BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan
A. Pengertian Kehamilan
c) Persiapan transportasi
d) Persiapan keuangan
e) Calon donor darah
f) Persiapan pakaian bayi dan ibu hamil
g) Perencanaan KB setelah melahirkan
E. Ketidaknyamanan pada Trimester III
1. Keputihan
Cara mengatasi :
a. meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari;
b. memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan nilon;
c. menghindari pencucian vagina dan mencuci vagina dengan
sabun dari arah depan ke belakang.
2. Sering buang air kecil / nocturia
Cara mengatasi :
a. penjelasan mengenai sebab terjadinya;
b. kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing;
c. perbanyak minum pada siang hari;
d. jangan kurangi minum di malam hari untuk mengurangi
nocturia, kecuali jika nocturia mengganggu tidur dan
menyebabkan keletihan;
e. batasi minum bahan diuretika alamiah : kopi, teh, cola dengan
kaffein.
3. Hemorroid
Cara mengatasi :
a. hindari konstipasi;
b. makan makanan yang berserat;
c. gunakan kompres es atau kompres hangat;
d. hindari BAB sambil jongkok.
4. Konstipasi
Cara mengatasi :
a. tingkatkan intake cairan;
b. minum cairan dingin / panas (ketika perut kosong);
15
Tanggal : jam :
A. Anamnesis
1) Biodata
a. Nama ibu
Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan untuk
mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama(Suryati
Romauli, 2011: 162).
16
b. Umur
Untuk menentukan apakah pasien dalam usia reproduktif
atau tidak. Kehamilan ≤ 16 tahun dapat terjadi komplikasi karena
organ- organ reproduksi belum matang. Sedangkan kehamilan
usia ≥ 35 tahun terjadi resiko tinggi seperti abortus spontan,
abnormalitas genetic pada janin(Reeder, dkk, 2012: 449).
c. Suku/ bangsa
Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang
mempengaruhi perilaku kesehatan(Suryati Romauli, 2011: 162).
d. Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait
agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke
suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien,
tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan
tentang jenis kelamin, tenaga kesehatan dan pada beberapa kasus,
penggunaan produk darah(Marmi, 2011: 155).
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang(Ari
Sulistyawati,2010:104).
f. Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi
agar nasehat kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk
mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan seperti bekerja
di pabrik rokok, percetakan dan lain- lain(Ari
Sulistyawati,2010:105).
g. Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan. Ditanyakan
alamatnya, agar dapat dipastikan ibu yang mana hendak ditolong
17
3) Riwayat haid
Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang
keadaan dasar dari organ reproduksi pasien. Beberapa data yang
harus kita peroleh adalah:
a. Ditanyakan kapan anda mengalami menarche
Usia pertama kali mengalami menstruasi yang pada umumnya
wanita Indonesia alami pada usia sekitar 12 sampai 16 tahun.
b. Apakah haid teratur atau tidak, dan bagaimana siklusnya teratur
atau tidak. Jarak antara menstruasi yang dialami dengan
menstruasi berikutnya dalam hitungan hari yang biasanya sekitar
23 sampai 32 hari.
c. Berapa banyak darah yang dikeluarkan saat haid
Volume darah menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi
yang dikeluarkan biasanya acuan yang digunakan berupa kriteria
banyak atau sedikitnya darah yang keluar.
d. Apakah haid terasa nyeri/ keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika
mengalami menstruasi dan dapat merujuk kepada diagnosa
tertentu (Suryati Romauli, 2011:163- 164).
e. Kapan terjadinya haid terakhir
18
5) Riwayat imunisasi
Tabel 2.2 pemberian vaksin TT untuk ibu yang belum pernah
(DPT/TT/) DT) atau tidak tahu status imunisasinya
8) Kehamilan sekarang
Hal- hal yang perlu ditanyakan dalam kehamilan sekarang adalah
sebagai berikut :
a. Tanyakan kapan ibu mulai merasakan pergerakan anak, normalnya
ibu mulai merasakan gerakan anak selama bulan kelima atau
keenam, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih
awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu beristirahat. Gerakan bayi kurang
dari 3 kali dalam periode 3 jam merupakan tanda gejala dari
komplikasi keadaan janin(Marmi, 2011: 225).
b. Adapun jadwal pemeriksaan kehamilan adalah :
a) Minimal 1 kali pada trimester I (sebelum 14 minggu).
b) Minimal 1 kali pada trimester II (antara minggu 14-28).
c) Minimal 2 kali pada trimester III (antara minggu 28-36 dan
sesudah minggu ke-36) ( Menurut depkes RI, 2006).
