Anda di halaman 1dari 22

Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab.

Cirebon

METODE PELAKSANAAN

1.1 TINJAUAN UMUM


Di dalam pembuatan suatu konstruksi bangunan diperlukan perencanaan
yang dimaksudkan untuk menentukan fungsi struktur secara tepat, dan bentuk
yang sesuai serta mempunyai fungsi estetika. Begitu juga dengan pembuatan
konstruksi Bangunan Gedung diperlukan urutan kegiatan yang dapat
mempermudah dalam proses perencanaan. Oleh karena itu dibutuhkan
metodologi dalam perencanaannya yang akan mengarahkan urutan proses
perencanaan dari mulai persiapan sampai dengan dibuatkannya dokumen lelang.
Dalam proses perencanaan Bangunan Gedung Kantor adanya perbedaan
antara perencana satu dengan yang lainnya sangat mungkin terjadi, tergantung
pada kemampuan dan pengalamannya masing-masing, akan tetapi perbedaan-
perbedaan tersebut harus tidak boleh menyebabkan gagalnya proses perencanaan.
Selain itu perencana harus mampu menjelaskan dan mencari relevansi antara
parameter-parameter yang berbeda tersebut, membatasi masalah, serta menyusun
integritas batasan yang sesuai, maka akan didapatkan konsep terbaik tentang
analisis perencanaan Bangunan Gedung yang akan dibangun. Karena itu,
perlu dipahami adanya suatu proses desain sebelum melakukan perhitungan dan
pemilihan bentuk struktur.
Proses perencanaan Bangunan Gedung yang terstruktur dan sistematis
sangat diperlukan untuk menghasilkan perencanaan yang efektif dan efisien.
Urutan rangkaian proses perencanaan akan menjadi suatu pedoman bagi
seorang perencana dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan
mengevaluasi data yang ada hingga menjadi suatu gambar desain yang
siap dilaksanakan di lapangan.

Metodologi Pelaksanaan-1
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

1.2 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian


Gedung Kantor meliputi :

A. Pek. Persiapan
- Pas. Pengukuran dan Pas. Bouwplank
- Pembuatan Direksikeet
- Pembuatan Gudang & Los kerja
- Pas. Papan nama proyek / ex banner 60 X 100 cm
- Listrik kerja
- Air kerja
- Sewa pompa Readymix
- Administrasi, Dokumentasi

B. Pek. Galian Tanah Pondasi


- Pek. Galian Tanah Pondasi Poer Plat
- Pek. Galian tanah Pondasi Menerus
- Pek. Urugan Pasir urug bawah Pondasi menerus dan Poerplat
- Pek. Urugan Tanah Kembali Bekas Galian
- Pek. Timbunan Tanah peninggian lantai

C. Pek. Struktur Bangunan


Pek. Struktur Beton
Lantai Satu
- Pek. Lantai Kerja 1pc : 3 Ps : 5 Kr
- Pek. Anstamping
- Pek. Pondasi Batu kali 1 : 5 cm
- Pek. Pondasi Tiang Pancang Mini pile squre 25 x 25 cm
- Pek. Footplat
- Pek.Jembatan dan TPT

Metodologi Pelaksanaan-2
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

1.3 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu penyelesaian Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan


Konstruksi / Pembelian Gedung Kantor adalah 40 (Seratus Empat
Puluh) hari kalender sejak dikeluarkannya SPMK dari pihak Pengguna
Jasa.

1.4 METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

Secara umum Pelaksanaan Pekerjaan digambarkan sebagai berikut :


1. Perencanaan Pelaksanaan Pekerjaan , yang meliputi :
 Organizing Alat, Bahan, Tenaga dan Waktu.
 Perangkaian secara tepat dalam suatu urutan pekerjaan dari kegiatan
kerja khusus untuk penyesuaian pekerjaan dalam waktu yang
optimum.
 Waktu pengiriman bahan dan peralatan terpasang.
 Penggolongan dan jumlah pekerja yang dibutuhkan.
 Penjadwalan kegiatan.
2. Pelaksanaan kegiatan khusus tersebut sesuai dengan sasaran dan waktu yang
telah direncanakan.
3. Penggunaan peralatan yang diperlukan.
4. Penggunaan tenaga kerja yang diperlukan.
5. Metoda pelaksanaan konstruksi yang mungkin secara spesifikasi diperlukan.

