Anda di halaman 1dari 24

PAPER NAMA : Muhammad Furqan

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102


FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

PAPER

Retinal Pigment Epithelium

Disusun oleh :

Muhammad Furqan
190131102

Supervisor :

dr. T. Siti Harilza Zubaidah, M.Ked (Oph), Sp.M

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih,
berkat, dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Retinal Pigment Epithelium”. Penulisan makalah ini adalah salah satu
syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan
Profesi Dokter di Departemen Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. T.
Siti Harilza Zubaidah, M.Ked (Oph), Sp.M selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan dalam penyelesaian makalah ini. Dengan demikian
diharapkan makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam sistem
pelayanan kesehatan secara optimal.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan dalam penulisan makalah selanjutnya.

Medan, 22 April 2021

i
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 2
2.1 Retina ............................................................................................................ 2
2.2 Anatomi Epitel Pigmen Retina ..................................................................... 4
2.3 Biokimia Epitel Pigmen Retina .................................................................... 6
2.4 Fungsi Epitel Pigmen Retina ........................................................................ 7
2.4.1 Regenerasi Pigmen Visual Melalui Metabolisme Vitamin A ............... 7
2.4.2 Fagositosis Diskus Segmen Luar Fotoreseptor..................................... 9
2.4.3 Transport Nutrisi dan Ion pada Epitel Pigmen Retina ........................ 10
2.4.4 Absorbsi Cahaya ................................................................................. 12
2.4.5 Adhesi Retina...................................................................................... 13
2.4.6 Sawar Darah Retina ........................................................................... 14
2.4.7 Sekresi Faktor Pertumbuhan ............................................................... 15
2.4.8 Modulasi Imun .................................................................................... 16
2.4.9 Proteksi Stres Faktor Oksidatif ........................................................... 16
BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 19

ii
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lapisan Retina ................................................................................. 3


Gambar 2. Lapisan Histologi Retina ................................................................. 4
Gambar 3. Struktur EPR .................................................................................... 6
Gambar 4. Siklus Visual pada Retina ................................................................ 8
Gambar 5. Fagositosis Segmen Luar Fotoreseptor ............................................ 9
Gambar 6. Transport Ion pada EPR................................................................... 12
Gambar 7. Adhesi Retina................................................................................... 14
Gambar 8. Sawar Darah Retina ......................................................................... 15

iii
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Retina adalah lapisan bagian dalam bola mata berupa selembar
jaringan saraf yang tipis dan transparan. Proses terbentuknya bayangan pada
mata terjadi di retina yang kemudian diteruskan ke korteks visual di otak
melalui nervus optikus. Proses–proses fisiologis penting di retina terdapat pada
salah satu lapisan retina yaitu epitel pigmen retina (EPR). 1,2
Epitel pigmen retina adalah lapisan tunggal sel kuboid yang
merupakan bagian terluar dari lapisan retina. Epitel pigmen retina terletak
antara lapisan neurosensoris retina dan lapisan kapiler koroid. Sel EPR terdapat
kurang lebih 4–6 juta sel pada setiap mata orang dewasa dan EPR berasal dari
neuroektoderm. Sel EPR berperan mendukung fungsi sel fotoreseptor dalam
transformasi energi cahaya menjadi sinyal elektrik yang merupakan dasar dari
proses visual.1,3
Sel EPR yang tidak berfungsi dengan benar dapat memiliki kontribusi
primer atau sekunder untuk beberapa proses penyakit termasuk degenerasi
makula terkait usia kering dan basah, vitreoretinopati proliferatif (PVR),
distrofi retina sentral dan perifer, penyakit mitokondria, dan neoplasia EPR.
Disfungsi EPR progresif dan hilangnya sel dapat menyebabkan degenerasi
sekunder dari sel fotoreseptor batang dan kerucut karena hubungan yang erat
antara EPR dan sel fotoreseptor serta karena hilangnya fungsi penghalang.4

