Anda di halaman 1dari 23

BAB III

GAMBARAN UMUM INSTANSI/PERUSAHAAN

3.1 Proses Bisnis/Layanan

Perum BULOG melaksanakan kegiatan bisnis dengan beberapa kegiatan,

antara lain pengelolaan komoditi Beras, Gula, Kedelai, Daging, Ikan dan

Komoditi lainnya.

3.1.1 Produk atau jasa

1. Beras Premium DN dan LN

Beras merupakan komoditas pangan utama masyarakat Indonesia,

hampir seluruh penduduk di negara ini mengkonsumsi beras setiap

harinya. Hal ini menyebabkan komoditas beras memiliki nilai yang sangat

strategis, selain karena menguasai hajat hidup orang banyak, juga dapat

dijadikan parameter stabilitas ekonomi dan sosial negara. Apabila terjadi

kelangkaaan atau tidak terpenuhinya kebutuhan beras pada masyarakat,

akan berdampak pada inflasi dan gejolak sosial. Perum BULOG sebagai

BUMN yang memiliki tugas PSO (public service obligation) mengemban

amanah untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat produsen dengan

melakukan pembelian beras petani (medium) dengan HPP dan di tingkat

konsumen dengan melakukan operasi pasar (OP) pada saat terjadi

kenaikan harga beras atau kelangkaan beras.

Terkait komoditas beras, selain mengelola beras PSO, Perum

BULOG juga menjalankan bisnis dan perdagangan beras premium. Beras

premium memiliki nilai ekonomi dan kualitas yang lebih baik

16
17

dibandingkan beras medium. Beras premium yang ditangani BULOG

merupakan beras kualitas tinggi yang berasal dari dalam negeri (DN) dan

luar negeri (LN).

Pengadaan beras DN premium BULOG diperoleh melalui

pembelian langsung dari penggilingan padi dan beras lokal unggulan

produk Unit Penggilingan Gabah Beras (UPGB) BULOG. Pengadaan

beras LN premium diperoleh melalui impor beras dari Vietnam dan

Thailand. Perdagangan beras premium BULOG dilakukan dengan

melakukan penjualan ke pasaran umum secara retail dan wholesale,

kerjasama dengan Koperasi serta melalui distribution center (DC) dan

outlet BULOGMart.

2. Gula Pasir DN dan LN

Gula merupakan salah satu sumber kalori dalam struktur konsumsi

masyarakat selain bahan pangan. Pentingnya gula bagi masyarakat di

Indonesia tercermin pada kebijakan pemerintah yang menetapkan bahwa

gula pasir adalah salah satu dari sembilan bahan pokok kebutuhan rakyat

banyak. Kebutuhan konsumsi gula terus mengalami peningkatan,

sementara produksi gula dalam negeri belum mampu mencukupi

kebutuhan tersebut. Dalam stabilisasi harga gula dan upaya pemenuhan

kebutuhan gula masyarakat/industri, Perum BULOG telah melakukan

kegiatan pembelian dan perdagangan gula kristal putih (GKP).

Pembelian GKP BULOG dilakukan dalam 2 (dua) metode, yaitu

pengadaan dalam negeri (DN) dan pengadaan luar negeri (LN). Pengadaan
18

DN dilakukan dengan melakukan pembelian gula langsung dari petani dan

pembelian melalui sinergi dengan BUMN produsen gula DN. Pengadaan

LN dilakukan dengan mengimpor GKP dari negara Thailand. Saat ini, stok

gula yang BULOG terdistribusi di gudang Perum BULOG yang tersebar di

beberapa wilayah yaitu, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat,

Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Kalimantan

Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Bali, NTT dan NTB.

Penyaluran GKP, dilakukan dengan melakukan penjualan ke

pasaran umum dan penjualan melalui BULOGMart baik secara retail

maupun wholesale untuk keperluan konsumsi rumah tangga maupun

industri.

