Anda di halaman 1dari 10

Syifa Al-Qulub 2, 2 (Januari 2018): 58-67

Website: journal.uinsgd.ac.id/index.php/syifa-al-qulub
ISSN-2540-8453 (online) dan ISSN-2540-8445 (cetak)

PENYULUHAN BAHAYA NARKOBA BERBASIS


PARTISIPATORY ACTION RESEARCH

Medina Chodijah, Izzah Faizah Siti Rusydati Khaerani, Reiha Fadhilah


E-mail: medinachodijah@gmail.com; izzahfaizah76@gmail.com; reihaf9g@gmail.com

ABSTRAK

Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan,
tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih. Permasalahan penyalahgunaan
penggunaan narkoba beserta penanggulangannya. menggunakan pendekatan Participatory Action
Research atau PAR yaitu suatu pendekatan yang mengkolaborasikan penelitian, pendidikan dan
tindakan secara bersamaan, dimana peneliti atau dalam konteksi ini pengabdi memfokuskan
perhatiannya pada proses, selain dari produk. PAR dilakukan terhadap 42 remaja yang aktif sebagai
anggota karang taruna Kecamatan Banjar kelurahan Banjar Kota Banjar. Dari 12 pertanyaan yang
didiskusikan dalam kegiatan PAR ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat memang membutuhkan
kegiatan penyuluhan atau sosialisasi penyalahgunaan narkoba.

KATA KUNCI :

Narkoba; PAR; Remaja


_______________________________

DOI: https://doi.org/10.15575/saq.v2i2.2973

A. PENDAHULUAN

Kasus penyalahgunaan narkoba terus narkoba di tahun 2014. Jika dibandingkan


meningkat di beberapa kawasan di Indonesia, studi tahun 2011, angka prevalensi tersebut
meskipun masyarakat mengetahui bahaya. relatif stabil (2,2%) tetapi terjadi kenaikan bila
Kasus penyalahgunaan narkoba meningkat dibandingkan hasil studi tahun 2008 (1,9%).
dengan cepat di Indonesia, meskipun Hasil proyeksi perhitungan penyalahguna
pemerintah dan masyarakat telah melakukan narkoba dibagi menjadi 3 skenario, yaitu
berbagai upaya. Penyalahgunaan narkoba skenario naik, skenario stabil, dan skenario
memang sulit diberantas. Laporan akhir tahun turun. Pada skenario naik, jumlah
2016 BNN menyatakan bahwa penyalahguna akan meningkat dari 4,1 juta
Sementara itu, pada kelompok pecandu suntik, (2014) menjadi 5,0 juta orang (2020).
polanya cenderung stabil untuk 7 tahun ke Sementara bila skenario turun akan menjadi 3,7
depan. Hal yang perlu dikhawatirkan pada juta orang (2020). Kontribusi jumlah
penyalahguna narkoba suntik adalah penyalahguna terbesar berasal dari kelompok
pemakaian“ Jumlah penyalahguna narkoba pekerja, karena memiliki kemampuan finansial
sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta orang atau dan tekanan kerja yang besar Laporan Survei
sekitar 2,10% sampai 2,25% dari total seluruh Perkembangan Penyalahguna Narkoba di
penduduk Indonesia yang berisiko terpapar
Medina Chodijah, Izzah Faizah Siti Rusydati Penyuluhan Bahaya Narkoba Berbasis Partisipatory
Khaerani, Reiha Fadhilah Action Research

