Anda di halaman 1dari 10

Artikel

Sistem Pengambilan Keputusan


Artikel Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Yang Diampu
Oleh Bapak Yananto Mihadi Putra. SE. M.Si

DISUSUN OLEH :

AFANIN SOEMARTINI NOOR

43218010086

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2019
Abstrak
Decision support systems (DSS) atau bisa juga disebut Sistem pendukung keputusanadalah
sistem berbasis software yang dimaksudkan untuk membantu manajer dalam pengambilan
keputusan dengan mengakses sejumlah besar informasi yang dihasilkan dari berbagai sistem
informasi terkait yang terlibat dalam proses bisnis organisasi, seperti sistem automatis kantor,
sistem pemrosesan transaksi, dan lain-lain

DSS menggunakan ringkasan informasi, pengecualian, pola, dan tren menggunakan model
analisis. Sistem pendukung keputusan membantu dalam pembuatan keputusan namun tidak
harus memberikan keputusan itu sendiri. Para pengambil keputusan mengumpulkan informasi
yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan pribadi, dan / atau model bisnis untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Pendahuluan
Peran manajer dalam membuat banyak keputusan bertujuan untuk mengatasi masalah.
Penyelesaian masalah dicapai melalui empat tahapan dasar dan mempergunakan kerangka
berpikir seperti model sistem perusahaan yang umum dan model lingkungan. Dengan
mengikuti pendeketan sistem untuk menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara
keseluruhan.

Ke empat elemen dasar Proses pemecahan masalah tersebut terdiri atas:

1) standar,

2) informasi,

3) batasan, dan

4) solusi alternatif.

Jika ke-empat proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu dicapai melalui
analisis logis saja dan penting untuk membedakan antara permasalahan dan gejala.

Masalah memiliki struktur yang beragam dan keputusan untuk menyelesaikannya dapat
terprogram maupun tidak terprogram. Konsep sistem pendukung pengambilan keputusan
(decision support system-DSS) awalnya ditujukan pada masalah-masalah yang setengah
terstruktur. Output DSS yang pertama terdiri atas laporan dan output dari model matematika.
Kemudian, kapabilitas pemecahan masalah kelompok ditambahkan, diikuti dengan
kecerdasan buatan (artifical intellgence) dan pemrosesan analitis oniline (on-line analytical
processing-OLAP).

Model matematika dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, dan penggunaannya disebut
simulasi. Lembar kerja elektronik (spreadsheet) merupakan alat yang baik untuk membuat
model matematika. Lembar kerja ini dapat digunakan baik untuk model statik dan dinamik
dan membuat manajer dapat memainkan permainan “bagaimana jika” (what-if-game).

Kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu komponen DSS. Dengan menambahkan basis
pengetahuan dan mesin inferensi, DSS dapat memberikan saran solusi masalah kepada
manajer.

Jika groupware ditambahkan ke DSS, maka DSS tersebut akan menjadi sistem pendukung
pengambilan keputusan kelompok (group decision support system-GDSS). GDSS dapat
diletakkan di beberapa tempat yang berbeda agar kondusif terhadap pemecahan masalah
kelompok.

Literatur Teori
Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer
(termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk
mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.

Menurut Moore and Chang, SPK atau DSS dapat digambarkan sebagai sistem yang
berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi
keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat tidak biasa.

Tahapan DSS:

 Definisi masalah

 Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan

 Pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan

 Menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase)

Tujuan dari DSS:

 Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur

 Mendukung manajer dalam mengambil keputusan suatu masalah

 Meningkatkan efektivitas bukan efisiensi pengambilan keputusan

Dalam pemrosesannya, DSS dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial
Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, dll.
Pembahasan
A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Sebelum mulai dengan mengemukakan definisi pengambilan keputusan, maka perlu


disampaikan lebih dulu tentang apa pengertian keputusan itu.

