KEPERAWATAN GERONTIK
KOORDINATOR MK:
HENNY LILYANTI
NIDN.0422027603
Learning Outcomes:
1. Perubahan yang terjadi pada proses 1. Ebersole, P., Hess, P., Touhy, T., Jett, K. (2005).
menua secara biologis Gerontological nursing & health aging. 2nded. St.
2. Perubahan yang terjadi pada proses Louis, Missouri: Mosby, Inc.
menua secara psikologis 2. Stanley, M. & Beare, P.G. (1999). Gerontological
3. Perubahan yang terjadi pada proses nursing: a health promotion/ protection approch. 2nd
menua secara social ed. Philadephia: F. A. Davis Company
4. Perubahan yang terjadi pada proses 3. Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in older
menua secara spiritual adults: theory and practice. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkin.
4. Annete, G. L. (2000). Gerontologic Nursing. St.
Louis : Mosby.
MAIN LESSON
Learning Outcome’s
1. Perubahan yang terjadi pada lansia secara biologis
2. Perubahan yang terjadi pada lansia secara psikologis
3. Perubahan yang terjadi pada lansia secara social
4. Perubahan yang terjadi pada lansia secara spiritual
Perubahan pada kolagen itu merupakan penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia
sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan kemampuan untuk
meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri, jongkok dan
berjalan, dan hambatan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Kartilago
This document is the property of STIKes HORIZON 3 of 14
MKK 1614: Keperawatan Maternitas 1
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Jaringan kartilago paad persendian menjadi lunak dan mengalami granulasi dan
akhirnya permukaan sendi menjadi rata. Selanjutna kemampuan kartilago untuk
regenerasi berkurang dan degenerasi yang terjadi cenderung ke arah progresif.
Proteoglikan yang merupakan komponen dasar matriks kartilago berkurang atau hilang
secara bertahap. Setelah matriks mengalami deteriorasi, jaringan fibril pada kolagen
kehilangan kekuatannya dan akhirnya kartilago cenderung mengalami fibrilasi. Kartilago
mengalami klasifikasi di beberapa tempat, seperti pada tulang rusuk dan tiroid. Fungsi
kartilago menjadi tidak efektif, tidak hanya sebagai peredam kejut, tetapi juga sebagai
permukaan sendi yang berpelumas. Konsekuensinya kartilago pada persendian
menjadi rentan terhadap gesekan.
Perubahan tersebut sering terjadi pada sendi besar penumpu berat badan. Akibat
perubahan itu sendi mudah mengalami peradangan, kekakuan, nyeri keterbatasan
gerak dan terganggunya aktivitas sehari-hari.
Tulang
Berkurangnya kepadatan tulang, setelah diobservasi, adalah bagian dari penuaan
fisiologis. Trabekula longitudinal menjadi tipis dan trabekula transversal terabsorpsi
kembali. Sebagai akibat perubahan itu, jumlah tulang spongiosa menjadi berkurang dan
tulang kompakta menjadi tipis. Perubahan lain yang terjadi adalah penurunan estrogen
sehingga produksi osteoklas tidak terkendali, penurunan penyerapan kalsium di usus,
peningkatan kanal Harvesi sehingga tulang keropos. Berkurangnya jaringan dan ukuran
tulang secara keseluruhan menyebabkan kakakuan dan kekuatan tulang menurun.
Dampak berkurangnya kepadatan akan mengakibatkan osteoporosis yang lebih lanjut
akan menyebabkan nyeri, deformitas dan faktur.
Otot
Perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi. Penurunan jumlah dan ukuran
serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada otot
mengakibatkan efek negatif.
Perubahan morfologis otot pada penuaan
Penurunan jumlah serabut otot.
Atrofil pada beberapa serabut otot dan fibril menjadi tidak teratur dan hipertrofi pada
beberapa serabut otot yang lain, yang ditandai dengan :
Berkurangnya 30% massa otot
Penumpukan lipofuscin
Penarikan jaringa lemak dan jaringan penghubung
Danya badan sitoplasma
Degenerasi myofibril
Sendi
Pada lansia, jaringan ikat sekitar seperti tendon, ligament dan fasia mengalami
penurunan elastisitas. Ligament, kartilago dan jaringan periartikular mengalami
penurunan daya lentur dan elastisitas. Terjadi degenerasi, erosi dan klasifikasi pada
kartilago dan kapsul sendi. Sendi kehilangan fleksibilitasnya sehingga terjadi penurunan
luas gerak sendi.
Beberapa kelainan akibat perubahan sendi yang banyak terjadi pada lansia antara lain :
osteoarthritis, arthritis rheumatoid, gout dan pseudogout. Kelainan tersebut dapat
menimbulkan gangguan berupa bengkak, nyeri, kekakuan sendi, keterbatasan luas
gerak sendi, gangguan jalan dan aktivitas keseharian lainnya.
System Saraf
Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensorik dan respon motorik
pada susunan saraf pusat dan penurunan reseptor proprioseptif.
Konsumsi oksigen pada tingkat maksimal (VO2 maks) berkurang sehingga kapasitas
vital menurun. Latihan berguna untuk meningkatkan VO2 maksimum, mengurangi
tekanan darah dan berat badan.