9) Riwayat Kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengaruhi EDD (Estimated Delivery Date), dan karena
penggunaan metode lain dapat membantu “menanggali” kehamilan.
Ketika seseorang wanita menghabiskan pil berisi hormone dalam
kaplet kontrasepsi oral, periode menstruasi yang selanjutnya akan
dialami disebut dengan “withdrawl bleed”. Menstruasi ini spontan
mungkin tidak terjadi pada waktu biasanya. Kuranganya menstruasi
spontan disebut amenorea post pil (Suryati Romauli, 2011: 165).
10) Pola kebiasaan sehari- hari
A. Pola makan
Kebutuhan nutrisi ibu hamil
a. Kalori
Perempuan hamil dengan berat badan normal membutuhkan
sekitar 2400 kalori perhari selama kehamilan, yang berarti
meningkat 300 kalori / hari di atas kebutuhan perempuan tidak
hamil.
22
(e) Vitamin D
Vitamin D bersifat antirakitis. Vitamin ini terutama penting
bagi ibu yang tinggal di daerah kurang sinar matahari.
(f) Vitamin E
Vitamin E penting untuk reproduksi dan pertumbuhan
embrio(Prof.Dr.Achmad Djaeni sedia oetama, M.SC,
2010:125).
B. Pola minum
Perempuan hamil harus minum cukup banyak air, kira- kira 6-8
gelas sehari. Air menambah keringat dan juga pengeluaran racun
melalui usus dan ginjal (Firman, dkk, 2012: 114- 118).
C. Pola istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur
khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan
tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur
teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada
malam hari kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks
pada siang hari selama 1 jam. (Suryati Romauli, 2011: 97).
D. Aktivitas sehari- hari
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/ aktifitas fisik biasa selama
tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan
seperti menyapu, mengepel, masak dan mengajar. Semua pekerjaan
tersebut harus sesuai dengan kemapuan wanita tersebut dan
mempunyai cukup waktu untuk istirahat
E. Personal hygiene
Kebersihan harus dijaga selama kehamilan, mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
26
b) Nadi
Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60- 80 kali/
menit. Denyut nadi 100 kali per menit atau lebih dalam
keadaan santai merupakan pertanda buruk. Jika denyut
nadi ibu sekitar 100 kali per menit atau lebih, mungkin ibu
mengalami salah satu atau lebih keluhan seperti tegang,
ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu, perdarahan
berat, anemia sakit/demam, gangguan tyroid , gangguan
jantung (Ari Sulistyawati, 2009:6).
c) Pernafasan
Untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan. Normalnya
16-24 kali per menit (Suryati Roumali, 2009:6).
d) Suhu tubuh
Suhu tubuh yang normal adalah 36,5- 37,5ºC. Suhu tubuh
lebih dari 37ºC perlu diwaspadai adanya infeksi (Suryati
Romauli, 2011: 173).
2) Pemeriksaan fisik
Hal-hal yang harus dilakukan dalam pemeriksaan kebidanan:
1. Inspeksi (periksa pandang)
a. Muka
Tampak cloasma gravidarum sebagai akibat deposit
pigment yang berlebihan, tidak sembab. Bentuk simetris,
bila tidak adanya kelumpuhan.
b. Mulut
Adakah sariawan, bagaimana kebersihannya. Dalam
kehamilan sering timbul stomatitis dan gingivitis yang
29
P :Planning untuk ibu hamil. Planing yang baru dilakukan atau yang
berkelanjutan. Kapan pengkajian formal selanjutnya. Catat
konsultasi dengan dokter dan kekonsistenan dokter dalam
mrngikuti rencana tersebut (Constance Singclair, 2010: 180).
