Ulin Artika
Pendidikan Biologi, Universitas Jambi
Corresponding Author:
Name of Corresponding Author,
Pendidikan Biologi, FKIP,
Jambi University, Jambi, Indonesia.
Email: ulinartikaa08@gmai.com
PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah
satu indikator bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya suatu perubahan tingkah
laku pada orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Penilaian atau evaluasi berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan,
bukan hanya keberhasilan belajar saja, tetapi mencakup semua proses belajar mengajar.
Kegiatan penilaian tidak hanya terbatas pada karateristik peserta didik saja, tetapi juga
mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah.
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Belajar sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap.
Sudjana (2005 : 641) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar siswa mencakup
segala hal yang dipelajari disekolah, baik menyangkut pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Nilai
diperoleh berdasarkan secara langsung ketika setelah selesai mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru dan bukan diambil dari nilai yang tertera pada rapor agar nilai yang
diperoleh itu secara akurat.
Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya terus
menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu.
Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik (feed back) terhadap
proses belajar mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar
mengajar akan terus dapat ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.
Evaluasi memiliki kedudukan yang penting dalam proses pembelajaran. Dengan
melakukan evaluasi, guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui
kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode yang digunakan, dan
keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan
hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan
langkah yang akan diambil selanjutnya . Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik di kemudian hari. Selanjutnya didalam
melakukan evaluasi ada dua teknik evaluasi yang kita kenal yaitu teknik evaluasi
menggunakan tes dan evaluasi dengan teknik non tes, Teknik non tes pada umumnya
memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari
segi ranah sikap (affective domain) dan ranah keterampilan (Psychomotoric domain),
sedangkan teknik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dari segi ranah proses berfikirnya (cognitif domain).
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan
melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta
didik. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara
pewawancara dengan orang yang diwawancarai tanpa melalui perantara. Sedangkan
wawancara tidak langsung adalah wawancara yang dilakukan melalui perantaraan orang
lain ataupun media. Sedangkan angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat
data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal. Angket mempunyai
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik . Sampel pada penelitian ini
adalah mahasiswa Pendidikan biologi Universitas Jambi Angkatan 2019 dengan jumlah
sampel 7 orang yang dipilih secara random. Tekhnik pengumpulan data adalah melalui
wawancara dan pengisian angket. Analisis tes dibahas secara kualitatif. Wawancara
merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
104 ISSN: 2252-8822
dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Wawancara
langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara dengan
orang yang diwawancarai tanpa melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung
adalah wawancara yang dilakukan melalui perantaraan orang lain ataupun media.
Sedangkan angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi,
pendapat, dan paham dalam hubungan kausal. Angket mempunyai kesamaan dengan
wawancara, kecuali dalam implementasinya. Angketmdilaksanakan secara tertulis,
sedangkan wawancara dilaksanakan secara lisan.
Evaluasi belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk menentukan penilaian
terhadap individu/peserta didik guna mencapai perubahan yang positif. Berdasarkan angket
yang telah disebar, tes untuk evaluasi hasil belajar yang paling disukai responden adalah
tes tertulis dengan persentase 55,6%. Alasan mereka menyukai tes tertulis adalah karena
dapat dengan mudah menuliskan apa yang difikirkan, bisa lebih fokus dalam proses
pengerjaannya, lebih santai dan tidak tergesa-gesa dalam menjawabnya, serta memiliki
lebih banyak waktu dan tidak gerogi seperti pada saat tes secara lisan. Sedangkan tes
evaluasi hasil belajar yang tidak disukai responden paling banyak adalah tes lisan. Ada
beberapa alasan yang dikemukakan oleh responden mengapa mereka tidak menyukai tes
tersebut, antara lain seperti : materi akan mudah lupa karena gerogi jika berbicara
langsung, sulit untuk menyampaikan pemikiran atau sulit untuk menuangkan pemikiran
dalam perkataan serta waktu yang terburu-buru atau terbatas.
Berdasarkan data hasil pada table tersebut, dapat dianalisa bahwa nilai tertinggi
diperoleh oleh responden 5 dengan persentase 82%, sedangkan nilai terendah diperoleh
oleh responden 4 dengan persentase nilai 68%. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat
bahwa semua responden menjaawab dengan benar pertanyaan pertama atau mendapatkan
skor maksimal pada soal 1. Soal no 1 tersebut adalah “ apa yang dimaksud dengan media
mikroba?”. Pada pernyataan tersebut, tingkat kesulitannya masih rendah karena
berdasarkan taksonomi bloom, pertanyaan apa yang berarti menjelaskan masih berada
dalam tingkat C2. Sehingga dengan tingkat/level soal yang rendah akan membantu siswa
dalam kemudahan menjawab pertanyaan.
Pengetahuan tentang media mikroba adalah hal yang sangat penting dalam mata
kuliah mikrobiologi, karena media adalah hal yang sangat penting dalam penumbuhan
mikroba sehingga dalam penelitian mikroba seperti bakteri, virus, jamur dan organisme
mikroskopis lainnya, media ini sangat diperlukan.
Adapun pertanyaan yang paling sulit dijawab berdasarkan data hasil tersebut adalah
pertanyaan ke 6 dengan presentasi nilai 68%. Soal no 6 ini adalah “ jika media PDA
didalam laboratorium habis, bagaimana cara kamu membuat media PDA baru “, soal ini
tergolong kedalam tingkat HOTS (higher order thinking skill) karena pada soal ini selain
membutuhkan pemahaman, peserta didik juga disuruh membuat media PDA baru dimana
kategori membuat atau menciptakan dalam taksonomi bloom tergolong dalam level C6.
Berdasarkan angket yang telah disebarkan, didapatkan jawaban responden mengapa
pada soal 6 sulit mereka jawab, yaitu karena materinya kurang dipahami, soal sudah
merupakan penerapan, memerlukan pemahaman konsep, penalaran, dan analisis dalam
menjawab, karena mekanisme sulit dipahami dan belum pernah melakukan praktikum
tentang media secara langsung. Sedangkan pada pertanyaan yang dianggap paling mudah,
alasannya adalah karena hanya menyebutkan, dan merupakan konsep dasar dari
pembelajaran media sehingga tidak memerlukan penalaran yang lebih dalam.
KESIMPULAN
Penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari disekolah, baik
menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran
yang diberikan kepada siswa. Berdasarkan data hasil pada table tersebut, dapat dianalisa
bahwa nilai tertinggi diperoleh oleh responden 5 dengan persentase 82%, sedangkan nilai
terendah diperoleh oleh responden 4 dengan persentase nilai 68%. Tingkat kesulitan atau
level soal sangat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.
ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berperan dan membantu
kelancaran penelitian ini, antara lain Dosen mata kuliah Evaluasi Proses Dan Hasil Belajar
Biologi yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penelitian ini dan kepada semua
responden yang telah bersedia meluangkan waktu untuk diwawancarai dan mengisi angket.
REFERENSI
Putri, M., H., Sukini, Yodong. 2017. MIKROBIOLOGI. Bahan Ajar Keperawatan Gigi.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. PUSAT
PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN.
Sawaluddin dan Siddiq, M. 2020. LANGKAH-LANGKAH DAN TEKNIK EVALUASI
HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Jurnal PTK & Pendidikan.
Vol. 6 (1) 13-24.
Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)