Menurut World Health Organization (WHO) bahwa sejumlah besar kematian dan
penyakit di seluruh dunia disebabkan oleh resiko yang jumlahnya relatif kecil. Dengan
mengetahi cara-cara mengatasi resiko akan dapat meningkatkan harapan hidup serta
memperbaiki kualitas hidup manusia. WHO mengidentifikasi 10 faktor yang mempengaruhi
resiko kesehatan global sehingga menyebabkan penyakit dan kematian. Kesepuluh hal yang
dimaksud yaitu: (1) berat badan dibawah normal pada masa kanak-kanak dan ibu hamil, (2)
kelebihan berat badan dan obesitas, (3) mengadakan hubungan seks tanpa pengaman, (4)
darah tinggi, (5) rokok, (6) alkohol, (7) sanitasi dan kebersihan yang tidak dijaga, (8)
kolesterol tinggi, (9) asap dalam ruangan yang berasal dari bahan bakar, dan (10) kekurangan
zat besi. Prevalensi dari 10 resiko tersebut di atas tergantung daerah/negara, seperti berat
badan di bawah normal, masalah gizi dan sanitasi umumnya di daerah-daerah miskin,
sedangkan masalah konsumsi yang berlebihan umumnya di daerah kaya. Polusi ruangan di
negara miskin sangat tinggi, demikian juga kekurangan nutrisi mikro atau vitamin dan
mineral lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Sedangkan di negara yang
penghasilannya menengah sampai tinggi ditemukan permasalahan tekanan darah tinggi,
kolesterol, dan alkohol dalam presentase yang sangat tinggi, serupa dengan masalah rokok.
Setiap resiko sebenarnya dapat diatasi dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Menurut
world health report, negara miskin mengatasi kekurangan seng di dalam tubuh dengan
menambahkan mineral tersebut ke bahan pangan dasar seperti beras dan terigu. Sedangkan
negara berpenghasilan menengah dan tinggi dapat mengendalikan obesitas, darah tinggi, dan
penyakit jantung dengan strategi makanan sehat serta pengurangan garam pada makanan.
Berat badan dibawah normal pada masa kanak-kanak bisa dipicu masalah hormon,
asupan nutrisi atau penyakit tertentu. Jika dibiarkan, pertumbuhan anak akan terhambat dan
berdampak pada kemampuan fisik dan kognitifnya. Tentunya bisa berefek pada kualitas
hidup secara jangka panjang. Berat badan dibawah normal pada ibu hamil mengakibatkan
keguguran pada tiga bulan pertama, bayi lahir prematur dengan usia kehamilan di bawah 37
minggu, bayi lahir dengan berat rendah sehingga rentan terhadap infeksi, dan resiko
persalinan dengan forceps ataau vakum bahkan caesar.
Kelebihan berat badan dan obesitas adalah suatu kondisi medis berupa
kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sehingga dapat merugikan kesehatan, yang
kemudian menurunkan harapan hidup. Seseorang menderita kegemukan (obese) bila indeks
massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan
dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2.
Mengadakan hubungan seks tanpa pengaman dengan orang yang memiliki riwayat
bergonta ganti pasangan (termasuk PSK) memiliki risiko tinggi untuk menyebabkan
penularan infeksi menular seksual. Di antara jenis infeksi yang kerap terjadi adalah:
Gonorrhea, Sifilis, Klamidia, Chancroid, Herpes genital, Kutil kelamin, HIV/ AIDS, dan
sebagainya
Darah tinggi dapat menyebabkan struk, penyakit jantung, dan banyak lagi dan
dianjurkan mengurangi konsumsi garam.
Rokok dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker paru-
paru, penyakit jantung, kanker, seperti kanker mulut, hidung tenggorokan, kerongkongan
(esofasgus), pankreas, kandung kemih, leher rahim, darah (leukemia), dan ginjal. Bahan
kimia pada tembakau dapat merusak lapian pembuluh darah dan memengaruhi jumlah lemak
dalam aliran darah. Hal tersebut meningkatkan risiko penyakit pengerasan pembuluh darah
(ateroma).
Alkohol yang dikonsumsi di luar batas dapat menyebabkan kerusakan otak, penyakit
jantung, kanker, masalah paru, gangguan hati, masalah perut dan sistem pencernaan, dan
keracunan alkohol.
Sanitasi dan kebersihan yang tidak dijaga karena masyarakat Indonesia masih rendah
kepeduliannya terhadap kebersihan yang berpengaruh pada kesehatan. Penyakit utama yang
diakibatkan kurangnya kebersihan adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare.