Indonesia Tahun Anggaran 2014 ix sehingga atau ada gangguan perilaku. Penyalahguna
tingkat stress tinggi. Penyalahguna coba pakai narkoba berkaitan dengan kenakalan dan putus
memilikiproporsi terbesar, terutama dari sekolah. Kemungkinan siswa penyalahguna
kelompok pelajar/mahasiswa.1 tinggi. membolos lebih besar daripada siswa lain.
Penyalahguna coba pakai memiliki proporsi Penyalahgunaan narkoba berhubungan dengan
terbesar, terutama dari kelompok kejahatan dan perilaku asosial lainnya.
pelajar/mahasiswa.2 Di Jawa barat sendiri Data BNN
Penyalahgunaan narkoba adalah menyebutkan penyalahgunaan narkoba sekitar
penggunaan narkoba yang dilakukan tidak 850 ribu jiwa.3 Dan didaerah antara Cileunyi
untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin dan Cibiru, LSM Grafis menemukan tidak
menikmati pengaruhnya, dalam jumlah kurang dari 2000 penyalahguna narkoba.4
berlebih dan berlangsung cukup lama, Keadaan yang demikian ini menjadi sangat
sehingga menyebabkan gangguan kesehatan memprhatinkan karenanya dperlukan perhatian
fisik, mental, dan kehidupan sosialnya. oleh berbagai piha terhadap para pengguna
Penyalahgunaan tersebut bisa menimbulkan penyalahguna narkoba.
terganggunya fungsi otak, rusaknya daya ingat, Penanggulangan bahaya Narkoba,
sulit berkonsentrasi,mmempersepsi secara selama ini dilakukan dengan berbagai
tidak normal sehingga perkembangan kognitif pendekatan, diantaranya penyuluhan dan
dan mentalnya tidak normal. Ketidaknormalan advokasi. Penyuluhan tidak hanya dilakukan
ini menyebabkan tidak ada semangat untuk melalui ceramah, tetapi bisa dilakukan dengan
survive. pendekatn Partisipatori. Melibatkan para
Bagi keluarga suasana nyaman dan pemuda dalam menyelesaikan masalah
tentram terganggu. Keluarga resah karena dipandang lebih efektif dalam menyelesaikan
barang-barang berharga di rumah hilang. Anak masalah.
berbohong, mencuri, menipu, tak bertanggung
jawab, hidup semaunya, asosial. Orang tua B. METODOLOGI
malu karena memiliki anak pecandu, merasa
bersalah, dan berusaha menutupi perbuatan Program pengabdian kepada
anak. Masa depan anak tidak jelas. Ia putus masyarakat yang dilakukan menggunakan
sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan pendekatan Participatory Action Research atau
dari sekolah atau perkerjaan. Stres meningkat. PAR yaitu suatu pendekatan yang
Orang tua putus asa sebab pengeluaran uang mengkolaborasikan penelitian, pendidikan dan
meningkat karena pemakaian narkoba, atau tindakan secara bersamaan untuk memperoleh
karena harus berulang kali dirawat, bahkan informasi yang akan digunakan untuk
mungkin mendekam di penjara. Keluarga harus mengubah pandangan social atau permasalahan
menanggung beban sosial-ekonomi ini. Bagi lingkungan yang ada5 , yang dalam hal ini
sekolah Narkoba merusak disiplin dan motivasi difokuskan dalam permasalahan
yang sangat penting bagi proses belajar. Siswa penyalahgunaan penggunaan narkoba beserta
penyalahguna mengganggu terciptanya suasana penanggulangannya. PAR sebenarnya
belajar-mengajar. Prestasi beajar turun drastis, merupakan bagian dari penelitian kualitatif,
tidak saja bagi siswa yang berprestasi, dimana peneliti atau dalam konteksi ini
melainkan juga mereka yang kurang berprestasi pengabdi memfokuskan perhatiannya pada

1 4
Laporan akhir survey nasional perkembangan Hasil wawancara dengan narasumber Ketua LSM
penyalahguna narkoba tahun anggara 2014 hlm. Viii-xi Grafis
2
Laporan akhir survey nasional perkembangan
5
penyalahguna narkoba tahun anggara 2014 hlm. Viii-xi Pain, Rachel et all 2010: 38)
3
http://www.jabarsatu.com/2016/06/27/data-terkini-
pengguna-narkoba-di-jabar-tembus-850-ribu-jiwa/

Syifa Al-Qulub 2, 2 (Januari 2018): 58-67 59


Medina Chodijah, Izzah Faizah Siti Rusydati Penyuluhan Bahaya Narkoba Berbasis Partisipatory
Khaerani, Reiha Fadhilah Action Research

