Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENDIRIAN

BANK PEMBIAAYAAN RAKYAT SYARIAH


(Lokasi Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu)

Disusun oleh:
1. MAHASISWA NPM
2. .
3. .
4. .
5. .
6. .
7. .
8. .
9. .

Dosen Pengampu : Ridwansyah, SE., M.E.Sy

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1439 H/2018 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan proposal ini dapat kami selesaikan.
Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada panutan kita Nabi
Muhammad SAW dan para pengikut ajarannya.
Dalam kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ridwansyah, SE., M.E.Sy selaku dosen Study Pendirian Bank Syariah yang
telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal pemdirian
bank,
2. Orang tua yang selalu mendoakan dan mendukung kami, dan
3. Teman-teman seperjuangan yang telah memberi dukungan dan bantuan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, ……………….

Penulis
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1


1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................... 13
1.3 Metode Kegiatan........................................................................... 14
1.4 Sistematika Penyusunan................................................................ 15

BAB 2 LANDASAN HUKUM DAN TEORI

2.1 Umum............................................................................................ 16
2.2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1998 Tentang Perbankan....... 26
2.3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
...................................................................................................28
2.4 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
...................................................................................................30
2.5 Peraturan dan Surat Edaran Bank Indonesia................................. 32

BAB 3 RENCANA UMUM

3.1 Profil Usaha


3.1.1 Produk.................................................................................. 33
3.1.2 Pengembangan Produk......................................................... 35
3.1.3 Target Pasar.......................................................................... 39
3.1.4 Promosi................................................................................. 40
3.1.5 Saluran Distribusi................................................................. 41
3.1.6 Lokasi BPRS........................................................................ 41
3.1.7 Manajemen........................................................................... 41
3.2 Rencana Penghimpunan dan Penyaluran Dana............................. 48

BAB 4 RENCANA KEUANGAN

4.1 Asumsi........................................................................................... 49
4.2 Biaya.............................................................................................. 50
4.2.1 Biaya Investasi..................................................................... 50
4.2.2 Biaya Operasional................................................................ 50
4.3 Proyeksi Arus Kas......................................................................... 51
4.3.1 Arus Kas Masuk................................................................... 51
4.3.2 Arus Kas Keluar................................................................... 51
4.4 Proyeksi Laba Rugi....................................................................... 52
4.5 Proyeksi Neraca............................................................................. 53
4.6 Internal Rate Of Return (IRR)....................................................... 53
4.7 Net Present Value (NPV).............................................................. 54
4.8 Profitability Index (PI).................................................................. 54
4.9 Payback Period.............................................................................. 55
4.10 Rasio Permodalan.......................................................................... 55
4.11 Rasio Likuiditas............................................................................. 56
4.12 Rasio Profitabilitas (Rentabilitas)................................................. 58

LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasawarsa terakhir ini, alhamdulillah,  perhatian umat Isalam