Dalam pelaksanaan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai


berikut :

Kondisi Site / Eksisting


Secara umum pelaksanaan pekerjaan mengikuti gambar rencana dan
petunjuk dari pengelola teknis ataupun konsultan pengawas, bangunan
yang akan bangun, meliputi gedung jurusan baru. Dibutuhkan pengaturan
jadwal yang tepat mengingat waktu yang ada sangat terbatas, sedangkan
pembangunan gedung tersebut membutuhkan waktu yang relatif lama .

Pengaturan Tenaga Kerja.


a. Pengaturan tenaga kerja yang dibagi menjadi beberapa kelompok
untuk pekerjaan tertentu dan secara stimultan dilanjutkan dengan
pengaturan tenaga kerja untuk pekerjaan yang berikutnya, sehingga
diharapkan pekerjaan pada suatu lokasi dapat secara tuntas.

Metodologi Pelaksanaan-3
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

b. Memberikan Penyuluhan/Penekanan kepada para Pekerja untuk selalu


memperhatikan ketertiban terhadap lingkungan pekerjaan, mengingat
site tidak dalam kondisi kosong, sehingga banyak karyawan atau tamu
yang berkunjung ke lokasi.
c. Memberikan Tanda-tanda khusus kepada Staf/Pekerja, agar dapat
diidentifikasi dengan mudah.
d. Pekerjaan sebagian besar finishing sehingga jika memungkinkan
diupayakan untuk kerja lembur agar target waktu bisa optimal.
e. Pekerjaan dilakukan secara simultan dengan group pekerja yang
berbeda, sehingga diharapkan dapat selesai tepat pada waktunya.

Metodologi Pelaksanaan-4
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

1.5 DIAGRAM PENDEKATAN METODE :

PROSES PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Belanja Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Gedung Kantor

1. Gambar Rencana teknis TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN


Bangunan lengkap

2. Rencana kerja dan Syarat-syarat


(RKS )

3. Rencana kegiatan dan volume


pekerjaan ( BQ )

4. Laporan Perencanaan arsitektur,


struktur,utilitas dan perhitungan2
yang diperlukan

5. Laporan Pengawasan berkala.

6. Foto Dokumentasi pekerjaan

Shop PELAKSANAAN KONSTRUKSI


Drawing

Pekerjaan Sipil / Arsitektural Pekerjaan Sipil / Arsitektural

Gedung Teater Tertutup Mushola dan

Kantin

Pek.Sipil & Arsitektur

Pekerjaan Sipil
Pek. Elektrikal
Pekerjaan Arsitektural

Asbuild PENYERAHAN LAPANGAN


Drawing

Metodologi Pelaksanaan-5
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

PROSES PENGADAAN SDM LAPANGAN


Belanja Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Gedung Kantor

RENCANA KERJA ANALISA KEBUTUHAN SDM

SITE MANAGER

Menentukan Spesifikasi Sumber


Daya Manusia yg. Dibutuhkan
berdasarkan jenis Pekerjaan

SITE MANAGER/MANDOR
Membuat Kesepakatan Kerja
Tenaga

SUMBER DAYA MANUSIA


Melaksanakan Pekerjaan

PEKERJAAN
SELESAI

Ya

DEMOBILISASI SUMBER
DAYA MANUSIA

Metodologi Pelaksanaan-6
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

1.6 METODE TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Secara umum hal yang utama dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah mutu, biaya
dan waktu, sehingga kontraktor akan berupaya semaksimal mungkin
melaksanakan metoda pelaksanaan yang diterapkan oleh kontraktor untuk
keberhasilan pekerjaan ini sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan.
Stimultansi pekerjaan yang dapat dilaksanakan adalah pekerjaan – pekerjaan yang
tidak tergantung satu dengan yang lainnya akan dilaksanakan secara bersamaan.

1. RENCANA TAHAPAN PELAKSANAAN

Pekerjaan akan dilaksanakan dalam waktu 40 hari kalender, sesuai dengan


schedulle pekerjaan.

