Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PRAKTIK PERCOBAAN DIFUSI, OSMOSIS, DAN PLASMOLISIS.

Dosen: Dr. Pramudiyanti, S.Si., M.Si.

Disusun oleh:

Nama: Nadya Anom Permata

NPM: 2013024044

Kelas: B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah g berjudul [judul makalah] tepat waktu. Makalah [judul makalah]
disusun guna memenuhi tugas [dosen/guru] pada [bidang studi/mata kuliah] di [sekolah/nama
kampus]. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang [topik makalah].

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada [Bapak/Ibu] selaku [guru


mata pelajaran/dosen mata kuliah]. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

[tempat, tanggal pembuatan makalah]

Nama Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi, semuanya terasa lebih mudah dan praktis. Perkembangan
teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah memberikan banyak manfaat dalam kemajuan
diberbagai aspek. Penggunaan teknologi oleh manusia dalam membantu menyelesaikan pekerjaan
merupakan hal yang menjadi keharusandalam kehidupan. Perkembangan teknologi ini juga harus diikuti
dengan perkembangan pada Sumber Daya Manusia (SDM).Manusia sebagai pengguna teknologi harus
mampu memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, maupun perkembangan teknologi tersebut
selanjutnya.Adaptasi manusia dengan teknologi baru yang telah berkembang wajib untuk dilakukan
melalui pendidikan. Hal ini dilakukan agar generasi penerus tidak tertinggal dalam hal teknologi baru.

Teknologi yang kita bahas adalah mengenai analogi materi yang dipelajari di Biologi dasar dengan
teknologi mesin, atau teknologi arsitektur atau teknologi pertanian. Banyak Teknologi yang sudah dibuat
berdasarkan analogi seperti makluk hidup salah satunya adalah sensor cahaya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu sensor cahaya?

A. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui teknologi-teknologi apa saja yang sudah ditemukan
manusia berdasarkan analogi materi yang dipelajari di Biologi dasar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Sensor cahaya berfungsi untuk mengubah intensitas sinar/cahaya menjadi


konduktivitas/arus litrik.

Jenis-jenis sensor cahaya:

1. Fotovoltaic (Solar Cell/Fotocell)

Berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi arus listrik DC. Tegangan yang
dihasilkan sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaan solar cell.
Semakin kuat sinar matahari tegangan dan arus listrik Dc yang dihasilkan semakin besar.

Simbol Solar Cell:

Bahan pembuat solar cell adalah silicon, cadmium sullphide, gallium arsenide dan
selenium.

Gambar penampang solar cell :

Depletion layer adalah pertemuan antara substrat tipe P dan subtrat tipe N.

2
Prinsip kerja: Bila cahaya jatuh pada solar cell, depletion layer akan berkurang dan
elektron berpindah melalui hubungan “pn”. Besarnya arus yang mengalir sebanding
dengan perpindahan elektron yang ditentukan intensitas cahayanya.

2. Fotoconductiv

Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan konduktivitas.


Kebanyakan komponen ini erbuat dari bahan cadmium selenoide atau cadmium sulfide.

Tipe-tipe Fotoconductiv:

a. LDR (Light Dependent Resistor)

Berfungsi untuk mengubah itensitas cahaya menjadi hambatan listrik. Semakin


banyak cahaya yang mengenai permukaan LDR hambatan listrik semakin besar.

Simbol LDR :

b. Fotodiode

Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas dioda.


Fotodiode sejenis dengan dioda pada umummya, perbedaannya pada fotodiode ini
adalah dipasangnya sebuah lensa pemfokus sinar untuk memfokuskan sinar jatuh
pada pertemuan ”pn”.

Simbol Fotodiode :

Prinsip kerja : Energi pancaran cahaya yang jatuh pada pertemuan “pn”
menyebabkan sebuah elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Elektron berpindah ke luar dari valensi band meninggalkan hole sehingga
membangkitkan pasangan elektron bebas dan hole.

c. Fototransistor

Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas transistor.


