Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROMKES

“ Pelayanan Advokasi, KIE, Promosi dan KIP/K KB & KR ”


DOSEN : Hj. Djuhadiah Saadong, S.Pd.,M.Kes

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
ANGGOTA :

1. Nur Sahirah : PO713211201079


2. Nurhalizah Rahman : PO713211201081
3. Nurul Fatimah : PO713211201082
4. Pertiwi : PO713211201083
5. Putri Ervina Ramadhani : PO713211201084

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


PRODI DIII.KEBIDANAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah “PROMOSI KESEHATAN”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu,
penulis mengharapkan kritik, saran serta masukan yang membangun dari para pembaca dan
sebagai motivasi penulis guna penyempurnaan di lain waktu. Sedikit yang penulis harapkan,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan menambah pengetahuan
pembaca tentang “Pelayanan Advokasi, KIE, Promosi dan KIP/K KB & KR”

Makassar, 20 Mei 2021

KELOMPOK 6
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pelayanan Advokasi ............................................................................................... 6

B. Komunikasi Informasi Edukasi/KIE ...................................................................... 8

C. Promosi Dan KIP/K KB & KR .............................................................................. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 15

B. Saran...................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

SOAL PILIHAN GANDA .............................................................................................. 17


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Layanan advokasi adalah layanan BK yang membantu peserta didik untuk memperoleh
kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan atau mendapatkan perlakuan yang salah
sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas dan terpuji. Salah fungsi konseling adalah fungsi
advokasi yang artinya membela hak seseorang yang tercederai. Sebagaimana diketahui bahwa
setiap orang memiliki berbagai hak yang secara umum dirumuskan didalam dokumen HAM
(Hak Asasi Manusia).
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran
komunikasi kpd penerima pesan untuk mendapatkan efek. Komunikasi kesehatan adalah usaha
sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip
dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masy (pesan
yang disampaikan). Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan
kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah
satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang
layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan (BKKBN,1996).
Konseling merupakan unsur yang penting dalam pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi karena melalui konseling klien dapat memilih dan memutuskan jenis
kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya serta meningkatkan keberhasilan
KB. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan
keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan pada satu kesempatan yakni
pada saat pemberian pelayanan.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pelayanan Advokasi!
2. Jelaskan apa yang di maksud dengan KIE!
3. Bagaimana promosi dan KIP/K KB dan KR?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk di maksud dengan pelayanan advokasi
2. Untuk mengetahui apa saja yang di maksud dengan KIE
3. Untuk mengetahui promosi KIP/K dan KR
BAB II
PEMBAHASAN
A. PELAYANAN ADVOKASI
a. Pengertian Layanan Advokasi
Layanan advokasi adalah layanan BK yang membantu peserta didik untuk memperoleh
kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan atau mendapatkan perlakuan yang
salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas dan terpuji.
Salah fungsi konseling adalah fungsi advokasi yang artinya membela hak seseorang
yang tercederai. Sebagaimana diketahui bahwa setiap orang memiliki berbagai hak yang
secara umum dirumuskan didalam dokumen HAM (Hak Asasi Manusia).
Layanan advokasi diterapkan oleh konselor untuk menangani berbagai kondisi tentang
tercederainya hak seseorang terkait dengan pihak lain yang berkewenangan demi
dikembalikannya hak klien yang dimaksudkan.
b. Tujuan Layanan Advokasi
 Tujuan Umum
Layanan advokasi dalam konseling bermaksud mengentaskan klien dari suasana
yang menghimpit dirinya karena hak-hak yang hendak dilaksanakan terhambat dan
terkekang sehingga keberadaan, kehidupan dan perkembangannya, khususnya dalam
bidang pendidikan menjadi tidak lancar, terganggu, atau bahkan terhenti atau terputus.
Dengan layanan advokasi yang berhasil klien akan kembali menikmati hak-haknya,
yang dengan demikian klien berada kembali dalam posisi perkembangan diri (yaitu
pengembangan pribadi, sosial, belajar, karier, keluarga, keagamaan, dan atau
kemasyarakatan) secara positif dan progresif.
 Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan advokasi dalam konseling adalah membebaskan klien dari
cengkeraman pihak tertentu yang membatasi atau bahkan menghapus hak klien dan
masalah klien teratasi. Karena konseling adalah profesi dalam bidang pendidikan, maka
layanan advokasi dalam konseling dilakukan berkenaan dengan hak-hak klien dalam
bidang pendidikan. Di luar bidang pendidikan, layanan advokasi dapat dilaksanakan
oleh konselor sepanjang pemasalahan klien masih berada dalam kewenangan konselor
menanganinya.
c. Operasionalisasi Layanan
Layanan ADVO cukup kompleks dengan pihak-pihak terkait dan materi pembahasannya
yang bervariasi dan dapat berkembang ke berbagai arah. Oleh karenanya, pelaksanaan
layanan akan lebih memakan pemikiran, upaya dan kerjasama semua pihak agar tercapai
hasil yang optimal.
 Perencanaan
SATLAN layanan ADVO, selain berisi identifikasi klien secara lengkap beserta
masalah dan kondisi awal dirinya, juga secara komprehensif memuat materi dasar dan
pengembangannya dan hubungannya dengan pihak-pihak terkait. Rencana layanan ini
juga membuka keyakinan diselenggarakannya berbagai “sub-layanan” sebagaimana
dikemukakan di atas untuk mengoptimalkan proses dan hasil.
 Pengorganisasian Unsur-unsur dan Sarana Layanan
Setelah rencana yang bersifat terbuka dan komprehensif dipersiapkan, sebelum
layanan ADVO secara nyata diwujudkan dilapangan terlebih dahulu diatur dan
diorganisasikan segenap unsur materi dan sarana, pihak-pihak terkait dan urusan
administrasinya, waktu dan tempat, serta aspek terkait operasional lainnya secara rapi
demi kelancaran pelaksanaan layanan. Pengaturan dan organisasi seperti itu setiap kali
disesuaikan dan dibangun kembali sesuai dengan kemajuan, hasil, dan keperluan
objektif pada tahap kemajuan layanan.
 Pelaksanaan layanan
Rencana dan sarana awalnya yang telah disiapkan itu dimanfaatkan sebesar-
besarnya untuk kelancaran dan keberhasilan layanan.Selama layanan berlangsung
pengorganisasian dan pengaturan kembali segala sesuatunya dapat dilakukan.
 Penilaian
Penilaian terhadap hasil dan proses layanan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap
pelaksanaan. Penilaian ini bersifat progresif tahap demi tahap sampai dengan penilaian
akhir.Penilaian diorientasikan pada sampai berapa jauh hak-hak klien yang ditangani
melalui layanan ADVO dapat dikembalikan secara penuh kepada klien.
 Tindak Lanjut
Tindak lanjut dilakukan sesuai dengan hasil penilaian secara progresif pada setiap
tahap layanan.Demikian pula laporan yang dibuat, dapat dibuat berupa laporan per
tahap kegiatan dan/ atau laporan lengkap pada akhir keseluruhan layanan, sesuai
dengan keperluannya.
Kegiatan layanan ADVO diakhiri dengan disusunnya LAPELPROG (Laporan
Pelaksanaan Program) yang disampaikan kepada pihak-pihak tertentu sesuai dengan
keperluannya.
B. KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI/KIE
a. Pengertian KIE
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui
saluran komunikasi kpd penerima pesan u/ mendapatkan efek.. Komunikasi kesehatan
adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan
menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi
maupun komunikasi massa. Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang
perlu diketahui masy (pesan yang disampaikan). Edukasi adalah proses perubahan perilaku
ke arah yang positif. Pendidikan kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut dari
tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam
setiap memberikan pelayanan kesehatan.