2. KERANGKA PELAKSANAAN PEKERJAAN

- Pembuatan Direksi Keet


Sebelum melangkah kepada pekerjaan Fisik Bangunan, akan dipersiapkan
Direksi Keet , yang dilengkapi dengan perlengkapan sesuai dengan RKS
Teknis. Penempatan Direksi Keet pada areal yang strategis terhadap
pekerjaan dan tidak mengganggu kelancaran kendaraan logistik ke dan
dari Lokasi Pekerjaan.

- Pembuatan Los Kerja dan Gudang Barang

Metodologi Pelaksanaan-7
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

Los Peralatan Los Kerja Los Kerja Los Kerja

Dan alat bantu Bekisting Pembesia Kusen& Pintu


n

Keterangan : Dilakukan persiapan


pembuatan los kerja dan gudang barang, atau dengan
memanfaatkan ruang dalam gedung yang tidak terpakai dan memiliki aksesibilitas
yang baik ke lokasi pekerjaan, sehingga memudahkan mobilitas pekerja lapangan.

- Pembersihan Site

Sebelum pelaksanaan pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi /


Pembelian Gedung Kantor , site / lahan yang akan di laksanakan di
persiapkan terlebih dahulu, dalam arti jika masih terdapat alat atau barang
yang terpakai disimpan disuatu tempat yang ditentukan oleh
owner/ pengguna.

Pada tempat-tempat yang dilakukan rehab


diberikan tanda-tanda akan adanya pekerjaan rehab ,
sehingga karyawan atau tamu yang melintas akan
berhati-hati, sehingga dapat meminimalkan terjadinya
kecelakaan dalam proses rehab bangunan.

Pembersihan Akhir pekerjaan berupa sisa-sisa pekerjaan harus dibersihkan


dan di singkirkan dari lokasi pekerjaan, secara bertahap dan tidak
dibiarkan menumpuk di lokasi pekerjaan.

Metodologi Pelaksanaan-8
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

- Air dan Listrik Kerja

Penyediaan Air Kerja untuk pekerjaan rehab ini dengan mengunakan


sumber air di dalam gedung. Air kerja tersebut harus bersih, terbebas dari
zat-zat kimiawi, serta zat-zat organik lainnya yang dapat membahayakan
bagi manusia serta dapat mempengaruhi kualitas bangunan.

Penyediaan Listrik Kerja yang merupakan kebutuhan dalam


melaksanakan aktivitas pekerjaan terutama untuk mesin-mesin, serta untuk
penerangan di malam hari bila ada kerja lembur juga untuk kebutuhan lain
seperti pemakaian komputer dan lain-lain direncanakan dengan memakai
sumber listrik di dalam gedung.

- Mobilisasi Alat Dan Perlengkapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dimulai, terlebih dahulu


harus dilakukan Mobilisasi Alat serta Perlengkapan yang dibutuhkan dan
sesuai dengan keperluannya yang antara lain meliputi :

Truck / Pick Up : yang digunakan untuk melakukan


pengangkutan dan pembuangan Puing-puing,kotoran dll
dari sisa-sisa material yang tidak terpakai lagi ke luar
lokasi pekerjaan.

Metodologi Pelaksanaan-9
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

Lori : digunakan untuk melakukan pengangkutan jarak


dekat, yang meliputi pengangkutan bahan (batu, pasir,
bata, dll) , adukan, cor beton, dll, serta pembuangan
sampah, puing-puing, dll.

Concrete Mixer : digunakan sebagai pengaduk adukan


beton, serta adukan pasangan bata, keramik .

Alat Perlengkapan : Cangkul, Sekop, Linggis dll


merupakan perlatan bantu dalam berbagai hal sesuai
kebutuhan

Alat Pertukangan : Alat pertukangan merupakan peralatan


penunjang lainnya seperti, Gergaji Kayu, Palu, Waterpass,
Bor Listrik, Mesin Slep dll merupakan alat bantu.

- Dokumen Pelaporan

Kontraktor dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan Pekerjaan, diawasi


oleh Konsultan Pengawas yang bertugas melakukan pengawasan pekerjaan
kontraktor, dan melaksanakan Rapat Berkala yang diadakan oleh
Konsultan Pengawas yang dihadiri oleh pihak Pengelola Proyek.

