Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

“ INDONESIA MERDEKA “

Nama Kelompok :

 Hendiansyah
 M. Rifki
 M. Bintang Prayoga
 M. Rifki H
 M. Rizki Sani Putra
 Sofwan guntoro

Kelas ; XI.IPS 3

SMA MUSLIMIN CILILIN


2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat. Pemberitahuan
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi
seluruh rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia
menunjukkan keberanian dan sikap bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan sikap
bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan muda. Golongan
tua tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah pemberian Jepang, lain halnya dengan
golongan muda yang mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan
sendiri.
Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras. Proklamasi
bukan berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi, menanti yaitu
perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.

1.2.       Tujuan
Mengetahui lebih dalam tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Persiapan Menjelang Proklamasi


1.      Peristiwa Penting Disekitar Proklamasi
a.       Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Peristiwa ini terjadi sehari sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi karena pertentangan
antara golongan muda dan golongan tua dalam menentukan waktu diproklamasikannya
kemerdenaan Negara Republik Indonesia. Golongan muda yang tergabung dalam Angkata
Muda Indonesia yang dipimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya Jepang
tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui kekalahan Jepang
melalui siaran rasio BBC di Bandung dan 15 Agustus. Kemudian mereka mengadakan
pertemuan, dan hasil pertemuan itu adalah Indonesia harus segera memproklamasikan
kemerdekaanya. Mereka berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa
termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan negara manapun.
Pada hari yang sama Sokarno dan Moh. Hatta kembali ke tanah air setelah memenuhi
panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekl Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan
tua yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta lebih memilih melihat perkembangan
selanjutnya, karena proklamasi kemerdekaan harus terorganisasi dan melalui rapat PPKI
tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah disepakati dalam pertemuan di Saigon. Pendapat
itu tidak ditanggapi oleh golongan muda. Mereka tetap pada prinsipnya, sehingga terjadi
perbedaan paham antara golongan tua dan golongan muda. Golongan muda memutuskan
untuk mengamankan Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah
timur Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh ini leh golongan muda bertujuan untuk
menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk melaksanakan
proklamasi kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang dan sesegera mungkin
dikumandangkan. Namun, usaha para golongan muda ini tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap
pada pendiriannya. Shodanco Singgih yang berada di pihak golongan muda berbicara dengan
Soekarno. Akhirnya Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan Indonesi
dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu, Singgih segera
kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana proklamasi kepada kawan – kawannya.
Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo yang mewakili
golongan tua dan Wikana yang mewakili golongan pemuda, telah sepakat menentukan tempat
dikumandangkannya proklamasi di Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto
(golongan pemuda) mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya pergi
menjemput Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta dengan selamat.
Penyusunanteks proklamasi disepakati akan dilakukan di rumah kediaman Laksamana
Tadashi Maeda. Rombongan yang tiba di Jakarta langsung menuju urmah Laksamana
Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas)

