Anda di halaman 1dari 5

Tugas Sistem penanggulangan bencana terpadu yang terintegrasi pada sistem pelayanan

kesehatan : Jawa Barat & National

Kelompok 1

Andini Ekaningtyas Prabowo (433131420120120)


Dede Yanwar (433131420120147)
Tingkat 1A S1 Keperawatan Non Reguler

Pertanyaan:
1. Sebutkan dampak bencana secara umum pada Kesehatan?
- Malaria
Penyakit malaria dapat timbul misalnya saat masyarakat berada di pengungsian
(tenda-tenda darurat ), nyamuk anopheles bisa menginfeksi korban-korban bencana.
- DBD
Misalnya banjir, air yang tergenang dapat menyebabkan bersarangnya nyamuk aides
aigypti. Kemudian menginfeksi korban-korban bencana.
- Diare dan Penyakit Kulit
Penyakit ini bisa menginfeksi korban bencana karena sanitasi yang jelek. Misalnya
kuman-kuman penyebab diare seperti ; Vibrio kolera, Salmonella dysentriae pada
genangan banjir, diare akibat kurangnya asupan air bersih karena saluran air bersih
dan sanitari yang rusak.
- Muntaber
- Scabies (gatal-gatal)
- Leptospirosis
- ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas )
- Leptospirosis
- Tipes
- Masalah kesehatan mental akibat gempa
Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres akut saat bencana
bisa menetap menjadi kecemasan yang berlebihan. Akibat kehilangan rumah,
kehilangan anggota keluarga atau bisa juga trauma karena ketakutan yang mendalam

2. Sebutkan dampak bencana pada Kesehatan berdasarkan jenis bencananya?


a. Bencana Banjir Tahunan (Sebutkan risiko & dampak terhadap Kesehatan) –
kelompok 1
Kondisi DAS dalam keadaan kritis akibatnya resapan air hu-jan kedalam sistim
akuifer semakin berkurang dan erosi la-han semakin meningkat sehingga
sedimentasi di alur dan muara sungai juga tinggi, Kapasitas sistim pengendali
banjir yang ada seperti dimensi palung sungai, tampungan air, sistim drainasi dan
lainnya kurang memadai, Keterbatasan kemampuan maupun jumlah (kualitas
mau-pun kuantitas) SDM di instasi pemerintah maupun organisasi masyarakat.
Akibatnya kinerja pemerintah, masyarakat dan para pemangku kepentingan yang
terkait dengan pengu-rangan risiko bencana banjir masih belum optimal,
mengaki-batkan masih tingginya jumlah korban jiwa maupun kerugian material
jika terjadi bencana banjir, Ketersediaan teknologi pengurangan risiko bencana
yang mutahir seperti teknologi informasi, database dan teknologi peringatan dini
di wilayah rawan banjir belum cukup memadai dan peranserta masyarakat dalam
pemberdayaan sisim per-ingatan dini tersebut belum berkembang dengan baik,
Orientasi pengurangan risiko bencana masih lebih terarah pada penanganan
kedaruratan atau kuratif dan belum men-garah pada aspek pencegahan atau
preventif (termasuk miti-gasi bencana banjir). Salah satu indikasi yang dapat
dijumpai adalah minimnya alokasi dana untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan
(OP) sarana dan prasarana untuk penanggu-langan banjir,Perijinan, pengawasan,
dan penegakan hukum masih bersifat project oriented sehingga memperparah
upaya pengurangan risiko bencana banjir,Penanganan tanggap darurat bencana
masih kurang efisien akibat instansi dan masyarakat masih belum cukup terlatih
siaga bencana, Penyediaan dana untuk melaksanakan program pengurangan risiko
bencana banjir yang sifatnya mitigasi bencana banjir perlu mendapat perhatian
dari pemerintah. Resiko untuk kesehatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA), Diare, Penyakit Kulit, Penyakit Kulit, Leptospirosis, Conjungtivitis
Typhus Abdominalis
3. Apa saja aspek yang perlu menjadi terpadu dan terintegrasi dalam penanggulangan
bencana pada sistem pelayanan Kesehatan (13 aspek).
1. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari
2. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan tenaga kesehatan harian
3. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan
kesehatan di RS
4. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
5. Memeriksa dan mengatur kebutuhan obat makan, makanan kusus bayi, peralatan
kesehatan
6. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang
ditunjukan dengan sering menangis dan mengisolasi diri)
7. Membantu terapi kejiwaan korban kususnya anak-anak dapat dilakukan dengan
memodifikasi lingkungan misalnya dengan terapi main
8. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater
9. Konsultasi bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan
kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi
10. Menentukan arah evakuasi yang tepat.
11. Memberikan pertolongan serta melakukan transportasi
12. Mengikuti pelatihan dan pendidikan yang berhubungan dengan penanggulangan
ancaman bencana pada tiap fasenya
13. Ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintah,
4. Apa yg dimaksud dengan rencana kontinjensi penanggulangan bencana? Sebutkan
komponen dalam rencana kontinjensi?
Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera
terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana Kontinjensi adalahsuatu
proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan
kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Rencana Kontinjensi Menghadapi
Ancaman Bencana Letusan Gunung Api Rokatenda20137Suatu rencana
kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang
diperkirakan tidak terjadi.Rencana kontinjensi lahir dari proses perencanaan
kontinjensi. Proses perencanaan tersebut melibatkan sekelompok orang atau
organisasi yang bekerjasama secara berkelanjutan untuk merumuskan dan
mensepakati tujuan-tujuan bersama,mendefinisikan tanggung jawab dan tindakan-
tindakan yang harus diambil oleh masing-masing pihak.Rencana kontijensi
disusun dalam tingkat yang dibutuhkan, dan merupakan pra-syarat bagi tanggap
darurat yang cepat dan efektif. Tanpa perencanaan kontinjensi sebelumnya,
banyak waktu akan terbuang dalam beberapa hari pertama menanggapi keadaan
darurat tersebut. Perencanaan kontinjensi akan membangun komitmen dan
kapasitas sebuah organisasi dan harus menjadi dasar bagi rencana operasi dan
tanggap darurat.

5. Berikan contoh bagan struktur organisasi penanggulangan bencana pada level:


a. Puskesmas & Desa (kelompok 1)
fasilitas pelayanan
kesehatan dan
rumah sakit

markas
manajemen
bencana

kelompok
oprasional

opration plaining logistics

 Apakah struktur tersebut sudah mencerminkan keterpaduan &


terintegrasi?
ya
 Bagian mana yg belum terintegrasi? Berikan penjelasannya.

6. Sebutkan minimal 3 peraturan & perundang – undangan yang mengatur tentang


kebijakan penanggulangan bencana
- Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Dalam UU
ini Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
- Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang penanganan Krisis kesehatan Akibat
Bencana

Anda mungkin juga menyukai