperdagangkan.

B. ETIKA BAGI INVESTOR


Dalam melakukan investasi di pasar modal kebanyakan investor mencari dan
memfokuskan perhatiannya terhadap investasi yang aman dan menjanjikan keuntungan
yang tinggi, hanya sedikit yang memperhatikan investasi yang beretika. Apabila investor
akan melakukan investasi yang berdasar etika, hendaklah perhatian utamanya ditujukan
kepada produk dan jasa perusahaan tersebut. Misalnya, jangan melakukan investasi di
perusahaan yang memproduksi bahan-bahan yang mengakibatkan penyakit atau merusak
lingkungan. Selanjutnya, memperhatikan bagaimana dana yang diperoleh perusahaan
tersebut disalurkan, misalnya investasi di reksadana dapat menjadi investasi yang tidak
beretika apabila dana yang dihimpun diinvestasikan di perusahaan- perusahaan yang
produksinya mengakibatkan penyakit atau merusak lingkungan.
Bagi investor yang tidak aktif menjalankan bisnis itu sendiri terdapat tiga pendekatan
yang dapat digunakan yaitu :
1. Pendekatan Negatif
Pendekatan negatif ini disebut juga teori penghindaran, di mana para investor yang
beretika, akan menghindari investasi di bidang atau perusahaan yang tidak
disukainya, atau bertentangan dengan prinsip etika bisnis yang dianutnya atau juga
melakukan kegiatan bisnis di bidang-bidang yang melanggar ketentuan lingkungan,
produksi zat kimia yang berbahaya, produksi senjata, atau melakukan investasi di
negara-negara yang melakukan pelanggaran hak-hak asasi manusia. 
2. Pendekatan Positif
Dalam hal ini para investor hanya akan melakukan investasi pada bidang usaha atau
bisnis yang sesuai dengan etika bisnis yang dianutnya. Dalam penerapannya
investor dapat menyusun daftar perusahaan atau bidang bisnis yang dipandang
sesuai dengan etika bisnis yang umum.
3. Pendekatan Aktif
Dengan pendekatan ini para investor akan melakukan investasi di bidang bisnis yang
menurutnya tidak sesuai dengan etika bisnis yang umum dianut, dan dalam
melakukan investasi di bidang itu terkandung tujuan untuk mengambil alih kontrol
terhadap perusahaan tersebut untuk selanjutnya melakukan perubahan agar
perusahaan tersebut menjalankan bisnis sesuai dengan etika bisnis yang umum.

Anda mungkin juga menyukai