Dalam hal ini Kontraktor wajib membuat dokumen pelaporan , seperti :

Metodologi Pelaksanaan-10
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

a. Membuat Laporan Harian yang berisi :

 Jenis kegiatan yang


dikerjakan
 Bahan – bahan yang
digunakan
 Alat – alat yang didatangkan
 Jumlah tukang / tenaga kerja
 Keadaan cuaca
 Besarnya prestasi pekerjaan
 Menyediakan Buku Harian
sesuai dengan petunjuk
Direksi dan direkap dalam
Laporan Mingguan dan
Laporan Bulanan.

b. Membuat pemotretan / Dokumentasi :

Pemotretan yang menggambarkan kemajuan


pekerjaan akan dilakukan sesuai dengan tahapan
pekerjaan, dimulai dari kondisi eksisting ( prestasi
0 % ) sampai selesai pekerjaan renovasi.

- Tata Laksana Proyek

Tata laksana proyek bagi Pelaksana Konstruksi (Kontraktor) perlu disusun


setelah ditunjuk selaku pelaksana proyek (Pemenang Lelang). Pada
hakekatnya pelaksanaan proyek di dalam suatu perusahaan, hanyalah
merupakan satuan tugas yang khusus akan menangani proyek
bersangkutan, sebagai sub ordinasi dari tugas pokok dan fungsi perusahaan
yang telah mengadakan kontrak kerjasama dengan pihak/instansi lain
pemilik proyek yang dimaksud.

1. Pengelolaan Pelaksanaan Proyek (Manajement Proyek)

Metodologi Pelaksanaan-11
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

Pengelolaan pelaksanaan proyek dilakukan melalui pendayagunaan potensi


sumberdaya / kinerja secara optimal dengan tujuan tercapainya hasil
pekerjaan yang tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu, serta dapat
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pemilik proyek, pengguna
hasil pekerjaan proyek dan tentu saja dapat memberikan keuntungan bagi
pelaksana proyek tersebut.

Bentuk pendayagunaan sumberdaya / kinerja dimaksud, sebagai berikut :

a. Sumberdaya Manusia
Pemanfaatan sumberdaya manusia yang setidak-tidaknya memenuhi
persyaratan berikut :

 Berkompeten pada bidang pekerjaannya


 Memiliki inisiatif dan kreatif
 Bersikap tegas dan berani mengambil keputusan
 Mau bekerja keras dan pantang menyerah
Posisi dalam pelaksanaan proyek meliputi bidang tugas :

 Manajerial
 Teknik
 Administrasi
 Keuangan
 Pelaksanaan lapangan

b. Sumberdaya Bahan
Pemanfaatan sumberdaya bahan sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan untuk setiap item pekerjaan meliputi :

 Material local
 Material fabrikan
 Material terangkai
Hal pokok yang akan diperhatikan dalam pengadaan bahan adalah :

 Tersedia beberapa alternatif sumber material (pemasok, toko,


pabrik, workshop),
 Tersedia seperangkat daftar harga material dari beberapa sumber
 Kuantitas material di pasaran tersedia untuk memenuhi kebutuhan
proyek
 Kualitas material yang dibutuhkan memenuhi SPESIFIKASI
sesuai RKS

Metodologi Pelaksanaan-12
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

 Kontinuitas pemasokan material dapat menjamin kebutuhan


setiap saat

c. Sumberdaya Peralatan
Penggunaan peralatan dimaksudkan untuk mempercepat penyelesaian
pekerjaan, dengan lebih mempertimbangkan optimalisasi terhadap
Biaya, Mutu dan Waktu.