Menurut laporan Riskesdas, 31 persen penyebab kematian anak berusia 1 bulan hingga 1
tahun adalah diare. Sedangkan rata-rata prevalensi penyakit ISPA di Indonesia mencapai
angka 25 persen, dengan angka tertinggi 41,7 persen dari provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Peranan darah
a. Komponen darah
Darah merupakan sel yang berbentuk cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.
Perbandingan volume darah dengan berat badan adalah 1:12, atau sekitar 5 liter. Darah
terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah dan 55%
bagian lagi berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut
plasma darah.
Plasma
Plasma darah merupakan cairan didalam darah yang mengandung ion (natrium,
kalium, magnesium, klorida, dan bikarbonat), protein plasma (albumin dan fibrinogen).
Fungsi dari Ion dan protein plasma adalah keseimbangan osmotik.
Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah merupakan salah satu komponen sel yang terdapat
dalam darah, fungsi utamanya adalah sebagai pengangkut hemoglobin yang akan membawa
oksigen dari paru-paru ke jaringan. Eritrosit merupakan suatu sel yang kompleks,
membrannya terdiri dari lipid dan protein, sedangkan bagian dalam sel merupakan
mekanisme yang mempertahankan sel selama 120 hari masa hidupnya serta menjaga fungsi
hemoglobin selama masa hidup sel tersebut. Eritrosit berbentuk bikonkaf dengan diameter
sekitar 7,5 μm, dan tebal 2 μm namun dapat berubah bentuk sesuai diameter kapiler yang
akan dilaluinya, selain itu setiap eritrosit mengandung kurang lebih 29 pg hemoglobin, maka
pada pria dewasa dengan jumlah eritrosit normal sekitar 5,4jt/ μl didapati kadar hemoglobin
sekitar 15,6 mg/dl.
Trombosit
Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma megakariosit.
Kadar normal trombosit dalam tubuh manusia sekitar 150 – 450 x 103/μl. Dalam keadaan
inaktif trombosit memiliki bentuk seperti cakram bikonveks dengan diameter 2 – 4 μm.
Trombosit dapat bertahan didalam tubuh selama 7-10 hari. Peran trombosit didalam tubuh
adalah sebagai pembentukan sumbatan selama respon hemostatik normal terhadap luka.
Leukosit
Leukosit atau sel darah putih adalah sel darah yang memiliki nukleus. Dalam darah
manusia normal, ditemukan jumlah leukosit berkisar antara 4500-10.000 sel/mm3. Secara
umum leukosit berperan dalam pertahanan seluler dan humoral manusia, leukosit dapat
meninggalkan pembuluh darah dengan proses diapedesis, menerobos diantara sel-sel endotel
dan menembus ke jaringan ikat.
Berdasarkan ada atau tidaknya granula, leukosit dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
granulosit dan agranulosit. Saat leukosit yang memiliki granula spesifik (granulosit) dalam
keadaan hidup dilihat di bawah mikroskop cahaya maka akan terlihat bentuk nukleus yang
bervariasi dan granula yang terlihat berupa tetesan setengah cair dalam sitoplasmanya.
Leukosit yang tidak memiliki granula (agranulosit) memiliki sitoplasma homogen dengan inti
berbentuk bulat atau berbentuk ginjal. Terdapat 3 jenis leukosit granulosit, yaitu neutrofil,
basofil dan eosinofil; serta 2 jenis leukosit agranuler, monosit dan limfosit.
Zat-zat berpindah antara plasma atau sel darah merah dan sel-sel tubuh dengan difusi
atau transpor aktif. Pembuluh darah terkecil memiliki dinding hanya satu sel tebal dan zat
mudah melewati ini ke sel lain, setiap sel dalam tubuh dekat dengan salah satu pembuluh
kecil.
Karbon dioksida
Limbah karbon dioksida berdifusi dari sel-sel yang berespirasi dari jaringan tubuh ke
dalam darah dalam suatu gradien konsentrasi khusus. Reaksi karbon dioksida dengan air
sangat penting. Ketika karbon dioksida dilarutkan dalam darah, ia bereaksi perlahan dengan
air untuk membentuk asam karbonat, H2CO3. Asam karbonat memisahkan diri untuk
membentuk ion H+ dan HCO-
Sekitar 5% dari karbon dioksida dibawa dalam larutan plasma. Selanjutnya 10-20%
bergabung dengan molekul hemoglobin untuk membentuk carbaminohaemoglobin.
Sebagian besar karbon dioksida diangkut dalam sitoplasma sel darah merah sebagai ion
hidrogenkarbonat. Enzim karbonat anhidrase mengontrol laju reaksi antara karbon dioksida
dan air untuk membentuk asam karbonat. Dalam jaringan tubuh ada konsentrasi karbon
dioksida yang tinggi dalam darah sehingga karbonat anhidrase mengkatalisis pembentukan
asam karbonat.