1
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Retina
Retina merupakan lapisan dalam bola mata yang terletak antara koroid dan
vitreus, yang memiliki ketebalan yang bervariasi mulai dari 0.1 mm di ora serata
sampai 0.56 mm di daerah yang berdekatan dengan diskus optikus. Retina meluas
mulai dari tepi diskus optikus sampai ke ora serata, ke posterior diteruskan menjadi
nervus optikus dan diteruskan menjadi epitel badan siliaris dan iris ke anterior.
Lapisan terluar retina berhubungan dengan membran Bruch dari koroid dan bagian
dalam berhubungan dengan badan vitreus.1,5
Retina terdiri dari dua struktur laminar yaitu pada bagian luar terdapat EPR
dan pada bagian dalam terdapat lapisan neurosensoris. Lapisan retina dari luar ke
dalam yaitu EPR, lapisan fotoreseptor segmen luar dan dalam (sel batang dan sel
kerucut), membran limitan eksterna, lapisan nukleus luar, lapisan pleksiform luar,
lapisan nukleus dalam, lapisan pleksiform dalam, lapisan sel ganglion, lapisan
serabut saraf, dan membran limitan interna.1,3
EPR merupakan selapis sel epitel yang mengandung pigmen melanin,
terletak di antara koroid dan bagian neural retina. Melanin pada koroid dan epitel
pigmen menyerap cahaya sehingga dapat mencegah pantulan dan penyebaran
cahaya di dalam bola mata. Dengan demikian, bayangan yang terlihat jelas. 6
Bagian neural retina merupakan hasil penonjolan otak. Bagian ini memroses
data sebelum dihantarkan oleh impuls saraf ke hipotalamus, kemudian ke korteks
visual primer. Terdapat tiga lapisan utama neuron retina yang dipisahkan oleh dua
zona dimana terjadi sinaps, yaitu lapisan sinaps luar dan dalam. Ketiga lapisan ini
(searah dengan input visualnya) ialah: lapisan-lapisan sel fotoreseptor, sel bipolar,
dan sel ganglion. Juga terdapat sel horisontal dan sel amakrin yang membentuk
jalur lateral untuk mengatur sinyal yang dihantarkan sepanjang jalur sel
fotoreseptor ke sel bipolar dan ke sel ganglion.6
Fotoreseptor dikhususkan untuk transduksi gelombang cahaya menjadi
potensial reseptor. Terdapat dua jenis fotoreseptor yaitu sel batang (rod, bacili) dan

2
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

kerucut (cone, coni). Pemberian nama berdasarkan bentuk segmen luar sel fotoreseptor
yang terletak di antara tonjolan-tonjolan sel epitel pigmen yang berbentuk jari. Masing-
masing retina mempunyai 6 juta sel kerucut dan 120 juta sel batang. Sel batang
berfungsi untuk penglihatan hitam putih pada cahaya remang-remang; juga untuk
membedakan bayangan gelap atau terang dan melihat bentuk dan pergerakan. Sel
kerucut berfungsi untuk penglihatan warna dan ketepatan penglihatan pada cahaya
terang. Dari sel-sel fotoreseptor informasi diteruskan ke sel bipolar melalui lapisan
sinapsis luar (lapisan pleksiform luar) dan kemudian ke sel ganglion melalui lapisan
sinapsis dalam (lapisan pleksiform dalam). Akson sel ganglion meluas ke posterior,
ke diskus optikus, dan keluar dari bola mata sebagai nervus optikus. 6
Lapisan bagian luar retina yang memperoleh suplai darah dari pembuluh
darah koriokapilaris yaitu lapisan pleksiform luar, lapisan nuklear luar, lapisan
fotoreseptor dan EPR. Dua pertiga bagian dalam retina memperoleh suplai darah
dari cabang – cabang arteri retina sentralis.3,5

Gambar 1. Lapisan Retina.5

3
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

Gambar 2. Lapisan Histologi Retina5

2.2 Anatomi Epitel Pigmen Retina


EPR adalah lapisan tunggal sel epitel yang diturunkan dari neuroektoderm,
terletak di antara lapisan kapiler koroid yang bervaskular tinggi dan segmen luar
fotoreseptor. Secara embriologis, EPR berasal dari anlage saraf yang sama dengan
retina neurosensori. Retina dan EPR berkembang sebagai invaginasi cawan optik
embrionik yang melipat lapisan neuroektodermal menjadi kontak apex-to-apex
dengan dirinya sendiri. Lapisan luar membentuk RPE dan lapisan dalam
membentuk retina neurosensori.3
Epitel pigmen retina terbentang dari nervus optikus sampai ke ora serata,
yang dilanjutkan sebagai epitel berpigmen badan siliar. Sel EPR terdiri dari bagian
apikal yang berhadapan dengan segmen luar dari fotoreseptor dan bagian basal yang
melekat dengan membran Bruch pada koroid. Bagian apikal memiliki mikrovili
yang berinterdigitasi dengan lapisan luar fotoreseptor dan bagian basal memiliki

