ABSTRACT
Antibiotic resistance is a problem and a threat to health throughout the world. The use of antibiotics that
are irrational, not empirically, and improper doses are the cause of antibiotic resistance. Prevention and
control strategies for antibiotic resistance have been discussed in recent years. Antibiotic Stewardship
Programs is an antibiotic resistance control strategy that has been used in many hospitals in the world.
Antibiotic Stewardship Programs is a strategy in suppressing antibiotic resistance rates in hospitals. This
strategy has 7 main components that are interrelated in reducing the number of antibiotic resistance.
ABSTRAK
Resistensi antibiotik merupakan masalah dan ancaman bagi kesehatan di seluruh dunia. Pemakaian
antibiotik yang tidak rasional, tidak empiris, dan dosis yang tidak tepat merupakan penyebab resistensi
antibiotik. Strategi pencegahan dan pengendalian resistensi antibiotik mulai dibahas beberapa tahun
terakhir. Antibiotic Stewardship Programs merupakan suatu strategi pengendalian resistensi antibiotik
yang telah digunakan dibanyak rumah sakit dunia. Antibiotic Stewardship Programs merupakan suatu
strategi untuk menekan angka resistensi antibiotik di rumah sakit. Strategi ini memiliki 7 komponen
utama yang saling terkait dalam menekan angka resistensi antibiotik.
1043
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1043-1049 Jurnal Human Care
sensitivitas, 3.689 isolat MDR (Multi Drug pertumbuhan Staphylococcus spp pada agar
Resistance). biakan(Severin et al., 2010).
Bakteri yang termasuk MDR adalah
Klebsiella sp, Staphylococcus aureus, MEKANISME KERJA ANTIBIOTIK
Enterobacter sp, Pseudomonas sp, E. Coli, Agen antibiotik bertindak selektif
Proteus sp. Persentase resistensi pada tahun pada fungsi vital mikroba dengan efek
2010 (62%), 2011 (55%) dan 2012 (58%) minimal atau tanpa mempengaruhi fungsi
(Sjahjadi et al., 2014). host. (Onufrak et al., 2016). Setiap antibiotik
Antibiotic Stewardship Programs mempunyai mekanisme kerja yang berbeda.
(ASP) adalah aktivitas yang dijalankan oleh Pemahaman tentang mekanisme ini serta
institusi pelayanan kesehatan untuk sifat kimia dari agen antibiotik sangat
mengoptimalkan penggunaan antibiotik pada penting dalam memahami cara kerja
pasien rawat inap. Program ini bertujuan antibiotik (Asín-Prieto et al., 2015).
mengoptimalkan hasil klinis (outcome) serta Secara umum, agen antibiotik dapat
meminimalkan efek yang tidak diinginkan bekerja sebagai bakteriostatik atau
akibat penggunaan antibiotik yaitu bakterisida. Agen antibiotik bakteriostatik
toksisitas, seleksi organisme patogen, dan bekerja menghambat pertumbuhan atau
resistensi. multiplikasi bakteri, sehingga ada waktu
Selain itu ASP juga bertujuan pada host mengeleminasi dengan sistem
mengurangi biaya perawatan tanpa kekebalan tubuh. Oleh karena itu, eliminasi
mengurangi kualitas layanan, yaitu dengan total bakteri dalam kasus ini tergantung pada
pengendalian penggunaan antibiotik yang kompetensi sistem kekebalan tubuh. Agen
tidak tepat dan berlebihan, serta mendorong bakterisida bekerja membunuh bakteri
peralihan terapi intravena ke terapi oral. dengan atau tanpa sistem kekebalan tubuh
(Centers for Disease Control and Prevention, yang kompeten, bakteri akan mati. (Asín-
2019). Kombinasi antara ASP yang efektif Prieto et al., 2015).
dengan program pengendalian infeksi yang Mekanisme aksi agen antibiotik lebih
komprehensif terbukti mampu membatasi lanjut dapat dikategorikan berdasarkan pada
perkembangan dan penyebaran bakteri yang struktur bakteri atau fungsi yang dipengaruhi
resisten terhadap antibiotik (Doron & oleh agen antimkroba, yaitu (Onufrak et al.,
Davidson, 2011). 2016). :
1. Menghambat sintesis dinding sel
RESISTENSI ANTIBIOTIK 2. Menghambat fungsi ribosom
Antibiotik pertama kali 3. Menghambat sintesis asam nukleat
diperkenalkan pada pertengahan abad 4. menghambat metabolisme folat
kesembilan belas, temuan ini menurunkan 5. Menghambat fungsi membran sel
morbiditas serta mortalitas penyakit infeksi
bakteri (Ventola, 2015). Beberapa waktu MEKANISME PERLAWANAN
setelah ditemukannya penisilin pada tahun ANTIBIOTIK
1940, terjadi kegagalan terapi dengan Sebelum tahun 1990-an, masalah
ditemukan beberapa bakteri yaitu, seperti resistensi antibiotik tidak dianggap sebagai
stafilokokus tidak lagi sensitif terhadap ancaman bagi pengelolaan penyakit infeksi.