Di dalam paru-paru, konsentrasi karbon dioksida rendah sehingga karbonat anhidrase
mengkatalisis reaksi terbalik dan karbon dioksida bebas berdifusi keluar dari darah dan
masuk ke paru-paru. Karbon dioksida masuk ke plasma dan sel darah merah melalui difusi.
Dalam sistem kaskade seperti pembentukan bekuan, peristiwa yang relatif kecil
diperkuat melalui serangkaian langkah. Namun, kadang-kadang mekanisme pembekuan
darah dipicu di tempat yang salah, dan ini dapat menyebabkan masalah serius terhadap
pembuluh darah. Bekuan di pembuluh darah yang menyuplai jantung dengan darah dapat
menyebabkan serangan jantung.
4. Sirkulasi darah
Sistem sirkulasi
Kebanyakan hewan memiliki sistem peredaran darah di mana jantung memompa
darah ke seluruh tubuh. Serangga memiliki sistem sirkulasi terbuka, dengan darah yang
beredar di ruang terbuka besar. Namun, sebagian besar hewan - termasuk vertebrata memiliki
sistem sirkulasi tertutup dengan darah yang terkandung dalam tabung. Darah membuat
perjalanan berkelanjutan ke bagian tubuh yang paling jauh dan kembali ke jantung.
Hewan seperti ikan memiliki sirkulasi tunggal. Jantung memompa darah
terdeoksigenasi ke insang, di mana darah mengambil oksigen dan menjadi oksigen. Darah
kemudian bergerak di sekitar sisa tubuh ikan, memberikan oksigen ke sel-sel tubuh sebelum
kembali ke jantung.
Burung dan mamalia membutuhkan lebih banyak oksigen daripada ikan. Mereka tidak
hanya harus bergerak tanpa dukungan air, tetapi mereka juga mempertahankan suhu tubuh
konstan yang biasanya lebih tinggi daripada lingkungan mereka. Ini membutuhkan banyak
energi, sehingga sel-sel mereka membutuhkan banyak oksigen dan makanan dan
menghasilkan banyak produk limbah yang harus dibuang dengan cepat. Untuk alasan ini,
burung dan mamalia memiliki jenis sistem transportasi yang paling kompleks, yang dikenal
sebagai sirkulasi ganda karena ini melibatkan dua sistem peredaran darah. Sirkulasi sistemik
membawa darah beroksigen (kaya oksigen) dari jantung ke sel-sel tubuh tempat oksigen
digunakan, dan membawa darah terdeoksigenasi (darah yang telah melepaskan oksigennya ke
sel-sel tubuh) kembali ke jantung.
Sistem sirkulasi yang terpisah ini memastikan bahwa darah yang teroksigenasi dan
terdeoksigenasi tidak dapat bercampur, sehingga jaringan menerima sebanyak mungkin
oksigen. Keuntungan besar lainnya adalah darah yang teroksigenasi penuh dapat dikirim
dengan cepat ke jaringan tubuh pada tekanan tinggi. Darah yang melalui pembuluh darah
kecil di paru-paru pada tekanan yang relatif rendah sehingga tidak merusak pembuluh dan
memungkinkan pertukaran gas terjadi. Sebaliknya, jika darah beroksigen ini pada tekanan
rendah dan langsung ke dalam pembuluh besar yang membawanya di sekitar tubuh itu akan
bergerak sangat lambat. Karena akan kembali ke jantung, darah yang mengandung oksigen
dapat dipompa dengan keras dan dikirim ke seluruh tubuh dengan tekanan tinggi. Ini berarti
mencapai semua kapiler kecil antara sel-sel tubuh dengan cepat, menyediakan oksigen untuk
cara hidup yang aktif.
a. Pembuluh Darah
Pembuluh darah yang membentuk sistem peredaran darah dapat dianggap sebagai
ekuivalen biologis dari sistem lajur transportasi. Arteri dan vena adalah 'jalan raya' yang
lebar yang membawa “lalu lintas” yang besar, sementara “jalan-jalan kota” yang sempit
mirip dengan jaringan kapiler membentang luas dan menyebar. Dalam jaringan kapiler,
zat yang dibawa oleh darah ini ditukar dengan sel dengan cara yang sama seperti barang
yang diunggah dari pabrik atau diturunkan ke toko dan rumah. Struktur dari berbagai
jenis pembuluh darah erat mencerminkan fungsi mereka dalam tubuh.
Hampir semua arteri membawa darah beroksigen. Satu-satunya pengecualian
adalah arteri paru-paru, membawa darah terdeoksigenasi dari jantung ke paru-paru dan
selama kehamilan, arteri umbilikalis membawa darah terdeoksigenasi dari janin ke
plasenta. Arteri meninggalkan cabang jantung ke segala arah, dan diameter lumen (ruang
pusat di dalam pembuluh darah) semakin kecil semakin jauh dari jantung. Cabang
terkecil dari sistem arteri, terjauh dari jantung, adalah arteriol.