4
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

banyak lipatan untuk memperluas permukaan absorpsi dan sekresi. Pada manusia,
ada sekitar 4-6 juta sel EPR per mata dengan ukuran diameter EPR bervariasi mulai
dari daerah makula yang berukuran lebih kecil, yaitu 10-14 μm. Sel EPR di daerah
perifer lebih mendatar dan melebar hingga diameter 60 μm. 3,7
Lapisan neurosensoris retina dan EPR memiliki jarak yang disebut ruang
subretina yang merupakan ruang potensial. Matriks interfotoreseptor mengisi ruang
subretina dengan komposisi utamanya adalah proteoglikan yang merupakan kunci
utama dari interaksi antarasel EPR dan fotoreseptor. Bagian EPR yang melekat
paling erat dengan neuroretina berada di ora serata dan diskus optikus. Ikatan
jaringan yang rapat antar sel EPR dan sel endotel sangat penting. Ikatan jaringan
tersebut berperan dalam pertukaran zat–zat yang penting untuk metabolisme dan
mencegah masuknya zat toksik dan komponen plasma ke dalam retina. Ikatan
antarsel EPR satu sama lain di daerah lateral dihubungkan oleh tight junction dan
adherents junction. Ikatan–ikatan antarsel ini akan merekatkan ruang subretina,
dimana terjadi penyaringan terhadap zat makromolekul dan pertukaran zat dari
koriokapilaris.2,7
Sel EPR memiliki morfologi yang sangat berkaitan dengan fungsi dan
distribusi dari organel – organel sel EPR. Organel yang terdapat dalam sitoplasma
sel EPR yaitu nukleus, mitokondria, retikulum endoplasma halus dan kasar, badan
golgi, lisosom, mikroperoksisom, fagosom, granula melanin, dan lipofusin. Sel
EPR mengandung gramul melanin dan fagosom, yang mencerminkan perannya
dalam penyerapan cahaya dan fagositosis. EPR sangat kaya akan mikroperoksisom,
menunjukkan bahwa EPR aktif dalam mendetoksifikasi sejumlah besar radikal
bebas dan lipid teroksidasi yang dihasilkan di lingkungan yang sangat oksidatif dan
kaya cahaya ini. Nukleus sel EPR memiliki diameter 8–12 μm yang terletak di basal
memiliki dua inti. Mitokondria sel EPR menyebar di seluruh sel, tetapi
terkonsentrasi pada daerah basal dan lateral sel. Retikulum endoplasma tempat
sintesis protein dan membentuk suatu ikatan dengan daerah apikal yang
menyebrangi sitoplasma. Lipofusin terakumulasi di daerah basal yang bertambah
banyak seiring dengan bertambahnya usia.3,7,8

5
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

Gambar 3. Struktur EPR.9

2.3 Biokimia Epitel Pigmen Retina


Secara biokimia sel EPR adalah sel yang kompleks dan dinamis. Fungsi
metabolisme sel EPR yaitu proses biokimia yang diperantarai oleh enzim,
diantaranya proses glikolisis, siklus kreb dan jalur pentofosfat. Proses metabolisme
pada sel EPR membutuhkan banyak energi yang diperoleh dari glukosa sebagai
sumber energi utama. Sebanyak 80 % komposisi EPR dibentuk oleh air, sedangkan
sisanya dibentuk oleh protein, lipid dan asam nukleat. 3,9
Epitel pigmen retina memiliki hampir 850 macam protein yang dapat
diidentifikasi. Protein yang terdapat di sel lain juga terdapat di EPR yaitu enzim
hidrolitik seperti glutation, peroksidase, katalase, dan superoksida dismutase.
Protein sitoskeletal terdapat pula di EPR seperti aktin, miosin, alfa aktinin, fodrin
dan vinculin. Protein lain yaitu Na+K+ATPase (pompa natrium) memiliki lokasi
yang unik pada sel EPR berada di permukaan apikal, yang pada umunya berada di

6
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

permukaan basolateral. Pompa natrium ini memiliki fungsi untuk menjaga


keseimbangan natrium dan kalium pada ruang subretina melalui tranpor ion.
Protein spesifik yang hanya diproduksi di EPR adalah RPE65, yang merupakan
komponen penting dalam isomerase dan hidrolisis vitamin A. 8,9
Lemak memberikan kontribusi sebanyak 3% dari berat basah sel EPR dan
setengahnya adalah fosfolipid. Fosfatidilkolin dan fosfatidilinositol menyusun
lebih dari 80% dari total fosfolipid. Asam lemak yang tersaturasi di EPR lebih
tinggi dari pada segmen luar fotoreseptor. Asam palmitat dan asam stearat
digunakan untuk esterifikasi retinol dan metabolisme energi oleh mitokondria EPR.
Berat basah sel EPR sebanyak 1 % dikontribusi oleh asam ribonukleat (ARN). Sel
EPR mensintesa asam ribonukleat terus menerus. Asam ribonukleat memiliki
fungsi memproduksi enzim–enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme sel,
fagositosis disk, mempertahankan jalur retinoid dan fungsi transport.3,9

2.4 Fungsi Epitel Pigmen Retina


Proses metabolisme dan biokimia utama retina terjadi di sel EPR. Epitel
pigmen retina memiliki fungsi menopang lapisan neurosensoris retina dan
memegang peranan penting dalam proses visual. Sel EPR membentuk unit
fungsional bersama fotoreseptor dalam menjalankan semua fungsi. 3,8
Fungsi penting dari EPR adalah regenerasi pigmen visual dan metabolisme
vitamin A, fagositosis diskus segmen luar fotoreseptor dan transpor nutrisi dan ion.
Epitel pigmen retina juga berfungsi dalam absorpsi cahaya yang tidak fokus, adhesi
retina dan sintesis matriks interfotoreseptor, membentuk sawar darah retina, sekresi
faktor pertumbuhan, modulasi imun, dan proteksi dari stress oksidatif. Kegagalan
salah satu fungsi EPR akan mengarah pada degenerasi retina.3,8

