Anda di halaman 1dari 5

44 Bab 5.

Uji Beda
(X̄eks −X̄cont )
thitung = SX̄ −X̄cont
eks
84,5−82,1
= 2,236
2,4
= 2,236
=1,07

Selanjutnya, dengan bantuan tabel t, dengan α = 5% dan dk = 8 + 10 − 2 = 16,


diperoleh:
t0,05;16 = 1, 746
Hipotesis yang diuji adalah hipotesis pihak kanan dengan daerah penerimaan H0
yaitu thitung < ttabel . Karena

thitung = 1, 07 < ttabel = 1, 746

maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, yaitu µeks ≤ µcont atau µeks ≤ µcont .
Dengan kata lain rata-rata literasi digital dari masyarakat yang telah ikut pelatihan,
tidak lebih besar dibanding rata-rata literasi digital masyarakat yang tidak ikut
pelatihan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan dengan metode X tidak
efektif untuk meningkatkan kemampuan literasi digital masyarakat.

5.4 Uji t 2 Sampel Dependen


Dalam setting eksperimen tipe pre test-post test experiment, 2 kelompok sampel dapat
diperoleh dari sekelompok sampel yang sama. Bagaimana bisa? Kelompok sampel
pertama diperoleh dengan melakukan tes sebelum perlakuan diberikan. Sedangkan
kelompok sampel kedua diperoleh dengan melakukan tes setelah perlakuan diberikan.
Dalam setting seperti ini, uji t yang dilakukan adalah uji t 2 sampel dependen.
Pada dasarnya, uji t 2 sampel ini mirip dengan uji t satu sampel. Bedanya adalah
akan dimunculkan data baru (data D)dengan mengurangkan data setelah perlakuan
dengan sebelum perlakuan.
D = Xpost − Xpre

Uji t akan dilakukan pada data D ini. Sehingga, yang diperhatikan dalam uji t 2
2
sampel dependen adalah rata-rata sampel D (D̄) dan variansi dari D (SD ) Seperti
sub bab sebelumnya, sebelum membahas formula dari uji t, terlebih dahulu akan
dipaparkan bentuk hipotesis statistiknya.

Hipotesis Statistik
Data D yang diuji pada uji t 2 sampel dependen akan menjadi pusat dari hi-
potesis statistik yang dibentuk. Sebuah perlakuan disebut berpengaruh positif
jika D̄ menunjukkan nilai yang lebih dari 0. Untuk menentukan apakah sebuah
perlakuan berpengaruh positif, D̄ bernilai kurang dari 0. Dalam setting terten-
tu, untuk menguji apakah sebuah perlakuan memiliki pengaruh, D̄ bernilai tidak
sama dengan nol. Ringkasan dari bentuk hipotesis statistik untuk uji ini adalah:

Wirawan Setialaksana, S.Pd., M.Sc.


5.4 Uji t 2 Sampel Dependen 45

Kecenderungan Hipotesis Uji Hipotesis Ket.


Statistik
Biasanya berhubungan dengan
H0 : µD ≤ 0 rumusan masalah: Apakah per-
D̄ lebih dari 0 Uji pihak kanan
Ha : µD > 0 lakuan X memberi hasil yang
lebih baik?
Biasanya berhubungan dengan
H0 : µD ≥ 0 rumusan masalah: Apakah per-
D̄ lebih kecil dari 0 Uji pihak kiri
Ha : µD < 0 lakuan X memberi pengaruh
negatif?
Biasanya berhubungan dengan
H0 : µD = 0 rumusan masalah: Apakah per-
Uji 2 pihak
Ha : µD 6= 0 lakuan X berpengaruh terha-
dap hasil?

Uji t 2 Sampel Independen


Formula dari uji t jenis ini adalah

D̄ − A
thitung = √
sD / n

Dalam praktis, nilai A yang biasanya digunakan adalah 0. Karena pada umumnya,
untuk melihat adanya perubahan dari data adalah dengan membandingkannya dengan
nilai 0. Meskipun pada kasus tertentu, nilai A bisa bernilai bukan 0. Namun di
diktat ini akan digunakan nilai yang lebih umum, yaitu A = 0. Sehingga formulanya
menjadi:

thitung = √
sD / n
Untuk lebih memahami uji ini, perhatikan contoh dibawah:

Contoh 5.6 Pada setting di contoh 5.5. Mahasiswa tersebut memutuskan untuk
menggunakan pretest-posttest experiment untuk mengukur pengaruh metode X
terhadap kemampuan literasi digital masyarakat. Dalam penelitian ini, 8 orang
masyarakat dipilih secara acak untuk mengikuti pelatihan dengan metode X.
Sebelum diberikan pelatihan dengan metode X, kemampuan literasi digital 8
orang ini diukur (pre test) sehingga menghasilkan data Xpre . Setelah diberikan
pelatihan selama sebulan, kemampuan literasi digital mereka diukur kembali (post
test) sehingga menghasilkan data Xpost . Data dari hasil penelitian mahasiswa
tersebut ditunjukkan oleh tabel.

Wirawan Setialaksana, S.Pd., M.Sc.


