Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENDIDIKAN KEBENCANAAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN PESERTA DIDIK

KEPERAWATAN DALAM TANGGAP


DARURAT MEDIS (Kasus di Provinsi Sulawesi Tengah)
ISMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Palu secara geografis berada di sepanjang Pantai Teluk Palu

dengan pusat kota terletak di bagian tengah dari lembah Palu. Di sisi kiri dan

kanan Kota Palu terdapat jalur patahan utama, yaitu patahan Palu-Koro yang

merupakan sesar aktif sehingga memiliki aktivitas tektonik cukup tinggi.

Pergeseran pada lempeng tektonik yang aktif menyebabkan tingkat

kegempaan di wilayah ini dikategorikan cukup tinggi (Watkinson dan Hall,

2011). Sebaran lempeng tektonik di Indonesia terlihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Peta Sebaran Lempeng Tektonik di Indonesia


Sumber : Hamilton, W., 1979

Sejarah gempabumi di Sulawesi Tengah telah tercatat sejak abad ke-

19. Beberapa di antaranya menimbulkan tsunami seperti, gempabumi dan

tsunami tahun 1968 di Mapaga (6,0 SR). Menurut laporan, ketinggian

gelombang tsunami mencapai 10 meter dan limpasan tsunami ke daratan

mencapai 500 meter dari garis pantai. Di tempat ini ditemukan 160 orang
PENGARUH PENDIDIKAN KEBENCANAAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN PESERTA DIDIK
KEPERAWATAN DALAM TANGGAP
DARURAT MEDIS (Kasus di Provinsi Sulawesi Tengah)
ISMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

meninggal dan 40 orang dinyatakan hilang, serta 58 orang luka parah

(Daryono, 2011).

Gempabumi dan tsunami tahun 1996 (7,0 SR) menyebabkan 9 orang

tewas, serta kerusakan parah di Desa Bangkir, Toli-Toli, Tonggolobibi, dan

Palu. Gempabumi ini juga memicu tsunami dengan ketinggian 2 meter dengan

limpasan air laut ke daratan sejauh 400 meter (Suparto et al., 2006). Berikut

Tabel kejadian gempabumi di Kota Palu.

Tabel 1.1 Kejadian Gempabumi di Kota Palu

Sumber : Ramadhani, 2011

Berdasarkan kondisi topografi, geologi dan seismologi tersebut,

menjadikan wilayah Sulawesi Tengah merupakan daerah yang rawan bencana

dengan tingkat indeks kerawanan tinggi (BNPB, 2011). Mengantisipasi

dampak dan risiko akibat bencana pada daerah yang rentan maka diperlukan

upaya penanggulangan bencana yang lebih dititikberatkan pada upaya sebelum

terjadinya bencana, yakni kegiatan kesiapsiagaan.


PENGARUH PENDIDIKAN KEBENCANAAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN PESERTA DIDIK
KEPERAWATAN DALAM TANGGAP
DARURAT MEDIS (Kasus di Provinsi Sulawesi Tengah)
ISMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Kesiapsiagaan terhadap bencana dapat dilakukan dengan melibatkan

semua pihak dalam upaya penanggulangan bencana termasuk sektor kesehatan.

Pelayanan kesehatan pada saat bencana merupakan salah satu faktor penting

untuk mencegah terjadinya kematian, kecacatan dan peningkatan kejadian

penyakit.

Tenaga kesehatan, perawat khususnya sebagai vocal point dalam

penyelamatan dan pertolongan korban pada saat tanggap darurat sangat

dibutuhkan. Saat ini, tidak hanya Indonesia di negara-negara lain juga

dihadapkan pada kondisi kurangnya tenaga perawat profesional dalam

penanganan korban bencana.

Salah satu kendala yang sering dihadapi dalam upaya penanggulangan

masalah kesehatan di daerah bencana adalah sumber daya manusia kesehatan

yang tidak siap siaga dalam berespon terhadap bencana (Depkes, 2006).

Kesiapan menghadapi bencana seringkali terabaikan oleh tenaga perawat yang

belum memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam

menghadapi bencana.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka kesiapsiagaan terhadap

bencana khususnya bidang kesehatan mutlak diperlukan. Kementerian

Kesehatan mengimplementasikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam

bentuk program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pra krisis

kesehatan.
PENGARUH PENDIDIKAN KEBENCANAAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN PESERTA DIDIK
KEPERAWATAN DALAM TANGGAP
DARURAT MEDIS (Kasus di Provinsi Sulawesi Tengah)
ISMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upaya yang dilakukan dengan memasukkan modul bencana ke dalam

kurikulum kesehatan serta peningkatan kapasitas sumber daya kesehatan.

Kenyataan yang ada di Indonesia, pendidikan kebencanaan dalam kurikulum

kesehatan, khususnya kurikulum keperawatan belum diarusutamakan sebagai

proritas mata ajar yang terintegrasi dalam kurikulum inti keperawatan.

