26 TAHUN G1 P0 A0 UK 27 MINGGU
DENGAN HIPERTENSI
AIDA. STr,Keb
Disusun Oleh
Irma Fatmawati
NIM. PO.6224219214
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya telah
memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini pada
program D.III Kebidanan Poltekkes Palangka Raya dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada ibu Ny. D
dengan Hipertensi di PMB Aida STr.keb Palangka Raya” Penyusunan Laporan Kasus Penulisan ini
tidak terlepas dari berbagai kendala namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik
moral maupun material sehingga sedikit demi sedikit kendala tersebut dapat diatasi dengan baik. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tidak terhingga pada semua pihak yang telah
membantu dan memberi dukungan kepada penulis.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan tersebut merupakan suatu
fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita. Beberapa ibu hamil tersebut bisa
melewatinya dengan ceria hingga melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami
masalah kesehatan dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul pada
kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan (Yohanna, Yovita,& Yessica,
2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah satunya diakibatkan oleh perubahan pada
sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah yang terjadi sebelum kehamilan, komplikasi
selama masa kehamilan atau pada awal pasca partum. Perubahan kardiovaskuler disebabkan
darah terjadi vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistoldiatas 140 mmHg
dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih
atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur
dalam dua keadaan,minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2015). Hipertensi
dalamkehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salahsatu dari tiga
penderita yang terus meningkat setiap tahunnya. Baik disertai gejala atau tidak, ancaman
terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh hipertensi terus berlangsung (Situmorang, 2017).
Ada sekitar 1 miliyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua
dunia meninggal setiap tahunnya, dimana hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat di
kawasan ASIA Tenggara. Pada tahun 1012 terdapat 839 juta kasus penderita hopertensi dan
diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total
Penduduk indonesia pada tahun 2013 secara nasional sebanyak 25,8% menderita
penyakit hipertensi. Apabila saat ini penduduk indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat
65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. Hal tersebut tentunya suatu kondisi yang cukup
mengejutkan. Terdapat 13 Provinsi Bangka Belitung (30,9%) atau secara absolut sebanyak
30,9% x 1.380.762 jiwa = 426.655 jiwa.Prevalensi Hipertensi di Provinsi Jawa Tengah sebesar
Kasus tertinggi penyakit tidak menular tahun 2017 di Provinsi Jawa Tengah pada
kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi Esensial, yaitu
sebanyak 554.771 kasus (67,57%) lebih rendah dibanding tahun 2011 (634.860 kasus/72.13%)
(Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2017). Dari data dinas kesehatan kabupaten banyumas tahun
penyakit tidak menular (PTM) yang di Kabupaten Banyumas dengan jumlah kasus
Adapun di rumah sakit Umum Daerah Ajibarang disebutkan bahwa jumlah kasus
hipertensi selama tahun 2018 terdapat 1.423 kasus dari 12.730 pasien (Rekan Media, 2018). Dari
data diatas, dapat diketahui bahwa penderita hipertensi sangat banyak, namun penyebabnya
sering tidak diketahui sebelumnya oleh karena itu penyakit hipertensi disebut sebagai”pembuluh
diam-diam”.
Kondisi ini perlu mendapat perhatian lebih, karena hipertensi merupakan penyakit yang
paling umum terjadi pada sistem kardiovaskuler (Gil-Extremera and Gomez-Gonzalez, 2017).
Penyakit Hipertensi dapat dipicu oleh faktor resiko. Adapun faktor resikonya meliputi :umur,
jenis kelamin, genetik (faktor risiko yang tidak dapat diubah), kebiasaan merokok, konsumsi
garam berlebihan, kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, obesitas, dan stres, 9faktor
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan gejala penyakit. Namun setelah
penderita mengalami hipertensi selama bertahun=tahun maka akan muncul tanda dan gejala
yakni nyeri kepala yang terjadi pada saat bangun tidur disertai mual dan muntah, epistaksis atau
mimisan karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang diderita, sakit kepala, pusing, keletihan
dan pandangan menjadi kabur. Seseorang dapat mengidap penyakit hipertensi selama bertahun-
tahun tanpa menyadari sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat. Tekanan darah
tinggi atau hipertensi apabila tidak ditangani atau diobati dalam jangka waktu panjang akan
merusak pembuluh darah seluruh tubuh, bahkan dapat menyebabkan kematian (Ardiyansyah,
2018).
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat
jantung) dan ginjal (menyebabkan gagal ginjal). Penyakit hipertensi dapat menyebabkan berbagai
macam komplikasi, Penderita hipertensi akan merasakan dampak dari hipertensi ketika telah
nadi, respirasi, (pernapasan), dan suhu tubuh tidak dalam batas normal (Yogiantoro, 2017).
Ibu hamil pada bulan april yang berkunjung di pmb Aida STr.keb ada 19 orang ibu
hamil,dan ibu hamil yang mengalami hipertensi ada 6 orang ibu hamil.