Catatan Perkembangan
Kunjungan Kehamilan 2
Tanggal : Jam :
S : Ibu mengeluh sering keputihan
O : Keadaan Umum : Baik atau Lemah
Kesadaran : Composmentis, apatis, delirium, somnolen, spoor, semi coma, coma
a) Tanda-tanda Vital :
(a) Tekanan darah : 100/70-130/90 mmHg
(b) Pernafasan : 16-24 x/menit
(c) Nadi : 60-90 x/menit
(d) Suhu : 36,5-37,5°C
b) Berat badan (normal kenaikan berat badan 11-12,5 kg selama hamil)
c) Pemeriksaan Fisik
(a) Muka
tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odema
(b) Mata
Konjungtiva merah muda , sclera putih
(c) Dada dan Payudara
Lakukan palpasi ibu posisi tidur, raba payudara yang terjauh dari bidan
melingkar searah jarum jam, Tanya rasa nyeri saat di raba, ada benjolan
atau tidak, lalu ce keluarnya ASI (Rukiyah, 2010)
(d) Abdomen
1. Tinggi fundus uteri :
32 minggu : pertengahan pusat prosesus xiphoideus (px)
2. Leopold
a) Leopold I
38
c) Leopold III
Menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah
uterus dan mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada
pada bagian bawah sudah masuk atau belum masuk ke pintu atas
panggul (Mandriwati, 2012: 95- 96).
d) Leopold IV
Menentukan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul. Hasil pemeriksaan :
a) Konvergen : sebagian kecil bagian terendah janin sudah masuk
PAP.
b) Divergen : sebagian besar bagian terendah janin sudah masuk
PAP.
c) Sejajar : setengah bagian terendah janin sudah masuk PAP
(Sarwono, 2010:152).
3. Djj : 140-160x/menit
(e) Ekstremitas
Tidak ada edema tangan dan kaki, tidak pucat pada kuku jari, varises
(Wafi Nur Muslihatun, dkk, 2009)
O : G..P..A..P..A..H 32 minggu, keadaan umum ibu baik, Keadaan jalan lahir
normal, janin tunggal/ hidup/intrauterine/letkep/kedaan umum janin baik
P : 1. Beritahu tentang keadaan ibu
2. Jelaskan kepada ibu tentang penyebab dan solusi keluhan yang dialami
ibu
3. Jelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan
39
4. Beritahu ibu tentang aktivitas dan istirahat yang harus dijalani selama
trimester III
5. Jelaskan kepada ibu tentang gizi ibu hamil pada trimester III (Taufan
Nugroho, dkk, 2014)
Kunjungan Kehamilan 3
Tanggal : Jam :
S : Ibu mengatakan sering kencimg
O: Keadaan Umum : Baik atau Lemah
Kesadaran : Composmentis, apatis, delirium, somnolen, spoor, semi coma,
coma
a) Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan darah : 100/70-130/90 mmHg
b. Pernafasan : 16-24 x/menit
c. Nadi : 60-90 x/menit
d. Suhu : 36,5-37,5°C
b) Berat badan (normal kenaikan berat badan 11-12,5 kg selama hamil)
c) Pemeriksaan Fisik
b. Muka
Tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odema
c. Mata
Konjungtiva merah muda , sclera putih
d. Dada dan Payudara
Lakukan palpasi ibu posisi tidur, raba payudara yang terjauh dari bidan
melingkar searah jarum jam, Tanya rasa nyeri saat di raba, ada benjolan
atau tidak, lalu ce keluarnya ASI (Rukiyah, 2010)
e. Abdomen
1. Tinggi fundus uteri :
37 minggu : 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
2. Leopold
a) Leopold I
40
Djj : 140-160x/menit
f. Ekstremitas
Tidak ada edema tangan dan kaki, tidak ada varises
O : G..P..A..P..A..H 37 minggu, keadaan umum ibu, kesan jalan lahir normal,
janin tunggal/hidup/intrauterine/ letkep/kedaan umum janin baik
P : 1. Beritahu tentang keadaan ibu
2. Jelaskan kepada ibu tentang penyebab dan solusi keluhan yang dialami
ibu
3. Jelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan
4. Beritahu ibu tentang aktivitas dan istirahat yang harus dijalani selama
trimester III
41
5. Jelaskan kepada ibu tentang gizi ibu hamil pada trimester III
6. Beritahu ibu tanda-tanda persalinan
7. Beritahu informasi kepada ibu tentang persiapan persalinan
(Taufan Nugroho, dkk, 2014)
Kunjungan Kehamilan 4
Tanggal : Jam :
S : Ibu mengatakan sering kencing
O : Keadaan Umum : Baik atau Lemah
Kesadaran : Composmentis, apatis, delirium, somnolen, spoor, semi coma,
coma
a) Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah : 100/70-130/90 mmHg
Pernafasan : 16-24 x/menit
Nadi : 60-90 x/menit
