Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa perlu terus
dilestariakan dan dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan
sekaligus untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Produksi, dan
penggunaan obat tradisional di Indonesia memperlihatkan kecendrungan terus
meningkat, baik jenis maupun volumenya. Perkembangan ini telah
mendorong pertumbuhan usaha di bidang obat tradisional, mulai dari usaha
budidaya tanaman obat, usaha industry obat tradisional, penjaja dan penyeduh
obat tradisional atau jamu. Bersamaan itu upaya pemanfaatan obat tradisional
dalam pelayanan kesehatan formal juga terus digalakkan melalui berbagai
kegiatan uji klinik kearah pengembangan fito farmaka (Ditjen POM, 1999).
Meningkatkan produksi, peredaran dan penggunaan obat tradisional,
di sisi lain dicemari oleh beredarnya obat tradisional yang tidak terdaftar, obat
tradisional yang mengandung bahan kimia obat atau mengandung bahan-
bahan berbahaya lainnya serta obat tradisional yang tidak memenuhi
persyaratan mutu. Peredaran dan penggunaan obat tradisional seperti ini
selain sangat membahayakan kesehatan/jiwa konsumen juga merusak citra
obat tradisional secara keseluruhan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui bahan alam sebagai bahan baku obat tradiosional
2. Untuk mengetahui tanaman liar sebagai sumber-sumber bahan baku obat
tradisional.
3. Untuk mengetahui tanaman budidaya sebagai sumber-sumber bahan baku
obat tradisional
C. Manfaat
Untuk menambah pengetahuan dan lebih mendalami tentang obat tradisional.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Alam Sebagai Bahan Baku Obat Tradisional


Obat bahan alam atau obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari atau
galenik, atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Menurut peraturan BPOM RI, obat bahan alam di Indonesia dikelompokkan
menjadi jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
Jamu adalah ramuan dari bahan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
galenik atau campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis, dan bahan
bakunya telah terstandardisasi.
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan
dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dengan hewan percobaan
dan telah melalui uji klinis pada manusia serta bahan baku dan produknya
telah distandardisas
Bahan-bahan ramuan obat tradisional seperti bahan tumbuh-
tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian atau galenik yang memiliki fungsi,
pengaruh serta khasiat sebagai obat, dalam pengertian umum kefarmasian
bahan yang digunakan sebagai simplisia. Simplisia adalah bahan alamiah
yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang dikeringkan (Dirjen
POM, 1999).
Menurut Material Medika (MMI, 1995), simplisia dapat digolongkan
dalam tiga kategori, yaitu:

2
a. Simplisia nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu
dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia.
b. Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian hewan
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia
murni.
c. Simplisia pelikan (mineral)
Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelican
(mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
belum berupa zat kimia.
Syarat Simplisia Nabati/Hewani
1. Harus bebas serangga, fragmen hewan, kotoran hewan
2. Tidak boleh menyimpang dari bau, warna
3. Tidak boleh mengandung lendir, cendawan, menun jukkan tanda-tanda
pengotoran lain
4. Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya
5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimal 2%
PELIKAN : Harus bebas dari pengotoran tanah, batu, hewan, fragmen
hewan dan bahan asing lainnya

Tanaman Obat
Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat ini sudah lama
dimiliki oleh nenek moyang kita dan hingga saat ini telah banyak yang
terbukti secara ilmiah. Dan Pemanfaatan tanaman obat Indonesia akan terus
meningkat mengingat kuatnya keterkaitan bangsa Indonesia terhadap tradisi
kebudayaan memakai jamu.
Bagian-bagian yang digunakan sebagai bahan obat yang disebut
simplisia. Simplisia:

3
a.       Kulit (cortex)
Kortek adalah kulit bagian terluar dari tanaman tingkat tinggi yang
berkayu.
b.      Kayu (lignum)
Simplisia kayu merupakan pemanfaatan bagian dari batang atau
cabang.
c.       Daun (folium)
Folium merupakan jenis simplisia yang paling umum digunakan
sebagai bahan baku ramuan obat tradisional maupun minyak atsiri.
d.      Herba
Simplisia herba pada umumnya berupa produk tanaman obat dari jenis
herba yang bersifat herbaceous.
e.       Bunga (flos)
Bunga sebagai simplisia dapat berupa bunga tungga atau majemuk,
bagian bunga majemuk serta komponen penyusun bunga.
f.       Akar (radix)
Akar tanaman yang sering dimanfaatkan untuk bahan obat dapat
berasal dari jenis tanaman yang umumnya berbatang lunak dan
memiliki kandungan air yang tinggi.
g.      Umbi (bulbus)
Bulbus atau bulbi adalah produk berupa potongan rajangan umbi lapis,
umbi akar, atau umbi batang. Bentuk ukuran umbi bermacam-macam
tergantung dari jenis tanamannya.
h.      Rimpang (rhizoma)
Rhizoma atau rimpang adalah produk tanaman obat berupa potongan-
potongan atau irisan rimpang.
i.        Buah (fructus)
Simplisia buah ada yang lunak dan ada pula yang keras. Buah yang
lunak akan menghasilkan simplisia dengan bentuk dan warna yang
sangat berbeda, khususnya bila buah masih dalam keadaan segar.
j.        Kulit buah (perikarpium)

4
Sama halnya dengan simplisia buah, simplisia kulit buah pun ada yang
lunak, keras bahkan adapula yang ulet dengan bentuk bervariasi.
k.      Biji (semen)
Semen (biji-bijian) diambil dari buah yang telah masak sehingga
umumnya sangat keras. Bentuk dan ukuran simplisia biji pun
bermacam- macam tergantung dari jenis tanaman (Widyastuti, 2004).

Simplisia yang terdapat dalam jamu


a. Coriandri Fruktus
Ketumbar adalah Coriandrum sativum suku Apiaceae
Ketumbar berkhasiat untuk meredakan pusing, muntah- muntah,
influensa, wasir, radang lambung, campak, masuk angin, terkena darah
tinggi, dan lemah syahwat.
b. Myristicae semen
Buah pala adalah myristica fragrans suku Myristicaceae
Mengandung minyak atsiri, zat samak, dan zat pati.
Buah pala berkhasiat sebagai obat diare, kembung, mual serta untuk
menetapkan daya cerna dan selera makan, yang kaya akan vitamin C,
kalsium, dan posfor.
Senyawa kimia buah pala tersebut terdapat dikulit, daging, biji pala
hingga bunganya.
c. Piperis Nigri Fruktus
Lada hitam adalah piper nigrum suku Piperaceae
Mengandung saponim, flavonoid, minyak atsiri, kavisin, resin, amilum.
Lada hitam berkhasiat untuk memperlancar menstruasi, meredakan
serangan asma, meringankan gejala ramatik, mengatasi perut kembung
serta menyembuhkan sakit kepala.
d. Andrographis Herba
Tanaman sambiloto adalah Andrograpis Peniculata suku Acanthaceae.
Mengandung flavinoid, alkane, keton, aldehid, dan beberapa mineral

5
seperti kalium, kalsium, dan natrium. Tanaman ini berkhasiat sebagai
antiradang , analgetik, dan penawar racun.
e. Curcumae Rhizoma
Temulawak adalah Curcuma Xanthorrhiza suku Zingiberaceae.
Mengandung pati, kurkuminoid, dan minyak atsiri. Temulawak
berkhasiat antiradang, antisembelit, tonikum, dan diuretik.

B. Tanaman Liar Sebagai Bahan Baku Obat Tradisional


Disekitar kita ternyata banyak terdapat tumbuhan liar yang berkhasiat
sebagai obat. Tumbuhan liar tersebut seringkali kita anggap gulma atau
tumbuhan pengganggu yang tidak memiliki manfaat. Contohnya adalah obat
herbal BAYAM DURI dan tumbuhan ANTING-ANTING, keduanya sering
kita abaikan begitu saja padahal tumbuhan tersebut memiliki khasiat sebagai
obat. Tumbuhan tersebut bisa kita tanam sebagai Tanaman Obat Keluarga
Bayam Duri dipekarangan rumah. Tumbuahan anting-anting memiliki khasiat
sebagai Tanaman OBAT KORENG atau penyakit kulit.

Berikut ini jenis-jenis tanaman liar yang digunakan sebagai obat tradisional
yaitu:

1. Alang-alang / ilalang

Alang-alang, ilalang atau lalang adalah tanaman liar yang sering


dianggap gulma pada lahan pertanian. Daun ilalang memiliki ujung
runcing dan panjang, banyak tumbuh dimana-mana karena ilalang
memiliki daya tahan yang kuat terhadap cekaman lingkungan. Bahasa
ilmiah alang-alang adalah Imperata cylindrica dari keluarga Poaceae.

Manfaat dan Khasiat ALANG-ALANG Untuk Pengobatan ;

Meskipun rumput ilalang sering dianggap gulma dan menganggu tanaman


budidaya namun ternyata tanaman liar ini memiliki beberapa khasiat dan
manfaat untuk kesehatan. Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat
adalah akar atau rimpangnya yang berwarna putih beruas-ruas. Akar
ilalang diketahui berkhasiat untuk mengobati panas dalam, sariawan,
meluruhkan kencing (diuretika), mengobati demam, obat sakit ginjal,
mengatasi mimisan, mengatasi kencing darah dan lain-lain.

2. Anting-anting

6
Khasiat dan Manfaat Tumbuhan Anting-anting Untuk Obat Koreng

Anting-anting (Acalypha australis linn) merupakan tumbuhan liar yang


sering dianggap gulma. Tanaman anting-anting memiliki tajuk yang tidak
terlalu besar, batangnya kecil dengan tinggi tanaman mencapai 50 cm.
Daun hampir bulat telur dan memiliki bunga berwarna hijau. Tanaman
anting-anting banyak tumbuh dikebun, pekarangan dan juga ditemukan
pada areal lahan budidaya. Tanaman gulma ini ternyata memiliki khasiat
dan manfaat sebagai obat herbal.

Manfaat dan Khasiat ANTING-ANTING Untuk Pengobatan :

Tanaman anting-anting diketahui memiliki khasiat dan manfaat untuk


mengatasi pendarahan pada luka, menghentikan darah mimisan, membantu
mempercepat penyembuhan luka, sebagai antibiotik, peluruh kencing
(diuretik), obat gatal-gatal, obat radang, obat diare dan mengatasi batuk
berdarah.

3. Bayam Duri

Bayam duri (Amaranthus spinosios) merupakan tanaman sejenis bayam,


tetapi pada pohonnya terdapat duri-duri tajam. Tumbuhan bayam berduri
ini merupakan tumbuhan liar atau gulma. Banyak tumbuh diladang atau
areal lahan pertanian. Tumbuhan berduri ini tumbuh liar dengan sendirinya
tanpa ditanam. Sering tumbuh sendiri pada lahan pertanian dan dibuang
begitu saja karena dianggap sebagai gulma pengganggu tanaman budidaya.
Batang, daun dan bunga dari tanaman ini sama persis dengan bayam yang
biasa dikonsumsi, hanya saja terdapat duri pada batang nya dan bisa
tumbuh tinggi hingga 150 cm.

Manfaat dan Khasiat BAYAM DURI Untuk Pengobatan :

Bayam duri meskipun tanaman liar, tapi ternyata memiliki khasiat dan
manfaat sebagai obat. Akar dari bayam duri berkhasiat untuk mengobati
bisul, wasir (hemoroid), ekzema, gusi berdarah, gusi bengkak,
melancarkan ASI, meringankan demam, mengobati kutil, serta obat luka
bakar.

4. Cakar Ayam

Tanaman cakar ayam (Selaginella doederleinii hieron) merupakan


tumbuhan liar yang tumbuh pada tempat-tempat yang teduh dan berhawa
sejuk. Banyak terdapat ditepi-tepi jurang yang berlumut dan lembab,
daunnya menyerupai cakar ayam sehingga dinamai tumbuhan cakar ayam.

7
Bagian tanaman yang berkhasiat sebagai obat herbal adalah seluruh bagian
tanaman. Nama daerah untuk tanaman ini antara lain ; rumput solo, cemara
kipas gunung, cakar ayam (Jawa), paku rane (Sunda), menter (Betawi), tai
lantuan (Madura), usia (Ambon), sikili batu, lingonai (Minangkabau).

Manfaat dan Khasiat Tumbuhan CAKAR AYAM Untuk Pengobatan :

Tumbuhan cakar ayam diketahui memiliki khasiat untuk pengobatan


berbagai jenis penyakit. Manfaat tumbuhan cakar ayam untuk pengobatan
antara lain : mengobati kanker paru, mengobati bronkitis, mengatasi
radang paru, tonsilis, mengobati batuk, mengatasi korengan, obat perut
busung, obat infeksi saluran kencing dan obat rheumatik.

5. Daun Kentut

Daun kentut (Paederia foetida) merupakan tumbuhan yang tumbuh secara


liar dan kerap dianggap gulma atau tumbuhan pengganggu. Tanaman ini
adalah salah satu dari genus Paederia anggota dari suku Rubiaceae.
Kenapa disebut daun kentut? Ya, tanaman ini memiliki bau mirip dengan
bau kentut sehingga dinamai daun kentut. Sebuah penelitian
mengungkapkan pada daun kentut terkandung asperulodise, deactelylas
peruloside, scandoside, paederosid, paederosidic, gama-sitosterol, arbutin,
oleanolic acid.

Manfaat dan Khasiat DAUN KENTUT Untuk Pengobatan :

Tumbuhan daun kentut diketahui berkhasiat untuk mengobati gatal-gatal


pada kulit, mengobati cacar ular, mengatasi perut mules karena masuk
angin, mengatasi sakit lambung, mengobati sariawan, mengobati radang
telinga, mengobati mata bengkak, serta mengobati disentri.

6. Daun Sendok

Daun sendok merupakan tumbuhan liar yang banyak terdapat di


perkebunan teh atau perkebunan karet, dan banyak tumbuh secara liar
dihutan, perladangan, halaman rumah yang agak lembab. Disebut daun
sendok karena tumbuhna ini memiliki daun yang cekung keatas seperti
sendok. Daun sendok merupakan salah satu tanaman dari genus Plantago,
anggota dari suku Plantaginaceae. Tumbuhan ini memiliki banyak nama
lokal, seperti ki urat ceuli, ceuli uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,
sangka buwah, sangkuwah, sembung otot, suri panduk (Jawa), daun urat,
daun urat-urat, ekor angin, kuping menjangan (Melayu) dan torongoat
(Minahasa).

8
Manfaat dan Khasiat DAUN SENDOK Untuk Pengobatan :

Kandungan pada daun sendok diantaranya flavonoid dan polifenol,


disamping itu daunnya mengandung vitamin C, asam sitrat dan tanin.
Kandungan tanin pada daun sendok diperkirakan mempunyai efek sebagai
adstrigen sehingga dapat mengurangi diare dengan menciutkan selaput
lndir usus. Manfaat daun sendok antara lain sebagai peluruh kencing,
sebagai antiradang, pengencer dahak, mengatasi batuk, serta memperbaiki
gangguan pada penglihatan.

7. Jamur Kuping

Jamur kuping memiliki nama ilmiah Auricularia auricula adalah salah satu
kelompok jelly fungi yang masuk ke dalam kelas Basidiomycota dan
mempunyai tekstur jelly yang unik. Jamur kuping sering tumbuh pada
kayu mati atau lapuk, serta tumbuh pada bahan yang mengandung selulosa
pada kondisi yang lembab. Jamur ini disebut jamur kuping karena bentuk
tubuh buahnya melebar seperti daun telinga manusia (kuping).
Karakteristik dari jamur kuping ini adalah memiliki tubuh buah yang
kenyal (mirip gelatin) jika dalam keadaan segar. Namun, pada keadaan
kering, tubuh buah dari jamur kuping ini akan menjadi keras seperti
tulang. Bagian tubuh buah dari jamur kuping berbentuk seperti mangkuk
atau kadang dengan cuping seperti kuping.

Manfaat dan Khasiat JAMUR KUPING Untuk Pengobatan :

Jamur kuping memiliki banyak kandungan nutrisi, antara lain air, protein,
lemak, karbohidrat, serat, abu dan nilai energi sebesar 351 kal. Jamur
kuping berkhasiat mengatasi panas dalam, mengurangi rasa sakit luka
bakar, sebagai anti racun, menghambat pertumbuhan sel kanker,
menghambat penggumpalan darah, mengatasi hipertensi, mengobati wasir,
melancarkan BAB, serta mengatasi anemia.