Dengan demikian peralatan disiapkan secara selektif menurut


pertimbangan

 Kegunaan pemakaian alat


 Jenis alat sesuai dengan volume pekerjaan
 Operator/petugas yang mampu mengoperasikan alat bersangkutan
 Keandaian dan produktivitas alat
 Biaya operasional penggunaan alat dibandingkan
produktivitasnya

Tipologi peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek,


meliputi :

 Peralatan Berat
 Angkutan untuk mobilisasi / demobilisasi bahan / material
 Peralatan standar untuk pelaksanaan konstruksi bangunan
 Peralatan baku masing - masing Tukang
 Peralatan komunikasi
 Peralatan pendukung kegiatan administrasi pelaporan

d. Sumberdaya Finansial
Pekerjaan pelaksanaan konstruksi adalah pekerjaan yang menuntut
kemampuan profesional. Proyek pelaksanaan konstruksi bukanlah
komoditas dagangan yang siap diperjual belikan dimana saja, kapan
saja, kepada siapa saja. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya
diperlukan sumberdaya finansial, sekalipun hanya berupa modal awal
bekerja.

Modal awal sejumlah hingga 25 % dari nilai proyek dialokasikan


untuk menutupi biaya pekerjaan persiapan, uang muka pemesanan
bahan serta pembelian atau peminjaman peralatan, hingga diperoleh
angsuran pembayaran dari proyek. Selanjutnya prestasi pekerjaan fisik

Metodologi Pelaksanaan-13
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

lapangan terus dipacu agar dapat segera ditagihkan pengangsurannya,


sehingga cash flow proyek benar-benar dapat dijalankan.

Gambaran pengelolaan sumberdaya finansial dalam pelaksanaan


konstruksi proyek secara keseluruhan, diwujudkan dalam kerangka
alokasi pembiayaan berikut :

 Pembiayaan Manajemen Rutin kantor Perusahaan, merupakan


bentuk kontribusi biaya setiap proyek bagi kebutuhan rutin
perusahaan
 Pembiayaan Manajemen proyek, merupakan bentuk biaya tak
langsung terhadap pelaksanaan proyek.
 Pembiayaan Konstruksi Proyek, merupakan bentuk biaya
langsung terhadap pelaksanaan proyek

e. Rencana Kerja
Rencana kerja dipersiapkan dan disusun sebagai panduan bagi seluruh
kinerja Tim Pelaksana Proyek, agar pelaksanaan kegiatan bisa tepat
guna dan berhasil guna.

Rencana kerja memuat substansi sebagai berikut :

 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dan Network Planning


 Strategi dan Taktik Penanganan berbagai persoalan dalam
pelaksanaan kegiatan lapangan
 Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian
Tugas Masing-masing, berikut rencana kebutuhan tenaga kerja
lapangan (mandor, tukang, kepala tukang, laden)
 Rencana kebutuhan Bahan, Peralatan, dan Finansial
 Sistem dan Mekanisme Koordinasi Kerja secara internal dan
eksternal

2. Seleksi Material dan Peralatan

Seleksi material dan Peralatan merupakan faktor penunjang kesuksesan


dalam suatu tatanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk memperoleh tepat guna, daya guna dan
hasil guna terhadap pelaksanaan pekerjaan dimaksud. Dengan demikian
hendaknya persoalan yang terkait dengan penggunaan material dan
peralatan sudah dapat diantisipasi dan ditentukan sebelum kegiatan
dilakukan. Sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan
material dan peralatan dalam proyek dapat ditekan.

Metodologi Pelaksanaan-14
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

Untuk itu dalam menentukan jenis material dan peralatan ini hendaknya
berpedoman kepada :

a. Klarifikasi seluruh jenis pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan,


untuk menentukan jenis material dan peralatan yang sesuai secara
teknis dan biaya. Di Tingkat lapangan, material dan peralatan tersebut
diseleksi lagi kualitas dan kelayakannya oleh Site Engineer.
b. Material yang akan digunakan sebaiknya diajukan contoh terlebih
dahulu dan dimintakan secara tertulis persetujuan dari Konsultan
Pengawas (Supervisi) Konsultan perencana serta Pemberi Tugas.
Waktu pengajuan harus cukup tersedia, untuk antisipasi apabila terjadi
perubahan jenis material.
c. Dilakukan Pemesanan (Delivery Order) kebutuhan material dan
peralatan ke lokasi, yang disesuaikan dengan jadwal pekerjaan.
Jumlah material tidak boleh kurang dari volume yang sudah dihitung,
bahkan untuk mengantisipasi kerusakan dan kekurangan material di
lapangan sebaiknya dilakukan tambahan pesanan kebutuhan.
d. Tes Laboratorium harus dilakukan terhadap bahan yang dibuat seperti
Cor Beton dengan mutu tertentu untuk mengantisipasi secara dini
mutu/kwalitas bahan.
Mobilisasi Alat Berat dan Peralatan lainnya yang diperlukan ke lokasi sesuai
dengan kebutuhan, begitu pula dengan mobilisasi tenaga kerja (setempat) maupun
tenaga kerja inti.