Suhu : 36,5-37,5°C
b) Berat badan (normal kenaikan berat badan 11-12,5 kg selama hamil)
c) Pemeriksaan Fisik
(a) Muka
Cloasma gravidarum, odema
(b) Mata
Konjungtiva, sclera
(c) Dada dan Payudara
Lakukan palpasi ibu posisi tidur, raba payudara yang terjauh dari
bidan melingkar searah jarum jam, Tanya rasa nyeri saat di raba,
ada benjolan atau tidak, lalu cek keluarnya ASI (Rukiyah, 2010)
(d) Abdomen
1. Tinggi fundus uteri :
38minggu : 3 jari bawah prosesus xiphoideus (px)
2. Leopold
a. Leopold I
42
1. Engangement
2. Penurunan kepala
3. Fleksi
a. Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju tetapi
kepala janin terhambat oleh serviks, dinding panggul atau dasar
panggul
b. Pada kepala janin, dengan adanya fleksi maka diameter
oksipitofrontalis 12 cm berubah menjadi oksipito bregmatika 9 cm
c. Posisi dagu bergeser ke arah dada janin
d. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba daripada
ubun-ubun besar
4. Rotasi dalam
Putara internal dari kepala janin akan membuat diameter
anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri dengan
diameter anteroposterior dari panggul pasien. Kepala akan berputar dari
arah diameter kanan, miring kea rah diamaeter PAP dari panggul tetapi
bahu tetap miring ke kiri, dengan demikian hubungan normal antara as
panjang kepala janin dengan as panjang dari bahu akan berubah dan leher
akan berputar 45 derajat. hubungan antara kepala dan panggul ini akan
terus berlanjut selama kepala janin masih berada di dalam panggul. Pada
umumnya rotasi penuh dari kepala ini akan terjadi ketika kepala telah
sampai di dasar panggul atau segera setelah itu. Perputaran kepala yang
dini kadang-kadang terjadi pada multipara atau pasien yang mempunyai
kontraksi efisien.
5. Ekstensi
a. Gerakan ekstensi merupakan gerakan dimana oksiput berhimpit
langsung pada margo inferior simpisis pubis.
b. Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala menyesuaikan dengan
45
cara ekstensi agar dapat memulainya. Pada saat kepala janin mencapai
dasar panggul tidak langsung terekstensi, akan tetapi terus didorong ke
bawah sehingga mendesak ke jaringan perenium.
6. Rotasi Luar
Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar dipengaruhi oleh
faktor-faktor panggul, sama seperti pada rotasi dalam. Merupakan gerakan
memutar ubun-ubun kecil ke arah panggul janin, bagian belakang kepala
berhadapan dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri, sedangkan muka
janin menghadap salah satu paha ibu. Ekspulsi
7. Ekspulsi
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai
hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua
bahu lahir disusul lahirlah trochanter depan dan belakang sampai lahir
janin seluruhnya. Gerakan kelahiran bahu depan, bahu belakang, badan
seluruhnya (Sumarah, SsiT,dkk , 2009).
2.2.3 Manajemen Asuhan Persalinan
SOAP Kala I
1. Fase Laten
Tanggal : Jam :
S : Ibu mengatakan kenceng-kenceng teratur, terdapat keluaran
lendir darah, air ketuban belum keluar (Ari Sulistyawati, 2010)
O : Keadaan Umum : Baik atau Lemah
Kesadaran : Composmentis, apatis, delirium, somnolen, spor,
semi coma, dan coma
Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 100/70- 130/ 90 mmHg
Tekanan darah akan meningkat selama kontraksi, disertai peningkatan
sistol rata-rata 15-20 mmHg dan diastole rata-rata 5-10 mmHg
b. Pernafasan : 16- 24 x/menit
Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan dianggap normal selama
persalinan, hal tersebut mencerminkan peningkatan metabolism
46
b) Perut (abdomen)
(a) Leopold I
Mengetahui tinggi fundus uteri untuk memperkirakan
persalinan dan menentukan bagian- bagian janin yang berada
difundus uteri (Mandriwati, 2012: 93)
(b) Leopold II
Mengetahui bagian- bagian janin yang berada pada bagian
samping kiri dan kanan uterus.
(c) Leopold III
Menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian
bawah uterus dan mengetahui apakah bagian tubuh janin yang
berada pada bagian bawah sudah masuk ke pintu atas panggul
(Mandriwati, 2012: 95- 96).