8. Putri Malu

Putri malu memiliki nama ilmiah Mimosa pudica, berasal dari famili
Fabaceae. Tanaman ini merupakan rumput liar dengan batang berduri. Ciri
khas putri malu yang mudah dikenali adalah ketika disentuh daun-daunnya
akan menutup / layu dengan sendirinya. Oleh sebab itu tanaman liar ini
dinamai putri malu. Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya
disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan segera “menutup”. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun.
Rangsangan tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut

9
tersentuh. Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi
rangsang sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun
putri malu tidak peduli dari mana arah datangnya sentuhan. Daun putri
malu juga akan menutup dengan sendirinya ketika malam tiba dan akan
terbuka kembali ketika matahari terbit.

Manfaat dan Khasiat PUTRI MALU Untuk Pengobatan ;

Putri malu diketahui berkhasiat untuk mengobati berbagai masalah


kesehatan, antara lain sebagai obat peradangan, mengatasi keputihan pada
wanita, membantu menurunkan berat badan, obat batuk, bronkitis,
mengatasi insomnia, mengatasi penyakit herpes, dll.

C. Tanaman Budidaya Sebagai Bahan Baku Obat Tradisional


Di Indonesia, tanaman obat alias tanaman biofarmaka/budidaya lebih
biasa dikenal dengan sebutan TOGA (Tanaman Obat keluarGA).

Tanaman ini mengandung senyawa atif atau bahan alami tertentu yang
disinyalir baik untuk menunjang kesehatan tubuh.

Umumnya setiap bagian dari tumbuhan obat bisa dimanfaatkan untuk


mendapatkan khasiatnya. Mulai dari daun, batang, buah, kulit, biji, akar,
hingga umbi atau rimpangnya yang kemudian dikonsumsi dalam berbagai
bentuk seperti dimakan mentah-mentah, untuk bumbu dapur, obat oles,
hingga diracik menjadi jamu minum.

Indonesis kaya akan sumber tanaman obat yang bisa dibudidayakan


sendiri di rumah, baik pada sebidang tanah di halaman rumah atau di pot-pot
kecil, untuk memenuhi kebutuhan keluarga akan obat-obatan.

1. Jahe

Jahe adalah salah satu jenis tanaman obat yang populer digunakan sebagai
bahan pembuat jamu dan obat tradisional.

Jahe mengandung senyawa aktif kuat bernama gingerol yang mampu


mengatasi banyak masalah pencernaan seperti sakit perut dan mual-
muntah, pusing karena vertigo, hingga mengurangi sakit akibat nyeri haid
serta nyeri sendi seperti osteoarthritis dan rematik. Gingerol juga
dilaporkan dapat mencegah pertumbuhan sel kanker usus besar. Selain itu,
jahe dapat membantu menurunkan berat badan.

Jika ingin menggunakan jahe sebagai obat herbal, pilihlah yang segar.
Senyawa gingerol paling banyak dan paling kuat ditemukan dalam jahe

10
segar ketimbang jahe bubuk. Bubuk jahe di pasaran juga biasanya sudah
diolah dengan banyak gula tambahan. Simpan jahe dalam wadah tertutup
rapat, simpan di tempat kering dan jauhkan dari sinar matahari langsung.

Peringatan: jahe umumnya aman, tapi tetap tidak boleh dikonsumsi


berlebihan. Jahe dapat menyebabkan sakit perut, kembung, mulas, hingga
diare jika kebanyakan. Anda tak dianjurkan mengonsumsi lebih dari 4
gram jahe per hari.

2. Kunyit

Kunyit mengandung zat kurkumin yang memberikan warna oranye


khasnya. Kurkumin jugalah yang memberikan khasiat obat dari kunyit
untuk membantu menjaga kesehatan serta mencegah penyakit.

Berkat senyawa kurminnya, simpang oranye ini sudah sejak dulu


digunakan dalam pengobatan tradisional Indonesia untuk meringankan
gejala gangguan pencernaan, gejala penyakit kulit, mengatasi penyakit
hati, mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, hingga mencegah
kanker usus besar. Berdasarkan penelitian, kurkumin juga berfungsi
melindungi kesehatan fungsi saraf.