Metodologi Pelaksanaan-15
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

1.7 OBSERVASI LAPANGAN


Observasi lapangan adalah kegiatan yang dilaksanakan secara langsung
di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi secara umum, aktual pada
lokasi yang menjadi objek studi sehingga akan mendapatkan gambaran yang
lebih riil.

1.8 INVENTARISASI KEBUTUHAN DATA


Inventarisasi kebutuhan data adalah mencatat serta mengklasifikasikan
data-data yang diperlukan dalam perencanaan Turap , seperti data tanah, data lalu
lintas maupun peta topografi.

1.9 PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data merupakan tahap untuk menentukan penyelesaian suatu
masalah secara ilmiah. Hal ini tentunya didasari dengan dasar teori dan peranan
instansi yang terkait. Ada beberapa metode pengumpulan data yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
A. Data Primer

Untuk mempermudah dalam proses perencanaan suatu bangunan , maka


terlebih dahulu ditentukan kebutuhan data yang tentunya berdasarkan pada
dasar teori/studi pustaka. Penentuan kebutuhan data ini dilakukan dengan cara
mencatat data yang diperlukan untuk perencanaan bangunan . Data primer
adalah data yang langsung diperoleh dari survai lapangan seperti :
- Data Topografi
- Data Geoteknik (data Bore Inti, SPT, Sondir dan CBR).

Tabel 2.1. Penggolongan data menurut aspek yang ditinjau

Jenis Data No Rincian Fungsi Tujuan

Data Tanah 1. Bore Mesin Menentukan Daya Menentukan


Dukung Tanah Kedalaman Pondasi
2. Sondir dalam.
3. SPT

Peta 1. Peta Topografi Mengetahui Perencanaan Cut and


Topografi sekitar Lokasi elevasi Turap fill.

Metodologi Pelaksanaan-16
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

Turap

Data 1. Data curah Menghitung debit Menentukan elevasi


Hidologi hujan dan banjir rencana atau tinggi jagaan
banjir tahunan turap

Harga 1. Data upah Data masukan Menghitung RAB


satuan regional + data
Pekerjaan harga Perencanaan time
matrial+bobot scedule
pekerjaan

B. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait. Data
sekunder ini sangat membantu dalam perencanaan bangunan.
Data sekunder yang diperoleh antara lain data lalu lintas dan data
hidrologi. Pada perencanaan bangunan, instansi yang dapat dijadikan
narasumber untuk mendapatkan data perencanaan adalah sebagai berikut
:
1) Data Hidrologi
Maksud survai ini adalah untuk mencari data yang diperlukan dalam
analisis hidrologi dan hidrolika untuk selanjutnya menentukan lokasi
bangunan , debit banjir rencana, kedalaman air rencana, tinggi muka
air rencana, kecepatan aliran rencana, ketinggian lantai , jenis dimensi
dari pondasi
Kegiatan-kegiatan yang diperlukan pada umumnya meliputi:
a. Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber-
sumber yang bersangkutan dan menentukan hujan rencana yang
selanjutnya dapat dipakai untuk menentukan atap dan posisis site
dengan metode-metode yang diperlukan.
b. Data tinggi muka air, debit, dan Catchment Area.
c. Mengambil data morfologi sungai dan data karakteristik aliran
untuk memperkirakan perilaku sungai, kedalaman dan kecepatan
aliran rencana.

