Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................... 1
BAB 1 Pendahuluan ............................................................................................ 2
l.1 Latar Belakang .................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 3
1.4 Manfaat penulisan ............................................................................. 3
BAB 2 Pembahasan ............................................................................................ 4
2.1 Pengertian Global Warming ............................................................ 4
2.2 Pengertian Industri .......................................................................... 6
2.3 Hubungan Industri dengan Global Warming .................................. 6
2.3.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi Emisi ...................... 9
2.4 Dampak yang di timbulkan .............................................................. 9
2.5 Cara menanggulangi Global Warming dari Sektor Industrti ............ 11
2.5.1 Pengendalian Pemanasan Global………………………… 12
2.5.2 Cara Menghilangkan Karbon……………………………. 12
BAB 3 Penutup .................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 13
3.2 Saran ……………………………………………………………….. 13
Daftar Pustaka …………………………………………………………………. 14

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanasan Global adalah suatu istilah yang menunjukan adanya kenaikan rata-rata
temperatur Bumi, yang kemudian menyebabkan perubahan dalam iklim. Bumi yang lebih hangat
dapat menyebabkan perubahan siklus hujan, kenaikkan permukaan air laut, dan beragam dampak
pada tanaman, kehidupan liar, dan manusia. Ketika para ahli ilmu pengetahuan berbicara
mengenai permasalahan perubahan iklim, yang menjadi pusat perhatian adalah pemanasan global
yang disebabkan ulah manusia.
Mungkin sulit untuk dibayangkan bagaimana manusia dapat menyebabkan perubahan
pada iklim di Bumi. Namun, para ahli sepakat bahwa ulah manusialah yang memacu besarnya
jumlah gas rumah kaca dilepaskan ke atmosfir dan menyebabkan Buni menjadi lebih panas.
Dahulu, semua perubahan iklim berjalan secara alami. Tetapi dengan adanya Revolusi Industri,
manusia mulai mengubah iklim dan lingkungan tempatnya hidup melalui tindakan-tindakan
agrikultural dan industri. Revolusi Industri adalah saat dimana manusia mulai menggunakan
mesin untuk mempermudah hidupnya. Revolusi ini dimulai sekitar 200 tahun lalu dan mengubah
gaya hidup manusia. Sebelumnya, manusia hanya melepas sedikit gas ke atmosfir, namun saat ini
dengan bantuan pertumbuhan penduduk, pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan,
manusia mempengaruhi perubahan komposisi gas di atmosfir.
Semenjak Revolusi Industri, kebutuhan energi untuk menjalankan mesin terus meningkat.
Beberapa jenis energi, seperti energi yang kamu butuhkan untuk membuat pe-ermu, datang dari
makanan yang kamu makan. Tetapi energi lainnya, seperti energi yang digunakan untuk
menjalankan mobil dan sebagian besar emergi untuk penerangan dan pemanasan rumah, datang
dari bahan bakar seperti batubara dan minyak bumi - atau lebih dikemal sebagai bahan bakar fosil
karena terjadi dari pembusukan fosil makhluk hidup. Pembakaran bahan bakar fosil ini akan
melepaskan gas rumah kaca ke atmosfir

2
1.2 Rumusan Masalah

Secara umum, masalah dalam pembahasan ini disampaikan/dirumuskan dalam bentuk


pertanyaan. Secara operasional rumusan masalah ini disampaikan/dirumuskan menjadi empat
pokok penyampaian yang terdapat dalam pembuatan makalah ini, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Global Warming?


2. Apa yang dimaksud dengan industri ?
3. Apa hubungan Sektor Industri dengan Global Warming ?
4. Apa saja solusi untuk menaggulangi Global Warming ?
5. Apa saja Dampak Global Warming ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Global Warming.


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Industri.
3. Untuk mengetahui apa hubungan sektor industri dengan Global Warming.
4. Untuk mengetahui apa saja solusi untuk menanggulangi Global Warming.
5. Untuk Mengetahui apa saja dampak Global Warming.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah masyarakat dapat
mengetahui mengenai Global Warming seperti :

1. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Global Warming.


