Anda di halaman 1dari 6

Panas adalah sebuah bentuk dari energi, sebagai energi yang dihasilkan dari adanya

getaran yang terjadi pada molekul-molekul dan menyebabkan kenaikan temperatur.


Temperatur naik seiring dengan adanya energi panas pada sebuah sistem. Beberapa satuan
yang digunakan pada perubahan energi panas yaitu British Thermal Unit (BTU), kalori dan
joule. BTU menjelaskan besarnya energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 10 F
hingga 680 F dari 1 lb air murni pada tekanan atmosfer. Kalori menjelaskan besarnya energi
yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 g air murni dari 10 C hingga 4 0 C pada
tekanan atmosfer. Joule juga digunakan untuk mendefinisikan energi panas. Perubahan fase
zat padat ke cair dan ke gas membutuhkan energi atau memindahkan energi saat keadaan gas
ke cair dan ke padat. Pengaruh energi panas pada sebuah zat dapat mengubah bentuk zat
tersebut dan menaikkan temperatur zat tersebut ketika telah terjadi perubahan bentuk
seluruhnya. Sebuah zat yang mengalami perubahan fase juga akan mengubah volume dari zat
tersebut(Dunn, 2005).

e
d

c
b

Gambar 1. Relasi energi panas dan temperatur


(a, c dan e energi panas menaikkan temperatur & b dan d energi panas merubah fase)

Pada zat padat atom-atom dapat bergetar dan semakin cepat bila energi panas
diberikan, bila atom lepas dari ikatannya akan menyebabkan perubahan fase ke cair dan bila
energi panas tak cukup kuat melepaskan atom maka terjadi perubahan temperatur pada zat
padat tersebut. Kecepatan perpindahan molekul pada fase cair adalah ukuran dari energi
termal molekul-molekul tersebut hingga molekul terlepas dari ikatannya dan mengalami
perubahan fase ke gas karena adanya energi panas. Specific heat adalah kuantitas dari energi
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 derajat per beratnya.
Q=WC (T 2−T 1)
Dimana
W=massa dari benda
C=koefisin panas jenis benda
T2=tempertatur akhir benda
T1=tempertatur awal benda

Teradapat 3 metode dalam transfer panas yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
Konduksi adalah aliran dari panas dalam material karena getaran molekul atau energi yang
ditransfer dari satu molekul ke yang lain yang dipengaruhi oleh konduktivitas termal (k )
yaitu kemampuan suatu material mengalirkan panas dari temperatur tinggi ke temperatur
rendah,
−kA ( T 2−T 1 )
Q=
L
Dimana
Q=laju perpindahan panas
K=konduktifitas panas benda
A=luas penampang aliran panas
T2=tempertatur benda pada titik yang jauh dari sumber panas
T1=tempertatur benda pada titik yang dekat dari sumber panas
L=jarak antara titik lain pada benda terhadap titik sumber panas
Tanda negative pada persamaan di atas menunjukkan aliran panas yang positif.

Gambar 2. Ilustrasi Konduksi Panas


Konveksi adalah transfer panas karena perpindahan partikel bertemperatur tinggi
dalam material yang direpresentasikan oleh koefisien transfer panas (h) maka bergantung
pada densitas, viskositas, dan specific heat.
Gambar 2. Ilustrasi Konveksi Panas

Penghitungan konveksi panas dalam prakteknya tidak semudah konduksi. Namun, konveksi
panas dapat ditulis sebagai
Q=hA(T 2 – T 1 )
Dimana
Q=laju perpindahan panas konveksi
h=koefisien konveksi medium
A=luas penampang konveksi panas
T2-T1=perbedaan temperatur antara sumber dan temperature akhir medium

Gambar 3. Ilustrasi Radiasi Panas

Dan radiasi adalah pancaran energi oleh gelombang elektromagnetik dengan


kecepatan cahaya yang melewati material dengan medan listrik minimum yang
direprentasikan oleh konstanta radiasi (C) maka bergantung pada warna, tekstur dan bentuk.

Q=CA (T 24−T 41 )
Dimana
Q=laju perpindahan panas konveksi
C=konstanta radiasi (bergantung pada warna luasan, tekstur, satuan yang digunakan, dll)
A=luas penampang radiasi panas
T2=tempertatur permukaan sumber radiasi
T1=tempertatur permukaan benda yang diradiasi

Dari beberapa persamaan menjelaskan besarnya transfer panas atau kalor (Q) dengan
satuan Joule yang diamati dari perubahan temperatur suatu material dengan ukuran
tertentu(Dunn, 2005).

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan
mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan
lanjutan.

Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan ke
sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan
ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA yang berarti LM35 mempunyai
kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan
pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .

Gambar 4. Sensor Suhu LM35

Pada Gambar 4 ditunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin
LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber
tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout
dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor
LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik
sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV

Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu
setiap suhu 1 ºC akan menunjukan perubahan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya
LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan, akan tetapi
suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut.
Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat
dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh
lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu
permukaan dan suhu udara disekitarnya .

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:

 Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
 Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
  Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
  Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
  Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
  Memiliki pemanasan diri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara
diam.
  Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
  Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

Intrumentasi pengukuran merupakan suatu cabang keilmuan yang dapat diaplikasikan dalam
banyak bidang, salah satunya pada bidang industri. Berbagai macam aplikasi pengukuran
yang digunakan dalam dunia industri membutuhkan tingkat keakuratan yang tinggi untuk
dapat diterima, misalnya saja pada instrumen pengontrol suhu harus memiliki akurasi lebih
dari ± 10 C . Selain akurasi, hal yang perlu diperhatikan ialah keamanan dan juga reabilitas saat
pengoperasian. Sebagian besar satuan yang digunakan dalam pengukuran suhu di dunia
industri berupa Celcius ataupun Fahrenheit dan juga Kelvin, dalam artian penggunaan
Reamur jarang digunakan, tentu saja untuk mendapatkan nilai tersebut tidak serta merta dapat
diamati secara langsung namun perlu adanya akuisisi data. Akuisisi data adalah prinsip dari
konversi menggunakan sinyal I/O (input/output) dari satu alat ke alat yang lain untuk
mengubah sinyal analog ke sinyal digital menggunakan satuan konversi yang sesuai. Sistem
akuisisi data telah berkembang dari waktu ke waktu yang awalnya dari perekam
elektromekanis yang hanya terdiri dari satu sampai empat saluran saja kini sudah dapat
mengukur hingga ratusan variabel secara bersamaan. Sebagian besar akuisisi data dapat
dikategorikan sebagai konfigurasi yang digunakan secara eksternal sedangkan konfigurasi
internalnya dikoneksikan dengan bus PCI (Peripheral Component Interconnect). Pada
beberapa hal dapat digunakan LabView dengan kabel USB untuk menghubungkan port ke
perangkat lunak akuisisi data berupa arduino, sementara sisi lain dari kabel terhubung ke port
PC yang menunjukkan nomor komunikasi Port COM ketika diuji ke blok port koneksi-
koneksi labview yang dalam hal ini adalah diuji menjadi COM65 (input/output) seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut,

Gambar 1. Sistem port akuisisi data

Semua sistem akuisisi data berbasis PC akan mencatat data yang sangat akurat, berulang,
dapat diandalkan, dan bebas kesalahan asalkan terhubung dan dioperasikan sesuai dengan
praktik yang direkomendasikan pabrikan atau sesuai standar operasional prosedurnya(Yogesh
and Rengaprabhu, 2017).

DAFTAR PUSTAKA
Dunn, W., 2005. Fundamentals of industrial instrumentation and process control. McGraw-
Hill, New York.

Yogesh, B., Rengaprabhu, P., 2017. Temperature Control and Data Acquisition Method for
Factory using Labview, in: Third International Conference on Current Trends in
Engineering Science and Technology ICCTEST-2017. Presented at the Third
International Conference on Current Trends in Engineering Science and Technology
ICCTEST-2017, Grenze Scientific Society, pp. 537–540.
https://doi.org/10.21647/ICCTEST/2017/49018

Anda mungkin juga menyukai