SAP Terapi Aktivitas Bermain
SAP Terapi Aktivitas Bermain
Dosen Pembimbing :
Ibu Ratih Bayu Ningsih, M. Kep
Anggota Kelompok :
1. Latifah Hanum 201560311057
2. Loris Radnisia Harefa 201560311058
3. Lulu Diya'ul Auliya 201560311059
4. Mega Ayu 201560311061
5. Meli Kurnia 201560311063
6. Mila Nurmala 201560311064
7. Muhammad Akbar 201560311065
8. Nada Kamilia 201560311066
9. Nanda Ayu 201560311068
10.Nia Pagustya 201560311069
11.Nina Fadilah 201560311070
12.Nophayati 201560311071
13.Novita Sari 201560311072
14.Nur Rahmawati 201560311074
15.Putri Emelia 201560311076
I. Pendahuluan
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan
perkembangan emosinya
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
IV. Metode
Bermain dengan anak menebak gambar yang telah disebutkan dan
didiskripsikan
V. Materi
Terlampir
Keterangan :
: Moderator
: Leader
: Fasilitator
: Observer
: Anak
: Keluarga
VIII. Kegiatan
1. Pengorganisasian
Moderator :Nada Kamilia Hartanto
Observer : Loris R H
Pemimpin bermain : Mila Nurmala
Fasilitator : Nanda Ayu , M. Akbar, Mega Ayu, Meli Kurnia
Pasien : Nina Fadilah, Nia Pagustya, Lulu Diya'ul Auliya,
Putri Emilia
Keluarga : Nophayati, Nur Rahmawati, Novita Sari
IX. Evaluasi
A. Kriteria Pemantauan
Pemantauan
1. Input
a. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 3-4 peserta
b. Media penyuluhan yang digunakan adalah daftar gambar bermain
c. Paket penyuluhan sesuai SPO dan Up to Date
d. Waktu Kegiatan Penyuluhan adalah 45 menit
e. Tempat penyuluhan adalah di rumah sakit
2.Proses
a. Dievaluasi apakah anak mau berkenalan dan bersalaman
dengan perawat tanpa rasa takut.
3. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan anak menjadi senang karena
telah mengikuti permainan stimulasi kognitif yang diberikan.
4. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan kesehatan yang
lebih baik
X. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN
TAHAPAN WAKTU
Penyuluhan Sasaran
Pembukaan a. Salam pembukaan - Memperhatikan
b. Perkenalan - Memperhatikan
5 menit
c. Mengkomunikasikan - Menjawab salam
tujuan
Kegiatan
a. Menyiapkan mainan
bermain - Mengikuti
b. Bermain
menebak gambar - Menanggapi
dengan - Mengikuti
melibatkan anak
c. Meminta
respon dan
tanggapan
anak. 30 menit
d. Meminta anak
menempelkan
gambar yang
sesuai
e. Memberikan
Reinfocement
positif jika anak
bisa mengikuti
permainan
Penutup 10 menit
Mengakhiri permainan - Memperhatikan
dan melakukan evaluasi
MATERI
SATUHAN ACARA PENYULUHAN
A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari (Wholey and Wong, 1991). Bermain adalah
kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock). Bermain adalah ungkapan bahasa
secara alami pada anak yang diekspresikan melalui bio-psiko-sosio anak yang
berhubungan dengan lingkungan (Cindy Smith).
Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam
mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami
dengan kesenangan yang diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang
berhubungan dengan lingkungan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri
atau kegembiraan timbul dari apa yang dilakukan oleh anak. Contoh:
bermain sepak bola.
2. Bermain pasif/hiburan
Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan
aktivitas (hanya melihat), kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain.
Contoh: memberikan support, menonton televisi.
C. JENIS PERMAINAN
1. Permainan bayi
Permainan sederhana oleh anggota keluarga dilakukan pada usia
0-1 tahun. Contoh: petak umpet, dakon, kejar-kejaran.
2. Permainan perorangan
Untuk menguji kecakapan, ada peraturan sedikit, dilakukan pada
todler dan prasekolah. Contoh: menendang bola.
3. Permainan tetangga
Permainan kelompok, pada prasekolah dan sekolah. Contoh:
bermain polisi dan penjahat.
4. Permainan tim
Permainan terorganisir, punya aturan tertentu, dilakukan pada
usia sekolah dan remaja. Contoh: sepakbola, kasti, lari.
5. Permainan dalam ruangan
Permainan pada anak sakit atau lelah, dilakukan pada cuaca buruk
atau hujan. Contoh: main kartu, tebak-tebakan, teka-teki.
D. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik, sifat interaksi
3. Selalu dinamis, berkembang
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu.
E. FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Melalui permainan anak akan mampu mengungkapkan
kemampuan fisiknya. Bayi dengan penglihatan, taktil, dan rangsangan.
Todler dan pra sekolah melalui gerakan tubuh, dimana kematangan dan
maturitas akan membedakan masing-masing usia.
2. Perkembangan Kognitif/intelektual
Membantu mengenal benda sekitar(warna, bentuk, kegunaan).
Perkembangan ini diperoleh melalui eksplorasi dan manipulasi benda
disekitarnya baik dalam hal warna, ukuran, dan pentingnya benda
tersebut. Contoh: bermain mengisi teka-teki silang.
3. Kreatifitas
Anak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain
dengan semua media, puas dengan kreatifitas baru, dan minat terhadap
lingkungan tinggi. Misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari peran dalam kelompok, belajar memberi dan menerima,
belajar benar salah, dan mampu mengenal tanggungjawab.
5. Kesadaran Diri (Self awarness)
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahan dan
tingkah laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, bertingkah laku
sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh:
dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk
mengekspresikan perasaan yang tidak enak, misalnya: marah, takut,
benci.
8. Perkembangan Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum
dapat mengatakan secara verbal, misalnya: melukis, menggambar,
bermain peran.
Markum, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. IDI. Jakarta
Merenstein, et al. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika.
Jakarta Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Whaley and Wong.1991. Nursing Care infants and children. Fourth Edition.
Mosby Year Book. Toronto. Canada