Sistem Respirasi
Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru. Kapasitas paru tetap, tetapi volume
cadangan paru bertambah. Volume tidak bertambah untuk mengkompensasi kenaikan
ruang rugi paru. Udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada otot,
kartilago dan sendi toraks mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan
kemampuan peregangan toraks berkurang. Umur tidak berhubungan dengan
perubahan otot diafragma. Apabila terjadi perubahan otot diafragma, otot toraks
menjadi tidak seimbang dan menyebabkan distorsi dinding toraks selama respirasi
berlangsung. Klasifikasi kartilago kosta mengakibatkan penurunan mobilitas tulang
rusuk sehingga ekspansi rongga dada dan kapasitas ventilasi paru menurun.
System Indra
Perubahan sistem indra yg dibahas meliputi : penglihatan, pendengaran, pengecap,
penghidu dan peraba.
Sistem penglihatan erat kaitannya dengan presbiopi (Old Sigth). Lensa kehilangan
elastisitas dan kaku. Otot penyangga lensa lemah dan kehilangan tonus. Ketajaman
penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang. Penggunaan
kacamata dan sistem penerangan yang baik digunakan untuk mengkompensasi hal
tersebut.
Penyebab gangguan pendengaran yang lain, seperti syndrome Meniere dengan gejala
seperti vertigo, mual, muntah, telinga terasa penuh, tinnitus dan hilangnya daya
pendengaran dan akustikneuroma. Hal yang sering terjadi pada lansia adalah hilangnya
High Pitch terutama konsonan. Apabila berbicara dengan lansia sebaiknya jelas, pelan,
selalu memelihara kontak mata dan berhadapan sehingga lansia dapat melihat gerak
bibir sewaktu kita berbicara.
System Integumentum
Pada lansia, kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastic, kering dan berkerut. Kulit akan
kekeringan sehingga menjadi tipis dan bebercak. Kekeringan kulit disebabkan atrofi
glandula sebasea dan glandula sudorifera. Menipisnya kulit ini tidak terjadi pada
epidermisnya, tetapi pada dermisnya karena terdapat perubahan pada jaringan kolagen
serta jaringan elastisnya. Bagian kecil pada kulit menjadi mudah retak dan mudah
menyebabkan cechymasen. Timbul pigmen berwarna coklat pada kulit, dikenal dengan
liver spot. Perubahan kulit banyak dipengaruhi oleh factor lingkungan, antara lain :
angin dan sinar matahari terutama sinar ultraviolet.
System Pencernaan
Salah satu sistem yang juga mengalami efek dari penuaan adalah sistem pencernaan.
Pengaturan diet dan latihan yang baik pada tahun-tahun awal merupakan hal yang
sangat penting dalam menjaga fungsi pencernaan. Pada usia tua, gigi dapat menjadi
rapuh, terjadi penurunan fungsi saliva dalam membantu proses pencernaan dan
pengeluaran hasil akhir. Segukan oleh makanan merupakan resiko yang besar karena
penurunan reflek sumbatan.
System Urinaria
Sistem urinaria mengalami beberapa perubahan :
Penurunan kemampuan dari otot kandung kencing, sehingga jika keinginan berkemih
muncul maka tidak dapat ditunda-tunda.
Kandung kemih tidak adekuat untuk menahan urin sehingga frekuensi berkemih akan
This document is the property of STIKes HORIZON 7 of 14
MKK 1614: Keperawatan Maternitas 1
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
semakin sering.
Karena kelemahan dari otot kandung kencing sehingga kandung kencing tidak bisa
dikosongkan secara tuntas. Hal ini dapat menyebabkan tingginya angka infeksi saluran
kencing.
System Reproduksi
Pada sistem reproduksi terjadi sedikit perubahan. Sekresi vagina berkurang;
pengeluarannya mungkin membutuhkan stimulasi yang lebih. Pada laki-laki prostat
dapat membesar
Bila perubahan sistem dalam tubuh lansia tidak diperhatikan dengan serius akan
mengakibatkan ketergantungan lansia pada keluarga dan lingkungannya. Disamping itu
juga harus dicegah factor resiko terjadinya cedera ketika melakukan aktivitas.
Perubahan Kognitif :
1. Memory (daya ingat)
2. IQ (Intellegent Quotient)
3. Kemampuan belajar (Learning)
4. Kemampuan pemahaman (Comprehension)
5. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6. Pengambilan keputusan (Decision Making)
7. Kebijaksanaan (Wisdom)
8. Kinerja (Performance)
9. Motivasi
* Kehilangan finansial
* Kehilangan status
* Kehilangan teman/kenalan a/relasi
* Kehilangan pekerjaan/kegiatan
Merasakan/sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
3. Sedangkan pada sistem penglihatan, gangguan yang umum terjadi pada lansia, berupa..
1. Kornea sferish
2. Sulit membedakan biru/hijau pada skala gradasi
3. Katarak
4. Penurunan lapang pandang
4. Perubahan mikro yaitu yang terjadi pada sel pada proses penuaan adalah
1. Berkurangnya cairan dalam sel
2. Berkurangnya besarnya sel
3. Berurangnya jumlah sel
4. Berkurangnya organel-organel sel
LESSON WRAP-UP
You are done with this session! Let’s track your progress. Shade the session number you just completed.
Teori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Praktikum
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2.
3.
Tuliskan 2 hal (materi/ dll) yang ingin anda pelajari terkait materi saat ini:
1.
2.