3. Komoditi Lainnya

Komoditi lainnya terdiri dari Minyak Goreng, Terigu, Beras

Merah, Air Mineral, Kemasan Gula, Kemasan Beras, Tepung Instan, dan

lain-lailn. Penjualan dilakukan oleh BULOGMart yang ada di Kantor

Pusat dan BULOGMart yang ada di daerah-daerah.

3.1.2 Trasaksi atau kegiatan pelayanan

Pelayanan Publik

Tugas publik Perum BULOG merupakan amanat dari Inpres No. 3 tahun

2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Berita dan Penyaluran Beras oleh

Pemerintah, yang merupakan pengejawantahan intervensi pemerintah dalam

perberasan nasional untuk memperkuat ketahanan pangan. Ketiga tugas publik


19

BULOG tersebut saling terkait dan memperkuat satu sama lain sehingga dapat

mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga maupun nasional yang lebih

kokoh.

Ketiga tugas publik tersebut adalah pertama, melaksanakan kebijakan

pembelian gabah/beras dalam negeri dengan ketentuan Harga Pembelian

Pemerintah (HPP). Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk pengadaan gabah

dan beras dalam negeri oleh Perum BULOG. Tugas kedua, menyediakan dan

menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan

rendah yang diwujudkan dalam pelaksanaan program RASKIN. Sedangkan

tugas ketiga, menyediakan dan menyalurkan beras untuk menjaga stabilitas

harga beras, menanggulangi keadaan darurat, bencana, dan rawan pangan.

Kegiatan ketiga dilaksanakan Perum BULOG dalam bentuk pengelolaan

Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

a. Pengadaan Gabah dan Beras DN Memperkuat Pilar Ketersediaan

Konsep pengadaan gabah dan beras dalam negeri dilakukan

pemerintah sebagai intervensi dari sisi produsen pada saat suplai

melimpah karena panen raya. Untuk melindungi petani dari tingkat harga

yang rendah karena kurang kuatnya nilai tawar petani saat panen,

pemerintah menggunakan instrumen HPP - sebelumnya Harga Dasar

(HD). Dengan instrumen HPP ini, diharapkan pasar akan menjadikan HPP

sebagai patokan dalam membeli gabah dan beras petani sehingga petani

menjadi terlindungi.
20

Selain itu, pengadaan BULOG juga dapat menjadi salah satu

alternatif pasar bagi produksi petani dalam negeri. Dengan demikian,

pengadaan dalam negeri akan mampu menjadi jaminan pasar dan harga

bagi produksi dalam negeri sehingga petani masih tetap bersemangat

untuk memproduksi pangan (beras) dalam negeri untuk menjaga

ketersediaan pasokan pangan nasional. Melalui pengadaan gabah dan beras

dalam negeri, pilar ketersediaan ketahanan pangan dapat diwujudkan.

Selama ini, pengamanan HPP dilakukan Perum BULOG melalui

pembelian gabah/beras dalam negeri terutama saat panen raya. Mengikuti

perkembangan produksi yang naik tajam dalam tiga tahun terakhir ini,

maka penyerapan pemerintah melalui pengadaan dalam negeri oleh Perum

BULOG menjadi salah satu hal penting. Suplai yang melimpah terutama

saat panen raya, mengakibatkan terjadinya marketed surplus di pasar yang

perlu penyerapan. Keberhasilan Perum BULOG dalam menghimpun stok

dari pengamanan HPP membantu dalam memperkuat stok beras nasional,

juga membantu peningkatan pendapatan jutaan petani yang tersebar di

berbagai tempat di tanah air dan sekaligus dapat mendorong stabilitas

harga beras.

Pembelian (pengadaan) yang dilakukan Perum BULOG selama ini

rata-rata mencapai sekitar 5%-9% dari total produksi beras nasional setiap

tahunnya atau sekitar 1,5-3 juta ton setara beras per tahun, terbesar di

antara firm yang ada di dalam industri padi/beras nasional. Dengan

besarnya pembelian ini, maka HPP dapat menjadi patokan bagi pembelian
21

gabah dan beras di pasar umum. Hal ini terlihat dari perkembangan harga

gabah dan beras di pasar yang selalu di atas Harga Pembelian Pemerintah.

