Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS PKK I

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D USIA

26 TAHUN G1 P0 A0 UK 27 MINGGU

DENGAN HIPERTENSI

DI KLINIK PRAKTIK MANDIRI BIDAN

AIDA. STr,Keb

Disusun Oleh
Irma Fatmawati
NIM. PO.6224219214

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya telah
memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini pada
program D.III Kebidanan Poltekkes Palangka Raya dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada ibu Ny. D
dengan Hipertensi di PMB Aida STr.keb Palangka Raya” Penyusunan Laporan Kasus Penulisan ini
tidak terlepas dari berbagai kendala namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik
moral maupun material sehingga sedikit demi sedikit kendala tersebut dapat diatasi dengan baik. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tidak terhingga pada semua pihak yang telah
membantu dan memberi dukungan kepada penulis.

Palangka Raya, 26 Mei 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan tersebut merupakan suatu

fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita. Beberapa ibu hamil tersebut bisa

melewatinya dengan ceria hingga melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami

masalah kesehatan dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul pada

kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan (Yohanna, Yovita,& Yessica,

2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah satunya diakibatkan oleh perubahan pada

sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah yang terjadi sebelum kehamilan, komplikasi

selama masa kehamilan atau pada awal pasca partum. Perubahan kardiovaskuler disebabkan

oleh peningkatan cardiacafterload dan penurunan cardiacpreload, sedangkan pada pembuluh

darah terjadi vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh

darah (Reeder.Martin, & Griffin, 2015).

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistoldiatas 140 mmHg

dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih

atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur

dalam dua keadaan,minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2015). Hipertensi

dalamkehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salahsatu dari tiga

penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin (Prawirohardjo, 2013).

Hipertensi merupakan penyakit yang kerap dijumpai di masyarakat dengan jumlah

penderita yang terus meningkat setiap tahunnya. Baik disertai gejala atau tidak, ancaman

terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh hipertensi terus berlangsung (Situmorang, 2017).

Ada sekitar 1 miliyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua

pertiganya terdapat di negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di seluruh

dunia meninggal setiap tahunnya, dimana hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat di

kawasan ASIA Tenggara. Pada tahun 1012 terdapat 839 juta kasus penderita hopertensi dan
diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total

penduduk dunia (WHO, 2018).

Penduduk indonesia pada tahun 2013 secara nasional sebanyak 25,8% menderita

penyakit hipertensi. Apabila saat ini penduduk indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat

65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. Hal tersebut tentunya suatu kondisi yang cukup

mengejutkan. Terdapat 13 Provinsi Bangka Belitung (30,9%) atau secara absolut sebanyak

30,9% x 1.380.762 jiwa = 426.655 jiwa.Prevalensi Hipertensi di Provinsi Jawa Tengah sebesar

25,0% (Kemenkes RI, 2018).

Kasus tertinggi penyakit tidak menular tahun 2017 di Provinsi Jawa Tengah pada

kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi Esensial, yaitu

sebanyak 554.771 kasus (67,57%) lebih rendah dibanding tahun 2011 (634.860 kasus/72.13%)

(Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2017). Dari data dinas kesehatan kabupaten banyumas tahun

2010 di dapatkan bahwa hipertensi menepati urutan nomor tiga dari 10

penyakit tidak menular (PTM) yang di Kabupaten Banyumas dengan jumlah kasus

sebesar 35.085 kasus ( profil Banyumas, 2016).

Adapun di rumah sakit Umum Daerah Ajibarang disebutkan bahwa jumlah kasus

hipertensi selama tahun 2018 terdapat 1.423 kasus dari 12.730 pasien (Rekan Media, 2018). Dari

data diatas, dapat diketahui bahwa penderita hipertensi sangat banyak, namun penyebabnya

sering tidak diketahui sebelumnya oleh karena itu penyakit hipertensi disebut sebagai”pembuluh

diam-diam”.

Kondisi ini perlu mendapat perhatian lebih, karena hipertensi merupakan penyakit yang

paling umum terjadi pada sistem kardiovaskuler (Gil-Extremera and Gomez-Gonzalez, 2017).

Penyakit Hipertensi dapat dipicu oleh faktor resiko. Adapun faktor resikonya meliputi :umur,

jenis kelamin, genetik (faktor risiko yang tidak dapat diubah), kebiasaan merokok, konsumsi

garam berlebihan, kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, obesitas, dan stres, 9faktor

risiko yang dapat diubah) (Michael et al, 2017).

Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan gejala penyakit. Namun setelah

penderita mengalami hipertensi selama bertahun=tahun maka akan muncul tanda dan gejala
yakni nyeri kepala yang terjadi pada saat bangun tidur disertai mual dan muntah, epistaksis atau

mimisan karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang diderita, sakit kepala, pusing, keletihan

dan pandangan menjadi kabur. Seseorang dapat mengidap penyakit hipertensi selama bertahun-

tahun tanpa menyadari sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat. Tekanan darah

tinggi atau hipertensi apabila tidak ditangani atau diobati dalam jangka waktu panjang akan

merusak pembuluh darah seluruh tubuh, bahkan dapat menyebabkan kematian (Ardiyansyah,

2018).

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat

menimbulkan kerusakan pada otak (menyebabkan stroke), jantung (menyebabkan serangan

jantung) dan ginjal (menyebabkan gagal ginjal). Penyakit hipertensi dapat menyebabkan berbagai

macam komplikasi, Penderita hipertensi akan merasakan dampak dari hipertensi ketika telah

menjadi komplikasi (Yonata, 2016).

Tekan darah mengambarkan situasi hemodinamik seseorang saat itu. Hipertensi

merupakan gangguan keseimbangan hemodinamik sistem kardiovaskular dimana tekanan darah,

nadi, respirasi, (pernapasan), dan suhu tubuh tidak dalam batas normal (Yogiantoro, 2017).

Ibu hamil pada bulan april yang berkunjung di pmb Aida STr.keb ada 19 orang ibu

hamil,dan ibu hamil yang mengalami hipertensi ada 6 orang ibu hamil.

B. Tujuan

1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan apa saja yang diberikan pada ibu hamil dengan Hipertensi di

Praktik Mandiri Bidan Aida STr.keb Palangka Raya.

2 Tujuan Khusus menurut 7 langkah varney

a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data pada pasien

b. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa kebidanan dari identifikasi terhadap diagnosa

pasien berdasarkan interpretasi data yang benar pada pasien.

c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya
d. Mahasiswa dapat menetapkan kebutuhan atau antisipasi masalah terhadap tindakan

segera berdasarkan kondisi pasien

e. Mahasiswa dapat menyusun rencana yang menyeluruh mengacu pada diagnosa, masalah

asuhan, serta kebutuhan pasien

f. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan langsung secara efisien dan aman kepada pasien

g. Mahasiswa dapat mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar

I. Pengertian Kehamilan
a. Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam

rahimnya terdapat embrio atau fetus, Kchamilan dimulai pada saat masa konsepsi

hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus

yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi Kondisi keschatan calon

ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi tingkat keberhasilan

kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim

maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu dapat menjaga

perilaku hidup sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kondisi calon ibu pada masa kehamilan.

b. Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan normal juga

dapat berubah menjadi kehamilan patologis.Patologi pada kehamilan merupakan

suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil

c. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana tekanan

darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya peningkatan tekanan
sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih

diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam

(Reeder dkk. 2015).

Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik >140/90 mmHg

pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan

tekanan darah sistolik > 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik >15 mmHg sebagai

parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2015)

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan:

a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20 minggu atau

hipertensi yang pertama kali didiagnosa setelah umur kehamilan 20 minggu dan

hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan

b. Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul 20 minggu kehamilan disertai dengan

proteinuria.

c. Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang sampai koma.

d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsia adalah hipertensi kronik di sertai

tanda-tanda preeklamsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria.

e. Hipetensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada

kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pacsa

persalinan atau kehamilan dengan preeklamsia tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo

2015).

Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik tergantung apakah

otak janyung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah

normal pada istirahat adalah dalam kirasan sistolik (bacaan atas) 100-140 mmHg dan diastolic

60-90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg

(Ramdhani, 2017).

Tekanan darah manusia meliputi tekanan darah sistolik, tekanan darah waktu jantung

menguncup dan tekanan darah diastolik, yakni tekanan darah saat jantung istirahat atauu
relaksasi. Penentuan batasan hipertensi ini sangat penting karena akan terjadi cut off point

untuk memperoleh prevalensi hipertensi dipopulasi. Perubahan-perubahan pada batasan

hipertensi akan mengakibatkan terjadinya perubahan prevalensi hipertensi pada populasi

(Femmy, 2018).

Hipertensi menyebabkan timbulnya suatu penyakit yang dibawa akibat tekanan darah

yang tinggi dapat menimbulkan resiko terhadap strike, aneurisma, gagal jantung, serangan

jantung dan gagal ginjal, kondisi ini merupakan akumulasi dari tingginya darah yang tak

terkontrol, sehingga merambat menjadi kronis dan menimbulkan berbagai kontraksi dalam

tubuh. Komplikasi hipertensi dengan penyakit jantung koroner ini sebagai akibat dari

terjadinya pengapuran yang terjadi pada dinding pembuluh darah jantung. Penyempitan yang

terjadi pada lubang pembuluh darah jantung ini biasanya menyebabkan masalah

berkurangnya suatu aliran darah pada beberapa bagian dari otot jantung. Hal ini bisa

menyebabkan rasa nyeri yang sakit didada dan bisa berakibat gangguan pada masalah otot

jantung dan menimbulkan serangan jantung. Komplikasi lainnya adalah masalah gagal ginjal,

tekanan darah tinggi yang kemudian memaksa otot jantung untuk tetap bekerja lebih berat

dalam memompa darah. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah otot jantung yang kemudian

menebal dan meregang sehingga daya pompa otot mengalami penurunan, dan bisa

menyebabkan kegagalan pada kerja jantung secara umum (Ramdhani, 2017).

II. Tanda dan Gejala

 Sering Mengalami Sakit kepala


 Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
 Susah tidur
 Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
 Mata Kabur atau berkunang-kunang
 Detak Jantung berdebar-debar
 Mudah Capek/Letih/lelah
 Telinga berdengung

III. Etiologi
Menurut Smeltzer (2017), berdasarkan penyebab terjadinya, hipertensi terbagi atas dua

bagian, yaitu :
a. Hipertensi primer (Esensial)

Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90% - 95%.

Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab klinis yang dapat diidentifikasi, dan juga

kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor (Smeltzer, 2018 ; Lewis, Dirksen, heitkemper,

& bucher, 2017). Hipertensi primer tidak bisa disembuhkan, akan tetapi bisa dikontrol

dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik mungkin berperan penting untuk

pengembangan hipertensi primer dan bentuk tekanan darah tinggi yang cenderung

berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun (Bell, Twiggs, & Olin, 2018).

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan darah dan disertai

penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis, kehamilan, medikasi tertentu, dan

penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa bersifat menjadi akut, yang

menandakan bahwa adanya perubahan pada curah jantung (Ignatavicius,

Workman, & Rebar, 2017).

IV. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak pada pusat

vasomotor pada medulla di otak. Dari vasomotor tersebut bermula jasar simpatis yang

berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia

simpatis di thorak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk

impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik

ini, neuron preganglion melepaskan asetikolin yang akan merangsang serabut saraf pasca

ganglion ke pembuluh darah. Dengan dilepaskannya nerepineprin akan mengakibatkan

konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor (Ramdhani,

2017).Seseorang dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin. Pada saat

bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang darah sebagai respon rangsang emosi,

kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula


adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi

pembulih darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal

menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin 1 yang

kemudian diubah menjadi angiotensin 2 yang menyebabkan adanya sutu vasokontriktor yang

kuat. Hal ini merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan

retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal yang mengakibatkan hipertensi. Pada lansia,

perubahan struktur dan fungsi pada system pembuluh perifer bartanggung jawab pada

perubahan tekanan darah yang terjadi. Perubahan tersebut meliputi ateroklerosis, hilangnya

elastisitas jaringan ikan dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang akan

menurunkan distensi daya regang pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan aorta dan arteri

besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh

jantung ( volume sekuncup ) sehingga terjadi penurunan curah jantung dan peningkatan

tahanan perifer (Ramdhani, 2018).