Darah dipompa keluar dari jantung dalam ritme yang teratur, sekitar 70 kali per
menit. Setiap detak jantung mengirimkan gelombang darah bertekanan tinggi ke dalam
arteri. Arteri-arteri utama yang dekat dengan jantung harus tahan terhadap lonjakan
tekanan ini. Dindingnya mengandung banyak serat elastis sehingga dapat meregang
untuk menampung volume darah yang lebih besar tanpa mengalami kerusakan. Di antara
lonjakan serat elastis kembali ke panjang aslinya, meremas darah dan bergerak bersama
dalam aliran kontinu. Denyut nadi yang bisa kita rasakan di arteri adalah efek lonjakan
setiap kali jantung berdetak. Tekanan darah di semua arteri relatif tinggi, tetapi menurun
di arteri yang jauh dari jantung (arteri perifer). Dalam arteri perifer dinding pembuluh
otot berkontraksi atau relaks untuk mengubah ukuran lumen, mengendalikan aliran
darah. Semakin kecil serat di lumen, semakin sulit untuk darah mengalir melalui
pembuluh. Ini mengontrol jumlah darah yang mengalir ke organ, untuk mengatur
aktivitas organ.
b. Kapiler
Arteriol masuk ke dalam jaringan kapiler. Ini adalah pembuluh kecil yang menyebar
ke seluruh jaringan tubuh. Jaringan kapiler menghubungkan arteriol dan venula. Cabang
kapiler di antara sel - tidak ada sel yang jauh dari kapiler, sehingga zat dapat berdifusi di
antara sel dan darah dengan cepat. Juga, karena diameter masing-masing kapiler kecil,
darah bergerak relatif lambat melalui mereka, sekali lagi memberikan lebih banyak
kesempatan untuk difusi terjadi. Kapiler terkecil tidak lebih lebar dari satu sel darah
merah.
Kapiler memiliki struktur yang sangat sederhana yang sesuai dengan fungsinya.
Dinding mereka sangat tipis, tidak mengandung serat elastis, otot polos atau kolagen. Ini
membantu mereka cocok antara sel-sel individual dan juga memungkinkan difusi zat
cepat terjadi antara darah dan sel. Dindingnya hanya terdiri dari satu sel yang sangat
tipis. Oksigen dan molekul lain dengan cepat menyebar keluar dari darah dalam kapiler
ke sel-sel tubuh di dekatnya, dan karbon dioksida dan molekul limbah lainnya berdifusi
masuk. Darah yang memasuki jaringan kapiler dari arteri adalah oksigen. Pada saat ia
pergi, ia membawa lebih sedikit oksigen dan lebih banyak karbon dioksida.
c. Vena
Vena membawa darah kembali ke jantung. Sebagian besar vena membawa darah
terdeoksigenasi. Kecuali, vena pulmonal yang membawa darah kaya oksigen dari paru-
paru kembali ke jantung untuk sirkulasi di sekitar tubuh dan selama kehamilan, vena
umbilical membawa darah beroksigen dari plasenta ke janin. Venula kecil memimpin
dari jaringan kapiler, menggabungkan ke dalam pembuluh yang lebih besar dan lebih
besar yang mengarah kembali ke jantung yang mengembalikan darah ke jantung - vena
cava inferior dari bagian bawah tubuh dan atasan. Akhirnya hanya dua pembuluh darah
membawa vena cava dari bagian atas tubuh.
Pembuluh darah vena dapat menahan volume darah yang besar - bahkan lebih dari
separuh dari darah tubuh ada di pembuluh darah pada salah satu tume. Mereka berfungsi
sebagai penampung darah. Tekanan darah di vena relatif rendah (tekanan lonjakan dari
jantung menurun pada saat darah melewati ujung kapiler). Darah ini pada tekanan rendah
harus dikembalikan ke jantung agar diberi oksigen kembali dan diresirkulasi.
Ada dua cara utama untuk mencapai hal ini :
a. Interval yang sering terjadi di seluruh sistem vena ada katup satu arah. Ini disebut
katup semilunar karena bentuknya setengah bulan. Mereka terbentuk dari infold dari
dinding bagian dalam vena. Darah dapat mengalir menuju jantung, tetapi jika mulai
mengalir mundur katup menutup, mencegah hal ini terjadi.
b. Banyak dari pembuluh darah yang lebih besar terletak di antara otot besar tubuh,
secara terpusat di lengan dan kaki. Ketika otot berkontraksi selama aktivitas fisik
mereka menekan pembuluh darah ini dengan katup-katup untuk menjaga darah
bergerak ke satu arah, tekanan ini membantu mengembalikan darah ke jantung.Jadi,
jenis utama pembuluh darah arteri, vena Ini mempengaruhi cara darah mengalir
melalui tubuh dan kapiler memiliki karakteristik yang sangat berbeda dan peran yang
mereka mainkan di dalam tubuh.