(d) Leopold IV
Menentukan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul. Hasil pemeriksaan :
-Konvergen : sebagian kecil bagian terendah janin sudah
masuk PAP.
-Divergen : sebagian besar bagian terendah janin sudah masuk
PAP.
-Sejajar : setengah bagian terendah janin sudah masuk PAP
(Sarwono, 2010:152).
Hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan
ditentukan dengan rumus :
a) Mc Donald
Sesuai dengan usia kehamilan di ukur dalam cm. Fundus
uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan
dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam bulan
obstetrik dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan
umur kehamilan dalam minggu (Manuaba, 2010: 37).
b) TBJ: TFU-11 x 155= gram ( jika bagian terendah janin
sudah masuk PAP).
48
e. Keadaan ketuban
Keterangan :
U : Selaput ketuban utuh (belum pecah)
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban darah.
K : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban tapi air ketuban
tidak mengalir lagi “kering” (APN, 2008: 58)
f. Ada tidaknya molase
0: Tulang- tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi.
1: Tulang- tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2: Tulang- tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih
dapat dipisahkan
3: Tulang- tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan
g. Turunnya kepala
Bidang-bidang hodge untuk menentukan sampai dimana bagian
terendah janin turun kepanggul pada proses persalinan. Bidang
hodge tersebut antara lain :
1) Hodge 1 : bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan
bagian atas simpisis dan promotorium.
h. Keadaan panggul
a. Terabanya promotorium
b. Teraba linea innominata seluruhnya atau sebagian dan jumlah
bagiannya. Jika seluruh bagian lineainnominata teraba
menunjukkan adanya panggul sempit, jika hanya sebagian
menunjukkan panggul picak.
c. Apakah sacrum konkaf untuk mengetahui adanya CPD
d. Keadaan dinding samping panggul lurus atau konvergen
e. Spina ischiadica menonjol atau tidak
50
2. Fase Aktif
Tanggal : Jam :
S : Ibu mengatakan kenceng-kenceng teratur dan terasa kuat, terdapat
keluaran lendir darah, air ketuban belum keluar (Ari Sulistyawati,
2010)
O : Keadaan Umum : Baik atau Lemah
Kesadaran : Composmentis, apatis, delirium, somnolen, spor, semi
coma, dan coma
Tanda Vital :
(a) Tekanan Darah : 100/70- 130/ 90 mmHg
Tekanan darah akan meningkat selama kontraksi, disertai
peningkatan sistol rata-rata 15-20 mmHg dan diastole rata-rata 5-
10 mmHg
(b) Pernafasan : 16- 24 x/menit
Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan dianggap normal selama
persalinan, hal tersebut mencerminkan peningkatan metabolism
(c) Nadi : 60- 90 x/ menit
Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi
dibanding selama periode menjelang persalinan. Hal ini
mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi selama
persalinan
(d) Suhu : 36,5- 37,5ºc
Peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5-1°C dianggap normal,
nilai tersebut mencerminkan peningkatan metabolisme selama
persalinan
52
1. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi (periksa pandang)
(a) Wajah
Tentukan ada atau tidaknya cloasmagravidarum, oedema
wajah, keadaan selaput mata (pucat atau merah), serta keadaan
lidah dan gigi.
(b) Dada
Tentukan bentuk buah dada, pigmentasi puting dan areola,
keadaan puting susu serta ada atau tidaknya kolostrum
(c) Perut
Tentukan apakah perut membesar ke depan atau ke samping
(pada asites misalnya membesar ke samping), keadaan pusat,
pembesaran perut sesuai usia kehamilan atau tidak,
pigmentasi di lineaalba, penampakan gerakan anak, atau
kontraksi, adanya striaegravidarum atau bekas luka (Firman,
dkk, 2012: 88).
(d) Vulva
Tentukan apakah ada masa termasuk kondilomata, luka,
viskositasvulva atau rektum, luka parut di perinium, menilai
cairan vagina, apakah ada luka parut di vagina (Asri hidayat,
dkk, 2010).
1. Pemeriksaan dalam:
V /V : Bloodshow
Ø : 10 cm
Ket : utuh/ sudah pecah
Eff : 100%
Presentasi: Belakang kepala
Denominator : UUK
Hodge : IV
Molase : tidak ada molase
Bagian terkecil anak teraba/ tidak teraba (Asuhan Persalinan
Normal,2008).
2. Melihat adanya tanda gejala kala II : dorongan meneran, tekanan pada
anus, perineum menonjol, vulva membuka
A : G..P..A..P..A..H 38 minggu, keadaan ibu baik dengan inpartu kala II,
jalan lahir normal
janin T / H / I U letkep keadaan janin baik
P : Dalam melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman sesuai
standar APN maka dirumuskan 60 langkah APN sebagai berikut :
1. Dengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua persalinan.
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksanaan komplikasi segera pada ibu
dan bayi baru lahir.
59
3. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
4. Lepas dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih, mengalir, kemudian keringkan tangan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Gunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan
untuk pemeriksaan dalam
6. Ambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, meng isi
dengan oksitosin dan meletakkan kembali kedalam wadah partus set
7. Bersihkan vulva dan perineum menyekanya dengan hati-hati dari
anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunalan lapas yang
dibasahi air DTT.
8. Lakukan pemeriksaan dalam, Memastikan pembukaan sudah lengkap.
9. Dekontaminasi sarung tangan (mencelupkan tangan kanan yang
bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan membuka sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit). mencuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan. Menutup kembali partus set.
10. Periksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai,
memastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
11. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
kemidiaan membantu ibu menemukan posisi nyaman dan sesuai dengan
keinginanya.
12. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
(pada saat ada his, membantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
memastikan ia merasa nyaman
13. Lakukan bimbingan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk
meneran dan timbul kontraksi yang kuat.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok dan mengambil posisi nyaman,
jika ibu merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1 /3 bagian bawah bokong ibu
60
17. Buka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, membuka
vulva maka melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan kepala.
menganjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan
dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Tunggu hingga kepala janin selesai melakukan putar paksi luar secara
spontan
22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar, memegang secara
biparental. Anjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan
lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan ke arah atas dan
distal untuk melakukan bahu belakang
23. Setelah bahu lahir, menggeser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. menggunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah
atas
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke
arah bokong dandan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara lutut janin)
25. Lakukan penilaian selintas , Apakah bayi menangis kuat , Apakah bayi
bernafas tanpa kesulitan, Apakah bayi bergerak aktif
26. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Mengganti
handuk basah dengan handuk/kain yang kering dan membiarkan bayi di
atas perut ibu
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus
61
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik
SOAP kala III
Tanggal : Jam:
S : a. pasien mengatakan bahwa bayi nya telah lahir
b. pasien mengatakan bahwa ari-arinya belum lahir
c. pasien mengatakan perut bagian bawahnya terasa mulas (Ari
Sulistyawati dan Endang, 2010)
O : Keadaan umum : baik atau lemah
Kesadaran : composmentis
TFU setinggi pusat
Tali pusat terdapat di introitus vagina
Kontraksi uterus baik
A : P..A..P..A..H dengan inpartu kala III
P : 29.Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin 10
unit IM (intramuscular) di 1 /3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, menjepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
31. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit di dada ibu
luruskan bahu sehingga dada bayi menempel di dada ibu,
mengusahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari putting susu, menyelimuti ibu dan bayi dengan kain
hangat dan memasang topi di kepala bayi
33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat
62
(b) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari
bawah pusat dengan berat uterus 750 gr
(c) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba
pertengahan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr
(d) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas
simpisis dengan berat uterus 350 gr
(e) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil
dengan berat uterus 50 gr.
b. Perineum
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.
Pada postnatal hari ke 5, perenium sudah mendpatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada
keadaan sebelum melahirkan
4. Sistem perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama
kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli
sesudah bagian ini mengalami komrpresi antara kepala janin dan
tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah
placenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air
akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal
dalam tempo 6 minggu
5. Sistem Gastrointestinal
Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus
kembali normal. Meskipun kadar prosgesteron menurun setelah
melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan
selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian
bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa
sakit didaerah perenium dapat menghalangi keinginan ke belakang.
