Anda di halaman 1dari 18

PANGKALAN TNI AL NUNUKAN

LANTAMAL XIII TARAKAN

SPESIFIKASI TEKNIS
PERBAIKAN SEDANG MESS PERWIRA NALA LANAL NUNUKAN

BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN SIPIL

1. Air (PUBI 1970/N-3)


1.1. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air yang tidak mengandung
minyak,asam,akali,garam, bahan – bahan organic atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak bangunan.Dalam hal ini harus dengan hasil test laboratorium
1.2. Khusus untuk beton, jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan beton atau dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat
serta harus dilakukan setepat-tepatnya.

2. Pasir (PUBI 1970/NI – 3, PBI 1971/NI – 2)


2.1. Pasir Urug
Pasir untuk pengurungan, peninggian dan lain-lain tujuan harus bersih dan keras. Pasir
diluar pasir sungai untuk maksud-maksud tersebut harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan Tim Teknis/Pengawas Lapangan.
2.2. Pasir Pasang
Pasir Pasang untuk dilakukan pasangan,adukan plesteran dan beton bitumen harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
 Butiran harus tajam dan keras tidak dapat dihancurkan dengan jari.
 Kadar lumpur tidak boleh dari 5% (lima persen)
 Butiran-butiran harus dapat dapat melalui ayakan berlubang persegi 3mm.
 Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
2.3. Pasir beton
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 (NI-
2) diantaranya yang paling penting adalah:
 Butiran-butiran harus tajam dan tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh
cuaca.
 Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen )
 Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila diayak
dengan ayakan 150 maka sisa butir-butiran diatas ayakan 0,25 mm,berkisar antara 80
% dari berat
 Pasir laut tidak boleh digunakan
 Syarat-syarat tersebut diatas harus dibuktikan dengan pengujian laboratorium.

3. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)


3.1. Yang dimaksud dengan Agregat Kasar dapat berupa kerikil atau batu pecah yang diperoleh
dari pemecahan batu dengan besar butiran lebih besar dari 5 mm.
3.2. Kerikil atau Batu Pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
SK SNI T-15-1991 diantaranya: Harus terdiri dari butir – butir yang keras, tidak
berpori,tidak pecah / hancur oleh pengaruh cuaca.
3.3. Kerikil atau batu pecah harus keras, bersih serta sesuai butiran dan gradasinya bergantung
pada penggunaannya dan tidak boleh mengandung Lumpur lebih besar dari 1 (satu)
persen .
3.4. Warnanya harus hitam mengkilat keabu-abuan.

4. Portland Cemen (NI -8,PBI 1971/NI-2)


4.1. Portland Cemen (PC) yang digunakan harus PC jenis (NI-8) dan dalam kantong baru/utuh.
4.2. Bila mengunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian terlebih dahulu
oleh Laboratorium yang berkompeten.
4.3. Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi lembab,
begitu pula penempatannya harus ditempatkan ditempat kering.
4.4. PC yang sudah membatu (menjadi keras dan sweeping ) tidak boleh dipergunakan lagi.

5. Kayu (PPKI 1961 )


5.1. Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan sehat dengan ketentuan bahwa sifat dari
kekurangan –kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau
mempengaruhi nilai kontruksi bangunan.
5.2. Jenis kayu yang digunakan harus cukup tua, dipilih dari mutu yang terbaik, kering, lurus
dan dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata
kayu melintang basa dan lapuk .
5.3. Untuk kayu balok, kelembapan tidak dibenarkan melebihi 19% dan kayu papan (kayu yang
ketebalannya kurang dari 2,5 cm) disyaratkan kelembapannya tidak lebih dari 12%.

6. Baja dan Tulangan Beton dan kawat pengikat (PUBI 170/NI-3)


6.1. Jenis baja harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang dikenal dan bentuk batang-batang
polos atau batang-batang yang diprofilkan. Untuk rangka atap (stell roof framing), baja
yang dipakai memiliki karakter ringan, kuat,anti karat dan bebas rayap.
6.2. Mutu baja tulangan dipakai U-24
6.3. Kawat pengikat harus terbuat dari basi baja lunak dengan diameter minimum 1mm yang
telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

7. Beton (PBI 1971/NI-2)


7.1. Beton mutu K-125 s/d K-175 yang dipakai untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat
dipakai/diperkirakan dengan dengan campuran 1PC: 3 Pasir:5 kerikil/Split atau dipakai
1PC:2pasir:3Kerikil/Split.
7.2. Beton mutu K-175 s/d K-225 yang dipakai untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat
dipakai/diperkirakan dengan campuran 1PC:1,5 Pasir:2,5 Kerikil/Split.
7.3. Untuk mutu beton K-225 adalah campuran yang diencerkan.yang dibuktikan dengan data
Otentik dari pengalaman dan data percobaan bahwa kekuatan karakteristik yang
disyaratkan dapat dicapai.
7.4. Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan sebuah kerucut
tepancung Abram. Nilai – nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus menurut Tabel
4.4.1. PBI 1971 (NI-1).
8. Batu Bata
8.1. Batu Bata Merah harus dari satu pabrik,satu ukuran,satu warna atau satu kualitas.
8.2. Ukuran harus sama :Batu Bata Merah : Panjang 20 cm, lebar 10 cm dan tebal 5 cm
8.3. Penyimpangan terbesar dari ukuran tersebut tidak boleh melebihi 1 cm
8.4. Warna satu sama lainnya harus sama dan bila dipatahkan warna penampang harus sama
dan merata kemerah-merahan (Batu Bata Merah).
8.5. Bentuk bidang – bidangnya harus rata, sudut-sudutnya harus siku dan bersudut 90 derajat
dan bidangnya tidak boleh retak-retak.
8.6. Berat satu sama lain harus sama, berarti ukuran pembakaran dan pengadukannya harus
sama dan sempurna.
8.7. Bila dipukul dengan benda keras sauaranya harus nyaring.
BAB II
RAPAT DAN LAPORAN

1. Rapat Lapangan
1.1. Sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu diadakan Rapat Lapangan (Site
Meeting) di Ruang Rapat Tim Teknis Lapangan dipimpin langsung oleh Tim Teknis.
1.2. Pokok-pokok pembicaraan dalam rapat antara lain:
 Kemajuan pekerjaan (Progress Report) dan hal-hal yang tercantum dalam
Laporan Mingguan.
 Perihal Administrasi Proyek.
 Hal-hal Teknis (Penjelasan Gambar/Spesifikasi serta instruksi Tim Teknis dan
Pemberi Tugas)
 Koordinasi Pekerjaan
 Seluruh hasil rapat ditulis dalam satu Risalah Rapat dan masing-masing
peserta rapat menerima satu berkas risalah rapat yang dapat dijadikan acuan dan
control bagi pelaksanaan pekerjaan.

2. Laporan – Laporan
Pemborong harus membuat catatan-catatan berupa laporan harian yang memberikan
gambaran dan catatan singkat dan jelas mengenai :
2.1. Taraf berlangsungnya pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor bawahan
2.2. Catatan dari Pemberi Tugas / Tim Teknis / Konsultan Pengawas yang telah disampaikan
secara tertulis maupun lisan
2.3. Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan mesin yang masuk.
2.4. Keadaan cuaca.
2.5. Hal ikhwal mengenai pekerjaan.
2.6. Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
2.7. Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada.Setiap Laporan
harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan disetujui kebenarannya oleh
pengawas harian dari konsultan pengawas. Perselisihan mengenai hal ini mengakibatkan
pekerjaan dihentikan untuk keadaan opname dan berdasarkan laporan harian ini,oleh
kontraktor disusun laporan mingguan yang minimal berisikan :
 Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam satu minggu serta perbandingannya
dengan schedule yang sepakati.
 Prestasi fisik yang dicapai,dibandingkan dengan program, dan dibandingkan dengan
mingu sebelumnya dalam suatu curva ``S``
 Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga,bahan dan peralatan serta
rencana penangulanganya.
 Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah/kurang.
 Instruksi –instruksi, teguran-teguran dan sebagainya yang telah diterima oleh
Kontraktor dari Pemberi Tugas,Tim Teknis dan Konsultan Pengawas serta solusinya.
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan ini merupakan tahap awal dalam kegiatab REHAB MESS LANAL NUNUKAN, adapun
ketentuannya adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran
1.1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
bangunan dengan dilengkapi keterangan – keterangan mengenai peil ketinggian tanah.
Letak batas-batas tanah dengan menggunakan alat optic dan sudah ditetapkan
kebenarannya oleh pihak yang berwajib.
1.2. Perbedaan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan harus segera
dilaporkan kepada Tim Teknis untuk dimintai keputusannya.
1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolit type T.0.
1.4. Pemborong harus menyediakan waterpass/ theodolit type T.0 beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan lapangan oleh Tim Teknis/Pengawas
Lapangan.
1.5. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas
dilindungi dari kerusakan – kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini,
dan untuk ini harus dicantumkan dalam gambar pengukuran seperti disebutkan pada ayat
(1) pasal ini.
1.6. Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan/pengesahan dari Tim
Teknis,yang meliputi antara lain :
 Sistem koordinat,sesuai ketentuan gambar.
 Peil setiap titik simpul koordinat dan transisi dengan interval 0,25 m (tinggi)
 Rencana Kantor Tim Teknis Lapangan, Kantor Pemborong,tempat simpan
bahan terbuka,tempat simpan bahan tertutup,los kerja,sumber air dan reservoir.

2. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Kerja


2.1. Air untuk bekerja harus disediakan Pemborong dengan membuat sumur pompa atau atau
air dari PDAM. Air harus bersih dan bebas dari Lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya.
2.2. Reservoir/Bak Air harus dibuat dengan ukuran secukupnya dan senantiasa terisi penuh.
2.3. Listrik untuk bekerja harus disediakan pemborong dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pelaksanaan pekerjaan
3. Pekerjaan Galian Tanah Dan Pembuangan Tanah
3.1. Galian tanah dilakukan setelah batas-batas area yang akan digali yang ditunjukkan oleh
bouwplank selesai dikerjakan dengan memakai peralatan dan tenaga yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.
3.2. Tanah dan hasil galian harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang ketempat yang
ditentukan oleh Tim Teknis.
3.3. Kontraktor berkewajiban membersihkan lokasi serta jalan umum yang menjadi kotor akibat
pekerjaan pembuangan tanah proyek ini.
3.4. Masalah ketertiban lingkungan maupun lalu lintas akibat pekerjaan ini menjadi
tanggungjawab kontraktor.
BAB IV
PEKERJAAN STRUKTUR PONDASI

Pekerjaan struktur pondasi merupakan bagian dari kegiatan REHAB MESS LANAL NUNUKAN
dimana pondasi yang dimaksud adalah pondasi keliling sekitar area mess Lanal.

1. Pondasi Menerus
1.1. Sebelum pemasangan pondasi dimulai, harus dibuat lantai kerja dari pasir urug tanpa
adukan, pasir diurug dan dipadatkan setebal 5 Cm.
1.2. Pondasi penerus terbuat dari pasangan pondasi batu belah dengan menggunakan
perbandingan campuran 1 PC : 4 Ps.
1.3. Jika pasangan pondasi sementara dihentikan, maka ujung perhentian pondasi dibuat bergigi
agar pada waktu penyambungan berikutnya menjadi ikatan yang kuat.
1.4. Setelah pasangan pondasi penerus selesai dikerjakan selanjutnya dilakukan pengurugan
tanah kembali dengan cara menimbris tanah urugan tersebut hingga tanah padat.
BAB V
PEKERJAAN STRUKTUR

Pekerjaan struktur pondasi merupakan, bagian dari kegiatan REHAB MESS LANAL NUNUKAN
dimana pekerjaan struktur merupakan bagian dari area parker yang akan di rehab pada kegiatan ini

1. Pekerjaan Beton Bertulang


1.1. Beton Cor di Tempat
a. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan,tenaga kerja dan jasa-jasa lain
sehubungan pekerjaan beton biasa dan beton bertulang.
b. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali ditentukan lain maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan yang
tertera dalam:
 SK SNI T-15 1991-03
 NI-2 PBI-1971
 NI-3-1970
 NI-5-1961
 NI-8-1974
 SKM-JLS G 3445

c. Syarat-syarat pelaksanaan \
Untuk seluruh pekerjaan Struktur digunakan mutu beton K-125 dan K-175 atau
Campuran 1PC : 3Ps : 5 Krl digunakan pada pekerjaan Tiang praktis,balok latei dan
Campuran 1PC : 2Ps : 3 Krl digunakan pada Pondasi tapak,Balok sloof,Tiang kolom
dan Ring balk dan cara pelaksanaannya harus sesuai bestek atau petunjuk Tim Teknis
d. Bahan Agregate Halus (Pasir)
 Agregate Halus (Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang keras kekal dan tajam
sebagai hasil disintegrasi alami dari batu – batuan atau berupa pasir batuan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecahan batu.
 Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat
kering) kalau melebihi harus dicuci.
 Tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan
dengan percobaan warna A-Bram – Harder (dengan larutan NaOH).
 Susunan butiran – butiran harus beraneka ragam besarnya dan harus memenuhi
syarat-syarat seabagai berikut:

Ayakan % lewat ayakan berat


4 mm 98 %
1 mm 90 %
0,25 mm 80 – 90 %

 Pasir tidak mengandung garam


e. Bahan Agregate Kasar (Kerikil Dan Batu Pecah)
 Agregate kasar yang diijinkan batu Kerikil Tersaring atau batu pecah dan harus
terdiri dari butir-butir keras tidak berpori-pori bersifat kekal sebagai hasil disintergari
alami dari batu-batuan atau berupa batuan/Batu pecah yang diperoleh dari
perusahaan batu.
 Agregate kasar yang mengandung butiran-butiran pipih hanya hanya dipakai bila
jumlah butir-butir tersebut tidak melampauhi 20% dari berat Agregate seluruhnya.
 Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % dan apabila mengandung lumpur 1
% Agregate tersebut harus dicuci.
 Agregate kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak batu ataupun
baja tulangan dan beton.
 Kekerasan dari butir – butir agregate kasar jika diperiksa dengan bejana pengujian
dari Rudolf Beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat sebagai berikut:
- Tidak terjadi perubahan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24 % berat
- Tidak terjadi perubahan sampai fraksi 19 – 30 mm lebih dari 22 % berat.
- Penguji dapat dilakukan dengan mesin pengaulos Angelos dengan mana tidak
boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50%
- Susunan butir-butirnya harus memenuhi syarat-sayrat sebagai berikut:

