Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

DI PAVILIUN SRIKANDI RSUD JOMBANG

DISUSUN OLEH :

LAILA NUR SAFITRI

182002017

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Lembar pengesahan ini saya buat sebagai bukti bahwa saya telah mengikuti dan menyelesaikan

PKK 3 di Paviliun Srikandi RSUD Jombang.

Telah disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Oleh :

Mahasiswa

LAILA NUR SAFITRI

182002017

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

Mamik Ratnawati, S. Kep., Ns, M. Kes

Kepala Ruangan Pav. Srikandi


LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKOPNEUMONIA

1. Definisi

Bronkopneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru–paru yang secara anatomi

mengenai begian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan bronkus yang

dapat disebabkan oleh bermacam–macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda

asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping hidung, sianosis sekitar hidung

atau mulut).

2. Etiologi

Secara umum bronkopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan tubuh

terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat memiliki mekanisme

pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk,

adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ dan

sekresi humoral setempat. Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri virus

dan jamur, antara lain :

1) Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella 6

2) Virus : Legionella Pneumoniae

3) Jamur : Aspergillus Spesies, Candida Albicans

4) Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung kedalam paru

5) Terjadi karena kongesti paru yang lama

3. Tanda dan Gejala

1) Biasanya didahului infeksi traktus respiratori bagian atas

2) Demam (39°C - 40°C) kadang-kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.

3) Anak sangat gelisah, dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang

dicetuskan saat bernafas dan batuk.


4) Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar

hidung dan mulut.

5) Kadang-kadang disertai muntah dan diare.

6) Adanya bunyi tambahan pernafasan seperti ronchi, wheezing.

7) Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.

8) Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang menyebabkan

atelectasis absorbsi.

4. Pathway

5. Patofisiologi

Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah mikroorganisme (jamur, bakteri,

virus) awalnya mikroorganisme masuk melalui percikan ludah (droplet) invasi ini dapat

masuk kesaluran pernafasan atas dan menimbulkan reaksi imonologis dari tubuh. reaksi

ini menyebabkan peradangan, dimana ketika terjadi peradangan ini tubuh menyesuaikan

diri maka timbulah gejala demam pada penderita. Reaksi peradangan ini dapat

menimbulkan sekret, semakin lama sekret semakin menumpuk di bronkus maka aliran

bronkus menjadi semakin sempit dan pasien dapat merasa sesak. Tidak hanya terkumpul
dibronkus lama-kelamaan sekret dapat sampai ke alveolus paru dan mengganggu sistem

pertukaran gas di paru. Tidak hanya menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat

menginfeksi saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat flora

normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul masalah GI.

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan radiologi yaitu foto thoraks, terdapat konsolidasi satu atau beberapa lobus

yang bebercak-bercak.

b. Pemeriksaan laboratorium biasanya terjadi peningkatan leukosit.

c. Pemeriksaan AGD untuk mengetahui status kaardiopulmuner yang berhubungan

dengan oksigen.

d. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : untuk mengetahui mikroorganisme

penyebab dan obat yang cocok diberikan.

7. Penatalaksanaan

Ada dua jenis penatalaksanaan pada pasien bronkopneumonia yaitu secara asuhan

keperawatan dan medis

 Asuhan keperawatan

(1) Melakukan fisioterapi dada atau mengajarkan batuk efektif pada anak yang

mengalami gangguan bersihan jalan nafas

(2) Mengatur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi

(3) Memberikan kompres untuk menurunkan demam

(4) Pantau input dan output untuk memonitor balance cairan

(5) Bantu pasien memenuhi kebutuhan ADLs

(6) Monitor tanda-tanda vital

(7) Kolaborasi pemberian O2

(8) Memonitor status nutrisi dan berkolaborasi dengan ahli gizi


 Medis

(1) Farmakologi

Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin, ampicillin, dan gentamicin.