2.Siklus kardiak
Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan denyut jantung sampai
berakhirnya denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung atau cardiac cycle. Siklus
jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastole (relaksasi dan
pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastole yang terpisah.
kontrkasi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul
setalah repolarisasi otot jantung.
Siklus jantung terdiri dari dua periode yaitu kontaksi (sistol) dan relaksasi (diastol).
Selama sistol jantung memompa darah keluar dan selama diastol jantung terisi kembali oleh
darah.
1. Tekanan darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh pompa jantung untuk
menggerakkan darah keseluruh tubuh. Darah membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh bagian
tubuh. Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, mengacu pada kondisi dimana darah dipompa
keseluruh tubuh pada tekanan tinggi. Hipertensi merupakan satu dari faktor resiko utama
untuk penyakit jantung koroner dan stroke. Hipertensi tidak diobati juga dapat menyebabkan
gagal jantung dan gagal ginjal. Hipertensi adalah factor resiko sangat penting untuk
perkembangan perdarahan intraserebral. Pada umumnya, tekanan darah berfluktuasi dari
waktu ke waktu, aktivitas fisik dan emosi. Maka dari itu, tekanan darah harus diambil saat
kondisi istirahat dan lebih dari satu kesempatan.
Kategori yang berbeda untuk tekanan darah terdapat pada tabel 4.
Tabel 4. Kategori tingkat tekanan darah (blood pressure) pada dewasa usia 18 tahun keatas.
Tekanan Darah Level (mmHg)
Kategori
Sistolik BP (mmHg) Diastolik BP (mmHg)
Tekanan darah normal < 130 < 80
Tekanan darah tinggi - normal 130 – 139 80 – 89
Hipertensi Tingkat 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi Tingkat 2 160 100
Hipertensi Sistolik Terisolasi 140 < 90
Biasanya, tekanan darah Anda akan meningkat jika:
a. Volume darah kita meningkat karena terlalu banyak asupan garam yang
mengumpulkan banyak air dalam tubuh.
b. Pembuluh darah kita menjadi lebih rentan terhadap atherosclerosis, proses dimana
substansi lemak terkumpul pada dinding pembuluh darah.
2. Faktor resiko
Tekanan darah manusia bisa meningkat karena konsumsi alkohol, merokok dan
obesitas. Anda dapat menurunkan resiko terkena tekanan darah tinggi dengan menjaga indeks
berat tubuh (BMI) antara 18,5 dan 22,9 (lihat tabel 3.2).
Orang tua beresiko lebih tinggi untuk memiliki hipertensi. Sebagian besar pasien
ditemukan tidak memiliki penyebab tekanan darah tinggi dan dikategorikan sebagai
hipertensi esensial. Sekitar 10% pasien tekanan darah tinggi memilikinya sebagai akibat
penyakit ginjal atau gangguan hormon (hipertensi sekunder).
Tabel 5. Klasifikasi Indeks Berat Tubuh oleh Aksi Kesehatan Umum di Asia
Indeks Berat Tubuh = Berat(kg)/ Tinggi (m) x Tinggi (m)
27,5 keatas Tinggi
C.Aterosklerosis
1. Penyakit kardiovaskular di Indonesia
Situs Kementerian Kesehatan Indonesia (2017) menjelaskan bahwa survei Sample
Regristration System (SRS) pada 2014 di Indonesia menunjukkan, Penyakit Jantung Koroner
(PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar
12,9%. Kemenkes imbau masyarakat agar melakukan cek kesehatan secara berkala, enyahkan
asap rokok, rajin beraktifitas fisik, diet yang sehat dan seimbang, istirahat yang cukup dan
kelola stres (CERDIK) untuk mengendalikan faktor risiko PJK.
Data PJK
Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk penyakit
Kardiovaskuler di Indonesia adalah PJK, yakni sebesar 1,5%. Dari prevalensi tersebut, angka
tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4%) dan terendah di Provinsi Riau (0,3%).