46 Bab 5. Uji Beda

Orang ke- Xpre Xpost D


1 87 90 3
2 82 85 3
3 86 88 2
4 83 83 0
5 86 91 5
6 80 79 -1
7 74 78 4
8 82 85 3
Jumlah 19

Berdasarkan tabel, diperoleh D̄ = 2, 375. Karena D̄ > 0, maka hipotesis statistik-


nya adalah:
H0 : µD ≤ 0
Ha : µD > 0
Setal Langkah selanjutnya adalah menghitung thitung . Namun sebelum menghi-
tungnya, standar deviasi dari D harus dihitung terlebih dahulu dengan bantuan
tabel dibawah
Di D̄ Di − D̄ (Di − D̄)2
3 2,375 0,625 0,39
..
3 . 0,625 0,39
..
2 . -0,375 0,14
..
0 . -2,375 5,64
5 2,375 2,625 6,89
..
-1 . -3,375 11,39
..
4 . 1,625 2,64
3 2,375 0,625 0,39
Jumlah 27,875

Berdasarkan tabel bantuan di atas, diperoleh nilai standar deviasi sebagai berikut:
P8
2 (D −D̄)
SD = i=1n−1i
= 27,875
8−1
= 27,875
7
=√3, 98
SD = 3, 98
= 1, 99
Nilai standar deviasi diatas akan digunakan untuk menghitung nilai thitung di
bawah

Wirawan Setialaksana, S.Pd., M.Sc.


5.4 Uji t 2 Sampel Dependen 47

thitung = SDD̄/√n
2,375
= 1,99/ √
8
2,375
= 0,7
= 3, 76

Langkah selanjutnya adalah mencari nilai ttabel dengan α = 5% dan dk = n − 1 =


8 − 1 = 7.
t0,05;7 = 1, 895
Setelah, memperoleh nilai ttabel , nilai ttabel akan dibandingkan dengan nilai thitung .
Hipotesis statistik dari masalah ini menunjukkan bahwa uji hipotesisnya meru-
pakan uji pihak kanan (daerah penolakan berada di ujung kanan dari kurva).
Sehingga H0 ditolak jika thitung > ttabel . Berdasarkan nilai t yang diperoleh,
thitung 3, 76 > 1, 895 = ttabel , maka H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
rata-rata peningkatan skor kemampuan literasi digital lebih dari 0. Atau dengan
kata lain, metode X meningkatkan kemampuan literasi digital secara signifikan.

Latihan 5.1
Untuk memperkuat pemahaman tentang materi yang telah dibahas sebelumnya,
kerjakanlah soal latihan berikut:

1. Indentifikasi kasus dibawah, kemudian buatlah hipotesis statistiknya. Gu-


nakan uji 1 pihak hanya jika terdapat kata/frasa yang menunjukkan arah
tertentu dari rata-rata populasi.

(a) Sebuah literatur menjelaskan bahwa skor agresifitas siswa maksimal 50.
Di sebuah sekolah, melihat tingginya tingkat perkelahian siswa, seorang
peneliti mengambil 15 sampel secara acak. Rata-rata skor agresifitas
siswa di sekolah tersebut adalah 51,3.
(b) Sebagai studi pendahuluan dari skripsinya yang berhubungan dengan
minat baca siswa, seorang mahasiswa mengambil sampel 100 siswa
SMK se-kota Makassar untuk menjustifikasi pernyataan minat baca
siswa rendah (kurang dari 50%).
(c) Setelah memilih 2 kelas dengan kecerdasan dan latar belakang ekonomi
yang relatif sama, seorang mahasiswa ingin melihat apakah ada kelas
TIK dengan model pembelajaran X akan menunjukkan hasil belajar
yang lebih tinggi dibanding kelas TIK dengan model konvensional.
(d) Mahasiswa lainnya, ingin melihat apakah ada perbedaan hasil belajar
antara kelas dengan model pembelajaran X dan model pembelajaran Y.
Secara acak, 1 dari 2 kelas yang dipilih diterapkan model pembelajaran
X dan 1 kelas lainnya diterapkan model pembelajaran Y.

Wirawan Setialaksana, S.Pd., M.Sc.


48 Bab 5. Uji Beda

(e) Seorang mahasiswa ingin melihat pengaruh negatif lama bermain game
online terhadap hasil belajar mahasiswa di prodi X. 12 orang mahasiswa
dipilih dengan mempertimbangkan IPK dan keadaan sosial ekonomi
yang relatif sama. Secara acak, 6 dari 12 orang ini akan diminta
untuk bermain game minimal 4 jam dalam sehari selama 1 semester.
Sedangkan 6 orang lainnya diminta untuk tidak bermain game selama
1 semester. IP semester mendatang dari kedua kelompok ini akan
dibandingkan.

2. Berdasarkan soal 1a di atas, jika variansi sampel yang diperoleh sebesar 1,2.
Ujilah hipotesisnya pada taraf α = 5%!

3. Dalam menggarap skripsinya, seorang mahasiswa melakukan penelitian


eksperimen untuk membandingkan 2 buah model pembelajaran: model X
dan model Y. Dua kelas dengan rata-rata kecerdasan yang sama dipilih.
Model X diterapkan di kelas pertama, dan model Y diterapkan di model
Y. Hasil penelitian berupa hasil belajar dari kedua kelas tersebut adalah
sebagai berikut:

Xmodelx Xmodely
78 80
74 75
81 75
80 79
84 73
78 87
82 85
91 75
88
86

Bantulah mahasiswa tersebut untuk melihat apakah model X dan model Y


punya pengaruh yang berbeda!

Wirawan Setialaksana, S.Pd., M.Sc.

Anda mungkin juga menyukai