Pemberian antibiotik ini berdasarkan usia, keaadan penderita, dan kuman penyebab.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/93362/HENI%20RUSDIANTI%20-

%20152303101007.pdf?sequence=1&isAllowed=y

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2038/3/revisi%20III.pdf

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/308/1/Untitled.pdf

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1063/1/KTI%20INTAN%20WIDYASARI

%20PARAMITHA.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/245/3/BAB%20II.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN

TEORI

I. Pengkajian

1) Usia : Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak. Kasus terbanyak terjadi pada anak

berusia di bawah 3 tahun.

2) Keluhan utama : Saat dikaji biasanya penderita bronkopneumonia mengeluh sesak

nafas.

3) Riwayat penyakit sekarang : Pada penderita bronkopneumonia biasanya merasakan

sulit untuk bernafas, dan disertai dengan batuk berdahak, terlihat otot bantu pernafasan,

adanya suara nafas tambahan, penderita biasanya juga lemah dan tidak nafsu makan,

kadang disertai diare.

4) Riwayat penyakit dahulu : Anak sering menderita penyakit saluran pernafasan bagian

atas, memiliki riwayat penyakit campak atau pertussis serta memiliki faktor pemicu

bronkopneumonia misalnya riwayat terpapar asap rokok, debu atau polusi dalam jangka

panjang.

5) Pemeriksaan fisik :

(1) Inspeksi. Perlu diperhatikannya adanya sianosis, dispneu, pernafasan cuping hidung,

distensi abdomen, batuk semula non produktif menjadi produktif, serta nyeri dada pada

saat menarik nafas. Batasan takipnea pada anak 2 bulan – 12 bulan adalah 50 kali/menit

atau lebih, sementara untuk anak berusia 12 bulan – 5 tahun 12 adalah 40 kali/menit atau

lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada ke dalam pada fase inspirasi. Pada

pneumonia berat, tarikan dinding dada ke dalam akan tampak jelas.

(2) Palpasi Fremitus biasanya terdengar lemah pada bagian yang terdapat cairan atau

secret, getaran hanya teraba pada sisi yang tidak terdapat secret.
(3) Perkusi Normalnya perkusi ppada paru adalah sonor, namun untuk kasus

bronkopneumonia biasanya saat diperkusi terdengar bunyi redup.

(4) Auskultasi Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke

hidung atau mulut bayi. Pada anak pneumonia akan terdengar stridor, ronkhi atau

wheezing. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara nafas akan berkurang,

ronkhi halus pada posisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa resolusi. Pernafasan

bronkial, egotomi, bronkoponi, kadang-kadang terdengar bising gesek pleura.

5) Penegakan diagnosis : Pemeriksaan laboratorium : Leukosit meningkat dan LED

meningkat, X-foto dada : Terdapat bercak-bercak infiltrate yang tersebar

(bronkopneumonia) atau yang meliputi satu atau sebagian besar lobus.

II. Diagnosis Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan

2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit

III. Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang merupakan

keputusan awal tentang suatu apa yang akan dilakukan, bagaimana 14 dilakukan, kapan

dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan.

IV. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan merupakan proses keperawatan yang mengikuti rumusan dari

rencana keperawatan. Pelaksanaan keperawatan mencakup melakukan, membantu,

memberikan askep untuk mencapai tujuan yang berpusat pada pasien, mencatat serta

melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan

dari pasien.

V. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan

kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.


DAFTAR PUSTAKA

SDKI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik

SLKI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan

SIKI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Tempat Praktik : Paviliun Srikandi

