Pengalaman Keluarga
Penyakit jiwa membawa perubahan signifikan pada kehidupan orang-orang dimana banyak
keluarga yang berfikir tentang kehidupan mereka saat sebelum dan sesudah adanya penyakit
jiwa. Keluarga sering kali memberikan dukungan emosional dan instrumental, pengelolaan
masalah, bantuan finansial, pembelaan, dan rumah. Hal ini dapat mendatangkan manfaat,
namun juga dapat membuat stress.
Anggota keluarga sering kali menemukan kondisi bahwa mereka tidak memiliki akses untuk
mendapatkan sumber informasi. Hal yang dapat membuat stress diantaranya ketika keluarga
harus mengeluarkan dana untuk pengobatan.
Anggota keluarga juga harus dapat mengatasi respon emosional mereka sendiri yang
berhubungan dengan penyakit mental. Respon emosional bervariasi dari optimisme dan
harapan hingga penolakan, rasa bersalah, dan kesedihan (Tessler & Gamache, 2000, Hatfield
&Lefley, 1987). Perasaan ini dapat mengganggu mereka dalam mendukung dan membantu
anggota keluarga yang sedang mengalami proses penyembuhan.
Konsumen dan keluarga mungkin menghadapi stigma keika menghadapi penyakit mental yang
serius. Mereka mungkin menemukan bahwa teman – teman mereka mulai menjauhi mereka.
Mereka mengisolasi diri mereka sendiri dari lingkungan sosial jika mereka merasa orang lain
tidak merasakan apa yang mereka alami. Stigmatisasi dan isolasi dapat membuat orang jengkel,
ditinggalkan, dan kehilangan semangat.
Stress, isolasi dan stigma dapat menyebabkan ketegangan dan perselisihan antara konsumen
dan keluarganya. Perselisihan dalam keluarga dapat mencegah rehabilitasi apabila tidak dapat
diselesaikan. Oleh karna itu, menangani isu-isu ini tidak hanya membantu untuk meningkatkan
fungsi keseluruhan keluarga tapi juga mendorong pemulihan.
FPE Menangani isu ini dengan memfokuskan pada kekuatan konsumen dan keluarganya.
Konsumen dan keluarga sering kali memperlihatkan hasil yang bagus dan ketahanan ketika
menghadapi krisis yang berhubungan dengan penyakit kejiwaan. Mereka lebih mudah
beradaptsi ketika mereka merasa ditugaskan, dihormati, dan berharga atas informasi, dan
keahlian yang mereka punya. Oleh karena itu, FPE melihat keluarga sebagai partner dan
meminta mereka untuk berbagi sumber daya dan keahliannya untuk menolong konsumen
menggapai tujuan penyembuhan.
FPE didasarkan pada beberapa nilai dasar yang dapat menembus hubungan antara konsumen,
keluarga, dan praktisi. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
- Membangun harapan
Membangun harapan
Pembelajaran penyakit kejiwaan jangka panjang tidak dapat diprediksi, dan tidak ada
seorangpun yang dapat memprediksi masa depan orang lain. Namun, penelitian menganjurkan
konsumen dan keluarga yang aktif berpartisipasi dalam penyembuhan mereka dan
mengembangkan kemampuan mengatasi masalah memiliki output yang paling baik, termasuk
didalamnya adalah kehidupan yang lebih berkualitas ( Mueser et al., 2002). Kemampuan untuk
mempengaruhi nasib sendiri merupakan dasar harapan dan optimisme masa depan.
Praktisi FPE, menyampaikan harapan dan optimisme kepada konsumen dan keluarganya. Dalam
FPE, praktisi menyediakan informasi dan kemampuan yang bermanfaat sehingga konsumen
dapat menggunakanya untuk mencapai tujuan mereka. Keluarga yang telah terinformasi dan
terlibat didalamnya, akan merasa lebih semangat dalam mendukung kerabat mereka dalam
mencapai tujuanya. Praktisi FPE menjaga sikap harapan dan optimism tersebut. Meskipun
ketika konsumen dan keluarganya merasa pesimis
Ketika praktisi FPE memiliki keahlian professional tentang informasi dan kemampuan untuk
mengelola dan menyembuhkan penyakit kejiwaan, konsumen dan keluarganya telah memiliki
pengalaman tinggal dengan penyakit kejiwaan. Konsumen dan keluarga tahu yang mana
strategi yang dapat digunakan mana yang tidak.
Praktisi FPE mendorong konsumen dan keluarganya untuk membagi pengalaman unik mereka
yang berkaitan dengan penyakit kejiwaan dan tanggapannya untuk pengobatan. Dengan
memperhatikan secara seksama pada konsumen dan keluarganya, kamu dapat lebih efektif
dalam menolong konsumen dalam mencapai tujuannya.
Menegaskan pilihan
Tujuan utama FPE adalah untuk mendukung konsumen dalam proses penyembuhan mereka.
Kemampuan dan hak konsumen untuk membuat keputusan mereka sendiri adalah hal yang
terpenting, meskipun ketika keputusan konsumen berbeda dengan yang direkomendasikan
oleh keluarga dan praktisi. Beberapa pengecualian pada prinsip asas ini ada, contohnya,
pemaksaan legal misalnya hospitalisasi untuk melindungi konsumen dari dirinya sendiri dan
orang lain.
Menjaga pilihan personal konsumen adalah kunci untuk menetapkan dan memelihara aliansi
yang kuat antara konsumen dan keluarganya. Praktisi FPE mencontohkan bagaimana
menghargai pilihan konsumen, meskipun berbeda pendapat, membangun hubungan
kepercayaan yang berimplikasi pada perubahan positif.
Praktisi FPE menjalankan berbagai peran, terutama sebagai kolaborator. Semangat kolaboratif
FPE mencerminkan fakta bahwa konsumen, keluarga, dan praktisi bekerja dalam hubungan
nonhierarki.
Praktisi FPE menyusun kerjasama dengan konsumen dan keluarganya secara bersama-sama,
mereka belajar bagaimana mengatai karateristik unik penyakit jiwa konsumen dan membuat
progress menuju penyembuhan.
Rasa hormat merupakan kunci suksesnya kolaborasi dalam FPE. Praktisi FPE menghormati
konsumen dan keluarganya sebagai manusia. Seseorang yang mampu membuat keputusan, dan
teman dalam proses penyembuhan. Praktisi FPE mungkin menerima konsumen dan keluargnya
dalam cara dan opini yang berbeda. Mereka menghormati hak konsumen dan keluarganya
kedalam penilaian dan opini mereka sendiri. Contohnya, konsumen mungkin tidak setuju
bahwa mereka memiliki tanda-tanda penyakit jiwa.
Daripada secara aktif mencoba memberitahu konsumen memilikigangguan tertentu. Praktisi
FPE lebih baik menghormati kepercayaan mereka sambil mencari kesamaan sebagai dasar
membangun kolaborasi, kesamaan tersebut dapat meliputi:
Dengan mencari kesamaan, praktisi FPE mendemonstrasikan rasa hormat kepada kepercayaan
konsumen dan hak mereka untuk memberitahu keputusan mereka berdasarkan nilai-nilai dan
kepercayaan mereka.
Standar program
salah satu keistimaan unik FPE adalah karakterstik penting model berbasis fakta yang yang
diterjemahkan ke dalam standar program untuk menolong pelayanan efektif. Sebuah alaat yang
disebut FPE fidelity scale (sklala kepercayaan FPE) merangkum karakteristik ini dan dapat
menlong tim untuk menduga seberapa dekat program mereka mengikuti model berbasis fakta
tersebut (lihat bagian evaluasi program programmer dalam KIT ini). Campur tangan keluarga
sebagai coordinator akan memberikan skala ini kepadamu untuk ditinjau dan didiskusikan
selama masa pelatihan.
- Frekuensi sesi
- Factor ketergesaan
- Strategi penguasaan
- Kurikulum edukasi
- Edukasi multimedia
- Penyediaan layanan
FPE didasarka pada penelitian yang menunjukan bahwa keluarga dan konsumen yag
berpartisipasi dalam bagian model yang berpengalaman berbasis fakta, kurang dari 20%-50%
mengalami kambuh dan dikembalikan kerumah sakit daripada yang menerima pelayanan
individual standart salama 2 tahun (Penn & Mueser, 1996; Dixon & Lehman, 1995; Lam,
Kneipers, & Leff, 1993; Fallon et al. 1999). Orang-orang dibagian akhir lebih tinggi dari kisaran
ini berpartisipasi lebih dari 3 bulan.
Penelitian juga menunjukkan behwa FPE meningkatkan kualitas keluarga (Dixon et al,
2001;McFarlane et al., 2003). Keluarga yang memiliki pengetahuan lebih tentang gangguan jiwa
serius, mengalami penurunan jumlah dalam hal perasaan kebingungan, stress, dan terisolasi;
dan menurunkan penyakit medis dan pemanfaatan perawatan medis (Dyck, Hendryx, Short,
Voss, &McFarlane.2002).
FPE dapat menaikkan pertipasi konsumen dalam program rehabilitasi (Falloon et al.,1985).
Penelitian telah menunjukkan tingkat pekerjaan naik dua sampai empat kali baseline, ketika
dikombinasikan dengan praktek berbasis (McFarlane et al. 1996;McFarlane et al. 1995;
McFarlane et al. 2000).
Penelitian menunjukkan jumlah manfaat terbesar dari FPE luntuk keluarga dan konsumen
dengan penggunaan skizoprenik (Dixon et al, 2001). Oleh karena itu, kami merekomendasikan
praktisi baru menyediakan pelayanan FPE kepada konsumen yang menderita gangguan
tersebut.
Sekali praktisi mempelajari pendekatan ini denganbekerja dengan orang yang menderita
schizophrenia, mereka menemukan kemudahan untuk memodifikasinya untuk gangguan
lainnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa FPE mungkin secara efektif dapat diadaptasi dan
digunakan untuk beebrapa gangguan dibawah ini:
- Gangguan bipolar (Clarkin, Carpenter, Hull, Wilner, & Glick, 1998;Miklowitz &
Goldsteia, 1997;Molts, 1993; Parikh et al., 1997; Miklowitz et al., 2000; Simoneau,
Miklowitz, Richards, Saleem, & George, 1999);
- Major depression (Simon e al., 1999; Emanuels-Zuurven & Emmelkamp, 1997; Leff et
al., 2000);