V. Diagnosa
Diagnosisi hipertensi ditetapkan pada semua umur. Diagnosis hipertensi dapat bergantung

pada hasil pengkuran maupun gejala klinis dari komplikasinya. Dalam melakukan

pemeriksaan diagnostik terhadap pengidap tekanan darah tinggi, umumnya perlu

memperhatikan beberapa hal, seperti: memastikan bahwa tekanan darahnya memang selalu

tinggi, menilai keseluruhan risiko kardiovaskular, menilai kerusakan organ dan penyakit yang

menyertainya, serta mencari tahu kemungkinan penyebabnya. Unsur-unsur tersebut

merupakan proses diagnosis tunggal yang bertahap dan menyeluruh. Tiga metode klasik yang

dapat digunakan yaitu pencatatan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

laboratorium. Proses diagnosis seringkali mengalami tantangan karena sulit menetukan sejauh

mana pemeriksaan harus dilakukan. Pemeriksaan yang dangkal, tidak mudah diterima karena

hipertensi merupakan penyakit seumur hidup dan terapi yang dipilih dapat memberikan

implikasi yang serius pada penderita. Akan tetapi sederet pemeriksaan pun tidak dibenarkan

dan harus tetap didasarkan pertimbangan yang tepat. Khusus pada kaum lansia diagnosis

hipertensi harus sangat hati-hati karena ada kemungkinan terjadinya kesalahan yang
disebabkan beberapa faktor seperti panjang cuff mungkin tidak cukup untuk orang gemuk

atau berlebihan atau orang terlalu kurus, penurunan sensitivitas refleks baroreseptor sering

menyebabkan fluktuasi tekanan darah dan hipotensi postural, fluktuasi akibat (Femmy, 2011).

B. Asuhan Kebidanan
1. Pengkajian Data

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI NY.’’D’’


UMUR 26 TAHUN G1P0A0 UK 27 MINGGU DENGAN
HIPERTENSI DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN
AIDA.STr.Keb

Masuk RS/PKM/PMB Tanggal/Pukul :8-04-2021/19.00 WIB

Dirawat di ruang :-

A. DATA SUBYEKTIF

1. Biodata

Ibu Suami

Nama : Ny. D Tn. B

Umur : 26 Tahun 28 Tahun

Agama : Islam Islam

Suku/bangsa : Dayak/ WNI Dayak/ WNI

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : IRT Swasta

Alamat : Jl.mendawai Jl. mendawai

2. Anamnesa

a. Alasan datang/dirawat

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

b. Keluhan utama

Ibu mengatakan sakit kepala dan mengeluh kepala terasa pusing


c. Riwayat menstruasi

Menarche : 14 Tahun Siklus : 28 Hari

Lama : 6 Hari Teratur : Teratur

Sifat darah : Encer Keluhan : Tidak ada

d. Riwayat perkawinan

Status perlawinan : Menikah Menikah ke :1

Usia menikah pertama kali :23 Tahun Lama : 2 Tahun

e. Riwayat obstetrik : G1 P0 A0

Suami Istri

= Suami

= Istri

Hamil Persalinan Nifas


Umur Jenis BB
ke Tanggal Penolong Komplikasi JK Laktasi Komplikasi
kehamilan persalinan lahir

- - - - - - - - - -

f. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

Jenis Pasang Lepas


No
Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Alasan
kontrasepsi

- - - - - - - - -

g. Riwayat Kehamilan Sekarang


1). HPHT : 05-09-2020 HPL : 12-06-2021

a. ANC pertama umur kehamilan : 27 minggu 1 hari

b. Kunjungan ANC

Trimester I

Frekuensi : 2 kali, Tempat : PMB Oleh : Bidan

Keluhan : Mual muntah dan pusing

Komplikasi : Tidak Ada

Terapi : Inj.Neurobion 3 ml secara IM

: Vitamin gestiamin 1x1 (malam sebelum tidur)

: Samtacid 3x1 (diminum 30 menit sebelum makan)

: Vasverum 3x1 (diminum sesudah makan)

Trimester II : 2 kali, Tempat : PMB Oleh : Bidan

Keluhan : Sakit kepala

Komplikasi : Tidak ada

Terapi : Paracetamol 1 x 1

Trimester III : Belum dilakukan

c. Imunisasi TT : 1 Kali

TT 1 : 09-01-2021

h. Pengerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)

>15 kali/hari

i. Riwayat Kesehatan

1. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun,dan menahun)

Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, menurun seperti

diabetes mellitus dan menahun seperti hipertensi

2. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)

Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, menurun

seperti diabetes mellitus dan menahun seperti hipertensi

3. Riwayat keturunan kembar


Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada keturunan kembar

4. Riwayat operasi

Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi

5. Riwayat alergi obat

Ibu mengatakan tidak ada alergi obat

j. Pola pemenuhan kebutuhan

Sebelum hamil Saat hamil

a. Nutrisi

Makan

Frekuensi : 2 x/hari 3 x/hari

Jenis : Bervariasi Bervariasi

Porsi : 1 Piring 1 Piring

Pantangan : Tidak ada Tidak ada

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

Minum

Frekuensi : 5-6 x/hari 6-8 x/hari

Jenis : Air putih Air putih

Porsi : 1 gelas 1 gelas

Pantangan : Tidak ada Tidak ada

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

b. Eliminasi

BAB

Frekuensi : 2-3 x/hari 2-3 x/hari

Warna : Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan

Konsistensi : Lunak Lunak

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

BAK

Frekuensi : 4-7 x/hari 4-7 x/hari


Warna : kuning jernih kuning jernih

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

c. Istirahat

Tidur siang

Lama : 2 jam/hari 2 jam/hari

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

Tidur malam

Lama : 7 jam/hari 7 jam/hari

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

d. Personal Hygiene

Mandi : 2 x/hari 2 x/hari

Ganti pakaian : 2 x/hari 3 x/hari

Gosok gigi : 2 x/hari 2 x/hari

Keramas : 3 x/minggu 2 x/minggu

e. Pola seksualitas

Frekuensi : 2 x/minggu 1 x/minggu

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olahraga)

Ibu mengatakan melakukan kegiatan rumah tangga di bantu oleh suami dan keluarga

g. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, dan mimuman

beralkohol)

Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan merokok, minum jamu, dan minum minuman

beralkkohol

h. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap

kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan

bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga.

Ibu mengatakan bahwa ibu, suami dan keluarga menerima kelahiran bayinya

Ibu mengatakan keluarganya sangat mendukung kehamilannya


Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan tetangga baik

Ibu mengatakan peralatan bayinya belum disiapkan

Ibu mengatakan setiap minggu beribadah

Ibu mengatakan kegiatan sosialnya berjalan baik

Ibu mengatakan suami sebagai tulang punggung keluarga, dan pendapatan suaminya

lebih dari cukup untuk keluarganya

i. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)

Ibu mengatakan belum mengetahui tentang kehamilan

Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persalinan

Ibu mengatakan belum mengetahui tentang masa nifas

j. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)

Ibu mengatakan lingkungan rumahnya bersih, tidak ada memeliharan hewan

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum

Kesadaran umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Status emosional : Stabil

Tanda vital

TD Sebelum hamil : 110/80 mmHg Nadi : 84 x/menit

TD Setelah hamil : 140/90 mmhg Suhu : 36,5 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit TB : 160 cm

BB sebelum hamil : 43 Kg Lila : 24 cm

BB saat hamil : 50 kg

2. Pemeriksaan fisik

Kepala Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe

Wajah Tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odema

Mata Sklera tidak ikterik,conjungtiva tidak anemis, tidak ada odema palpebra

Hidung Tidak ada pernapasan cuping hidung tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut Tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, tidak ada gigi palsu, mukosa bibir

lembab

Telinga Simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik

Leher Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Dada Simetris

Payudara Simetris, payudara membesar, puting susu menonjol,areola mamae

biperpigmentasi, colostrum belum keluar dan bersih.

Abdomen Membesar kedepan,membesar sesuai usia kehamilan,tidak ada bekas luka

operasi,tidak ada striae, tidak ada linea nigra

Palpasi

Leopold 1 Bagian fundus teraba bagian bulat lunak tidak melenting (bokong)

Leopold 2 Teraba bagian kanan ibu bagian kecil menonjol dan bagian kiri teraba adanya

tahanan memanjang (punggung)

Leopold 3 Teraba bagian bulat, keras, melenting Kepala

Leopold 4 Kedua tangan konvergen, bagian terendah janin belum masuk PAP.

