OLEH
NAMA KELOMPOK:
1. Essa Nalurita (202001023)
Jl. Soekarno Hatta No. 07 Telp. (0354)399912 Fax 393888 Pare Kediri
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
Rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
kajian ini dengan judul “Konsep Patofisiologi Sistem Perkemihan Dalam
Menyelesaikan Masalah Keperawatan” ini merupakan salah satu pokok
bahasan mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bisa mengaplikasikanya.
Halaman Judul
Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan............................................................................................................4
1.1 Latar belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................4
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………...18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan organ vital yang berperan panting
dalam melakukan ekskresi dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil
metabolisme tubuh, dan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit.
Sistem ini membuang dan mereabsorbsi air dan substansi terlarut dalam
darah, serta mengeliminasi setiap substansi yang tidak dibutuhkan dalam
tubuh. Organ dalam sistem perkemihan yaitu ginjal yang berfungsi untuk
menyaring dan membuang limbah, Kandung Kemih yang berfungsi
menyimpan urine hingga waktunya dikeluarkan oleh tubuh, Uretra yang
berfungsi untuk pengeluaran urine, ureter yang berfungsi mengalirkan
urine dari ginjal ke kandung kemih.Sistem perkemihan mempunyai dua
ginjal untuk menjaga fungsi eksresi. Organ ini memproduksi urin yang
berisikan air, ion-ion, senyawa-senyawa yang kecil.
Gangguan pada sistem perkemihan dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yang salah satunya disebabkan oleh perkembangbiakan
mikroorganisme dalam saluran kemih atau biasa disebut infeksi saluran
kemih (ISK). Pada sistem perkemihan juga terdapat gangguan fungsi
ginjal yang disebut gagal ginjal kronis, penyakit ini disebabkan oleh
penyakit yang terjadi dalam rentan waktu yang panjang misalnya
hipertensi atau asam urat. Selain itu, endapan keras yang terbuat dari
mineral dan garam asam yang mengendap dalam urine yang
terkontaminasi juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem
perkemihan yang disebut batu ginjal.
1.1Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah fisiologi system perkemihan ?
b. Bagaimanakah patofisiologi sistem perkemihan secara umum?
c. Bagaimana patofisiologi pada ISK (infeksi saluran kemih)?
1.2Tujuan
a. Untuk mengetahui fisiologi pada sistem perkemihan.
b. Untuk mengetahui patofisiologi pada sistem perkemiha secara
umum.
c. Untuk mengetahui patofisiologi pada ISK (infeksi saluran kemih).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Fisiologi Sistem Perkemihan
2.2.1 Ginjal
Fungsi : Ginjal memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat
toksis atau racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
Tubulus proksimal
Lengkung henle: saluran ginjal yang melengkung pada daerah
medula, menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus distal.
Tubulus distal
Tubulus kolektivus (pengumpul) yang terdapat pada medula
Proses pembentukan urin
a. Tahap Filtrasi
Urobilin;
Urea;
Glukosa;
Air;
Asam amino;
Ion-ion seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor.
Urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk ke tubulus proksimal.
Di dalamnya terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan
oleh tubuh (tahap reabsorpsi). Glukosa, asam amino, ion kalium, dan zat-zat
yang masih diperlukan oleh tubuh juga diangkut ke dalam sel, kemudian ke
dalam kapiler darah di dalam ginjal. Sedangkan urea hanya sedikit yang diserap
kembali.
c. Tahap Augmentasi
Pada bagian tubulus distal masih ada proses penyerapan air, ion natrium,
klor, dan urea. Di sinilah terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-zat
yang tidak diperlukan tubuh ke dalam urine sekunder. Ketika telah bercampur,
inilah yang merupakan urine sesungguhnya. Kemudian disalurkan ke pelvis
renalis (rongga ginjal). Urine yang terbentuk selanjutnya keluar dari ginjal
melalui ureter, menuju kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan
urine sementara.
2.1.2 Ureter
Fungsi : mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal
ke vesika urinaria. Panjangnya ±25-34 cm, dengan penampang 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding ureter menimbulkan
gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke dalam
kandung kemih.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
2.1.3 Kandung kemih atau vesika urinaria
Fungsi : tempat urine dikumpulkan dan disimpan sementara
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi). Letaknya di belakang simfisis pubis di
dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan
mengempis seperti balon karet.
2.1.4 Uretra
Fungsi : mengalirkan urine dari kandung kemih ke luar tubuh
Uretra adalah sebuah saluran yang keluar dari dasar kandung
kemih ke permukaan tubuh. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2
cm, terdiri dari:
a. Uretra pars prostatika
b. Uretra pars membranosa
c. Uretra pars spongiosa.