1) Menurut Ralp C. Davis


Keputusan adalah hasil pemecahan yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat
menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan
perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang
sangat menyimpang dari rencana semula.
2) Menurut Mary Follet
Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila suatu fakta dapat
diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau
mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah.
Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.
3) Menurut James A.F.Stoner
Keputusan adalah pemilihan di antara alternatif- alternatif:
a) Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
b) Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.
c) Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan
tersebut.
4) Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH
Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah
atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi
masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.

Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan
merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui
pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif (Hasan, 2002: 9).

Setelah mengetahui definisi dari keputusan maka selanjutnya akan dikemukakan definisi dari
pengambilan keputusan.

1) Menurut George R. Terry


Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari
dua atau lebih alternatif yang ada.
2) Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
perhitungan alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat
3) Menurut Jemes A.F Stoner
Pengambilan Keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan
sebagai cara pemecahan masalah.

B. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Beberapa karakteristik dan kapabilitas DSS yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1) Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi
semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
2) Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai dari
tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para
pegawai lainnya.
3) DSS memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan keputusan
yang harus dilakukan.
4) DSS dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapat menambah,
menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali elemen-elemen
dasar.
5) Tampilan DSS akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar, dan
dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan.
6) DSS mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan dengan fokus
pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan biaya
dalam proses pengambilan keputusan.
7) Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah proses
pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
8) Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi sistem yang sederhana
oleh mereka sendiri. Sedangkan untuk sistem yang lebih besar, biasanya dapat
dibangun dengan dukungan dari spesialis sistem informasi.
9) DSS biasanya menggunakan model-model dalam analisis situasipengambilan
keputusan yang mudah untuk dioperasikan oleh pengguna.

C. Model DSS

Ketika DSS untuk pertama kalinya dirancang, model ini menghasilkan laporan khusus dan
berkala serta output dari model matematika. Laporan khusus ini berisikan respons terhadap
permintaan ke basis data. Setelah DSS diterapkan dengan baik, kemampuan yang
memungkinkan para pemecah masalah untuk bekerja sama dalam kelompok ditambahkan ke
dalam model tersebut. Penambahan peranti lunak groupware memungkinkan sistem tersebut
untuk berfungsi sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision
support system-GDSS).
Yang terbaru, kemampuan kecerdasan buatan juga telah ditambahkan beserta kemampuan
untuk terlibat dalam OLAP.

1) Pemodelan Matematika
Model adalah abstraksi dari sesuatu. Model mewakili suatu objek atau aktivitas, yang
disebut entitas (entity). Manajer menggunakan model untuk mewakili permasalahan
yang harus diselesaikan. Objek atau aktivitas yang menyebabkan masalah disebut
dengan entitas.
2) Jenis Model
Terdapat empat jenis dasar model, yaitu :
a) Model Fisik (Physical model)
Merupakan gambaran tiga dimensi entitasnya. Model fisik yang digunakan di
dunia bisnis mencakup model skala untuk pusat perbelanjaan dan prototipe
mobil baru.
Model fisik dibuat untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh
benda sesungguhnya. Sebagai contoh, model fisik memungkinkan desainer
untuk mengevaluasi desain objek, seperti pesawat terbang, dan membuat
perubahan-perubahan sebelum konstruksi sesungguhnya. Ini akan menghemat
waktu dan uang.
b) Model Naratif
Salah satu jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari adalah model
naratif (narrative model) yang menggambarkan entitas dengan kata-kata yang
terucap atau tertulis. Pendengar atau pembaca dapat memahami entitas
tersebut dari naratifnya. Semua komunikasi bisnis adalah model naratif,
sehingga membuat model naratif jenis model yang paling populer.
c) Model Grafis
Jenis model lain yang terus digunakan adalah model grafis. Model grafis
(graphic model) menggambarkan entitasnya dengan abstraksi garis, simbol,
atau bentuk. Jumlah pemesanan ekonomis (economic order quantity-EOQ)
adalah jumlah optimum penambahan stok yang harus dipesan dari pemasok.
EOQ menyeimbangkan biaya pembelian stok dan biaya untuk menyimpannya
hingga stok tersebut digunakan atau dijual.
Model grafis juga digunakan dalam desain sistem informasi. Kebanyakan
perangkat yang digunakan oleh pengembang sistem bersifat grafis. Diagram
relasi entitas, diagram kelas, dan diagram aliran data merupakan beberapa
contoh.
d) Model Matematis
Setiap rumus atau persamaan matematika adalah model matematis
(mathematical model). Kebanyakan model matematika yang digunakan
manajer bisnis sama kompleksnya dengan yang digunakan untuk menghitung
EOQ.