6. Sistem Endokrin
71
d. Perut
Lakukan periksa pandang (inspeksi), kaji pembesaran dan
kemungkinan adanya luka bekas operasi. Periksa raba
(palpasi), periksa ada tidaknya nyeri saat diraba. Periksa
TFU : 2 jari dibawah pusat, Kontraksi baik (Elishabet, 2016)
e. Genetalia dan perineum
Setelah persalinan, lihat apakah terdapat odema atau memar
pada dinding vagina, luka jahitan jika ada (kebersihan,
kondisinya keringa atau belum), vulva dan vagina mengalami
penekanan, serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, periksa lochea :
(a) Lochea rubra : berisi dara segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel disidua, vernik kaseosa, lanugo dan
mekonium , selama 2 hari post partum,
(b) Perdarahan <500 cc
A : P..A..P..A..H 6 jam postpartum fisiologis
P : 1. Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi
perineum, tanda infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus dan
temperature secara rutin
2. Berikan informasi tentang perlunya melakukan hal- hal berikut:
a. kebersihan diri
73
b. Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada bayi yang
cukup bulan.
c. Mata
Periksa strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna.
d. Hidung dan mulut
Bibir bayi yang baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata
dan simetris. Bayi harus bernafas dengan hidung, jika melalui mulut
harus diperhatikan kemungkinan adanya obstruksi jalan nafas karena
atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofarin.
e. Leher
Periksa adanya kelenjar tiroid dan vena jugularis.
f. Dada
Pernafasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara
bersamaan.
g. Bahu, lengan dan tangan
Gerakan normal, kedua tangan harus bebas gerak, jika gerakan
kurang kemungkinan adanya fraktur.
h. Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan
tali pusat.
i. Kelamin
Pada wanita normalnya labia mayora menutupi labia minora dan
kritoris. Pada laki-laki rugae normalnya Nampak pada skorotum dan
kedua testis turun kedalam skorotum.
83
menurun. Bayi dengan berat lahir 1500-2500 gram dapat 10% berat
lahirnya dengan 4-5 hari pertama setelah lahir, bayi dengan berat lahir
1500 gram dapat kehilangan sampai 15% berat lahirnya dalam tujuh
sampai 10 hari pertama (Sudarti, 2010).
A : By “.....” dengan neonatus usia 8-28 hari
P : a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan pada bayi nya
b. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan bayi
c. Pastikan pada ibu apakah bayinya mendapatkan ASI cukup tanpa
diberikan pendamping ASI atau susu formula
d. Ingatkan kembali ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan
e. Beritahu ibu untuk menjaga keamanan bayi
f. Beritahu ibu tentang imunisasi BCG
2.5 Keluarga Berencana
2.5.1 Konsep dasar keluarga berencana
2.5.2 Konseling KB
1. Definisi Konseling
Suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan seseorang
kepada orang lain dalam mebuat suatu keputusan atau memcahkan
masalah melalui pemahaman tentang fakta-fakta dan perasaan-
perasaan yang terlibat di dalamnya (Elisabeth, 2016)
2. Tujuan Konseling KB
86
(d) Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa
yang didapat diperolehnya
b) T : Tanya
(a) Tanyakan informasi tentang dirinya
(b) Bantu klien untuk berbicara pengalaman tentang KB dan
kesehatan reproduksi
(c) Tanyakan kontrasepsi yang ingin dilakukan
c) U : Uraikan
(a) Uraikan pada klien mengenai pilihannya
(b) Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini
sertakan jelaskan jenis yang lain
d) TU : Bantu
(a) Bantu klien berpikir apa yang sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya
(b) Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
e) J : Jelaskan
(a) Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya
(b) Jelaskan bagaimana penggunaanya
(c) Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
f) U : Kunjungan Ulang
Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan
atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan
5. Tahapan Konseling dalam pelayanan KB
a. Kegiatan KIE
Sumber informasi pertama tentang jenis alat/metode KB dari petugas
lapangan KB
a) Pesan yang disampaikan :
89
d. Keuntungan kontrasepsi
a) Daya guna tinggi.
b) Cepat bekerja 24 jam setelah pemasangan.
c) Perlindungan jangka panjang (bisa sampai 5 tahun untuk jenis
norplant).
d) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
e) Tidak memerlukan periksa dalam.
f) Bebas dari pengaruh esterogen.
g) Tidak mengganggu proses senggama.
h) Tidak mempengaruhi produksi ASI.
i) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
j) Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.
e. Keuntungan non kontrasepsi
a) Mengurangi nyeri haid.
b) Mengurangi jumlah darah haid.
c) Mengurangi/ memperbaiki terjadinya anemia.
d) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
e) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
f) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang
panggul.
g) Menurunkan angka kejadian endometriosis.