b. Tujuan KIE

Tujuan dilaksanakannya Program KIE, yaitu :

1) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan


peserta baru
2) Membina kelestarian peserta KB
3) Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya
proses penerimaan
4) Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat
melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab

c. Jenis Kegiatan KIE

1) KIE Individu : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan
individu sasaran program KB.
2) KIE Kelompok : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan
kelompok (2-15 orang)
3) KIE Massa: Suatu proses KIE tentang program KB yang dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah besar.
d. Prinsip Langkah KIE

Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah:

1) Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah


2) Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu sebagaimana adanya
3) Memberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
4) Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-
hari
5) Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaaan dan resiko yang dimiliki ibu

C. PROMOSI dan KIP/K KB & KR


 KIP/K KB
a. Pengertian Konseling KB
Konseling merupakan unsur yang penting dalam pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi karena melalui konseling klien dapat memilih dan memutuskan
jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya serta meningkatkan
keberhasilan KB. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua
aspek pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan pada
satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang baik dan
informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang
kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada.

b. Tujuan Konseling KB
Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:
 Menyampaikan informasi dari pilihan pola reproduksi.
 Memilih metode KB yang diyakini.
 Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif.
 Memulai dan melanjutkan KB.
 Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang tersedia.
 Memecahkan masalah, meningkatkan keefektifan individu dalam pengambilan
keputusan secara tepat
 Membantu pemenuhan kebutuhan klien meliputi menghilangkan perasaan yang
menekan/mengganggu dan mencapai kesehatan mental yang positif.
c. Manfaat Konseling
Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada pelaksana
kesehatan maupun penerima layanan KB. Adapun keuntungannya adalah :
 Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya.
 Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
 Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.
 Membangun rasa saling percaya.
 Menghormati hak klien dan petugas.
 Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.
 Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.

d. Prinsip Konseling KB
Prinsip konseling KB meliputi: percaya diri, Tidak memaksa, Informed consent (ada
persetujuan dari klien); Hak klien, dan Kewenangan. Kemampuan menolong orang lain
digambarkan dalam sejumlah keterampilan yang digunakan seseorang sesuai dengan
profesinya yang meliputi (HOPSAN, 1978 ):
 Pengajaran
 Nasehat dan bimbingan
 Pengambilan tindakan langsung
 Pengelolaan
 Konseling.

e. Ruang Lingkup Program Kb


Menurut Handayani (2010:29), ruang lingkup program KB,meliputi:
 Komunikasi informasi dan edukasi
 Konseling
 Pelayanan infertilitas
 Pendidikan seks
 Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
 Konsultasi genetik

f. Hak Klien
Dalam memberikan pelayanan kebidanan bidan harus memahami benar hak calon
akseptor KB. Hak-hak akseptor KB adalah sebagai berikut:
 Terjaga harga diri dan martabatnya.
 Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan.
 Memperoleh informasi tentang kondisi dan tindakan yang akan dilaksanakan.
 Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik.
 Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan.
 Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan.

g. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dalam pelayanan kesehatan menggunakan:
1. Motivasi
Motivasi pada pasien KB meliputi:
 Berfokus untuk mewujudkan permintaan, bukan pada kebutuhan individu klien.
 Menggunakan komunikasi satu arah.
 Menggunakan komunikasi individu, kelompok atau massa.
2. Pendidikan KB
Pelayanan KB yang diberikan pada pasien mengandung unsur pendidikan sebagai
berikut:
 Menyediakan seluruh informasi metode yang tersedia.
 Menyediakan informasi terkini dan isu.
 Menggunakan komunikasi satu arah atau dua arah.
 Dapat melalui komunikasi individu, kelompok atau massa.
 Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.
3. Konseling KB
Konseling KB antara lain:
 Mendorong klien untuk mengajukan pertanyaan.
 Menjadi pendengar aktif; Menjamin klien penuh informasi.
 Membantu klien membuat pilihan sendiri.

 KIP/K KR
a. Pengertian KIP/K KR
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta
proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta
dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan
material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga
dengan masyarakat dan lingkungan (BKKBN,1996).
b. Tujuan Kesehatan Reproduksi
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Kesehatan Reproduksi yang menjamin
setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang bermutu, aman dan
dapat dipertanggung jawabkan, dimana peraturan ini juga menjamin kesehatan perempuan
dalam usia reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat, berkualitas yang
nantinya berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu. Didalam memberikan
pelayanan Kesehatan Reproduksi ada dua tujuan yang akan dicapai, yaitu tujuan utama dan
tujuan khusus.
 Tujuan Utama
Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada perempuan
termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat
meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas
kehidupannya.

 Tujuan Khusus
1. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi
reproduksinya.
2. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan
hamil, jumlah dan jarak kehamilan.
3. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku
seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-
anaknya.
c. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT)
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT), dilaksanakan secara terpadu
(integrative) dan diselenggaran dalam bentuk “one stop service“ dimana klien dapat
menerima semua pelayanan yang dibutuhkan. Pelayanan PKRT harus diberikan
secara terpadu dan berkualitas yang memenuhi aspek Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) dengan memperhatikan hak reproduksi individu/perorangan dan
pelayanan terpadu tersebut harus berorientasi pada kebutuhan klien. Dalam
memenuhi prinsip penyelenggarakaan PKRT, untuk memberi pelayanan yang baik
maka setiap kabupaten diharapkan mempunyai minimal 4 (empat) Puskesmas yang
memberikan pelayanan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu.
Pada PKRT prioritas pelayanan diberikan kepada empat komponen kesehatan
reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia, yaitu:
Kesehatan Ibu dan Anak meliputi :
1. Pelayanan antenatal, persalinan dan nifas memasukkan unsur pelayanan
pencegahan dan penanggulangan IMS serta melakukan motivasi klien untuk
pelayanan KB dan memberikan pelayanan KB postpartum. Dalam pertolongan
persalinan dan penanganan bayi baru lahir perlu diperhatikan pencegahan umum
terhadap infeksi.
2. Pelayanan pasca abortus memasukkan unsur pelayanan pencegahan dan
penanggulangan IMS serta konseling KB pasca-abortus.
3. Penggunaan Buku KIA sejak ibu hamil sampai anak umur 5 tahun.
4. Pelaksanaan kunjungan neonatal.
5. Pelayanan kesehatan neonatal esensial yang meliputi perawatan neonatal dasar dan
tata-laksana neonatal sakit.
6. Pendekatan MTBS bagi balita sakit.
7. Pemantauan dan stimulasi tumbuh kembang anak.
d. Hak– Hak Kesehatan Reproduksi menurut Depkes RI (2002) hak kesehatan
reproduksi dapat dijabarkan secara praktis, antara lain :
1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang
terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga
menjamin keselamatan dan keamanan klien.
2. Setiap orang, perempuan, dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai individu)
berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas,
reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis
yang digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah kesehatan
reproduksi.
3. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang, efektif,
terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tidak
melawan hukum.
4. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya,
yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan
persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
5. Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memilki hubungan yang didasari
penghargaan.
6. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang
diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
7. Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat
dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani
kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
8. Tiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap,
dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.

