Anda di halaman 1dari 6

5.

Kelas Mamalia

A. Panthera tigris sumatrae

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Carnivora
Famili : Felidae
Genus : Panthera
Spesies : Panthera tigris sumatrae
(https://wwf.or.id diakses 30 Maret 2019 pukul 09.12
WIB)

 Sebaran : Pulau Sumatra


 Perilaku yang terlihat saat observasi :
Panthera tigris sumatrae atau objek sedang berjalan-jalan mengitari kandang kemudian
merebahkan badan seperti posisi tidur di daerah berumput saat diamati. Saat tidur Panthera tigris
sumatrae terlihat menggerakkan ekornya beberapa kali.
 Ciri-ciri morfologi :
Pada observasi dapat diketahui bahwa Panthera tigris sumatrae memiliki rambut yang menutupi
hampir diseluruh tubuhnya. Warna rambut yang dimiliki harimau ini didominasi warna orange
dengan loreng hitam dibagian dorsal dan pada bagian ventral rambut ini berwarna putih. Pada
bagian caput atau kepala terdapat sepasang mata , hidung dengan beberapa helai kumis di dekat
mocong hidungnya dan sepasang daun telinga. Pada bagian truncus atau badan terdapat sepasang
kaki depan dan sepasang kaki belakang yang masing-masing memiliki kuku atau falcula. Selain itu
ukuran badan pada harimau Sumatra ini lebih besar dari kepalanya. Pada bagian cauda atau ekor
terlihat ditutupi rambut warna hitam dan fleksibel digerakkan. Ekor yang dimiliki Panthera tigris
sumatrae ini tergolong panjang.
 Cara berkembang biak : Vivipar
 Habitat : Hutan, semak belukar, dan padang alang-alan
 Keterangan :
Panthera tigris sumatrae memiliki nama lokal harimau Sumatra. Warna rambut Harimau
Sumatra relatih paling gelap dari sub spesies lain. Harimau Sumatra merupakan salah satu hewan
yang hampir punah dan sangat dilindungi. Saat ini, populasinya kurang dari 400 individu. Upaya
pemerintah Indonesia yang telah dilakukan untuk menjaga keberlangsungan Harimau Sumatra
adalah dengan membuat penangkaran eksitu maupun insitu serta membentuk petugas pemantau
satwa ini. Harimau Sumatra biasa diburu untuk diambil kulitnya atau diburu untuk di awetkan
menjadi pajangan. Hewan karnivora yang hanya bisa ditemukan di Sumatra ini, umumnya memiliki
panjnag tubuh sekitar 198-250 cm dengan berat rata-rata 91-140 kg. Hewan ini biasa hidup
berkoloni.
(https://sumatrantiger.id/i diakses 12 April 2019 pukul 13.00 WIB)

B. Macropus agillis

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Diprotodontia
Famili : Macropodiae
Genus : Macropus
Spesies : Macropus agilis
(https://itis.gov) diakses 30 Maret 2019 pukul 10.04 WIB
 Sebaran : Australia dan Papua Nugini
 Perilaku yang terlihat saat observasi :
Macropus agilis atau Wallaby saat diamati sedang berjalan dengan cara melompat mengelilingi
kandang da nada yang sedang merebahkan tubuh seperti tidur.
 Ciri-ciri morfologi :
Macropus agilis memiliki rambut berwarna abu-abu dibagian dorsal dan putih dinagian ventral.
Pada bagian kepala atau caput terdapat sepadang daun telinga, dengan sebuah mocong hidung yang
berwarna hitam, sepasang mata disamping kepala, dan memiliki rahang bawah yang lebih kecil dari
rahang atas. Pada bagian truncus atau badan terlihat adanya sepasang kaki depan yang diangkat saat
berjalan dan sepasang kaki belakang yang digunakan untuk meloncat saat berjalan Terdapat falcula
pada jari kaki . Wallaby memiliki kantung dibagian abdomen untuk menyimpan anaknya.Pada bagian
ekor atay cauda terdapat ekor yang panjang berwarna abu-abu.
 Cara berkembang biak : Vivipar dan memiliki dua rahim.
 Habitat : Padang rumput
 Keterangan :
Macropus agilis atau Wallaby merupakan hewan yang hidup secara berkoloni. Hwan ini
merupakan herbivore yang biasa memakan daun, rumput, dan umbi. Wallaby merupakan hewan yang
banyak ditemui di daerah sebarannya dan tidak termasuk hewan yang hampir punah.Meskipun bukan
hewan langka, namun Wallaby dilindungi dengan cara penangkaran insitu maupun eksitu.Hal ini
dikarenakan banyaknya kasus pemburuan Wallaby dan akan diperjual belikan sebagai bahan makanan.
Bentuk Wallaby mirip dengan kangguru namun ukurannya lebih kecil. Pada umumnya, panjang tubuh
hewan ini adalah 60-70cm dan berat 6-8 kg. Wallaby betina memiliki 3 putting susu yang tidak terlihat
saat observasi. Cara perlindungan diri Wallaby adalah dengan memukul atau meninju lawan dengan
kaki depannya.
(https://repository.ipb.ac.id diakses pada 12 April 2019 pukul 13.30 WIB)

C. Sus scrofa

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Ordo : Mammalia
Familia: Suidae
Genus : Sus
Species : Sus Scrofa
(https://alamendah.org diakses Sabtu 30
Maret 2019 pukul 11:52 WIB)

