Anda di halaman 1dari 41

TUGAS INDIVIDU

KONSEP TENTANG
WELNESS,HEALT,ILNESS,INDIVIDU,FAMILY,COMMUNITY,ATCHNIC,C
ULTUR,SPIRITUAL,RELIGION,DAN SEXUALITY

Disusun oleh:

IRAWATI

Mata Kuliah : FALSAFAH


Dosen : Ns. Arneliwati, M.Kep

PROGRAM STUDI DI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kepda Allah Swt. Karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas tentang Konsep
Wellness,Healt,Ilness,Individu,Family,community,atchnic,culture,spiritual,religion, dan
sexuality.
Makalah ini dibuat sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa, khususnya dalam pelajaran
keperawatan. Makalah ini disusun dari berbagai sumber yang mempunyai relevansi yang sangat
erat dengan pendidikan keperawatan yang diambil dari buku dan media elektronik. Makalah ini
disusun dalam bentuk yang simple dan menarik agar mudah dimengerti oleh kita semua.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat dipergunakan dengan semestinya
dan dapat bermanfaat bagi kita semua. penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu masukan-masukan baik berupa kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah yang akan datang. .
 

 
 
 

Pekanbaru, 1 Oktober 2019

Penyusun

PEMBAHASAN
1. Holistic Care

A. Pengertian Holistic Care


Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.Pandangan holistik
bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan seimbangterkait dengan seluruh aspek
dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral, imajinasi,intelektual, budaya, estetika, emosi, dan
fisik. Jadi healthy yang dimaksud bukan hanyaphisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas
spiritually.
B. Tujuan Perawatan Holistic
Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah membantu kesembuhanseseorang secara
menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai manusia secara total dimanaada keterkaitan antara
tubuh, pikiran, emosi, sosial/budaya, spirit, relasi, konteks lingkungan.Asuhan keperawatan yang
didasarkan kepada perawatan pasien secara total yangmempertimbangkan kebutuhan fisik,
emosi, sosial, ekonomi dan spiritual seseorang. Perawatperlu mempertimbangkan respon pasien
terhadap penyakitnya dan mengkaji tingkatkemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
dirinya. Perawat harus menjadi temanyang mendukung dan memotivasi pasien, mendorong
pasien agar pasien memahami artikehidupan.-

C. Dimensi Perawatan Holistik


Dimensi hubungan antara bio- psiko- sosial dan spiritual seseorang. Dimensi pemahamanbahwa
seseorang merupakan satu kesatuan secara utuh tanpa bisa dipisahkan.-

D. Nilai Utama Perawatan Holistik


a. Filosofi dan Pendidikan
 Menekankan bahwa asuhan yang holistik didasarkan pada suatu kerangka filosofi
danpengetahuan.Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset.
 Menekankan bahwa asuhan yang professional didasarkan pada teori, diinformasikan
olehpenelitian dan didasarkan oleh prinsip etik sebagai petunjuk praktik yang kompeten.

b. Holistik Nurse Save Care


 Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk meningkatkankesehatan
dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat melayani orang lain sebagaisuatu alat sebagai
proses penyembuhan seseorang.

c. Holistic Communication, Therapeutic Environment and Cultural Competency.


 Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan penkajian dan asuhan terapeutik yang
mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan suatu lingkungan yangmendukung proses
penyembuhan pasien.

E. Macam-Macam Cabang Penyembuhan Holistik.


a. Holistik Tradisional.
Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme,berawal sejak ribuan tahun
lalu. Biasa disebut sebagai penyembuhan/pengobatanalternatif atau pengobatan tradisional. Yang
termasuk holistik tradisional adalahakupuntur, akupresur, herbal, ayurveda, uropathy, pranic healing,
apitherapy, dan lain-lain. Gelar para praktisinya bermacam-macam. Ada yang disebut sebagai tabib,
sin-se,dukun, dan lain-lain.
b.Holistik Modern.
Suatu teknik penyembuhan yang menggabungkan penyembuhan tradisional/kunodengan
teknologi dan sains modern yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme.Holistic modern
berawal sekitar 200 tahun yang lalu dengan adanya homeopathy.Yang termasuk holistik modern adalah
homeopathy, osteopathy, ananopathy,psikologi hipnotis, naturopathy modern, dan sebagainya.
Gelar para praktisinyabermacam-macam sesuai dengan aliran/disiplin ilmunya. Untuk
homeopathy, praktisinyadisebut sebagai homeopath. Osteopathy, praktisinya disebut sebagai
osteopath atau DO(Doctor of Osteopathy) di belakang nama. Naturopathy, praktisinya disebut
sebagainaturopathy atau DN (Doctor of Naturopathy) di belakang nama. Saya pribadi
darialiran/disiplin ilmu ananopathy, praktisinya disebut sebagai ananopath (syukur bukanpsikopat)
atau Dt (Danton) di awal nama.
Tapi perlu juga Anda ketahui bahwa tidak semua alternatif adalah holistik. Jika suatupengobatan alternatif tidak
memandang permasalahan kesehatan secara menyeluruh,pengobatan tersebut berarti bukan pengobatan
holistik.
c. Holistik Moderen Antophaty
Ananopathy adalah gabungan teknik pengobatan alternatif tradisional/kuno denganteknologi dan
sains modern, dimana tujuannya adalah menyembuhkan, bukan sekedarmerawat. Pengobatan Ananopathy fokus
pada akar penyakit, bukan pada gejala; merawatmanusia secara keseluruhan (whole), bukan pada apa
yang tampak saja. Tehnik yangdigunakan adalah dengan menggunakan Hukum Alam, Hukum
Sebab-Akibat, perbaikanpola makan dan gaya hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang diterapkan
denganbasis alam dan sains modern.Praktisi Ananopathy disebut sebagai ananopath, sedangkan gelar
master ataupemimpin Ananopath adalah Danton.Ananopathy dari segi aplikasinya bersifat
3, yaitu:Sederhana. Begitu sederhana karena tidak memerlukan obat-obatan kimia
danoperasi.Cerdik. Mengajarkan Anda untuk berpikir dan bertindak cerdik,
bukannyapandai.Bijaksana. Menekankan pemikiran bijak yang melihat faktor moralitas
dankeselarasan.Dari segi pemikiran, prinsip dasar Ananopathy juga ada tiga yaituTuhan. Selalu melihat
permasalahan dari sudut pandang Ketuhanan.Hukum Alam. Berpedoman pada Hukum Alam.Kasih. Mendasari
pemikiran dan prakteknya atas dasar kasih.Contoh beberapa “penyakit serius” yang bisa Anda taklukkan setelah
menguasaibeberapa teknik Ananopathy, tanpa obat-obatan kimia dan operasi adalah:Diabetes
melitus,Kolesterol tinggi dan sakit jantung,Stroke,

F.Teknik Pengobatan atau Penerapan Holistik Care


Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh,yaitu keterpaduan
antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta ilahiahyang mana Tubuh manusia
merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan salingberinteraksi satu sama lainnya dengan
sangat kompak dan otomatis terganggunya satufungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat
mempengaruhi fungsi yang lainnya.Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep
yang sangat nyata dengan KonsepKedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih
menekankan kepada tindakanseperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik
dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic lebih menekankan
membangkitkan system imunpasien, dan memperbaiki secara menyeluruh dari factor pencetus
penyakit (akarpermasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen
(tidak kambuhlagi), sedangkan yang konnvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara
(kambuhan)sehinnga sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter.
G. Methode Pengobatan Holistic yang Dikembangkan dengan Terapi Berikut :
Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan berimbangRileksasi, dengan konsep
Meditasi PenyembuhanStimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiahSilaturahmi
DoktrinPancaran Bio energy (Pranaisasi)Stimulan promotor dengan Nutrisi HerbalTerapi Doa, dengan
kepasrahan mencapai God Spot.Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang

H. Motto Klinik Holistik Care


C : Caring-kami senantiasa mempertahankan pelayanan kesehatan bernuansa caring.A : Accessible-kami
memberikan pelayanan yang terjangkau oleh semua lapisanmasyarakat.R : Research bassed-kami
mengintegrasikan pembuktianklinis dengan keahlian kami danpilihan klien dalam membuat keputusan
kesehata yang tepat bagi dirinya.E : Empowerment-kami memberikan informasi yang tepat
bagi pasien agar mampumemberdayakan dirinya sendiridalam membuat keputusan yang tepat bagi
kesehatannya.