proses, selain dari produk6 dan memberikan narkoba serta cara-cara


penjelasan yag sangat rinci (elaborate). penanggulangannya.
Pendekatan ini dipilih karena pengabdi
berkeinginan untuk memperoleh dan Pengabdian ini mengambil lokasi di
menggunakan informasi langsung dari Kota Banjar yaitu sebuah kota di Provinsi Jawa
masyarakat yang bersangkutan sehingga Barat yang merupakan perbatasan dengan
manfaatnya dapat juga mereka rasakan secara Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan hasil
langsung. Masyarakat yang terlibat disini sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan
difokuskan kepada para remaja yang aktif di Pusat Statistik kota Banjar diperoleh data
organisasi Karang Taruna yang ada di Kota bahwa jumlah keseluruhan penduduknya
Banjar, dengan asumsi meraka memiliki adalah 175.000 jiwa yang tersebar di 4
pemahaman yang komprehensif mengenai kecamatan yaitu kecamatan Banjar,
kondisi lingkungan mereka serta diharapkan Purwaharja, Pataruman dan Langensari.
nantinya dapat membagi dan mengaplikasikan Adapun jumlah penduduk yang masuk dalam
ilmu yang mereka peroleh dari kegiatan kategori remaja (usia 14-19 dan 20-24 tahun)
pengabdian ini secara maksimal sesuai dengan adalah sebanyak 17.000 jiwa7. Dari jumlah
potensi dan situasi lingkungan yang ada. populasi itu diperoleh sampel sebanyak 42
Karakteristik pendekatan Participatory orang yang merupakan remaja karang taruna
Action Research (PAR) adalah sebagai berikut dari Kecamatan Banjar Kota Banjar.
: Sedangkan lokasi kegiatan mengambil tempat
1. Kendali utama berada ditangan partisipan, di kantor kecamatan Banjar Kota Banjar.
yaitu sekelompok masyarakat yang Teknik pengumpulan data merupakan
memiliki pengaruh dilingkungan yang langkah yang paling strategis dalam suatu
menjadi tempat suatu program kegiatan pengabdian dan juga penelitian.
dilaksanakan. Ahli, akademisi, maupun Participatory Action Research yang
sponsor yang terlibat hanya membantu dilaksanakan oleh pengabdi ini merupakan
proses yang terjadi dan bukan penentu. bagian dari pendekatan kualitatif dimana
Yang menjadi partisipan dalam kegiatan ini pengumpulan data dilakukan pada kondisi
adalah para remaja karang taruna di kota yang alamiah, sumber data primer dan teknik
Banjar. pengumpulan data lebih banyak pada observasi
2. PAR menawarkan suatu model demokratis berperan serta (partisipan observation),
bagi siapa saja yang memiliki pengetahuan wawancara mendalam, kuesioner dan
8
dan menggunakannya untuk menyelesaikan dokumentasi .
suatu permasalahan sosial yang ada; yang Wawancara dan kuesioner disusun
dalam hal ini difokuskan kepada berdasarkan kebutuhan untuk mendapatkan
penyalahgunaan penggunaan narkoba serta informasi mengenai tingkat pengetahuan dan
cara penanggulangannya. pemahaman subjek berkaitan dengan narkoba.
3. Setiap langkah yang dilakukan harus Data yang diperoleh melalui kegiatan
dilaksanakan secara kolaborasi, dengan PAR ini kemudian disusun dalam sebuah log
menggunakan teknik diskusi, keterampilan book yang kemudian dipergunakan untuk
pengambilan keputusan serta kerjasama. menyusun materi pelatihan selanjutnya yang
4. Pendekatan PAR dimaksudkan untuk bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan
menghasilkan berbagai tindakan, pengetahuan dan pemahaman sampel
perubahan ataupun perbaikan pada suatu mengenai segala sesuatu yang berkenaan
masalah yang diteliti, yang dalam hal ini dengan narkoba.
yaitu masalah penyalahgunaan penggunaan

6 8
Silverman, 2005 dalam Furqon & Emilia, 2010: 38 Sugiyono, 2009: 224.
7
https://banjarkota.bps.go.id.

60 Syifa Al-Qulub 2, 2 (Januari 2018): 58-67


Medina Chodijah, Izzah Faizah Siti Rusydati Penyuluhan Bahaya Narkoba Berbasis Partisipatory
Khaerani, Reiha Fadhilah Action Research

C. MODUL PELATIHAN dengan jumlah prosetase yang paling banyak.


PENANGGULANGAN NARKOBA DI Keberadaan remaja yang memiliki sikap,
KABUPATEN BANJAR pengetahuan dan keterampilan yang memadai
BERDASARKAN PARTICIPATORY diharapkan akan dapat mendukung dan
ACTION RESEARCH berperan aktif dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan bahaya narkoba didaerah
1. Pendahuluan tempat tinggalnya.

a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
Narkoba merupakan istilah yang sudah
tidak asing lagi ditelinga sebagian besar Maksud dari disusunnya pedoman
masyarakat Indonesia. Narkoba merupakan pelatihan masyarakat ini adalah sebagai
singkatan dari narkotika, psikotropika dan panduan bagi instansi pemerintah maupun non
bahan adiktif lainnya. Bahan atau zat ini pemerintah penyelenggara penyuluhan anti
kemudian dimasukan kedalam tubuh manusia narkoba dalam melaksanakan usaha
secara oral (mulut) maupun melalui jarum pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
suntik dan juga dihisap, yang dampaknya pelatihan berbasis pemberdayaan masayarakat,
mempengaruhi susunan syaraf pusat serta sehingga pelatihan dapat terlaksana secara
merusak sistem kerja otak manusia. Seseorang efektif, efisien dan sesuai dengan kebutuhan
yang sudah pernah menggunakan narkotika masyarakat.
akan mengalami kesulitan untuk berhenti Sedangkan tujuan dari disusunnya pedoman ini
memakainya karena narkotika memiliki sifat adalah :
addiksi (ketagihan), sifat toleran (adaptasi) dan 1. Meningkatkan efektivitas penyelenggaraan
sifat habituasi (pembiasan dalam tubuh) yang pelatihan.
sangat kuat9. 2. Meningkatkan kapasitas masyarakat sasaran
Oleh karena daya rusaknya yang sangat pelatihan.
luar biasa maka upaya pencegahan dan c. Ruang Lingkup
penanggulangan dilakukan oleh banyak pihak.
Hal-hal yang diuraikan dalam Pedoman
Dari mulai pihak fomal seperti pemerintah dan
Pelatihan Masyarakat ini mencakup
sekolah; sampai pihak informal seperti yang
1. Rencana pelatihan
dilakukan lembaga-lembaga sosial dan
2. Persiapan pelatihan
swadaya masyarakat lainnya. Berbagai metode
3. Pelaksanaan pelatihan
dan teknik terus dikembangkan oleh banyak
pihak agar dapat tercapai hasil yang maksimal d. Pengertian
dan memuaskan. Salah satu metode yang Di dalam pedoman pelatihan ini
berkembang adalah Participatory Action terdapat beberapa istilah yang pengertiannya
Research atau biasa disingkat dengan PAR. dijabarkan dibawah ini.
Participatory Action Research 1. Masyarakat yang dimaksud di sini adalah
merupakan salah satu kegiatan penelitian dan
pemuda khususnya anggota karang taruna
pelatihan berbasis pemberdayaan masyarakat, yang aktif di masyarakat.
yang tujuan khususnya adalah untuk 2. Pelatihan formal adalah pelatihan melalui
meningkatkan pengetahuan, sikap dan pemberian teori dan diskusi yang yang
keterampilan subjek yang menjadi sasaran yang dilakukan di dalam kelas/ruangan
dalam hal ini yaitu remaja karang taruna di 3. Pelatihan non formal adalah pelatihan yang
kabupaten Banjar. Remaja dipilih karena dilaksanakandi luar kelas/ruangan.
remana merupakan target pengguna narkoba