Ayakan % lewat ayakan berat


31,5 mm 100 %
4 mm 2 - 10 %

- Selisih antara sisa-sisa komulatif diatas dua syarat ayakan yang


bersangkutan adalah Maksimun 60 % dan minimun 10 % berat.
- Besar butir agregate kasar maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 (Seperlima)
jarak kecil bidang-bidang samping dari cetakan sepertiga dari tebal plat
sehingga terhindar adanya rongga – rongga kerikil pada pengecoran.
f. PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI-8 dan merek yang
telah disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan standar portland
cemen kelas I- 475. Kontraktor harus mengusahakan semen yang dipakai untuk seluruh
pekerjaan beton berasal dari satu merk saja. Semen ini harus dibawah ke tempat
pekerjaan dalam zat yang tertutup oleh pabrik dan berlindung serta harus dalam jumlah
sesuai dengan urutan pengirimannya.
g. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa,sehingga bebas
dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan rata
maupun besi penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus sesuai dengan
persyaratan dalam NI-2 Yang dinyatakan sebagai U-24 berat 2.400 kg/cm, seperti
dinyatakan dalam gambar-gambar.\
h. Besi penulangan yang digunakan adalah BESI BETON POLOS dan harus bebas dari
karat dan kotoran lain,apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa
mengurangi diameter penampang besi atau dengan cairan sejenis “ Vikaoxy Off” yang
disetujui Tim Teknis.Faktor susut Diameter Besi yang diijinkan adalah 2-3% dari
Diameter yang di Gambar Rencana seperti Tabel Berikut:

UK. DIAMETER BESI DALAM UK. DIAMETER BESI YANG DI


NO.
GAMBAR IJINKAN
1 6 MM 5,8 MM
2 8 MM 7,8 MM
3 10 MM 9,8 MM
4 12 MM 11,8 MM

i. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1mm seperti disyaratkan pada NI – 2
dan memenuhi standar.
j. Pembesian
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa, sehingga bebas
dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan rata
maupun besi penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus sesuai dengan
persyaratan dalam NI-2 yang dinyatakan sebagai U-24 berat 2.400 kg/cm, seperti
dinyatakan dalam gambar-gambar.
k. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan
campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk yang disetujui Tim
Teknis.

1.2. Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan. Apabila diperlukan dan dana LAB tersedia, Kontraktor dapat
mengadakan Trial Test atau Mixed Design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton
yang diisyaratkan dapat tercapai.
a. Pengecoran beton
 Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat izin dari Tim
Teknis dan permohonan ijin harus disampaikan 2 (dua) hari sebelumnya Adukan
beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan
agregate. Beton harus dicor sebagaimana mestinya sehingga menghindari
terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
 Penggentaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengelami
“initialset” atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastik
karena getaran.
 Bila Pengecoran harus berhenti untuk sementara maka harus dibersihkan dari air
semen dan setelah pemberhentian seluruh adukan yang melekat pada tulangan
dan cetakan harus dibersihkan.
b. Pemandatan beton
 Pelaksanaan penuangan dan penggentaran beton adalah sangat penting. Beton
digetarkan dengan cara manual atau dengan Vibrator secukupnya dan dijaga agar
tidak berlebihan (overvibrate).
 Hasil beton yang berongga tidak dapat diterima Penggentaran tidak boleh
dilakukan bila dengan maksud untuk mengalirkan beton.
c. Penyabungan Beton dan Water Stop
Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/dikasarkan dan diberi
bahan banding agent seperti Grace BA 9 atau sejenis yang dapat menjamin kontiunitas
adukan beton lama dengan yang baru.
d. Construction Joint (Sambungan Beton)
Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satu
struktur secara menyeluruh. Permukaan beton sampai didapat permukaan beton yang
padat.
1.3. Cetakan/Bagesting Beton
a. Standar Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan – persyaratan SNI-2-1971 dan
NI-3-1970
b. Bahan-bahan
 Bahan pelepas acuan (Realising Agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua
acuan untuk pekerjaan beton.
 Pada cetakan kolom, balok, harus diadakan perlengkapan dan peralatan khusus
untuk menyingkirkan kotoran – kotoran, serbuk gargaji, potongan kawat pengikat
dan lain-lain.
 Sebelum beton dituang, konstrukssi cetakan harus dibatasi untuk memastikan
sehingga dapat terjamin kedudukan yang tepat, kokoh, rapat, tidak terjadi
penurunan dan pengenbangan pada saat beton dituang serta bersih dari segala
benda dan kotoran yang tidak diinginkan.
 Sebelum pengecoran dimulai,permukaan cetakan harus dibasahi terlebih dahulu
dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air beton yang baru dituang.
BAB VI
PEKERJAAN PASANGAN DINIDING DAN LANTAI

Pekerjaan ini merupakan, bagian dari kegiatan REHAB MESS LANAL NUNUKAN dimana
pekerjaan dinding dan laintai bagian dari interior mess Lanal yang akan di rehab pada kegiatan ini