2. Kita dapat mengetahui Apa hubungan Sektor Industri dengan Global Warming.
3. Kita dapat mengetahui Apa saja solusi untuk menaggulangi Global Warming.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Global Warming

Mungkin anda pernah membayangkan berada di dalam mobil yang tertutup rapat pada
siang hari. Sinar matahari dengan leluasa dapat memasuki ruangan mobil melalui kaca mobil,
sehingga menyebabkan udara di dalam mobil menjadi lebih panas.  Udara di dalam mobil
menghangat, karena panas sinar matahari yang masuk tidak dapat leluasa keluar. Sehingga panas
tersebut terperangkap di dalam mobil.
Demikian halnya dengan pemanasan global. Matahari memancarkan radiasinya ke bumi
menembus lapisan atmosfer bumi.  Radiasi tersebut akan dipantulkan kembali ke angkasa, namun
sebagian gelombang tersebut diserap oleh gas rumah kaca, yaitu CO2, CH4, N2O, HFCs dan SF4
yang berada di atmosfer. Sebagai akibatnya gelombang tersebut terperangkap di dalam atmosfer
bumi. Peristiwa ini terjadi berulang-ulang, sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan
bumi meningkat.  Peristiwa inilah yang sering disebut dengan pemanasan global.
Pemanasan Global adalah suatu istilah yang menunjukan adalahnya kenaikan rata-rata
temperatur Bumi, yang kemudian menyebabkan perubahan dalam iklim. Bumi yang lebih hangat
dapat menyebabkan perubahan siklus hujan, kenaikkan permukaan air laut, dan beragam dampak
pada tanaman, kehidupan liar, dan manusia. Ketika para ahli ilmu pengetahuan berbicara
mengenai permasalahan perubahan iklim, yang menjadi pusat perhatian adalah pemanasan global
yang disebabkan ulah manusia.
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat
peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan
Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga
menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering
yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

4
Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa sebagian besar
peningkatan temperatur rata-rata global sejak abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,
termasuk semua akademi sains nasional dan negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat
beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan
2100.Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda
mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim
yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100,
pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu
tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.Ini mencerminkan besarnya kapasitas
panas dari lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang


lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrem,serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain
adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Ada beberapa yang masih diragukan oleh para ilmuwan yakni mengenai jumlah
pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain.
Hingga saat ini masih sering terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai hal-hal yang
harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk
beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada.

5
2.2 Pengertian Industri

Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris:
industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya
sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-
usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian,
perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri
semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.

2.3 Hubungan Industri dengan Global Warming

Konsumsi energi bahan bakar fosil.  Sektor industri merupakan penyumbang emisi karbon
terbesar, sedangkan sektor transportasi menempati posisi kedua. Menurut Departemen Energi dan
Sumberdaya Mineral (2003), konsumsi energi bahan bakar fosil memakan sebanyak 70% dari
total konsumsi energi, sedangkan listrik menempati posisi kedua dengan memakan 10% dari total
konsumsi energi. Dari sektor ini, Indonesia mengemisikan gas rumah kaca sebesar 24,84% dari
total emisi gas rumah kaca.

Indonesia termasuk negara pengkonsumsi energi terbesar di Asia setelah Cina, Jepang,
India dan Korea Selatan. Konsumsi energi yang besar ini diperoleh karena banyaknya penduduk
yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya, walaupun dalam perhitungan
penggunaan energi per orang di negara berkembang, tidak sebesar penggunaan energi per orang
di negara maju. Menurut Prof. Emil Salim, USA mengemisikan 20 ton CO2/orang per tahun
dengan jumlah penduduk 1,1 milyar penduduk, Cina mengemisikan  3 ton CO2/orang per tahun
dengan jumlah 1,3 milyar penduduk, sementara India mengemisikan 1,2 ton CO2/orang dengan
jumlah 1 milyar penduduk.

Sumbangan sektor industri terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 19,4%.2 Sebagian
besar sumbangan sektor industri ini berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk
menghasilkan listrik atau dari produksi C02 secara langsung sebagai bagian dari pemrosesannya.

6
Sebagai contoh, kita dapat mengambil sektor industri pembangkit listrik.

Konsumsi energi listrik tidak secara langsung berkontribusi terhadap emisi CO 2, akan tetapi
berperan dalam menghasilkan CO2 di pusat pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil.

CO2
CO2

BIDANG BATAS
POWER PLANT

BIDANG BATAS

PEMUKIMAN

Gambar 1 Konsumen bertanggung jawab atas emisi CO2 dari konsumsi energi listrik

Mengaitkan emisi CO2 dengan konsumsi energi listrik rumah tangga mengandung tiga
kerancuan besar. Pertama, energi listrik dibangkitkan dari sejumlah sumber pembangkit utama
yang berbeda-beda, dimana sangat mungkin suatu pembangkit merupakan sumber utama emisi
CO2 (misal pembangkit berbahan bakar batu bara) sementara pembangkit lainnya hampir
mendekati nol emisi (hydropower). Kedua, kombinasi sumber pembangkit yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi listrik berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan musim.
Ketiga, energi listrik didistribusikan melintasi jarak yang jauh dengan menggunakan sistem
transmisi dan distribusi yang kompleks, sehingga emisi CO2 yang dikaitkan dengan penggunaan
energi listrik sebenarnya terjadi di lokasi yang jauh dari daerah dimana energi tersebut
dikonsumsi.

Faktor utama yang mempengaruhi emisi CO2 dari pembangkitan energi listrik adalah
kebutuhan energi, jenis bahan bakar yang digunakan, dan efisiensi termal power plant. Sejumlah
faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap emisi antara lain: pertumbuhan ekonomi, harga

7
energi listrik, iklim, harga bahan bakar, dan jumlah energi listrik yang dapat diperoleh dari
pembangkit listrik tenaga air, sumber-sumber yang dapat diperbarui, dan tenaga nuklir.

Kandungan karbon dari masing-masing jenis energi menggunakan spesifikemisi default dari
IPCC.

Kandungan karbon dari setiap bahan bakar (Ton Karbon per Terajoule) diperlihatkan pada Tabel
1.

Tabel 1 Kandungan karbon bahan bakar

Jenis Bahan Bakar Ton C per TJ


Batubara 26.2
LPG 17.2
Gas 15.3
Automotive Diesel Oil 20.2
(ADO)
Fuel Oil (FO) 21.1
Industrial Diesel Oil (IDO) 20.2
Kerosene 19.6
Premium 18.9
Kayubakar 29.9
Avgas/Avtur 19.5
Sumber: Dept. ESDM

Kontributor terbesar terhadap emisi CO2 adalah pembangkit berbahan bakar batubara, minyak,
dan gas.Faktor utama yang mempengaruhi emisi CO2 dari pembangkitan energi listrik adalah
kebutuhan energi, jenis bahan bakar yang digunakan, dan efisiensi termal power plant. Sejumlah
faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap emisi antara lain: pertumbuhan ekonomi, harga
energi listrik, iklim, harga bahan bakar, dan jumlah energi listrik yang dapat diperoleh dari
pembangkit listrik tenaga air, sumber-sumber yang dapat diperbarui, dan tenaga nuklir.

2.3.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi emisi

Faktor-faktor yang mempengaruhi emisi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu

8
Driving Force dan Technology Response

Driving force adalah faktor-faktor yang mendorong peningkatan aktifitas ekonomi dan
kenyamanan konsumen, yang kesemuanya akan meningkatkan permintaan kebutuhan energi;

Technology Response menawarkan peluang penurunan emisi per satuan energi (intensitas karbon)
yang digunakan.