e. Sasaran Kesehatan Reproduksi


Terdapat dua sasaran Kesehatan Reproduksi yang akan dijangkau dalam memberikan
pelayanan, yaitu sasaran utama dan sasaran antara.
1. Sasaran Utama.
Laki-laki dan perempuan usia subur, remaja putra dan putri yang belum menikah.
Kelompok resiko: pekerja seks, masyarakat yang termasuk keluarga prasejahtera.
Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja.
 Seksualitas.
 Beresiko/menderita HIV/AIDS.
 Beresiko dan pengguna NAPZA.

2. Sasaran Antara
Petugas kesehatan : Dokter Ahli, Dokter Umum, Bidan, Perawat, Pemberi Layanan
Berbasis Masyarakat.
 Kader Kesehatan, Dukun.
 Tokoh Masyarakat.
 Tokoh Agama
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Layanan advokasi adalah layanan BK yang membantu peserta didik untuk memperoleh
kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan atau mendapatkan perlakuan yang
salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas dan terpuji. Layanan advokasi diterapkan
oleh konselor untuk menangani berbagai kondisi tentang tercederainya hak seseorang
terkait dengan pihak lain yang berkewenangan demi dikembalikannya hak klien yang
dimaksudkan.
 Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran
komunikasi kpd penerima pesan u/ mendapatkan efek.. Komunikasi kesehatan adalah
usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan
menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi
maupun komunikasi massa. Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan
yang perlu diketahui masy (pesan yang disampaikan). Edukasi adalah proses perubahan
perilaku ke arah yang positif. Pendidikan kesehatan merupakan kompetensi yang
dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus
dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.
 Konseling merupakan unsur yang penting dalam pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi karena melalui konseling klien dapat memilih dan memutuskan
jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya serta meningkatkan
keberhasilan KB.
 Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta
proses reproduksi
B. Saran
Sebaiknya sebagai seorang tenaga kesehatan terkhusus seorang bidan harus mengetahui
dan memahami dengan cermait terkait Pelayanan Advokasi, KIE, Promosi dan KIP/K KB &
KR agar kedepannya jika melakukan praktek lapangan dapat bekerja secara professional
DAFTAR PUSTAKA

Prijatni Ida dan Sri Rahayu.2016. kesehatan Reproduksi dan keluarga berencana. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
https://dtufylibid.com/doc/1009365/kesehatan-reproduksi-dan-keluarga-berencana
SOAL PILIHAN GANDA
1) Ruang lingkup program KB, meliputi ....
A. Edukasi kesehatan reproduksi, pelayanan infertilitas, pendidikan seks,
konsultasi pra perkawinan, konsultasi perkawinan serta konsultasi genetik.
B. Edukasi konseling seks bebas, pelayanan infertilitas, pendidikan seks, konsultasi
pra perkawinan, konsultasi perkawinan serta konsultasi pemakaian narkoba
C. Edukasi kesehatan reproduksi, pelayanan infertilitas, pendidikan seks, konsultasi
pra perkawinan, konsultasi perkawinan serta konsultasi gizi
D. Edukasi konseling seks bebas, pelayanan infertilitas, pendidikan seks, konsultasi
pemakaian narkoba, konsultasi gizi serta konsultasi genetic
Jawabannya : A

2) Upaya peningkatan kesejahteraan ibu dan kesejahteraan keluarga dengan mengatur


kapan menginginkan mempunyai anak, mengatur jarak anak, dan mengatur jumlah
anak, termasuk dalam komponen…..
A. Komponen Kesejahteraan ibu dan kesejahteraan anak
B. Komponen Keluarga Berencana
C. Komponen Reproduksi Remaja
D. Komponen pengaturan Kesuburan
Jawabannya : D

3) Pelaksanaan layanan akan lebih memakan pemikiran, upaya dan kerjasama semua pihak
agar tercapai hasil yang optimal, di bawah ini yang tidak termasuk dalam
operasionalisasi layanan adalah …
A. Perencanaan dan pengorganisasian unsur-unsur dan sarana layanan
B. Pembagian layanan
C. Pelaksanaan layanan
D. Penilaian
E. Tindak lanjut
Jawabannya : B

Anda mungkin juga menyukai