1. Pekerjaan Dinding

1.1. Pekerjaan Dinding Batu Bata


a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail
yang disebutkan/diajukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Tim Teknis.
b. Seluruh bahan harus memenuhi ketentuan yang berlaku,Batu bata
merah (NI-10),Semen (NI-8),Pasir (NI-3) dan Air (PUBI-1982).
c. Syarat pelaksanaan :
 Seluruh dinding dari pasangan Bata harus dengan adukan 1 PC:4 Pasir Pasang
kecuali untuk trasram dipasang dengan campuran 1 PC : 2 Pasir.
 Untuk semua dinding trasram,yakni pada dinding dan permukaan
sloof/balok/pondasi sampai minimum 50 cm diatas permukaan lantai
setempat.dinding ruang-ruang basah (toilet,kamar mandi,WC) setinggi minimum
150 cm dari permukaan lantai setempat dan pasangan bata dibawah permukaan
tanah atau seperti yang tertera dalam gambar.
 Sebelum digunakan Batu Bata harus direndam dalam air hingga jenuh.
 Pasangan dinding Batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar – siar dibersihkan.
 Pelubangan pasangan akibat pembuatan perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
 Pasangan Bata harus dilaksanakan dengan toleransi deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 M2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).
 Ukuran Penampang yang dijinkan adalah Batu Bata merah uk. 5 x 10 x 20 cm

1.2. Pekerjaan Dinding Keramik


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan dinding ruang toilet dan dapur
serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Tim Teknis.
b. Bahan jenis keramik harus sesuai dengan ukuran gambar yaitu untuk
lantai KM ukuran 20 x 20 cm dan untuk dinding KM ukuran 20 x 25 cm dengan warna
Kreeam dan untuk lantai uk. 40 x 40 cm merupakan buatan dalam negeri yang bermutu
baik produksi roman/platinium atau produksi lain yang setara atau yang disetujui oleh
Tim Teknis.Dan seluruh bahan keramik harus memenuhi peraturan ASTM,NI-19,PUBI-
1982 pasal 31 dan SII-0023-81. Bahan lain yang dipakai pekerjaan ini adalah harus
memenuhi Semen (NI-8), Pasir (PUBI 1982 Pasal 11), Air (PUBI 1982 pasal 9).
c. Syarat pelaksanaan :
 Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing dari
pola keramik yang disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
 Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik,tidak retak,tidak cacat dan
tidak ternoda.
 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai dengan ketentuan dan persyaratan
bahan,warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasang.
 Potongan unit – unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus,sesuai dengan persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala bentuk noda
hingga benar-benar bersih.
 Diperhatikan adanya pol tali air yang dijumpai pada permukaan pemasangan
dinding atau hal-hal lain seperti ditunjukkan dalam gambar.
 Sebelum pemasangan,terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air
sampai jenuh.
 Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama
3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
1.3. Pekerjaan Plesteran
a. Pekerjaan ini meliputi seluruh plasteran dinding ,dinding core,beton
dan dinding batu bata,seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
b. Bahan adalah Semen Portland, pasir (agregat halus) dan air yang
memenuhi ketentuan.
c. Syarat-syarat pelaksanaan:
 Keramik plesteran harus dengan adukan campuran 1 PC : 4 Pasir untuk Dinding
Batu Bata sedangkan untuk dinding trasram 1PC :2 Pasir pasang.
 Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu
dan memperkuat daya lekat.
 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar,
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kering bertujuan untuk melindungi
plesteran dari terik matahari atau dengan bahan penutup yang biasa mencegah
penyerapan air secara cepat.
 Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan spesifikasi dan
lainnya,pemborong harus segera melaporkan kepada Tim Teknis.
 Pemborong wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi) atas biaya pemborong
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemborong/orang yang
diperkerjakan oleh Pemborong.

2. Pekerjaan Lantai
2.1. Rabat Beton
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
b. Sub lantai beton tumbuk harus menggunakan bahan yang memenuhi
ketentuan.
c. Syarat pelaksanaan :
 Untuk pemasangan yang langsung diatas tanah,tanah yang dipasang sebagai
sub lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk
memperoleh daya dukung tanah yang maksimum digunakan alat timbris.
 Tebal pasir urug disyaratkan sesuai dengan gambar adalah 5 cm dan disiram
dengan air dan ditimbris untuk memperoleh kepadatan maksimal.
 Diatas pasir urug diberi rabat beton setebal 5 cm dan diplester hingga mencapai
tebal 7 cm dengan campuran 1PC : 3 PS : 5 Krikil sesuai dengan gambar.
 Tanah Timbunan yang diijinkan adalah Tanah Timbunan Setempat dengan
syarat tanah tidak mengandung bahan organik seperti akar –akar kayu,plastik seng
dan tanah humus tidak dapat digunakan untuk bahan timbunan.
2.2. Lantai dan Dinding Keramik
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
b. Bahan keramik yang dipakai adalah jenis roman/platinium atau produksi
lain yang setara atau yang disetujui Tim Teknis.
c. Syarat pelaksanaan:
 Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik,tidak cacat dan tidak bernoda.
 Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Pasir dan ditambah bahan perekat
seperti yang diisyaratkan.
 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar – lebar siar)
harus sama lebar dengan maksimun 2 mm atau sesuai detail gambar serta
petunjuk Tim Teknis.