Paltform Global Hyogo Framework menyatakan pentingnya

pengurangan risiko bencana melalui pengetahuan, inovasi dan pendidikan

bencana untuk membangun budaya selamat dan tangguh pada semua satuan

pendidikan. Hal tersebut juga ditekankan dalam Sendai Framework 2015-2030,

upaya pengurangan risiko bencana dilakukan melalui penguatan tata kelola

risiko bencana dan koordinasi antar sektor termasuk melalui bidang kesehatan

dan pendidikan.

Deklarasi Pengurangan Risiko Bencana di Surakarta 2015 yang

mengacu pada Kerangka Sendai. Menyatakan dalam hal pengurangan indeks

risiko bencana, jumlah korban bencana, jumlah orang yang terdampak bencana,

serta kerugian akibat bencana dapat dicapai dengan peningkatan pendidikan

dan pelatihan bencana mulai dari usia dini, remaja sampai usia dewasa dalam

rangka membangun budaya aman.

Pertemuan yang dilakukan oleh American Public Health Association

pada tahun 2006, telah menyebutkan bahwa diperlukannya kesiapan dari

tenaga kesehatan dalam menghadapi kejadian luar biasa melalui pendidikan

kebencanaan yang menjadi prioritas dalam kurikulum (WHO dan ICN, 2009).

Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi serta kurangnya


PENGARUH PENDIDIKAN KEBENCANAAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN PESERTA DIDIK
KEPERAWATAN DALAM TANGGAP
DARURAT MEDIS (Kasus di Provinsi Sulawesi Tengah)
ISMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

tenaga profesional menyebabkan keterbatasan dalam pengembangan

pendidikan kebencanaan sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam upaya

pengurangan risiko bencana. Hal tersebut menjadi salah satu kendala dalam

pengembangan tenaga perawat profesional yang memiliki kompetensi dalam

penyelamatan dan pertolongan korban pada saat tanggap darurat.

Upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang

berkualitas dan berkompeten dibidangnya dapat dilakukan melalui sektor

pendidikan salah satunya yaitu perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan

sarana yang efektif dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan

peserta didik keperawatan dalam menghadapi bencana melalui pendidikan

berbasis kebencanaan.

Pendidikan berbasis kebencanaan di perguruan tinggi kesehatan dapat

dilaksanakan melalui penggabungan kurikulum kebencanaan yang terintegrasi

ke dalam kurikulum keperawatan. Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk

mengetahui pengaruh pendidikan kebencanaan terhadap kesiapsiagaan

bencana.

Muttarak dan Pothisiri (2013), dalam penelitian tentang Peran

Pendidikan terhadap Kesiapsiagaan Bencana menggunakan Studi Kasus

Gempabumi di Pantai Andaman Thailand. Penelitian tersebut menyelidiki

seberapa baik kesiapsiagaan warga menghadapi gempabumi dan tsunami di

Pantai Andaman Propinsi Phang Nga, Thailand. Kesimpulan dari hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendidikan formal dapat meningkatkan

kesiapsiagaan bencana dan mengurangi kerentanan terhadap bencana.


PENGARUH PENDIDIKAN KEBENCANAAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN PESERTA DIDIK
KEPERAWATAN DALAM TANGGAP
DARURAT MEDIS (Kasus di Provinsi Sulawesi Tengah)
ISMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Duong (2009), dalam penelitiannya tentang Pendidikan Bencana dan

Pelatihan Perawat Emergensi di Australia Selatan. Hasil dari penelitian

menyimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan bencana mampu meningkatkan

kewaspadaan perawat terhadap kondisi emergensi saat bencana.

Dibutuhkan tenaga perawat yang mumpuni pengetahuan serta

memiliki kompetensi yang dapat mengimbangi potensi dan kompleksitas dari

bencana dan dampaknya yang mungkin lebih besar pada masa mendatang

melalui pendidikan berbasis kebencanaan. Penyelengaraan pendidikan risiko

bencana pada perguruan tinggi kesehatan memberikan bekal pengetahuan dan

keterampilan yang diperlukan oleh peserta didik keperawatan sehingga ketika

terjadi bencana peserta didik dapat melakukan upaya penyelematan diri dan

juga dapat menolong orang lain.

Pendidikan bencana melalui pendidikan formal diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan kognitif, keterampilan, serta akses terhadap

informasi terkait penanggulangan bencana. Hasil akhir dari pendidikan

kebencanan pada penelitian ini diharapkan mampu membentuk kesadaran

peserta didik akan bencana serta meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas

peserta didik keperawatan dalam menghadapi tanggap darurat medis.


PENGARUH PENDIDIKAN KEBENCANAAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN PESERTA DIDIK
KEPERAWATAN DALAM TANGGAP
DARURAT MEDIS (Kasus di Provinsi Sulawesi Tengah)
ISMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.2 Rumusan Masalah

Pendidikan bencana di perguruan tinggi kesehatan menjadi strategi

yang efektif, dinamis dan berkesinambungan dalam upaya penyebarluasan

informasi, pengetahuan, dan keterampilan bagi peserta didik keperawatan. Hal

tersebut dapat tercapai melalui proses pembelajaran serta pelatihan rutin,

sehingga peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan saat

menghadapi kondisi tanggap darurat bencana. Berdasarkan pemaparan

tersebut, maka peneliti ingin mengetahui bagaimanakah pengaruh pendidikan

kebencanaan terhadap kesiapsiagaan peserta didik keperawatan pada saat

tanggap darurat.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis pengaruh pendidikan kebencanaan terhadap pengetahuan,

sikap, dan keterampilan, peserta didik keperawatan dalam menghadapi

tanggap darurat medis.