2.4.1 Regenerasi Pigmen Visual Melalui Metabolisme Vitamin A


Regenerasi pigmen visual rodopsin melibatkan EPR dan fotoreseptor.
Epitel pigmen retina memegang peranan penting dalam penggunaan, penyimpanan
dan mobilisasi vitamin A. Epitel pigmen retina memperoleh vitamin A melalui tiga
cara yaitu melalui proses regenerasi siklus visual, dari sirkulasi tubuh, dan dari

7
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

fagositosis fotoreseptor. Tahap awal dari siklus visual dimulai dengan reaksi foton
dan rodopsin yang terbentuk dari G–coupled receptor protein, opsin (pada sel
batang) atau cone-opsin (pada sel kerucut), dan kromosfor 11-cis-retinaldehida. 11-
cis-retinaldehida akan dirubah menjadi 11-trans-retinaldehida setelah bereaksi
dengan cahaya, kemudian 11-trans-retinaldehida dilepaskan dari opsin dan
direduksi menjadi all-trans-retinol oleh enzim retinol dehidrogenase. All-trans-
retinol kemudian ditranspor kembali ke EPR oleh interphotoreceptor retinoid-
binding protein (IRBP).8,10
Protein IRBP yang disekresi oleh fotoreseptor penting untuk translokasi
11-cis-retinal dari EPR ke fotoreseptor dan translokasi 11-trans-retinol dari
fotoreseptor ke EPR. Enzim lecithin retinol acyl transferase (LRAT) dalam EPR
merubah all- trans-retinol menjadi all-trans retinil ester oleh. Protein RPE65 adalah
isomerhidrolase yang bertanggung terhadap konversi all-trans retinil ester menjadi
11-cis-retinol, kemudian 11-cis-retinol direduksi menjadi 11-cis-retinal oleh enzim
dehidrogenase. 11-cis-retinal akan dipindah kembali ke dalam fotoreseptor oleh
IRBP. Siklus visual yang baru akan dimulai kembali bila 11-cis-retinal berikatan
dengan opsin.8,10

Gambar 4. Siklus Visual pada Retina.10

8
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

2.4.2 Fagositosis Diskus Segmen Luar Fotoreseptor


Proses fotooksidasi meningkatkan pembentukan spesies oksigen reaktif
(SOR) yang mengakibatkan segmen luar fotoreseptor terus menerus terpapar oleh
zat toksik, keadaan ini menyebabkan kerusakan segmen luar fotoreseptor. Segmen
luar fotoreseptor mengalami regenerasi terus menerus oleh silia dari segmen dalam
untuk mempertahankan eksitabilitas segmen luar fotoreseptor. Proses regenerasi
EPR mengikuti ritme sikardian, dimana sel batang paling aktif melepaskan diskus
pada dua jam setelah muncul cahaya dan sel kerucut paling aktif melepaskan diskus
pada keadaan gelap. Setiap 11 hari seluruh segmen luar fotoreseptor diperbarui.
Setiap sel fotoreseptor akan melepaskan kurang lebih 100 diskus per hari, setiap sel
EPR akan mencerna lebih dari 4000 diskus per hari.8,11

Gambar 5. Fagositosis Segmen Luar Fotoreseptor


Ada tiga reseptor yang terlibat pada proses fagositosis yaitu macrophage
phagocytosis receptor (CD36), vitronectin binding integrin (α5-integrin) dan c-mer
tyrosinekinase (merTK). Proses fagositosis diskus segmen luar sel batang
merupakan proses bertahap yang terdiri dari pengenalan, pengikatan, internalisasi,
dan degradasi. Tahap pertama adalah tahap pengenalan yaitu protein fosfatidilserin
dan neural cell adhesion molecule (NCAM) pada segmen luar fotoreseptor
memberikan sinyal fagositosis. Proses pengikatan diskus segmen luar fotoreseptor
dengan sel EPR terjadi di membran apikal sel EPR. Proses pengikatan dimulai

9
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

dengan penempelan reseptor yaitu α5-integrin dengan fosfatidilserin dari membran


plasma segmen luar fotoreseptor.7,11
Setelah mengikat sel batang segmen luar fotoreseptor terjadi invaginasi
membran plasma EPR yang kemudian akan dicerna oleh fagosom. Fagosom akan
ditranspor ke dalam basal sel EPR oleh mikrotubulus di dalam sitoplasma dan akan
bersatu dengan lisosom untuk didegradasi. Hasil dari degradasi segmen luar
fotoresptor berupa building blocks. Building blocks yang dihasilkan akan digunakan
kembali di dalam fotoreseptor untuk sintesis diskus yang baru. Hasil degradasi lain
dari segmen luar fotoreseptor akan ditransport ke koroid.7,11
Fototransduksi menyebabkan pelepasan semua-trans-retinal bebas, yang
diangkut dari segmen luar diskus ke segmen luar sitosol oleh ABCA4. Dalam
keadaan penyakit tertentu (misalnya, penyakit Stargardt), semua-trans-retinal bebas
tidak segera dibersihkan dari segmen luar diskus oleh ABCA4. Kelebihan semua-
trans-retinal bergabung dengan fosfatidylethanolamine (PE) dalam lapisan ganda
lipid diskus, membentuk N-retinylidene-PE (N-ret-PE). N-ret-PE yang meningkat
dan semua-trans-retinal menjalani kondensasi nonenzimatik sekunder di segmen
luar untuk menghasilkan A2PE-H2. Segmen luar distal yang mengandung A2PE-
H2 dan peningkatan semua-trans-retinal dan N-ret-PE difagositosis oleh RPE
sebagai bagian dari proses pembaruan diskus yang normal, tetapi RPE tidak dapat
sepenuhnya menurunkan beban nonfisiologis. Hal ini menyebabkan akumulasi
fluorofor retina beracun seperti A2E (berasal dari A2PE-H2), yang merusak RPE.3