penisilin, hal ini merupakan awal dari Resistensi adalah suatu mekanisme
resistensi antibiotik. Penelitian antibiotik mikroorganisme untuk kelangsungan hidup
dimulai pada awal 1900-an oleh Alexander mereka melawan agen antibiotik.(Ventola,
Fleming, dengan mengamati penghambatan 2015). Mekanisme resistensi ini melalui
1044
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1043-1049 Jurnal Human Care
1045
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1043-1049 Jurnal Human Care
dengan leukositosis tanpa ada fokus infeksi. dan lainnya, dimana terdapat 7 inti dalam
Kebanyakan antibiotik terbuang mengobati strategi ini (gambar 2), yaitu (CDC, 2019). :
"demam dan leukositosis" nonbakterial yang
akan menyebabkan pemborosan secara 1. Hospital Leadership Commitment
ekonomi(CDC, 2019). Strategi ini difokuskan pada
Pertimbangan selanjutnya dalam pemberdayaan sumber daya manusia,
memilih antibiotik yang tepat adalah keuangan, dan informasi rumah sakit.
mempertimbangkan spektrum aktivitas Dukungan pemimpin sangat penting untuk
antibiotik terhadap mikroorganisme yang keberhasilan program pengelolaan antibiotik
diduga patogen, terkait flora pada fokus dan memberikan beberapa kebijakan,
infeksi. Biasanya, dokter menggunakan seperti: memberikan pernyataan bahwa
terapi antibiotik spektrum luas, sesuai fasilitas mendukung dalam meningkatkan
spektrum aktivitas dan tingkat aktivitas yang dan pemantauan penggunaan antibiotik,
tinggi terhadap patogen yang diduga dari membagi tugas-tugas terkait kepengurusan
fokus infeksi.(Doron & Davidson, 2011) dalam uraian tugas dan laporan kinerja
Prinsip farmakokinetik penting dalam dosis, tahunan, memastikan staf dari departemen
menilai penetrasi antibiotik di lokasi infeksi. terkait diberikan cukup waktu untuk
Konsultasi dokter infeksi harus dilakukan berkontribusi pada kegiatan pelayanan,
pada kasus sulit dan berat untuk memberikan pelatihan dan pendidikan , dan
mempertimbangankan penggunaan Memastikan partisipasi dari semua
antibiotik sesuai farmakokinetik. Cunha et al kelompok yang dapat mendukung kegiatan
(2013) menyatakan peresepan tanpa pengelolaan antibiotik. Dukungan keuangan
pengetahuan tentang pentingnya faktor sangat membantu dalam program
farmakokinetik dapat menjadi predisposisi pengelolaan dan penghematan dalam
untuk kegagalan terapi atau resistensi pengeluaran antibiotik (Rohde et al., 2013).
antibiotik di tempat infeksi (Cunha & Opal,
2018). 2. Accountability
Antibiotik sering dilanjutkan selama Pada poin ini terdapat dua program
beberapa hari setelah infeksi terselesaikan. yaitu stewardship program leader dan
Durasi terapi yang lebih singkat akan pharmacy leader. Stewardship program
menyebabkan penurunan biaya ke institusi. leader adalah identifikasi satu pemimpin
Langford et al (2019) terapi yang lebih yang akan bertanggung jawab atas hasil
singkat berarti atau Length of Stay (LOS) program, dimana dokter sangat efektif dalam
yang singkat menyebabkan paparan peran ini. Pharmacy leader adalah
antibiotik lebih sedikit dan menghambat identifikasi satu pemimpin farmasi yang
potensi resistensi antibiotik (Langford et al., akan berperan sebagai co-leader. Pelatihan
2019). formal dalam infeksi menular dan
penggunaan atibiotik merupakan inti dalam
STRATEGI ANTIBIOTIC stewardship program leader (CDC, 2019) .
STEWARDSHIP PROGRAMS Menurut survei rumah sakit NHSN
Pada tahun 2019, CDC memperbarui (National Healthcare Safety Network) 2019,
Core Elements rumah sakit dalam 59% rumah sakit di Amerika Serikat
penggunaan antibiotik yang benar dan memiliki program pengelolaan yang
mencegah resistensi antibiotik (CDC, 2019). dipimpin oleh dokter dan apoteker.
Terdapat tujuh poin dalam Core Elements of Kepemimpinan yang efektif, keterampilan
Hospital Antibiotic Stewardship Program. manajemen dan komunikasi sangat penting
Setiap Core Elements ini berhubungan satu dalam program ASP ini (Baker et al., 2019).
1046
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1043-1049 Jurnal Human Care
1047
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1043-1049 Jurnal Human Care
1048
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1043-1049 Jurnal Human Care
1049