Pemeriksaan Mc. Donald TFU 25 cm, TBBJ 2.015 gram

Punctum Maksimum Kuadran kiri bawah perut ibu

Auskultasi 150 x/menit/teratur

Punggung Lordosis

Ekstremitas Atas Simetris, gerakan aktif, tidak ada anemis tidak

sianosis, terdapat odema pada jari tangan

Ekstremitas Bawah Simetris, gerakan aktif, kuku tidak anemis tidak

sianosis, terdapat odema, dan tidak ada varises di

paha kanan dan kiri

Reflek patella (+)/(+)

Genetalia luar Tidak dilakukan

Pemeriksaan panggul Tidak dilakukan

1. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

B Dokumentasi Kebidanan SOAP

a. Subyektif

1. Ibu mengatakan mengeluh sakit kepala

2. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah abortus sebelumnya

3. Ibu mengatakan HPHT tanggal 05-09-2020

b. Obyektif

1. K/U : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Td : 140/90 mmHg

4. Nadi : 84 x/menit

5. Suhu : 36,5 0c

6. Respirasi : 20 x/menit

7. Pemeriksaan head to toe : Tidak ada kelainan

8. Palpasi

Leopold 1 Bagian fundus teraba bagian bulat lunak tidak melenting

(bokong)

Leopold 2 Teraba bagian kanan ibu bagian kecil menonjol dan bagian

kiri teraba adanya tahanan memanjang (punggung)

Leopold 3 Teraba bagian bulat, keras, melenting Kepala

Leopold 4 Kedua tangan konvergen, bagian terendah janin belum

masuk PAP

c. Assessment

G1P0A0 UK 27 minggu janin tunggal hidup intra uterin dengan hipertensi

d. Planning

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2. Jelaskan tentang keluhan yang dirasakan ibu


3. Beritahu ibu agar menjaga pola makannya

4. Beritahu ibu agar istirahat yang cukup

5. Beritahu ibu akan tanda bahaya kehamilan TM 2

6. Berikan terapi

7. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi

8. Lakukan dokumentasi

e. Implementasi

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan TTV

K/U : Baik

Kesadaran : Composmentis

Td : 140/90 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 36,5 0c

Respirasi : 20 x/menit

Palpasi

Leopold 1 Bagian fundus teraba bagian bulat lunak tidak melenting (bokong)

Leopold 2 Teraba bagian kanan ibu bagian kecil menonjol dan bagian kiri teraba adanya

tahanan memanjang (punggung)

Leopold 3 Teraba bagian bulat, keras, melenting Kepala

Leopold 4 Kedua tangan konvergen, bagian terendah janin belum masuk PAP

2. Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan ibu sakit kepala itu disebabkan

karena tekanan darah ibu meningkat dan cara mengatasinya dengan hindari stres, jaga pola

makan, istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih.

3. Memberitahukan ibu untuk menjaga pola makannya

a. hindari makan makanan yang banyak mengandung garam atau natrium karena

pencetus utama untuk penyakit darah tinggi dan jantung yaitu garam. Konsumsi
garam berlebih mengganggu keseimbangan natrium dan kalium di dalam tubuh.

Akibatnya, ginjal sulit bekerja dengan normal, sehingga terjadi penumpukan cairan

yang diikuti dengan naiknya tekanan darah.

b. Menganjurkan ibu agar menghindari makan daging olahan seperti kornet, sosis, ham

dan lain-lain yang terbilang praktis untuk dimasak karena daging olahan seperti ini

sering dibumbui dan diawetkan dengan garam. Satu porsi daging seberat 2 ons bisa

mengandung 500 mg natrium atau lebih. Jumlah ini tentunya cukup untuk membuat

hipertensi.

c. Menganjurkan ibu makan buah-buahan seperti Semangka karena mengandung banyak

air, vitamin A, vitamin C, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, dan serat. Kandungan

air dan kalium yang sangat besat pada semangka bermanfaat menetralkan tekanan

darah atau hipertensi, buah pisang adalah jenis buah yang mengandung banyak

kalium yang sangat dibutuhkan oleh penderita hipertensi, buah jeruk merupakan buah

yang akan akan vitatim C dan vitamin A. Buah jeruk juga memiliki kandungan yang

cukup tinggi. Selain dapat menurunkan tekanan darah, konsumsi jeruk secara rutin

juga dapat memelihara kesehaan Anda secara menyeluruh.

4. Memberitahukan ibu agar istirahat yang cukup, tidur siang 1-2 jam, tidur malam 7-8 jam

5. Memberitahukan tanda bahaya kehamilan trimester II : perdarahan pervaginam, nyeri

kepala hebat, penglihatan kabur, pengeluaran cairan pervaginam (ketuban pecah dini <37

minggu).

6. Memberikan ibu obat paracetamol 1 x 1 kapan/perlu saja

7. Memberitahukan ibu agar melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi jika ada keluhan

8. Melakukan dokumentasian

Anda mungkin juga menyukai