2.4.3 Transport Nutrisi dan Ion pada Epitel Pigmen Retina


Epitel pigmen retina memegang peranan penting dalam distribusi nutrisi
dari sirkulasi ke dalam fotoreseptor dan membuang air dan sampah metabolisme
dari fotoreseptor ke sirkulasi. Regulasi ekstraseluler EPR ditentukan juga oleh
keseimbangan volume dan komposisi cairan di ruang subretina, yang merupakan
ruang potensial yang dapat terisi oleh cairan. Ikatan tight junction sel EPR
mencegah transport paraseluler dari air, ion dan zat larut lainya diantara ruang
subretina dan koriokapilaris. Membran EPR memiliki kanal ion selektif, aktif,

10
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

sistem transpor fasilitatif untuk ion atau metabolit seperti glukosa dan asam amino.
Kanal dan transportasi lainya juga terdapat di apikal dan membran basal sel EPR. 8,9
Glukosa adalah nutrisi yang paling penting dalam metabolisme di EPR. Sel
EPR mengekspresikan transpor glukosa dengan sangat spesifik, yaitu Glucose
Transporter 1 (GLUT 1) dan Glucose Transporter 3 (GLUT3). Transporter glukosa
yang tergantung dengan kebutuhan metabolik adalah GLUT 1 yang penting untuk
produksi SOR. Transporter glukosa yang memiliki afinitas tinggi untuk menjaga
aktivitas tingkat istirahat adalah GLUT 3 . Transport retinol oleh EPR penting untuk
memastikan pasokan dari retina ke fotoreseptor. Saat yang sangat penting adalah
pertukaran antara EPR dan fotoreseptor dalam siklus visual. Reseptor perantara
yaitu protein pengikat serum retinol atau transtiretin kompleks akan menangkap all-
trans retinol dari sirkulasi darah, kemudian trans retinol yang diambil dari
fotoreseptor diisomerasikan menjadi 11-cis-retinal dan ditranspor kembali ke
fotoreseptor. Asam lemak penting yang ditranspor dari EPR ke fotoreseptor adalah
Docosahexaenoic acid (DHA). Asam lemak DHA tidak dapat disintesis oleh
fotoresetor dan diperlukan sebagai elemen struktural pada membrann
fotoreseptor.9,12
Retina memiliki aktivitas sel yang sangat tinggi sehingga akan
menghasilkan air dan asam laktat dalam jumlah besar. Air dan asam laktat
dieleminasi dari ruang subretina oleh transport aktif transeluler EPR. Transport air
dan ion terjadi melalui transport aktif klorida dari retina ke sirkulasi tubuh.
Pertukaran ion natrium ke luar sel dan ion kalium ke sitosol sel EPR oleh
Na+K+ATPase membutuhkan ATP sebagai energi. Ion kalium akan dikeluarkan
kembali melalui kanal kalium agar gradien kalium tetap rendah di membran apikal
untuk menopang aktivitas dari Na+K+ATPase. Na+2Cl-K+ cotransporter
mentrasport ion kalium dan klorida masuk ke sitosol EPR dengan menggunakan
gradien natrium pada membran apikal sehingga ion klorida akan terakumulasi di
ruang intraseluler EPR. Ion klorida selanjutnya akan keluar dari sel EPR menuju
koriokapilaris melewati kanal klorida yang terdapat pada membran basal, kemudian
akan terjadi potensial transepitel negatif sebesar -6 hingga -15mV. Potensial
transepitel negatif ini akan memungkinkan terjadinya transpor air. 7,8

11
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

Gambar 6. Transport Ion pada EPR.5


Asam laktat dari EPR dikeluarkan dari ruang subretina bersamaan dengan
transpor ion hidrogen oleh monocarboxylate transporter 1 (MCT1) . Ion hidrogen
dieleminasi dari sitosol EPR oleh Na+H+ exchanger melalui aktivitas
Na+K+ATPase yang menggunakan gradien natrium. Asam laktat pada membran
basal akan meninggalkan sel EPR melalui aktivitas dari monocarboxylate
transporter 3 (MCT3) yang merupakan cotranspoter asam laktat atau ion hidrogen
juga. Ion bikarbonat ditranspor ke dalam sel melewati membran apikal oleh
Na+2HCO 3- cotransporter yang menggunakan gradien natrium yang dihasilkan
oleh Na+K+ATPase. Ion bikarbonat keluar dari sel melewati membran basolateral
oleh aktivitas HCO3 - exchanger.7,8