9
Joyo;2011

Syifa Al-Qulub 2, 2 (Januari 2018): 58-67 61


Medina Chodijah, Izzah Faizah Siti Rusydati Penyuluhan Bahaya Narkoba Berbasis Partisipatory
Khaerani, Reiha Fadhilah Action Research

4. Pelatihan partisipatif adalah pelatihan yang dapat diketahui adanya kebutuhan pelatihan
pelaksanaan pembelajarannya dilakukan yang diinginkan oleh masyarakat sasaran. Jenis
secara partisipatif antara pelatih dan peserta pelatihan dipilih melalui suatu diskusi dengan
pelatihan atau yang dilatih. masyarakat sasaran serta disesuaikan dengan
anggaran dan waktu yang tersedia serta
2. Rencana Pelatihan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan.
Secara garis besar jenis pelatihan dapat
a. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan digolongkan ke dalam 2 kelompok yakni :
Pelatihan yang bermanfaat adalah 1. Pelatihan teknis yakni pelatihan yang
pelatihan yang tepat dan sesuai dengan kondisi bertujuan untuk meningkatkan
dan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan yang
sebelum melaksanakan pelatihan perlu berkaitan dengan narkoba. Materi
dilakukan identifikasi kebutuhan agar pelatihanannya mencakup :
pelaksanaan pelatihan menjadi tepat sasaran. a. Jenis-jenis narkoba
Pada intinya, identifikasi kegiatan ini dilakukan b. Bahaya penggunaan narkoba
melalui kegiatan PAR. c. Sistem distribusi narkoba
Untuk melakukan identifikasi d. Terapi bagi pemakai narkoba
kebutuhan pelatihan, ada beberapa cara yang 2. Pelatihan penyuluhan narkoba oleh para
dapat dilakukan, yaitu: pemuda kepada masyarakat sekitar tempat
1. Melakukan kajian teoritis yang berkaitan tinggal mereka di kabupaten Banjar.
dengan tema pengabdian yaitu penyuluhan Materinya mencakup :
penanggulangan narkoba. a. Teknik komunikasi yang efektif
2. Menggali informasi secara langsung dari b. Teknik mengidentifikasi dan
masyarakat yang merupakan sasaran menyelesaikan hambatan yang
melalui FGD (Focus Group Discussion) dihadapi
atau diskusi kelompok yang terfokus. c. Teknik penanggulangan
Dalam hal ini perlu diadakan suatu penyalahgunaan narkoba di masyarakat
pertemuan/diskusi khusus antara kelompok
masyarakat sasaran dengan c. Pelaksanaan Pelatihan
fasilitator/penyuluh. Dalam diskusi ini
dapat digali masalah yang dihadapi, Pelatihan PAR ini dilakukan dengan
pengetahuan atau keterampilan yang cara memberikan penyuluhan secara interaktif
dibutuhkan oleh mereka dan apakah perlu mengenai materi yang telah disusun diatas. Hal
diadakan pelatihan bagi mereka. Kebutuhan ini dimaksudkan agar kelak subjek dapat
pelatihan harus terkait dengan melakukan kegiatan sejenis kepada masyarakat
permasalahan yang dihadapi oleh sekitar lingkungan tempat tinggalnya.
masyarakat secara langsung.
3. Menggali informasi melalui wawancara
dengan tokoh masyarakat atau kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran, disertai D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan pengamatan langsung terhadap PAR dilakukan terhadap 42 remaja
kondisi masyararakat. yang aktif sebagai anggota karang taruna
Kecamatan Banjar kelurahan Banjar Kota
Banjar. 30 subjek diambil datanya tanpa
b. Pemilihan Bentuk dan Jenis Pelatihan diberikan penjelasan terlebih dahulu sedangkan
sisanya sebanyak 12 orang diambil datanya
Berdasarkan hasil diskusi atau
penggalian informasi melalui pelaksanaan setelah mendapatkan penyuluhan mengenai
narkoba beserta pencegahannya. 30 subjek
FGD dengan pendekatan PAR serta wawancara
tersebut untuk selanjutnya disebut sebagai

62 Syifa Al-Qulub 2, 2 (Januari 2018): 58-67


Medina Chodijah, Izzah Faizah Siti Rusydati Penyuluhan Bahaya Narkoba Berbasis Partisipatory
Khaerani, Reiha Fadhilah Action Research

kelompok 1. Sedangkan 12 subjek berikutnya menjelaskan mengenai definisi dari narkoba


dimasukan kedalam kelompok 2. Pembagian tetapi menjelaskan mengenai dampak dari
kelompok tersebut dimaksudkan untuk penggunaan narkoba sesuai dengan
mendapatkan gambaran yang akurat mengenai pengetahuan yang mereka miliki. Sedangkan
efektifitas pemberian penyuluhan terhadap kelompok 2 hampir semua subjek mampu
pengetahuan para remaja berkaitan dengan memberikan jawaban yang mendekati
narkoba dan pencegahannya. sempurna mengenai definisi apa itu narkoba.
Subjek dengan jenis kelamin Pertanyaan kedua merupakan
perempuan lebih banyak daripada subjek laki- pertanyaan mengenai jenis-jenis narkoba. Pada
laki yaitu 59.7% berbanding 40.3%. pertanyaan kedua ini, subjek pada kelompok
Sedangkan dari segi usia, paling banyak pertama sebagian besar menjawab hanya 2
didominasi oleh remaja berusia 14 tahun yaitu jenis saja yaitu sabhu dan ganja, hal ini
sebesar 50% sedangkan yang paling sedikit disebabkan kedua jenis narkoba tersebut adalah
adalah yang berusia 17 tahun sebesar 2.4%. dari yang paling populer diperbincangakn
data diatas dapat disimpulkan bahwa remaja dimasyarakat; baik itu dilingkungan sekitar
yang aktif di karang taruna kecamatan Banjar mereka ataupun mereka dengar dari media
yang mengikuti kegiatan PAR ini berada pada elektronik. Bahkan 5 subjek dari kelompok 1
fase remaja awal, dimana pada fase ini ini menjawab tidak tahu, yang artinya meraka
merupakan masa dimana remaja berusaha sama sekali tidak memiliki pengetahuan
mencari identitas dirinya, masa coba-coba yang mengenai jenis-jenis narkoba. Sedangkan
merupakan masa rentan karena seringkali kelompok 2 menjawab lebih bervariasi, semua
banyak remaja bukan hanya mencoba hal-hal jenis narkoba mampu dijelaskan oleh para
positif, namun juga hal-hal negatif yang subjek walapun tidak ada 1 subjekpun yang
menarik bagi mereka. mampu menyebutkan dengan tepat
Dengan banyaknya jumlah subjek yang keseluruhan jenis narkoba tersebut seorang
berada pada fase awal remaja, maka ini diri. Sebagian besar subjek mampu
merupakan nilai lebih dan keuntungan dalam menyebutkan 4 sampai 5 jenis narkoba.
kegiatan ini, karena dengan demikian maka Pertanyaan ketiga adalah pertanyaan
pengabdi mendapatkan informasi yang akurat yang berkaitan tentang pengetahuan para
mengenai apa dan bagaimana pola pikir mereka subjek mengenai bahaya narkoba. Sebagian
berkaitan dengan tema pengabdian ini; yaitu besar subjek dalam kelompok 1 hanya
pencegahan penggunaan narkoba langsung dari memberikan jawaban secara umum yaitu
masyarakat, khususnya remaja itu sendiri. bahwa narkoba dapat merusak fisik manusia;
Selain itu karena remaja awal masih memiliki ada beberapa yang menjawab lebih rinci seperti
rasa ingin tahu dan antusiasme yang tinggi dapat merusak syaraf otak dan menyebabkan
maka informasi-informasi yang diberikan oleh kanker; namun demikian ada juga subjek yang
pengabdi dalam kegiatan ini diharapkan dapat tidak mengetahui bahaya penggunaan narkoba.
diterima secara baik dan kelak dimanfaatkan Hal ini tentu saja cukup mengkhawatirkan, dan
secara optimal oleh mereka. Sehingga bisa jadi merupakan jawaban dari mengapa
diharapkan mereka nantinya dapat menjadi penggunaan narkoba di kalangan remaja terus
agen peubahan serta menjadi sumber informasi meningkat setiap tahunnya; mereka tidak
yang tepat mengenai pencegahan mengetahui bahaya apa yang dapat
penyalahgunaan narkoba dilingkungan sekitar ditimbulkan bila mereka mengkonsumsi
tempat tinggal mereka. narkoba. Mereka tidak memiliki pengetahuan
Pada pertanyaan yang pertama, yaitu yang memadai tentang hal tersebut sehingga
mengenai apa itu narkoba, sebagian besar mau mencoba bila ada yang memberi,
anggota kelompok 1 menjawab bahwa narkoba mengajak atau menawari menggunakan
adalah zat berbahaya dan bersifat adiktif, narkoba. Adapun subjek-subjek dari kelompok
bahkan ada beberapa subjek yang tidak 2 memberikan jawaban yang lebih detil