Metodologi Pelaksanaan-17
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

d. Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-


gorong, Turap , dan selokan, yang meliputi: lokasi, dimensi,
kondisi, tinggi muka air banjir.
e. Menganalisis pola aliran air pada daerah rencana bangunan untuk
mendapatkan geometrik dan bangunan yang paling aman dilihat
dari pengaruh pola aliran tersebut.
f. Melakukan analisis awal bangunan pengaman jalan terhadap
gerusan samping atau horisontal dan vertikal.
Dalam perencanaan bangunan memiliki beberapa prinsip antara lain
kehandalan kekuatan elemen struktur dan stabilitas sistem struktur, kelayakan
struktur, keawetan, kemudahan dalam pelaksanaan, ekonomis, dan estetis. Untuk
mendapatkan perencanaan sesuai dengan prinsip perencanaan, kebutuhan
akan data lokasi perencanaan harus mencukupi. Karena bila terjadi
kekurangan data akan menghambat perencanaan dan yang lebih fatal lagi adalah
salah dalam perencanaan. Oleh karena itu dibutuhkan data yang cukup,
seimbang, dan tepat / akurat untuk merencanakan sebuah bangunan Gedung .
Kelengkapan akan kebutuhan data dalam perencanaan sangatlah penting.
Oleh karena itu sebelum melangkah pada proses selanjutnya data yang sudah
didapatkan dicek kelengkapannya. Apabila hasil cek terdapat data yang
belum lengkap / kurang maka proses pengumpulan data dilakukan kembali.
Akan tetapi apabila data yang didapat dirasa sudah cukup untuk menentukan
perencanaan , maka proses analisa dan pengolahan data dapat dilakukan.

1.10 PENGOLAHAN DATA


Analisa dan pengolahan data adalah proses identifikasi data yang dilakukan
berdasarkan data sekunder yang sudah terkumpul dan pengamatan langsung
yang ada di lokasi perencanaan. Proses analisa dan pengolahan data ini
dimaksudkan agar diperoleh analisa pemecahan masalah yang efektif dan
terarah.

Metodologi Pelaksanaan-18
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

1.11 PERHITUNGAN KONSTRUKSI


Perancangan detail dilakukan dengan membuat draft gambar rencana,
menghitung konstruksi bangunan atas, menghitung konstruksi bangunan bawah,
menghitung konstruksi pondasi, dan menghitung konstruksi bangunan
pelengkap.

A. KONSEP DETAIL PERENCANAAN (DRAFT DETAIL DESIGN).

Dalam proses ini konsultan menentukan semua kesimpulan hasil survai


lapangan dari semua bagian kegiatan, antara lain :
 Penetapan lokasi baru berdasarkan peta topografi dan evaluasi hasil
survai pendahuluan pada bangunan yang direlokasikan dengan
memperhatikan standar perencanaan yang telah ditetapkan.
 Perhitungan konstruksi pondasi serta bangunan bawah harus
disesuaikan dengan hasil-hasil penyelidikan tanah maupun jenis
pondasinya.

1.12 GAMBAR PERENCANAAN


Gambar perencanaan merupakan visualisasi dari analisa dan perencanaan
struktur Turap . Tujuan dari gambar perencanaan adalah :
1. Mempermudah dalam pembuatan estimasi volume dan biaya pekerjaan.
2. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan.
3. Mempermudah dalam pengawasan saat pelaksanaan.

Dalam gambar perencanaan dibuat dengan benar dan selengkap mungkin,


sehingga mempermudah dalam pembacaan. Beberapa hal yang dapat dituangkan
dalam gambar perencanaan adalah sebagai berikut :
1. Gambar peta lokasi pekerjaan.
2. Gambar site plan rencana.
3. Gambar tampak atas dan potongan memanjang.
4. Gambar bangunan atas.
5. Gambar bangunan bawah.
6. Gambar bangunan pengaman.
7. Gambar detail – detail.

Metodologi Pelaksanaan-19
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

1.13 RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)


Rencana kerja dan syarat-syarat ini merupakan ketentuan tentang
rencana kerja yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan . Dengan
adanya RKS ini diharapkan akan memberikan arahan dan persyaratan sebagai
ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan perencanaan Isi
didalam RKS ini adalah sebagai berikut :

 Syarat-syarat umum dan administrasi.


Syarat- syarat umum dan administrasi dalam RKS menjelaskan tentang
kepemilikan (owner) sebuah pekerjaan dan syarat- syarat yang harus
dipenuhi bagi pelaksana pekerjaan (kontraktor) dari mulai pelaksanaan
lelang hingga pelaksanaan pekerjaan dan selesainya pekerjaan. Dan
didalamnya juga dijelaskan tentang proses pembayaran pelaksanaan
pekerjaan, serta sanksi-sanksi yang berlaku bagi pelaksana pekerjaan
(kontraktor) bila melakukan kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan.

