202 367 1 SM
202 367 1 SM
202 367 1 SM
1 ISSN 1979-8911
Suryaman Birnadi
ABSTRACT
An experiment was conducted to study growth and yield of soybean with bokashi at various
dosages and frequency soil tillage. Result showed there are interaction effect between the
application of Bokashi and frequency soil tillage to dry plant weight soybean on optimum
combination b2 p2 (bokashi 10 t ha-1 and twice soil tillage). Bokashi dosage level b2 (10 t ha-
1
) effect to the plant height and wilt of dry grain. Bokashi dosage level b3 (15 t ha-1) effect to
effective nodule, leaf area, and yield of dry grain. Frequency level at once soil tillage (p1)
effect to the plant height, effective nodule, and leaf area.
29
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
30
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
31
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
tanah agar mempunyai kapasitas menahan Kelompok yang disusun secara faktorial.
air dan infiltrasi yang baik, (2) Perlakuan terdiri atas kombinasi lengkap
memberantas gulma, (3) membenamkan dua faktor, yaitu pupuk bokashi dengan
sisa-sisa tanaman (bahan organik), dan (4) berbagai dosis dan pengolahan tanah
untuk membenamkan pupuk dan kapur ke dengan berbagai frekuensi.
dalam tanah.
Faktor pertama adalah dosis
Agregat-agregat tanah berukuran bokashi (B), terdiri atas 5 taraf yaitu :
relatif kecil akibat pengolahan tanah
b0 = 0 t ha-1 (0 kg/petak)
sangat menunjang perkembangan akar-
akar halus terutama pada saat awal b1 = 5 t ha-1 (5 kg/petak)
pertumbuhan tanaman. Akar-akar yang
b2 = 10 t ha-1 (10 kg/petak)
halus akan mengalami kesulitan untuk
menembus struktur tanah yang padat. b3 = 15 t ha-1 (15 kg/petak)
32
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
Tabel 1. Kombinasi perlakuan antara Dosis Bokashi dan Frekuensi Pengolahan Tanah
b0 b0 p0 b0 p1 b0 p2
b1 b1 p0 b1 p1 b1 p2
b2 b2 p0 b2 p1 b2 p2
b3 b3 p0 b3 p1 b3 p2
b4 b4 p0 b4 p1 b4 p2
33
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
34
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
35
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
in dapat dikendalikan dengan yang lebih baik dari pada taraf perlakuan
penyemprotan insektisida Thiodan 35 EC, tanpa bokashi (b0) tetapi tidak berbeda
dengan konsentrasi 2 ml L-1, sedangkan nyata dengan b3 dan b4. Pada umur 6
serangan penyakit tidak nampak terlihat. MST, taraf frekuensi pengolahan tanah
yang optimum yaitu p2 (pengolahan tanah
4.2. Pengamatan
dua kali) karena berbeda sangat nyata dari
4.2.1. Tinggi Tanaman pada tanpa pengolahan tanah (p0), tetapi
tidak bebeda dengan pengolahan tanah
Hasil analisis statistika tentang
satu kali (p1).
pengaruh dosis bokashi dan frekuensi
pengolahan tanah terhadap tinggi tanaman Bokashi dapat mempengaruhi
disajikan pada Tabel 2. Pada umur 2 MST tinggi tanaman, karena pupuk bokashi
tidak ada pengaruh dari dosis bokashi dan merupakan bahan organik hasil fermentasi
frekuensi pengolahan tanah terhadap yang bermanfaat untuk tanaman dalam
tinggi tanaman, namun demikian secara menyediakan nitrogen, sulfur, dan fosfat
mandiri dosis bokashi berpengaruh sangat serta meningkatkan KTK tanah, dan tinggi
nyata terhadap tinggi tanaman pada umur tanaman (Wibisono dan Muchsin Basri,
4 MST, sedangkan pada umur 6 MST baik 1993). Pengolahan tanah dapat
dosis bokashi maupun frekuensi mempengaruhi tanaman, karena kondisi
pengolahan tanah berpengaruh sangat tanah yang gembur akibat pengolahan
nyata terhadap tinggi tanaman. tanah dapat memberikan sirkulasi udara
dan aerasi yang baik sehingga
Pada Tabel 2 menunjukkan, umur
ketersediaan unsur hara dapat dengan
4 MST maupun 6 MST taraf dosis bokashi
mudah diserap oleh akar tanaman.
b2 (10 t ha-1) merupakan dosis optimum,
sehingga memperlihatkan tinggi tanaman
Tabel 2. Pengaruh dosis Bokashi dan Frekuensi Pengolahan Tanah Terhadap Tinggi
Tanaman Pada Umur 2, 4, dan 6 MST.
36
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama pada masing-masing
kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan
pada taraf 5 %.
Tabel 3. Pengaruh Dosis Bokashi dan Frekuensi Pengolahan Tanah terhadap Jumlah Cabang
Tanaman pada Umur 4 dan 6 MST.
Jumlah Cabang
Perlakuan
4 MST 6 MST
37
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama pada masing-masing
kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan
pada taraf 5 %.
38
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
Jumlah nodul akar pada tanaman Ca, Mg, S, Fe, Mn, Cu dan meningkatkan
kedelai berhubungan erat dengan aktifitas pH tanah (karim et al., 1992).
bakteri rhizobium pada akar yang berguna
Hal ini didukung Sutarto et al.,
untuk mengikat N, sehingga membantu
(1992) bahwa pengolahan tanah
meningkatkan pertumbuhan dan hasil
menyebabkan agregat tanah terpecah lebih
tanaman kedelai (Suprapto, 2000).
halus sehingga perkembangan akar lebih
Aktifitas bakteri rhizobium sangat
leluasa, banyak dan panjang, dengan
dipengaruhi oleh ketersediaan P, Ca, Mg
demikian kemampuan akar untuk
dan pH tanah. Hal ini terbukti bahwa
menyerap unsur hara di dalam tanah
bokashi dapat menyediakan unsur hara
meningkat, terutama unsur hara makro
makro dan mikrro yang meliputi N, P, K,
dan mikro, misalnya P, Ca dan Mg.