Peringatan: sama halnya dengan jahe, kunyit juga tidak boleh kebanyakan
dikonsumsi. Dikutip dari Healthline, beberapa penelitian mengatakan
konsumsi kunyit berlebihan memicu kenaikan asam lambung berlebih.
Asupan kunyit yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan masalah
perdarahan. Anda mungkin jadi lebih gampang memar atau luka lama
sembuhnya.

Maka dari itu, orang yang punya masalah lambung seperti maag dan yang
sedang rutin menggunakan obat pengencer darah warfarin tidak boleh
terlalu banyak mengonsumsi kunyit.

3. Kencur

Kencur yang punya nama latin Kaempferia galanga ternyata masih satu
keluarga dengan jahe. Tidak heran apabila masih banyak yang salah
membedakan antara kencur dengan jahe.

Kencur sudah dikenal lama sebagai obat batuk berdahak, obat diare, obat
deman, dan obat sakit gigi. Kencur juga bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan nafsu makan dan mengobati cedera otot setelah olahraga.

11
Manfaat kencur tidak berhenti sampai di situ. Sebuah penelitian dari
Bangladesh menunjukkan bahwa ekstrak kencur mengandung sifat
antidepresan yang bermanfaat untuk mengurangi stres dan kecemasan.

4. Kumis kucing

Kumis kucing adalah tanaman obat yang cukup terkenal dalam


meringankan beberapa masalah kesehatan, seperti luka di kulit dan gusi
bengkak. Selain itu, zat antiradang dalam kumis kucing dapat membantu
mengendalikan gejala alergi, rematik dan asam urat, penyakit ginjal,
hingga menghentikan kejang.

Sebuah penelitian pada tikus lab yang diterbitkan jurnal


Ethnoparmhacology melaporkan bahwa daun kumis kucing juga bersifat
diuretik yang memicu peningkatan produksi urine. Secara tidak langsung,
bolak-balik buang air kecil dapat membantu mengeluarkan bakteri yang
ada di dalam kandung kemih. Hal ini pun membantu mengurangi
kemungkinan risiko infeksi saluran kencing.

5. Daun sirih

Daun sirih sejak zaman leluhur digunakan sebagai tanaman obat untuk
mengobati berbagai masalah kesehatan. Nenek moyang kita sejak dulu
terbiasa mengunyah sirih untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka.

Nyatanya, tradisi menyirih ini memang terbukti bermanfaat oleh sejumlah


penelitian medis modern. Mengunyah sirih telah terbukti menghambat
pertumbuhan bakteri dalam mulut, sehingga bermanfaat untuk mencegah
gigi berlubang dan penyakit gusi.

Selain itu, antioksidan tannin dalam sirih mempercepat respon tubuh untuk
membekukan darah dan menyembuhkan luka. Itu kenapa sirih sering
digunakan untuk menghentikan mimisan dan mengobati luka bakar.

Tapi sebelum mengonsumsi tanaman obat untuk jamu ini konsultasikan


pada dokter untuk menghindari reaksi alergi.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-
bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Bahan yang digunakan dalam obat tradisional adalah simplisia.
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain
berupa bahan yang dikeringkan.
Simplisia yang digunakan berasal dari tumbuhan, hewan, pelikan
(mineral) dan bisa bersumber dari tumbuhan liar atau tumbuhan budidaya
yang harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan pengobatan tradisional.
Bagian tanaman obat yang digunakan untuk obat tradisional adalah kulit,
buah, daun,kulit batang, biji, akar , dll.
Tanaman yang masuk dalam kategori simplisia antara lain adalah
coriandri fructus, myristicae semen, curcuma rhizoma, dsb.

B. SARAN
Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal
yang ada di sekitar kita dengan sebaik mungkin. Serta tetap menjaga
kelestarian lingkungan hidup disekitar kita agar tercipta lingkungan hidup
yang sehat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2002. Ilmu Meracik Obat. Jakarta : UGM press.


Ditjen POM. 1995. Materia Medika Indonesia jilid IV. Jakarta : Trubus
Agriwidya.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia ed.IV. Jakarta : Depkes RI.
Ditjen POM. 1986. Kodifikasi Peraturan Perundang-undangan Obat Tradisional.
Jakarta : Depkes RI.
Widyastuti, Sri wahyuni, dkk. 2004. Bercocok Tanam. Yogyakarta : kanius.

14

Anda mungkin juga menyukai