2.4.4 Absorbsi Cahaya


Lapisan pigmen sel EPR melapisi dinding dalam bola mata dan menyerap
hamburan cahaya untuk menghasilkan optik yang berkualitas. Sel EPR mempunyai
pigmen melanin yang dihasilkan oleh melanosom. Sintesis pigmen melanin paling
banyak terjadi sebelum kelahiran, tetapi sintesis melanin pada EPR tetap terjadi
seumur hidup dengan lambat.8,10 Seiring bertambahnya usia manusia, butiran
melanin bergabung dengan lisosom; dengan demikian, fundus orang yang lebih tua

12
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

lebih sedikit pigmennya dibandingkan dengan orang muda. Secara klinis, ini paling
jelas di fundus perifer.3
Pigmen melanin berperan dalam mengabsorbsi cahaya untuk mengurangi
hamburan cahaya dan sebagai antioksidan dari proses foto oksidatif. Melanin juga
merupakan penstabil radikal bebas dan dapat mengikat banyak racun dan obat-
obatan (seperti chloroquine dan hydroxychloroquine). Beberapa orang menganggap
fitur ini sebagai pelindung; yang lain berpikir bahwa itu berkontribusi pada
toksisitas jaringan. Pigmen melanin paling banyak terdapat di daerah perifer dan
paling sedikit di daerah makula. Cahaya yang diabsorpsi oleh pigmen melanin
memiliki energi yang tinggi sehingga meningkatkan temperatur komplek EPR–
koroid. Panas yang dihasilkan akan dibuang melalui aliran darah di
koriokapilaris.3,5,7

2.4.5 Adhesi Retina


Semua fungsi lain EPR tidak dapat terjadi tanpa adanya fungsi adhesi
retina. Adhesi retina sangat penting bagi retina karena lepasnya fotoreseptor dari
EPR menyebabkan perubahan morfologi jaringan yang permanen. Adhesi retina
adalah ikatan kuat antara fotoreseptor dan sel EPR.7,9
Faktor–faktor yang berperan dalam adesi retina adalah tekanan hidrostatik
pasif, interdigitasi segmen luar dengan mikrovili sel EPR, transport aktif cairan
subretina, oksigenasi dan ikatan matriks interfotoreseptor. Tekanan hidrostatik
pasif cairan vitreus menuju koroid dibentuk oleh tekanan intraokular dan tekanan
osmotik ekstraseluler koroid akan melekatkan fotoreseptor dengan EPR. Mikrovili
sel EPR menyelubungi bagian ujung segmen luar fotoreseptor yang membentuk
ikatan yang kuat. Transport aktif di ruang subretina mengeluarkan cairan dengan
cepat untuk mencegah akumulasi cairan di subretina sehingga sel EPR tetap
menempel dengan fotoreseptor. Hambatan oksigenasi akan mengakibatkan iskemi
jaringan dan gangguan metabolisme membran EPR Komponen yang membentuk
matriks interfotoreseptor adalah glikoprotein, proteoglikan, dan glikosaminoglikan.
Matriks ini diproduksi oleh sel EPR bagian apikal dan fotoreseptor bagian dalam.
Matriks interfotoreseptor akan melekatkan EPR dan fotoreseptor. 7,9

13
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

Dalam kondisi patologis, adhesi retina dapat berkurang, dan retina terlepas.
perlepasan tidak terjadi hanya karena ada lubang di retina atau kebocoran di RPE;
harus ada traksi positif yang menarik retina saraf atau kekuatan positif yang
mendorong cairan ke ruang subretinal yang melebihi kapasitas pembuangan RPE. 3

Gambar 7. Adhesi Retina.7

2.4.6 Sawar Darah Retina


Sawar darah retina merupakan fungsi sel EPR yang penting dalam menjaga
integritas struktur dan fungsi retina. Sawar darah retina berperan mengatur regulasi
pertukaran cairan, ion dan protein yang masuk dan keluar dari retina. Sawar darah
retina dibagi menjadi dua yaitu bagian dalam dan luar. 5,7
Bagian dalam dibentuk oleh tight junction yang berada diantara sel–sel
endotel retina. Bagian luar dibentuk oleh tight junction yang berada diantara sel–
sel EPR. Tight junction mencegah terjadinya perpindahan paraseluler dari molekul–
molekul yang lebih besar dan terletak pada bagian apiko-lateral pada sel EPR.
Resistensi paraseluler 10 kali lebih besar dibandingkan dengan resistensi
transeluler. Tight junction mempunyai 2 protein utama sebagai unsur pembentuk,
yaitu okludin dan klaudin. Tight junction menempel pada aktin sitoskeleton sel EPR,
kemudian berinteraksi dan membentuk polaritas sel.5,7,13