Dana pengadaan dalam negeri yang mengalir ke pedesaan

mencapai Rp. 6-7 trilyun selama 4-5 bulan periode pengadaan. Berbagai

kajian menyebutkab bahwa multiplier effect dari kegiatan pengadaan

gabah dan beras dalam negeri diantaranya adalah mampu menggerakkan

perekonomian pedesaan dan mendorong pembangunan pedesaan dengan

mengalir sekitar Rp. 19 triliun melalui peningkatan pendapatan dan

perluasan lapangan kerja. Pengadaan juga berfungsi mendorong harga

produsen agar memberi keuntungan dan insentif bagi usaha tani padi, yang

juga berarti meningkatkan kesejahteraannya.

b. Raskin Untuk Memperkuat Pilar Keterjangkauan (Accessibilty)

Beras pengadaan dalam negeri diantaranya disalurkan kepada

Rumah Tangga Miskin (RTM) yang menjadi sasaran dalam program

penanggulangan kemiskinan. Dengan nama program RASKIN (Beras

untuk Rumah Tangga Miskin) diharapkan setiap Rumah Tangga Sasaran

(RTS) mampu memperoleh ketahanan pangannya tidak lagi dengan

membeli beras di pasar, sehingga hal ini akan mengurangi permintaan

beras ke pasar.

Dari sisi RTM, RASKIN telah membuka akses secara ekonomi dan

fisik terhadap pangan, sehingga dapat melindungi rumah tangga rawan

pangan dari malnutrition terutama energi dan protein. Hal ini sangat

penting bagi negara berkembang seperti Indonesia yang menghadapi


22

permasalahan dominannya yaitu masyarakat yang kekurangan energi dan

protein. Kekurangan tersebut dapat berakibat buruk terhadap kecerdasan

anak-anak, rendahnya produktivitas SDM, dan kematian sebagai akibat

penyakit infeksi karena lemahnya daya tahan tubuh.

RASKIN saat ini telah menjadi program perlindungan sosial

(social protection programme bukan lagi program darurat. Dengan

demikian RASKIN telah diakui memiliki dampak dalam perkonomian dan

perberasan nasional. Raskin merupakan program yang multi objektif yaitu

disamping untuk menjaga ketahanan pangan keluarga miskin juga

berfungsi sebagai pendukung bagi peningkatan kualitas SDM dan secara

tidak langsung juga berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Program RASKIN juga memiliki keunggulan sebagai program

yang bersifat ”people oriented” dengan sasaran yang jelas berupa RTM

serta sekaligus juga bersifat ”commodity oriented” berupa beras yang

merupakan bahan pokok strategis. Program RASKIN juga menyertakan

partisipasi yang luas, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah,

serta masyarakat.

RASKIN memiliki dampak langsung terhadap harga beras di pasar.

Hal ini terlihat saat RASKIN hanya diberikan 10 atau 11 bulan pada tahun

2006 dan 2007, harga beras di akhir tahun melonjak lebih tajam.

Umumnya akhir tahun adalah musim paceklik, sehingga suplai ke pasar

berkurang. Dari sisi permintaan, RTS yang biasanya menerima RASKIN,


23

tidak lagi mendapat RASKIN sehingga belasan juta rumah tangga

menambah permintaan beras ke pasar. Kekurangan suplai di satu sisi dan

peningkatan permintaan di sisi lain mengakibatkan harga beras naik.