2. Holisme
A. Pengertian
Holisme adalah nama yang diberikan kepada keyakinan bahwa adalah semua terkait erat.
Holistik meliha tdirinya terus-menerus sebagai bagian dari keseluruhan dan menganggap yang lain
(manusia,hewan, tumbuhan atau objek) sebagai yang lain. Konsep holisme selalu mengemukakanbahwa
organisme merupakan satu kesatuan yang utuh, bukan terbagi-bagi dalam bagian-bagian. Sehingga
pikiran dan tubuh bukan merupakan bagian yang terpisah, tetapi merupakansatu bagian yang utuh, dan
apabila terjadi sesuatu pada salah satunya maka akan berpengaruhpada keseluruhan.Holisme
menegaskan bahwa organisme selalu bertingkahlaku sebagai kesatuan yangutuh, bukan sebagai
rangkaian bagian atau komponen berbeda. Jiwa dan tubuh bukan duaunsur terpisah tetapi bagian dari satu
kesatuan dan apa yang terjadi dibagian satu akanmempengaruhi bagian lain. Hukum inilah yang
semestinya ditemukan agar dapat dipahamiberfungsinya setiap komponen.Pandangan holistik dalam
kepribadian, yang terpenting adalah :Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi
dan koherensi (
unity,integration, consistency, dan coherence
). Organisasi adalah keadaan normal dandisorganisasi berarti patologik.
Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak adabagian yang dapat
dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-
bagian.Organisme memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (
self actualization
). Orang berjuang tanpa henti (
continuous)
untuk merealisasikan potensiinheren yang dimilikinya pada ranah maupun terbuka baginya.Pengaruh
lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensiorganisme, jika
terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadianyang sehat dan integral.Penelitian
komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitianekstensif terhadap banyak orang
mengenai fungsi psikologis yang diisolir.

B. Humanisme1
A.Pengertian Humanisme
 Humanisme adalah cara berpikir bahwa mengemukakan konsep perikemanusiaan sebagai fokus
dan satu-satunya tujuan.
B Tujuan
untuk mencapai aktualisasidiri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang belajar secara
optimal.
Kemampuan positif ini disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik beraliran humanisme
biasanya menfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif
tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif.
Emosi merupakan karateristik sangat kuat yang nampak daripara pendidik beraliran humanisme.
Dalam teori pembelajaran humanistik, belajarmerupakan proses yang dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia.Dimana

C. Ciri - Ciri Teori Humanisme


 Pendekatan humanisme dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.Pendekatan yang berfokus
pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuanyang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakupkemampuan interpersonal sosial dan
metode untuk pengembangan diri ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan
hidup dan masyarakat. Ketrampilan ataukemampuan membangun diri secara positif ini menjadi
sangat penting dalam pendidikankarena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.Dalam
teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa memahamilingkungannya dan
dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agarlambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik - baiknya. Teori belajar iniberusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudutpandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah
membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing - masing individu untuk
mengenal dirimereka sendiri sebagai manusia unik dan membantu dalam mewujudkan potensi -
potensiyang ada dalam diri mereka.Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanisme yaitu
siswa harus mampuuntuk mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar - mengajar,
sehingga siswamengetahui apa yang dipelajarinya serta tahu seberapa besar siswa tersebut
dapatmemahaminya juga siswa dapat mengetahui mana, kapan, dan bagaimana mereka
akanbelajar. Dengan demikian, siswa diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari
hasilbelajar bagi dirinya sendiri. Aliran humanisme memandang belajar sebagai sebuah
prosesyang terjadi dalam individu meliputi bagian atau domain diantaranya domain kognitif,
afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanisme menekankan pentingnya
emosiatau perasaan, komunikasi terbuka dan nilai - nilai yang dimiliki oleh setiap individu.

1. Wellness
A. Pengertian
Wellness adalah tentang perspektif, tentang keseimbangan dan tentang gambaran besar.
Ini adalah gaya hidup dan pendekatan pribadi untuk menjalani hidup Anda sedemikian
rupa bahwa Anda menikmati kebebasan maksimal, termasuk kebebasan dari penyakit /
kecacatan dan kematian dini sejauh mungkin, dan kebebasan untuk mengalami hidup,
kebebasan dan mengejar kebahagiaan. Ini adalah deklarasi kemerdekaan untuk menjadi
orang jenis terbaik, bahwa itu potensi Anda, keadaan dan nasib akan memungkinkan
(Ardell, 1999)

B. Aspek – Aspek Welnnes :

1. Occupational
Dalam mencapai occupational wellness, salah satu cara yang dapat Anda lakukan
adalah seperti memilih karir yang sejalan dengan minat dan nilai-nilai yang secara
pribadi Anda yakini dibandingkan memilih karir yang tidak
memberikan reward kepada Anda dari berbagai segi. Anda juga dapat mencapainya
dengan aktif mengembangkan dan mengasah kemampuan yang Anda miliki.

2. Physical
Physical wellness dapat dicapai dengan cara melakukan aktivitas fisik secara rutin
untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, berkaitan dengan healthy diet, Anda juga
bisa mencapai physical wellness dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang
baik bagi kesehatan Anda, setidaknya 80% dari total keseluruhan pangan yang Anda
konsumsi sehari-harinya.
3. Social

Hiduplah dalam harmoni dengan sesama dan lingkungan dan sebaiknya jangan terjun ke


dalam konflik dengan keduanya jika Anda ingin mencapai social wellness. Jangan lupa
juga untuk berkontribusi dalam kegiatan komunitas sekitar yang bersifat positif.

4. Intelectual

Ayo hilangkan kebiasaan berdiam diri dan jadilah produktif. Akan lebih baik apabila
kita sebagai manusia menantang diri sendiri untuk terus menambah ilmu dan
WQmengasah kemampuan yang sudah dimiliki. Hal ini lebih baik daripada kita
berpuas diri akan apa yang sudah dimiliki. Intelectual wellness juga berkaitan dengan
bagaimana Anda mengidentifikasi masalah dan memilih jalan terbaik sebagai
penyelesaiannya.

5. Spiritual

Aspek atau dimensi yang satu ini dapat tercapai apabila Anda membuka mata dan
pikiran akan hidup yang Anda jalani. Jadilah terbuka dan milikilah toleransi
terhadap pemikiran dan hal-hal yang menjadi kepercayaan orang lain. Akan tetapi,
bersikaplah secara konsisten dalam memegang nilai-nilai yang Anda percayai.

6. Emotional

Inti dari emotional wellness adalah sikap hidup yang positif dan optimis. Anda bisa
mencapainya dengan peka terhadap kata hati Anda sendiri dan bersikap optimis dalam
menjalani hidup.

C. Prevention Layanan pencegah :


1. Primary prevention APTA (2001) "Pencegahan penyakit pada populasi rentan atau
masyarakat yang berpotensi rentan melalui langkah-langkah tertentu seperti upaya
promosi kesehatan umum" Dalam komunitas medis, salah satu definisi pencegahan
primer "Menghentikan penyakit sebelum dimulai" AOT A (2000) "Pendidikan atau
strategi promosi kesehatan yang dirancang untuk membantu orang menghindari
timbulnya kondisi tidak sehat, penyakit, atau cedera.
2. Secondary Prevention (APTA) "Upaya untuk mengurangi durasi sakit, keparahan
penyakit, dan gejala sisa melalui diagnosis dini dan intervensi cepat" AOTA (2000,)
"meliputi deteksi dini dan pengobatan yang dirancang untuk mencegah atau
mengganggu proses melumpuhkan."Fisioterapis mengintegrasikan pencegahan
sekunder dalam praktek mereka ketika mereka melakukan review sistem (sesuai
APTA, 2001) dan mengacu pada ahli lain seperti yang ditunjukkan. Jika masalah baru
didiagnosis berada dalam daerah praktik mereka, mereka bisa (di negara-negara akses
langsung) langsung mengelola masalah.
3. Tertiary Prevention "Upaya untuk mengurangi tingkat kecacatan dan
mempromosikan rehabilitasi dan pemulihan fungsi pada pasien dengan kronis dan
penyakit ireversibel "(APTA, 2001). "Manajemen Optimum penyakit klinis jelas
sehingga dapat mencegah atau paling tidak meminimalkan perkembangan komplikasi
masa depan" (Jonas, 2000). "Pengobatan dan layanan yang dirancang untuk
menangkap perkembangan kondisi, mencegah kecacatan lebih lanjut, dan
mempromosikan komunitas sosial" (AOTA 2000).
D. Model wellness
1. Tanggung jawab pribadi
2. Kebugaran fisik
3. Manajemen stres
4. Kepekaan lingkungan
5. kesadaran gizi.

Holistic Model for Wellness and Prevention Over the Life Span Witmer dan
Sweeney mempresentasikan "model holistik untuk wellness dan pencegahan atas rentang
hidup "pada tahun Myers, Sweeney, dan Witmer disajikan versi revisi pada tahun
Berbeda dengan pendahulunya, model ini berakar pada apa yang pencipta menyimpulkan
adalah lima tugas hidup: spiritualitas, pengaturan diri, pekerjaan, persahabatan, dan cinta.

Dalam kesatuan rohani, dan 2) nilai-nilai, optimisme, dan maksud. Witmer dan
Sweeney 's (1992) tugas hidup swa-regulasi terdiri dari tujuh komponen: 1) rasa nilai
pribadi; 2) rasa kontrol pribadi; 3) keyakinan yang realistis; 4) respon emosional dan
spontanitas; 5) stimulasi intelektual, kreativitas, dan pemecahan masalah; 6) rasa humor,
dan 7) kebiasaan kesehatan dan kebugaran fisik.

Tahap kesehatan sebagai berikut :

1. Primordial Stage Seorang pasien / klien dalam tahap primordial tidak sadar bahwa dia
memiliki problem yang berhubungan dengan kesehatan dan / atau bahwa dia tidak
sadar terlibat dalam perilaku yang tidak sehat. Dengan kata lain, orang bahkan tidak
menyadari bahwa masalah yang berhubungan dengan kesehatan ada (Jonas, 2000).
Misalnya, dalam hal fleksibilitas, ini akan menjadi pria yang mengalami penurunan
panjang otot di paha belakang, tapi tidak menyadari penuh.
2. Pre-Contemplation Stage Dalam stadium pre contemplation dia menerima atau
mengetahui bahwa ada problem yang berkaitan dengan kesehatananya tetapi belum
memperhatikan dan belum ada kemauan untuk merubah menjadi keshatan yang baik.
(Jonas, 2000).
 Contoh seorang pasien dalam hal fleksibilitas dia tahu bahwa ada problem
pemendekan otot hamstring yang kadang-kadang merasa tegang di bagian
belakang paha. Tetapi belum mau memikirkan untuk berbuat sesuatu untuk
mengatasi problem pemendekan otot.
 Contoh lain dari pasien / klien dalam tahap pra-kontemplasi adalah wanita
yang merokok dan umumnya tahu bahwa merokok meningkatkan risiko
masalah kesehatan tertentu (misalnya, kanker) tetapi belum diterapkan bahwa
pengetahuan tentang kesehatan ini risiko pada dirinya sendiri dan belum serius
merenungkan berhenti.
 contoh dari gerakan mendadak dari tahap pra-kontemplasi ke tahap
kontemplasi akan menjadi wanita gemuk yang menghargai bahwa ia mungkin
sedikit kelebihan berat badan, tapi setelah melihat foto terbaru dirinya
mengakui untuk pertama kalinya bahwa dia memang gemuk. Contoh lain
adalah orang bermain basket dengan anak remajanya yang tiba-tiba menjadi
begitu lelah bahwa ia harus duduk. Jantungnya berdebar dan ia berpikir,
"Wow, aku tidak tahu aku begitu keluar dari bentuk!"

3. Contemplation Stage Seorang pasien / klien dalam tahap kontemplasi mengakui


bahwa dia terlibat dalam perilaku yang terkait dengan masalah kesehatan dan
mungkin mulai menyelidiki perilaku itu, termasuk pro dan kontra, tetapi tetap
ambivalen tentang apa yang harus dilakukan tentang situasi, jika ada (Jonas, 2000).
4. Preparation Stage Selama tahap persiapan, seorang pasien / klien telah membuat
pilihan untuk mengubah yang tidak sehat. Perilaku tidak sehatnya adalah dihitung
sendiri atau dinilai oleh seorang profesional.
 Sebagai contoh, seorang wanita bergerak dari tahap kontemplasi ke tahap
persiapan ketika dia tidak hanya mengakui bahwa dia gemuk, tetapi membuat
keputusan sadar bahwa dia akan "menurunkan berat badan" untuk
memperbaiki komposisi tubuhnya. Untuk menyelesaikan tahap persiapan,
wanita menilai sendiri berat badannya dan mengembangkan rencana. Lebih
baik lagi, dia menyewa seorang profesional untuk menilai komposisi
tubuhnya, makanan dan nutrisi, kebiasaan olahraga, dan bersama-sama
mereka mengembangkan rencana perawatan.
 contoh dari penilaian kesehatan kebugaran adalah Survei Kesehatan
Kebugaran (lihat Contoh dari tujuan memperbaiki komposisi tubuh adalah
untuk mengurangi persen lemak tubuh dari 32% menjadi antara 25% dan 28%
dalam waktu 6 bulan melalui diet sehat kalori per hari (misalnya, tinggi
karbohidrat kompleks, serat tinggi, cukup protein, lemak sehat yang memadai,
lemak jenuh rendah, nol lemak) dan latihan yang tepat. Ini mungkin termasuk
pelatihan aerobik kekuatan 4 hari per minggu 30 menit per sesi, dan jalan
cepat 1 sampai 2 days per minggu selama 20 sampai 30 menit per sesi.

5. Action Stage Ketika seorang pasien / klien memasuki stadium aksi, dia atau dia
memulai perubahan dalam dirinya atau perilaku nya (Jonas, 2000). Sebagai contoh,
seorang wanita yang telah memutuskan bahwa dia akan berhenti merokok membuang
semua rokok dan kemudian membeli dan menerapkan obat anti nikotin. Sangat
penting bahwa seseorang tidak maju secara langsung dari tahap kontemplasi ke tahap
tindakan/aksi. Langkah sementara untuk membantu mempersiapkan untuk perubahan
memadai dimaksud.

Maintenance Selama tahap pemeliharaan, pasien / klien secara teratur berlatih


perilaku baru (modifikasi Jonas, 2000). Jika masalahnya adalah merokok, pasien /
klien merokok tidak lagi, jika orang tersebut adalah obesitas, dia telah memulai
program diet dan olahraga, jika masalahnya adalah stres, pasien / klien saat berlatih
teknik pengurangan stres pada secara teratur. Selama tahap pemeliharaan, selang atau
kambuh dapat terjadi. Sebuah perbandingan selang dan kambuh berikut.