14
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

Gambar 8. Sawar Darah Retina.7

2.4.7 Sekresi Faktor Pertumbuhan


Epitel pigmen retina memiliki kemampuan mensekresikan faktor
pertumbuhan. Fungsi sekresi ini berperan untuk menjaga integritas fotoreseptor,
menjaga struktur fenestrasi dari endotel koriokapilaris dan berinteraksi aktif dengan
sitem imun. Faktor–faktor pertumbuhan yang berperan dalam proliferasi sel EPR
adalah pigment ephithelium-derived factor (PEDF), vascular endothelial growth
factor (VEGF), transforming growth factor (TGF-β), nerve growth factor (NGF),
insulin like growth factor (IGF-1).7,13
Faktor pertumbuhan utama yang disekresikan oleh permukaan apikal sel
EPR untuk menjaga integritas struktur fotoreseptor yaitu PEDF dan VEGF. Faktor
pertumbuhan PEDF memiliki sifat neuroprotektif untuk melindungi sel dari
hipoksia dan apoptosis yang disebabkan oleh glutamat. Faktor pertumbuhan VEGF
memilliki fungsi memberi sinyal prosurvival ke sel – sel endotel pembuluh darah
koroid dan menjaga fenestrasi koriokapilaris.7,13,14
Ciliary Neurotrophic Factor (CNTF) dihasilkan oleh EPR untuk mencegah
kematian sel fotoreseptor. Famili dari Fibroblast Growth Factor (FGF) berperan
dalam pertumbuhan EPR, mencegah kematian sel karena apoptosis, dan
penyembuhan luka. Endotel koroid distabilisasikan oleh sekresi Tissue Inhibitor of
Matrix Metalloprotease (TIMP). TIMP juga berperan untuk stabilisasi matriks
ekstraselular dan mencegah neovaskularisasi.3

15
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

2.4.8 Modulasi Imun


Sel EPR memiliki kemampuan yang signifikan untuk menghasilkan respon
imun. Sel EPR mengekspresikan imunitas bawaan seperti Toll-like receptors 1-7,
9, and 10 untuk pertahanan tubuh terhadap bakteri, molekul rusak dan jaringan
asing. Sel EPR mengekpresikan berbagai macam komplemen dari sistem
komplemen untuk respon awal dari proteksi stress oksidatif. 9,13
Sel EPR memiliki peran menciptakan lingkungan imun immune privilege
pada bagian dalam bola mata. Immune privilege adalah proses dinamis yang
melibatkan mekanisme regulasi imun dan faktor anatomi. Sel EPR membentuk
immune privilege melalui dua komponen yaitu faktor pasif dan faktor aktif. Faktor
pasif adalah sebagai fungsi sawar darah retina yang telah dijelaskan di atas. Faktor
aktif adalah melalui downregulatory immune environment (DIE). Sawar darah
retina dan DIE adalah mekanisme yang memiliki keterkaitan fungsi satu sama lain
dan sebagai pusat untuk menjaga immune privilege pada mata. 9, 13-15
Faktor aktif DIE merupakan evolusi adaptasi pada mata untuk melindungi
diri sendiri terhadap peradangan yang berlebihan. Faktor–faktor yang
mempengaruhi DIE pada EPR yaitu reseptor CD95 menghambat apoptosis,
interleukin-10 menekan limfosit, TGF-β mengatur limfosit di dalam sel untuk
sekresi sitokin yang menekan reaksi autoimun dan tumor necrosis factor-alpha
(TNF-α) apoptosis limfosit. Sel EPR mengekpresikan sCD54 dan PGE2 yang dapat
mengatur limfosit T memproduksi CCL3 dan CCL4 yang bertujuan untuk
menghambat respon imun. Semua faktor-faktor yang telah disebutkan berkontribusi
secara aktif dalam upaya mencegah terjadinya autoimun. 9,13,14

2.4.9 Proteksi Stress Oksidatif


Retina memiliki kerentanan terhadap stress oksidatif akibat konsumsi
oksigen yang tinggi dan jumlah asam lemak tak jenuh yang banyak mendapatkan
paparan stress oksidatif akibat konsusmsi oksigen yang tinggi dan radiasi cahaya.
Sel EPR memiliki sifat neuroproptektif melalui produksi neurotrofin 1. Neurotrofin
1 menghambat ekspresi gen-gen inflamasi dan meningkatkan pembentukan

16
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

molekul antiapoptosis. Neurotropin 1 meregulasi sintesis dan sekresi dari


neuroprotektin D1 yang dibentuk dari DHA.7,16
Sel EPR menghasilkan PEDF yang berperan dalam regulasi proliferasi sel,
menghambat neovaskularisasi, dan melindungi sel–sel saraf dari radikal bebas,
glutamate dan keadaan iskemi. Sel EPR menghasilkan fibroblast growth factor 1
(FGF 1) dan FGF 2 untuk mencegah terjadinya apoptosis dan proses degenerasi
retina. Sel EPR memproduksi banyak antioksidan, yaitu glutathione, thioredoxin,
glutaredoxin, vitamin E, methionine sulfoxide reductase, superoxide dismutase,
catalase, dan gluthathione peroxidase.7,9,16