c. Cadangan Beras Pemerintah Memperkuat Pilar Stabilitas

CBP diperlukan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah

tangga dalam situasi darurat, seperti bencana alam (banjir/kekeringan,

serangan hama/ penyakit, gunung meletus, dan sebagainya) dan bencana

yang dibuat oleh manusia (konflik sosial) serta kondisi rawan daya beli

akibat gejolak harga. Di Indonesia, pemerintah memiliki stok untuk

keperluan darurat dan stabilisasi harga yang disebut CBP, dikelola oleh

Perum BULOG dan menjadi bagian dari stok operasional Perum BULOG

yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dengan menyatunya stok CBP secara fisik (secara administrasi

terpisah), pemerintah akan mudah untuk memanfaatkan beras tersebut

apabila diperlukan setiap saat setiap tempat sehingga rumah tangga masih

tetap memiliki akses terhadap pangan. Dengan CBP yang tersedia setiap

saat, di setiap tempat, maka stabilitas pangan (beras) nasional dapat

terwujud. Rumah tangga pada situasi darurat dan saat terjadi kenaikan

harga pangan yang tinggi dapat mengharapkan stabilitas pasokan dan

harga dari CBP ini. Dengan demikian CBP dapat menjadi salah satu alat

untuk memperkuat pilar stabilitas ketahanan pangan.

CBP ini telah teruji saat terjadinya bencana Tsunami di NAD dan

Nias pada akhir 2004 (di awal 2005), gempa bumi di Yogyakarta dan
24

Jateng, kekeringan di NTT, korban banjir di Kutai, serta korban kebakaran

di Riau dan Kalbar. Dengan CBP yang terpusat pengelolaannya, akan

memudahkan pemerintah untuk menangani situasi darurat. Ini sebagai

bentuk kepedulian pemerintah pusat terhadap daerah di era otonomi,

sehingga hal itu dapat membuat sebagai perekat nasional.

3.2 Sejarah sigkat

Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG

pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet

No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan pokok untuk mengamankan

penyediaan pangan dalam rangka menegakkan eksistensi Pemerintahan

baru. Selanjutnya direvisi melalui Keppres No. 39 tahun 1969 tanggal 21

Januari 1969 dengan tugas pokok melakukan stabilisasi harga beras, dan

kemudian direvisi kembali melalui Keppres No 39 tahun 1987, yang

dimaksudkan untuk menyongsong tugas BULOG dalam rangka

mendukung pembangunan komoditas pangan yang multi komoditas.

Perubahan berikutnya dilakukan melalui Keppres No. 103 tahun 1993

yang memperluas tanggung jawab BULOG mencakup koordinasi

pembangunan pangan dan meningkatkan mutu gizi pangan, yaitu ketika

Kepala BULOG dirangkap oleh Menteri Negara Urusan Pangan.

Pada tahun 1995, keluar

Keppres No 50, untuk

menyempurnakan struktur organisasi

BULOG yang pada dasarnya bertujuan


25

untuk lebih mempertajam tugas pokok, fungsi serta peran BULOG. Oleh

karena itu, tanggung jawab BULOG lebih difokuskan pada peningkatan

stabilisasi dan pengelolaan persediaan bahan pokok dan pangan. Tugas

pokok BULOG sesuai Keppres tersebut adalah mengendalikan harga dan

mengelola persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan

bahan pangan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,

dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan pangan bagi produsen dan

konsumen serta memenuhi kebutuhan pangan berdasarkan kebijaksanaan

umum Pemerintah. Namun tugas tersebut berubah dengan keluarnya

Keppres No. 45 tahun 1997, dimana komoditas yang dikelola BULOG

dikurangi dan tinggal beras dan gula. Kemudian melalui Keppres No 19

tahun 1998 tanggal 21 Januari 1998, Pemerintah mengembalikan tugas

BULOG seperti Keppres No 39 tahun 1968. Selanjutnya melalu Keppres

No 19 tahun 1998, ruang lingkup komoditas yang ditangani BULOG

kembali dipersempit seiring dengan kesepakatan yang diambil oleh

Pemerintah dengan pihak IMF yang tertuang dalam Letter of Intent (LoI).