Tabel 4. Pengaruh Dosis Bokashi dan Frekuensi Pengelolaan Tanah Terhadap Jumlah Nodul
Efektif Pada Umur 13 MST.
Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama pada masing-masing
kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf 5 %.
39
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
...........................gram tanaman-1.....................
b0 (0 t ha-1) 2.92 a 1.93 a 4.20 a
A A A
b1 (5 t ha-1) 5.50 ab 8.08 b 6.50 a
A A A
b2 (10 t ha-1) 5.63 ab 8.30 ab 16.31 c
A A B
b3 (15 t ha-1) 6.98 b 12.88 c 13.05 b
A B B
b4 (20 t ha-1) 10.17 c 10.25 bc 12.42 b
A A A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama (huruf kecil arah vertikal
dan huruf besar arah horizontal) tidak berbeda menurut Uji Duncan pada taraf
5%.
Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa bokashi 15 t ha-1 (b3), kemudian bobot
bobot kering tanaman meningkat dengan kering menurun walaupun diberikan
meningkatnya dosis bokashi dari 0 t ha-1 bokashi sampai 20 t ha-1 (b4). Pada
sampai 20 t ha-1 terutama pada tanpa pengolahan tanah dua kali (p2), bobot
pengolahan tanah (p0). Sedangkan pada kering meningkat sampai pemberian dosis
pengolahan tanah satu kali (p1) bobot bokashi 10 t ha-1 (b2).
kering tanaman meningkat sampai dosis
40
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
Setiap taraf frekuensi pengolahan lebih leluasa untuk mengambil unsur hara
tanah pada taraf b0, b1, dan b4 tidak dan air untuk pertumbuhannya.
memperlihatkan perbedaan yang
bermakna terhadap bobot biji kering
tanaman, kecuali pada taraf b2 dan b3. 4.2.5. Luas Daun
Kombinasi optimum tercapai pada p2b2
Hasil analisis statistika tentang
(pengolahan tanah dua kali dan dosis
pengaruh dosis bokashi dan frekuensi
bokashi 10 t ha-1), dengan bobot kering
pengolahan tanah terhadap luas daun
tanaman 16,31 g tan-1.
disajikan pada Tabel 6. Tabel
Meningkatnya bobot kering menunjukkan bahwa luas daun meningkat
tanaman disebabkan karena bokashi dengan semakin meningkatnya dosis
mampu meningkatkan serapan nutrisi bokashi dari 0 t ha-1 (b0) sampai 15 t ha-1
khususnya N, P, K, dan unsur mikro B, S, (b3), kemudian menurun dengan
Fe, Mn, Cu, dan Co (Wididana dan ditingkatkannya dosis bokashi sampai 20 t
Wigenasantana, 1997). Selanjutnya ha-1. Dosis optimum bokashi tercapai
dinyatakan bahwa unsur P merupakan pada 15 t ha-1 (b3) dan berbeda dari pada
bagian penting inti sel yang berperan taraf dosis bokashi lainnya, kecuali tidak
dalam pembelahan sel dan perkembangan berbeda dengan 10 t ha-1 (b2).
jaringan meristem sehingga berpengaruh
Luas daun meningkat dengan
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
meningkatnya frekuensi pengolahan tanah
yang akhirnya bobot kering tanaman
dari tanpa pengolahan tanah (p0) sampai
meningkat pula. Bokashi berinteraksi
pengolahan tanah dua kali (p2). Frekuensi
dengan pengolahan tanah karena
pengolahan tanah optimum tercapai pada
pengolahan tanah dapat meningkatkan
pengolahan tanah dua kali (p2) dengan
struktur tanah sehingga menjadi gembur,
luas daun sebesar 248,03 cm2, tetapi tidak
maka perkembangan akar di dalam tanah
berbeda dengan pengolahan tanah satu
kali (p1).
Tabel 6. Pengaruh Dosis Bokashi dan Frekuensi Pengolahan Tanah Terhadap Luas
41
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama pada masing-masing
kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf 5%.
42
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
Tabel 7. Pengaruh Dosis Bokashi dan Frekuensi Pengolahan Tanah terhadap Bobot Biji
Kering per Petak.
Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama pada masing-masing
kolom menunjukkan tidakberbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf 5%.
Meningkatnya bobot biji kering per petak pH, keracunan Al dan Mn, serta Ca dan P
akibat peningkatan taraf dosis bokashi yang rendah. Bokashi dalam hal ini
sampai b3 (15 t ha-1) menunjukkan bahwa perombakannya menghasilkan asam-asam
bokashi dapat meningkatkan kesuburan organik yang mampu melarutkan senyawa
tanah di antaranya dapat meningkatkan Al-P atau Fe-P yang tidak larut menjadi
ketersediaan N dan P pada tanaman larut, sehingga akan memecahkan ikatan
kedelai (Alva et al., 2002). Pada lahan Al-P dan Fe-P sehingga menjadi tersedia
masam simbiosis rhizobium dengan untuk tanaman (Higa dan Wididana,
tanaman kacang- kacangan sering 1991).
terhambat oleh kondisi tanah yang tidak
subur, terutama yang berkaitan dengan
43
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
44
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama pada masing-masing
kolom menunjukkan tidakberbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf 5%.
45
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911
46