D. Jenis Keputusan dan Proses Pengambilan Keputusan


Jenis Keputusan

Keputusan diklasifikasikan sebagai keputusan terstruktur, semiterstruktur, dan tidak


terstruktur.
1) Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang mengambil keputusannya harus
memberikan penilaian, evaluasi, dan pengertian untuk memecahkan masalahnya.
Setiap keputusan ini adalah baru, penting, dan tidak rutin, serta tidak ada pengertian
yang dipahami benar atau prosedur yang disetujui bersama dalam pengambilannya.
2) Keputusan Terstruktur
Keputusan tidak terstruktur adalah kebalikan dari keputusan tidak terstruktur yaitu
sifatnya berulang dan rutin, dan melibatkan prosedur yang jelas dalam menanganinya,
sehingga tidak perlu diperlakukan seakan-akan masih bari. Banyak keputusan
memiliki elemen-elemen dari kedua jenis keputusan ini.
3) Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang hanya sebagian masalahnya
mempunyai jawaban yang jelas tersedia dengan prosedur yang disetujui bersama.

Proses Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah proses yang melibatkan banyak langkah, Simon (1960)
menyatakan ada empat tahapan berbeda dalam pengambilan keputusan, yaitu: kecerdasan,
rancangan, pilihan, dan implementasi. Tahapan pengambilan keputusan diantaranya :
kecerdasan, rancangan, pilihan, dan implementasi
1) Kecerdasan
Kecerdasan terdiri atas menemukan, mengidentifikasi, dan memahami masalah yang
terjadi pada organisasi- mengapa maslah itu terjadi, dimana, dan akibat apa yang
dialami.
2) Rancangan
Rancangan melibatkan identifikasi dan pecarian berbagai solusi masalah.
3) Pilihan
Pilihan adalah tentang memilih alternatif solusi yang ada.
4) Implementasi
Implementasi dalah tentang membuat alternatif yang dipilih dapat bekerja, dan tetap
mengawasi seberapa baik kerja solusi tersebut.

E. Tipe dan Komponen DSS

Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan Data-driven DSS.

1) Model-driven DSS
Merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi organisasi
secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh masing-masing
pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan
analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada
dan kemudian dikombinasikan dengan tampilan pengguna yang membuat model ini
mudah untuk digunakan.
2) Data-driven DSS
Menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi
organisasi. DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan dengan
memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari
data yang tersimpan di dalam database yang besar.

Decision Support Systems meliputi berbagai komponen yang termuat di dalam sistem
pendukung ini, yaitu:

1) DSS database
Kumpulan data berjalan atau historis dari sejumlah aplikasi yang digunakan untuk
menanyakan dan menganalisis data. Database ini dapat berupa PC database atau
massive database.
2) DSS software system
Kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data, seperti: On-
Line Analytical Processing (OLAP) tools, datamining tools. Model ini dapat berupa
model fisik (model rancangan ruang kerja, taman, dan model pesawat terbang), model
perhitungan matematika (seperti: persamaan, alogaritma, anuitas, cicilan bunga
kredit), atau model verbal (seperti: deskripsi suatu prosedur untuk penulisan suatu
perintah kerja/order).

F. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok

Berbagai komite, tim proyek, dan satuan tugas yang ada di banyak perusahaan merupakan
contoh pendekatan kelompok terhadap pemecahan masalah. Menyadari fakta ini, para
pengembang sistem telah mengadaptasi DSS ke dalam pemecahan masalah secara kelompok.

1) Konsep GDSS
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision support system-
GDSS) adalah “sistem berbasis komputer yang membantu sekelompok orang
melakukan tugas (atau mencapai tujuan) yang sama dan memberikan antarmuka untuk
digunakan bersama.” Istilah-istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan
aplikasi teknologi informasi ke dalam situasi kelompok. Istilah ini antara lain sistem
pendukung kelompok (group support system-GSS), kerja sama berbantuan komputer
(computer-supported cooperative work-CSCW), dukungan kerja kolaboratif
terkomputerisasi (computerized collaborative work support), dan sistem pertemuan
elektronik (electronic meeting system-EMS). Peranti lunak yang digunakan dalam
situasi-situasi ini diberi nama groupware.
2) GDSS berkontribusi memecahkan masalah
Komunikasi yang lebih baik memungkinkan keputusan yang lebih baik. GDSS
berkontribusi memecahkan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang
mendukung komunikasi.
3) Letak Lingkungan GDSS
GDSS membantu pemecahan masalah dengan cara menyediakan lokasi yang kondusif
untuk komunikasi. Pada tiap lokasi, para anggota kelompok dapat bertemu dalam
waktu yang bersamaan atau waktu yang berbeda. Jika para anggota bertemu pada saat
yang bersamaan, maka lokasi ini disebut pertukaran sinkron (synchronous exchange).
Salah satu contoh adalah pertemuan komite. Jika para anggota bertemu pada waktu
yang berbeda-beda, maka lokasi ini disebut pertukaran asinkron (asynchronous
exchange). Salah satu contoh adalah saling berbalas komunikasi melalui e-mail.
4) Jaringan Keputusan Wilayah Lokal
Jika tidak memungkinkan untuk sekelompok kecil orang untuk bertemu langsung,
maka para anggota dapat berinteraksi melalui LAN. Seorang anggota dapat
memasukkan komentar ke dalam komputer dan melihat komentar yang diberikan
anggota lain di layar.

G. Kemiripan Antara GDSS dan DSS

Berikut adalah beberapa kemiripan yang ada pada GDSS dan DSS:

1) Keduanya menggunakan model, data dan perangkat lunak yang user-friendly


2) Keduanya interaktif dengan “bagaimana-jika” kemampuan
3) Keduanya menggunakan data internal dan eksternal
4) Keduanya memungkinkan pembuat keputusan untuk mengambil peran aktif
5) Keduanya memiliki sistem fleksibel
6) Keduanya memiliki output grafis

Kesimpulan
Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel alam
perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternatif-alternatif pada
proses pengambilan keputusan, tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil
keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.

Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel dalam
perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternatif-alternatif pada
proses pengambilan keputusan, tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil
keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. Keterbatasan sistem
pendukung keputusan yaitu hanya bisa menyelesaikan masalah berdasarkan program yang
ditanamkan, tidak dengan hal yang tak terduga seperti manusia.
Daftar Pustaka
Putra, Y. M., (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.

Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3).

Setiana, Rani. (2018). Tugas Sistem Informasi Manajemen, Sistem Pengambilan Keputusan
(Studi Kasus Pada PT Telkom). Jakarta: Universitas Mercu Buana.

Wulandari, Liana Sri Ayu. (2019). Sistem Pengambilan Keputusan. Jakarta: Universitas
Mercu Buana.

Anggraini, Septia Ayu Lestari . (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Jakarta: Universitas
Mercu Buana.

Kurniawan, Kresna Pradiva. (2018). Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan. Jakarta:


Universitas Mercu Buana.

Awalia, Bella. (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

Anda mungkin juga menyukai