Fototransistor sejenis dengan transistor pada umummya. Bedaannya, pada
fototransistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk
memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan ”pn”.

Simbol Fototransistor :

3
Contoh penggunaan sensor cahaya adalah lampu penerang jalan. Lampu penerangan jalan mampu
menyala dan mati secara otomatis karena dilengkapi dengan sensor cahaya yang disebut fotoresistor atau
Light-dependent resistor (LDR) dan sakelar pengatur on – off. Fotoresistor mampu mendeteksi ada dan
tidak ada cahaya di lingkungan sekitar. 

(https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-files/kontenonline/online2008/jenissensor/sensor%20cahaya
%20dan%20fungsinya.html)

Contohnya yaitu pada lampu penerangan jalan. Ketika kamu mengamati lampu


penerangan jalan, beberapa lampu penerangan jalan tersebut ada yang dapat menyala sendiri
ketika menjelang malam dan mati sendiri saat menjelang pagi tanpa harus dinyalakan dan
dimatikan secara manual. Lampu penerangan jalan tersebut mampu menyala dan mati secara
otomatis karena dilengkapi dengan sensor cahaya tersebut.

Fotoresistor adalah resistor atau hambatan listrik yang dapat diubah nilai hambatannya melalui
penyinaran cahaya. Hambatan listrik dari fotoresistor ini akan berkurang jika terkena cahaya, sehingga
apabila ada cahaya mampu menghantarkan listrik. Saat menjelang pagi, matahari mengenai resitor,
mengakibatkan listrik mengalir menuju sakelar. Sakelar menjadi aktif dan mematikan aliran listrik utama,
sehingga lampu penerang jalan menjadi mati.  Saat menjelang malam, arus listrik tidak dapat mengalir
melalui fotoresistor, sehingga tidak ada arus listrik yang menuju sakelar. Akibatnya, sakelar dalam
kondisi on dan lampu penerang jalan menyala. Berikut sensor cahaya pada penerang jalan : 

(https:/
/cdn.utakatikotak.com/finder/sensor%20cahaya%20pada%20lampu%20penerangan%20jalan.jpg)

4
Photoresistor/ Foto Resistor pd dasarnya merupakan suatu resistor yg memiliki nilai
resistensi (dlm ohm) bergantung kpd sedikit-banyaknya cahaya yg jatuh dipermukaan sensor
tersebut. Cara kerja LDR adalah pada malam hari karena tidak terkena cahaya menyebabkan
resistensinya menjadi bertambah besar, sebaliknya resistensinya menjadi kecil apabila kena
cahaya pada siang hari. LDR pada umumnya berkombinasi dgn sejumlah transistor hingga
membentuk rangkaian lampu yang otomatis.

(https://cdn.utakatikota
k.com/finder/kaktus%20di%20gurun%20dan%20stomata.jpg)

Mekanisme pada lampu penerang jalan terinspirasi oleh mekanisme pada tumbuhan
kaktus (Opuntia sp.). Kaktus hidup di gurun pasir yang kering, sehingga memiliki stomata yang unik.
Stomata akan membuka pada malam hari dan akan menutup pada siang hari untuk mengurangi
penguapan air.

Proses membuka dan menutupnya stomata didukung oleh aktivitas sel penjaga. Sel penjaga
memiliki reseptor cahaya (fotoreseptor) yang peka terhadap cahaya.

Saat siang hari, fotoreseptor akan menangkap cahaya dan menyebabkan air dipompa keluar
dengan bantuan ion – ion. Akibatnya, sel penjaga akan mengecil dan stomata menutup. Sedangkan malam
hari, air dipompa lagi kedalam sel penjaga dengan bantuan ion – ion. Akibatnya, sel penjaga menjadi
lebih besar dan stomata membuka.

Sumber: (https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/15187/Teknologi-yang-Terinspirasi-Dari-Struktur-
Jaringan-Tumbuhan), (https://wirahadie.com/teknologi-terinspirasi-dari-tumbuhan/)

Anda mungkin juga menyukai