2. Menganalisis pengaruh kesiapsiagaan peserta didik keperawatan sebelum

dan sesudah pemberian pendidikan kebencanaan dalam penanganan

bencana saat tanggap darurat.

3. Menganalisis kesiapsiagaan peserta didik keperawatan yang mendapatkan

pendidikan kebencanaan dengan kelompok kontrol dalam penanganan

bencana saat tanggap darurat.


PENGARUH PENDIDIKAN KEBENCANAAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN PESERTA DIDIK
KEPERAWATAN DALAM TANGGAP
DARURAT MEDIS (Kasus di Provinsi Sulawesi Tengah)
ISMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan pemahaman pengetahuan dan keterampilan dalam

menghadapi kondisi tanggap darurat bencana kepada peserta didik

keperawatan melalui pendidikan kebencanaan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik untuk dijadikan

acuan sebagai rekomendasi dalam pengambilan keputusan dan dasar dalam

pengembangan pendidikan kebencanaan pada Program Studi Ilmu

Keperawatan.

3. Memberikan dasar dalam penerapan standar kompetensi peserta didik

keperawatan sebagai upaya peningkatan kapasitas mahasiwa dalam

penanggulangan bencana.

4. Penelitian ini memberikan gambaran seberapa besar pengaruh pendidikan

kebencanaan terhadap kesiapsiagaan peserta didik keperawatan dalam

penanganan korban bencana saat tanggap darurat, sehingga upaya ini

diharapkan dapat terealisasi menjadi perubahan perilaku peserta didik

keperawatan yang siaga saat tanggap darurat.


PENGARUH PENDIDIKAN KEBENCANAAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN PESERTA DIDIK
KEPERAWATAN DALAM TANGGAP
DARURAT MEDIS (Kasus di Provinsi Sulawesi Tengah)
ISMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.2
Keaslian Penelitian
Peneliti Judul Penelitian Tujuan Hasil
Pangesti, A. Gambaran tingkat Mengetahui informasi tentang Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan
(2012) pengetahuan dan aplikasi gambaran tingkat pengetahuan bencana dengan tingkat kesiapan bencana
kesiapan bencana pada dan aplikasi kesiapan bencana
mahasiswa Fakultas Ilmu pada mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Keperawatan Universitas
Indonesia Indonesia
Daud, R. et al Penerapan pelatihan siaga Mendapatkan data tentang Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan siaga
(2014) bencana dalam meningkatkan kefektifan model pelatihan siaga bencana dengan model praktik langsung seperti saat terjadi
pengetahuan, sikap, dan bencana gempa terhadap gempa dapat meningkatkan kesiapsiagaan komunitas SMAN
tindakan komunitas SMAN 5 peningkatan pengetahuan, sikap, 5 Banda Aceh dengan bertambahnya pengetahuan tentang
Banda Aceh tindakan, dan kesiapsiagaan gempabumi, sikap yang lebih tepat terhadap gempabumi serta
komunitas SMAN 5 Banda Aceh tindakan yang lebih sesuai dalam menghadapi gempabumi
Anam, A. et al Faktor-faktor yang Mengidentifikasi kesiapsiagaan Ada hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam
(2013) mempengaruhi kesiapsiagaan perawat serta faktor-faktor yang penanggulangan bencana dengan kesiapsiagaan perawat
perawat dalam mempengaruhi kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana letusan Gunung Kelud di
penanggulangan bencana perawat dalam penanggulangan Kabupaten Blitar
Gunung Kelud Kabupaten bencana Gunung Kelud
Blitar
Mutarrak, R., Peran pendidikan terhadap Mengetahui tingkat kesiapsiagaan Hasil penelitian memberikan bukti bahwa pendidikan
Pothisiri, W. kesiapsiagaan bencana warga menghadapi gempabumi memiliki hubungan yang signifikan dengan kesiapsiagaan
(2013) menggunakan studi kasus dan tsunami di Pantai Andaman, bencana. Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa
gempabumi di Pantai Thailand pendidikan formal dapat meningkatkan kesiapsiagaan
Andaman, Thailand bencana dan mengurangi kerentanan terhadap bencana
Sumber : Pangesti, A. D. H. (2012), Daud. R, Sari, S. A., Milfayetti. S., Dirhamsyah. M. (2014), Anam, A. K., Andarini, S., Kuswanto. R. P
(2013), Muttarak. R., Pothisiri. W (2013)

9
PENGARUH PENDIDIKAN KEBENCANAAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN PESERTA DIDIK
KEPERAWATAN DALAM TANGGAP
DARURAT MEDIS (Kasus di Provinsi Sulawesi Tengah)
ISMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai