SPESIFIKASI TEKNIS
PERBAIKAN SEDANG MESS PERWIRA NALA LANAL NUNUKAN
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN SIPIL
1. Rapat Lapangan
1.1. Sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu diadakan Rapat Lapangan (Site
Meeting) di Ruang Rapat Tim Teknis Lapangan dipimpin langsung oleh Tim Teknis.
1.2. Pokok-pokok pembicaraan dalam rapat antara lain:
Kemajuan pekerjaan (Progress Report) dan hal-hal yang tercantum dalam
Laporan Mingguan.
Perihal Administrasi Proyek.
Hal-hal Teknis (Penjelasan Gambar/Spesifikasi serta instruksi Tim Teknis dan
Pemberi Tugas)
Koordinasi Pekerjaan
Seluruh hasil rapat ditulis dalam satu Risalah Rapat dan masing-masing
peserta rapat menerima satu berkas risalah rapat yang dapat dijadikan acuan dan
control bagi pelaksanaan pekerjaan.
2. Laporan – Laporan
Pemborong harus membuat catatan-catatan berupa laporan harian yang memberikan
gambaran dan catatan singkat dan jelas mengenai :
2.1. Taraf berlangsungnya pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor bawahan
2.2. Catatan dari Pemberi Tugas / Tim Teknis / Konsultan Pengawas yang telah disampaikan
secara tertulis maupun lisan
2.3. Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan mesin yang masuk.
2.4. Keadaan cuaca.
2.5. Hal ikhwal mengenai pekerjaan.
2.6. Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
2.7. Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada.Setiap Laporan
harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan disetujui kebenarannya oleh
pengawas harian dari konsultan pengawas. Perselisihan mengenai hal ini mengakibatkan
pekerjaan dihentikan untuk keadaan opname dan berdasarkan laporan harian ini,oleh
kontraktor disusun laporan mingguan yang minimal berisikan :
Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam satu minggu serta perbandingannya
dengan schedule yang sepakati.
Prestasi fisik yang dicapai,dibandingkan dengan program, dan dibandingkan dengan
mingu sebelumnya dalam suatu curva ``S``
Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga,bahan dan peralatan serta
rencana penangulanganya.
Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah/kurang.
Instruksi –instruksi, teguran-teguran dan sebagainya yang telah diterima oleh
Kontraktor dari Pemberi Tugas,Tim Teknis dan Konsultan Pengawas serta solusinya.
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan ini merupakan tahap awal dalam kegiatab REHAB MESS LANAL NUNUKAN, adapun
ketentuannya adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran
1.1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
bangunan dengan dilengkapi keterangan – keterangan mengenai peil ketinggian tanah.
Letak batas-batas tanah dengan menggunakan alat optic dan sudah ditetapkan
kebenarannya oleh pihak yang berwajib.
1.2. Perbedaan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan harus segera
dilaporkan kepada Tim Teknis untuk dimintai keputusannya.
1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolit type T.0.
1.4. Pemborong harus menyediakan waterpass/ theodolit type T.0 beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan lapangan oleh Tim Teknis/Pengawas
Lapangan.
1.5. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas
dilindungi dari kerusakan – kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini,
dan untuk ini harus dicantumkan dalam gambar pengukuran seperti disebutkan pada ayat
(1) pasal ini.
1.6. Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan/pengesahan dari Tim
Teknis,yang meliputi antara lain :
Sistem koordinat,sesuai ketentuan gambar.
Peil setiap titik simpul koordinat dan transisi dengan interval 0,25 m (tinggi)
Rencana Kantor Tim Teknis Lapangan, Kantor Pemborong,tempat simpan
bahan terbuka,tempat simpan bahan tertutup,los kerja,sumber air dan reservoir.
Pekerjaan struktur pondasi merupakan bagian dari kegiatan REHAB MESS LANAL NUNUKAN
dimana pondasi yang dimaksud adalah pondasi keliling sekitar area mess Lanal.
1. Pondasi Menerus
1.1. Sebelum pemasangan pondasi dimulai, harus dibuat lantai kerja dari pasir urug tanpa
adukan, pasir diurug dan dipadatkan setebal 5 Cm.
1.2. Pondasi penerus terbuat dari pasangan pondasi batu belah dengan menggunakan
perbandingan campuran 1 PC : 4 Ps.
1.3. Jika pasangan pondasi sementara dihentikan, maka ujung perhentian pondasi dibuat bergigi
agar pada waktu penyambungan berikutnya menjadi ikatan yang kuat.
1.4. Setelah pasangan pondasi penerus selesai dikerjakan selanjutnya dilakukan pengurugan
tanah kembali dengan cara menimbris tanah urugan tersebut hingga tanah padat.
BAB V
PEKERJAAN STRUKTUR
Pekerjaan struktur pondasi merupakan, bagian dari kegiatan REHAB MESS LANAL NUNUKAN
dimana pekerjaan struktur merupakan bagian dari area parker yang akan di rehab pada kegiatan ini
c. Syarat-syarat pelaksanaan \
Untuk seluruh pekerjaan Struktur digunakan mutu beton K-125 dan K-175 atau
Campuran 1PC : 3Ps : 5 Krl digunakan pada pekerjaan Tiang praktis,balok latei dan
Campuran 1PC : 2Ps : 3 Krl digunakan pada Pondasi tapak,Balok sloof,Tiang kolom
dan Ring balk dan cara pelaksanaannya harus sesuai bestek atau petunjuk Tim Teknis
d. Bahan Agregate Halus (Pasir)
Agregate Halus (Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang keras kekal dan tajam
sebagai hasil disintegrasi alami dari batu – batuan atau berupa pasir batuan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecahan batu.
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat
kering) kalau melebihi harus dicuci.
Tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan
dengan percobaan warna A-Bram – Harder (dengan larutan NaOH).
Susunan butiran – butiran harus beraneka ragam besarnya dan harus memenuhi
syarat-syarat seabagai berikut:
i. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1mm seperti disyaratkan pada NI – 2
dan memenuhi standar.
j. Pembesian
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa, sehingga bebas
dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan rata
maupun besi penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus sesuai dengan
persyaratan dalam NI-2 yang dinyatakan sebagai U-24 berat 2.400 kg/cm, seperti
dinyatakan dalam gambar-gambar.
k. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan
campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk yang disetujui Tim
Teknis.
1.2. Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan. Apabila diperlukan dan dana LAB tersedia, Kontraktor dapat
mengadakan Trial Test atau Mixed Design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton
yang diisyaratkan dapat tercapai.
a. Pengecoran beton
Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat izin dari Tim
Teknis dan permohonan ijin harus disampaikan 2 (dua) hari sebelumnya Adukan
beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan
agregate. Beton harus dicor sebagaimana mestinya sehingga menghindari
terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
Penggentaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengelami
“initialset” atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastik
karena getaran.
Bila Pengecoran harus berhenti untuk sementara maka harus dibersihkan dari air
semen dan setelah pemberhentian seluruh adukan yang melekat pada tulangan
dan cetakan harus dibersihkan.
b. Pemandatan beton
Pelaksanaan penuangan dan penggentaran beton adalah sangat penting. Beton
digetarkan dengan cara manual atau dengan Vibrator secukupnya dan dijaga agar
tidak berlebihan (overvibrate).
Hasil beton yang berongga tidak dapat diterima Penggentaran tidak boleh
dilakukan bila dengan maksud untuk mengalirkan beton.
c. Penyabungan Beton dan Water Stop
Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/dikasarkan dan diberi
bahan banding agent seperti Grace BA 9 atau sejenis yang dapat menjamin kontiunitas
adukan beton lama dengan yang baru.
d. Construction Joint (Sambungan Beton)
Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satu
struktur secara menyeluruh. Permukaan beton sampai didapat permukaan beton yang
padat.
1.3. Cetakan/Bagesting Beton
a. Standar Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan – persyaratan SNI-2-1971 dan
NI-3-1970
b. Bahan-bahan
Bahan pelepas acuan (Realising Agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua
acuan untuk pekerjaan beton.
Pada cetakan kolom, balok, harus diadakan perlengkapan dan peralatan khusus
untuk menyingkirkan kotoran – kotoran, serbuk gargaji, potongan kawat pengikat
dan lain-lain.
Sebelum beton dituang, konstrukssi cetakan harus dibatasi untuk memastikan
sehingga dapat terjamin kedudukan yang tepat, kokoh, rapat, tidak terjadi
penurunan dan pengenbangan pada saat beton dituang serta bersih dari segala
benda dan kotoran yang tidak diinginkan.
Sebelum pengecoran dimulai,permukaan cetakan harus dibasahi terlebih dahulu
dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air beton yang baru dituang.
BAB VI
PEKERJAAN PASANGAN DINIDING DAN LANTAI
Pekerjaan ini merupakan, bagian dari kegiatan REHAB MESS LANAL NUNUKAN dimana
pekerjaan dinding dan laintai bagian dari interior mess Lanal yang akan di rehab pada kegiatan ini
1. Pekerjaan Dinding
2. Pekerjaan Lantai
2.1. Rabat Beton
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
b. Sub lantai beton tumbuk harus menggunakan bahan yang memenuhi
ketentuan.
c. Syarat pelaksanaan :
Untuk pemasangan yang langsung diatas tanah,tanah yang dipasang sebagai
sub lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk
memperoleh daya dukung tanah yang maksimum digunakan alat timbris.
Tebal pasir urug disyaratkan sesuai dengan gambar adalah 5 cm dan disiram
dengan air dan ditimbris untuk memperoleh kepadatan maksimal.
Diatas pasir urug diberi rabat beton setebal 5 cm dan diplester hingga mencapai
tebal 7 cm dengan campuran 1PC : 3 PS : 5 Krikil sesuai dengan gambar.
Tanah Timbunan yang diijinkan adalah Tanah Timbunan Setempat dengan
syarat tanah tidak mengandung bahan organik seperti akar –akar kayu,plastik seng
dan tanah humus tidak dapat digunakan untuk bahan timbunan.
2.2. Lantai dan Dinding Keramik
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
b. Bahan keramik yang dipakai adalah jenis roman/platinium atau produksi
lain yang setara atau yang disetujui Tim Teknis.
c. Syarat pelaksanaan:
Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik,tidak cacat dan tidak bernoda.
Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Pasir dan ditambah bahan perekat
seperti yang diisyaratkan.
Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar – lebar siar)
harus sama lebar dengan maksimun 2 mm atau sesuai detail gambar serta
petunjuk Tim Teknis.
BAB VII
PEKERJAAN PLAFOND DAN ATAP
1. Pekerjaan Plafond
1.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi plafond dalam dan luar gedung dan seluruh detail seperti
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
1.2. Syarat-syarat bahan :
a. Rangka plafond menggunakan bahan dari Furring yang berkualitas baik dan disetujui
oleh Tim Teknis.Rangka dan gantungan plafond menggunakan Furring.
b. Penutup langit-langit digunakan Shunda Plafond dari merk pabrik dalam negeri.Bahan
yang digunakan harus sesuai persyaratan dalam arti ketebalan, mutu,jenis dan produk
dari bahan tersebut..
c. Penyambung jarak antara gibsum ditutup dengan kain kasa berkualitas dengan ukuran
lebar 3 cm yang direkadkan dengan lem kayu pada setiap persambungan dan kemudian
didempul rapi sehingga mendapatka permukaan yang rata dan alat-alat pembantu
lainnya disesuaikan dengan ukuran dan bahan yang digunakan.
1.3. Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan,kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk,lay out/penempatan,cara pemasangan,mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
b. Semua rangka harus terpasang siku,tegak dan rata sesuai dengan peil dalam gambar
dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan).
c. Pemakaian bahan dan pola pemasangan langi-langit tidak boleh menyimpang dari pola
yang ditentukan.
d. Bekas lubang pemasangan dan penguat lainnya harus tidak terlihat dan semua penguat
harus terpasang baik sehingga dapat menjamin kekuatannya.
e. Untuk menjamin kedataran pemasangan Plafond sebaiknnya Rangka plafond yang
digunakan terlebih dahulu dipress hingga rata.
2. Pekerjaan Atap
Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp merupakan
satu bagian pekerjaan yang methode kerja serta kemajuan pekerjaannya harus selalu
dilaporkan kontraktor, dan direksi berhak untuk melakukan check proses pelaksanaan pekerjaan
sewaktu-waktu.
2.1. Lingkup Pekerjaan.
a. Memasang rangka atap seperti yang tercantum dalam gambar
b. Memasang penutup atap menggunakan atap Spandek type lurus dengan
ketebalan 0.38 mm.
2.2. Langkah Pelaksanaan.\
Langkah pelaksanaannya terdiri dari penyiapan rangka atap terutama kuda-kuda baja
ringan, pemasangan rangka atap secara keseluruhan dan pemasangan penutup atap.
Dalam hal ini kontraktor harus benar-benar memperhatikan faktor keselamatan tenaga
kerja mengingat lokasi kegiatannya jauh di atas permukaan tanah.
Rangka atap/Kuda-kuda balok sopi - sopi
Rangka kuda-kuda berupa balok sopi – sopi dan gording canal C 150 X 65 X20 X 2.3
mm X 5.5 Kg/m1 sesuai dengan gambar.
Baja yang digunakan untuk konstruksi harus baru dan tidak boleh menggunakan baja
bekas.
Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi mengenai bahan baja yang akan
digunakan, dengan menunjukkan potongan baja serta surat pengantar pabrikan.
Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan
dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada
tempatnya, terutama pada bagian yang terhalang oleh benda lain.
Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan di atas, akan
ditolak dan harus di ganti.
Pekerjaan yang selesai harus bebas dari cacat yang membahayakan konstruksi.
2.3. Penutup atap
a. Bahan penutup atap berupa atap spandek motif lurus harus diajukan kepada Direksi
dalam beberapa pilihan, dan baru boleh digunakan setelah mendapat persetujuan
Direksi.
b. Pemasangan atap dibuat sedemikian rupa agar mendapatkan pasangan yang rapi dan
teratur.
c. Atap yang digunakan harus benar-benar yang berkualitas baik, ringan dan kuat.
d. Penutup atap yang digunakan harus kuat / tahan terhadap tekanan dan terpaan angin
hingga 192 km/jam.
e. Penutup atap yang digunakan tahan lama, tidak berkarat dan tidak berjamur atau
rapuh.
BAB VIII
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA & AKSESORIS
1. Lingkup Pekerjaan.
1.1. Pembuatan balok ikat untuk kusen pintu dan jendela
1.2. Pemasangan kusen alumunium, daun jendela dan bovenlicht.
1.3. Perlengkapan daun pintu/jendela, seperti engsel, kunci, handel dan lain-lain.
1.4. Penyetelan pekerjaan kusen-kusen dan daun pintu/jendela menurut persyaratan yang ada.
1.5. Pemasangan kaca dan lain lain.
2. Langkah Pelaksanaan.
Langkah pekerjaan ini mencakup kegiatan yang beragam namun berturutan dan biasanya
dikerjakan diluar lokasi proyek, untuk itu kontraktor harus dapat menunjukkan kepada direksi
lokasi base camp pengerjaannya dan memberikan uraian methode pengerjaannya.
2.1 Pekerjaan balok ikat / latei
Sebelum pemasangan kusen harus diperkuat dengan balok ikat, di sekeliling lubang harus
dicor balok ikat ukuran 15 x 15 cm seperti halnya kolom praktis.
2.2 Pekerjaan kusen
a. Untuk semua pekerjaan menggunakan frame aluminium dengan kualitas baik menurut
penilaian Direksi.
b. Penyetelan kusen dijaga agar permukaannya tidak cacat
c. Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan pasangan bahan
lain, seperti misalnya tembok serta bagian dalam sambungan, sebelumnya harus dibuat
sampai rata agar kusen bisa menyatu dengan sempurna.
d. Kusen-kusen baru dilindungi supaya sudut-sudutnya tidak rusak selama waktu
penyetelan sampai pengecatan.
e. Penyetelan kusen agar dilakukan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan
pemasangan yang herizontal terhadap keselurah kusen dalam satu bangunan.
Semua kusen pintu/jendela, bovenlicht terpasang harus dengan water pass.
f. Di atas kusen dengan jumlah bentangan 1,10 m atau lebih harus dipasang balok latei
beton bertulang 1 PC : 2 Ps : 3 Kr tulangan 4 dia 12 beugel dia 8 jarak 15 cm. Semua
sambungan frame aluminium dibuat secara teknis, rapi, rapat dan kuat.
g. Semua perkuatan sambungan harus menggunakan standar sambungan frame
aluminium.
h. Semua ukuran frame aluminium yang tersebut dalam gambar adalah ukuran jadi
terpasang.
2.3 Pekerjaan daun pintu, jendela
a. Semua rangka daun pintu/jendela menggunakan frame aluminium kualitas baik.
b. Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuannya dengan kusen.
c. Ukuran tebal frame daun pintu maupun daun jendela harus sesuai gambar.
d. Pada tiap-tiap daun pintu dipasang 3 pasang engsel biasa yang dipasang dengan
sekrup kembang dan dipasang baut angin.
e. Pemasangan sekrup engsel harus mengebor lubang kusen terlebih dahulu, tidak boleh
membuat lubang dengan paku.
2.4 Pengunci.
a. ahan serta jenis pengunci harus diserahkan kepada Direksi dalam beberapa alternatif
pilihan, dan yang digunakan adalah yang dipilih dan disetujui Direksi.
b. Setiap pintu dilengkapi dengan kunci dua kali putaran berikut handel penarik lengkap
dengan perlengkapannya.
c. Dalam penyetelan kunci pada pintu, agar semua kunci di beri minyak olie sebelum
dipasang dan dikontrol agar kunci tetap dalam keadaan baik.
d. Dan setiap kunci masing-masing pintu agar diberi tanda dengan huruf (A – Z), agar
mudah dalam pengecekannya.
2.5 Pekerjaan Kaca.
a. Untuk pekerjaan kaca baik ukuran dan jenisnya harus sesuai gambar.
b. Cacat bahan kaca sebelum dan sesudah pemasangan akan ditolak.
c. Semua kaca harus benar-benar rata dan tidak menggelombang.
d. Sebelum dipasang kaca harus sudah mendapat persetujuan Direksi.
e. Untuk jendela kaca mati yang luasnya lebih besar dari 0,8 m menggunakan kaca tebal 5
mm,
f. Kaca digunakan yang berkualitas baik dan tidak bergelombang maupun
tergoresPemasangan kaca harus rapat, rapi dan diberi spasi untuk kemungkinan
mengembang dan menyusut atau diberi renggangan.
BAB IX
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecatan Dinding
1.1. Lingkup pekerjaan meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh
detail yang ditunjukkan dalam gambar.
1.2. Persyaratan bahan :
Bahan Cat, dari produk dalam negeri atau merk lain yang setara
Cat Dasar ,dilanjutkan dengan lapisan kedua yang kekentalannya
Pengencer : Air bersih sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Pengeringan : Minimum 4 (Empat) jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
1.3. Syarat pelaksanaan :
Bahan-bahan sebelum digunakan terlebih dahulu diserahkan contohnya kepada
Tim Teknis untuk mendapat persetujuan.
Sebelum pengecatan dimulai,permukaan bidang pengecatan harus rata,kering dan
bersih dari segala kotoran.
Lapisan plamur setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan yang tidak
dapat dilakukan dengan roller dapat digunakan kuas halus/baik.
2. Pengecatan Kayu
2.1 Lingkup pekerjaan meliputi pengecatan seluruh permukaan kayu antara lain kusen-kusen
dan permukaan pintu sebagaimana ditentukan dalam detail gambar.
2.2 Persyaratan bahan :
a. Digunakan bahan cat kayu setara platone atau yang disetujui Direksi
Teknis/konsultan pengawas.
b. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam NI-4
serta ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
c. Warna Cat Daun Pintu double triplex adalah warna coklat atau yang disetujui
Direksi Teknis/konsultan pengawas
d. Warna Cat Listplank adalah warna coklat atau yang disetujui Direksi
Teknis/konsultan pengawas
2.3 Syarat Pelaksanan :
a. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan terlebih dahulu,dibersihkan dari
debu, serbu gergaji, bebas dari minyak, kering dan sebagainya yang dianggap bersih.
b. Pengecatan harus dihindari sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain serta
jauh dari tumbuh-tumbuhan.
BAB X
PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
1. Syarat-Syarat Umum
1.1. Instalasi listrik seluruhnya harus ditanam di dalam tembok demikian juga instalasi dari
sarana dengan menggunakan pipa PVC 16 mm.
1.2. Kawat listrik yang dipakai berkualitas baik dengan jenis NYA untuk diluar dinding dan NYM
dipasang didalam dinding dengan ukuran kawat 2,5 mm untuk jaringan induk dan untuk
stop kontak dan ukuran 1,5 mm untuk instalasi lampu untuk tegangan 220 volt setara
merek PRABA.
1.3. Stop kontak dan Saklar dipakai yang berkualitas baik setara merek BROCO dan sebelum
dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi.
1.4. Pemasangan instalasi listrik di dalam gedung harus dilaksanakan oleh instalateur yang
diakui atau mendapat izin Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada daerah setempat.
1.5. Instalasi Listrik harus sudah siap dipakai dan dites bersama-sama dengan Pihak Direksi.
Bahan untuk instalasi harus mempunyai SII.
2. Syarat-syarat umum instalasi mekanikal/elektrikal ini harus menurut ketentuan yang berlaku dan
memenuhi syarat-syarat teknis mekanikal/elektrikal dan syarat-syarat yang ditetapkan sebagai
peraturan pemasangan instalasi oleh Badan yang berwenang atau setidaknya harus dapat
disesuaikan dengan standard dibawah ini:
Peraturan Umum Instalasi Listrik Tahun 1987
Peraturan yang ditentukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Peraturan Daerah Yang berlaku
Pedoman Plumbing Indonesia
Penanggulangan bahaya kebakaran,Peraturan DKI Nomor 3 Tahun 1975
Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 59/DP/1986.
Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN Nomor 48.
BAB XI
PEKERJAAN SANITAIR
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang toilet meliputi seluruh peralatan sanitasi sesuai yang
dinyatakan dalam detail gambar
2. Persyaratan bahan:
Closed : Jenis Closed duduk, Merk American Standard atau setara
Kran Air Ø1/2”& 3/4”dan Floor Drain : memenuhi standard yang telah ditentukan dan mudah
didapat dipasaran.
Pipa Air yang digunakan adalah setara merek INSAR : untuk Pipa Air bersih menggunakan
Pipa PVC Ø1/2” & 3/4” , Pipa Air kotor dari Floor drain menggunakan Pipa PVC Ø3” Pipa Air
kotor dari Klosed menggunakan Pipa PVC Ø4”. Pipa Air kotor dari wastafel dan bak cuci
piring menggunakan Pipa PVC Ø 2”.
Wastafel yang digunakan adalah setara merek American Standart
Bak tempat cuci piring yang digunakan adalah bahan Aluminium dua lobang.
Urine oir yang digunakan adalah bahan setara American Standart
Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah
disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
3. Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Tim Teknis/Konsultan
Pengawas. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk,pola,penempatan,cara pemasangan dan
detail-detail gambar.
c. Bila terjadi perbedaan kondisi lapangan dengan gambar,Kontraktor wajib melaporkan
kepada Tim Teknis untuk mengambil keputusan.
d. Kontraktor wajib memperbaiki bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan
dan masa garansi , atas biaya Kontraktor.
4. Pekerjaan Saluran Pembuang
4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengaliran air,saluran –saluran pada sisi gedung sesuai
dengan detail yang ditunjukkan dalam gambar.
4.2 Persyaratan Bahan :
Saluran pembuangan terbuka dipakai beton dengan adukan 1 : 3 : 5 (PBI 1971) untuk lantai
saluran dan untuk dinding adalah pasangan batu bata yang diplester sesuai dengan detail
gambar.
4.3 Syarat-syarat pelaksanaan
a. Untuk pekerjaan beton dilaksanakan sebagaimana tercantum dalam pasal pekerjaan
beton maupun beton bertulang.
b. Instalasi sambungan/saluran air harus dikoordinasikan/disesuaikan dengan pekerjaan –
pekerjaan lainnya untuk menghidarkan kekacauan.
c. Konstruksi saluran air diluar lapangan harus sesuai dengan Perencanaan Tata
Lingkungan Setempat.
d. Pemborong bertanggungjawab atas penggantian semua pekerjaan dan konstruksi
saluaran air yang rusak karena disebabkan oleh pengurungan kembali atau karena
pekerjaan ini sehubungan dengan kontrak.
BAB XII
PENUTUP
1. Seluruh pekerjaan harus diselesikan dengan baik serta sesuai dengan Rencana Kerja dan
syarat-syarat. Pekerjaan yang tidak rapi dan tidak baik harus diperbaiki sampai diperoleh hasil
yang memenuhi syarat.
2. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas di dalam Rencana Kerja dan Syarat
– syarat,akan dijelaskan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas.
3. Pemborong wajib mengurus izin-izin sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan ini.
4. Penborong wajib membersihkan seluruh halaman atau lokasi pekerjaan dari sisa-sisa bahan
dan kotoran lain sekitar bangunan agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
5. Pekerjaan yang belum tercantum dalam Bestek dan Gambar akan dituangkan dalam Berita
Acara Penjelasan (Aanwijzing)