Anda di halaman 1dari 12

NAMA :YUSUF SAHRUL MUAROK

NIM : 1811010017
Prod :KEPERAWATAN D3

SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu system kerjasama tubuh
yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi
lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan bayak fungsi
lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
Sistem perkemihan melibatkan 6 organ, yaitu:
 Ginjal
 Ureter
 Kandung Kemih
 Saluran Kencing (Uretra)
Organ yang paling berperan dalam hal ini adalah Ginjal (Renal; Kidney).

GINJAL

Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak dikedua sisi columna vertebralis, di
bawah liver dan limphe. Di bagian superior ginjal terdapat adrenal gland (juga disebutkelenjar
suprarenal). Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berartiterletak di belakang peritonium yang
melapisi rongga abdomen.Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan
biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian
atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan
lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.

Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh
hati. Kutub atas ginjal kanan terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan ginjal kiri terletak setinggi
iga kesebelas. Pada orang dewasa, panjang ginjal sekitar   12-13 cm, lebarnya 6 cm, tebal 2,5 cm
dan beratnya ± 140 gram ( pria=150 – 170 gram, wanita = 115-155 gram)Kedua ureter merupakan
saluran yang panjangnya sekitar 10-12 inci (25 ningga 30 cm), terbentang dari ginjal sampai vesica
urinaria. Fungsi ureter menyalurkan urine ke vesica urinaria.
Vesica urinaria merupakan kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakang simfisis
pubis. Fungsi vesica urinaria: (1) Sebagai tempat penyimpanan urine, dan (2) mendorong urine
keluar dari tubuh.

Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu Korteks dan medula.

1. Korteks : bagian luar dari ginjal


2. Medula : Bagian dalam dari ginjal
3. Piramid : Medula yang terbagi-bagi menjadi baji segitiga
4. Kolumna Bertini ; Bagian korteks yang mengelilingi piramid.
5. Papilaris berlini : Papila dari tiap piramid yang terbentuk dari persatuan bagian terminal dari
banyak duktus pengumpul.
6. Pelvis: Reservoar utama sistem pengumpulan ginjal.
7. Kaliks minor: bagian ujung pelvis berbentuk seperti cawan yang mengalami penyempitan
karena adanya duktus papilaris yang  masuk ke bagian pelvis ginjal.
8. Kaliks mayor: Kumpulan dari beberapa kaliks minor.

Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron yang
pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.

NEFRON

Di ulangi lagi. Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung

1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.

Dapat dibedakan dua jenis nefron:

1. Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks
dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan
penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.
2. Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari
korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan turun jauh ke
dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex.

Bagian-bagian nefron:

a. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang kemudian
bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian air dan zat yang
terlarut dari darah yang melewatinya.
b. Kapsula Bowman
Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang difiltrasi
oleh kapiler glomerolus.

c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:

1.Tubulus proksimal

Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubuli dan
mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.

2.Lengkung Henle

Lengkung henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari pars descendens yaitu
bagian yang menurun terbenam dari korteks ke medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik
kembali ke korteks. Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang sangat tipis
sehingga disebut segmen tipis, sedangkan bagian atas yang lebih tebal disebut segmen
tebal.Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan sekresi bahan-bahan
ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.

3.Tubulus distal
Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.

d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)


Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang berlainan. Setiap duktus
pengumpul terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis
ginjal

Ginjal memiliki fungsi yaitu:

1. Pengeluaran zat sisa oranik


2. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
3. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
4. Pengaturan produksi sel darah merah
5. Pengaturan tekanan darah
6. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah
7. Pengeluaran zat beracun.

URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria)
panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen
dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong
air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui
ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis
masuk ke dalam kandung kemih. Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas
dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik

VESICA URINARIA (Kandung Kemih)


Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di
dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari :

1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum
oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.

2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika
muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

URETHRA (Saluran Kencing)


Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air
kemih keluar.

Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus
lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :

1. Uretra Prostaria

2. Uretra membranosa

3. Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4
cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan
pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

SISTEM REPRODUKSI
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah
untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan
keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengan cara generatif atau seksual.