B. Tujuan
1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan apa saja yang diberikan pada ibu hamil dengan Hipertensi di
penanganannya
d. Mahasiswa dapat menetapkan kebutuhan atau antisipasi masalah terhadap tindakan
e. Mahasiswa dapat menyusun rencana yang menyeluruh mengacu pada diagnosa, masalah
f. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan langsung secara efisien dan aman kepada pasien
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar
I. Pengertian Kehamilan
a. Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam
rahimnya terdapat embrio atau fetus, Kchamilan dimulai pada saat masa konsepsi
hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus
yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi Kondisi keschatan calon
kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim
maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu dapat menjaga
suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana tekanan
darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya peningkatan tekanan
sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih
diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik >140/90 mmHg
tekanan darah sistolik > 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik >15 mmHg sebagai
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali didiagnosa setelah umur kehamilan 20 minggu dan
proteinuria.
kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pacsa
2015).
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik tergantung apakah
otak janyung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah
normal pada istirahat adalah dalam kirasan sistolik (bacaan atas) 100-140 mmHg dan diastolic
60-90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg
(Ramdhani, 2017).
Tekanan darah manusia meliputi tekanan darah sistolik, tekanan darah waktu jantung
menguncup dan tekanan darah diastolik, yakni tekanan darah saat jantung istirahat atauu
relaksasi. Penentuan batasan hipertensi ini sangat penting karena akan terjadi cut off point
(Femmy, 2018).
Hipertensi menyebabkan timbulnya suatu penyakit yang dibawa akibat tekanan darah
yang tinggi dapat menimbulkan resiko terhadap strike, aneurisma, gagal jantung, serangan
jantung dan gagal ginjal, kondisi ini merupakan akumulasi dari tingginya darah yang tak
terkontrol, sehingga merambat menjadi kronis dan menimbulkan berbagai kontraksi dalam
tubuh. Komplikasi hipertensi dengan penyakit jantung koroner ini sebagai akibat dari
terjadinya pengapuran yang terjadi pada dinding pembuluh darah jantung. Penyempitan yang
terjadi pada lubang pembuluh darah jantung ini biasanya menyebabkan masalah
berkurangnya suatu aliran darah pada beberapa bagian dari otot jantung. Hal ini bisa
menyebabkan rasa nyeri yang sakit didada dan bisa berakibat gangguan pada masalah otot
jantung dan menimbulkan serangan jantung. Komplikasi lainnya adalah masalah gagal ginjal,
tekanan darah tinggi yang kemudian memaksa otot jantung untuk tetap bekerja lebih berat
dalam memompa darah. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah otot jantung yang kemudian
menebal dan meregang sehingga daya pompa otot mengalami penurunan, dan bisa
III. Etiologi
Menurut Smeltzer (2017), berdasarkan penyebab terjadinya, hipertensi terbagi atas dua
bagian, yaitu :
a. Hipertensi primer (Esensial)
Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90% - 95%.
Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab klinis yang dapat diidentifikasi, dan juga
kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor (Smeltzer, 2018 ; Lewis, Dirksen, heitkemper,
& bucher, 2017). Hipertensi primer tidak bisa disembuhkan, akan tetapi bisa dikontrol
dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik mungkin berperan penting untuk
pengembangan hipertensi primer dan bentuk tekanan darah tinggi yang cenderung
berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun (Bell, Twiggs, & Olin, 2018).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan darah dan disertai
penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis, kehamilan, medikasi tertentu, dan
penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa bersifat menjadi akut, yang
IV. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak pada pusat
vasomotor pada medulla di otak. Dari vasomotor tersebut bermula jasar simpatis yang
berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di thorak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetikolin yang akan merangsang serabut saraf pasca
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang darah sebagai respon rangsang emosi,
kemudian diubah menjadi angiotensin 2 yang menyebabkan adanya sutu vasokontriktor yang
kuat. Hal ini merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal yang mengakibatkan hipertensi. Pada lansia,
perubahan struktur dan fungsi pada system pembuluh perifer bartanggung jawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi. Perubahan tersebut meliputi ateroklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikan dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang akan
menurunkan distensi daya regang pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung ( volume sekuncup ) sehingga terjadi penurunan curah jantung dan peningkatan
V. Diagnosa
Diagnosisi hipertensi ditetapkan pada semua umur. Diagnosis hipertensi dapat bergantung
pada hasil pengkuran maupun gejala klinis dari komplikasinya. Dalam melakukan
memperhatikan beberapa hal, seperti: memastikan bahwa tekanan darahnya memang selalu
tinggi, menilai keseluruhan risiko kardiovaskular, menilai kerusakan organ dan penyakit yang
merupakan proses diagnosis tunggal yang bertahap dan menyeluruh. Tiga metode klasik yang
dapat digunakan yaitu pencatatan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium. Proses diagnosis seringkali mengalami tantangan karena sulit menetukan sejauh
mana pemeriksaan harus dilakukan. Pemeriksaan yang dangkal, tidak mudah diterima karena
hipertensi merupakan penyakit seumur hidup dan terapi yang dipilih dapat memberikan
implikasi yang serius pada penderita. Akan tetapi sederet pemeriksaan pun tidak dibenarkan
dan harus tetap didasarkan pertimbangan yang tepat. Khusus pada kaum lansia diagnosis
hipertensi harus sangat hati-hati karena ada kemungkinan terjadinya kesalahan yang
disebabkan beberapa faktor seperti panjang cuff mungkin tidak cukup untuk orang gemuk
atau berlebihan atau orang terlalu kurus, penurunan sensitivitas refleks baroreseptor sering
menyebabkan fluktuasi tekanan darah dan hipotensi postural, fluktuasi akibat (Femmy, 2011).
B. Asuhan Kebidanan
1. Pengkajian Data
Dirawat di ruang :-
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Ibu Suami
2. Anamnesa
a. Alasan datang/dirawat
b. Keluhan utama
d. Riwayat perkawinan
e. Riwayat obstetrik : G1 P0 A0
Suami Istri
= Suami
= Istri
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - -
b. Kunjungan ANC
Trimester I
Terapi : Paracetamol 1 x 1
c. Imunisasi TT : 1 Kali
TT 1 : 09-01-2021
>15 kali/hari
i. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, menurun seperti
4. Riwayat operasi
a. Nutrisi
Makan
Minum
b. Eliminasi
BAB
BAK
c. Istirahat
Tidur siang
Tidur malam
d. Personal Hygiene
e. Pola seksualitas
Ibu mengatakan melakukan kegiatan rumah tangga di bantu oleh suami dan keluarga
beralkohol)
Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan merokok, minum jamu, dan minum minuman
beralkkohol
Ibu mengatakan bahwa ibu, suami dan keluarga menerima kelahiran bayinya
Ibu mengatakan suami sebagai tulang punggung keluarga, dan pendapatan suaminya
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
BB saat hamil : 50 kg
2. Pemeriksaan fisik
Kepala Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
Mata Sklera tidak ikterik,conjungtiva tidak anemis, tidak ada odema palpebra
Hidung Tidak ada pernapasan cuping hidung tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut Tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, tidak ada gigi palsu, mukosa bibir
lembab
Leher Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada Simetris
Palpasi
Leopold 1 Bagian fundus teraba bagian bulat lunak tidak melenting (bokong)
Leopold 2 Teraba bagian kanan ibu bagian kecil menonjol dan bagian kiri teraba adanya
Leopold 4 Kedua tangan konvergen, bagian terendah janin belum masuk PAP.
Punggung Lordosis
1. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
a. Subyektif
2. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah abortus sebelumnya
b. Obyektif
1. K/U : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Td : 140/90 mmHg
4. Nadi : 84 x/menit
5. Suhu : 36,5 0c
6. Respirasi : 20 x/menit
8. Palpasi
(bokong)
Leopold 2 Teraba bagian kanan ibu bagian kecil menonjol dan bagian
masuk PAP
c. Assessment
d. Planning
6. Berikan terapi
8. Lakukan dokumentasi
e. Implementasi
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
Td : 140/90 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 0c
Respirasi : 20 x/menit
Palpasi
Leopold 1 Bagian fundus teraba bagian bulat lunak tidak melenting (bokong)
Leopold 2 Teraba bagian kanan ibu bagian kecil menonjol dan bagian kiri teraba adanya
Leopold 4 Kedua tangan konvergen, bagian terendah janin belum masuk PAP
2. Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan ibu sakit kepala itu disebabkan
karena tekanan darah ibu meningkat dan cara mengatasinya dengan hindari stres, jaga pola
a. hindari makan makanan yang banyak mengandung garam atau natrium karena
pencetus utama untuk penyakit darah tinggi dan jantung yaitu garam. Konsumsi
garam berlebih mengganggu keseimbangan natrium dan kalium di dalam tubuh.
Akibatnya, ginjal sulit bekerja dengan normal, sehingga terjadi penumpukan cairan
b. Menganjurkan ibu agar menghindari makan daging olahan seperti kornet, sosis, ham
dan lain-lain yang terbilang praktis untuk dimasak karena daging olahan seperti ini
sering dibumbui dan diawetkan dengan garam. Satu porsi daging seberat 2 ons bisa
mengandung 500 mg natrium atau lebih. Jumlah ini tentunya cukup untuk membuat
hipertensi.
air, vitamin A, vitamin C, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, dan serat. Kandungan
air dan kalium yang sangat besat pada semangka bermanfaat menetralkan tekanan
darah atau hipertensi, buah pisang adalah jenis buah yang mengandung banyak
kalium yang sangat dibutuhkan oleh penderita hipertensi, buah jeruk merupakan buah
yang akan akan vitatim C dan vitamin A. Buah jeruk juga memiliki kandungan yang
cukup tinggi. Selain dapat menurunkan tekanan darah, konsumsi jeruk secara rutin
4. Memberitahukan ibu agar istirahat yang cukup, tidur siang 1-2 jam, tidur malam 7-8 jam
kepala hebat, penglihatan kabur, pengeluaran cairan pervaginam (ketuban pecah dini <37
minggu).
7. Memberitahukan ibu agar melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi jika ada keluhan
8. Melakukan dokumentasian