b.      Penyusunan Tesk Proklamasi


Sebelum pembicaraan pembuatan naskah teks proklamasi dimulai, Soekarno Hatta
telah mengemui Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai proklamasi
kemerdekaan. Mereka ditemani oleh Laksamana Tadashi Maeda. Singetada Nishijima,
Tomegoro Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah. Dalam pertemuan itu disepakati
agar pemerintah Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yang akan
dilakukan oleh rakyat Indonesia.
Setelah pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah Laksamana Tadashi Maeda
untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang
kepercayaan Nishimura bersama tiga tokoh pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan B.M Diah
menyaksikan Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh, naskah proklamasi yang masih berupa
konsep yang ditulis oleh Soekarno dibacakan dan dibahas kembali. Soekarno yang mendapat
dukungan dari Moh. Hatta menyarankan agar mereka bersama – sama menandatangani
naskah proklamasi selaku wakil bangsa Indonesia namun golongan pemuda menentangnya.
Sukarni yang mewakili golongan pemuda mengusulkan agar yang menandatangani
naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno Hatta atas nama bangsa
Indonesia. Usul itu disetujui oleh hadirin yang ada, Kemudian Soekarno meminta kepada
Sayuti Melik untuk mengetik berita naskah itu berdasarkan naskah hasil tulisan tanganya
dengan perubahan yang telah disetujui.
Semula pembacaan teks proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikada (sekarang
bagian tenggara lapangan Monumen Nasional) atas usulan Sukarni. Namun Soekarno
khawatir akan terjadi bentrokan fisik antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang maka
diputuskan bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di
rumah kediaman Soekarno, yakni jalan Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta pada hari Jum’at
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 wib
c.       Detik – Detik Proklamasi
Pada 17 Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi telah diketik dan siap
dibacakan. Dalam suasana pagi, para pemimpin bangsa Indonesia masing – masing
meninggalkan rumah Laksamana Tdashi maeda. Mereka pulang ke rumah masing – masing
untuk mempersiapkan diri dan menuju rumah kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi, Gedng Perintis Kemerdekaan) tepat pukul 10.30
wib.
Namun, tanpa diduga pada hari itu yang bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan,
barisan pemuda berbondong – bondong datang ke Lapangan Ikada. Pihak Jepang telah
mengetahui kegiatan para pemuda pada malam perumusan teks Proklamasi. Tentara Jepang
berusaha untuk menghalang – halanginya dengan menjaga Lapangan Ikada.
Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro melaporkan keadaan tersebut kepada dr.Muwardi
(Kepala Keamanan Soekarno) Ia mendapat penjelasan, bahwa proklamasi tidak dilaksanakan
di Lapangan Ikada, tetapi di depan rumah kediaman Soekarno. Sudiro segera kembali ke
lapangan Ikada untuk memberitahukan anak buahnya.
Sejak pagi hari, rumah Soekarno dipadati oleh massa pemuda. Mereka berbaris untuk
menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta kepada beberapa
orang anak buahnya untuk berjaga – jaga di sekitar rumah Soekarno dan juga dibantu
pasukan yang dipimpin Cudanco Arifin Abdurahman.
Para pemimpin bangsa Indonesia menjelang Pukul. 10.00 telah berdatangan ke
Pegangangsaan Timur di antara mereka adalah :
v  dr. Buntaran Martoatmodjo
v  Mr. Latuharhary
v  Anwar Tjokroaminoto
v  Otto Iskandardinata
v  Sam Ratulangi
v  Mr. Sartono
v  Pandu Kartawiguna
v  dr. Muwardi
v  Mr. A. A Maramis
v  Abikusno Tjokrosuyoso
v  Harsono Tjokroaminoto
v  Ki Hajar Dewantara
v  K.H Mas Mansyur
v  Sayuti Melik
v  M. Tabrani
v  A.K Pringgodigdo, dll

d.      Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia telah dikumandangkan. Pada hari itu pula berita
proklamasi telah menyebar luas ke seluruh Jakarta, kemudian disebarluaskan ke seluruh
Indonesia. Proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Konter Domei
(kantor berita saat pendudukan Jepang), Waidan B Palenewen ia menerima teks dari seorang
wartawan Domei bernama Syahruddin.
Waidan B. Palenewen segera memerintahkan F. Wuz untuk menyiarkan berita
Proklamasi tiga kali berturut – turut. Teks proklamasi baru disiarkan dua kali, tentara Jepang
masuk ke ruangan radio dan memerintahkan agar penyiaran berita itu dihentikan. Waidan B
Palenewen tetap memerintahkan F. Wuz untuk terus menyiarkan setiap setengah jam sampai
dengan pukul 16.00 Pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita
tersebut dan menyatakan sebagai kekeliruan.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, Jepang menyegel pemancar radio dan para pegawai
radio dilarang masuk. Para pemuda membuat pemancar baru dengan bantuan beberapa teknisi
radio, seperti Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhendar. Peralatan yang dipakai untuk
siaran diambil dari Kantor Berita Domei. Peralatan itu dibawa ke rumah Waidan B.
Palenewen dan sebagian ke Menteng 31 para pemuda merakit pemancar baru dengan kode
panggilan DJK I, dari sinilah berita Proklamasi tidak terbatas lewat radio, melainkan lewat
pers dan suara selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di Jawa
memuat berita Proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia. Dengan demikian rakyat
Indonesia telah bahu membahu menyebarkan berita penting dan bersejarah itu ke seluruh
Tanah Air.

2.      Peranan BPUPKI dan PPKI dalam Kemerdekaan Indonesia


a.     Pembentukan BPUPKI
Pada bulan Juli 1944 kedudukan Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik.
Pasukan jepang di Pulau Saipan jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat. Dengan jatuhnya
Pulau Saipan, kedudukan Jepang semakin terancam. Begitu pula di berbagai wilayah,
peperangan tentara Jepang selalu menemui kekalahan, dalam keadaan seperti itulah, pada
tanggal 9 September 1944 Perdana Menteri Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada
rakyat Indonesia. Penyampaian janji itu bertujuan untuk menarik simpati
rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945, kekalahan jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas,
sehingga Jenderal Kumakici Herada mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang
bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama Dokuritzu
Zyunbi Coosakai atau Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI).
Didirikannya BPUPKI bertujuan untuk mempelajari dan mempersiapkan hal-hal
penting mengenai masalah tata pemerintaan Indonesia merdeka. Badan ini beranggota 60
orang tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang, bangsa Jepang hanya bertugas
sebagai saksi. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat (seorang nasionalis tua) ditunjuk sebagai
ketua. Sedangkan wakil ketua adlah R. Surono dan seorang lagi dari pihak Jepang.
Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI diresmikan yang dihadiri oleh seluruh
anggotadan dua orang pambesar militer Jepang, yaitu Panglima Tentara Wilayah Ketujuh
Jenderal Izajaki yang menguasai Jawa Serta Panglima. Tentara Wilayah Keenambelas
Jenderal Yaicio Nagano. Sidang itu berlangsung dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 juni
1945.
Dalam sidang ini dibicarakan dasar filsafat Negara Indonesia merdeka, kemudian
dikenal dengan Pancasila. Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara itu diantaranya Mr.
Muh. Yamin, Prof. Dr.Soepomo, dan Soekarno. Soekarno mengajukan lima rancangan dasar
Negara Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila. Kelima rancangan dasar yang
diajukan itu, adalah;
a.       Kebangsaan Indonesia.
b.      Internasionalisme atau peri kemanusiaan.
c.       Mufakat atau demokrasi.
d.      Kesejagteraan sosial.
e.       Ketuhanan Yang Maha Esa.
b.    Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Setelah persidangan pertama selesai, BPUPKI menunda persidangan hingga bulan juli
1945. namun pada tanggal 22 juni 1945, sembilan orang anggota, yaitu:
  Soekarno      Moh. Hatta
  Mr.Muh. Yamin      Mr. Ahmad Soebardjo
  Mr.A.A. Maramis      Abduljahar Muzakar
  Wachid Hasyim       H. Agus Salim
  Abikusno Tjokrosujoso
      Membentuk panitia sembilan atau lebih dikenal dengan sebutan Panitia Kecil. Panitia
kecil ini menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka.
Dokumen ini dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Adapun isi dari Piagam Jakarta, adalah:
1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat- syariat Islam bagi para pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persauan Indonesia.
4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratandan perwakilan.
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Piagam Jakarta kemudian ditetapkan menjadi mukadimah Undang-Undang Dasar 1945,


setelah diadakannya perubahan pada sila pertama, yaitu “Ketuhanan dengan berkewajiban
menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha
Esa”.
Setelah panitia sembilan menetapkan mukadimah UUD 1945, mereka mengajukan
pembentukan PPKI sebagai pengganti BPUPKI. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal
Terauchi menyetujui pembentukan Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau 
Dokuritzu Zyunbi Inkai yang mengganti BPUPKI.
Pada tanggal 9 agustus 1945, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Ratjiman
Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan) untuk memenuhi panggilan
Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi. Ketiga tokoh bangsa Indonesia itu
dipanggil untuk membicarakan tentang kemerdekaan Indonesia yang pelaksanaannya akan
dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI.
Dalam sidang PPKI berhasil menyusun landasan dasar proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Landasan itu adalah landasan dasar nasional dan landasan dasar
internasional. Landasan tersebut tercermin di dalam Pembukaan UUD 1945, sekaligus
merupakan Dekralasi Kemerdekaan Indonesia.

c.     Pengesahan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 disusun dan diterima oleh Badan Penyelidik pada tanggal 16 juli
1945. Sedangkan UUD 1945 disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18
Agustus 1945, PPKI juga memilih presiden dan wakil presiden Republic Indonesia. Akhirnya
dipilih dan ditetapkan dalam sidang, Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai
wakil presiden.
Sidang pertama PPKI ini menjadi kelanjutan sidang BPUPKI pada tanggal 10-16 juli
1945 yang membahas masalah rancangan Undang-Undang Dasar. PPKI melanjutkan
sidangnya pada tanggal 19 Agustus 1945. Presiden Soekarno sebelum sidang dimulai
menunjuk Mr. Ahmad Soebardjo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman untuk
membentuk panitia kecil. Panitia kecil itu menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk
membicarakan bentuk departemen. Kemudian rapat menghasilkan
keputusan, sebagai berikut:
Republic Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang masing-masing dipimpin oleh
seorang Gubernur, yaitu:
     1. Sumatera               : Teuku  Mohammad Hasan
2.      Jawa Barat            : Sutardjo Kartohadikusumo
3.      Jawa Tengah         : R. Panji Suroso
4.      Jawa Timur            : R.M. Suryo
5.      Sunda Kecil          : Mr.I Gusti Ketut Puja (Nusa Tenggara)
6.      Maluku                  : Mr. J. Latuharhary
7.      Sulawesi                : Dr. G.S.S.J. Ratulangi
8.      Kalimantan            : Ir. Pangeran Mohammad Noor
Pada malam hari tanggal 19 Agustus 1945, diadakan pertemuan untuk memilih orang-
orang yang akan diangkat menjadi anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). Komite
ini bertugas membantu presiden sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPR
(Dewan Perwakilan Rakyat) terbentuk.
Dalam sidang tanggal 19 Agustus, Ahmad Soebardjo sebagai ketua Panitia Kecil
menyampaikan laporannya. Panitia tersebut mengusulkan pembentukan 13 Kementerian.
Adapun para menteri yang ditunjuk itu adalah: 
1.      Menteri Dalam Negeri                  : R.A.A. Wiranata Kusumah
2.      Menteri Luar Negeri                     : Mr. Ahmad Soebardjo
3.      Menteri Keuangan                       : Mr.A.A. Maranis
4.      Menteri Kehakiman                      : Prof.Mr.Dr. Supomo
5.      Menteri Kemakmuran                   : Ir. Surahman T. Adisurjo
6.      Menteri Keamanan Rakyat           : Supriyadi
7.      Menteri Kesehatan                        : Dr. Buntaran Martoatmodjo
8.      Menteri Pengajaran                       : Ki Hajar Dewantara
9.      Menteri Penerapan                        : Mr. Amir Syarifuddin
10.  Menteri Sosial                               : Mr. Iwa Kusuma Sumantri
11.  Menteri Pekerjaan Umum             : Abikusno Cokrosujoso
12.  Menteri Penghbungan (a.i)            : Abikusno Cokrosujoso
13.  Menteri Menteri Negara                : Wachid Hasyim
14.  Menteri Negara                             : Dr.M. Amir 
15.  Menteri Negara                             : Mr.R.M Sartono
16.  Menteri Negara                             : R.Otto Iskandardinata
Pada tanggal 22 Agustus 1945, rapat PPKI dipimpin oleh Wakil Presiden
Republik Indonesia menghasilkan keputusan, sebagai berikut:
1.      KNI (Komite Nasional Indonesia) adalah badan yang akan berfungsi sebagai Dewan
Perwakilan Rakyat sebelum pemilihan umum diselenggarakan dan disusun dari tingkat pusat
hingga daerah.
2.      PNI (Partai Nasional Indonesia) dirancang menjadi Partai Tunggal Negara
Republik Indonesia namun dibatalkan
3.      BKR (Badan Keamanan Rakyat) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi masing –
masing daerah.
Pada tanggal 3 Nopember 1945 pemerintah mengeluarkan Maklumat Politik yang
ditandatangani oleh wakil presiden. Isinya adalah :
1. Pemerintah menghendaki berdirinya partai politik karena partai – partai tersebut dapat
membuka jalan bagi segala aliran atau paham yang ada dalam masyarakat.
2. Pemerintah berharap supaya partai – partai politik itu telah tersusun sebelum
dilaksanakan pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat pada Januari 1946
Sejak dikeluarkannya Maklumat Politik maka banyak partai berdiri, yaitu :
1. Masyumi
2. PNI (Partai Nasional Indonesia)
3. PBI (Partai Buruh Indonesia)
4. PKI (Partai Komunis Indonesia)
5. Partai Katolik
6. Partai Kristen
7. Partai Rakyat Sosialis
Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno berpidato lewat radio menyatakan
pembentukan tiga badan baru, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional
Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dengan demikian, Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang dibentuk sebelum proklamasi kemerdekaan, bertugas untuk menyelidiki
usaha – usaha persiapan kemerdekaan indonesia, menjelang kemerdekaan Indonesia,
dibentuk PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Panitia ini bertugas untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Panitia ini juga bertugas sebelum terbenuknya MPR
dan DPR.
3.      Garis Waktu Peristiwa Menjelang Proklamasi
Perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai proklamasi kemerdekaan telah dilakukan
oleh seluruh bangsa Indonesia. Perjuangan dipelopori oleh para cendikiawan atau kaum
terpelajar dari golongan pemuda dan golongan tua. Mereka berjuang bahu membahu, tanpa
mengenal lelah dan tanpa mengenal balas jasa serta kedudukan tinggi.
Perjuangan bangsa Indonesia dimulai sejak pertama kali bangsa Portugis menginjakkan
kakinya di bumi Nusantara, namun hal yang paling penting dalam perjuangan itu adalah detik
– detik sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pada saat itu, bangsa Indonesia telah mengalami
peristiwa bersejarah yang telah mengubah kehidupan bangsa Indonesia untuk menentukan
nasbi bangsa Indonesia sendiri.
Peristiwa bersejarah itu dapat dilukiskan dalam garis waktu atau uraian peristiwa dalam
tabel, sebagai berikut :
Tanggal Peristiwa
Juli 1944 Jepang jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat di Pulau
Saipan
9 September 1944 Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada
rakyat Indonesia
1 Maret 1945 Jenderal Kurnakici Herada mengumumkan dibentuknya
Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau badan Penyelidik Usaha –
usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
29 Mei 1945 BPUPKI diresmikan
29 Mei – 1 Juni 1945 Sidang BPUPKI membicarakan dasar fisafat negara
Indonesia merdeka, dikenal dengan Pancasila
29 Mei 1945 Mr. Muh Yamin mengajukan lima rancangan dasar negara
Indonesia merdeka
31 Mei 1945 Prof. Dr. Supomo mengajukan lima rancangan dasar
negara Indonesia Merdeka
1 Juni 1945 Soekarno mengajukan lima rancangan dasar negara
Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila
22 Juni 1945 §  Pembentuk PPKI beranggotakan 9 orang yatu Soekarno,
Moh, Hatta, Mr, Muh Yamin. Mr Ahmad Soebardjo,
Wachid Hasyim, H. Agus Salim dan Abikusno
Tjokrosujoso
§  Panitia Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta
§  Piagam Jakarta ditetapkan menjadi Mukadimah  UUD 1945,
setelah perubahan pada sila pertama
7 Agusuts 1945 Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan PPKI atau
Dokuritzu Zyunbi Inkai menggantikan BPUPKI
9 Agustus 1945 §  Seokarno, Moh. Hatta an Radjiman Widyodiningrat
berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan) atas
undangan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal
Terauchi
§  PPKI dibentuk terdiri dari 21 orang dengan ketuanya adalah
Ir. Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Moh Hatta
Keanggotaan PPKI menjadi 27 orang
14 Agustus 1945 §  Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu
15 Agustus 1945 §  Para pemuda Indonesia mengetahui kekalahan Jepang
melalui siaran radio BBC di Bandung
§  Soekarno Hatta kembali ke Jakarta dari Dalat / Saigon
Vietnam Selatan
§  Golongan pemuda mendesak kepada golongan tua agar
segera memproklamasikan kemerdekaan. Tetapi ditolak
oleh Soekarno
16 Agustus 1945 §  Golongan pemuda mengamankan Soekarno dan Hattta ke
Rengasdengklok
§  Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta setelah ada jaminan
bahwa prokmalasi akan dilaksananak segera di Jakarta.
§  Ahmad Soebardjo menjamin bahwa proklamasi
kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta
§  Rombongan Soekarno menuju rumah Laksamana Laut
Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 untuk
menyusun teks proklamasi kemerdekaan.
17 Agustus 1945 §  Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di
rumah Soekarno di Jalan Pegangsan Timur No 56 Jakarta
Pada pukul 10.00 wib
§  Berita proklamasi telah tersebar di Ibukota Jakarta dan
sekitarnya, melalui pemancar siaran radio Domei, Pamflet,
dan lain – lain
18 Agustus 1945 §  UUD 1945 Disahkan Oleh PPKI Sebagai Undang – Undang
Dasar Negera Republik Indonesia
§  PPKI memilih presiden dan wakil presiden, Soekanro
sebagai preside dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
19 Agustus 1945 §  Membentuk panitia kecil yang terdiri dari Mr. Ahmad
Soebardjo, Sutarjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman dan
menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk
membicarakan bentuk departeman
§  Pemilihan 60 orang anggota KNIP (Komite Nasinal
Indonesia Pusat). Komite ini bertugas membantu presiden
sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) terbentuk
§  Mr. Ahmad Soebardjo mengusulkan pembentukan 13
Menteri
20 Agustus 1945 §  Jepang menyegel pemancar radio Domei
§  Para pemuda memindahkan siaran ke Jalan Menteng No. 31
§  Hampir seluruh surat kabar di Jawa memuat berita
proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia
22 Agustus 1945 §  Rapat PPKI dipimpin oleh Wakil Presiden Republik
Indonesia
23 Agustus 1945 §  Pidato Presiden Soekarno dalam pembentukan Komite
Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional Indonesia (PNI),
dan Badan Keamanan Rakyat (BKR) 
25 Agustus 1945 §  Pemerintah mengumumkan terbentuknya KNIP yang
diketahui oleh Kasman Singodimedjo, dan beranggotakan
sebanyak 236 orang
29 Agustus 1945 §  Pelantikan anggota KNIP
16 Oktober 1945 §  Wakil presiden mengeluarkan keputusan presiden No X
3 Nopember 1945 §  Pemerintah mengeluarkan maklumat politik yang ditanda
tangani oleh wakil presiden
25-26 Nopember
§  Sultan Syahrir mengesahkan pekerjaan yang telah 1945
1945 dilakukan oleh badan pekerja

B.     Tokoh – Tokoh Penting Sekitar Proklamasi


1.      Soekarno
Soekarno adalah Presiden Pertama Republik Indonesia, ia berjuang tanpa mengenal
lelah dan tanpa mengharapkan balas jasa dari siapapun. Soekarno yang lebih dikenal dengan
sebutan Bung Karno, sangat berperan dalam detik – detik proklamasi kemerdekaan. Ia
didampingi oleh Moh. Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pada pukul 10.00 wib, di Jalan Peganggsaan Timur No.
56 Jakarta.
Soekarno yang mewajili golongan tua dan mendapat simpati dari seluruh golongan,
berusaha sekuat tenaga bersama – sama dengan tokoh bangsa lainnya untuk mewujudkan
proklamasi kemerdekaan. Dia beranggapan bahwa kemerdekaan itu harus dilaksanakan
melalui revolusi secara terorganisasi. Pihaknya menginginkan pembicaraan pelaksanaan
proklamasi Indonesia jatuh pada tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah disepakati
bersama pimpinan bala tentara Jepang di Dalat, Vietnam Selatan.
Soekarno teap pada pendirinya, untuk tidak menyetujui usulan golongan pemuda.
Golongan pemuda pun mengamankan Soekarno dengan membanya ke Rengasdengklok.
Golongan pemuda membawa Seokarno ke luar kota Jakarta, untuk menjauhkanya dari
pengaruh Jepang. Namun keteguhannya akhirnya luluh setelah berbicara dengan Shodanco
Singgih. Soekarno mengatakan akan secepatnya mengumandakngkan proklamasi
kemerdekaan setelah tiba di Jakarta. Shodanco Singgih tanpa ragu langsung menuju Jakarta
untuk mengabarkan berita penting tersebut. Soekarno dan Moh. Hatta pun akhirnya kembali
ke Jakarta dan langsung menuju kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Di rumah Laksamana
Tadashi Maeda para tokoh bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno mulai menyusun
teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno menulis dalam secarik kertas dan dibantu
oleh Moh. Hatta serta Ahmad Soebardjo menyumbang saran secara lisan. Dari hasil
pembicaraan mereka bertiga, akhirnya teks proklamasi itu pun berhasil disusun dan disetujui
oleh hadirin yang menyaksikan.
Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik teks itu. Setelah
teks proklamasi selesai diketik, Soekarno dan Hatta Mengusulkan agar teks itu ditanda
tangani oleh para hadirin yang hadir. Sukarni dari golongan pemuda mengusulkan agar teks
proklamasi itu ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Keputusan itupun akhirnya disepakati dan teks ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta.