 Syarat-syarat teknis.
Syarat-syarat teknis berisi tentang penjelasan pekerjaan dari mulai
persiapan, pekerjaan struktur, hingga pekerjaan finishing. Didalamnya juga
dijelaskan tentang peraturan dan syarat yang berlaku dalam pelaksanaan
pekerjaan.

1.14 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)


Rencana anggaran biaya berisikan tentang besarnya volume pekerjaan,
serta biaya pekerjaan. Besarnya volume pekerjaan dihitung dari volume tiap item
pekerjaan, sedangkan besarnya biaya pekerjaan ditentukan dari harga upah
pekerja, harga bahan, analisa tiap item pekerjaan, dan harga penggunaan alat
berat yang digunakan, dari pengolahan data tersebut ditambah biaya
keuntungan dan biaya PPN dalam pelaksanaan pekerjaan.

1.15 TIME SCHEDULE DAN NETWORK PLANNING


Time schedule merupakan fase menterjemahkan suatu perencanaan kedalam
suatu diagram-diagram yang sesuai dengan skala waktu. Dalam time schedule
menentukan kapan aktivitas-aktivitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan sehingga

Metodologi Pelaksanaan-20
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

pengendalian sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang


telah ditentukan.
Fungsi time schedule adalah sebagai berikut :
a. Menentukan durasi proyek.
b. Menentukan jalur dan kegiatan kritis.
c. Menentukan proses pelaksanaan ( kurva “ S ” )
d. Dasar untuk menghitung aliran kas.
e. Pengendalian proyek.

Data yang dipergunakan untuk pembuatan time schedule antara lain :


a. Daftar semua kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan proyek.
b. Hubungan masing – masing kegiatan.
c. Diagram jaring, yang sudah dihitung.
d. Diagram balok disebut juga bar chart.

Untuk menunjukan progres pekerjaan dengan mudah dibuat kurva “S”, kurva
“S” merupakan gambar diagram % (persen) kumulatif biaya yang diplot pada
suatu sumbu absis, dimana sumbu X menyatakan satuan waktu sepanjang
durasi proyek dan sumbu Y menyatakan nilai % (persen) kumulatif biaya
selama durasi proyek tersebut. Cara membuat kurva “S” adalah sebagai berikut :
 Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan.
 Bobot item pekerjaan itu dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan
dibagi biaya total pekerjaan dikali 100 %.
 Setelah bobot masing-masing item dihitung pada masing-masing
didistribusikan bobot pekerjaan selama durasi masing-masing aktivitas.
 Setelah itu jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu, di
jumlah secara kumulatif.
 Angka kumulatif pada setiap periode ini diplotkan pada sumbu Y
(ordinat) dalam grafik dan waktu pada absis.
 Dengan menghubungkan semua titik – titik di dapat kurva “ S ”.

Data yang digunakan untuk pembuatan kurva “ S “ antara lain :


 Diagram bagan balok.
Pada umumnya kurva “S” diplotkan pada diagram balok, dengan tujuan

Metodologi Pelaksanaan-21
Perencanaan Gedung Kantor BPPT Kab. Cirebon

untuk mempermudah melihat kegitan-kegiatan yang masuk dalam suatu


jangka waktu pengamatan progres pelaksanaan pekerjaan.
 Distribusi biaya dan metode pelaksanaan.
Metode pelaksanaan konstruksi akan memberikan urutan-urutan kegiatan dan
karakteristik kegiatan (melalui diagram jaring). Distribusi biaya dianggap
representatif dari nilai pekerjaan dilapangan.

Network planning adalah rencana urutan proses pelaksanaan pekerjaan. Network


planning disusun dari pekerjaan awal/persiapan hingga pekerjaan finishing.
Fungsi dari network planning ini adalah untuk memberikan gambaran urutan
penyelesaian pekerjaan dari awal hingga selesainya pekerjaan.

Metodologi Pelaksanaan-22

Anda mungkin juga menyukai