Indonesia terhadap ajaran ekonomi yang berdasarkan syari’ah mulai tumbuh dan
berkembang. Hal tersebut disebabkan, selain karena sistem ekonomi konvensional
ternyata tidak dapat memenuhi harapan, kesadaran umat untuk bersyari’ah
secara kaffah dalam pelbagai aspek kehidupan ternyata terus meningkat.
            Sebagaimana dimaklumi, perkembangan lembaga keuangan syariah di
Indonesia dimulai dengan pengembangan perbankan syariah sejak
diberlakukannya Undang-Undang (UU) Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Selanjutnya enam tahun kemudian pemerintah bersama-sama dengan DPR RI
melakukan penyempurnaan UU tersebut dengan UU Nomor 10 tahun 1998 yang
di dalamnya mengatur mengenai perbankan syari’ah dengan lebih jelas. Dalam
penyempurnaan UU Perbankan tersebut dijelaskan bahwa dalam perbankan
Indonesia terdapat dua sistem (dual banking system) yaitu perbankan
konvensional dan sistem perbankan syari’ah.
            Dalam melaksanakan kegiatannya, perbankan syari’ah di Indonesia
diawasi oleh Bank Indonesia yang berperan mendorong perbankan memenuhi
aturan perbankan dan beroperasi dengan prinsip kehati-hatian. Sedangkan
berkaitan dengan pengawasan pemenuhan prinsip-prinsip syari’ah, kehalalan
akad, transaksi dan produk perbankan syari’ah, tanggung jawab dan
wewenangnya dilaksanakan oleh Dewan Syari’ah Nasional – Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) bersama dengan Dewan Syari’ah yang ada pada masing-
masing bank syari’ah.
            Melihat kenyataan seperi itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama
dengan institusi lain, terutama Bank Indonesia, memberi respon positif dan
bersikap proaktif. Salah satu hasilnya ialah kelahiran Bank Mu’amalat Indonesia
pada tahun 1992 sebagai bank pertama di Indonesia yang berlandaskan prisip
syari’ah dalam kegiatan transaksinya. Kelahiran bank syari’ah ini kemudian
diikuti oleh bank-bank lain, baik yang berbentuk full branch yang hanya
berbentuk divisi atau unit usaha syari’ah. Tak ketiggalan, lembaga keuangan
lainnya pun, seperti asuransi dan lembaga investasi yang berbasis syariah terus
bermunculan.
          Menghadapi perkembangan perekonomian yang semakin cepat dan
tantangan yang semakin berat diperlukan sistem perbankan yang tangguh
termasuk perbankan syari’ah yang mampu melayani masyarakat golongan
ekonomi kecil, menengah dan pengusaha kecil secara optimal. Dalam upaya
memperluas jaringan pelayanan kepada masyarakat golongan ekonomi kecil,
menengah dan pengusaha kecil, telah dikeluarkan Surat Keputusan BI No.
32/36/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 yang mengatur secara komprehensif, jelas
dan mengandung kepastian hukum mengenai kelembagaan dan pendirian BPRS.
            Sebagai realisasi dari hal tersebut maka diperlukanlah pendirian BPRS di
Provinsi Bengkulu tepatnya di kabupaten Mukomuko untuk mendongkrak
perekonomian di daerah tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan


Dalam tujuan pendirian BPRS ada tujuan-tujuan yang harus di terpenuhi
yaitu sebagai berikut :
Ada tujuan yang dikehendaki dengan BPR Syariah adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat


golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berada di pedesaan.

2. Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan, sehingga dapat


mengurangi arus urbanisasi.
3. Membina semangat Ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam
rangka meningkatkan pendapatan perkapita menuju kualitas hidup yang memadai.

Untuk mencapai tujuan oprasionalisasi BPR Syariah tersebut diperlukan strategi


oprasional sebagai berikut :

a. BPR Syariah tidak bersifat menunggu terhadap datangnya permintaan fasilitas,


melainkan bersifat aktif dengan melakukan sosialisasi/penelitian kepada usaha-
usaha yang bersekala kecil yang perlu dibantu tambahan modal, sehingga
memiliki prospek bisnis yang baik.

b. BPR Syariah memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uanganya jangka
pendek dengan mengutamakan usaha skala menengah dan kecil.

c. BPR Syariah mengkaji pangasa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitifnya
produk yang akan diberi pembiayaan

1.3 Metode Kegiatan


Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS) dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-
bank umum syariah. Namun demikian, sesuai UU Perbankan No. 10 tahun 1998,
BPR Syariah hanya dapat melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
Kegiatan yang dilarang (Berdasarkan pasal 14 UU No.17 tahun 1992) adalah
- Menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran
- Melakukan kegiatan usaha dalam bentuk valuta asing
- Melakukan penyertaan modal
- Melakukan usaha perasuransian
- Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana disebutkan pada
kegiatan usaha yang boleh dilakukan oleh BPRS.
metode yang dipilih oleh BPRS akan menginduk kepada Bank Mu’amalat.
Metode ini sangat cocok bagi masyarakat Lampung Selatan, karena berlandaskan
kepada agama dan sistem bunganya adalah bagi hasil.

1.4 Sistematika Penyusunan


Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-bank umum
syariah. Namun demikian, sesuai UU Perbankan No. 10 tahun 1998, BPR Syariah hanya
dapat melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

Anda mungkin juga menyukai