2.      Mohammad Hatta
Moh. Hatta adalah wakil presiden pertama Republik Indonesia. Dia dikenal sebagai
seorang pemimpin yang disiplin, tegas, taat beragama dan sederhana. Tidak seperti Seokarno,
Hatta mempunyai pendapat lain tentang kemerdekaan Indonesia. Hatta berpendapat bahwa
kemerdekaan Indonesia datangnya dari pemerintah Jepang atau dari hasil perjuangan Bangsa
Indonesia sendiri, tidak perlu dipersoalkan karena Jepang sudah kalah dan yang perlu
dihadapi adalah Sekutu yang berusaha mengembalikan kekuatna Belanda ke Indonesia.
Tetapi Hatta tidak berhasil membujuk Soekarno untuk meluluskan permintaan golongan
pemuda. Dengan demikian, Hatta pun diamankan oleh para golongan pemuda ke
Rengasdengklok.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, M Hatta mendampingi Soekarno memproklamirkan
Indonesia Merdeka, maka M Hatta dan Soekarno disebut Bapak Prokmalator. Di samping itu
M Hatta dijuluki juga sebagai bapak Koperasi karena pemikirannya tentang prekonomian
rakyat yaitu koperasi.
3.      Ahmad Seobardjo
Ahmad Soebardjo adalah seorang yang berpran dalam mewujudkan Inodonesia
merdeka, Ia lahir di Karawang (Jawa Barat) tanggal 24 Maret 1896 tahun 1933 , ia
menyelesaikan kulianya di Universitas Leiden, jurusan hukum, sebagai pengacara, ia  juga
bekerja di angkatan laut Jepang.
Pada saat Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda. Ahmad Soebardjo yang
berada di Jakarta berhasil menyakinkan Wikana dari golongan pemuda, bahwa proklamasi
kemerdekaan akan segera dilaksanakan di Jakarta dengan adanya kesepakatan itu maka Jusuf
Kunto dari golongan pemuda, bersedia mengatar Amad Soebardjo pergi mejemput Soekarno
dan Hatta yang berada di Rengasdengklok, Ahmad Seobardjo memberi jaminan dengan
taruhan nyawa, bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus
1945 selambat – lambatnya pukul 12.00 wib dengan adanya jaminan itu maka Kompi PETA
setempat, yakni Sudanco Subeno melepaskan Soekarno dan Moh. Hatta.
Ahmad Soebardjo bersama Moh. Hatta mendampingi Soekarno yang sedang
menyusun teks proklamasi. Beliau pun turut menyumbangkan saran secara lisan dalam
penyusunan teks proklamasi itu.
4.      Fatmawati Soekarno
Fatmawati Soekarno aalah istrid ari Soekarno ia berasal dari Bengkulu Ayahnya
bernama Hassan Din dan Ibunya Siti Khatidjah, sewaktu masih berusia empat tahun,
Fatmawati pernah diramal akn mendapatkan jodoh orang berkedududukan tinggi, namun hal
itu tidak dipercaya kedua orang tuanya. Pada saat Fatmawati berumur 13 tahun, ayahnya
meminta dia untuk tinggal dikediaman keluarga Soekarno. Di sana ia bersama Ratna Djuam,
kemenakan IbuInggit Garnasih Istri Soekarno Pertama, bersama – sama menuntut Ilmu di
sekolah Katolik.
Tanpa terduga, Soekarno meminangnya. Asalannya karena Soekarno bleum
mendapatkan keturunan dari 18 tahun perkawinannya dengan Inggit Garnasih. Fatmawati
bersedia menerima pinganannya itu. Akhirnya pda tahun 1943 Fatmawati dan Soekarno
menikah, usia Soekarno ketika itu 40 tahun dan Fatmawati 19 tahun
Menjelang Proklamasi kemerdekaan, ketika Soekarno dan Moh. Hatta diculik ke
Rengasdengklok. Fatmawati dan Guntur menyertainya. Guntur adalah anak pertama
Soekarno dan Fatmawati, waktu Guntur masih bayi, bendera yang dikibarkan di halaman
rumah Soekarno di jalan Pegangasaan Timur Nomor 56 dijahit oleh Fatmawati, Bendera itu
sekarang dijadikan bendera pusaka.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan
dan kerja keras bangsa Indonesia.
Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan
kehidupan Indonesia dengan tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.mrofiudin29.com/2017/10/makalah-sejarah-indonesia-kelas-11_16.html

Anda mungkin juga menyukai