Menurut kelompok umur, PJK paling banyak terjadi pada kelompok umur 65-74 tahun
(3,6%) diikuti kelompok umur 75 tahun ke atas (3,2%), kelompok umur 55-64 tahun (2,1%)
dan kelompok umur 35-44 tahun (1,3%).Sedangkan menurut status ekonomi, terbanyak pada
tingkat ekonomi bawah (2,1%) dan menengah bawah (1,6%).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5 juta orang di
dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta kematian di seluruh
dunia. Lebih dari 3/4 kematian akibat penyakit kardiovaskuler terjadi di negara berkembang
yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Dari seluruh kematian akibat penyakit
kardiovaskuler 7,4 juta (42,3%) di antaranya disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner
(PJK) dan 6,7 juta (38,3%) disebabkan oleh stroke.
Penyakit jantung dan serebrovaskular atau sering dikenal sebagai stroke merupakan
penyakit sistem kardiovaskular yang bertanggung jawab terhadap banyak kematian di
Indonesia maupun di dunia. Penyakit kardiovaskular ini diduga juga bertanggung jawab
terhadap kematian manusia dibawah umur 75 tahun. Hal ini dikenal sebagai kematian
prematur karena manusia meninggal dibawah umur yang diharapkan. Kebanyakan penyakit
jantung ini berkaitan dengan kondisi yang disebut atherosklerosis.
3.Mikronutrien
Mikronutrien dibutuhkan dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada makronutrien.
Garam mineral umumnya diperlukan dalam jumlah sedikit, tetapi kekurangannya dalam
makanan dapat menyebabkan berbagai kondisi serius. Kalsium, yang ditemukan dalam susu
dan produk susu lainnya dan juga dalam ikan dan air keras, diperlukan untuk pembentukan
tulang dan gigi, agar otot-otot dapat berkontraksi dengan baik dan untuk pembekuan darah
terjadi. Sodium dibutuhkan saraf untuk bekerja dengan baik, untuk kontraksi otot dan untuk
menjaga detak jantung. Sodium sangat penting untuk keseimbangan garam dalam tubuh. Jika
kadar natrium jatuh maka bisa membuat kita merasa sangat tidak enak badan. Sebaliknya,
terlalu banyak natrium dalam diet dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang pada
gilirannya dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Vitamin juga dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. Vitamin biasanya dalam bentuk
zat organik yang kompleks, tetapi diserap langsung ke dalam aliran darah dari usus. Vitamin
yang larut dalam lemak diserap bersama dengan lemak yang kita makan. Kurangnya vitamin
tertentu dalam diet untuk waktu yang lama akan menghasilkan penyakit defisiensi seperti
penyakit kudis jika kita kekurangan vitamin C.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kekurangan vitamin dalam makanan modern
(yang kebanyakan olahan) dapat memiliki dampak penting dalam banyak penyakit, termasuk
CVDs. Sebagai contoh, vitamin C penting dalam pembentukan jaringan ikat di dalam tubuh,
seperti di tulang, gigi, kulit dan banyak permukaan tubuh internal termasuk lapisan endotel
pembuluh darah. Kekurangan vitamin C yang parah dalam makanan menyebabkan penyakit
kudis yang dapat menyebabkan pendarahan gusi, memar dan nyeri sendi. Seperti yang kita
ketahui, jika lapisan arteri rusak, aterosklerosis berkembang. Buktinya adalah jika diet kita
rendah vitamin C, arteri kita lebih mungkin rusak dan lebih mungkin untuk dipengaruhi oleh
CVD.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal pada 1997 meneliti
hubungan antara konsentrasi vitamin C darah dan risiko serangan jantung pada 1605 pria dari
Finlandia bagian timur. Para pria tidak memiliki tanda penyakit arteri koroner ketika mereka
diuji antara 1984 dan 1989. Tingkat vitamin C mereka juga diuji.13,2% dari pria yang
menunjukkan kadar vitamin C rendah memiliki serangan jantung, dibandingkan dengan 3,8%
dari pria yang tidak menunjukkan tanda kekurangan vitamin C. Vitamin lain juga terkait
dengan kesehatan jantung, misalnya kelompok vitamin B tampaknya mencegah penyakit
jantung. Buah segar dan sayuran memberikan banyak vitamin yang dibutuhkan tubuh kita,
dan studi ini semakin menunjukkan mengapa penting untuk memastikan kita mendapatkan
banyak buah dan sayuran segar dalam makanan kita.
Senyawa Organik
Sederhananya, senyawa organik mengandung atom karbon. Mereka juga mengandung
atom hidrogen, oksigen dansebagian memiliki nitrogen, sulfur dan fosfor. Hampir semua
makanan dan tubuh yang bukan air terdiri dari molekul organik. Pemahaman tentang
mengapa molekul organik khusus akan membantu kita memahami senyawa kimia dari lipid
dan protein karbohidrat. Setiap atom karbon dapat membuat empat ikatan sehingga dapat
bergabung dengan empat atom lainnya. Atom karbon terikat sangat kuat dengan atom karbon
lainnya untuk membuat rantai panjang, dengan atom lain seperti hidrogen dan oksigen di
setiap sisinya. Atom karbon juga dapat berikatan membentuk rantai bercabang, cincin atau
bahkan bentuk tiga dimensi. Dalam beberapa senyawa karbon molekul kecil (monomer)
mengikat dengan banyak unit serupa lainnya untuk membuat molekul yang sangat besar yang
disebut polimer.