6. Permanent Maintenance Stage Ketika seorang individu telah mencapai tahap


pemeliharaan perilaku permanen, perilaku itu sendiri memperkuat dan orang tersebut
secara intrinsik termotivasi untuk melanjutkan perilaku sehat. Sebagian besar dari kita
telah mencapai tahap permanen untuk beberapa perilaku kesehatan. Misalnya perilaku
penting adalah menyikat gigi kita.
 Contoh Jika kita tidak menyikat gigi setidaknya sekali, jika tidak lebih sering
per hari, maka kita merasakan dorongan yang sangat kuat untuk
melakukannya. Kami "hanya tidak merasa benar" dan akan membuat upaya
bersama untuk melakukan aktivitas. Tentu saja, jika Anda tidak dapat sikat
gigi karena keadaan di luar kendali Anda (misalnya, Anda adalah seorang
kontestan pada hit reality show Survivor), Anda harus tidak menganggap itu
kambuh.
7. Summary: Stages of Wellness Ketika menilai aspek kesehatan / klien, Anda harus
menentukannya dari kesehatan yang berkaitan dengan aspek itu. Selama evaluasi fisik
menjadi bagian sesi terapi, anda harus melihat temuan dan mengevaluasi mereka.
Evaluasi ini dapat digunakan untuk merancang rencana perawatan wellness.

Tujuh tahapan kesehatan yaitu Primordial, prakontemplasi, kontemplasi, persiapan,


tindakan, pemeliharaan, dan perawatan permanen. Jika seorang pasien / klien sama sekali
tidak menyadari masalah kesehatan pribadi, maka dia dalam tahap primordial. Ketika
apatient / klien memiliki secercah pengakuan masalah kesehatan pribadi, dia dalam tahap
precontemplation.

 Seorang pasien / klien yang tahu bahwa dia memiliki masalah kesehatan pribadi,
dalam tahap kontemplasi. Ketika seorang pasien / klien membuat pilihan untuk
mengubah nya perilaku tidak sehat, masalah kesehatan baik dinilai sendiri atau
dinilai oleh seorang profesional, dan rencana perawatan dikembangkan, maka dia
dalam tahap persiapan.
 Seorang pasien / klien yang benar-benar memulai perubahan perilaku kesehatan
nya adalah dalam tahap aksi. Orang yang rutin mempraktekkan perilaku
kesehatan yang baru, dalam tahap pemeliharaan. Ketika perilaku sehat telah
menjadi kebiasaan asli, klien pasien / telah berkembang ke tahap permanen.
 Selang (yaitu, penghentian sementara perilaku sehat tanpa efek samping yang
signifikan) dapat terjadi selama pemeliharaan atau tahap permanen. Kambuh
(penghentian lagi dari perilaku hidup sehat yang menghasilkan kerugian/pengaruh
signifikan) dapat terjadi selama tahap pemeliharaan tetapi tidak selama tahap
permanen.
 Jika kambuh terjadi selama tahap perawatan permanen, maka pasien / klien hanya
berpikir dia berada di tahap permanen tapi benar-benar dalam tahap pemeliharaan.
Selang dan relaps dapat didefinisikan sebagai besar atau kecil.

Evaluasi Rencana Keperawatan

Surveys To Assess Wellness Aspek kesehatan dapat diperiksa baik secara langsung,
misalnya, dengan menggunakan skinfold caliper untuk mengukur komposisi tubuh,
atau tidak langsung melalui survei, seperti Beck Depression Inventory untuk
mengukur emosi pasien / klien).

Untuk langsung memeriksa aspek wellness, pemeriksa langsung mengamati


kebiasaan / klien pasien dan praktik yang terkait dengan aspek wellness.

Pengamatan ini memakan waktu dan ketat akan diperlukan karena wellness adalah,
menurut definisi, terdiri dari kebiasaan dan praktik individu. Untuk menghindari
banyaknya jam pengamatan langsung, biasanya tepat untuk menggunakan survei
untuk menemukan informasi tentang setiap aspek wellness.

E. Tujuan welness terkait, yaitu:

Terapis fisik harus mampu merumuskan dan melaksanakan sebuah perencanaan


wellness pribadi berdasarkan self-assessment dan umpan balik dari orang lain Terapis
fisik harus mampu "mengidentifikasi dan menilai kebutuhan kesehatan individu,
kelompok, dan masyarakat, termasuk program wellness yang sesuai dengan terapi
fisik dan mempromosikan kesehatan yang optimal dengan memberikan informasi
tentang wellness terkait dengan usia, jenis kelamin, budaya, dan gaya hidup. "

Fisioterapis secara unik memenuhi syarat untuk mengambil posisi kepemimpinan


dalam upaya untuk mencegah cedera dan cacat, dan sepenuhnya mendukung peran
positif yang terapis fisik dan asisten terapi fisik memainkan dalam mempromosikan
gaya hidup sehat, wellness dan pencegahan cedera.
2. Healt
A. Pengertian
Health( Sehat ) adalah sebagai kondisi yang normal dan alami. Karenanya, segala
sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai
kondisitidak sehat yang harus dicegah. Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya
terus menerus berubah. Kesehatan mempengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari
segi fisiologis, psikologis, dan dimensi sosiokultural.

B. Keuntungan Sehat
Badan terasa lebih sehat dan segar
Etos kerja yang baik
Kualitas tidur yang baik
Pola pikir yang lebih positif
Penampilan badan yang lebih segar
Mempertahankan fleksibelitas tubuh
Meningkatkan daya jangkau gerakan tubuh
Interaksi sosial yang lebih baik
Bisa berkonsentrasi dengan baik
Meningkatkan rasa percaya diri
Menghemat pengeluaran untuk biaya berobat
Perasaan yang lebih damai dan tentram
C. Ciri-Ciri Sehat Terbagi :
1. Sehat secara Jasmani
a. Semua bagian-bagian organ tubuh berfungsi dengan baik, yang dimaksud dengan
hal ini adalah tidak adanya sistem tubuh yang tidak bekerja sesuai dengan fungsi
dan tujuannya.
a. Memiliki energi untuk melakukan aktifitas sehari-hari, dengan energi yang
dimiliki kita mampu melksanakan tugas-tugas dan kegiatan yang setiap hari kita
lakukan.
b. Memiliki ide yang segar dalam kondisi tubuh yang prima, maka kita akan mudah
dalam menuangkan ide-ide yang ada di otak kita.
c. Tubuh terasa bugar dan fir, tidak merasa lelah yang berlebihan saat melakukan
aktifitas yang berat
d. Tidak terjangkit suatu penyakit, tidak ada bakteri atau virus yang mengganggu
fungsi fisiologis tubuh
e. Ringan melakukan segala aktivitas dan memiliki pola hidup yang baik.

2. Sehat secara Rohani (mental)


a. Mampu belajar dari pengalaman.
b.  Mudah beradaptasi.
c. Lebih senang memberi dari pada menerima.
d. Lebih senang menolong dari pada ditolong.
e. Memperoleh kesenangan dari hasil usahanya.
f. Menerima kekecewaan untuk dipakai sebagai pengalaman.
g. Berpikir positif.

3. Sehat Social
a. Mampu berkumpul dalam masyarakat.
b. Ikut dalam kegiatan masyarakat.
c. Mengerti dan paham dengan kondisi orang – orang disekitarnya.
d. Mampu mengutarakan pendapatnya dengan sopan.
e. Mampu bekerja sama dengan orang lain.

4.  Sehat Spiritual
a. Melakukan ibadah masing – masing
b. Senantiasa berdoa memohon pada Tuhan untuk kelancaran segala urusannya.
c. Mentaati dan menjauhi larangan yang telah di tetapkan Tuhan

3. Ilness

A. Pengertian
Ilness ( Penyakit ) adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk
bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan
pada fungsi atau struktur dari organisasi atau sistem tubuh.

B. Teori Penyebab Penyakit


Teori ContagionTeori HippocratesTeori HumoralTeori MiasmaTeori Jasad
RenikTeori Ekologi Lingkungan

a. Teori Contagion Penyakit terjadi akibat kontak antara satu orang dengan orang
lainBerawal dari pengamatan terhadap penyakit kusta di Mesir

b. Teori Hippocrates Penyakit timbul akibat pengaruh lingkungan (air, udara, tanah,
cuaca, dll)Tidak dijelaskan kedudukan manusia dalam interaksi tersebutTidak
dijelaskan faktor lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit

c. Teori Humoral Penyakit timbul akibat gangguan dari keseimbangan cairan dalam
tubuh..Tubuh terdiri dari 4 cairan (putih, kuning, merah dan hitam). Bila terjadi
ketidak keseimbangan, timbul penyakit. Jenis penyakit tergantung pada jenis
cairan yang dominan.Berkembang dari Cina

d. Teori Miasma Penyakit timbul akibat sisa makhluk hidup yang mengalami
pembusukan sehingga menyebabkan pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya.

C. Teori Jasad Renik Penyakit disebabkan oleh jasad renik.


Pada teori ini jasad renik (germ) dianggap sebagai penyebab tunggal
penyakit.Berkembang setelah ditemukannya mikroskop.

D. Teori Ekologi Lingkungan


Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu.
Pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit.

E. Konsep Dasar Timbulnya Penyakit


Segitiga Epidemiologi (Epidemiologic Triangle)Roda (Wheel)Jaring-jaring sebab
akibat (The Web of causation)
1. Segitiga Epidemiologi (Epidemiologic Triangle)
Komponen: host, agent, environmentPerubahan pada salah satu faktor/komponen
akan mengubah keseimbanganHubungan ketiga komponen digambarkan sebagai tuas
dalam timbangan:environment sebagai penumpu.

2. Segitiga Epidemiologi
Host (Induk Semang, Pejamu Environment Agent (Lingkungan) (Bibit penyakit)

F. Agent Nutrien Kimia Biologik Fisik Mekanik


Suatu substansi atau elemen makhluk hidup/bukan makhluk hidup yang kehadirannya
ketidakhadirannya dapat menimbulkan /mempengaruhi perjalanan suatu
penyakitJenis:NutrienKimiaBiologikFisikMekanik

G. Host Keturunan Umur Jenis kelamin Ras Status perkawinan Pekerjaan


Semua faktor yang ada pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta
perjalanan penyakit. Misalnya:KeturunanUmurJenis kelamin Ras Status perkawinan
Pekerjaan Kebiasaan hidup

a. Agen kimia Pestisida Food-additives Obat-obatan


Zat yang diproduksi oleh tubuh manusiaL-triptofan sindrom eosinofilia-
mialgiaUreum uremiaBenda-benda keton asidosis

b. Agen kimia Asbes Logam berat Minuman keras Bahan-bahan kosmetik


MerkuriKadmiumTimbalUraniumMinuman kerasBahan-bahan kosmetikObat-
obatan, allergen

c. Agen nutrisi Karbohidrat: berlebihan obesitas


Lemak: berlebihan hiperlipidemiaProtein: kekurangan protein energi malnutrisi
Vitamin:Defisiensi vitamin A rabun senja Defisiensi vitamin C skorbut

Agen nutrisiMineralCu Zn Mg FeAir

d. Agen mekanik Friksi yang kronik


Pemakaian sepatu yang sempit verucca vulgaris (kutil)Kompresi atau daya
mekanik menekan atau memutarMenimbulkan carpal tunnel syndrome
e. Agen fisika Radiasi Suhu udara Kelembaban Intensitas suara
Dapat menyebabkan kanker kulitSuhu udaraDingin: menimbulkan frost
bitePanas: menimbulkan dehidrasi, heat strokeKelembabanRendah:
hiperhidrosisIntensitas suaraBising, frekuensi tinggi: Gangguan
pendengaranVibrasi4/9/2017Triad epidemiologic

f. Agen fisika Panas Terang cahaya Objek menimbulkan luka bakar


Gangguan daya lihat mataObjekAir, makanan, tanah, udara4/9/2017Triad
epidemiologic

g. Agent (lanjutan) Patogenesiti Virulensi Antigenesiti Invektiviti


Agen biologis mempunyai sifat:PatogenesitiVirulensiAntigenesitiInvektiviti

H. Karakter agen biologik


Patogenisitas Kemampuan menimbulkan reaksi pada pejamu. Subklinis dan
klinisProporsi orang yang terinfeksi berkembang menjadi penyakit klinis

I. Karakter agen biologik


Virulens iDerajat berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh agen biologikProporsi
orangdengan penyakit klinis menjadi sakit yang berat atau matiContoh:Virus
Hepatitis A (ptogenisitas rendah dan virulensi yang rendah)Campak (patogenisitas
tinggi, tetapi virulensi rendah)Rabies (patogenisitas tinggi, virulensi tinggi)

J. Karakter agen biologik


AntigenisitasKemampuan menimbulkan atau menstimulasi mekanisme pertahanan
pejamu (antibodi)

K. Karakter agen biologik


InfektivitasKemampuan menginfeksi pejamuProporsi orang terpajan yang menjadi
terinfeksi

1 Pengertian
A. Individu
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu,
yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi
kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu
dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang
dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan
ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).

B. Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

C. Masyarakat
 Suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama di suatu wilayah dan
membentuk sebuah sistem, baik semi terbuka maupun semi tertutup, dimana interaksi
yang terjadi di dalamnya adalah antara individu-individu yang ada di kelompok tersebut.

STRUKTUR KELUARGA
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.

CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA


1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggungjawab
5. Pengambilan keputasan
6. Meneruskan nilai – nilai budaya bangsa
7. Ikatan kekeluarga sangat erat
8. Mempunyai semangat gotongroyong
MACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA

1. Tradisional
2. Non-Tradisional

PERANAN KELUARGA

 Peranan ayah :

1. Peran Ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peran Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya
3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Peran Keluarga :

1. Fungsi biologis
2. Meneruskan keturunan
3. Memelihara kebutuhan gizi keluarga
4. Memelihara dan merawat keluarga
5. Memelihara dan merawat anggota keluarga

a. Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja
cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis
kelamin, nampaknya berpngkal tolak dari kelemahan dan  kemampuan fisik
antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buaspada
saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat-berat seperti berburu,
menangkap ikan di laut, menebang pohon.
b. Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal
dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Organisasi
kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada
cakupan nasional, regional maupun internasional
Tujuan dan Fungsi Masyarakat

Tujuan membangun masyarakat

a. Fungsi Masyarakat

1. Untuk membangun rasa senasib dan sepenanggungan di antara mereka,


khususnya manusia Indonesia yang mewujudkan rasa persatuan
2. Agar tertanam rasa toleransi di antara mereka, seorang hanya mempunyai arti
bagaimana ia menjadi bagian dari kelompok.
3. Agar timbul kesadaran bahwa di antara mereka terdapat saling ketergantungan
yang berkaitan dengan kepedulian soasial.
4. Salah satu keberartian seseorang adanya nilai-nilai demokrasi yang tumbuh
dan dimiliki sebagai sikap menghargai perasan dan pendapat sesama yang
pada gilirannya menciptakan suatu kesatuan sosial
Fungsi Masyarakat

1. Fungsi pemeliharaan pola, Fungsi ini berkaitan dengan hubungan antara


masyarakat sebagai suatu sistem sosial dengan subsistem kultural. Fungsi ini
mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi masyarakat sambil menyediakan
dasar dalam berprilaku menuju realitas yang tinggi.
2. Fungsi interaksi, Fungsi ini mencakup koordinasi yang diperlukan antara unit-
unit yang menjadi bagian dari suatu stem sosial. Khususnya yang berkaitang
dengan kontribusi unit-unit pada organisasi dan fungsinya unit-unit terhadap
keselurahan sistem
3. Fungsi untuk tujuan/pencapaian tujuan, fungsi ini mengatur hubungan antar
masyarakat sebagai sistem sosial dengan subtansi kepribadian. Fungsi ini
tercemin dalam penyusunan skala prioritas dari segala tujuan yang hendak
dicapai dan menentukan bagaimana suatu sistem mobilitas sumber daya serta
tenaga yang bersedia untuk mencapai tujuan tersebut
4. Fungsi adaptasi, menyangkut hubungan antara masyarakat dengan sistem
sosial dengan subsistem organisasi tindakan dengan  alam psiko-organik
Secara umum fungsi ini menyangkut hubungan kemampuan masyarakat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidup
Peran Perawat dalam Kesehatan Masyarakat

Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan antara


keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya
masyarakat

Menurut WHO Perkesmas merupakan lapangan perawatan khusus yang


merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyrakat
secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan kegiatan Perkesmas tujuan yang diharapkan adalah


meningkatnya kemandirian individu, keluarga, kelompok/masyarakat (rawan kesehatan)
untuk mengatasi masalah kesehatan/keperawatannya sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.

1. Pengertian
A. Etnik adalah  rasa identitas diri yang berkaitan dengan kelompok kultur sosial
umum dan warisan budaya.

B. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasidengan orang-orang yang berbeda
budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.

2. Upacara Adat
Upacara adat merupakan suatu bentuk tradisi yang bersifat turun-temurun yang
dilaksanakan secara teratur dan tertib menurut adat kebiasaan masyarakat dalam
bentuk suatu rangkaian aktivitas permohonan sebagai ungkapan rasa terima
kasih. Jenis-jenis upacara adat di Indonesia antara lain:
Upacara kelahiran, perkawinan, kematian, penguburan, pemujaan,
pengukuhan kepala suku dan sebagainya.

3. Tarian
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan
budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat
dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai
budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui
kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya
sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia.
Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagaisanggar dan sekolah seni
tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan
pemerintah.

4. Lagu
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan,
adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan
menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya.
Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat
kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa
daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa
Sayange dari Maluku.

Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu
patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa
perang kemerdekaan.

Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu
kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu
kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah
yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang
diciptakan olehWage Rudolf Soepratman.

5. Musik

Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di


Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508
pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri. Indonesia memiliki ribuan jenis
musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang
paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara
musik modern adalah pop dan dangdut.

Keterkaitan etnik dan budaya dengan terjadinya penyakit


     Setiap pasien mempunyai latar belakang budaya,etnik,keagaman ,dan  sosial dari
individu, keluarga atau komonitas ketika mengatisipasi atau mengalami suatu penyakit
atau krisis,individu bisa saja menggunakan pendekatan modern atau tradisional untuk
pncegahan dan  penyembuhan, atau mungkin menggunakan kedua pendekatan tersebut.

Aplikasi etnik dan budaya dalam keperawatan


     Beberapa model teoritis untuk penilaian budaya yang tersedia:

1. Model Leininger adalah pendekatan sistem luas untuk mencapai pemahaman budaya. Dia
mengidentifikasi kategori isi budaya sebagai kekerabatan pendidikan, ekonomi, politik,
hukum,, agama, filsafat, dan teknologi.
2. Giger dan Davidhizer mengusulkan bahwa keperawatan mempertimbangkan fenomena
berikut untuk kepentingan budaya mereka: komunikasi; ruang, waktu; pengendalian
lingkungan; variasi biologis, dan organisasi sosial.
3. Model Campinha-Bacote pandangan kesadaran budaya, pengetahuan budaya,
keterampilan
budaya, dan pertemuan budaya sebagai komponen kompetensi budaya dalam
keperawatan pemberian perawatan 
 
karakteristik dari kelompok etnik :

1. Termasuk bahasa dan dialek yang sama


2. Status perpindahan
3. Suku bangsa
4. Kepercayaan serta praktik religius.

Masyarakat menggunakan bersama tradisi,nilai,simbol,literatur,cerita


rakyat,musik  dan makanan kesukaan. 

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:


 alat-alat teknologi
 sistem ekonomi
 keluarga
 kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
 sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
 organisasi ekonomi
 alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga
adalah lembaga pendidikan utama)
 organisasi kekuatan (politik)
3. C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal
categories of culture) yaitu:
 bahasa
 sistem pengetahuan
 sistem tekhnologi, dan peralatan
 sistem kesenian
 sistem mata pencarian hidup
 sistem religi
 sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan.

1. Pengertian
Spiritualitas adalah kepercayaan seseorang akan adanya Tuhan, dan kepercayaan ini menjadi
sumber kekuatan pada saat sakit sehingga akan mempengaruhi keyakinannya tentang penyebab
penyakit, proses penyembuhan penyakit dan memilih orang yang akan merawatnya

(Blais et al, 2002; Hamid, 2008).


spiritual care merupakan aspek perawatan yang integral dan fundamental dimana perawat
menunjukkan kepedulian kepada pasien. Spiritual care berfokus pada menghormati pasien,
interaksi yang ramah dan simpatik, mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan
kekuatan pada pasien dalam menghadapi penyakitnya (Mahmoodishan, 2010).

Nilai-nilai keperawatan spiritual

 Berfokus pada menghormati pasien,


 Interaksi yang ramah dan simpatik
 Memberi kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan kebutuhan pasien
 Memberikan kekuatan pada pasien dan memberdayakan mereka terkait dengan
penyakitnya
 Tidak mempromosikan agama atau praktek untuk meyakinkan pasien tentang
agamannya.
Tujuan dan harapan hidup Merupakan kebutuhan untuk memahami peristiwa dalam
kehidupan secara keseluruhan. Pasien membutuhkan penjelasan tentang penyakitnya, mengapa
penyakit ada pada dirinya,

Hubungan dengan Tuhan Bagi pasien hubungan dengan Tuhan menjadi kebutuhan yang
sangat penting yang dapat membantu mereka menghadapi masa-masa sulit, memberikan rasa
yang utuh tentang makna dan tujuan serta memberikan harapan untuk masa kini, masa depan,
dan masa akhirat. Perilaku yang ditunjukkan pasien adalah memohon, komunikasi dengan
Tuhan, menerima kehendak Tuhan, menerima rencana Tuhan, percaya bahwa Tuhan yang
menyembuhkan penyakitnya, yakin akan kehadiran Tuhan pada masa-masa perawatan
penyakitnya dan pasien percaya Tuhan yang memelihara dan mengawasi mereka

Praktek spiritual Pasien mempunyai keinginan untuk terlibat dalam kegiatan ibadah
secara rutin. Dengan kegiatan ibadah pasien berharap dapat meningkatkan hubungan dengan
Tuhan sehingga dapat mengatasi segala cobaan yang mereka hadapi. Kegiatan yang dilakukan
oleh pasien adalah berdoa, membaca kitab suci, pelayanan keagamaan, mendengar musik
rohani dan membaca buku yang bertema rohani.

Kewajiban agama Hal ini berhubungan dengan tradisi agama pasien misalnya adanya
makanan yang halal dan tidak halal, kematian dan proses penguburan yang harus dihormati.

Hubungan interpersonal Selain hubungan dengan Tuhan, pasien juga membutuhkan


hubungan dengan orang lain, termasuk hubungan dengan kaum ulama. Kebutuhan ini meliputi :
mengunjungi anggota keluarga, menerima doa orang lain, meminta maaf, menerima dukungan,
dihargai dan dicintai orang lain.

Hubungan dengan perawat dan tenaga kesehatan lainnya Pasien berharap memiliki
interaksi dengan perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Pasien membutuhkan para tenaga
kesehatan memiliki ekspresi wajah yang ramah, kata-kata dan bahasa tubuh yang baik,
menghormati, empati, peduli, memberikan informasi tentang penyakitnya secara lengkap dan
akurat, dan mendiskusikan tentang pilihan pengobatan.

Peran Perawat Dalam Spiritual Care :


Melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun rencana dan
implementasi keperawatan serta melakukan evaluasi kebutuhan spiritual pasien, perawat juga
berperan dalam komunikasi dengan pasien, tim kesehatan lainnya dan organisasi
klinis/pendidikan, serta menjaga masalah etik dalam keperawatan.

Faktor intrinsik dan ekstrinsik

a. Ketidakmampuan perawat untuk berkomunikasi. Ketidakmampuan berkomunikasi


secara efektif dapat mengakibatkan pasien tidak mampu mengungkapkan kebutuhan
spiritualnya, sedangkan ada tidaknya kebutuhan spiritual pasien dapat diketahui perawat
dari pasien itu sendiri, hal ini akan berakibat pula pada ketidakmampuan perawat menilai
atau menafsirkan keadaan, hal ini akan mengakibatkan pasien dan perawat putus asa,
situasi ini tidak mudah diatasi, karena tidak ada solusi yang mudah. Perawat dapat
mencoba mengatasi keadaan ini dengan berbagai tehnik untuk mencoba menemukan apa
yang menjadi kebutuhan spiritual pasien.
b. Ambigu muncul ketika perawat berbeda keyakinan dengan pasien yang dirawatnya
c. Kurangnya pengetahuan tentang spiritual care Ambigu juga dapat muncul ketka perawat
tidak mengetahui tentang spiritual care
d. Hal yang bersifat pribadi Perawat berpendapat bahwa spiritual merupakan hal yang
bersifat pribadi, sehingga sulit untuk ditangani oleh perawat. Dalam mengekspresikan
kebutuhan spiritualnya pasien mengharapkan tersedianya ruangan atau kamar yang
tenang dimana pasien dapat dengan tenang menceritakan tentang masalah-masalah
pribadinya
e. Takut melakukan kesalahan Perawat merasa takut jika apa yang dilakukannya merupakan
hal yang salah, dalam situasi yang sulit hal ini dapat mengakibatkan penolakan dari
pasien.
f. Organisasi dan manajemen Jika profesi perawat akan memberikan perawatan spiritual
yang efektif, maka manajemen harus mampu mengatasi hambatan ekstrinsik. Manajemen
harus bertanggungjawab dan mendukung pemberian spiritual care.
g. Hambatan ekonomi berupa kekurangan perawat, kurangnya waktu, masalah pendidikan
Merupakan hambatan terbesar dalam memberikan spiritual care.
Melalui pendekatan holistic nursing perawat harus kompeten dan percaya diri dalam
memberikan spiritual caremelalui pengkajian bio-psikososio dan spiritual, merumuskan diagnosa
keperawatan, menyusun rencana keperawatan, berkontribusi dalam implementasi dan evaluasi
keperawatan.

B. Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan
dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan
1. Tujuan Agama :

a. Untuk membimbing manusia dalam menjalani kehidupannya dengan cara


lebih baik melalui pengajaran dan aturan, dimana ajaran dan aturan tersebut
dipercaya berasal dari Tuhan.
b. Untuk menyampaikan firman Tuhan kepada umat beragama, berupa ajaran-
ajaran kebaikan dan aturan berperilaku bagi manusia.
c. Untuk membimbing manusia menjadi individu yang berakal baik dan dapat
menemukan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
d. Untuk membuka jalan bagi manusia yang ingin bertemu dengan
penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, ketika mati kelak.

2. Fungsi Agama :
1. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan, makhlukh hidup, dan serta
hubungan manusia dengan manusia.
3. Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah
4. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
5. Pedoman perasaan keyakinan
6. Pedoman dalam membentuk nilai-nilai kehidupan
7. Pengungkapan estetika (keindahan)
8. Pedoman rekreasi dan hiburan
9. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.

3. Unsur Pokok Agama

 Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
 Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
 Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan
hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
 Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami
oleh penganut-penganut secara pribadi.
 Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama

4. Aplikasi Agama dalam keperawatan

Agama dijadikan pedoman perawat dalam melakukan suatu tindakan terhadap klien oleh
karna itu pemahaman tetang peran agama sangat penting dan pendasar dalam memberikan
asuhan keperawatan dimana nilai spriritual paiesn selalu menjadi pertimbangan dan
dihormati.Setiap perawat harus menunjukkan sikap etis professional yang baik dalam setiap
penampilan dan tindakannya, termasuk dalam mengambil keputusan ketika merespon sebuah
situasi yang sulit.

1. Seksualitas
A. Pengertian
Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang
berhubungan dengan alat reproduksi. (Stevens: 1999). Sedangkan menurut WHO
dalam Mardiana (2012) seksualitas adalah suatu aspek inti manusia sepanjang
kehidupannya dan meliputi seks, identitas dan peran gender, orientasi seksual,
erotisme, kenikmatan, kemesraan dan reproduksi.

B. Fungsi Seksualitas

1.      Kesuburan

Pada beberapa kebudayaan, seorang wanita muda mungkin merasakan adanya


keinginan yang kuat untuk membuktikan kesuburannya bahkan walaupun ia
sebenarnya belum menginginkan anak pada tahap kehidupannya saat itu. Ini
adalah macam masyarakat yang secara tradisional wanita hanya dianggap layak
dinikahi apabila ia sanggup membuktikan kesuburannya.

2.      Kenikmatan

Mungkin pendorong primer atau mendasar perilaku seksual adalah kenikmatan


atau kesenangan yang dirasakan yaitu suatu kombinasi kenikmatan sensual dan
kenikmatan khas seksual yang berkaitan dengan orgasme.

3.      Mempererat ikatan dan meningkatkan keintiman pasangan

Dalam suatu pertalian seksual yang ekslusif, pasangan melakukan secara bersama-
sama hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan dengan orang lain. Ini adalah esensi
dari keintiman seksual. Efektivitas seks dalam memperkuat keintiman tersebut
berakar dari risiko psikologis yang terlibat; secara khusus, resiko ditolak,
ditertawakan, mendapati bahwa dirinya tidak menarik, atau kehilangan kendali
dapat memadamkan gairah pasangan.

4.      Menegaskan maskulinitas atau feminitas

Sepanjang hidup kita, terutama pada saat-saat identitas gender terancam karena
sebab lain (mis., saat menghadapi perasaan tidak diperlukan atau efek penuaan),
kita mungkin menggunakan seksualitas untuk tujuan ini.

5.      Meningkatkan harga diri

Merasa secara seksual bagi orang lain, atau berhasil dalam upaya seksual, secara
umum dapat meningkatkan harga diri.

6.      Mencapai kekuasaan atau dominasi dalam hubungan

Kekuasaan (power) seksualitas cenderung dianggap sebagai salah satu aspek


maskulinitas, dengan pria, baik karena alasan sosial maupun fisik, biasanya
berada dalam posisi dominan. Namun, seks dapat digunakan untuk
mengendalikan hubungan baik oleh pria dan wanita dan karenanya sering
merupakan aspek penting dalam dinamika hubungan. Kekuasaan tersebut
mungkin dilakukan dengan mengendalikan akses ke interaksi seksual,
menentukan bentuk pertalian seksual yang dilakukan, dan apakah proses
menimbulkan efek positif pada harga diri pasangan. Sementara dapat terus
menjadi faktor dalam suatu hubungan yang sudh berjalan, hal ini juga merupakan
aspek yang penting dan menarik dalam perilaku awal masa “berpacaran”.

7.      Mengungkapkan permusuhan

Aspek penting dalam masalah “dominasi” pada interaksi seksual pria-wanita


adalah pemakaian seksualitas untuk mengungkapkan permusuhan. Hal ini paling
relevan dalam masalah perkosaan dan penyerangan seksual. Banyak kasus
penyerangan atau pemaksaan seksual dapat dipandang sebagai perluasan dari
dominasi atau kekuasaan, biasanya oleh pria terhadap wanita. Juga terdapat
keadaan-keadaan dengan penyerangan seksual dapat dipahami sebagai suatu
ungkapan kemarahan, baik terhadap wanita itu sendiriatau terhadap wanita itu
sebagai pengganti wanita lain.

8.      Mengurangi ansietas atau ketegangan

Menurunnya gairah yang biasanya terjadi setelah orgasme dapat digunakan


sebagai cara untuk mengurangi ansietas atau ketegangan.

9.      Pengambilan resiko

Interaksi seksual menimbulkan berbagai risiko, berkisar dari yang relatif ringan,
misalnya ketahuan, sampai serius misalnya hamil atau infeksi menular seksual.
Adanya resiko tersebut menjadi semakin bermakna dan mengganggu dengan
terjadinya epidemi HIV dan AIDS. Bagi sebagian besar orang, kesadaran adanya
resiko akan memadamkan respon seksual sehingga mereka mudah menghindari
resiko tersebut. Namun, bagi beberapa individu, gairah yang berkaitan dengan
persepsi resiko malah meningkatkan respons seksual. Untuk individu yang seperti
ini, resiko seksual menjadi salah satu bentuk  kesenangan yang dicari.

10.  Keuntungan materi

Prostitusi adalah bentuk yang jelas dari aktivitas seksual untuk memperoleh
keuntungan dan hal ini sering merupakan akibat dari kemiskinan. Pernikahan,
sampai masa ini masih sering dilandasi oleh keinginan untuk memperoleh satu
bentuk perlindungan dan bukan semata mata ikatan emosional komitmen untuk
hidup bersama.   

C. Tujuan Seksual :
1. Untuk memperoleh keturunan: Satu-satunya cara Tuhan supaya manusia berkembang
biak dan berketurunan lewat seks (hubungan suami-istri)
2. Untuk memperdalam ikatan batin antara suami istri
3. Untuk rekreasi: seks merupakan rekreasi untuk kesenangan suami isteri, salah satu
sarana untuk mendapatkan penyegaran jasmani maupun jiwa

D. Prinsip – Prinsip Seksual


1. Seksualitas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan setiap orang. Oleh
karena itu perlu diciptkan suatu lingkungan yang menjamin terlaksananya hak-hak
seksual sebagai bagian dari pengembangan diri.
2. Hak dan perlindungan menjamin setiap orang yang berusia di bawah delapan belas
tahun yang berbeda dengan orang dewasa. Harus mempertimbangkan aspek tumbuh
kembang dalam melaksanakan hak-hak seksualnya.
3. Non diskriminasi memayungi semua perlindungan dan promosi hak asasi manusia.
4. Seksualitas dan kenikmatan seksual merupakan aspek penting manusia,tanpa
memandang apakah seseorang akan melahirkan atau tidak
5. Menjamin Hak-Hak Seksual bagi semua orang, termasuk komitmen terhadap
kebebasan dan perlindungan dari bahaya (harm).
6. Hak-Hak Seksual dalam pelaksanaannya akan dibatasi oleh adanya hukum di suatu
negara, walaupun demikian penghargaan, pengakuan kebebasan orang harus
dijunjung tinggi dalam masyarakat yang demokratis.
7. Kewajiban untuk menghormati , melindungi dan memenuhi hak-hak seksual dan
kebebasan.
E. Seksualitas dalam keperawatan.

1.      Pengkajian

Katagori :
a)      klien menerima pelayanan kesehatan untuk kehamilan, dll, atau PMS

b)      klien yang sakit atau dalam mendapat terapi yang kemungkinan


dapatmempengaruhi fungsi seksualnya
c)      klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual

Pengkajian seksual mencakup:


a)      Riwayat Kesehatan
Seksualpertanyaan masa lalu atau tidak mengetahui apakahklien mempunyai
masalahkekhawatiran seksual.
b)      PengkajianFisik 
         inspeksi dan palpasi
c)      Identfkasi klien yang beresiko
Misalnya :
a.       adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma, dll 
b.      riwayat pnganiayaan seksual.
c.       kondisi yang tidak menyenangkan
d.      terapi medikasi spesifik yang dapat menyenangkan masalah seksual.
e.       gangguan aktivitas fisik sementara maupun permanen
f.       konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi.

2.      Diagnosa Keperawatan

a. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d)


        Ketakutan kehamilan
       Efek antihipertensi
      Depresi perpisahan dengan perceraian

b. Disfungsi seksual b.d


        edera medulla spinalis 
       penyakit kronis
      nyeriansietas mengenai penempatan di RSc.

c. Gangguan Citra tubuh b.d


efek masektomi

disfungsi seksual 

 perubahan pasca persalinan

Ganguan harga diri b.d

 kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan infrak miokardium 

pola penganiayan ketika masih kecil

3.      Perencanaan
Tujuan yang dicapai mencakup :

a. mempertahankan, memperbaiki, atau meningkatkan kesehatan seksual 


b. meningkatkan pengtahuan seksualitas dan kesehatan
c. mencegah PMS
d. mecegah kehamilan yang tidak diinginkan
e. meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual
f.memperbaiki konsep seksual diri

4.      Implementasi
Proses kesehatan seksual
a.  perawat : keterampilan komuniksi yang baik  
b. Topik tentang penyuluhan tergantung
c. karakteristik dan faktor yang berhubungn
d. Rujukan mungkin diperlukan

5.      Evaluasi
a.    Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan 
b.   Klien, pasangan perawat mungkin harus mengubah harapan atau
menetapkan  jangka waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
c.    Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif dalam artian penting.
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh,yaitu
keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta ilahia yang mana
Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan salingberinteraksi satu sama
lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh
manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.Holisme, bila ditelusuri dari akarnya berasal dari
konsep Aristoteles (filosof dariYunani), Baruch Spinoza (filosof Belanda), dan WilliamJames
(filosof dan psikolog dariAmerika),yang berkaitan dengan pergerakan Gestalt sebelum perang
dunia. Holisme adalah nama yang diberikan kepada keyakinan bahwa adalah semua terkait erat.
Holistik melihatdirinya terus-menerus sebagai bagian dari keseluruhan dan menganggap yang lain
(manusia,hewan, tumbuhan atau objek) sebagai yang lain. Konsep holisme selalu mengemukakanbahwa
organisme merupakan satu kesatuan yang utuh, bukan terbagi-bagi dalam bagian-bagian.
Sehingga pikiran dan tubuh bukan merupakan bagian yang terpisah, tetapi merupakansatu bagian
yang utuh, dan apabila terjadi sesuatu pada salah satunya maka akan berpengaruhpada
keseluruhanPerkembangan psikologi humanistik tidak lepas dari pandangan psikologi holistik
danhumanistik. ”Humanisme" dipandang sebagai sebuah gagasan positif oleh kebanyakan
orang.Humanisme mengingatkan kita akan gagasan-gagasan seperti kecintaan akan
perikemanusiaan, perdamaian, dan persaudaraan. Tetapi, makna filosofis dari humanisme
jauhlebih signifikan: humanisme adalah cara berpikir bahwa mengemukakan konsep
perikemanusiaan sebagai fokus dan satu-satunya tujuan. Kamus umum mendefinisikanhumanisme
sebagai "sebuah sistem pemikiran yang berdasarkan pada berbagai nilai,karakteristik, dan tindak tanduk yang
dipercaya terbaik bagi manusia, bukannya pada otoritassupernatural mana pun".

B.Saran

Dapat meningkatkan wawasan tentang Pendekatan holistik care dalam keperawatan


holism dan humanisme .
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu, Ramadani,M.Ag.M.Si. ISD ( Ilmu Sosial Dasar ). Pustaka Setia Bandung : 2007

www.google.com Pengertian masyarakat website : Universitas Guna Darma

Soelaeman, M Munandar. Ilmu Sosial Dasar terori dan Konsep Ilmu Sosial. Refika Aditama, Bandung

Stevens, PJM. 1999. Ilmu Keperawatan Jilid 2 Edisi 2. Jakarta: EGC

http://nurseviliansyah.blogspot.com/2015/08/seksualitas-dalam-keperawatan.html#.XZJVD0YzbIU

http://inirizamala.blogspot.com/2013/05/konsep-seksualitas-manusia.html

http://nurseviliansyah.blogspot.com/2015/08/seksualitas-dalam-keperawatan.html#.XZUi1kYzbIV

http://pinkymaghfirrap.blogspot.com/2015/03/pengertian-bahasa-gender-etnik-dan.html

Anda mungkin juga menyukai