Nama Mahasiswa : Laila Nur Safitri

NIM : 182002017

Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2021

I. IDENTITAS ANAK IDENTITAS ORANG TUA

Nama : An. D Nama Ayah : Tn. E

Tgl Lahir : 25 – 01 – 2020 Nama Ibu : Ny. A

Jenis Kelamin :L Pekerjaaan Ayah/Ibu : -

Tgl MRS : 17 Mei 2021 Pendidikan Ayah/Ibu : -

Alamat : Gudo, Jombang Alamat : Gudo, Jombang

Diagnosa Medis : Bronkopneumonia Suku Bangsa : Jawa

Sumber Informasi : - Agama : Islam

No. RM : 51 48 67

Usia anak : 16 bulan

II. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Riwayat Keperawatan Sekarang

a. Keluhan utama : Ibu px mengatakan anaknya batuk - batuk

b. Riwayat penyakit saat ini : Px mengalami panas mulai rabu sore sekitar pukul

16.30, kemudian batuk dan pilek mulai hari kamis lalu dibawa ke bidan mendapat

obat parasetamol dan puyer. Sesak mulai hari minggu pagi. Karena belum ada

perubahan akhirnya dibawa ke UGD RSUD Jombang. Dan sejak tanggal 17 Mei

2021 klien tercatat sebagai px di Paviliun Srikandi RSUD Jombang. Pada saat

pengkajian px terlihat rewel, tidak terpasang oksigen dan ngt, hanya terpasang infus
pada tangan kanan. Px juga masih minum ASI.

1. Riwayat Keperawatan Sebelumnya

a. Riwayat kesehatan yang lalu

 Penyakit yang pernah diderita: Tidak ada

 Operasi : Px tidak pernah operasi

 Alergi

- Obat : Tidak ada alergi obat

- Makanan : Tidak ada alergi makanan

- Debu : Tidak ada alergi debu

- Lainnya : Tidak ada alergi lainnya

a. Riwayat Persalinan

 Prenatal : Nutrisi ibu saat hamil tercukupi dan tidak ada

riwayat penyakit dari ibu

 Natal : Lahir dengan berat badan normal

 Postnatal : Px diberi ASI secara eksklusif

b. Imunisasi

BCG : Usia 1 bulan Polio : Usia 1 bulan

DPT : Usia 2 bulan Campak : Usia 9 bulan Hepatitis : Setelah lahir

2. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Penyakit yang pernah diderita oleh

anggota keluarga :

- Nenek px mempunyai penyakit asma

b. Lingkungan rumah dan komunitas:

- Px tinggal di lingkungan yang bersih


c. Perilaku yang mempengaruhi

kesehatan: Tidak ada perilaku yang mempengaruhi kesehatan

d. Persepsi keluarga terhadap

penyakit anak: -

3. Nutrisi

a. Nafsu makan :

- Nafsu makan px menurun

b. Pola makan :

- Px hanya makan 2 sendok

c. Minum :

- Px minum susu 100 cc/ 3 jam

c. Pantangan makanan :

- Tidak ada pantangan makanan

d. Menu makanan :