Kemampuan karbon untuk bergabung dan membuat molekul besar menyediakan keragaman
dan kompleksitas yang besar yang ditemukan pada makhluk hidup. Empat ikatan atom
karbon biasanya diatur untuk memberikan bentuk tetrahedral yang mengarah ke bentuk tiga
dimensi molekul organik.
b. Asam amino
Semua asam amino memiliki struktur dasar yang sama. Selalu ada gugus amino (NH 2)
dan gugus karboksil (-COOH) yang melekat pada atom karbon. Kelompok yang dikenal
sebagai kelompok R bervariasi antara asam amino. Hal ini mempengaruhi cara ikatan asam
amino dengan asam amino yang lain dalam protein, tergantung pada apakah kelompok R
adalah polar atau tidak. Ketika kita melihat bagaimana asam amino berikatan membentuk
rantai panjang, kita dapat mengabaikan kelompok R dan berkonsentrasi sepenuhnya pada
gugus amino dan karboksil.
Karbohidrat, protein dan lipid, bersama dengan alkohol dalam makanan, memberi kita
energi. Ada bukti bahwa proporsi makanan yang memberi energi dalam makanan dapat
meningkat kan atau mengurangi kemungkinan masalah seperti penyakit jantung berkembang.
Jadi keseimbangan nutrisi yang memberi energi juga direkomendasikan sebagai bagian dari
DRVs. Jika kita melihat pola makan rata-rata orang Inggris dan bandingkan kenyataan
dengan DRV, kita dapat melihat bahwa penduduk secara keseluruhan mengonsumsi makanan
yang mengandung terlalu banyak energi, tidak cukup vitamin dan mineral serta terlalu
banyak lemak. Ada beberapa bukti ilmiah yang cukup meyakinkan yang mengaitkan
beberapa kebiasaan diet ini dengan penyakit. Jadi kebijakan Pemerintah dikembangkan untuk
mendorong orang melakukan perubahan pada pola makan mereka dan makan lebih sehat.
E. Anggaran Energi
1. Mengukur jumlah energi yang tersimpan dalam makanan
Berbagai jenis makanan mengandung jumlah energi yang berbeda yang disimpan di
dalam ikatan kimia. Saat ikatan ini rusak, energi ini dilepaskan. Jumlah energi yang
terkandung dalam makanan dapat diukur dengan menggunakan proses yang dikenal sebagai
kalorimetri.Kalorimetri mengukur jumlah energi yang dilepaskan ketika kuantitas makanan
yang diketahui benar-benar teroksidasi dengan membakarnya dengan oksigen murni. Energi
yang dilepaskan ditransfer ke air sekitarnya sebagai panas. Kenaikan suhu air dapat diukur
dan digunakan untuk menghitung nilai energi makanan, berdasarkan fakta bahwa 4,2 kJ
energi panas menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 kalori.
Karbohidrat menghasilkan 17,2 kg, lipid memiliki nilai energi 38,5 kI / g dan protein
17,2 kI/g.
Data dari eksperimen kalorimetri digunakan untuk menghasilkan tabel yang
menunjukkan nilai energi dari berbagai macam makanan. Unit energi yang diukur dalam
kalorimetri adalah kilojoule, kJ. Satuan energi pra-SI disebut kalori dan kilokalori yang
paling membingungkan apa yang kebanyakan orang sebut sebagai Kalori sebenarnya adalah
kilokalori! The 'Calorie' masih merupakan istilah umum dalam bahasa sehari-hari, terutama
ketika orang berbicara tentang diet yang mengurangi berat badan. Ahli biologi tidak lagi
mengacu pada kalori sama sekali, tetapi kebanyakan kemasan makanan menunjukkan nilai
energi makanan di kedua kilokalori dan kilojoule. Hubungan antara keduanya sangat
sederhana: 4,2 kilojoule = 1 kilokalori.
