Dosen Pembimbing
Riyanti,S.SiT.,M.Keb
Disusun Oleh
Irma Fatmawati (PO.6224219214)
I
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah Askeb Nifas dan Menyusui mengenai “Perawatan Luka Operasi Cesar guna
memenuhi tugas mata kuliah Askeb Nifas dan Menyusui
Terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Askeb Nifas dan Menyusui. Karena telah
membimbing saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Saya menyadari bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu dengan penuh kerendahan hati saya mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Disusun Oleh:
Irma Fatmawati
II
Daftar isi
A. Simpulan ……………………………………………………............................ 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Luka yang sering di temukan adalah luka yang bersih tanpa kontaminasi,misal luka insisi
yang tertutup, luka-luka yang melibatkan saluran kemih, misal cecio caesaria dibawah sekmen bawah.
Oleh karena itu bidan harus pula mengetahui dan terampil dalam melakukan perawatan luka pasca
operasi. Dalam pengkajian luka harus memperhatikan kondisi klinis ibu, waktu dan tempat operasi
serta tampilan perawatan luka. Keputusan untuk membalut luka kembali juga harus mencakup
keputusan apakah kebersihan luka merupakan tindakan yang di identifikasi. Bila luka perlu di
bersihkan dan dibalut ulang perawatan hrus dilakukan dengan teknik bersih dengan air atau normal
salin. Bila luka tampak terinfeksi perlu dilakuakan rujukan.
B. Tujuan
Perawatan luka operasi bertujuan untuk meningkatakan proses penyembuhan jaringan dan
mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka oleh karena itu bidan harus terampil
dan melakukan perawatan luka pasca operasi.
C. Metode penulisan
Penulis menggunakan metode kepustakaan.
Cara-cara yang digunakan pada penulisan makalah ini adalah studi pustaka.
Dalam metode ini penulis membaca buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian luka
Luka adalah gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). Luka adalah kerusakan
kontinuitas kulit, mukosa, membran dan tulang atau anggota tubuh lain (Kozier, 1995)
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stress simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
B. Jenis-jenis luka
Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara mendapatkan luka itu dan menunjukkan derajat
luka ( Taylor, 1997)
1. Berdasarkan tingkat kontaminas
a. Clean wounds (luka bersih), yaitu luka bedah terinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan
(inflamasi) dan infeksi pada sistem pernapasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi
b. Clean-contamined wounds (luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran
respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu
terjadi.
c. Contamined wounds (luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan
operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna
d. Dirty or infected wounds (luka kotor atau infeksi), yaitu terdpat mikroorganisme pada luka
2. Berdasarkan kedalaman dan luas luka
a. Stadium I : luka superfisial “non-blanching erithema, yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis
kulit
b. Stadium II : luka “partiall thickness”, yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian
atas dari dermis
c. Stadum III : luka “full thickness” yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis
jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang
mendasarinya.
d. Stadium IV : luka “full thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya
destruksi / kerusakan yang luas
3. Berdasarkan waktu penyembuhan luka
a. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah
disepakati
b. Luka kronis : yaitu, luka yang mengalami kegagalan dalam proses peyembuhannya, dapat karena faktor
eksogen dan endogen
2
4. Berdasarkan penyebabnya
a. Luka mekanik : luka yang disebabkan oleh benda tajam dan benda tumpul
b. Luka nonmekanik : terdiri atas luka akibat zat kimia, termik, radiasi, atau serangan listrik
5. Berdasarkan sifat kejadian
a. Luka disengaja :luka terkena radiasi atau bedah
b. Luka tidak disengaja (truma) : dibagi menjadi luka terbuka (terjadi robekan) dan luka tertutup (tidak
terjadi robekan)
C. Pengertian perawatan luka operasi
Merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan dengan tujuan mencegah infeksi
silang (masuk melalui luka) dan mempercepat proses penyembuhan luka.
D. Proses penyembuhan luka
1. Tahap respon inflantasi akut terhadap cidera. Tahap ini dimulai saat terjadinya luka.
2. Tahap destruktif, pada tahap ini terjadi pemberian jaringan yang mati oleh leukosit polimer fenuklear
dan makrofag.
3. Tahap poliferatif, pada tahap ini pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringan ikat dan mengifultasi
luka
4. Tahap maturasi, pada tahap ini terjadi reepitalasi, konstraksi luka, dan organisasi jaringan ikat
E. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
1. Vaskularisasi, memengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk
pertu,buhan atau perbaikan sel.
2. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar
protein yang cukup
3. Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia
seseorang
4. Nutrisi, merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel terutama karena kadungan zat gizi
yang terdapat didalamnya.
5. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stress, mempengaruhi proses penyembuhan luka.
F. Perawatan luka operasi
Luka insisi dibersihkan dengan alcohol dan larutan suci hama(larutan betadine dan sebagainya),lalu
ditutup dengan kain penutup luka,secara penodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan. Dibuat
pula catatan kapan benang / orave kapan dicabut atau dilonggarkan. Diperhatikan pula apakah luka
sembuh perprinum atau dibawah luka terdapat eksudat.
1. Tempat perawatan pasca operasi atau bedah, setelah tindakan dikamar operasi, penderita dipindahkan
dalm kamar rawat (recovery room) yang dilengkapi dengan alat pendingin kamar udara setelah
beberapa hari. Bila keadaan penderita gawat segera pindahkan ke unit kamar darurat (intensive care
unit)
3
2. Pemberian cairan, karna selam 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi (PPO), maka pemberian
cairan perinfus harus cukup banyak perban mengandung elektrolit yang diperlukan, agar jangan
terjadi hipertemia, dehidrasi dan komplikasi pada organ-organ tubuh lainnya
3. Nyeri, sejak penderita sadar dalam 24jam pertama. Rasa nyeri masih dirasakan di daerah operasi, untuk
mengurangi rasa nyeri diberikan obat-obatan anti septic dan penenang seperti suntikan intramuskuler
ptihidin dosis 100-150 mg atau secara perinfus atau obat lainnya.
4. Mobilisasi, segera tahap demi tahap berguna untuk membantu jalnnya penyembuhan penderita.
Kemajuan mobilisasi tergantung juga pada jenis operasi yang dilakukan oleh komplikasi yang
mungkin dijumpai.
5. Pemberian obat-obatan, seperti antibiotik, kemotrapi, dan antiflamasi.
6. Perawatan putih, setelah selesai operasi dokter bedah dan anastesi telah membuat rencana pemeriksaan
rutin atau (check up) bagi penderita pasca bedah yang diteruskan kepada dokter atau nakes lain
G. Cara mengganti balutan
1. Alat dan bahan
Pinset anatomi
Pinset cirurghi
Gunting steril
Kapas sublimat / savlon dalam tempatnya
Larutan H2O2
Larutan boorwater
NaCl 0,9%
Gunting perban (gunting tidak steril)
Plester / pembalut
Bengkok
Kasa steril
Mangkok kecil
Handskon steril
2. Prosedur kerja
Cuci tangan
Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
Gunakan sarung tangan steril
Buka plester dan balutan dengan menggunakan pinset
Bersihkan luka dngan menggunakan savlon / sublimat, H 2O2, boorwater atau NaCl 0,9% sesuai dengan
keadaan luka. Lakukan hingga bersih
Berikan obat luka
4
DAFTAR PUSTAKA
Musrifasul Uliyah dan A.Aiz Alimun Hidayat . 2006. KDPK untuk Kebidanan . Surabaya: Salemba-
Medika