BAB VII
PEKERJAAN PLAFOND DAN ATAP

1. Pekerjaan Plafond
1.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi plafond dalam dan luar gedung dan seluruh detail seperti
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
1.2. Syarat-syarat bahan :
a. Rangka plafond menggunakan bahan dari Furring yang berkualitas baik dan disetujui
oleh Tim Teknis.Rangka dan gantungan plafond menggunakan Furring.
b. Penutup langit-langit digunakan Shunda Plafond dari merk pabrik dalam negeri.Bahan
yang digunakan harus sesuai persyaratan dalam arti ketebalan, mutu,jenis dan produk
dari bahan tersebut..
c. Penyambung jarak antara gibsum ditutup dengan kain kasa berkualitas dengan ukuran
lebar 3 cm yang direkadkan dengan lem kayu pada setiap persambungan dan kemudian
didempul rapi sehingga mendapatka permukaan yang rata dan alat-alat pembantu
lainnya disesuaikan dengan ukuran dan bahan yang digunakan.
1.3. Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan,kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk,lay out/penempatan,cara pemasangan,mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
b. Semua rangka harus terpasang siku,tegak dan rata sesuai dengan peil dalam gambar
dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan).
c. Pemakaian bahan dan pola pemasangan langi-langit tidak boleh menyimpang dari pola
yang ditentukan.
d. Bekas lubang pemasangan dan penguat lainnya harus tidak terlihat dan semua penguat
harus terpasang baik sehingga dapat menjamin kekuatannya.
e. Untuk menjamin kedataran pemasangan Plafond sebaiknnya Rangka plafond yang
digunakan terlebih dahulu dipress hingga rata.

2. Pekerjaan Atap
Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp merupakan
satu bagian pekerjaan yang methode kerja serta kemajuan pekerjaannya harus selalu
dilaporkan kontraktor, dan direksi berhak untuk melakukan check proses pelaksanaan pekerjaan
sewaktu-waktu.
2.1. Lingkup Pekerjaan.
a. Memasang rangka atap seperti yang tercantum dalam gambar
b. Memasang penutup atap menggunakan atap Spandek type lurus dengan
ketebalan 0.38 mm.
2.2. Langkah Pelaksanaan.\
Langkah pelaksanaannya terdiri dari penyiapan rangka atap terutama kuda-kuda baja
ringan, pemasangan rangka atap secara keseluruhan dan pemasangan penutup atap.
Dalam hal ini kontraktor harus benar-benar memperhatikan faktor keselamatan tenaga
kerja mengingat lokasi kegiatannya jauh di atas permukaan tanah.
Rangka atap/Kuda-kuda balok sopi - sopi
 Rangka kuda-kuda berupa balok sopi – sopi dan gording canal C 150 X 65 X20 X 2.3
mm X 5.5 Kg/m1 sesuai dengan gambar.
 Baja yang digunakan untuk konstruksi harus baru dan tidak boleh menggunakan baja
bekas.
 Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi mengenai bahan baja yang akan
digunakan, dengan menunjukkan potongan baja serta surat pengantar pabrikan.
 Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan
dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada
tempatnya, terutama pada bagian yang terhalang oleh benda lain.
 Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan di atas, akan
ditolak dan harus di ganti.
 Pekerjaan yang selesai harus bebas dari cacat yang membahayakan konstruksi.
2.3. Penutup atap
a. Bahan penutup atap berupa atap spandek motif lurus harus diajukan kepada Direksi
dalam beberapa pilihan, dan baru boleh digunakan setelah mendapat persetujuan
Direksi.
b. Pemasangan atap dibuat sedemikian rupa agar mendapatkan pasangan yang rapi dan
teratur.
c. Atap yang digunakan harus benar-benar yang berkualitas baik, ringan dan kuat.
d. Penutup atap yang digunakan harus kuat / tahan terhadap tekanan dan terpaan angin
hingga 192 km/jam.
e. Penutup atap yang digunakan tahan lama, tidak berkarat dan tidak berjamur atau
rapuh.
BAB VIII
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA & AKSESORIS

1. Lingkup Pekerjaan.
1.1. Pembuatan balok ikat untuk kusen pintu dan jendela
1.2. Pemasangan kusen alumunium, daun jendela dan bovenlicht.
1.3. Perlengkapan daun pintu/jendela, seperti engsel, kunci, handel dan lain-lain.
1.4. Penyetelan pekerjaan kusen-kusen dan daun pintu/jendela menurut persyaratan yang ada.
1.5. Pemasangan kaca dan lain lain.