Syifa Al-Qulub 2, 2 (Januari 2018): 58-67 63


Medina Chodijah, Izzah Faizah Siti Rusydati Penyuluhan Bahaya Narkoba Berbasis Partisipatory
Khaerani, Reiha Fadhilah Action Research

mengenai bahaya penggunaan narkoba, 1 menjawab tidak tahu, artinya mereka sama
walaupun tidak ada yang mampu menjawab sekali tidak memiliki pemahaman mengenai
semua bahaya yang dapat ditimbulkan karena bagaimana seharusnya mereka mencegah
memang sangat banyak dan bervariasi penyalahgunaan narkoba dilingkungan sekitar
tergantung dari jenis narkoba yang mereka. Sementara sisanya sebesar 70% subjek
dikonsumsinya; dan hal ini telah dijelaskan memberikan jawaban yang hampir serupa yaitu
dalam penyuluhan sebelumnya oleh pengabdi. memilih mengikuti kegiatan-kegiatan positif
Pertanyaan selanjutnya yaitu yang ada dilingkungannya. Hal ini cukup
pertanyaan ke 4 berkaitan dengan pengetahuan menggembirakan pengabdi,karena hal ini
mereka mengenai pencegahan penggunaan berarti sebagian besar remaja karang taruna
narkoba. 12 subjek dari kelompok 1 atau kota Banjar sudah mampu menentukan sikap
sebanyak 40% memberikan repon tidak tahu; untuk lebih memilih mengikuti kegiatan positif
artinya mereka sama sekali tidak memiliki yang bermanfaat bagi mereka agar terhindar
pengetahuan apa yang harus mereka lakukan dari penyalahgunaan narkoba. Sementara
agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba. subjek yang berada di kelompok 2 memberikan
Dapat diartikan bahwa mereka tidak memiliki jawaban yang jauh lebih bervariasi dari mulai
senjata agar terhindar dari bahaya narkoba yang mengikuti kegiatan positif, memberitahu
setiap saat mengintai kehidupan mereka. teman-teman mengenai bahaya narkoba,
Sedangkan para subjek kelompok 2 menjauhi teman yang menggunakan narkoba,
memberikan beragam teknik cara pencegahan menolak memakai narkoba, serta memilih
penggunaan narkoba, dari mulai mengatakan bergaul hanya dengan teman-teman yang
tidak pada narkoba, bergaul dengan lingkungan mereka anggap baik. Hal ini sangat jauh
yang baik sampai dengan beribadah dan berbeda dengan subjek-subjek yang berada di
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Respon kelompok 1.
subjek kelompok 2 ini memberikan harapan Pertanyaan ketujuh berisi tentang
bahwa bila para remaja ini diberikan bagaimana tatacara penanggulangan narkoba di
pengetahuan yang memadai maka mereka tahu lingkungan tempat tinggal mereka. Pada item
bagaimana harus bertindak bila bahaya narkoba ini hanya 1 subjek yang memberikan respon,
mulai mendekati mereka. walaupun responnya masih tidak terlalu tepat
Pertanyaan kelima adalah pertanyaan sementara sisanya sebesar 97% tidak
mengenai pengetahuan mereka cara memberikan jawaban; yang artinya mereka
menanggulangi penggunaan narkoba memang sama sekali tidak memiliki gambaran
dilingkungan tempat tinggal mereka. 93% bagaimana cara menggulangi penggunaan
subjek memberikan respon tidak tahu, hanya 2 narkoba. Sementara subjek pada kelompok 2;
orang yang menjawab pada pertanyaan ini; ada sebesar 33% yang masih memberikan
namun demikian respon yang diberikan juga respon tidak tahu walaupun sebenarnya mereka
masih kurang tepat. Sedangkan pada kelompok sudah diberikan penyuluhan mengenai narkoba
2, sebanyak 58% subjek memberikan respon secara cukup detil. Sementara sisanya sebesar
bahwa cara menanggulangi penggunaan 67% memberikan jawaban yang kurang lebih
narkoba adalah dengan melakukan rehabilitasi serupa; yaitu melakukan sosialisasi mengenai
terhadap orang yang sudah menggunakan bahaya narkoba. Hal ini memperkuat asumsi
narkoba; sedangkan sisanya memberikan dari pengabdi yang berpendapat bahwa
respon yang bervariasi seperti mendekatkan sosialisasi penyalahgunaan narkoba adalah
diri kepada Allah SWT dan menjauhi teman kunci utama pencegahan penyalahgunaan
yang tidak baik. narkoba dikalangan masyarakat khususnya
Pertanyaan keenam adalah tentang remaja, karena banyak diantara mereka yang
pengetahuan para subjek mengenai cara tidak mengetahui mengenai hal tersebut.
pencegahan penggunaan narkoba dilingkungan Pertanyaan selanjutnya yaitu
tempat tinggal mereka. 30% subjek kelompok pertanyaan kedelapan adalah pertanyaan