 Sebaran : Asia
 Perilaku yang terlihat pada saat observasi : Berjalan
 Ciri – ciri morfologi :
Babi hutan berukuran sedang, panjang total tubuhnya sekitar 120-220
cm, berat badan mencapai 150 kg. Tubuhnya nampak ditumbuhi rambut-rambut
panjang tetapi jarang. Kulit berwarna abu-abu kehitaman atau hitam gelap,
kepala nampak besar, kurang proporsional jika dibandingkan dengan ukuran
tubuhnya. Terdapat garis/tutul berwarna krem. Lubang hidungnya menghadap ke
depan mirip corong yang dibatasi kulit yang tebal. Taringnya nampak menyembul
ke arah samping dan di bagian bawah telinga terdapat tonjolan.
( https://gembiraloka.com )
 Cara berkembang biak : vivipar
 Habitat : Belukar hutan
 Berkoloni
 Keterangan :
Babi hutan matang kelamin setelah berumur 4 tahun, setelah kawin babi
hutan betina akan bunting (gestasi) selama 115 hari, jumlah anak yang dilahirkan
berjumlah 10 ekor atau lebih. Di habitatnya babi hutan dapat hidup mencapai 20
tahun..
Di habitat aslinya jenis pakannya adalah berbagai bagian dari tumbuhan
yaitu daun, buah, biji dan ubi. Babi hutan juga memakan berbagai jenis binatang
seperti cacing, bekicot, kepiting dan lain-lain.(https://gembiraloka.com)
D. Arctictis binturong

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Carnivora
Famili : Viverridae
Genus : Arctictis
Spesies : Arctictis binturong
(https://biodiversitywarriors.org diakses Sabtu 30 Maret
2019 pukul 08.49 WIB)

 Sebaran : Asia
 Perilaku yang terlihat saat observasi : Berdiam dan sesekali sedang mencari
makanan di pohon
 Ciri – ciri morfologi : Berambut tebal dan panjang berwarna hitamdengan sedikit
beberapa berwarna putih, matanya hitam, memiliki kumis panjang dan banyak.
Ekornya panjang dan berambut tebal. Ekor ini dapat digunakam untuk
mencengkram dahan pohon atau disebut sebagai ‘kaki kelima’ pada binturong.
Binturung memiliki tubuh yang berukuran besar dan ekor yang besar dan panjang.
Panjang tubuh Binturong antara 80-100 cm, beratnya sekitar 11–32 kg.
Yang unik, menurut ( www.jenisfaunaindonesia.web.id/ ) Binturung betina memiliki
pseudo-penis alias penis palsu, suatu organ khas yang langka ditemui pada
makhluk lainnya.
(Sumber: http://www.jenisfaunaindonesia.web.id/binturong-atau-musang-berkaki-
lima/ diakses pada hari Sabtu, 19 April 2019 pukul 18.33 WIB)
 Cara berkembang biak : Vivipar (melahirkan). Betina memiliki lama bunting 90-92
hari. Melahirkan 2 ekor anak dan akan dewasa pada usia 2,5 tahun.
 Habitat : Hutan hujan tropis, dan menyukai pohon yang tinggi dan berkanopi.
 Keterangan : Hidupnya soliter. Bunturung memiliki kelenjar yang menghasilkan
bau wangi. Bau ini digunakan untuk menandai wilayah kekuasaannya. Selain itu
binturong juga memiliki kaki kelima yaitu ekornya yang digunakan untuk
mencengkram dahan pohon. Makannnya berupa pucuk daun, serangga, telur,
buahpohon ara, dan pisang. Binturung mengeluarkan semacam bau, seperti
umumnya musang, dari kelenjar di bawah pangkal ekornya. Bau ini digunakan
untuk menandai wilayah kekuasaannya.
E. Tragulus javanicus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactylax
Famili : Tragulidae
Genus : Tragulus
Spesies : Tragulus javanicus
(https://ww.animaldiversity.org diakses Sabtu 30 Maret
2019 pukul 09.40 WIB)

 Sebaran : Asia ( Sumatera, Jawa, Kalimantan, Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos)


 Perilaku yang terlihat saat observasi :
Sedang mencari makan, sedikit pemalu (suka bersembunyi)
 Ciri morfologi spesies :
Tragulus javanicus merupakan nama latin dari kancil. Kancil memiliki mulut yang sedikit
runcing, dan memiliki dua daun telinga. Pada bagian abdomen cenderung buncit. Dan
kancil mempunyai kaki yang kurus. Tragulus javanicus tidak memiliki tanduk, sebagai
gantinya kancil jantan dewasa memiliki gigi taring yang memanjang seperti gading,
namun pada bayi rusa jantan gigi ini tidak berkembang dengan baik. Dan pada leher T.
javanicus memiliki garis vertikal putih pada bagian lehernya.
 Cara berkembang biak : Vivipar
 Habitat : Belukar hutan
 Soliter/Berkoloni : Soliter
 Keterangan tambahan : Kancil bisa memiliki berat 2 – 3 kg, panjang 40 – 60 cm, masa
hidup 7 -12 tahun. Mereka sering tinggal di sekitar batu, pohon berlubang, dan vegetasi
lebat di dekat air (Nowak and Paradiso, 1983).
Pakan : biji – bijian, dedaunan, ubi.

Anda mungkin juga menyukai