- Nasi, sayur dan telur

Pertumbuhan

BB: 8,22 kg, TB : 74 cm LK: - LD: - LILA: -

Status gizi (BB/TB) : Normal

4. Perkembangan

Untuk usia 0 bulan s.d 72 bulan menggunakan KPSP

a. Motorik kasar

Belum bisa bermain karena badanya masih lemas dan hanya tirah baring di bed

b. Motorik halus
An. D bisa mencoret – coret dikertas dengan pensil

c. Sosialisasi dan

kemandirian/personal sosial

An. D tidak bisa melakukan tindakan kesehatannya sendiri

d. Bahasa

An. D hanya mengeluarkan suara saat menangis dan memanggil ibunya atau ayahya

Kesimpulan :-

5. Genogram (3 generasi)
III. PENGKAJIAN FISIK

Kesadaran : 456

Suhu: 37,9 °C Nadi: 110 x/menit Tensi: - mmHg

RR: 24 x/menit

a. Kepala

Rambut : warna hitam penyebaran merata

Kebersihan : bersih

b. Mata

Bentu : simetris

Sklera : putih

Konjungtiva : merah muda

Penglihatan : baik

c. Hidung

Bentuk : simetris

Septum nasi : tidak ada septum nasi

Sekret : tidak ada sekret

PCH : tidak ada PCH

Penciuman : baik

d. Mulut
 Bibir

Bentuk : simetris

Mukosa bibir : lembab

Kelainan bawaan : tidak ada kelainan bawaan

Refleks rooting : baik

 Lidah

Bentuk : simetris

Kebersihan : bersih

Refleks ekstrusi : baik

 Gusi

Warna : merah muda

Lain-lain :-

 Gigi

Sudah tumbuh/belum : sudah tumbuh gigi

Caries gigi : tidak ada caries gigi

e. Telinga

Bentuk : simetris

Kebersihan : bersih

Tragus pain : tidak ada tragus pain

Refleks startle : baik

f. Leher

Bentuk : simetris

Bendungan vena jugularis : tidak ada bendungan vena jugularis

Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

g. Thorax/dada
Inspeksi

Bentuk : simetris

Kelainan bentuk dada : tidak ada kelainan bentuk

Tarikan intercostae : terdapat tarikan intercostae

Palpasi

Fraktur tulang costae : tidak ada fraktur tulang costae

Vokal vremitus : tidak terkaji

Perkusi

Suara paru : redup

Auskultasi

Suara nafas tambahan : ronchi

h. Abdomen/perut

Inspeksi

Bentuk : flat

Asiteas : tidak ada asites

Auskultasi

Bising usus : tidak terdengar

Perkusi

Suara : tympani

Palpasi

Kuadran I : normal

Kuadran II : normal

Kuadran III : normal

Kuadran IV : normal

i. Punggung
Bentuk : simetris

Kelainan bentuk punggung : tidak ada kelainan bentuk

j. Genetalia

Kebersihan : bersih

Kelainan bawaan : tidak ada kelainan bawaan

k. Anus

Kebersihan : bersih

Kelainan bawaan : tidak ada kelainan bawaan

l. Ekstremitas

Kelainan jumlah jari : lengkap

Akral : hangat

CRT : < 3 detik

IV. DAMPAK HOSPITALISASI

a. Pada anak : Px rewel dan tidak nyaman

b. Pada orang tua : Orang tua terlihat khawatir dengan kondisi anaknya yang rewel

dan batuk – batuk


V. 11 POLA FUNGSI KESEHATAN: (di rumah dan selama dirawat di RS)

No Pola Fungsi Kesehatan Di Rumah Di Rumah Sakit


Pola persepsi : Tidak terkaji Tidak terkaji
Persepsi terhadap kesehatan / sakit

1 Pengobatan / penatalaksanaan keperawatan Mengonsumsi Mendapat terapi


Penggunaan tembakau, alkohol dan obat-obatan dll obat yang dapat obat dari RS
dari bidan

Pola aktivitas sehari-hari / latihan : Px sudah bisa Px hanya duduk


Makan, mandi, berpakaian, toileting, tingkat mobilitas di tempat berjalan, tetapi dan tidur di bed
tidur, berpindah, berjalan, berbelanja, memasak, kekuatan otot, untuk aktivitas RS
kemampuan ROM. yang lainnya px
Tingkat kemampuan klien dalam beraktivitas, yaitu: bergantung
0 = berarti mandiri pada orang tua,
2 1 = menggunakan alat bantu karena usia px
2 = dibantu orang lain masih 16 bulan
3 = dibantu orang dan peralatan
4 = ketergantungan atau tidak mampu.

Pola nutrisi : Tidak ada diet Susu


Diet khusus khusus
Nafsu makan Baik Menurun
Jumlah makan / minum / cairan yang masuk Makan 1 – 2 x Makan hanya 2
sehari dengan sendok nasi, susu
3
porsi kecil 100 cc/ 3 jam
Mual / muntah Tidak ada Tidak ada
Stomatitis Tidak ada Tidak ada
Kesulitan menelan Tidak ada Tidak ada
Penggunaan gigi palsu Tidak ada Tidak ada
4 Pola eliminasi : BAB 1 – 2 x BAB 1x sehari
a. Defekasi / BAB sehari
Kebiasaan
Jumlah Normal Normal
Konsistensi Padat Padat
Warna Kuning Kuning
Konstipasi Tidak ada Tidak ada
Diare Tidak ada Tidak ada
b. BAK Sering Sering
Kebiasaan
Jumlah ± 50 – 150 cc ± 100 – 200 cc
Konsistensi Cair Cair
Warna Kuning Kuning
Gangguan / kelainan: (disuria, hematuri, retensi, inkontinensia, Tidak ada Tidak ada
nocturia) gangguan gangguan
Pemasangan kateter
Pola tidur / istirahat : ± 9 – 10 jam ± 9 – 10 jam
Jumlah jam tidur (pagi, siang, malam)
Gangguan selama tidur Tidak ada Tidak ada
5
gangguan gangguan
Terbangun dini Tidak ada Tidak ada
Insomnia / mimpi buruk Tidak ada Tidak ada
Kognitif- perceptual : - -
Orientasi (waktu, tempat, orang)
6
Tidak ada respons - -
Kemampuan berkomunikasi - -
Toleransi-koping stress : - -
7 Mekanisme koping
Tingkat toleransi stress yang pernah dialami - -
Persepsi diri / konsep diri : - -
Masalah yang dialami (kecemasan, ketakutan, penilaian
terhadap diri):
 Peran
8
 Ideal diri
 Harga diri
 Gambaran diri
Identitas diri - -
Pola sexual-reproduksi : - -
Periode menstruasi terakhir
9
Masalah Pap Smear - -
Pemeriksaan payudara - -
Pola hubungan & peran : Baik Baik
Hubungan klien dengan keluarga
10
Kemampuan bekerja - -
Gangguan terhadap peran yang dilakukan - -
11 Pola nilai & keyakinan : - -
Kegiatan keagamaan

VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

X Ray : COR. NORMAL

PNEUMONIA TIPE COVID


VII.THERAPI / TINDAKAN

- D5 1/45 : 250/ 24 jam

- Vicilin : 3 x 500 mg

- Genta : 1 x 40 mg

- Epexol : 3 x 1 cc

DATA PENUNJANG

Nama Px : An. D No. RM : 51 48 67

Dx Medis : Bronkopneumonia Tanggal : 17 Mei 2021

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL


HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin L 11.2 13.2 – 17.3 g/dl
Leukosit 8. 17 3.8 – 10.6 10^3/ul
Hematokrit L 32.9 40 - 52 %
Eritrosit 4.52 4.4 – 5.9 10^6/ul
MCV L 72.8 82 – 92 fl
MCH L 24.8 27 – 31 pg
MCHC 34.0 31 – 36 g/l
RDW-CV H 14.8 11.5 – 14.5 %
Trombosit 311 150 – 440 10^3/ul
Hitung Jenis
Eosinofil L 0 2–4 %
Basofil 0 0–1 %
Batang - 3–5 %
Segmen 50 50 – 70 %
Limfosit 40 25 – 40 %
Monosit H 10 2–8 %
Immature Granulocyte (IG) 0.6 3 %
Neutrofil Absolut (ANC) 4.09 2.5 – 7.0 10^3/ul
Limfosit Absolute (ALC)
NLR 3.2 1.1 – 3.3 10^3/ul
Retikulosit L 1.28 < 3.13
Ret-He L 0.47 0.5 – 1.5 %
Immatur Platelet (IPF) 18.8 > 30.3 pg
1.3 1.1 – 6.1 %
i/T ratio
0.01 < 0.2
KIMIA DARAH
Glukosa darah sewaktu
Natrium L 80 < 200 mg/dl
Kalium 132 135 – 147 mEq/l
Clorida 3.84 3.5 – 5.0 mEq/l
100 95 – 105 mEq/l