Dalam Keppres tersebut, tugas pokok BULOG dibatasi hanya

untuk menangani komoditas beras. Sedangkan komoditas lain yang

dikelola selama ini dilepaskan ke mekanisme pasar. Arah Pemerintah

mendorong BULOG menuju suatu bentuk badan usaha mulai terlihat

dengan terbitnya Keppres No. 29 tahun 2000, dimana didalamnya tersirat

BULOG sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju organisasi yang

bergerak di bidang jasa logistik di samping masih menangani tugas


26

tradisionalnya. Pada Keppres No. 29 tahun 2000 tersebut, tugas pokok

BULOG adalah melaksanakan tugas Pemerintah di bidang manajemen

logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga

beras (mempertahankan Harga Pembelian Pemerintah – HPP), serta usaha

jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Arah perubahan tesebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres No 166

tahun 2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres No. 103/2000.

Kemudian diubah lagi dengan Keppres No. 03 tahun 2002 tanggal 7

Januari 2002 dimana tugas pokok BULOG masih sama dengan ketentuan

dalam Keppers No 29 tahun 2000, tetapi dengan nomenklatur yang

berbeda dan memberi waktu masa transisi sampai dengan tahun 2003.

Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI no. 7 tahun

2003 BULOG resmi beralih status menjadi Perusahaan Umum (Perum)

BULOG.

3.3 Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi Perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam

mendukung terwujudnya kedaulatan pangan.

2. Misi

1. Menjalankan usaha logistik pangan

pokok dengan mengutamakan layanan kepada masyarakat;


27

2. Melaksanakan praktik manajemen

unggul dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional,

teknologi yang terdepan dan sistem yang terintegarasi;

3. Menerapkan prinsip tata kelola

perusahaan yang baik serta senantiasa melakukan perbaikan yang

berkelanjutan;

4. Menjamin ketersediaan,

keterjangkauan, dan stabilitas komoditas pangan pokok.


28

a. Struktur Organisasi

DIREKSI

Board of Director

KEPALA

WAKIL KEPALA

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


PENGADAAN OPERASIONAL KOMERSIAL DAN ADMINITRASI
DN PELAYANAN PENGEMBANGAN DAN
PUBLIK BISNIS KEUANGAN

SEKSI SDM
SEKSI ANALISIS SEKSI DAN HUKUM
HARGA DAN PENGUNDANGAN SEKSI
PASAR PERSEDIAAN PENJUALAN
DAN
PENGANGKUTAN
SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI SEKRETA
PENGADAAN PERAWATAN DAN PENGEMBANGN RIAT
GABAH DAN PENGENDALIAN BISNIS DAN UMUM
BERAS MUTU INDUSTRI HULU

SEKSI SEKSI
SEKSI
PENGEMBANGAN KEUANG
PENGADAAN SEKSI
BISNIS DAN TI AN
PANGAN POKOK PENYALURAN
LAIN

SEKSI
AKUNTANSI
MANAJEMEN
RESIKO DAN
b. Uraian Tugas

1. Kadivre (kepala Divisi Regional )

Kadivre mempunyai tugas pokok melaksanakan kebiakan perusahaan dan

menyelengggrakan kegiatn pengadaan, opersional dan pelayanan publik,

komersial dan pengembangan binis, pengelolan administrasi dan keuangan

termasuk SDM, hukum, umum, seretaria, huma, teknolgi informasi,

keuangan, akuntni serta mnjemen resiko dan kepatuhan, kedivre melkukan

koordinasi dengan wakadivre.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagimana dimaksud dalam pasal

2, Kadivre mempunyai fungsi merencenakan, mengoordinasikan, dan

mengevaluasi pelaksnaan :

a. Pengadaan Gabah/Beras dan Pangan Pokok lain.

b. Operasional dan Tugas Pelayanan Publik.

c. Usaha Komesial dan Pengembangan Bisnis.

d. Pengelolaan Keuangan.

e. Pengelolaan SDM dan Umum.

f. Pembinaan Subdivre, Kansinlog, Gudang, Pusat Distribusi dan Unit

Pengolahan.

2. Wakadivre (Wakil Kepala Divisi Regional)

Wakadivre (Wakil Kepala Divisi Regional), adalah unsur pimpinan yang

bertanggung jawab langsung kepada kadivre.