1. Organ-Organ yang berperan dalam Sistem Reproduksi Manusia PRIA Dibedakan menjadi organ
kelamin luar dan organ kelamin dalam.

Organ reproduksi luar terdiri dari :

a).Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan
semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi
pada saat dikhitan/sunat.

b).Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu
yang sesuai bagi spermatozoa.

Organ reproduksi dalam terdiri dari :

a).Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta
hormone testosterone. Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus. b)
Epididimis merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis. Berfungsi untuk menyimpan
sperma sementara dan mematangkan sperma.

c).Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di kelenjar
prostat. Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula seminalis.
d).Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dana menghubungkan vesikula seminalis dengan
urethra. e) Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.
Kelenjar pada organ reproduksi pria :

a) Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung
semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi
sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi
wanita.
b) Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih yang bersifat
asam.
Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar yang menghasilkan getah berupa
lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra.
Hormon yang bekerja pada Sistem Reproduksi Pria :Proses spermatogenesis distimulasi oleh
sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH(Follicle Stimulating Hormone),
estrogen dan hormon pertumbuhana) Estoteron Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang
terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal
untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
c) LH (Luteinizing Hormone) LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi
menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
d) FSH (Follicle Stimulating Hormone)FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan
berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma
(spermiasi) tidak akan terjadi.
e) EstrogenEstrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa
keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan
sperma.
f) Hormon Pertumbuhan Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis.
Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis

WANITA

Dibedakana menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.

Organ reproduksi luar terdiri dari :

a) Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi
sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang
peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara. b) Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di
bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu : Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang
terletak di bagian luas dan membatasi vulva. Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak
di bagian dalam dan membatasi vulva Organ reproduksi dalam terdiri dari : a) Ovarium merupakan organ
utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri
dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti :

Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam
prosers pematangan sel ovum. Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.

b) Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan
ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh
ovarium.
c) Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan
dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.

d) Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat
fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.

e) Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi
dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.

f) Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah
yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks
yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :

Perimetrium yaitu lapisan yang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.

Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus
dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.

Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi
pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.

g) Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai
leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus
menuju saluran vagina.

h) Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina.

i) Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut dengan klentit.

Hormon yang bekerja pada Sistem Reproduksi Wanita:Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan
oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran
hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi.

Siklus menstruasi pada Wanita :Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus
yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus
menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang
berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu
pengeluaran hormonhormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.Untuk mempermudah
penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu
ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama
menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi
dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi :

a) Fase menstruasi Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum
akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron
menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut
menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada
endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi.
Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar
50mL.

b) Fase pra-ovulasi Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan
hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH
merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel
primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de
Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen.Adanya
estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan
endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks
untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat
asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma
.c) Fase ovulasiPada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi
hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau
penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan
hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah
disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma.
Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.d)

Fase pasca-ovulasiPada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena
pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi
estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu
progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau
endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium.Progesteron juga
merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi
progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus
bila terjadi pembuahan atau kehamilan. Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-
28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus
albikan.Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga
konsentrasi estrogen dan progesterone akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk
melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase
menstruasi berikutnya.

2. Mekanisme Sistem Reproduksi

SpermatogenesisSpermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus.


Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional.

Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus
seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epithelium germinal (jaringan epitelium benih) yang
berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang
testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri
dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium =
tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus.Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.Pada tahap pertama
spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan),
berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe

A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah
beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah
melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah
spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis
membentuk empat buah spermatid.Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan
bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan
berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut
spermiasi. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun,
setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan
ekor.Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran
permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung
enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum. Pada ekor
sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung
mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.Semua tahap spermatogenesis
terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan
mengatur proses spermatogenesis.
Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di


dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium
bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan
cara mitosis membentuk oosit primer.

Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar
5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara
meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan
tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan
istirahat (dorman).

Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika
mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit
lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.

Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit
primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel
yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut
oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).
Selanjutnya, oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit
sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika
tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk,
meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan
menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit
sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan
polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.

Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel pembungkus
penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit.
Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga
terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I
pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder,
folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi
folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi
korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.

Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia


1. Kanker Vagina
Penyakit ini hanya menyerang wanita saja. Kanker vagina sampai saat ini tidak diketahui penyebabnya dan
kemungkinan disebabkan oleh virus yang menyebabkan iritasi. Upaya pengobatannya dapat dilakukan
dengan kemoterapi dan bedah laser.

2. Gangguan Menstruasi
Penyakit ini Juga hanya menyerang wanita saja. Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore primer
dan juga amenore sekunder. Amenore primer merupakan gejala dimana menstruasi tidak terjadi hingga usia
17 tahun dan unsur seksual sekunder juga tidak berkembang. Sementara itu, amenore sekunder adalah tidak
proses menstruasi selama 3 hingga 6 bulan pada wanita yang telah mengalami siklus menstruasi
sebelumnya.

3. Kanker Serviks
Penyakit ini menyerang wanita. Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks (leher rahim) yang
hampir semuanya disebabkan oleh virus HPV (Human papilloma virus). Gejala awal berupa pendarahan
pada vagina yang baru muncul saat memasuki stadium lebih jauh. Kanker serviks tidak menular.
Penanganannya adalah dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan
kelenjar limfa panggul.

4. AIDS
Penyakit ini menyerang baik pria maupun wanita. AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah
penyakit yang merusak sistem imun pada manusia dengan menyerang sel darah putih. Sampai sekarang
penyakit ini belum bisa disembuhkan bahkan vaksinnya belum ditemukan sehingga sangat berbahaya dan
mematikan. AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human immunodeficiency virus). Virus ini menular lewat darah
dan cairan kelamin baik melalui jarum suntik, ASI, maupun melalui hubungan seksual.

5. Epididimitis
Penyakit ini menyerang pria. Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididimis yang disebabkan oleh
infeksi atau karena terkena penyakit menular seksual (PMS). Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri disertai
pembengkakan pada salah satu testis.

6. Sifilis
Penyakit ini menyerang pria. Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidium yang ditandai dengan berbagai gejala yaitu:

 Luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir.


 Pembengkakan getah bening pada bagian paha.
 Bercak-bercak di seluruh tubuh.
 Tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh terutama pada bagian tangan dan telapak kaki.

Gejala ini bisa hilang walaupun bakteri masih terdapat di dalam tubuh. Bakteri ini dapat menyerang otak
hingga mengalami kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat menular ke orang lain. Pengobatan dapat dilakukan
dengan antibiotik yang diberikan segera.
7. Herpes Genetalis
Herpes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes yang ditandai dengan rasa gatal dan
sakit di sekitar alat kelamin.

8. Hipogonadisme
Hipogonadisme merupakan penyakit yang menyerang pria dan ditandai dengan penurunan fungsi testis.
Penyebab penyakit ini adalah adanya gangguan pada interaksi hormon yang menyebabkan infertilitas,
impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan penyakit hipogonadisme adalah dengan
terapi hormon.

9. Gonore
Penyakit gonore atau yang biasa disebut kencing nanah disebabkan oleh bakteri. Gejala penyakit ini adalah
keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin, muncul rasa panas, dan sering buang air kecil. Bakteri
yang menyebabkan gonore dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada
persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan. Gonore dapat disembuhkan dengan penggunaan
antibiotik secara cepat.

10. Kanker Ovarium


Kanker ovarium merupakan kanker yang menyerang ovarium pada alat kelamin wanita. Gejala penyakit ini
tidak jelas namun biasanya ditandai oleh rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan,
atau mengalami pendarahan abnormal pada vagina. Kanker ovarium dapat ditangani dengan kemoterapi dan
pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA

http://nada-ilmu-23.blogspot.com/2013/01/dari-sistem-urinaria-reproduksi_28.html

https://biofarmasiumi.wordpress.com/2010/11/03/sistem-urinaria-sistem-perkemihan/

http://genggaminternet.com/penyakit-pada-sistem-reproduksi-manusia-artikel-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai