1. Apa isi agenda 21 yang terkait ekosistem dan sumberdaya lingkungan laut ?
Pada tahun 1992 konferensi tingkat tinggi bumi di Rio de janeiro telah menghasilkan
konsep pembangunan yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan manusia sendiri agar
dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengurangi kebutuhan masa depan,
salah satunya agena 21 yang akan dibahas mengenai lingkungan hidup yang menjadi tonggak
kebangkitan manusia untuk pembangunan berkelanjutan.
Hukum laut ½ yang dimaksud dalam bab ini Agenda 21, menetapkan hak dan
kewajiban Negara dalam menyediakan dan mengejar perlindungan di dalam pengembangan
berkelanjutan terhadap lingkungan hidup laut dan pesisir. Pembangunan yang didalmnya
tertuju secara tingkat nasional, subregional, regional, dan tingkat global merupakan
pendekatan-pendekatan yang terpadu dalam isi dan kehati-hatian dan antisipasi dalam isi
agenda 21 ini, sebagaimana tercermin dalam bidang-bidang program sebagai berikut :
Zat Pencemaran
Diperkirakan oleh
Pengendapan
Diserap fitoplankton
Ikan dan
mamalia
Masuknya zat pencemaran kedalam ekosistem laut dapat melalui tiga proses yaitu:
1. Diencerkan dan disebarkan oleh adukan/turbulensi di perairan dapat juga melalui arus
laut, bahan pencemar yang masuk ke dalam ekosistem laut dapat diencerkan dan
disebarkan ke seluruh wilayah laut melalui adukan turbulensi dan arus laut. Untuk
wilayah-wilayah laut yang luas dan terbuka dengan pola arus dan turbulensi yang aktif,
bahan-bahan pencemar akan terurai dan terbuang ke perairan laut yang lebih luas
sehingga dapat meminimalkan konsentrasi akumulasinya dalam suatu badan perairan.
Akan tetapi pada wilayah-wilayah laut yang sempit dan tertutup, bahan pencemar akan
mudah sekali terakumulasi di dalam suatu badan perairan.
2. Dipekatkan melalui proses biologi yang diserap oleh ikan, fitioplankton, dan rumputlaut
yang akan di serap kembali oleh avertebrata maupun zooplankton itu sendiri, kemudian
dimakan oleh ikan dan mamalia. Proses fisik dan kimiapun tak lepas dari proses ke-2 ini
melalui absorpsi, pengendapan oleh zooplankton, dan pertukaran ion yang terjadi di
lingkungan perairan. Proses inilah yang menyebabkan bahan kimia yang masuk ke
perairan mengalami pengendapan di dasar laut.
3. Zat pencemaran ini sering dibawah oleh arus laut adapun melalui biota yang
bermigrasi/beruaya, dan akan lebih menguntungkan apabila terbawa ke perairan laut
terbuka.
Dampak ekologi social yang dapat terjadi dikarenakan revolusi industry ini yaitu
pembangunan limbah pabrik yang berlebihan sehingga pembuangan limbah industry
yang besar-besaran menyebabkan tercemarnya lingkungan perairan tercemar dengan
bahan kimia yang dibuang dan membuat ekosistem pada suatu perairan dapat terganggu,
selain itu pencemaran lingkungan yang terjadi dapat berdampak kepada manusia, dimana
manusia mengonsumsi hasil sumberdaya yang tercemar seperti (ikan dan keranga-
kerangan) yang menyebakan manusia keracunan.
Ekonomi yang terlihat dari perkembangan revolusi industry ini semakin tinggi pada
Negara maju yan gmemiliki tingkat pendapat yang lebih tinggi melalui pembangunan
yang besar-besaran. Namun, pada daewrah berkembang malah menjadi masalah besar
karena penangan perekonomian yang kurang terkendali dan inflasi yang terus meningkat.
Masyarakat berkembang pada daerah pesisir lebih merasakan dampa kerugian dari
revolisi industry ini, dimana masyarakat maju dapat melakukan penangkapan yang lebih
besar dengan tekhnologi yang memadai, masyarakat peisisir pada Negara berkembang
malah menjadi masalah yang harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
P. Andreas. 2016. Dari Kyoto Protocol 1997 Hingga Paris Agreement 2015: Dinamika
Diplomasi Perubahan Iklim Global Dan Asean Menuju 2020. Universitas Indonesia.
Global Vol.18 No.1
http://rennasavitri.blogspot.com/2009/05/agenda-21-ku.html. Diakses, 8 Maret 2019
http://orienttaking86.blogspot.com/2012/12/pencemaran-lingkungan-laut.html. Diakses, 8
Maret 2019