Wakadivre mempunyai tugas pokok :


30

a. Membantu kadivre dalam menyelenggarakan tugas pokok dan

fungsinya

b. Mengelola fungsi administrasi dan keuangan termasuk SDM, hukum,

umum, sekretriat, humas teknologi informasi, keuangan serta

manajemen risiko dan kepatuhan

c. Mewakili kadivre apabila berhalangan.

3. Kepala Bidang Pengadaan

Kepala Bidang Pengadaan mempunyai tugas pokok melaksanakan

kegiatan analisis harga dan pasar, pengadaan gabah/beras, dan pengadaan

pangan pokok lain. Dalam melaksnakan tugas pokok kepala bidang

pengadaan mempunyai fungsi merencanakan, mengoordinasikan,

mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan :

a. Analisis harga dan pasar.

b. Pengadaan gabah/beras.

c. Pengadaan pangan pokok lain.

Bidang pengadaan terdiri dari:

a. Seksi Analisis Harga dan Pasar

Kepala seksi Analisis Harga dan Pasar mempunyai tugas pokok

melakukan pengamata harga, kondisi dan sturktur pasar tata niaga

komoditas gabah, beras dan pangan pokok lain serta melakuan market

intelligence, penyipn data meliputi perkiraan perintaan komoditas yang

dibutuhkan pasar, pasokan komoditas, perencenaan jaringan dan

penyalrn/penjualan, penyediaan data statistik, rangkuman penyusunan


31

rencana kerja divre untuk mendukung kegitan operasional dan

komersial serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan

analisis harga dan pasar.

b. Seksi Pengadaan Beras

Kepala Seksi Pengadaan Beras mempunyai tugas pokok melakukan

penyiapan seleksi dan evaluasi mitra kerja pengadaan gabah/beras,

penyiapan program penggdaan gabah /beras, penyiapan proga

pengadaan gabah dan beras PSO dan koersial serta perngkat pemeriksa

kualitas di laboratorium pemeriksaan kulitas penghitungn kebutuhan

yang meliputi bahan pendukung (karung pebungkus, benang kuralon

dan lain lain), L/C pengdan, baiaya eksploitasi, penyiapan adminitrasi

pengadaan seperti kontrak jual beli, dan dokumen lainnya, serta

memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan gabah dan beras

PSO dan komesial hasil produksi dalam negeri.

c. Seksi Pengadaan Pangan Pokok lain

Kepala Seksi Pengadaan Pangan Pokok lain mempunyai tugas pokok

melakukan persiapan seleksi dan evaluasi mitra kerja pengadaan

pangan (jagung dan kedelai), hasil industrI (gula, minyak goreng dan

tepung terigu) dan hortilkura dan pangan lain (bawang, cabe, daging

sapi, daging ayam, telur ayam dan lainnya), penghitungan kebutuhan

yang meliputi bahan pendukung (karung pembungkus, benang kuralon

dan lain lain) L/C pengadaan, biaya eksploitasi, penyiapan administrasi


32

pengadaan seperti kontrak jual beli, dan dokumen lainnya serta

memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pengadaan pokok

lain.

4. Bidang Operasional dan Pelayanan Publik

Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik mempunyai tugas pokok

melaksanakan pengeloaan pergudangan, persedian,dan penyediaan

angkutanlainnya, dan cadangan pangan pemerintah (CPP) untuk pelaynan

publik. Dalam melaksanakan tugas pokok bidang operasional dan

pelayanan publik mempunyai fungsi merencanakan mengkoordinasikan,

mengendalikan, dan mengevaluasi pelasanaan ;

a. Pergudangan, persediaan, dan angkutan.

b. Perwatan dan pengendalian mutung.

c. Penyaluran.

Bidang operasonal dan pelayanan publk terdiri dari :

a. Seksi Pergudangan, Persediaan, dan Angkutan

Seksi Pergudangan, Persediaan, dan Angkutan mempunyai tugas

pokok melakukan pengelolaan pergudangan meliputi kebutuhan

kapasitas penyimpanan dan sarana gudang, biaya rawat ringan gudang

(RwR), penerapan ISO dan keselamatan kesehatn kerja, adintrasi

angkutan movenas, movereg, dan movelok dan angkutan pangan

pokok lain untuk mendukung kegitan pelayanan publik dan komersial

serta memantau mengevaluasi, dan eaporkan kegiatan pengelolaan

pergudangan, persediaan, dan angkutan.