64 Syifa Al-Qulub 2, 2 (Januari 2018): 58-67


Medina Chodijah, Izzah Faizah Siti Rusydati Penyuluhan Bahaya Narkoba Berbasis Partisipatory
Khaerani, Reiha Fadhilah Action Research

mengenai bagaimana seharusnya diri sendiri penanggulangan narkoba. Hamper semua


mencegah atau menanggulangi subjek pada kelompok 1 memberikan jawaban
penyalahgunaan narkoba. 33% subjek dari yang sama yaitu memberikan hukuman baik
kelompok 1 menjawab tidak tahu. Hal ini dapat bagi para pengedar maupun kepada para
diartikan bahwa mereka tidak memiliki daya pengguna narkoba. Sementara subjek yang
tangkal yang baik bila dihadapkan dengan berada pada kelompok 2 memberikan beberapa
penggunaan narkoba. Sementara sisanya respon, yaitu pemerintah harus melakukan
sebesar 67% memberikan jawaban bahwa sosialisasi, menyediakan tempat rehabilitasi,
mereka harus mengetahui bahaya yang bisa sampai memperketat UU tentang penggunaan
ditimbulkan dari penggunaan narkoba serta narkoba.
tidak ikut-ikutan dengan yang dilakukan oleh Pertanyaan terakhir adalah pertanyaan
orang lain yang ada di sekeliling mereka. mengenai bagaimana lembaga swadaya
Adapun subjek yang termasuk pada kelompok masyarakat harusnya mencegah dan
2 memberikan beberapa jawaban yang menanggulangi penyalahgunaan narkoba.
berlainan; yaitu menjauhi pergaulan yang Sama seperti beberapa pertanyaan sebelumnya,
buruk, serta menggunakan waktu untuk 50% subjek pada kelompok 1 memberikan
melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. jawaban tidak tahu, sedangkan sisanya
Pertanyaan ke 9 adalah pertanyaan memberikan respon jawaban yang kurang tepat
mengenai bagaimana seharusnya orangtua dan yaitu menghukum. Sedangkan beberapa subjek
keluarga mencegah dan menanggulangi pada kelompok 2 juga memberikan jawaban
penggunaan narkoba oleh anak-anak mereka. tidak tahu dan sisanya sama seperti pada
Secara umum hampir semua subjek beberapa pertanyaan sebelumnya yaitu
memberikan respon bahwa orang tua ataupun memberikan penyuluhan atau sosialisasi
keluarga harus menjaga anak-anak mereka, mengenai bahaya menggunakan narkoba bagi
namun tidak memberikan jawaban bagaimana masyarakat lingkungan mereka.
cara menjaga ataupun mengawasi anak-anak Dari 12 pertanyaan yang didiskusikan
tersebut. Sedangkan subjek pada kelompok 2 dalam kegiatan PAR ini dapat disimpulkan
memberikan beberapa jenis jawaban yang bahwa masyarakat memang membutuhkan
cukup detil, seperti memberikan pengetahuan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi
mengenai narkoba kepada anak-anak mereka, penyalahgunaan narkoba karena banyak
mengecek secara rutin, sampai memilihkan diantara mereka yang tidak memiliki
kegiatan positif bagi anak-anak mereka. pengetahuan yang memadai mengenai hal
Pertanyaan ke 10 adalah pertanyaan tersebut. Sehingga kegiatan pengabdian yang
mengenai bagaimana seharusnya lingkungan dilakukan oleh pengabdi yaitu melakukan PAR
mencegah dan menanggulangi penggunaan yang dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan
narkoba. Lebih dari 50% subjek pada kelompok sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
1 memberikan respon bahwa mereka tidak tahu, sasaran.
sementara sisanya memberikan 2 pilihan
jawaban yaitu memperketat aturan serta
memberikan hukuman bagi orang yang
menyalahgunakan narkoba. Sedangkan subjek
pada kelompok 2 kembali memberikan
beberapa jawaban, diantaranya menyediakan E. KESIMPULAN DAN SARAN
kegiatan yang positif, melakukan sosialisasi
penyalahgunaan narkoba serta mengadakan 1. Kesimpulan
kegiatan-kegiatan yang postitif bagi warganya.
Pertanyaan selanjutnya adalah Berdasarkan kegiatan Participatory Action
pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimana Research yang telah dilakukan oleh pengabdi
cara pemerintah melakukan pencegahan atau kepada para remaja di Karang Taruna Kota
Banjar maka didapat beberapa langkah yang