(males) (females)
Pada anak dan remaja, BMR secara proporsional lebih tinggi daripada pada orang
dewasa karena mereka menggunakan lebih banyak energi dalam tanaman. BMR terkait
dengan massa tubuh total dan massa tubuh tanpa lemak. Orang dengan proporsi otot yang
tinggi akan memiliki BMR yang lebih tinggi karena jaringan otot membutuhkan lebih banyak
energi untuk pemeliharaan daripada lemak. Ini adalah salah satu alasan mengapa pria
biasanya memiliki BMR lebih tinggi daripada wanita, karena mereka cenderung memiliki
proporsi otot yang lebih tinggi dibandingkan lemak. Seiring bertambahnya usia, tidak hanya
jaringan mereka yang lebih jarang diganti tetapi mereka juga cenderung kehilangan otot
sehingga BMR cenderung turun seiring bertambahnya usia. BMR membentuk, rata-rata,
sekitar 75% dari kebutuhan metabolisme tubuh. Tetapi jika Anda sangat aktif maka BMR
Anda mungkin membuat 50% atau kurang dari kebutuhan energi harian Anda, karena Anda
melakukan begitu banyak latihan/kegiatan.
Pengukuran BMR menunjukkan bahwa 'rata-rata pria perlu mengambil sekitar 7500
kJ / hari, dan wanita' rata-rata 'membutuhkan sekitar 5850 KI energi yang dibutuhkan jika
orang yang bersangkutan berbaring di tempat tidur sepanjang hari dan malam dan tidak
mengeluarkan energi ekstra di atas. yang dibutuhkan untuk bernafas dan mengeluarkan -
bahkan tidak memberi makan! Anda dapat melihat dari ini bahwa BMR relatif sedikit
menggunakan sendiri dalam menilai asupan energi yang dibutuhkan dalam diet sehat. Untuk
membuat ukuran lebih bermanfaat, tingkat aktivitas fisik (PAL= Physical Activity Level) juga
harus diperhitungkan. Mengalikan BMR dengan faktor yang mencerminkan tingkat aktivitas
fisik memberikan perkiraan kebutuhan rata-rata (EAR) untuk energi. Nilai PAL 1,4
digunakan sebagai rata-rata untuk orang dewasa di Inggris, mencerminkan k / hari, dan
kebutuhan wanita 'rata-rata' sekitar 5850 kJ / hari. Ini mencerminkan cara hidup yang agak
menetap yang dimiliki kebanyakan orang.
BMI dikembangkan pada pertengahan 1800-an oleh seorang Belgia bernama Adolphe
Quetelet. Ini awalnya digunakan untuk mengklasifikasikan normal, orang yang relatif tidak
aktif dari komposisi tubuh rata-rata. Bagan normal hanya berlaku untuk orang dewasa - ada
bagan khusus untuk anak-anak dan remaja. Anak-anak muda tumbuh dan komposisi tubuh
mereka berubah seperti biasa sampai mereka menjadi dewasa. BMI menjadi banyak
digunakan untuk menentukan mereka matang, sehingga usia dan jenis kelamin penting dalam
menghitung apakah orang-orang berat badan yang sehat untuk tinggi badan mereka dan
bahkan untuk memprediksi kemungkinan CVD - tetapi dokter semakin merasa itu adalah alat
yang sangat terbatas. Kebanyakan atlet top akan memiliki BMI dalam kisaran obesitas,
karena BMI tidak membuat perbedaan antara lemak dan otot. Nilai BMI juga meremehkan
lemak tubuh pada orang tua yang telah kehilangan banyak massa otot mereka. Bukti baru
menunjukkan itu bukan prediktor yang baik dari CVD juga.
Berat badan yang terlalu rendah tidak baik untuk manusia dan dapat menyebabkan
pemborosan otot, kerusakan jantung dan masalah kesehatan lainnya. Namun, itu adalah ujung
lain dari skala yang paling memprihatinkan. Data yang tersedia menunjukkan bahwa sekitar
61% dari semua orang dewasa di Inggris (yang hampir 24 juta orang) memiliki tubuh yang
kelebihan berat badan atau obesitas, dan bahwa proporsi penduduk yang terkena dampak
terus meningkat. Kecenderungan ke arah obesitas sedang dilihat di seluruh negara maju,
dengan AS memimpin jalan tetapi Inggris dan seluruh Eropa mengikuti di belakang.
Dari kegemukan menjadi kurus, sangat kontras, sekitar dua per tiga populasi dunia
tidak mendapat cukup makanan untuk memberi mereka asupan harian minimum yang
disarankan, dan bagi banyak makanan mereka hampir tidak menghasilkan cukup energi untuk
menutup BMR. Mereka memiliki keseimbangan energi negatif dan akan menurunkan berat
badan dengan cepat jika mereka mencoba aktivitas fisik Menurut Organisasi Pangan dan
Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, 850 juta orang di seluruh dunia mengalami
kekurangan gizi pada tahun-tahun antara 1999 dan 2005. Namun dari 2006 jumlah kelebihan
berat badan orang di dunia akan lebih besar dari jumlah yang kekurangan makanan.
Rangkuman