33

b. Seksi Perawatan dan Pengendalian Mutu

Seksi Perawatan dan Pengendalian dan Mutu mempunyai tugas pokok

melakukan operasional dan administrasi perawatan dan pengendaliaan

mutu termasuk reproses, penyiapan sarana dan prasarana perwatan

kualitas perhitungn dan pengajuan biaya perawatan kualitas

standarrisasi mutu gabah, beras, dan pangan pokok lainnya termasuk

sarana penunjangannya, pengedaliaan dokumen dan manajemen

standarisasi mutu, sebagai manajer teknis yang bertnggung jawab

terhadap dokumen teknis laboratorium kalibrasi, yang dibantu oleh

petugas teknis serta memantau, mengvaluasi dan melaporkan kegiatan

perawatan dan pegendlian mutu.

c. Seksi Penyaluran

Kepala Seksi Penyaluran mempunyai tugas pokok melakukan

operasional dan administrasi penyalurn beras kepada kelompok

masyarakat berpendapatan rendah, kelembagaan pemerintah, dan cpp

pengajuaan kebutuhan biaya operasional, eksploitas, sosialisasi, dan

koordinasi dengan pihak lain, penghimpunan data dan penyelesaiaan

pengaduan masyarakat, adminitrasi dokumen penagihan penyaluran

beras serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan

pelayanan publik.

5. Bidang Komersial dan Pengembangan Bisnis

Kepala Bidang Komersial dan pengembangan bisnis mempunyai tugas

pokok melaksanakan kegiatan penjualan distributor, penjualan langsung,


34

pengembangan bisnis dan industri hulu, serta pengembangan bisnis dan

teknologi informasi. Dalam melakanakan tugas pokok kepala bidang

koersil dan pengembangan bisnis mempunyai fungsi merencanakan,

mengoordinsikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan :

a. Penjualan distributor.

b. Penjualan langsung.

c. Pengembangan bisnis industry hulu.

d. Pengembangan bisnis dan teknologi informasi.

Bidang komersial dan pengembangan bisnis terdiri dari :

a. Seksi Penjualan Distributor

Kepala Seksi Penjualan Distributor mempunyai tugas pokok

melakukan perencanaan dan analisis penjualan termasuk penyiapan

komoditi/produk jual, segmentasi, target pasar dan pengusulan harga

jual penjualan distributor, analisi manajemen komoditi dan jaringan,

operasi, pendistribusian komoditi dan administrasi pejualan kepada

industri dan wholesale, evaluasi dan pelaporan kegiatan penjualan

distributor.

b. Seksi Penjualan Langsung

Seksi Penjualan Langsung mesampunyai tugas pokok melakukan

perencanaan dan analisis penjualan termasuk penyiapan komoditi/

produk jual, segmentasi, target pasar dn pengusulan harga aual

penualan langsung pengembangan jaringan dan peasan penjualan

langsung pengiriman dan pengendalian produk dari pusat distribusi


35

(distribution center) serta pengendalian distribusi produk kepada

pelanggan penjualan langsung dan outlet binaan operasi,

pendistribusian komoditi dan administrasi penjualan secara langsung

kepada hotel restoran dan catering, perusahaan kelembagaan, pasar

murah, outlet binaan dan ritel evluasi dan pelaporan kegiatan penjualan

langsung.

c. Seksi Pengembangan Bisnis dan IndustriHulu

Seksi Pengembangan Bisnis dan IndustriHulu mempunyai tugas pokok

melakukan analisis penyediaan dan pengelolaan budidaya pertanian

(on farm) pengoperasian, administrasi dan pemeliharaan pengolahan

gabah/beras dan pangan pokok lain koordinasi dan pembinaan unit

pengolahan dan pengembangan lumbung pangan pentun evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan pengembangan bisnis dan industri hulu.

d. Seksi Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi

Seksi Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi mempunyai

tugas pokok melakukan pengembangan jaringan rumah pangan melalui

kerjasama dan pemasaran analisis perencanaan dan penyediaan produk

pengebangan industri dan pelayanan bisnis hilir, pelayanan teknologi

informasi, pemantauan ketersediaan layanan, pemeliharaan sistem

aplikasi dan infrstruktur teknologi informasi, pemantauan, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan pengembangan bisnis dan teknologi informasi.