2. Langkah Pelaksanaan.
Langkah pekerjaan ini mencakup kegiatan yang beragam namun berturutan dan biasanya
dikerjakan diluar lokasi proyek, untuk itu kontraktor harus dapat menunjukkan kepada direksi
lokasi base camp pengerjaannya dan memberikan uraian methode pengerjaannya.
2.1 Pekerjaan balok ikat / latei
Sebelum pemasangan kusen harus diperkuat dengan balok ikat, di sekeliling lubang harus
dicor balok ikat ukuran 15 x 15 cm seperti halnya kolom praktis.
2.2 Pekerjaan kusen
a. Untuk semua pekerjaan menggunakan frame aluminium dengan kualitas baik menurut
penilaian Direksi.
b. Penyetelan kusen dijaga agar permukaannya tidak cacat
c. Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan pasangan bahan
lain, seperti misalnya tembok serta bagian dalam sambungan, sebelumnya harus dibuat
sampai rata agar kusen bisa menyatu dengan sempurna.
d. Kusen-kusen baru dilindungi supaya sudut-sudutnya tidak rusak selama waktu
penyetelan sampai pengecatan.
e. Penyetelan kusen agar dilakukan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan
pemasangan yang herizontal terhadap keselurah kusen dalam satu bangunan. 
Semua kusen pintu/jendela, bovenlicht terpasang harus dengan water pass.
f. Di atas kusen dengan jumlah bentangan 1,10 m atau lebih harus dipasang balok latei
beton bertulang 1 PC : 2 Ps : 3 Kr tulangan 4 dia 12 beugel dia 8 jarak 15 cm. Semua
sambungan frame aluminium dibuat secara teknis, rapi, rapat dan kuat.
g. Semua perkuatan sambungan harus menggunakan standar sambungan frame
aluminium.
h. Semua ukuran frame aluminium yang tersebut dalam gambar adalah ukuran jadi
terpasang.
2.3 Pekerjaan daun pintu, jendela
a. Semua rangka daun pintu/jendela menggunakan frame aluminium kualitas baik.
b. Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuannya dengan kusen.
c. Ukuran tebal frame daun pintu maupun daun jendela harus sesuai gambar.
d. Pada tiap-tiap daun pintu dipasang 3 pasang engsel biasa yang dipasang dengan
sekrup kembang dan dipasang baut angin.
e. Pemasangan sekrup engsel harus mengebor lubang kusen terlebih dahulu, tidak boleh
membuat lubang dengan paku.
2.4 Pengunci.
a. ahan serta jenis pengunci harus diserahkan kepada Direksi dalam beberapa alternatif
pilihan, dan yang digunakan adalah yang dipilih dan disetujui Direksi.
b. Setiap pintu dilengkapi dengan kunci dua kali putaran berikut handel penarik lengkap
dengan perlengkapannya.
c. Dalam penyetelan kunci pada pintu, agar semua kunci di beri minyak olie sebelum
dipasang dan dikontrol agar kunci tetap dalam keadaan baik.
d. Dan setiap kunci masing-masing pintu agar diberi tanda dengan huruf (A – Z), agar
mudah dalam pengecekannya.
2.5 Pekerjaan Kaca.
a. Untuk pekerjaan kaca baik ukuran dan jenisnya harus sesuai gambar.
b. Cacat bahan kaca sebelum dan sesudah pemasangan akan ditolak.
c. Semua kaca harus benar-benar rata dan tidak menggelombang.
d. Sebelum dipasang kaca harus sudah mendapat persetujuan Direksi.
e. Untuk jendela kaca mati yang luasnya lebih besar dari 0,8 m menggunakan kaca tebal 5
mm,
f. Kaca digunakan yang berkualitas baik dan tidak bergelombang maupun
tergoresPemasangan kaca harus rapat, rapi dan diberi spasi untuk kemungkinan
mengembang dan menyusut atau diberi renggangan.
BAB IX
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Pengecatan Dinding
1.1. Lingkup pekerjaan meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh
detail yang ditunjukkan dalam gambar.
1.2. Persyaratan bahan :
 Bahan Cat, dari produk dalam negeri atau merk lain yang setara
 Cat Dasar ,dilanjutkan dengan lapisan kedua yang kekentalannya
 Pengencer : Air bersih sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
 Pengeringan : Minimum 4 (Empat) jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
1.3. Syarat pelaksanaan :
 Bahan-bahan sebelum digunakan terlebih dahulu diserahkan contohnya kepada
Tim Teknis untuk mendapat persetujuan.
 Sebelum pengecatan dimulai,permukaan bidang pengecatan harus rata,kering dan
bersih dari segala kotoran.
 Lapisan plamur setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
 Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan yang tidak
dapat dilakukan dengan roller dapat digunakan kuas halus/baik.
2. Pengecatan Kayu
2.1 Lingkup pekerjaan meliputi pengecatan seluruh permukaan kayu antara lain kusen-kusen
dan permukaan pintu sebagaimana ditentukan dalam detail gambar.
2.2 Persyaratan bahan :
a. Digunakan bahan cat kayu setara platone atau yang disetujui Direksi
Teknis/konsultan pengawas.
b. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam NI-4
serta ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
c. Warna Cat Daun Pintu double triplex adalah warna coklat atau yang disetujui
Direksi Teknis/konsultan pengawas
d. Warna Cat Listplank adalah warna coklat atau yang disetujui Direksi
Teknis/konsultan pengawas
2.3 Syarat Pelaksanan :
a. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan terlebih dahulu,dibersihkan dari
debu, serbu gergaji, bebas dari minyak, kering dan sebagainya yang dianggap bersih.
b. Pengecatan harus dihindari sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain serta
jauh dari tumbuh-tumbuhan.
BAB X
PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL

1. Syarat-Syarat Umum
1.1. Instalasi listrik seluruhnya harus ditanam di dalam tembok demikian juga instalasi dari
sarana dengan menggunakan pipa PVC 16 mm.
1.2. Kawat listrik yang dipakai berkualitas baik dengan jenis NYA untuk diluar dinding dan NYM
dipasang didalam dinding dengan ukuran kawat 2,5 mm untuk jaringan induk dan untuk
stop kontak dan ukuran 1,5 mm untuk instalasi lampu untuk tegangan 220 volt setara
merek PRABA.
1.3. Stop kontak dan Saklar dipakai yang berkualitas baik setara merek BROCO dan sebelum
dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi.
1.4. Pemasangan instalasi listrik di dalam gedung harus dilaksanakan oleh instalateur yang
diakui atau mendapat izin Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada daerah setempat.
1.5. Instalasi Listrik harus sudah siap dipakai dan dites bersama-sama dengan Pihak Direksi.
Bahan untuk instalasi harus mempunyai SII.
2. Syarat-syarat umum instalasi mekanikal/elektrikal ini harus menurut ketentuan yang berlaku dan
memenuhi syarat-syarat teknis mekanikal/elektrikal dan syarat-syarat yang ditetapkan sebagai
peraturan pemasangan instalasi oleh Badan yang berwenang atau setidaknya harus dapat
disesuaikan dengan standard dibawah ini:
 Peraturan Umum Instalasi Listrik Tahun 1987
 Peraturan yang ditentukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN)
 Peraturan Daerah Yang berlaku
 Pedoman Plumbing Indonesia
 Penanggulangan bahaya kebakaran,Peraturan DKI Nomor 3 Tahun 1975
 Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 59/DP/1986.
 Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN Nomor 48.
BAB XI
PEKERJAAN SANITAIR

1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang toilet meliputi seluruh peralatan sanitasi sesuai yang
dinyatakan dalam detail gambar
2. Persyaratan bahan:
 Closed : Jenis Closed duduk, Merk American Standard atau setara
 Kran Air Ø1/2”& 3/4”dan Floor Drain : memenuhi standard yang telah ditentukan dan mudah
didapat dipasaran.
 Pipa Air yang digunakan adalah setara merek INSAR : untuk Pipa Air bersih menggunakan
Pipa PVC Ø1/2” & 3/4” , Pipa Air kotor dari Floor drain menggunakan Pipa PVC Ø3” Pipa Air
kotor dari Klosed menggunakan Pipa PVC Ø4”. Pipa Air kotor dari wastafel dan bak cuci
piring menggunakan Pipa PVC Ø 2”.
 Wastafel yang digunakan adalah setara merek American Standart
 Bak tempat cuci piring yang digunakan adalah bahan Aluminium dua lobang.
 Urine oir yang digunakan adalah bahan setara American Standart
 Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah
disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

3. Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Tim Teknis/Konsultan
Pengawas. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk,pola,penempatan,cara pemasangan dan
detail-detail gambar.
c. Bila terjadi perbedaan kondisi lapangan dengan gambar,Kontraktor wajib melaporkan
kepada Tim Teknis untuk mengambil keputusan.
d. Kontraktor wajib memperbaiki bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan
dan masa garansi , atas biaya Kontraktor.
4. Pekerjaan Saluran Pembuang
4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengaliran air,saluran –saluran pada sisi gedung sesuai
dengan detail yang ditunjukkan dalam gambar.
4.2 Persyaratan Bahan :
Saluran pembuangan terbuka dipakai beton dengan adukan 1 : 3 : 5 (PBI 1971) untuk lantai
saluran dan untuk dinding adalah pasangan batu bata yang diplester sesuai dengan detail
gambar.
4.3 Syarat-syarat pelaksanaan
a. Untuk pekerjaan beton dilaksanakan sebagaimana tercantum dalam pasal pekerjaan
beton maupun beton bertulang.
b. Instalasi sambungan/saluran air harus dikoordinasikan/disesuaikan dengan pekerjaan –
pekerjaan lainnya untuk menghidarkan kekacauan.
c. Konstruksi saluran air diluar lapangan harus sesuai dengan Perencanaan Tata
Lingkungan Setempat.
d. Pemborong bertanggungjawab atas penggantian semua pekerjaan dan konstruksi
saluaran air yang rusak karena disebabkan oleh pengurungan kembali atau karena
pekerjaan ini sehubungan dengan kontrak.

BAB XII
PENUTUP

1. Seluruh pekerjaan harus diselesikan dengan baik serta sesuai dengan Rencana Kerja dan
syarat-syarat. Pekerjaan yang tidak rapi dan tidak baik harus diperbaiki sampai diperoleh hasil
yang memenuhi syarat.
2. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas di dalam Rencana Kerja dan Syarat
– syarat,akan dijelaskan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas.
3. Pemborong wajib mengurus izin-izin sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan ini.
4. Penborong wajib membersihkan seluruh halaman atau lokasi pekerjaan dari sisa-sisa bahan
dan kotoran lain sekitar bangunan agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
5. Pekerjaan yang belum tercantum dalam Bestek dan Gambar akan dituangkan dalam Berita
Acara Penjelasan (Aanwijzing)

Anda mungkin juga menyukai