Anda di halaman 1dari 3

Kerangka Acuan Kegiatan

Penanganan Diare Pada Balita


Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3 kali atau lebih dalam satu hari
dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit berampas, kadang juga disertai
darah atau lendir.
Penyebab diare pada bayi dan balita kebanyakan karena bakteri atau virus maupun parasit yang
masuk melalui makanan atau bisa pula karena alergi terhadap makanan.
Penyakit diare dapat ditularkan melalui:

 Pemakaian botol susu yang tidak bersih


 Mencuci botol susu tidak higienis
 Menggunakan sumber air yang tercemar
 Buang air besar disembarang tempat
 Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.

Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai dari kebersihan alat
makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air besar. Semua yang dapat
mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus diawasi.

Bayi dan balita (bayi bawah lima tahun) rentan sekali akan diare. Perkembangan sistem
pencernaan dan kekebalan tubuhnya yang belum optimal menyebabkan mereka mudah terserang
diare akibat bakteri atau virus.

Penanganan diare pada balita atau bayi paling penting adalah menjaga jangan sampai terjadi
dehidrasi karena dehidrasi inilah yang menyebabkan diare pada anak bisa membawa maut.
Pengobatannya kita harus mengetahui penyebab diare dari bentuk feses sewaktu BAB dan
analisis klinis lain. Analisis lain bisa dimungkinkan dari obat diare, diantaranya adalah
kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare, seperti bakteri atau parasit, obstipansia
untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang membantu menghilangkan kejang perut
yang tidak menyenangkan.

Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan
menentukan obat yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misal bakteri, parasit. Pemberian
kemoterapeutika memiliki efek samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk dokter

Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit.
Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi.
Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.

Penggolongan Obat Diare


A. Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti
antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
1. Racecordil (tidak untuk bayi dan Anak )
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks
terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak
kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di
Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.
2. Loperamide (tidak untuk bayi dan balita )
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas
saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan
dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid
dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di
bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.(contoh obat
Imodium, lopamid, lodia dll)
3. Nifuroxazide (bisa untuk bayi dan dewasa)
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli,
Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide
bekerja lokal pada saluran pencernaan.
Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli &
Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun
dewasa.(contoh obat nifural )
4. Dioctahedral smectite
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro
telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta
rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang
diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang
terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.(contoh obat
smecta)

B. Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare
dengan beberapa cara:
1. Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan
elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik
(atropine, ekstrak belladonna)
2. Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan
tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.
3. Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi)
zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan
(udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir
usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat
yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.

Contoh obat-obatan golongan ini Pada balita contoh obat aopectat, Guanistrep, neo Kaolana, Neo
Kaominal dll... Pada orang dewasa new diatab, biodiar, norit, entrostop, dll
biodiar
C. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali
mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium.

sedangkan penggunaan Lacto B, Probi dan obat sejenis yang mengandung lactobasilus adalah
berguna untuk memperbaiki saluran cerna dan menekan bakteri yang menyebabkan diare.

Sebenarnya yang paling penting adalah penggunaan oralit untuk mencegah dehidrasi, karena
pada waktu diare tubuh kehilangan banyak cairan, sehingga tubuh butuh keseimbangan cairan.
Cairan ini dapat digantikan dengan larutan garam elektrolit yang  banyak tersedia di apotek
seperti Oralit ataupun Pedialyte.

Sewaktu diare putra putri anda jangan dipuasakan, asupan makanan bergizi harus tetap diberikan,
akan tetapi hindari sayuran yang mengandung serat, karena serat susah dicerna sehingga bisa
meningkatkan frekuensi diarenya. Buah-buahan juga dihindari kecuali pisang dan apel karena
mengandung kaolin, pektin, kalium yang berfungsi memadatkan tinja serta menyerap racun.

Bila di rumah tidak sedia Oralit atau Pedialyte orangtua bisa membuat cairan elektrolit dengan
melarutkan 1-2 sendok makan gula dan garam seujung sendok teh kedalam air putih satu gelas.
Untuk kalori bisa diberikan air tajin, 1 sdm tepung beras 100 cc air dimasak sampai mendidih.

Anda mungkin juga menyukai