ANALISA DATA

Nama : An. D No RM : 51 48 67

Dx Medis : Bronkopneumonia Tanggal : 17 Mei 2021

TGL DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Ibu px mengatakan anaknya batuk - Sekret yang tertahan Bersihan jalan napas tidak
batuk efektif
DO :
- Batuk tidak efektif
- Sputum berlebih
- Ronchi
- Dipsnea
- Gelisah
- Pola napas berubah
- RR : 24 x/ menit

2 DS : Ibu px mengatakan anaknya panas Proses penyakit Hipertermia


naik turun
DO :
- Kulit terasa hangat
- S : 37,9 °C
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang tertahan yang ditandai

dengan :

DS : Ibu px mengatakan anaknya batuk – batuk

DO :

- Batuk tidak efektif

- Sputum berlebih

- Ronchi

- Dipsnea

- Gelisah

- Pola napas berubah

- RR : 24 x/ menit

2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit yang ditandai dengan :

DS : Ibu px mengatakan anaknya panas naik turun

DO :

- Kulit terasa hangat

- S : 37,9 °C
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : An. D No. RM : 51 48 67
Dx Medis : Bronkopneumonia Tanggal : 17 Mei 2021
Dx. SLKI SIKI
Keperawatan
Kriteria Hasil Outcome Intervensi Tindakan
Bersihan jalan - Batuk efektif Bersihan Manajemen Observasi :
napas tidak meningkat (5) jalan jalan napas - Monitor pola napas
efektif - Produksi sputum napas (I.01011) - Monitor bunyi napas tambahan
berhubungan menurun (5) (L.01001) - Monitor sputum
dengan sekret - Ronchi menurun Terapeutik :
yang tertahan (5) - Posisikan semi fowler atau fowler
yang ditandai - Dipsnea menurun - Berikan minum hangat
dengan : (5) - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
DS : Ibu px - Gelisah menurun - Berikan oksigen, jika perlu
mengatakan (5)
anaknya batuk - Pola napas Edukasi :
– batuk membaik (5) - Ajarkan teknik batuk efektif
DO :
- Batuk tidak Kolaborasi :
efektif - Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
- Sputum
berlebih
- Ronchi
- Dipsnea
- Gelisah
- Pola napas
berubah
- RR : 24 x/
menit
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : An. D No. RM : 51 48 67
Dx medis : Bronkopneumonia Tanggal : 17 Mei 2021
NO Dx.KEP TGL/ IMPLEMENTASI TTD
JAM
1 Bersihan jalan napas tidak 17 Mei Observasi :
efektif berhubungan dengan 2021 - Memonitor pola napas
sekret yang tertahan yang Jam - Memonitor sputum
ditandai dengan : (19.30)
DS : Ibu px mengatakan Terapeutik :
anaknya batuk – batuk - Memberikan posisi semi fowler
DO :
- Batuk tidak efektif - Memberikan minum hangat
- Sputum berlebih Edukasi :
- Ronchi
- Dipsnea - Menganjarkan batuk efektif
- Gelisah
Kolaborasi :
- Pola napas berubah
- RR : 24 x/ menit - Mengkolaborasi pemberian bronkodilator
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : An. D No. RM : 51 48 67
Dx medis : Bronkopneumonia Tanggal : 18 Mei 2021
NO Dx.KEP TGL/ IMPLEMENTASI TTD
JAM
1 Bersihan jalan napas tidak 17 Mei Observasi :
efektif berhubungan dengan 2021 - Memonitor pola napas
sekret yang tertahan yang Jam - Memonitor sputum
ditandai dengan : (19.30)
DS : Ibu px mengatakan Terapeutik :
anaknya batuk – batuk - Memberikan posisi semi fowler
DO :
- Batuk tidak efektif - Memberikan minum hangat
- Sputum berlebih Kolaborasi :
- Ronchi
- Dipsnea - Mengkolaborasi pemberian bronkodilator
- Gelisah
- Pola napas berubah
- RR : 24 x/ menit