Uretra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm. sphincter
uretra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan
uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi (Panahi, 2010).
2.2 Patofisiologi Secara Umum
2.2.1 Pengertian
Ilmu yang mempelajari proses dasar penyakit dinamakan patologi
umum. Dalam arti yang paling luas, Patologi adalah ilmu yang
mempelajari penyakit dan proses terjadinya suatu penyakit. Patologi
dapat menganalisis penyakit yang disebabkan oleh karena ada perubahan
struktur dan fungsi sel dan jaringan tubuh. Tujuan utama patologi yaitu
mengidentifikasi penyebab penyakit untuk memberikan petunjuk
penentuan program pencegahan, pengobatan dan perawatan terhadap
pasien
1.Batasan
*Patobiologi
*Patologi
* Patofisiologi
*Jejas fisik
*jejas biologik
*gangguan mekanisme imunologik
*gangguan nutrisi
*gangguan genetik
*proses penuaan
5.pembentukan batu
6.kematian sel
8.sel kanker
ETIOLOGI
a. Faktor genetik
MANIFESTASI KLINIS
- Sekresi yang kurang atau tidak ada dari produksi suatu sel (misalnya :
tidak ada /kurangnya hormon insulin pada diabetes mellitus)
2.3.1. Definisi
Infeksi perkemihan (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya
mikroorganisme didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus/mikroorganisme.
2.3.2 Klarifikasi
1. ISK Bawah
- Perempuan (sistitis : Prestasi klinis infeksi kandung kemih disertai
bakteriuria bermakna)
- Sindrom Uretra Akut (SUA) :Prestasi klinis sistitis tanpa
ditemukan mikroorganisme (Steril)
- Laki-laki (sistitis, prostatitis,epidimidis, dan uretritis)
2. ISK Atas
- Pielonefritis Akut (PNA) : proses infeksi parekim ginjal yang
disebabkan infeksi bakteri.
- Pielonefritis Kronis (PNK) : kemungkinan akibat lanjutan dari
infeksi bakteri berkepanjangan/ infeksi sejak masa kecil.
2.3.3 Etiologi
1. Usia
2. Gender
3. Prevalensi bakteriuria
4. Faktor predisposisi
2.3.4 Manifestasi Klinis
1. Anyang-anyangan
2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing
3. Warna air seni kental/ pekat, merah bila ada darah
4. Nyeri pada pinggang
5. Demam
2.3.5 Patofisiologi
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari
mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat
mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan
berbiak di dalam media urine. Mikroorganisme memasuki saluran kemih
melalui cara :
1) Ascending
Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari
flora normal usus dan hidup secara komersial introitus vagina,
preposium penis, kulit perineum dan sekitar anus. Infeksi secara
ascending (naik) terjadi melalui empat tahapan, yaitu :
a. Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina
b. Masuknya mikroorganisme melalui buli-buli
c. Multiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung
kemih
d. Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal
2) Hematogen (Descending)
Disebut demikian bila sebelummnya terjadi infeksi pada ginjal yang
akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui peredaran
darah.
3) Limfogen (jalur limfatik)
Jika masuknya mikroorganisme melalui sistem limfatik yang
menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun ini jarang
terjadi.
4) Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau
eksogen sebagai akibat dari pemakaian kateter.
2.3.6 Pemeriksaan diagnostik
1. Analisa urin rutin
2. Infestigasi lanjutan harus berdasarkan indikasi klinis:
- USG
- Radiologi
- Isotop scanning
2.3.7 Penatalaksanaan
1. Non farmakologi
- Istirahat
- Diet
2. Farmakologi
- Antibiotik sesuai kultur
- Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem/
kombinasi penisilin dengan aminoglikosida.
- Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin, nitrofurantion/
sefalosporin
2.3.8 Komplikasi
1. Sepsis
2. Striktur uretra
3. Kelahiran prematur dan bayi terlahir dengan BBLR
2.3.9 Prognosis
2.3.10 WOC
Masuk ke V.Urinaria
Resistensi terhadap
melalui uretra Penimbunan cairan
kandung kemih menurun
bertekanan dalam pelvis
& ureter/hidronetrosis
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
https://www.ruangguru.com/blog/ginjal-struktur-dan-fungsi-ekskresi-
pada-manusia
http://repository.unimus.ac.id/1464/3/15.%20BAB%20II.pdf
https://myklass-fkik.umy.ac.id/mod/resource/view.php?id=12684
http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/kesehatan/article/download/4908/5172