Secara umum, intensitas karbon dipengaruhi oleh tiga komponen: 1) intensitas pengguna akhir energi, 2)
jenis bahan bakar, dan 3) emisi per satuan energi listrik yang diproduksi. Adapun faktor pendorong
dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi, ukuran rumah, kepemilikan kendaraan pribadi, jarak perjalanan,
dsb. Dalam penentuan kebijakan pengurangan emisi harus memperhatikan faktor pendorong dan faktor
teknologi yang ada

2.4   DAMPAK YANG DITIMBULKAN


Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik
(seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan
dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit,
dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : gangguan terhadap
fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti
jaringan jalan, pelabuhan dan bandara, gangguan terhadap permukiman penduduk, pengurangan
produktivitas lahan pertanian, peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
Dampak-dampak lainnya :
·         Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati
·         Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
·         Mencairnya es dan glasier di kutub
·         Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas.
·         Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching)
·         Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
·         Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, karena meningkatnya popularitas
nyamuk.
·         Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian

9
Selain dampak diatas, tercatat beberapa kejadian luar biasa yang mengindikasikan terjadinya
pemanasan global, yaitu :

1. Tahun 2005 merupakan tahun terpanas.  NASA melaporkan bahwa temperatur rata-rata
global telah meningkat 0,060 C.
2. Pencairan Artik terbesar terjadi di tahun 2005.  Hasil foto salah satu satelit   menunjukkan
area yang tertutup es permanen merupakan area tersempit pada akhir musim panas tahun
2005.
3. Tahun 2005 merupakan tahun dengan air di Karibia terpanas, lebih lama dari yang pernah
terjadi dan menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) besar-besaran di
sepanjang wilayah mulai dari Karibia hingga Florida Keys, Amerika Serikat.
4. Tahun 2005 tercatat sebagai tahun dengan nama badai terbanyak.  Terdapat 26 nama
badai yang melampaui daftar nama resmi. Pada tahun ini juga terdapat sekitar 14 badai,
yang disebut sebagai badai hebat (hurricane), karena memiliki kecepatan angin melebihi
119 km/jam.  Rekor tahun sebelumnya hanya 12 badai dalam setahun.  Tahun 2005 juga
merupakan tahun dengan kategori 5 badai terbanyak dengan kecepatan angin 249 km/jam.
Tahun 2005 merupakan tahun yang mengalami kerugian termahal akibat badai.
5. Tahun 2005 merupakan tahun terkering yang pernah terjadi sejak beberapa dekade lalu di
Amazon, Amerika Selatan. Dan Amerika bagian barat menderita akibat kekeringan yang
panjang.

2.5 Cara menanggulangi Global Warming dari Sektor Industri

Kebijakan pengurangan emisi dapat diarahkan pada:

1) penggunaan energi yang lebih efisien.

2) penggunaan jenis bahan bakar dengan kandungan karbon rendah.

3) peningkatan penggunaan energi terbarukan atau teknologi konversi energi rendah emisi.

4) mereduksi CO2.

10
Pengurangan emisi tentunya merupakan salah satu  solusi dalam  penyelesaian masalah
ini. emisi karbon yang tentuknya banyak dihasilkan oleh berbagai sektor industri. Pemakaian
energi  terbarukan sebagai salah satu langkah dalam  mengurangi emisi dunia. Salah satu energi
terbarukan adalah dengan penggunaan energi geothermal atau panas bumi yang memiliki emisi
rendah. Geothermal di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar karena Indonesia di lewati
oleh jalur gunung api yang menjadi sumber panas bumi. energi geothermal dapat menggantikan
penggunaan  tenaga energi lain yang menghasilkan emisi tinggi untuk dunia. Energi alain selain
geothermal yang dapat digunakan adalah potensi energi alternatif berupa tenaga air angin,
biomasa, dan tenaga surya.
Selain pengurangan emisi, salah satu solusinya adalah dengan kembali meningkatkan
penghijauan dan penanaman pohon di dunia. Gerakan penanaman pohon telah banyak dilakukan
pemerintah dan berbagai komunitas pencinta lingkungan.  Hutan sebagai penyerap karbon  akan
menjadikan suatu bantuan terhadap pengurangan emisi karbon. Negara berkembang dan Negara
maju tentunya haru s bekerjasama dengan baik dalam mengurangi emisi.
Kemudian emisi atau gas buang tersebut kebanyakan  berasal dari AC, kulkas, kompor
gas atau refrigerator. Untuk meminimalkannya ketika dapat mengatur termostat AC dengan suhu
udara di luar ruangan.  Pengurangan pemakaian  AC akan membantu mengurangi CFC dan  emisi
lainyang akan merusak ozon. Efisiensi penggunaan AC tentunya menjadi salah satu solusinya.
Lebih baik kita membuka jendela rumah  kita leba lebar  untuk mendapatakan kesejukan yang
alami .

2.5.1 Pengendalian Pemanasan Global


Pengendalian dilakukan dengan cara mengatasi epek yang dilakukan sambil melakukan
langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan. Kerusakan yang
pernah dapat diatasi dengan berbagai cara, misalnya:
a.       Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya
air laut.
b.      Pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi.

11
Adapun dua cara pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas
rumah kaca:
a.       Mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfir dengan menyimpan gas tersebut atau
komponen karbonnya di tempat lain.
b.      Mengurangi produksi gas rumah kaca.

2.5.2 Cara Menghilangkan Karbon


Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida adalah dengan memelihara
pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi terutama yang muda dan cepat.
Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikan gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar
dari perut bumi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan bumi. Penyebab
terbesar pemanasan global adalah efek gas-gas rumah kaca akibat aktifitas manusia melalui efek rumah

12
kaca. Pemanasan global yang di akibatkan oleh sector industry mengakibatkan timbulnya emisi gas buang
yg sangat berakibat negative bagi atmosfer bumi karna penggunaan bahan bakar fosil sebagai penghasil
energy yg dibutuhkan oleh manusia. Pencegahan dapat di lakukan ddengan cara menghemat pemakaian
energy dan bahan bakar fosil.

3.2 Saran

Sebagai wujud komitmen atas pembangunan berkelanjutan oleh dunia bisnis, Corporate


Social Responsibility (CSR) dalam hal perubahan iklim adalah bentuk tanggung jawab
perusahaan akan aktivitasnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi
terhadap akselerasi perubahan iklim. “CSR yang tidak memiliki program lingkungan terkait
pemanasan global akan dianggap ketinggalan zaman,” imbuh Khajar. CSR menyangkut
perubahan iklim pada perusahaan terdiri atas laporan detail emisi gas rumah kaca, target
pengurangan emisi, dan langkah-langkah konkrit untuk mencapai target tersebut. Selain itu,
corporate climate strategy atau strategi perusahaan menghadapi perubahan iklim bagi perusahaan
yang benar-benar mau menjalankan CSRnya dalam isu pemanasan global mutlak diperlukan.
Dalam strategi tersebut termuat seluruh hal yang mungkin dilakukan oleh perusahaan untuk
mengurangi dampak atas perubahan iklim, atau bahkan membuat dampak bersih positif. Seperti
yang tengah dilakukan oleh dunia bisnis belum lama ini dalam memperingati Hari Bumi yang
jatuh pada tanggal 22 April lalu. Program-program efisiensi energi, reforestasi dan konservasi
hutan, penggunaan listrik dari energi terbarukan dan pembelian offset karbon merupakan
langkah-langkah biasa dilakukan perusahaan dalam CSR mereka.

Daftar Pustaka

http://www.academia.edu/5243569/ENERGI_LINGKUNGAN_HIDUP_DAN_GLOBAL_WAR
MING_Makalah_disusun_untuk_memenuhi_tugas_mata_kuliah_Seminar_Isu-
isu_Global_Kontemporer_Yang_diampu_oleh_Prof

13
http://budimanp20.wordpress.com/2012/08/07/karya-ilmiah-menyingkap-kebenaran-pemanasan-
global-global-warming/

http://dody-hermanto.blogspot.com/2012/07/pengaruh-gas-karbondioksida-dan-gas.html

http://green.kompasiana.com/iklim/2013/11/28/pengaruh-pertumbuhan-industri-dan-solusi-
energi-terbarukan-dalam-mengatasi-perubahan-iklim-612130.html

http://www.neraca.co.id/csr/27753/Dunia-Industri-Sebabkan-Pemanasan-Global

14

Anda mungkin juga menyukai