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : An. D No. RM : 51 48 67
Dx medis : Bronkopneumonia Tanggal : 19 Mei 2021
NO Dx.KEP TGL/ IMPLEMENTASI TTD
JAM
1 Bersihan jalan napas tidak 17 Mei Observasi :
efektif berhubungan dengan 2021 - Memonitor pola napas
sekret yang tertahan yang Jam - Memonitor sputum
ditandai dengan : (19.30)
DS : Ibu px mengatakan Terapeutik :
anaknya batuk – batuk - Memberikan posisi semi fowler
DO :
- Batuk tidak efektif - Memberikan minum hangat
- Sputum berlebih Kolaborasi :
- Ronchi
- Dipsnea - Mengkolaborasi pemberian bronkodilator
- Gelisah
- Pola napas berubah
- RR : 24 x/ menit
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : An. D No. RM : 51 48 67
Dx Medis : Bronkopneumonia Tanggal : 17 Mei 2021
No TGL/JAM Dx.KEP EVALUASI
(S O A P )
1. 17 Mei 2021 Bersihan jalan napas tidak efektif S : Ibu mengatakan anaknya batuk – batuk
Jam 19.40 berhubungan dengan sekret yang tertahan O:
yang ditandai dengan : - Batuk tidak efektif
DS : Ibu px mengatakan anaknya batuk – - Sputum berlebih
batuk - Ronchi
DO : - Dipsnea
- Batuk tidak efektif - Gelisah
- Sputum berlebih - Pola napas berubah
- Ronchi - RR : 24 x/ menit
- Dipsnea
- Gelisah A : Bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi
- Pola napas berubah P : Intervensi dilanjutkan
- RR : 24 x/ menit 1. Memonitor pola napas
2. Memonitor sputum
3. Memberikan posisi semi fowler
4. Memberikan minum hangat
5. Menganjarkan batuk efektif
6. Mengkolaborasikan pemberian bronkodilator
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : An. D No. RM : 51 48 67
Dx Medis : Bronkopneumonia Tanggal : 18 Mei 2021
No TGL/JAM Dx.KEP EVALUASI
(S O A P )
1. 18 Mei 2021 Bersihan jalan napas tidak efektif S : Ibu mengatakan anaknya batuk – batuk
Jam 19.40 berhubungan dengan sekret yang tertahan O:
yang ditandai dengan : - Batuk tidak efektif
DS : Ibu px mengatakan anaknya batuk – - Sputum berlebih
batuk - Ronchi
DO : - Dipsnea
- Batuk tidak efektif - Gelisah menurun
- Sputum berlebih - Pola napas berubah
- Ronchi - RR : 24 x/ menit
- Dipsnea
- Gelisah A : Bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi
- Pola napas berubah P : Intervensi dilanjutkan
- RR : 24 x/ menit 1. Memonitor pola napas
2. Memonitor sputum
3. Memberikan posisi semi fowler
4. Memberikan minum hangat
5 Mengkolaborasikan pemberian bronkodilator
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : An. D No. RM : 51 48 67
Dx Medis : Bronkopneumonia Tanggal : 19 Mei 2021
No TGL/JAM Dx.KEP EVALUASI
(S O A P )
1. 19 Mei 2021 Bersihan jalan napas tidak efektif S : Ibu px mengatakan batuknya sedikit berkurang
Jam 19.40 berhubungan dengan sekret yang tertahan O:
yang ditandai dengan : - Batuk tidak efektif
DS : Ibu px mengatakan anaknya batuk – - Sputum menurun
batuk - Ronchi
DO : - Dipsnea menurun
- Batuk tidak efektif - Gelisah menurun
- Sputum berlebih - Pola napas berubah
- Ronchi - RR : 24 x/ menit
- Dipsnea
- Gelisah A : Bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi
- Pola napas berubah P : Intervensi dilanjutkan
- RR : 24 x/ menit 1. Memonitor pola napas
2. Memonitor sputum
3. Memberikan posisi semi fowler
4. Memberikan minum hangat
5. Mengkolaborasikan pemberian bronkodilator

Anda mungkin juga menyukai