36

6. Bidang Administrasi dan Keuangan

Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan mempunyai tugas pokok

melaksanakan pengelolaan SDM hukum, sekertariat dan hubungan

masyarakat (humas) umum, keuangan, serta akuntansi, perpajakan,

manajemen risiko dan kepatuhan. Dalam melaksanakan tugas pokok

Kepala Bidang administasi dan keuangan mempunyai fungsi

merencanakan, mengordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi

pelaksanaan :

a. SDM dan Hukum.

b. Sekertariat dan Hukum.

c. Umum.

d. Keuangan.

e. Akuntansi dan Manajemen Risiko dn Kepatuhan.

Bidang administasi dan keuangan terdiri dari ;

a. Seksi SDM dan Hukum

Kepala Seksi SDM dan Hukum mempunyai tugas pokok melakukan

pengelolaan data dan system informasi SDM pendataan kebutuhan dan

pengembangan SDM, pengusulan rotasi, mutasi, dan promosi

karyawan pengelolaan administrasi dan keejahteraan karyawan

penerapan K3LH penyusunan dan penelaan perjanjian/kontrak,

pelayanan konsultansi hukum penanganan dan pemantuan

penyelesaian klaim, serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan

kegiatan pengelolaan SDM dan Hukum.


37

b. Seksi Sekretariat dan Humas

Kepala Seksi Sekretariat dan Humas mempunyai tugas pokok

melakukan pengelolaan surat menyurat, ekspedisi, dokumentasi, dan

arsip dokumen, perusahaan, kegiatan protokoler, dministrasi, dan

perjalanan dinas, pengelolaan berita dan informasi, menjalin

komunikasi dengan media massa, masyarakat, dan pemangku

kepentingan (stakeholder) lainnya, pengelolaan program kemitraan dan

bina lingkungan (PKBL) dalam rangka meningkatkan citra baik

perusahaan serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan

secretariat dan humas.

c. Seksi Umum

Kepala Seksi Umum mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan

kerumatanggaan, pemeliharaan sarana dan prasarana (bangunan,

kendaraan dan sarana lainnya) Divre pengajuan usulan pengadaan

sarana kantor dan sarana lainnya dan Replacement and Rehab (RR)

inventarisasi, dan administrasi asset tetap, serta memantau,

mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan umum.

d. Seksi Keuangan

Kepala Seksi Keuangan mempunyai tugas pokok melakukan

administrasi dan verivikasi seluruh proses penerimaan dan pengeluaran

transaksi keuangan untuk kegunaan operasional maupun komersial,


38

peyelesaian tagihan/piutang usaha pengendalian dan realisasi anggaran

serta memantau,mengevaluasi, dan melaporkan kegitan keungan.

e. Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan

Kepala Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan

mempunyai tugas pokok melakukan pencatatan, pengecekan,

pengoreksian dan pengaripan seluruh transaksi keuangan, pencatatan

transaksi buku tambahan terhadap akun/kodering uang muka, piutang,

asset tetap, hutang dan lainnya pengecekan, penghitungan,

pemungutan, penyetoran, pelaporan, penyimpanan dokumen PPN,

PPh, dan pajak lainnya, penyusunan laporan keuangan Divre

pengelolaan dan penerapan manajemen risiko dan kepatuhan di Divre

pengelolaan dan penerapan manajemen risiko dan kepatuhan di Divre

serta memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan akuntansi

manajemen risiko dan kepatuan

Anda mungkin juga menyukai