Syifa Al-Qulub 2, 2 (Januari 2018): 58-67 65


Medina Chodijah, Izzah Faizah Siti Rusydati Penyuluhan Bahaya Narkoba Berbasis Partisipatory
Khaerani, Reiha Fadhilah Action Research

bisa dilakukan agar terhindar dari penggunaan dengan lebih baik dan memberikan
narkoba manfaat yang lebih luas maka
a. Remaja diberikan penyuluhan serta hendaknya jumlah subjek lebih
sosialisasi yang lebih banyak lagi karena diperbanyak dengan karakteristik yang
banyak diantara mereka yang tidak juga lebih bervariasi serta lokasi yang
memiliki pengetahuan yang mencukup lebih luas agar diperoleh gambaran
mengenai apa itu narkoba, jenis-jenis serta yang lebih komprehensif lagi.
bahayanya b. Kepada pihak-pihak yang berkaitan
b. Remaja diarahkan untuk mengikuti dengan masalah penyalahgunaan
berbagai kegiatan positif yang ada narkoba dapat menindaklanjuti
dilingkungan kegiatan ini dengan cara
c. Remaja diarahkan untuk menghindari  melakukan penyuluhan lanjutan secara
lingkungan yang buruk berkala
d. Remaja diarahkan untuk tidak ikut-ikutan  pemberdayaan remaja karang taruna yang
dengan apa yang dilakukan oleh teman telah mengikuti kegiatan PAR ini agar
dilingkungannya dapat menjadi agen perubahan bagi
e. Orang tua dan keluarga lebih mengawasi lingkungannya
putra putri remaja mereka  memperketat penerapan aturan dan
f. Pemerintah lebih memperketat undang- undang-undang yang berlaku
undang dan peraturan mengenai narkoba
g. Materi penyuluhan pencegahan dan
penanggulangan penggunaan narkoba di
Kota Banjar berdasarkan hasil F. DAFTAR PUSTAKA
Participatory Action Research mencakup
tema-tema sebagai berikut :
(Bahtera), Y. B. S. I. (2001). Narkoba dan
1. Pengertian narkoba
Minuman Keras.
2. Jenis-jenis narkoba
Badan Narkotika Nasional. (2007a). Mencegah
3. Bahaya narkoba
Lebih Baik Dari pada Mengobati.
4. Pencegahan dan penanggulangan
Badan Narkotika Nasional. (2007b). Mengenal
penggunaan narkoba oleh diri
Penyalahgunaan Narkoba (2007th ed.).
sendiri
Badan Narkotika Nasional. (2012). Panduan
5. Pencegahan dan penanggulangan
Budidaya Yang Baik Tanaman Nilam.
penggunaan narkoba oleh orang tua
Menuju Indonesia Negeri Bebas Narkotika.
dan keluarga
Badan Narkotika Nasional. (2013). Buku
6. Pencegahan dan penanggulangan
Pedoman Bidang Peran Serta Masyarakat.
penggunaan narkoba oleh
Barat, B. N. N. P. J. (2016). Pencegahan
lingkungan sekitar
Penyalahgunaan Narkoba.
7. Pencegahan dan penanggulangan
Dawn M. Ehde, PhD Et all Developing,
penggunaan narkoba oleh
Testing, and Sustaining Rehabilitation
pemerintah
Interventions Via Participatory Action
8. Pencegahan dan penanggulangan
Research. Archives of Physical Medicine
narkoba oleh lembaga swadaya
and Rehabilitation 2013;94(1 Suppl 1):S30-
masyarakat
42. ACRM
Furqon & Emilia,Emi., Penelitian Kuantitatif
2. Saran & Kualitatif (Beberapa Isu Kritis), SPS UPI,
Bandung, 2010.
a. Agar kegiatan pengabdian sejenis MacDonald., Understanding Participatory
dikemudian hari dapat dilakukan Action research: A Qualitative Research
Methodology Option. Canadian Journal of

66 Syifa Al-Qulub 2, 2 (Januari 2018): 58-67


Medina Chodijah, Izzah Faizah Siti Rusydati Penyuluhan Bahaya Narkoba Berbasis Partisipatory
Khaerani, Reiha Fadhilah Action Research

Action Research Volume 13, Issue 2, 2012,


pages 34-50. Dalhousie University
Nur Suryanto Gono,Joyo.,Narkoba: Bahaya
Penyalahgunaan dan Pencegahan. 2011
Pain, Rachel et all. Participatory
ActionParticipatory ActionResearch
Toolkit: An Introduction to Using PAR as an
Approachto Learning, Research and Action.
Durham University. 201
PAR Handout Prepared for the Animating
Democracy Initiative. Participatory Action
Research Approach To Planning, Reflection,
And Documentation.
Smajgl Alex & John Ward., Evaluating
participatory research: Framework, methods
and implementation results., Journal of
Environmental Management 157 (2015)
311e319
Sugiyono., Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, Bandung,
2009.
https://banjarkota.bps.go.id

Syifa Al-Qulub 2, 2 (Januari 2018): 58-67 67

Anda mungkin juga menyukai