PENULIS
LOKAL: B1 Kebidanan
1930701033
JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat, taufik, dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini
dengan judul “Asuhan Pada Neonatus dengan kelainan Bawaan dan
Pelaksanaannya” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya .
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang telah diberikan. Selain
itu, makalah ini disusun untuk memperkaya informasi mengenai Asuhan
Neonatus, Bayi, balita dan Anak.
Kami menyadari bahwa dalam peyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran, kritik, dan masukan
dari berbagai pihak yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih
sempurna.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasangan infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup
harmonis serta telah berusaha selama satu tahun tetapi belum mengalami
kehamila. Infertilitas yang disebut primer adalah apabila pasangan
suami/istri tidak pernah hamil. Infertilitas lebih banyak dikaitkan dengan
wanita akan tetapi ada sekitar 40% dari kasus yang dikaitkan dengan pria
dan 20% dari kedua pasangan. Sekitar 50% dari pasangan yang mengalami
pengobatan dan kemudian menjadi hamil (Siswadi, 2007).
Dalam realisasinya tidak semua pasangan mudah memperoleh
keturunan seperti yang diharapkan. Di tengahnya gencarnya pencanangan
program pembatasan kelahiran (keluarga berencana) diberbagai penjuru
dunia ternyata ada kelompok pasangan suami istri yang justru mengalami
infertilitas atau kesulitan untuk memperoleh anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Infertilitas?
2. Apa Penyebab dari Infertilitas?
3. Bagaimana penganan dan dampak infertilitas?
4. Apa syarat dari pemeriksaan infertiltas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Infertilitas
2. Untuk mengetahui penyebab dari Infertilitas
3. Untuk mengetahui dampak dan penanganan dari infertilitas
4. Untuk mengetahui syarat dari pemeriksaan Infertilitas
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Infertilitas
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan
melahirkan anak hidup oleh suami yang bisa menghamilinya. Infertilitas
(pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama
satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan
alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak (Sarwono, 2004).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu
tahun. Infertilitas primer bila pasangan suami istri belum berhasil hamil
walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan berturut-turut dan infertilitas sekunder bila istri
pernah berhasil hamil, tetapi sekarang belum berhasil hamil lagi walaupun
bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan
selama 12 bulan berturut-turut (Siswandi, 2006).
2. Penyebab Infertilitas
1. Infertilitas Disengaja
Infertilitas yang disengaja disebabkan pasangan suami istri
menggunakan alat kontrasepsi baik alami, dengan alat maupun kontrasepsi
mantap.
- Pada istri karena menggunakan IUD, oral pil, injeksi, implant, sterilisasi,
maupun cara kimiawi.
- Pada suami karena menggunakan kondom.
2. Infertilitas tidak disengaja
- Pada istri, infertilisasi 40% – 50 %
1. Vagina
Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan
membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat
transportasi/pertemuan sperma ke vagina. Infeksi daerah vagina, ke mulut
rahim, kedinding rahim hingga saluran telur. Penyebabnya yaitu :
3. Uterus
4. Endometriosis
Deteksi :
1. USG
2. Laparoskopi
6. Gangguan ovulasi.
7. Kegagalan implantasi.
8. Faktor immunologis.
9. Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat
kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh
termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
o. Pencemaran lingkungan
Paparan polusi lingkungan dapat mengurangi jumlah sperma
dengan efek langsung pada fungsi testis dan sistem hormon. Beberapa
bahan kimia yang mempengaruhi produksi sperma antara lain: radikal
bebas, pestisida (DDT, aldrin, dieldrin, PCPs, dioxin, furan, dll), bahan
kimia plastik, hidrokarbon (etilbenzena, benzena, toluena, dan xilena),
dan logam berat seperti timbal, kadmium atau arsenik.
p. Kanker Testis
Kanker testis berpengaruh langsung terhadap kemampuan testis
memproduksi dan menyimpan sperma. Penyakit ini paling sering
terjadi pada pria usia 18 – 32 tahun.
Faktor lain yang mempengaruhi kesuburan :
Usia
Kemampuan produksi indung telur untuk memproduksi sel telur akan menurun
seiring dengan bertambahnya usia. Potensi wanita untuk hamil menurun setelah
usia 25 tahun dan menurun drastis pada usia diatas 38 tahun.
Pria
Hanya 1/3 pria diatas 40 tahun yang mampu menghamili istrinya dalam waktu 6
bulan. Dibandingkan dengan pria yang berumur dibawah 25 tahun.
Gizi
Keadaan gizi atau kesehatan umum pada pria maupun wanita yang kurang baik
dapat mengganggu kesuburan. Zat-zat yang penting untuk kesuburan adalah Vit.
C, Vit. E, dan seng (Zn).
Berat badan (wanita)
Tubuh terlalu gemuk atau terlalu kurus kemungkinan besar akan mengalami
kesukaran untuk hamil.
Gemuk estrogen haid tidak teratur
Kurus estrogen haid tidak ada/ sedikit
Berat Badan (Pria)
Perut menonjol, pinggul, memiliki jaringan lemak disekitar testis yang berlebihan
sehingga menyebabkan daerah pangkal paha dalam keadaan panas.
Olah raga
Olah raga berlebihan mengakibatkan kelelahan yang mempengaruhi kebugaran
dan fungsi organ reproduksi.
Obat-obatan
a. Obat penurun tekanan darah tinggi
b. Kanker
c. Hormon
d. Obat terlaran, seperti : narkotik, penenang, perangsang
Rokok
Penanganan
Ada beberapa jenis perawatan untuk masalah kesuburan baik untuk pria maupun
wanita. Selain bayi tabung, perawatan-perawatan berikut juga telah melalui
serangkaian proses penelitian dan angka keberhasilannya cukup memuaskan bagi
pasangan yang memiliki masalah kesuburan.
IVF atau In Vitro Fertilization dikenal juga sebagai prosedur bayi tabung.
Prosesnya dilakukan dengan mengambil sel telur dari ovarium ibu lalu disatukan
dengan sperma ayah dalam sebuah medium cair di gelas laboratorium. Lalu sel
telur dibuahi di laboratorium. Setelah sel telur dibuahi, sekitar dua setengah hari
kemudian, sel telur telah terbagi menjadi delapan sel yang sangat kecil. Lalu
setelah terjadi pembuahan, hasilnya yang sudah berupa embrio dimasukkan ke
dalam rahim melalui serviks.
1. Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa setelah berusaha mendapatkan
anak selama 12 bulan.
2. Istri dengan usia 31-35 tahun dapat langsung diperiksa ketika pertama kali
datang.
3. Istri pasangan infertil dengan usia 36-40 tahun dilakukan pemeriksaan bila
belum mendapat anak dari perkawinan ini.
4. Pemeriksaan infertil tidak dilakukan pada pasangan yang mengidap
penyakit.