17
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

BAB III
KESIMPULAN

Epitel pigmen retina adalah bagian terluar dari retina yang terletak antara
fotoreseptor dan lapisan kapiler koroid. Lapisan ini memiliki aktivitas biokimia dan
metabolisme dalam menjaga integritas dan fungsi fotoreseptor.
Epitel pigmen retina memiliki peranan dalam regenerasi pigmen visual dan
metabolisme vitamin A, fagositosis diskus segmen luar fotoreseptor dan transpor nutrisi
dan ion. Epitel pigmen retina juga berfungsi dalam absorpsi cahaya yang tidak fokus,
adhesi retina dan sintesis matriks interfotoreseptor, membentuk sawar darah retina, sekresi
faktor pertumbuhan, modulasi imun, dan proteksi dari stress oksidatif. Gangguan yang
terjadi pada salah satu fungsi EPR akan mengakibatkan kelainan-kelainan patologis pada
retina yang berdampak pada kualitas visual.

18
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

DAFTAR PUSTAKA

1. Ovalle WK, Nahirney PC. Netter’s essential histology. Edisi ke-2.


Philadelphia: Elsevier Health Sciences; 2013. hlm. 445-49.
2. Teixeira L, Dubielzig RR. Eye. Dalam: Haschek WM, Rousseaux CG,
Walling MA, editor. Haschek and rousseaux’s handbook of toxicologic
pathology. Edisi ke-3. USA: Elsevier Health Sciences; 2013. hlm.2152-58.
3. American Academy of Ophthalmology. Section 2: Fundamentals and
principles of ophtalmology. Dalam: Basic and clinical science course. San
Fransisco: American Academy of Ophtalmology; 2016. hlm. 291-308.
4. Szalai E, Nickerson JM, Grossniklaus HE. In: Klettner AK, Dithmar S. The
Retinal Pigment Epithelium in Health and Disease. Vol. 10, Current
Molecular Medicine. 2010. 3 p.
5. Remington LA. Clinical anatomy and physiology of the visual system. Edisi
ke-3. St Louis: Butterworth-Heinemann; 2012. hlm. 61-89.
6. Wangko S. Histofisiologi Retina. J Biomedik. 2014;5(3).
7. Handa JT. Cell biology of the retinal pigment ephitelium. Dalam: Scachat
AP, Sadda SR, Wilkinson CP, Wiedman P, editor. Ryan’s Retina. Edisi ke-
6. Philadelphia: Elsevier Health Sciences; 2018. hlm. 451-59.
8. Strauss O, Helbig H. The function of the retinal pigment epithelium. Dalam:
Levin LA, Nilsson SF, Hoeve JV, Wu SM, Kaufman PL, editor. Adler's
Physiology of the Eye. Edisi ke-11. Philadelphia: Elsevier Health Sciences;
2011. hlm. 325-32.
9. Forrester JV, Dick AD, McMenamin PG, Roberts F, Pearlman E, editor.
The eye basic sciences in practice. Edisi ke-4. Philadelphia: Elsevier Health
Sciences; 2016. hlm. 256-68.
10. Muniz A, Greene WA, Plamper ML, Choi JH, Johnson AJ, Tsin AT, et al.
Retinoid uptake, processing and secretion in human iPS-RPE support the
visual cycle. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2014;55(1):198-209.
11. Li W. Phagocyte dysfunction, tissue aging and degeneration. Ageing Res
Rev. 2013;12(4):1005-1012.
12. Country MW. Retinal metabolsm: A comparative look at energetics in the
retina. J Braires. 2017; 10 (29):50-56.
13. Armbrust KR, Nussenblatt RB. Blood–retinal barrier, immune privilege,
and autoimmunity. Dalam: Scachat AP, Sadda SR, Wilkinson CP, Wiedman
P, editor. Ryan’s retina. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier Health
Science;2018. hlm. 656-64.
14. Feng L, Ju M, Lee KY V. A proinflammatory function of toll-like receptor
2 in the retinal pigment epithelium as a novel target for reducing choroidal
neovascularization in age-Related macular degeneration. Am J Pathol.
2017;187(10):2208-21.
15. Neves J, Zhu J, Sousa P. Immune modulation by MANF promotes tissue
repair and regenerative success in the retina. Science. 2016;353(6294):79-
82.
16. Brantley MA, Umlress AC, Stenberg P. Mechanisms of oxidative stress in
retinal injury. Dalam: Scachat AP, Sadda SR, Wilkinson CP, Wiedman P,

19
PAPER NAMA : Muhammad Furqan
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 190131102
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RS USU

editor. Ryan’s Retina. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier Health Sciences;


2018. hlm. 582-92.

20

Anda mungkin juga menyukai