f. Efektifitas
Sangat efektif (0,1- 1 kehamilan per 100 wanita).
a) Usiareproduksi.
b) Telah memiliki anak ataupun belum.
c) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghentikan pencegahan kehamilan jangka panjang.
d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e) Pasca persalinan dan tidak menyusui.
f) Pasca keguguran.
g) Tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi.
h) Riwayat kehamilan ektopik.
i) Tekanan darah ,180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan
darah, atau anemia bukan sabit (sikle cell).
j) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung esterogen.
k) Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.
h. Wanita yang tidak boleh menggunakan AKBK
a) Hamil atau diduga hamil.
b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya.
c) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
d) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
e) Miomauterus.
f) Gangguan toleransi glukosa.
a) Kehamilan.
b) Perdarahan pervaginam yang belum terdiagnosis, namun
setelah diatasi AKDR dapat segera dipasang.
c) Perempuan yang sedang menderita infeksi alat genetalia
(vaginitis, servisitis) bila telah diobati, dapat segera dipasang.
d) Kelainan pada panggul dan uterus (misalnya uterusbikornis).
e) Alergi terhadap komponen AKDR misalnya tembaga (Niken
Melilani, dkk, 2010: 117- 121).
b. AKBK
Keadaan Umum : Baik atau Lemah
TD : < 180/90 mmHg Nadi : 80-90x/menit
S : 36,5-37,5 °C RR : 16-24x/menit
BB : < 70 kg ( Sarwono Prawirohardjo, 2014)
Pemeriksaan Fisik
1. Leher
Tentukan adanya bendungan vena jugularis, pembesaran
kelenjar gondok (Firman,dkk,2012:88)
2. Payudara
Payudara simetris/tidak, nyeri/tidak, ada benjolan
abnormal/tidak
3. Abdomen
Adakah bekas operasi atau tidak, adakah
pembesaran/kehamilan, ada pembesaran pada hepar atau tidak
4. Ekstremitas
Atas : ada odema /tidak, ada luka/tidak
Bawah : Ada odema/tidak, ada varises/tidak
c. AKDR
Keadaan Umum : Baik atau Lemah
TD : < 180/90 mmHg Nadi : 80-90x/menit
S : 36,5-37,5 °C RR : 16-24x/menit
Pemeriksaan Fisik
1. Payudara
Payudara simetris/tidak, nyeri/tidak, ada benjolan abnormal/tidak
2. Abdomen
Adakah bekas operasi atau tidak, adakah pembesaran/kehamilan,
ada pembesaran pada hepar atau tidak
3. Genetalia
103
2. Muka
Simetris/tidak, ada flek hitam/tidak, ada jerawat/tidak
3. Payudara
Payudara simetris/tidak, nyeri/tidak, ada benjolan abnormal/tidak
4. Ekstremitas
Atas : ada odema /tidak, ada luka/tidak
Bawah : Ada odema/tidak, ada varises/tidak
5. Genetalia
Tentukan keadaan perineum, adanya varises, tanda Chadwick,
kondilomata, dan fluor albus. Pemeriksaan dalam untuk mengetahui
kondisi porsio, kemungkinan adanya lesi dan perdarahan yang
belum jelas asalnya.
c. AKDR
Keadaan Umum : Baik atau Lemah
TD : < 180/90 mmHg Nadi : 80-90x/menit
S : 36,5-37,5 °C RR : 16-24x/menit
Pemeriksaan Fisik
1. Genetalia
Tentukan keadaan perineum, adanya varises, tanda Chadwick,
kondilomata, dan fluor albus. Pemeriksaan dalam untuk
mengetahui kondisi porsio, kemungkinan adanya lesi dan
perdarahan yang belum jelas asalnya. Inspekulo meliputi : keadaan
serviks (cairan/darah, luka/peredangan/tanda-tanda keganasan),
keadaan dinding vagina , pemeriksaan bimanual untuk mencari
letak serviks, adakah dilatasi dan nyeri tekan/goyang, panjang
uterus 7
A : P..A..P..A.H.. dengan akseptor KB suntik /AKBK /AKDR
P: 1. Pastikan tidak terjadi kegagalan KB
2. Ingatkan ibu untuk kunjungan ulang sesuai jadwal
a. Suntik
Suntuk Progestin : 3 bulan pasca suntik KB
b. AKBK : Kembali jika ada keluhan
106
Continuity of care
Ibu nifas
Ikut KB
Keterangan :