Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai dari kebersihan alat
makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air besar. Semua yang dapat
mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus diawasi.
Bayi dan balita (bayi bawah lima tahun) rentan sekali akan diare. Perkembangan sistem
pencernaan dan kekebalan tubuhnya yang belum optimal menyebabkan mereka mudah terserang
diare akibat bakteri atau virus.
Penanganan diare pada balita atau bayi paling penting adalah menjaga jangan sampai terjadi
dehidrasi karena dehidrasi inilah yang menyebabkan diare pada anak bisa membawa maut.
Pengobatannya kita harus mengetahui penyebab diare dari bentuk feses sewaktu BAB dan
analisis klinis lain. Analisis lain bisa dimungkinkan dari obat diare, diantaranya adalah
kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare, seperti bakteri atau parasit, obstipansia
untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang membantu menghilangkan kejang perut
yang tidak menyenangkan.
Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan
menentukan obat yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misal bakteri, parasit. Pemberian
kemoterapeutika memiliki efek samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk dokter
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit.
Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi.
Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
B. Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare
dengan beberapa cara:
1. Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan
elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik
(atropine, ekstrak belladonna)
2. Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan
tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.
3. Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi)
zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan
(udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir
usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat
yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.
Contoh obat-obatan golongan ini Pada balita contoh obat aopectat, Guanistrep, neo Kaolana, Neo
Kaominal dll... Pada orang dewasa new diatab, biodiar, norit, entrostop, dll
biodiar
C. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali
mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium.
sedangkan penggunaan Lacto B, Probi dan obat sejenis yang mengandung lactobasilus adalah
berguna untuk memperbaiki saluran cerna dan menekan bakteri yang menyebabkan diare.
Sebenarnya yang paling penting adalah penggunaan oralit untuk mencegah dehidrasi, karena
pada waktu diare tubuh kehilangan banyak cairan, sehingga tubuh butuh keseimbangan cairan.
Cairan ini dapat digantikan dengan larutan garam elektrolit yang banyak tersedia di apotek
seperti Oralit ataupun Pedialyte.
Sewaktu diare putra putri anda jangan dipuasakan, asupan makanan bergizi harus tetap diberikan,
akan tetapi hindari sayuran yang mengandung serat, karena serat susah dicerna sehingga bisa
meningkatkan frekuensi diarenya. Buah-buahan juga dihindari kecuali pisang dan apel karena
mengandung kaolin, pektin, kalium yang berfungsi memadatkan tinja serta menyerap racun.
Bila di rumah tidak sedia Oralit atau Pedialyte orangtua bisa membuat cairan elektrolit dengan
melarutkan 1-2 sendok makan gula dan garam seujung sendok teh kedalam air putih satu gelas.
Untuk kalori bisa diberikan air tajin, 1 sdm tepung beras 100 cc air dimasak sampai mendidih.