Tm.130854 - Muhammad Syahabah - Tadris Matematika - Win Aramico
Tm.130854 - Muhammad Syahabah - Tadris Matematika - Win Aramico
SKRIPSI
Oleh:
MUHAMMAD SYAHABAH
NIM.TM.130854
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
MUHAMMAD SYAHABAH
NIM.TM.130854
i
ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
Ya Allah...
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim yang
kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Shalawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah pencerahan dan
ilmu pengetahuan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
skripsi ini melibatkan pihak-pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun
materil, tidak lupa pula peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr.H.Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Drs.Hj Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. BapakDrs Sunarto Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr,Saidah Ahmad M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan IbuYusmarni, M.Pd,
selaku Dosen Pembimbng II yang telah meluangkan waktunya dan mencurahkan
pemikirannya demi pengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Abul Walid,M.Pd selaku dosen validator angket yang telah meluangkan waktu
dan pemikirannya demi pengarahkan penulis dalam penyusunan Lks.
6. Bapak Harun, S.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah pertama Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dan Bapak Mustofa, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas IX yang telah memberikan izin untuk mengadakan riset penelitian dan
memberikan kemudahan kepada penulis untuk memperoleh data dilapangan.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan. Amin Ya Robbal Alamin
Jambi, Juni 2018
Penulis
Muhammad Syahabah
NIM. TM 130854
vii
MOTTO
ِ ِ اْل ُّق وال تَعجل بِالْ ُقر ِفَت ع َاَل اللَّه الْمل
َ آن م ْن قَ ْب ِل أَ ْن يُ ْق
ضى ْ َْْ َ َ ْ كُ َ ُ ََ
﴾١١٤:ب ِزْدِِن ِع ْل ًما ﴿طه ِّ ك َو ْحيُهُ َوقُ ْل َرَ إِلَْي
Artinya:
Maka Maha tinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau
(Muhammad) tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah, "YaTuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan”.(QS.At-Thohaayat 114). (Al-qur‟an dan
Terjemahan, 2007, hal.320).
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifiksi Masalah ............................................................................. 4
C. Batasan Masalah................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
E. Tujuan dan Kegunaan Pengembangan ............................................... 5
F. Spesifikasi Produk yang di harapkan ................................................. 5
G. Manfaat Pengembangan ..................................................................... 6
xi
1. Analisis Kebutuhan ....................................................................... 25
2. Rancangan Pengembangan ............................................................ 26
3. Prosedur Pengembangan ............................................................... 28
4. Uji Coba /Validasi,Evaluasi. dan Revisi Model ............................ 30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 77
B. Saran ................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket validasi Evaluasi Lembar Kerja Siswa .................... 30
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Tanggapan Peserta Didik terhadap LKS ................. 33
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Tanggapan Peserta Didik terhadap LKS ................. 34
Tabel 4.11 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Post-test .................. 65
Tabel 4.12 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji coba Post-test ............................ 66
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
rendah. Hal ini dapat dilihat dari data presentase ketuntasan hasil belajar
matematika kelas IX pada ulangan harian materi kesebangunan tahun ajaran
2016/2017 di SMP N 16 Tanjung Jabung Timurdalam Tabel 1.1:
Tabel 1.1
Data Persentase Hasil Ulangan Harian Kesebangunan
Kelas Peserta Didik yang Peserta Didik yang
Belum Tuntas Tuntas (≥ 75) (dalam %)
(< 75) (dalam %)
IX A 28,6 71,4
IX B 41,7 58,3
IX C 48,6 51,4
IX D 52,6 47,4
IX E 44,4 55,6
IX F 54,1 45,9
IX G 55,6 44,4
IX H 57,2 42,8
Sumber : Guru Matematika Kelas IX SMP Negeri 16Tanjung Jabung Timur
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kualitas pembelajaran. Ini berarti bahwa perbaikan kualitas pembelajaran haruslah
diawali dari perbaikan kualitas desain pembelajaran.
Pada umumnya perangkat pembelajaran matematika yang digunakan di
sekolah adalah bahan ajar cetak seperti buku teks dan lembar kerja siswa. Begitu
juga dengan SMP N 16 Tanjung Jabung Timur, berdasarkan hasil observasi
perangkat pembelajaran yang digunakan pada saat proses pembelajaran di kelas
adalah lembar kerja siswa atau yang lebih dikenal dengan singkatan LKS. LKS ini
merupakan panduan guru dalam proses pembelajaran matematika di kelas dan
juga sebagai satu-satunya sumber belajar yang digunakan oleh peserta didik untuk
memahami konsep matematika.
Suyitno dalam Purwanto (2007) mendefinisikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena
LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. Menurut Belawati
(2010:327), bahwa melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) seorang guru mendapat
kesempatan untuk memancing peserta didik agar secara aktif terlibat dengan
materi yang dibahas. Selain itu, LKS juga berperan membantu guru dalam
mengarahkan peserta didik menemukan konsep-konsep melalui aktivitas-
aktivitasnya sendiri. Dengan demikian, agar LKS bekerja sesuai perannya diatas,
maka LKS haruslah dirancang sendiri oleh guru. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Prastowo (2011:203), bahwa LKS sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh
guru yang bersangkutan.
Namun, LKS yang digunakan peserta didik di SMP N 16 Tanjung Jabung
Timur bukanlah hasil rancangan guru yang disusun secara sistematis melainkan
lembar kerja siswa matematika yang dibeli dari penerbit. Lembar kerja siswa
tersebut hanya menyajikan soal-soal latihan untuk dijawab oleh peserta didik
secara tertulis saja. Konsep matematika yang harus dikuasai pun dilakukan secara
pasif hanya dengan membaca materi di dalam LKS, tanpa melakukan aktivitas
sesuai perkembangan kurikulum. Dapat dikatakan, isi LKS yang dipakai para
peserta didik di sekolah saat ini tidak bisa meningkatkan kemampuan belajar
peserta didik. Keterbatasan lembar kerja siswa tersebut akan berpengaruh pada
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kualitas pembelajaran. Untuk itu, pengembangan perangkat pembelajaran
khususnya lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu cara yang dapat
dijadikan pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
LKS yang dikembangkan oleh peneliti adalah LKS Matematika dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri(Concept Attainment). Model
pembelajaran inkuirimerupakan salah satu bentuk kelompok model pembelajaran
pengolahan informasi, dimana model pembelajaran pengolahan informasi adalah
model pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas yang
terkait dengan kegiatan proses, atau pengolahan informasi untuk meningkatkan
kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran sebagaimana yang di ungkapkan
Aunurrahman (2010:157). Menurut Suherman (1993: 35), salah satu keunggulan
model pembelajaran inkuiriadalah dalam meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk belajar dengan cara yang lebih mudah dan lebih efektif di masa depan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih mengembangkan LKS dengan
model pembelajaran inkuiriuntuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan
dalam memahami konsep matematika terutama materi Kesebangunan. Selain itu,
LKS yang dikembangkan diharapkan dapat membantu guru menyelenggarakan
pembelajaran matematika di kelas dan mencapai tujuan pembelajaran matematika
serta membantu peserta didik belajar secara mandiri. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini peneliti mengangkat judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Matematika dengan Model Pembelajaran Inkuiripada Materi
Kesebangunan Untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Materi pembelajaran matematika masih dianggap sulit bagi siswa dan sulit
untuk diekspresikan
2. Banyak siswa yang hanya mengandalkan hafalan mereka tanpa memahami
materi yang di berikan ketika mempelajari matematika
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. LKS yang tersedia saat ini belum mengontruksikan pemahaman
siswa,maka yang di sajikan berupa rumus jadinya mengakibatkan siswa
hanya menghafal rumus yang ada.
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan LKS dikhususkan untuk memfasilitasi materi
kesebangunan Kelas IX SMP
2. Pengembangan LKS dirancang dengan model pembelajaran inkuiri yang
akan menunjang pembelajaran.
3. Penelitian menggunakan model ADDIE. Penelitian ini dilakukan dengan
tahap analisis, desain, dan development (ADD) guna untuk
mengembangkan LKS.
4. Penelitian diujicoba di SMPN 16 Tanjung Jabung Timur.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana cara
mengembangkan LKS matematika dengan model pembelajaran inkuiri yang
layak, praktis dan efektif?”
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. LKS mempunyai desain yang menarik dalam variasi warna, gambar serta
tulisan.
4. Materi Kesebangunan berorentasi pada kurikulum 2013.
G. Manfaat Pengembangan
Hasil pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa
sumbangan informasi ilmiah yang dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi maupun bahan perbandingan bagi peneliti atau guru dalam
menghasilkan produk Lembar Kerja Siswa (LKS) matematika dengan
model pembelajaran inkuiri pada materi pokok Kesebangunan kelas IX
SMP.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kontribusi bagi:
a. Penelitian ini diharapkan memberi kemudahan dalam
melaksanakan pembelajaran materi Kesebangunan kelas IX SMP,
memperluas wawasan dan pengetahuan tentang model Inkuiri, dan
memotivasi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran
lainnya sebagai bahan pembelajaran matematika.
b. Hasil penelitian ini siswa berkesempatan untuk belajar secara
mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap guru, dan
memfasilitasi dalam belajar materi Kesebangunan serta
membangun konsep matematika pada diri sendiri.
c. Hasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan
refernsi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan
pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Inkuiri pada
materi Kesebangunan untuk sekolah lanjutan tingkat pertama.
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu wujud persiapan yang
dilakukan oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran. Suparno dalam
Rusdi (2008) mengemukakan sebelum guru mengajar (tahap persiapan), seorang
guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat-
alat peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan
arahan untuk memancing siswa aktif belajar, mempelajari keadaan siswa,
mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal
siswa, kesemuanya ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat
pembelajaran.
Suhadi dalam Rusdi (2008) mengemukakan bahwa “Perangkat
pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran”. Sedangkan Hobri dalam Buhari
(2011) mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber
belajar yang memungkinkan siswa dan guru untuk melakukan kegiatan
pembelajaran. Menurut website BCED, sumber belajar didefinisikan sebagai
informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat
membantu peserta didik dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Untuk
bentuknya tidak terbatas, apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat
lunak, ataupun kombinasi dari berbagai format yang bisa digunakan oleh peserta
didik maupun pendidik (Prastowo, 2011:20).
Perangkat pembelajaran merupakan bagian yang penting dari sebuah proses
pembelajaran. Setidaknya ada empat alasan mengapa perangkat pembelajaran
begitu penting bagi seorang guru (Aziz, 2013). Adapun alasan yang pertama yaitu
perangkat pembelajaran sebagai panduan. Perangkat pembelajaran adalah sebagai
panduan atau pemberi arah bagi seorang guru. Hal tersebut penting karena proses
pembelajaran adalah sesuatu yang sistematis dan terpola. Masih banyak guru yang
hilang arah atau bingung ditengah-tengah proses pembelajaran hanya karena tidak
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memiliki perangkat pembelajaran. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran
memberi panduan apa yang harus dilakukan seorang guru di dalam kelas. Selain
itu, perangkat pembelajaran memberi panduan dalam mengembangkan teknik
mengajar dan memberi panduan untuk merancang perangkat yang lebih baik.
Alasan yang kedua yaitu perangkat pembelajaran sebagai tolak ukur. Seorang
guru yang profesional tentu mengevaluasi setiap hasil mengajarnya. Begitu pula
dengan perangkat pembelajaran, guru dapat mengevaluasi dirinya sendiri sejauh
mana perangkat pembelajaran yang telah dirancang teraplikasi di dalam kelas.
Evaluasi tersebut penting untuk terus meningkatkan profesionalime seorang guru.
Kegiatan evaluasi bisa dimulai dengan membandingkan berbagai aktivitas di
kelas, strategi, metode atau bahkan langkah pembelajaran dengan data yang ada di
perangkat pembelajaran.
Selanjutnya, alasan ketiga menurut Aziz (2013) tentang pentingnya
perangkat pembelajaran yaitu perangkat pembelajaran sebagai peningkatan
profesionalisme. Profesionalisme seorang guru dapat ditingkatkan dengan
perangkat pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa perangkat pembelajaran tidak
hanya sebagai kelengkapan administrasi, tetapi juga sebagai media peningkatan
profesionalisme. Seorang guru harus menggunakan dan mengembangkan
perangkat pembelajarannya semaksimal mungkin. Memperbaiki segala yang
terkait dengan proses pembelajaran lewat perangkatnya. Jika tidak demikian,
maka kemampuan sang guru tidak akan berkembang bahkan mungkin menurun.
Alasan terakhir yaitu perangkat pembelajaran mempermudah seorang guru dalam
membantu proses fasilitasi pembelajaran. Dengan perangkat pembelajaran,
seorang guru mudah menyampaikan materi hanya dengan melihat perangkatnya
tanpa harus banyak berpikir dan mengingat.
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa perangkat pembelajaran
adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa dalam
proses pembelajaran di kelas yang merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses pembelajaran.
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Lembar Kerja Siswa
1. Pengertian Lembar Kerja Siswa
Secara umum Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan perangkat
pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan Diknas (dikutip oleh Prastowo,
2011:203), lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya
berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Dan
tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.
Penggunaan LKS dalam kegiatan pembelajaran dapat mendorong siswa
untuk mengolah sendiri bahan yang dipelajari atau bersama dengan temannya
dalam suatu bentuk diskusi kelompok, sehingga siswa dapat menemukan konsep
atau prinsip dan aplikasi konsep atau aplikasi prinsip. Hal ini karena dalam LKS
siswa dapat menemukan arahan terstruktur untuk memahami materi yang
diberikan (Belawati, 2007:3.27), sehingga siswa dengan mudah memahami LKS.
Menurut Trianto (2013:222), LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Trianto (2013:222),
juga menjelaskan bahwa LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya
pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang
harus ditempuh.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa LKS merupakan salah satu
perangkat pembelajaran berupa lembaran-lembaran yang berisi petunjuk belajar
atau langkah-langkah kegiatan belajar bagi siswa untuk menemukan/memperoleh
pengetahuan dari materi yang sedang dipelajari. Cara penyajian materi pelajaran
dalam LKS meliputi penyampaian materi secara ringkas kegiatan yang melibatkan
siswa secara aktif misalnya latihan soal, diskusi dan percobaan sederhana
(Widjajanti, 2008).
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Fungsi Lembar Kerja Siswa
Menurut Prastowo (2011:205), LKS memiliki empat fungsi sebagai berikut:
1) meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik
2) mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan
3) materi yang diringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih
4) memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat melengkapi
bahan ajar, sehingga peserta didik semakin mudah untuk menguasai
pengetahuan yang akan mereka peroleh.
4) Latihan-latihan
Komponen ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada
peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah mempelajari
bahan ajar.
5) Petunjuk kerja atau lembar kerja
Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa
lembar kertas yang berisi sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan
aktivitas yang harus dilakukan siswa.
6) Penilaian (Evaluasi)
Suatu komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang
ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan
kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan lembar kerja siswa.
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Apabila menentukan ukuran kertas LKS adalah A5 (setengah kuarto),
peserta didik akan kesulitan membuat bagan, karena ruangan yang tersedia
sangat terbatas.
2) Kepadatan Halaman
Dalam hal ini, harus mengusahakan agar halaman tidak terlalu
dipadati dengan tulisan. Sebab, halaman yang terlalu padat akan
mengakibatkan peserta didik sulit memfokuskan perhatian.
3) Penomoran
Penomoran materi juga tidak boleh dilupakan dalam mendesain
LKS.Sebab dengan adanya penomoran, bisa membantu peserta didik,
terutama bagi yang kesulitan untuk menentukan mana judul, mana
subjudul, dan mana anak subjudul dari materi yang diberikan dalam
LKS.Oleh karena itu, dapat menggunakan huruf kapital atau penomoran
agar peserta didik bisa memahami materi secara keseluruhan.
4) Kejelasan
Dengan memastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan
dalam LKS dapat dengan jelas dibaca oleh peserta didik. Sesempurna
apapun materi yang disiapkan, tetapi jika peserta didik tidak mampu
membacanya dengan jelas, maka LKS tidak akan memberi hasil yang
maksimal. Misalnya saja hasil cetakan LKS yang dibuat tembus sampai
halaman sebaliknya. Hal ini tentu saja mengganggu kenyamanan saat
membacanya.Oleh karena itu, pastikan bahwa cetakan dihalaman yang
satu tidak menembus kehalaman sebaliknya.
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berikut langkah-langkah dalam menyusun LKS menurut Diknas dalam
Prastowo (2011:212) yaitu :
Analisis Kurikulum
Menulis LKS
Merumuskan KD
Menyusun materi
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah
LKS yang harus ditulis serta sekuensi atau urutan LKS nya.Sekuensi LKS
sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.Langkah ini
biasanya diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
3) Menentukan Judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi–kompetensi dasar,
materi–materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam
kurikulum.Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS
apabila kompetensi dasar tersebut tidak terlalu besar. Adapun besarnya
kompetensi dasar dapat dideteksi, antara lain dengan cara apabila
diuraikan kedalam materi pokok mendapatkan maksimal empat materi
pokok, maka kompetensi tersebut dapat dijadikan sebagai satu judul LKS.
4) Penulisan LKS
Untuk menulis LKS langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:a) Merumuskan kompetensi dasar. Untuk merumuskan kompetensi
dasar, dapat dilakukan dengan menurunkan rumusannya langsung dari
kurikulum yang berlaku; b) Menentukan alat penilaian. Penilaian
dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik; c) Menyusun
materi. Untuk menyusun materi LKS, ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan, berkaitan dengan isi atau materi LKS, materi LKS sangat
tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS
dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang
lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai
sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan
sebagainya; d) Memperhatikan struktur LKS.Ini adalah langkah terakhir
dalam penyusunan sebuah LKS. Dalam membuat LKS, kita harus
memahami bahwa struktur LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul,
petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung.
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
C. Model Inkuiri
1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri
Menurut Anam (2016:7) mendefenisikan bahwa inkuiri berasal dari kata
inquiryyang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Sama halnya
Kunandar dalam Shoimin (2014:85) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri
adalah kegiatan pembelajaran dimana siswa didorong untuk belajar melalui
keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan
guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan
yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
salah satu faktor yang mendukung terjadinya pembelajaran yang menyenangkan
adalah adanya keaktifan siswa. Dengan demikian, adanya model pembelajaran
inkuiri pada kegiatan belajar mengajar siswa diberi kesempatan untuk mencari
dan menemukan sendiri, dimana siswa lebih banyak melakukan kegiatan dan
pengawasan guru diperlukan untuk memberi bimbingan dan mengarahkan siswa.
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri
merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa (Al-Tabany, 2015:82).
Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak
terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan siswa
berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh
karena itu dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah
mempersiapkan sejumlah materi yangharus dihafal,akan tetapi merancang
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang
harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan
(inquiry) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui
penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengembangkan sikap kritis dengan selalu bertanya dan mempertanyakan
berbagai fenomena yang sedang dipelajari.
4) Prinsip belajar untuk berpikir. Belajar merupakan proses berpikir, yakni
proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah
pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5) Prinsip keterbukaan. Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru ialah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang
relevan.
Menurut Sani (2014:91) menyatakn bahwa, adapun aktivitas guru dan siswa
dalam melaksanakan inkuiri adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Aktivitas Guru dan Siswa dalam Melaksanakan Inkuiri
Perilaku Guru (Inkuiri) Perilaku Siswa (Inkuiri)
1) Mendorong berpikir, bertanya, dan 1) Melakukan pengamatan,
berdiskusi mengumpulkan data, dan
2) Memfasilitasi debat dan diskusi menginterpretasi data
3) Menyediakan berbagai cara 2) Merumuskan hipotesis,
melakukan investigasi merancang dan melakukan
4) Bertindak sebagai teman dalam eksperimen untuk menguji
penyelidikan fenomena
5) Mengembangkan minat siswa 3) Mengaitkan variabel bebas dan
untuk aktif melakukan terikat
penyelidikan dan mencari 4) Menggunakan kemampuan
informasi baru bernalar (reasoning)
6) Menjaga suasana kondusif dalam 5) Menarik kesimpulan
melaksanakan inkuiri berdasarkan data
7) Menekankan pada: bagaimana 6) Mempertahankan kesimpulan
memahami bahan pelajaran, bukan berdasarkan data.
pada: apa yang harus diketahui dari
pelajaran
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
di kelas IX SMP ini mempelajari tentang kesebangunan bangun datar,
kesebangunan segitiga, kekongruenan bangun datar dan kekongruenan segitiga.
Karakterisitik kesebangunan sendiri yaitu memiliki syarat perbandingan panjang
sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) dari dua bangun datar adalah senilai, dan
sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) dari dua bangun datar tersebut sama besar.
2. Kesebangunan Segitiga
Dua segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi salah satu syarat berikut:
1) Panjangsisi-sisi yang bersesuaian (seletak) memilikiperbandingan senilai
2) Dua sudut yang bersesuaian (seletak) sama besar.
U V
P Q
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 2.2 Sisi yang bersesuain(seletak)sama
panjang.https://berpendidikan.com
2) Dua sisi yang bersesuaian (seletak) sama panjang dan satu sudut yang
diapit oleh kedua sisi tersebut sama besar
C F
X X
A B D E
3) Dua sudut yang bersesuaian (seletak) sama besar dan satu sisi yang
bersesuaian sama panjang.
R W
U X
X
O
P O
Q V
4) Gambar 2.4 Dua sudut yang bersesuaian dan satu sisi yang
bersesuaian sama panjang.https://berpendidikan.com
a. Kerangka Berpikir
Model pengembangan LKS dengan model pembelajaran inkuiri pada materi
kesebangunan menggunakan tahap pengembangan ADDIE, yaitu:analysis, design,
development, implementation, dan evaluation. Tahap analysis dilakukan untuk
menentukan masalah dan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah
tersebut, serta untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dan yang digunakan
sebagai dasar dalam pengembangan LKS. Untuk hal itu, pada tahap
analysisdilakukan analisis kinerja, analisis peserta didik dan analisis kebutuhan.
Pada tahap design dilakukan penyusunan tes dan perancangan LKS sesuai hal-hal
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang diperoleh pada tahap analysis. Selanjutnya tahap development merupakan
kegiatan realisasi rancangan produk dari tahap design. Pada tahap ini, peneliti
melakukan beberapa kegiatan yaitu pembuatan produk, validasi ahli, dan evaluasi
formatif. Pembuatan produk disesuaikan dengan rancangan yang telah dibuat pada
tahap sebelumnya.Setelah produk LKS selesai dan dicetak maka tahap selanjutnya
adalah melakukan validasi.Pada tahap validasi, LKS divalidasi oleh ahli materi
dan ahli desain.Hasil validasi dari para ahli kemudian direvisi berdasarkan saran
dan perbaikan dari para ahli. Selanjutnya, dilakukan evaluasi formatif yang
bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk merevisi produk
sebelum pelaksanaan implementasi.Evaluasi formatif ini terdiri dari tiga tahap
yaitu ujicoba perorangan, ujicoba kelompok kecil, dan ujicoba lapangan.Setelah
melalui evaluasi formatif, LKS kembali direvisi berdasarkan komentar dan saran
dari subjek ujicoba, kemudian pengembangan ini dilanjutkan ke tahap
implementation.Pada tahap implementation, LKS diimplementasikan pada kelas
sesungguhnya.Kemudian, pengembangan dilanjutkan dengan tahap
evaluation.Evaluation yang dilakukan adalah evaluasi sumatif dengan
memberikan post-test untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS
dengan model pembelajaran inkuiri.
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENGEMBANGAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian jenis
ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya
Research and Development. Borg and Gall (1988) dalam Sugiyono (2013:4)
menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan (research and development / R
& D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Lebih lanjut Sugiyono (2013:297) menjelaskan bahwa penelitian dan
pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Berdasarkan definisi penelitian pengembangan di atas, maka penelitian ini
dikatakan penelitian pengembangan karena menghasilkan sebuah Lembar Kerja
Siswa (LKS) Matematika dengan Model Pembelajaran Inkuiri. Adapun langkah-
langkah dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan mengikuti
model pengembangan Analysis, Design, Development, Implementation and
Evaluation (ADDIE). Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry (1996)
untuk merancang sistem pembelajaran. Menurut langkah–langkah pengembangan
produk, model penelitian dan pengembangan ini lebih rasional dan lebih lengkap,
model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk
seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar
(Mulyatiningsih, 2011:199).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan bahan ajar
berdasarkan konsep ADDIE dapat dilihat pada gambar 3.1.
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development
https://berbahasa-bersastra.blogspot.com
B. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan model pengembangan ADDIE, adapun prosedur dalam
penelitian yang dilakukan yaitu analysis, desain, dan development, namun dalam
prosedur pengembangan ini hanya sampai dengan ADD, dan pada tahap
implementation dan evaluation tidak dilakukan karena membutuhkan waktu yang
cukup lama, sebab itu tidak direalisasikan.
1. Analysis (Analisis)
Tahap analisis merupakan tahap pra perencanaan, yaitu pemikiran
tentang produk baru yang akan dikembangkan. Analisis dilakukan untuk
menentukan masalah dan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Untuk mengetahui kebutuhan yang mendasar, analisis ini dilakukan
melalui survei lapangan khususnya pada mata pelajaran matematika, guna untuk
mengetahui apa saja yang dibutuhkan demi terlaksananya penelitian
pengembangan ini, tersutama hal-hal mendasar yang erat hubungannya dengan
pengembangan LKS ini. Tahap Analisis meliputi kegiatan analisis kinerja, analisis
peserta didik dan analisis kebutuhan.
a. Analisis kinerja
Analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah
masalah yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program
pembelajaran atau perbaikan managemen. Atau dengan kata lain, analisis kinerja
adalah untuk menentukan masalah mendasar yang dihadapi dan perlu diangkat
dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Pada langkah ini, peneliti
mengamati permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
matematika di SMP terutama kelas IX. Secara umum, pada tahap analisis kinerja
ini setidaknya ada tiga hal yang harus dijawab yaitu: (1)apakah guru dan siswa
memiliki keinginan untuk menggunakan LKS?, (2)apakah guru tidak mempunyai
cukup ilmu untuk membuat LKS?, dan (3)apakah sumber daya dari sekolah
mendukung?.
b. Analisis Peserta didik
Analisis peserta didik merupakan telaah tentang karakteristik peserta didik
sebagai gambaran untuk rancangan dan pengembangan perangkat pembelajaran.
Karakteristik ini meliputi latar belakang pengetahuan dan tingkat perkembangan
kognitif peserta didik. Dengan demikian, kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana karakteristik peserta didik serta mengetahui pengetahuan
awal siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan bertanya pada guru kelas yang
berpengalaman mengajar peserta didik tersebut,misalnya dengan bertanya
karakter peserta didik dan bertanya tentang nilai matematika peserta didik.
c. Analisis Kebutuhan
Dari hasil analisis kebutuhan, akan diperoleh informasi tentang apa saja
yang dibutuhkan dan yang digunakan sebagai dasar dalam pengembangan
perangkat pembelajaran LKS. Analisis kebutuhan merupakan langkah yang
diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang
perlu dipelajari oleh peserta didik untuk meningkatkan kinerja atau prestasi
belajar. Dalam hal ini, peneliti melakukan analisis kebutuhan berupa analisis
kurikulum, analisis tujuan pembelajaran, dan analisis tugas.
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum berguna untuk mengetahui kurikulum yang digunakan
di Sekolah, mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
mengetahui materi–materi apa saja yang ada pada pelajaran matematika
yang dapat dijadikan sebagai bahan materi untuk pengembangan perangkat
pembelajaranberupa LKS matematika. Sehingga pada tahap perancangan
desain produk, struktur ataupun komponen pada LKS sesuai dengan
kurikulum yang digunakan. Adapun hal yang dilakukan adalah dengan
mengumpulkan informasi tentang kurikulum yang dipakai, dan materi
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pelajaran matematika yang sesuai pada proses pembelajaran yang sedang
berlangsung dan yang menjadi sasaran pengembangan LKS
yaitukesebangunan.
2) Analisis Tujuan Pembelajaran
Merumuskan tujuan pembelajaran merupakan suatu tahap yang
sangat penting dalam merencanakan pengembangan LKS, karena tujuan
pembelajaran adalah arah dan target kompetensi akhir yang ingin dicapai
dari suatu proses mengajar. LKS ini ditujukan untuk peserta didik SMP
kelas IX dan diharapkan peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik.
3) Analisis Tugas
Pada tahap ini, peneliti merumuskan tugas–tugas yang akan dilakukan
peserta didik selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS
Matematika dengan Model Pembelajaran Inkuiri.
2. Design (Perancangan)
Dalam perancangan suatu produk, tahap desain memiliki kemiripan
dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini merupakan proses
sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan pembelajaran, merancang
skenario pembelajaran, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi
pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan ini masih bersifat
konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya.
Adapun yang dilakukan pada tahap design adalah menyusun tes dan
rancangan LKS.
a. Penyusunan Tes
Dasar dari penyusunan tes adalah analisis tugas yang dirumuskan dalam
analisis kebutuhan. Dalam penelitian ini, peneliti tidak menyusun tes awal, hanya
menyusun tes akhir atau post-test (termasuk instrumen) yang akan diberikan
kepada peserta didik.
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Rancangan LKS
Rancangan pada pengembangan LKS dengan model pembelajaran
inkuiriini mencakup beberapa aspek, yaitu:
1) Rancangan sampul LKS
Rancangan sampul LKS berguna agar LKS terlihat menarik sehingga
siswa tertarik untuk menggunakan LKS sebelum melihat isi LKS tersebut.
2) Rancangan isi LKS
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan isi LKS disesuaikan dengan
struktur LKS yang digunakan yaitu:
a) Judul
Pada tahap merancang judul yaitu memikirkan judul yang akan
digunakan untuk LKS dengan model pembelajaran inkuiriini.
Rancangan judul hanya fokus pada kompetensi dasar atau materi
pokok yang akan digunakan.
b) Petunjuk belajar
Merancang petunjuk belajar yang mudah dipahami siswa sebagai
pedoman menggunakan LKS
c) Kompetensi yang akan dicapai
Memilih kompetensi dasar yang akan digunakan dalam membuat
LKS dengan model pembelajaran inkuiridisesuaikan dengan hasil yang
diperoleh pada tahap analisis.
d) Informasi pendukung
Dipilih informasi-informasi yang sesuai dengan materi pada LKS
yang akan dibuat, informasi diperoleh dari berbagai sumber terkait
dengan materi yang digunakan.
e) Tugas atau langkah-langkah kerja
Dipilih tugas yang akan dibuat pada LKS serta langkah–langkah
kerja sebagai petunjuk siswa menyelesaikan tugas agar siswa dapat
memahami langkah–langkah yang akan digunakan sehingga siswa
bekerja secara sistematis, dan
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
f) Penilaian
Merancang instrumen penilaian yang akan digunakan pada akhir
setelah penggunaan LKS.
3. Development (Pengembangan)
Tahap development ini merupakan kegiatan realisasi rancangan produk
dari tahap Design. Pada tahap ini, peneliti melanjutkan pembuatan produk
berdasarkan rancangan yang telah dibuat pada tahap design. Dalam tahap design,
telah disusun kerangka konseptual. Kerangka konseptual tersebut direalisasikan
menjadi produk yang siap diimplementasikan. Adapun yang dilakukan pada tahap
development yaitu:
a. Pembuatan Produk
Pada tahap design LKS yang akan dikembangkan telah dirancang diatas
kertas, kemudian pada tahap ini dimulailah pembuatan produk LKS yang sesuai
dengan struktur yang telah dirancang tersebut.
b. Validasi oleh tim ahli
LKS yang telah selesai dan dicetak kemudian divalidasi oleh para ahli
yang berkompeten di bidangnya sebagai ahli materi dan ahli desain pembelajaran.
Validasi dilakukan untuk memperoleh penilaian mengenai LKS yang telah
dihasilkan.
Validasi dilakukan dengan cara meminta beberapa orang pakar atau tim
ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai desain LKS yang telah dirancang
tersebut sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan
memperlihatkan rancangan desain LKS, para pakar diminta untuk menilainya,
sehingga saran dan masukan validator tersebut dapat dijadikan dasar perbaikan
desain produk LKS. Validator diberikan angket berupa rating scale sebagai
bentuk instrumen validasi untuk menilai produk tersebut.
Validasi yang dilakukan oleh tim ahli pada validasi produk adalah validasi
evaluasi lembar kerja siswa dan validasi desainpembelajaran.Adapun kisi–kisi
angket validasi ahli dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.1. Kisi-kisi Angket Penilaian Validasi Evaluasi Lembar Kerja Siswa
Variabel Indika Deskriptor N
tor o
(1) (2) (3) (
4)
Valid 1
Kecermatan
Selaras 2
isi
Mutakhir 3
Keluasan sesuai dengan tujuan 4
instruksional
Ketepatan
Kedalaman sesuai dengan tujuan 5
cakupan isi
instruksional
Keutuhan konsep 6
LKS dengan Logis 7
model Runtut 8
pembelajaran Cukup contoh dan ilustrasi 9
inkuiripada Format konsisten 1
Keterc
materi 0
ernaan
kesebangunan Ada penjelasan relevansi lembar 1
kerja siswa 1
Ada penjelasan manfaat lembar 1
kerja siswa 2
Ragam bahasa komunikatif 1
3
Penggunaan
Kata singkat dan lugas 1
bahasa
4
Kalimat efektif 15
(1) (2) (3) (
4)
Narasi tidak terlalu padat 16
Kalimat penjelasan yang digunakan 1
pendek dan tepat 7
Grafik dan gambar bermakna 1
Perwajahan 8
LKS dengan Penomoran benar 1
model 9
pembelajaran Penomoran konsisten
inkuiripada Huruf menarik 2
materi Huruf tidak membingungkan 0
kesebangunan Ada ilustrasi 2
Ilustrasi
1
Ada uraian 2
Kelengkapan Ada latihan 2
komponen Ada umpan balik 2
Ada penguatan 3
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Penilaian Validasi Desain Pembelajaran
Variabel Indikator Deskriptor No
(1) (2) (3) (4)
Contoh yang disajikan dalam LKS
mengarahkan siswa untuk
Tahap 1
menemukan konsep materi yang
Presentasi data
dipelajari
dan identifikasi
LKS mengarahkan siswa untuk
konsep
membuat hipotesis dari materi yang 2
dipelajari
LKS dengan
LKS memberikan kesempatan
model Tahap menguji
kepada siswa untuk menguji
pembelajaran pencapaian 3
pencapaian konsep yang telah
inkuiripada konsep
diperoleh
materi
LKS memberikan kesempatan
kesebangunan
kepada siswa untuk berdiskusi
4
Tahap dalam memperoleh kesimpulan
menganalisis akhir
kemampuan LKS menyediakan ruang kosong
5
berpikir stategis untuk hasil diskusi
LKS menuntun siswa untuk
6
membuat kesimpulan
c. Revisi
Setelah dilakukan validasi evaluasi lembar kerja siswa dan validasi desain
pembelajaran produk LKS, langkah selanjutnya adalah melakukan revisi. Ada
yang harus diperbaiki atau ditambah guna lebih menyempurnakan produk LKS.
Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan pendapat, komentar atau masukan
dari para ahli mengenai produk LKS yang telah dibuat. Revisi dilakukan untuk
memperbaiki kelemahan–kelemahan produk setelah dilakukan validasi oleh para
ahli. Hasil revisi akan membawa hasil tentang kualitas dan kesempurnaan produk
LKS.
d. Melakukan Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah proses pengumpulan data yang dapat digunakan
untuk merevisi produk sebelum pelaksanaan. Dalam desain instruksional evaluasi
formatif dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan data tentang
bagaimana peserta didik belajar dalam konteks tertentu.
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Stufflebeam dalam Branch (2009) pernah berkata, '' Tujuan evaluasi
adalah untuk meningkatkan bukannya membuktikan.'' Dengan demikian, evaluasi
formatif ini dilakukan dengan tujuan khusus yaitu untuk meningkatkan hasil
produk LKS yang telah dibuat sehingga LKS yang dikembangkan dapat
memenuhi tujuannya yaitu untuk mengurangi kesenjangan kinerja dan mengatasi
masalah-masalah yang telah dianalisis pada tahap analisis. Evaluasi formatif ini
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil,
dan uji coba lapangan.
1) Uji Coba Perorangan
Tujuan dari uji coba perorangan adalah untuk menghapus kesalahan-
kesalahan dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini, produk yang berupa LKS
matematika dengan model pembelajaran inkuiri
yang telah divalidasi diujicobakan kepada 2 orang guru mata
pelajaran matematika dengan cara memberikan LKS tersebut, kemudian
mereka diminta untuk mengamati, mengomentari, dan mengisi angket
yang telah disediakan. Angket yang diberikan berupa angket tertutup
namun guru diminta untuk berkomentar secara bebas mengenai LKS yang
diujicobakan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam
merevisi LKS. Adapun kisi-kisi angket uji coba perorangan mengenai
tanggapan guru terhadap LKS dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiridapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru Terhadap Produk LKS
Variabel Deskriptor No
(1) (2) (3)
1. Kesesuaian materi dengan kompetensi 1
2. Kesesuaian materi dengan kebutuhan siswa 2
LKS dengan 3. Kesesuaian materi dengan tujuan
3
model pembelajaran
pembelajaran 4. Kebenaran substansi materi pada LKS 4
inkuiripada 5. LKS isinya mampu menarik perhatian dan
5
materi minat siswa untuk mempelajarinya
kesebangunan 6. LKS ditulis dan disajikan dengan baik 6
7. Pemilihan kata, konteksnya mudah
7
dipahami siswa
8. Sistematis, runtut dan alur materi jelas 8
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
9. Tata letak tulisan, gambar di setiap
9
halaman seimbang
10. Perbedaan LKS dengan model
pembelajaran inkuiri dengan LKS 10
konvensional
11. Latihan dapat dipahami dan dikerjakan
11
siswa
12. LKS dengan model pembelajaran
inkuirimempermudah siswa dalam 12
memahami materi yang disajikan
13. LKS yang dikembangkan sesuai dengan 13
tingkat kemampuan siswa
14. Materi dan soal pada LKS dengan model
pembelajaran inkuirimenekankan pada 14
pemahaman konsep siswa
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Kesesuaian contoh dengan
materi
Manfaat 1. Kemudahan belajar 11
LKS 2. Ketertarikan menggunakan 12
LKS 13
3. LKS memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk belajar mandiri
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
saat uji coba ditemukan kelemahan dari LKS. Selain itu, komentar atau saran dari
guru dan peserta didik akan menjadi pertimbangan untuk merevisi LKS.
C. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
a. Data sekunder dalam penelitian pengembangan ini berupa data yang diperoleh
b. Data primer dalam penelitian ini berupa data validasi desain LKS dari para
ahli, data tanggapan guru dan siswa, data observasi aktivitas siswa dan data
evaluasi LKS dan desain pembelajaran memiliki jawaban berupa data kuantitatif
Instrumen penilaian validasi evaluasi LKS yang dinilai oleh ahli materi
terdapat pada tabel 3.1 dan memiliki 23 pertanyaan, serta instrumen penilaian
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
validasi desain pembelajaran yang dinilai oleh ahli desain pembelajaran terdapat
Untuk skor maksimum 5 dan skor minimum 1, maka rentang skor (R)
sedang, tidak baik, dan sangat tidak baik), maka panjang kelas intervalnya (i)
Untuk kategori interval di atas, LKS dikatakan valid dan layak untuk
digunakan dalam pembelajaran, jika berada pada kualitas sangat baik, baik atau
sedang. Sedangkan untuk butir penilaian yang mendapat skor 2 (kurang baik) atau
1 (tidak baik) perlu dilakukan revisi sesuai dengan saran dan masukan dari
validator.
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dalam penelitian dan pengembangan ini, instrumen angket penilaian
5 = Sangat baik
4 = Baik
3 = Sedang
2 = Tidak baik
Instrumen penilaian evaluasi formatif pada tahap uji coba perorangan yang
dinilai oleh 2 orang guru matematika terdapat pada tabel 3.3 dan memiliki 14 butir
pertanyaan yang sama tiap responden. Instrumen penilaian evaluasi formatif pada
tahap uji coba kelompok kecil dan tahap uji coba lapangan yang dinilai oleh
peserta didik non kelas yang diujicobakan terdapat pada tabel 3.4 dan memiliki 13
sebagai berikut:
Untuk skor maksimum 5 dan skor minimum 1, maka rentang skor (R)
sedang, tidak baik, dan sangat tidak baik) , maka panjang kelas intervalnya (i)
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1,80 ≤ N ≤ 2,59 : Tidak baik
Angket yang diberikan berupa angket tertutup namun guru atau peserta
didik diminta untuk berkomentar secara bebas mengenai LKS. Ini bertujuan untuk
evaluasi LKS dan desain, untuk kriteria kualitatif rating scale, LKS dikatakan
praktis dan layak jika berada pada kualitas sangat baik, baik atau sedang.
Sedangkan untuk butir penilaian yang mendapat skor 2 (kurang baik) atau 1 (tidak
baik) perlu dilakukan revisi sesuai dengan komentar dari guru atau peserta didik.
aktivitas siswa memiliki skor berupa data kuantitatif dengan pilihan skor sebagai
berikut:
2 = Baik
1 = Cukup
0 = Tidak Baik
terdapat pada tabel 3.5 dan terdiri dari tiga indikator yang mengacu pada
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
jumlah skor aspek yang tampak
Jumlah skor kriterium (N)/ indikator = × 100%
juml ah responden
Kemudian untuk menentukan rerata skor semua indikator yaitu (jumlah skor
siswa dalam belajar berdasarkan pada rata-rata skor keseluruhan pada empat kali
pertemuan.
Hasil observasi akan dibuat interval menjadi selang kategori (sangat baik,
baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik). Skor maksimum, yaitu 100 (dalam %)
dan skor mínimum yaitu 0 (dalam %). Rentang skor (R) adalah 100-0 = 100, dan
untuk lima kelas interval kategori aktivitas siswa, maka panjang kelas intervalnya
(i) adalah 100 : 5 = 20. Secara kontinum dapat dibuat kategori interval sebagai
berikut:
0 ≤ N ≤ 20 : Tidak Baik
40 < N ≤ 60 : Cukup
60 < N ≤ 80 : Baik
Tes hasil belajar dilakukan untuk melihat tingkat penguasaan materi atau
menggunakan LKS dengan model pembelajaran inkuiri. Untuk menilai tes hasil
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
banyaknya jawaban benar
nilai =
jumlah seluruh soal
Analisis data terhadap tes hasil belajar yaitu dengan melihat persentase
KKM yaitu 75 dengan standar ketuntasan kelas yaitu 70%. Adapun rumus yang
m
P= 100%
n
n = banyaknya siswa
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGEMBANGAN
Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah lembar kerja
siswa matematika dengan model pembelajaran Inkuiripada mata pelajaran
matematika kelas IX SMP materi kesebangunan, (2) penilaian evaluasi lembar
kerja siswa dan desain pembelajaran oleh ahli materi dan desain, (3) penilaian
guru dan peserta didik terhadap produk LKS, (4) hasil observasi aktivitas peserta
didik dalam belajar, dan (5) hasil belajar peserta didik terhadap penggunaan LKS
dengan model pembelajaran Inkuiridengan memberikan post test kepada peserta
didik kelas IXB SMPN 16 Tanjung Jabung Timur.
Pengembangan LKS ini menggunakan model pengembangan ADDIE
dengan tahap-tahap: (1) Analysis (Analisis), (2) Design (Perancangan), (3)
Development (Pengembangan), (4) Implementation (Implementasi), dan (5)
Evaluation (Evaluasi).
a. Analisis Kinerja
Analisis kinerja dilakukan untuk menentukan masalah dasar dalam
pengembangan lembar kerja siswa.Pada langkah ini, peneliti mengamati
permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika di
SMP terutama kelas IX. Secara umum, pada langkah ini setidaknya ada tiga hal
yang harus dijawab yaitu: (1)apakah guru dan siswa memiliki keinginan untuk
menggunakan LKS?, (2)apakah guru tidak mempunyai cukup ilmu untuk
membuat LKS?, dan (3)apakah sumber daya dari sekolah mendukung?.
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan hasil observasi di SMP N 16 Tanjung Jabung Timur, guru
dan peserta didik menggunakan lembar kerja siswa (LKS) pada saat pembelajaran
matematika di kelas. Ketersediaan LKS di SMP N 16 Tanjung Jabung Timur ini,
belum memfasilitasi peserta didik untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya,
karena LKS yang dimiliki oleh peserta didik adalah LKS yang dibeli dari
penerbit, yang hanya berisikan rangkuman dari materi, latihan, dan tugas yang
membuat peserta didik mengalami ketergantungan terhadap penjelasan guru.
Padahal seharusnya LKS yang baik adalah LKS yang mampu membelajarkan
peserta didiknya secara mandiri dan memuat aktivitas belajar yang melibatkan
peserta didik secara langsung dalam menemukan dan menerapkan masalah
matematika. Sehingga guru sebagai pendidik semestinya harus mampu mengatasi
kelemahan LKS yang dibeli dari penerbit tersebut dengan cara merancang LKS
yang dapat meminimalkan peran pendidik, mengaktifkan peserta didik, dan
mengarahkan peserta didik menemukan masalah-masalah melalui aktivitas-
aktivitasnya sendiri. Kenyataan di lapangan, ada beberapa guru yang membuat
LKS sendiri untuk digunakan pada saat pembelajaran di kelas, tetapi LKS tersebut
kurang maksimal karena tidak sesuai dengan struktur LKS.
Berdasarkan informasi di atas, maka tiga pertanyaan perlunya
pengembangan LKS ini telah terjawab. Pertama, guru dan peserta didik di SMP N
16 Tanjung Jabung Timur memiliki keinginan untuk menggunakan LKS dalam
proses pembelajaran, sehingga mereka menggunakan LKS yang dibeli dari
penerbit. Kedua, ada beberapa guru yang merancang LKS sendiri akan tetapi
karena kurangnya informasi tentang penyusunan LKS yang baik, maka LKS yang
dirancang pun tidak sesuai dengan struktur LKS. Terakhir, karena di SMP N 16
Tanjung Jabung Timur ini menggunakan LKS dalam pembelajaran di kelas, maka
sekolah tentunya mendukung adanya pengembangan LKS ini.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti memilih mengembangkan LKS
dengan model pembelajaran Inkuiriuntuk membantu siswa dalam mengatasi
kesulitan dalam memahami masalah matematika. Dengan model pembelajaran
inkuiri , peserta didik diharapkan dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
dari pengalaman yang didapat sebelumnya dan tidak hanya menerima langsung
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dari penjelasan guru serta dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Sehingga perlunya mengembangkan LKS ini adalah
sebagai alternatif model pembelajaran yang baru.
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
demikian, bahwa pada tingkat ini anak dapat memberikan alasan dengan
menggunakan lebih banyak simbol atau gagasan dalam berpikir serta mampu
menyelesaikan msalah dengan cara yang lebih baik dan kompleks.
c. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk
menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh
peserta didik untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.Dalam hal ini,
peneliti melakukan analisis kebutuhan berupa analisis kurikulum, analisis tujuan
pembelajaran, dan analisis tugas.
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum berguna untuk mengetahui kurikulum yang
digunakan disekolah, mengetahui standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta mengetahui materi–materi yang ada pada pelajaran matematika
yang dapat dijadikan sebagai bahan materi untuk pembuatan perangkat
pembelajaran matematika berupa lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran inkuiri .
Dari analisis kurikulum ini diperoleh bahwa kurikulum yang
digunakan di SMP N 16 Tanjung Jabung Timur khususnya kelas IX adalah
Kurikulum 2013. Dengan kurikulum tersebut didapatkan bahwa standar
kompetensi dan kompetensi dasar untuk pokok bahasan kesebangunan dan
kekongruenan adalah:
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KI 4 : Mengolah, menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar :
3.6 Memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan geometri melalui
pengamatan
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kongruen. Untuk mempelajari dan memahami kompetensi ini,
indikatornya yaitu: (1) menentukan dua segitiga sebangun, (2) menentukan
unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang sebangun, (3)
menentukan dua segitiga kongruen, dan (4) menentukan unsur yang belum
diketahui dari dua segitiga yang kongruen.Materi yang sesuai dengan
indikator tersebut adalah (1) kesebangunan segitiga, mencakup syarat dua
segitiga sebangun dan menentukan unsur yang belum diketahui pada dua
segitiga yang sebangun, dan (2) kekongruenan segitiga, mencakup sifat
dua segitiga kongruen, syarat dua segitiga kongruen, dan menentukan
unsur yang belum diketahui pada dua segitiga yang sebangun.
Pada kompetensi dasar pembelajaran terakhir yang harus dikuasai
oleh peserta didik adalah menggunakan masalah kesebangunan segitiga
dalam pemecahan masalah. Untuk mempelajari dan memahami
kompetensi ini, indikatornya yaitu: menggunakan masalah kesebangunan
segitiga dalam pemecahan masalah. Materi yang sesuai dengan indikator
tersebut adalah penerapan masalah kesebangunan dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Analisis Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan analisis kurikulum pada tahap sebelumnya, maka pada
tahap ini dapat ditentukan tujuan pembelajaran dari materi kesebangunan
yaitu: (a) peserta didik dapat menentukan dan menyebutkan syarat-syarat
dua bangun datar sebangun, (b) peserta didik dapat menentukan dua
bangun datar yang sebangun, (c) peserta didik dapat menentukan panjang
sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar yang sebangun, (d)
peserta didik dapat menentukan dan menyebutkan syarat-syarat dua
bangun datar kongruen, (e) peserta didik dapat menentukan dua bangun
datar yang kongruen, (f) peserta didik dapat menentukan panjang sisi yang
belum diketahui dari dua bangun datar yang kongruen, (g) peserta didik
dapat menentukan dan menyebutkan syarat-syarat dua segitiga sebangun,
(h) peserta didik dapat menentukan dua segitiga sebangun, (i)peserta
didikdapat menentukan unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sebangun, (j) peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat dua segitiga
kongruen, (k) peserta didik dapat menentukan dan menyebutkan syarat-
syarat dua segitiga kongruen, (l)peserta didik dapat menentukan dua
segitiga kongruen, (m) peserta didikdapat menentukan unsur yang belum
diketahui dari dua segitiga yang kongruen, dan (n) peserta didik dapat
menggunakan masalah kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah.
3) Analisis Tugas
Berdasarkan analisis kurikulum dan analisis tujuan pembelajaran,
maka tugas-tugas yang akan dilakukan peserta didik selama proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Tugas pada materi kesebangunan bangun datar yaitu menyebutkan
syarat-syarat dua bangun datar sebangun, menentukan dua bangun
datar yang sebangun, dan menentukan panjang sisi yang belum
diketahui dari dua bangun datar yang sebangun;
b) Tugas pada materi kekongruenan bangun datar yaitu menyebutkan
syarat-syarat dua bangun datar kongruen, menentukan dua bangun
datar yang kongruen, dan menentukan panjang sisi yang belum
diketahui dari dua bangun datar yang kongruen;
c) Tugas pada materi kesebangunan segitiga, yaitu menyebutkan syarat-
syarat dua segitiga sebangun, menentukan dua segitiga sebangun, dan
menentukan unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang
sebangun;
d) Tugas pada materi kekongruenan segitiga, yaitu menyebutkan syarat-
syarat dua segitiga kongruen, menentukan dua segitiga kongruen, dan
menentukan unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang
kongruen;
e) Tugas pada materi penerapan masalah kesebangunan, yaitu
menggunakan masalah kesebangunan segitiga dalam pemecahan
masalah.
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahapan berikutnya yaitu tahap design (perancangan). Pada tahap design
ini, peneliti mulai merancang LKS dengan model pembelajaran inkuiri .Adapun
yang dilakukan pada tahap design adalah menyusun tes dan rancangan LKS.
a. Penyusunan Tes
Dasar dari penyusunan tes adalah analisis tugas. Dalam penelitian
pengembangan ini, peneliti tidak menyusun tes awal, hanya menyusun tes akhir
atau post-test (termasuk instrumen) yang akan diberikan kepada peserta didik. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang
telah dipelajari.Untuk merancang tes hasil belajar, terlebih dahulu peneliti
membuat kisi-kisi soal.
b. Rancangan LKS
Rancangan pada pengembangan LKS dengan model pembelajaran Inkuiriini
mencakup beberapa aspek, yaitu rancangan sampul LKS dan rancangan isi LKS.
1) Rancangan Sampul LKS
Pada tahap ini, peneliti merancang sampul atau cover dari LKS
dengan model pembelajaran Inkuiripada materi kesebangunan. Untuk
merancang sampul LKS, peneliti mencari informasi dari berbagai sumber
dan melihat contoh sampul LKS atau pun contoh sampul bahan ajar
lainnya yang telah ada. Hal ini dilakukan agar rancangan yang dibuat
terlihat lebih bagus dan menarik dengan kombinasi warna dan gambar
yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari pada LKS tersebut,
sehingga siswa tertarik untuk menggunakan LKS sebelum melihat isi LKS
tersebut. Adapun hasil rancangan sampul LKS pada tahap ini yaitu pada
bagian sampul atau cover diberikan gambar yang berhubungan dengan
materi kesebangunan, yaitu gambar ilustrasi dari penerapan kesebangunan
segitiga. Selain itu, pada sampul juga terdapat judul LKS, dan identitas
peserta didik seperti nama, kelas dan sekolah.
2) Rancangan isi
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dalam hal ini peneliti membuat rancangan isi LKS disesuaikan
dengan struktur LKS yang digunakan yaitu judul, petunjuk belajar,
kompetensi dasar ataumateri pokok, informasi pendukung, tugas atau
langkah-langkah kerja, dan penilaian. Berbeda dengan LKS atau buku teks
biasanya, LKS yang akan dikembangkan dikemas lebih menarik dengan
memberi variasi warna dan gambar, penggunaan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta didik yang membaca dan mempelajarinya, sehingga
membuat peserta didik lebih bersemangat dalam membaca dan
mempelajari LKS tersebut. Adapun rancangan isi LKS meliputi:
a) Judul
Pemilihan judul dilakukan berdasarkan model pembelajaran
yang digunakan serta kompetensi dasar dan materi pokok yang akan
dibahas pada LKS. Dengan demikian, Lembar Kerja Siswa yang akan
dikembangkan ini diberi judul “Lembar Kerja Siswa dengan Model
Pembelajaran Inkuiripada Materi Kesebangunan dan
Kekongruenan”.
b) Petunjuk belajar
Petunjuk belajar yang dirancang pada tahap ini bertujuan untuk
mempermudah peserta didik maupun guru dalam menggunakan
LKS.Adapun rancangan petunjuk belajar berupa gambaran yang harus
dilakukan guru maupun peserta didik pada setiap kegiatan
pembelajaran menggunakan LKS dengan model pembelajaran inkuiri .
Petunjuk belajar bagi guru maupun peserta didik dirancang
berdasarkan tahap model pembelajaran inkuiri .
c) Kompetensi yang akan dicapai
Kompetensi yang akan dicapai berupa kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran disesuaikan dengan hasil yang diperoleh pada
tahap analisis. Dalam rancangan, kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran dirancang dalam satu halaman dan dilengkapi dengan
beberapa gambar yang berhubungan dengan kesebangunan.
d) Informasi pendukung
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Informasi pendukung yang akan disajikan dalam LKS terkait
dengan materi dan masalah mengenai kesebangunan dan
kekongruenan. Pada rancangan LKS, informasi pendukung berupa peta
masalah dan kata kunci. Peta masalahdirancang berdasarkan materi-
materi pada kesebangunan dan kekongruenan, dimana semua materi
dirancang berkaitan satu sama lain sehingga memudahkan siswa dalam
mempelajari kesebangunan dan kekongruenan. Sedangkan kata kunci
pada materi ini yaitu kesebangunan, sebangun, kekongruenan,
kongruen, serta sama dan sebangun.
e) Tugas atau langkah-langkah kerja
Tugas yang dirancang pada LKS sesuai tugas-tugas yang
dengan kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Adapun
tugas yang harus dikerjakan peserta didik telah dirancang pada tahap
analisis tugas.
Langkah-langkah kerja bertujuan sebagai petunjuk kerja bagi
peserta didik dalam mempelajari setiap bagian pada LKS.Langkah
kerja pada LKS dengan model pembelajaran Inkuiridirancang per sub
materi atau per lembar kerja, yang mana tahapan-tahapan pembelajaran
pada setiap lembar kerjanya menggunakan tahapan model
pembelajaran inkuiri , yaitu tahap presentasi data dan identifikasi
masalah, tahap menguji Inkuiridan tahap menganalisis kemampuan
berpikir strategis.
Pada tahap presentasi data dan identifikasi masalah, langkah
kerja yang dilakukan adalah peserta didik membaca dan mengamati
contoh masalah dari materi yang dipelajari, kemudian peserta didik
menyelesaikan kegiatan pada LKS, dan langkah terakhir pada tahap
ini, peserta didik membuat hipotesis mengenai masalah materi yang
dibahas berdasarkan ciri-ciri dari contoh. Selanjutnya, pada tahap
menguji inkuiri , peserta didik menguji hipotesis yang telah dibuat
dengan cara menyelesaikan contoh soal. Pada tahap terakhir, tahap
menganalisis kemampuan berpikir strategis, langkah kerja yang
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dilakukan adalah peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompok
atau teman sebangku mengenai hipotesis yang telah mereka buat pada
tahap sebelumnya untuk merumuskan kesimpulan akhir dari masalah
materi yang dipelajari.
Adapun pada LKS ini akan dibuat 5 langkah kerja atau lembar
kerja. Pada lembar kerja pertama akan dibahas kesebangunan bangun
datar yang terdiri dari syarat dua bangun datar sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada dua bangun datar
yang sebangun. Lembar kerja 2 meliputi kesebangunan segitiga
dengan subjudul syarat dua segitiga sebangun dan menentukan unsur
yang belum diketahui pada dua segitiga yang sebangun.Pada lembar
kerja 3 berisi kekongruenan bangun datar yang terbagi atas syarat dua
bangun datar kongruen dan menghitung panjang sisi yang belum
diketahui pada dua bangun datar yang kongruen. Pada lembar kerja 4
akan dibahas kekongruenan segitiga yang terdiri dari sifat dua segitiga
kongruen, syarat dua segitiga kongruen dan menentukan unsur yang
belum diketahui pada dua segitiga yang sebangun. Dan pada lembar
kerja 5, peserta didik akan mempelajari penerapan masalah
kesebangunan.
f) Penilaian
Penilaian pada LKS berupa penilaian latihan-latihan pada setiap
lembar kerja dan penilaian uji kompetensi.Penilaian latihan-latihan
pada setiap lembar kerja berupa latihan uraian atau essay. Sedangkan
penilaian uji kompetensi berupa pilihan ganda, yang mana semua
materi digabung secara utuh untuk melihat secara keseluruhan apakah
peserta didik selama proses pembelajaran sebelumnya telah mencapai
kompetensi yang diharapkan.
3. Tahap Development (Pengembangan)
Pada tahap development, peneliti mulai membuat LKS dengan model
pembelajaran Inkuiriyang sesuai dengan struktur yang telah dirancang pada tahap
design, kemudian peneliti menemui tim ahli untuk meminta izin validasi agar
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
produk LKS yang telah dibuat divalidasi oleh tim ahli dan setelah divalidasi
peneliti melakukan revisi LKS tersebut berdasarkan komentar ataupun saran dari
tim ahli. Selanjutnya peneliti melakukan evaluasi formatif untuk meningkatkan
hasil produk LKS yang telah dibuat. Penjelasan selanjutnya pada tahap
pengembangan mencakup beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi untuk semua pertanyaan
adalah 15.Berikut tabel hasil validasi berdasarkan kecermatan isi.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Berdasarkan Kecermatan Isi
Penilaian
Rerat
(dalam Jumla
No Aspek yang dinilai a
skor) h
Skor
I II
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Valid, lembar kerja siswa mengacu
1. 4 5 9 4,5
pada kebenaran isi secara keilmuan
Selaras, lembar kerja siswa selaras
2. dengan nilai-nilai pada norma 3 4 7 3,5
kehidupan yang ada
Mutakhir, isi lembar kerja siswa sesuai
3. dengan masalah yang berlaku dalam 4 4 8 4
bidang ilmu
Jumlah 11 13 24 12
Jumlah skor kriterium 4
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
adalah 15. Berikut tabel hasil validasi berdasarkan ketepatan cakupan
isi.
Tabel 4.2 Hasil Validasi Berdasarkan Ketepatan Cakupan Isi
Penilaian
Rerat
(dalam
No Aspek yang dinilai Jumlah a
skor)
Skor
I II
( ( ( (6)
(2) (5)
1) 3) 4)
1 Keluasan materi sesuai
. dengan indikator pencapain 4 5 9 4,5
kompetensi
2 Kedalaman materi sesuai
. dengan indikator pencapaian 4 4 8 4
kompetensi
3 Keutuhan masalah
4 4 8 4
.
Jumlah 1
12 25 12,5
3
Jumlah skor kriterium 4,16
52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
adalah 6 pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi untuk semua
pertanyaan adalah 30.Berikut tabel hasil validasi berdasarkan
ketercernaan bahan ajar.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Berdasarkan Ketercernaan Bahan
Ajar
Penilaian
Rerat
N (dalam
Aspek yang dinilai Jumlah a
o. skor)
Skor
I II
( ( (6)
(2) (4) (5)
1) 3)
1 Pemaparan isi lembar kerja
44 8 4
. siswa logis
2 Sistematika isi lembar kerja
44 8 4
. siswa
3 Cukup contoh dan uraian
44 8 4
. dalam pemahaman
4 Format isi lembar kerja siswa
44 8 4
. tertib dan konsisten
5 Topik dalam lembar kerja
45 9 4,5
. siswa memiliki keterkaitan
6 Lembar kerja siswa dapat
44 8 4
. berperan dalam pembelajaran
2
Jumlah 24 49 24,5
5
Jumlah skor kriterium 4,08
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ketercernaan bahan ajar yaitu lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran Inkuirisudah cukup baik.
54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
e) Validasi Perwajahan
Skor maksimum dari masing-masing pertanyaan adalah 5.
Jumlah seluruh pertanyaan pada validasi perwajahan pada lembar kerja
siswa ini adalah 5 pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi untuk
semua pertanyaan adalah 25.
Tabel 4.5 Hasil Validasi Berdasarkan Perwajahan
Penilaian
Rerat
N (dalam Jumla
Aspek yang dinilai a
o. skor) h
Skor
I II
( (
(2) (4) (5) (6)
1) 3)
1 Narasi tidak terlalu padat
44 8 4
.
2 Kalimat penjelasan yang
44 8 4
. digunakan pendek dan tepat
3 Lembar kerja siswa
. memadukan gambar bermakna yang
34 7 3,5
dibutuhkan dalam pemahaman
masalah siswa
4 Menggunakan sistem
. penomoran yang benar dan 45 9 4,5
konsisten
5 Penggunaan huruf menarik
. dari jenis, ukuran dan warna
34 7 3,5
sehingga tidak membingungkan
siswa
2
Jumlah 18 39 19,5
1
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jumlah skor kriterium 3,90
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh jumlah skor penilaian dari
validator adalah 7 dari jumlah tertinggi 10 maka hasil penilaiannya
berdasarkan rerata skor validasi yaitu 3,50. Jadi, hasil penilaian
termasuk dalam kategori 3,40 ≤N ≤ 4,19: “baik”. Jadi untuk
penggunaan ilustrasi pada lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran Inkuirisudah cukup baik dan sesuai dengan kebutuhan
pemahaman siswa.
( ( (6)
(2) (4) (5)
1) 3)
57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2 Ada ruang yang diberikan
. pada lembar kerja siswa untuk guru
4 4 8 4
dalam memberikan umpan balik dan
penguatan
Jumlah 8 8 16 8
Jumlah skor kriterium 4,00
58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menilai dengan menggunakan instrumen rating scale . Adapun komponen
validasi desain pembelajaran berkaitan dengan tahap-tahap model
pembelajaran yang peneliti gunakan dalam mengembangkan LKS, yaitu
model pembelajaran inkuiri . Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut:
Tabel 4.8 Hasil Validasi Desain Pembelajaran
Penilaian
(dalam Jumla Rerata
No Aspek yang dinilai
skor) h Skor
I II
59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam memperoleh kesimpulan
akhir
4 5 9 4,5
b. LKS menyediakan ruang kosong
untuk hasil diskusi
c. LKS menuntun siswa untuk 4 5 9 4,5
membuat kesimpulan
Jumlah 24 26 50 25
60
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ratna Dewi, S.Pd, dan meminta mereka untuk mengamati, mengomentari,
dan mengisi angket yang telah disediakan. Angket yang diberikan berupa
angket tertutup yang terdiri dari 14 pertanyaan mengenai LKS yang
dibuat, namun guru diminta untuk berkomentar secara bebas mengenai
LKS yang diujicobakan. Untuk hasil penilaiannya dapat dilihat pada .
Hasil penilaian angket uji coba perorangan yang dilakukan
terhadap dua orang guru matematika dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Guru Terhadap LKS
Penilaian
(dalam Rerata
No Aspek yang dinilai Jumlah
skor) Skor
I II
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
61
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Perbedaan LKS dengan model
62
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dari materi, kegiatan siswa, dan latihan pada LKS tersebut. Setelah
diujicobakan, peneliti meminta peserta didik tersebut memberikan
penilaian berupa tanggapan peserta didik dengan menggunakan angket
yang terdiri dari 13 pernyataan. Sebelum peserta didik mengisi angket,
diberikan penjelasan mengenai cara pengisian dan penjelasan mengenai isi
masing-masing poin pada angket.
Diperoleh jumlah skor uji coba kelompok kecil mengenai
tanggapan peserta didik terhadap LKS adalah 513 dari skor tertinggi yaitu
650. Dengan demikian hasil penilaian uji coba kelompok kecil mengenai
tanggapan peserta didik terhadap produk LKS ini termasuk dalam
kategori3,40 ≤ N ≤ 4,19: “ baik” dengan rerata skor adalah 3,95.
Berdasarkan penilaian responden, dapat disimpulkan bahwa peserta didik
memberikan respon positif terhadap LKS, sehingga LKS ini dapat
dikatakan menarik dan baik.
Secara umum peserta didik menilai bahwa LKS sudah baik, LKS
mempermudah peserta didik dalam belajar dan memahami materi, LKS
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran, dan juga dapat digunakan peserta didik untuk
belajar secara mandiri di rumah. Akan tetapi, beberapa peserta didik tidak
paham dengan kegiatan pembelajaran dalam LKS, sehingga peneliti perlu
merevisi LKS sesuai dengan komentar peserta didik.
3) Uji Coba Lapangan
Setelah uji coba kelompok kecil, selanjutnya peneliti melakukan
uji coba lapangan.Uji coba lapangan ini merupakan tahap akhir dari
evaluasi formatif dengan tujuan untuk mengetahui apakah LKS yang
dikembangkan dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran sebenarnya. Uji coba ini dilakukan dengan meminta
tanggapan dari peserta didik non kelas yang diujicobakan, yaitu 25 peserta
didik kelas IX.C SMP N 16 Tanjung Jabung Timur. Uji coba ini
berlangsung selama kurang lebih 3 jam pelajaran dengan memberikan
gambaran umum dari materi, kegiatan siswa, dan latihan pada LKS
63
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tersebut. Setelah diujicobakan, peneliti meminta peserta didik memberikan
penilaian berupa tanggapan peserta didik dengan menggunakan angket
yang terdiri dari 13 pernyataan . Sebelum peserta didik mengisi angket,
diberikan penjelasan mengenai cara pengisian dan penjelasan mengenai isi
masing-masing poin pada angket.
Diperoleh jumlah skor uji coba lapangan mengenai tanggapan
peserta didik terhadap LKS adalah 1379 dari skor tertinggi yaitu 1625.
Dengan demikian hasil penilaian uji coba lapangan mengenai tanggapan
peserta didik terhadap produk LKS ini termasuk dalam kategori4,20 ≤ N ≤
5,00: “sangat baik” dengan rerata skor adalah 4,24. Berdasarkan penilaian
responden, dapat disimpulkan tanggapan peserta didik mengenai LKS
yang dibuat memberikan respon positif, sehingga LKS ini dapat dikatakan
menarik dan baik. Dengan demikian, LKS dengan model pembelajaran
Inkuiridapat digunakan pada tahap implementation.
64
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menjelaskan tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan LKS dengan model
pembelajaran inkuiri .Sebelum memulai kegiatan inti, peneliti mengingatkan
kembali kepada peserta didik mengenai bangun-bangun datar dan perbandingan.
Pada kegiatan inti, dengan menggunakan LKS dengan model
pembelajaran inkuiri , peserta didik diberi kesempatan untuk membaca materi dan
menyelesaikan kegiatan-kegiatan pada tahap presentasi data dan identifikasi
masalah dalam LKS. Materi pada tahap ini berisi contoh-contoh mengenai syarat
dua bangun datar sebangun.Melalui contoh-contoh itulah, peserta didik
diharapkan mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.Pada pertemuan
pertama ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui syarat dua bangun datar
sebangun dengan membuat hipotesis tentang syarat dua bangun datar sebangun
dengan kata-katanya sendiri. Kemudian, pembelajaran dilanjutkan dengan tahap
menguji inkuiri , di mana pada tahap ini peserta didik menyelesaikan soal
berdasarkan syarat yang telah ditetapkan oleh peserta didik pada tahap
sebelumnya. Selanjutnya, pada tahap menganalisis kemampuan berpikir strategis,
peserta didik secara berkelompok mendiskusikan hipotesis yang telah dibuat
untuk memperoleh kesimpulan akhir mengenai syarat dua bangun datar
sebangun.Pada tahap ini, diskusi dibimbing oleh peneliti yang berperan sebagai
guru.Kemudian, setelah peserta didik memperoleh kesimpulan, peneliti sebagai
guru memberikan penegasan mengenai kesimpulan syarat dua bangun datar
sebangun yang telah disepakati peserta didik.Setelah itu, peserta didik
mempelajari contoh aplikasi syarat dua bangun datar sebangun yang telah mereka
peroleh, yaitu menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada dua bangun
datar yang sebangun, serta kemudian peserta didik mengerjakan soal-soal latihan
yang terdapat pada LKS untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman
terhadap masalah yang telah dipelajari. Pada kegiatan penutup, peserta didik
diberikan pekerjaan rumah dan peneliti menginformasikan pembelajaran
selanjutnya serta peneliti memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
Pada pertemuan kedua, materi yang dipelajari yaitu kesebangunan segitiga
yang meliputi syarat dua segitiga sebangun dan menentukan unsur yang belum
65
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
diketahui pada dua segitiga yang sebangun. Adapun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sama dengan pertemuan pertama. Begitu juga untuk
pertemuan ketiga, dan keempat. Pada pertemuan kelima, kegiatan pembelajaran
tidak menggunakan model pembelajaran inkuiri , tetapi pemberian tugas. Karena
pada pertemuan kelima ini, tujuan pembelajaran yang diharapkan adalah peserta
didik mampu menggunakan masalah kesebangunan dalam pemecahan masalah,
sehingga pada pertemuan kelima yang dipelajari bukan masalah mengenai
kesebangunan, akan tetapi adalah penerapan dari masalah-masalah kesebangunan
yang telah dipelajari dan dimengerti dengan baik.
Kemudian, pada pertemuan keenam baru diadakan post-test untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik selama menggunakan LKS dengan model
pembelajaran Inkuiridalam proses pembelajaran.
Pada tahap implementasi ini dilakukan observasi untuk melihat keaktifan
peserta didik dalam belajar menggunakan LKS dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri . Observasi dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung
berdasarkan model pembelajaran inkuiri . Observasi dilakukan pada pertemuan
pertama sampai pertemuan keempat dan lembaran observasi terdiri dari tiga
indikator yang mengacu pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Inkuiri.Pada saat kegiatan observasi, peneliti dibantu oleh satu
orang guru matematika di SMP Negeri 16 Tanjung Jabung Timur yaitu Bapak
Mustofa, S.Pd untuk melakukan pengamatan terhadap 35 orang peserta didik.
Hasil observasi setiap aspek aktivitas peserta didik saat proses pembelajaran
berlangsung,dinyatakan dalam bentuk persentase, yang hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.10 berikut ini.
66
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Membaca dan memahami
81,
1 materi termasuk contoh yang 70 75,7 80 76,78 Baik
4
disajikan dalam LKS
67
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
persentase aktivitas dari semua aspek penilaian yaitu 75,12% , termasuk dalam
kategori baik atau aktif.
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa ada 3 soal yang memiliki taraf
kesukaran sukar, 11 soal yang memiliki taraf kesukaran sedang dan 6 soal yang
68
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memiliki taraf kesukaran mudah. Karena dalam post-test menggunakan semua
indeks taraf kesukaran, maka semua soal digunakan dalam soal post-test.
Selanjutnya perhitungan hasil analisis daya beda soal ujicoba post-test.
Perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17. Untuk hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba Post-test
Kriteria
Harga D Nomor Soal
Pengukuran
D < 0,00 Jelek Sekali -
0,00 ≤ D < 0,20 Jelek 1, 10, 11, 15, 19
0,20 ≤ D < 0,40 Cukup 2, 3, 4, 5, 8, 12, 17, 18, 20
0,40 ≤ D < 0,70 Baik 6, 7, 9, 13, 14, 16
0,70 ≤ D ≤ 1,00 Sangat Baik -
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa ada 5 soal memiliki daya beda jelek
yaitu soal nomor 1, 10, 11, 15, dan 19. Karena soal pada post-test hanya
menggunakan soal yang daya bedanya cukup, baik, dan sangat baik, maka 5 soal
tersebut tidak digunakan dalam post-test.
Berdasarkan tabel 4.11 dan tabel 4.12, maka soal yang digunakan untuk
post-test berjumlah 15 yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 16, 17,
18, dan 20 dengan reliabilitas 0,70149 yang berarti memiliki reliabilitas tinggi
(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 18).
Setelah soal pilihan ganda memenuhi kriteria validitas,daya pembeda,
tingkat kesukaran dan reliabilitas yang diperoleh dari hasil analisis uji coba post-
test yang dilakukan dikelas IXC, selanjutnya dilakukan post-test di kelas IXB
untuk melihat hasil belajar peserta didik setelah menggunakan LKS dengan model
pembelajaran inkuiri . LKSdapat dikatakan bermanfaat dan layak digunakan jika
69
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
hasil belajar peserta didik memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 75
dan lebih atau sama mencapai syaratketuntasan kelas dengan70%peserta didik
tuntas.
Dalam pelaksanaannya post-test diikuti oleh 35 peserta didik.Dari hasil
post-test dilakukan penghitungan persentase nilai peserta didik yang memenuhi
KKM. Nilai hasil post-test peserta didik kelas IXB dapat dilihat pada lampiran
22.Jumlah peserta didik yang belum tuntas adalah 7 peserta didik dengan
persentase 20% dan jumlah peserta didik yang tuntas adalah 28 peserta didik
dengan persentase ketuntasan 80%. Dari hasil perhitungan, tampak bahwa pada
kelas IXB persentase peserta didik yang tuntas dengan SKM 75 adalah 80%.serta
mencapai syarat ketuntasan kelas yaitu 70% siswa mencapai KKM.
B. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengembangan LKS dengan Model Pembelajaran Inkuiri
Tahap pengembangan diawali dengan tahap analysis. Pada tahap analysis,
peneliti melakukan analisis kinerja, analisis peserta didik dan analisis
kebutuhan.Pada tahap analisis kinerja, setidaknya ada tiga hal yang harus dijawab
oleh peneliti yaitu: (1)apakah guru dan siswa memiliki keinginan untuk
menggunakan LKS?, (2)apakah guru tidak mempunyai cukup ilmu untuk
membuat LKS?, dan (3)apakah sumber daya dari sekolah mendukung?. Selain itu,
peneliti juga menentukan masalah-masalah dasar yang dihadapi dalam kegiatan
pembelajaran di kelas dan perlu diangkat dalam pengembangan lembar kerja
siswa. Sedangkan pada tahap analisis peserta didik, peneliti telah mengetahui
tingkat perkembangan kognitif peserta didik yang akan diteliti. Selanjutnya
peneliti menganalisis kebutuhan-kebutuhan berupa kurikulum, tujuan
pembelajaran, dan tugas-tugas pada materi kesebangunan. Berdasarkan tahap
analysis,peneliti mengembangkan lembar kerja siswa dengan model pembelajaran
Inkuiripada mata pelajaran matematika khususnya materi kesebangunan sesuai
dengan masalah-masalah yang ditemukan serta sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan kebutuhan-kebutuhan pengembangan seperti kurikulum yang berlaku
dan tujuan pembelajaran pada materi kesebangunan.
70
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahap selanjutnya adalah tahap design.Pada tahap ini, peneliti menyusun
tes dan merancang lembar kerja siswa dengan model pembelajaran Inkuiri.Tes
disusun berdasarkan analisis tugas yang dirumuskan dalam analisis kebutuhan.
Rancangan LKS ini mengacu pada tahapan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Inkuirimenurut Joyce dan Weil (dalam Sani, 2013: 110),
yaitu: (1)tahap presentasi data dan identifikasi masalah, (2) tahap menguji inkuiri ,
dan (3) tahap menganalisis kemampuan berpikir strategis.
Tahap ketiga adalah tahap development.Pada tahap ini peneliti mulai
membuat LKS berdasarkan rancangan pada tahap design. Setelah selesai membuat
LKS, kemudian LKS yang dikembangkan tersebut dicetak untuk kemudian
divalidasi oleh para ahli materi dan desain dengan tujuan untuk mendapatkan
penilaian, komentar dan saran dalam penyempurnaan lembar kerja siswa tersebut.
Menurut Emzir (2011:273), validasi merupakan proses penilaian rancangan
produk yang dilakukan dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran
rasional, tanpa uji coba di lapangan. Validasi ini terdiri atas validasi evaluasi
lembar kerja siswa dan validasi desain pembelajaran.Hasil penilaian validasi
evaluasi lembar kerja siswa daritim ahli materi sudah dalam kategori 3,40 ≤ N ≤
4,19: dengan kualitas “ baik”. Hasil validasi dari tim ahli desainpembelajaran
dengan model pembelajaran Inkuiripada LKS tersebutsudah dalam kategori 3,40 ≤
N ≤ 4,19: “baik” dengan beberapa revisi dan saran dari para ahli. Berdasarkan
kedua penilaian validasi tim ahli tersebut, lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran Inkuiriini telah sesuai dan dapat dikatakan valid.Saran dan komentar
dari tim ahli sebagai masukan bagi peneliti untuk merevisi LKS tersebut.
Kemudian setelah LKS direvisi, dilakukan evaluasi formatif yang terdiri
dari uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Uji coba
peorangan dilakukan terhadap 2 orang guru matematika kelas IX dengan tujuan
untuk mendapatkan penilaian serta saran dalam penyempurnaan lembar kerja
siswa. Berdasarkan pada uji coba ini diperoleh rerata skor 4,46, yang secara
kontinum berada pada kategori 4,20 ≤ N ≤ 5,00: “sangat baik”. Maka lembar kerja
siswa dapat dikatakan praktis berdasarkan pada penilaian perorangan.Walaupun
rerata skor penilaian pada uji coba perorangan ini berada pada kategori sangat
71
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
baik, tetapi ada beberapa saran dari guru agar LKS yang dikembangkan lebih
sempurna. Setelah dilakukan revisi berdasarkan pada penilaian dan saran dari 2
orang guru matematika, maka uji coba dilanjutkan pada kelompok kecil yang
terdiri atas 10 orang peserta didik non subjek penelitian.Pada tahap ini peneliti
melakukan kegiatan pembelajaran dan meminta tanggapan peserta didik terkait
lembar kerja siswa yang telah direvisi pada tahap sebelumnya. Berdasarkan pada
uji coba ini diperoleh rerata skor 3,95 yang secara kontinum berada pada kategori
3,40 ≤ N ≤ 4,19 : “baik”.Maka lembar kerja siswa dapat dikatakan praktis
berdasarkan pada penilaian kelompok kecil. Selanjutnya kegiatan terakhir pada
evaluasi formatif adalah uji coba lapangan yang dilakukan pada 25 peserta didik
non subjek penelitian, yaitu peserta didik kelas IXC.Pada tahap ini peneliti
melakukan kegiatan pembelajaran dan meminta tanggapan peserta didik terkait
lembar kerja siswa yang telah direvisi pada tahap sebelumnya. Berdasarkan pada
uji coba ini diperoleh rerata skor 4,24 yang secara kontinum berada pada kategori
4,20 ≤ N ≤ 5,00 : “sangat baik”.Maka lembar kerja siswa dapat dikatakan praktis
berdasarkan pada penilaian uji coba lapangan, sehingga LKS dapat digunakan
pada tahap implementation.
Setelah melalui tahap evaluasi formatif, dan revisi produk LKS berdasarkan
saran-saran dari validator dan guru serta peserta didik, maka tahap selanjutnya
adalah melakukanimplementasi produk LKS yang dihasilkan.Produk LKS
diimplementasikan pada kelas sesungguhnyayaitu di kelas IX.B SMPNegeri 16
Tanjung Jabung Timur dengan melakukan kegiatan pembelajaran.Selama kegiatan
pembelajaran dilakukan observasi aktivitas peserta didik. Observasi dilakukan
oleh guru matematika dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
Setelah pemberian materi kesebangunan selesai, maka tahap selanjutnya adalah
melakukan evaluasi.Tahap evaluasi merupakan tahap terakhir dari model
pengembangan ADDIE.Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini berupa pemberian
post-test untuk melihat hasil belajar peserta didik setelah menggunakan LKS
dengan model pembelajaran inkuiri.
Pengembangan lembar kerja siswa pada materi kesebangunan yang
dilakukan pada penelitian ini merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan
72
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
perangkat pembelajaran pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi
kesebangunan. Pengembangan lembar kerja siswa dengan model pembelajaran
Inkuiriini dilakukan dengan harapan dapat mendorong pemahaman masalah siswa
dalam memahami materi kesebangunan.
Maka lembar kerja siswa dengan model pembelajaran Inkuiripada materi
kesebangunan ini dikatakan valid dan praktis.Valid, tergambar dari hasil penilaian
validator, dimana semua validator menyatakan baik berdasarkan kecermatan isi,
ketepatan cakupan isi, ketercernaan, penggunaan bahasa, perwajahan, ilustrasi dan
kelengkapan komponen, serta desain pembelajaran dengan model pembelajaran
inkuiri . Praktis, terlihat dari hasil penilaian guru dan peserta didik pada tahap
evaluasi formatif, dimana guru menyatakan sangat baik pada uji coba perorangan,
peserta didik menyatakan baik pada uji coba kelompok kecil, dan peserta didik
menyatakan sangat baik pada uji coba lapangan.
73
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
telah disediakan. Berdasarkan tabel 4.10, hasil observasi menunjukkan rerata
persentase aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mencapai 75,12%dan
termasuk kategori ”baik”. Hasil observasi menunjukkan bahwa LKS yang
dikembangkan memberikan dampak yang positif terhadap aktivitas belajar peserta
didik.
Setelah pemberian materi kesebangunan selesai, selanjutnya dilakukan
evaluasi sumatif berupa pemberian post-test. Menurut Pribadi (2014:29), tujuan
utama dari evaluasi sumatif adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang
nilai dan manfaat program yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
tentang keberlanjutan sebuah program pelatihan. Dengan demikian, pemberian
post-test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan banyaknya
peserta didik yang tuntas serta untuk mengetahui manfaat dari LKS yang
dikembangkan.Peserta didik dikatakan tuntas belajarnya apabila memperoleh nilai
≥75 (dalam skala 100) dan satu kelas dikatakan tuntas belajar apabila di kelas
tersebut terdapat 70% peserta didik telah tuntas belajar.Dengan demikian,
berdasarkan hasil analisis data post-test (dapat dilihat pada Lampiran 22),
diperoleh bahwa peserta didik kelas IXB telah memenuhi syarat ketuntasan kelas
yaitu 80% peserta didik kelas IXB telah tuntas.Hasil tes menunjukkan bahwa
lembar kerja siswa yang dikembangkan bermanfaat terhadap kemampuan peserta
didik dalam memahami masalah.
LKS dikatakan efektif terlihat dari hasil observasi aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran dan hasil belajar matematika peserta didik setelah
implementasi di kelas.Oleh karena itu, berdasarkan hasil observasi aktivitas
peserta didik dan analisis data post-test, maka LKS yang dikembangkan dapat
dikatakan efektif.
.
74
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
lembar kerja siswa (LKS) dengan model pembelajaran Inkuiri pada mata pelajaran
persentase rata-rata 75,12% yang termasuk dalam kategori baik atau aktif.
tertinggi 100 dan nilai terendah 53. Hasil persentase siswa yang tuntas sesuai
KKM adalah 80%. Dari hasil perhitungan persentase tersebut, dapat dilihat
memenuhi standar ketuntasan kelas yaitu 70% peserta didik telah tuntas. Dari
data di atas dapat dikatakan bahwa LKS dengan model pembelajaran Inkuiri
pada materi kesebangunan kelas IX SMP ini adalah layak,Praktis dan efektif.
75
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Saran
siswa dapat menemukan suatu hal yang baru, dan membuat siswa bisa mencari
dan menyelidiki suatu masalah dengan cara yang sistematis, kritis, logis, dan
dianalisis dengan baik, selain itu siswa pun aktif dalam proses pembelajaran.
76
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
77
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Purwanto, Abdul. 2007. “ isi-lks-berbasis-web ”, (Online), (diakses 20 Februari
2014).
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riyanto, Yatim. 2012. Paragdima Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group.
Rusdi, Andi. 2008. “ Perangkat Pembelajaran ”, (Online), (diakses pada 15 Maret
2014).
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Shadiq, Fajar. 2012. “Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?”, (Online),
(diakses pada 30 Agustus 2014).
Suherman, Erman dkk. 1993. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta:
Universitas Terbuka, Depdikbud.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunhaji. 2008. Strategi Pembelajaran: inkuiri dan Aplikasinya. Jurnal Insania,
Volume 13, No.3, September-Desember 2008, 474-492, (Online), (,
diakses pada 5 Maret 2014).
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning:Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Widjajanti, Endang. 2008. Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru/MAK.
Makalah disajikan dalam Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran
Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bagi Guru
SMK/MAK di ruang sidang Kimia FMIPA UNY. Yogyakarta, 22 agustus
2008.
Winasmadi, Praja Achsani. 2011. Pengembangan Perangkat Pebelajaran
Matematika dengan Model Concept Attainment Berbantuan CD Interaktif
pada Materi Segitiga Kelas VII. Jurnal PP, Volume 1, No. 2, Desember
2011, ISSN 2089-3639 , (Online), ( diakses 21 November 2013).
78
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
79
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
80
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
81
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
82
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
83
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
84
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
85
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
86
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
87
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
88
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IX / 1
Pertemuan Ke- :1
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
B. Kompetensi Dasar
3.6 Memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan geometri melalui
pengamatan
89
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menentukan dua bangun datar yang sebangun
2. Menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar
yang sebangun
E. Materi Pembelajaran
Kesebangunan Bangun Datar (syarat dua bangun datar sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada dua bangun datar yang
sebangun).
F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran : Inkuiri
G. Kegiatan Pembelajaran
90
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pencapaian konsep kepada masing – masing
kelompok.
3. Guru meminta siswa untuk membaca materi
yang ada di LKS dan menyelesaikan kegiatan-
kegiatan tahap presentasi data dan identifikasi
konsep dalam LKS
91
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
H. Alat / Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol, LKS
Sumber Belajar : LKS Matematika dengan model pembelajaran
inkuiri hal 1-13.
Referensi : Buku Siswa Matematika Kelas 9
I. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Uraian
Contoh Instrumen :
92
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IX / 1
Pertemuan Ke- :2
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
B. Kompetensi Dasar
3.6 Memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan geometri melalui
pengamatan.
93
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Siswa dapat menentukan dua segitiga yang sebangun
2. Siswa dapat menentukan syarat-syarat segitiga sebangun
3. Siswa dapat menentukan unsur yang belum diketahui pada dua
segitiga sebangun
E. Materi Pembelajaran
Kesebangunan Segitiga (syarat dua segitiga sebangun dan menentukan
unsur yang belum diketahui pada dua segitiga yang sebangun).
F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran : Inkuiri
Tipe Pembelajaran : Diskusi
G. Kegiatan Pembelajaran
94
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
masing – masing kelompok.
12. Guru meminta siswa untuk membaca materi
yang ada di LKS dan menyelesaikan
kegiatan-kegiatan tahap presentasi data dan
identifikasi konsep dalam LKS
95
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
bangun datar
H. Alat / Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol, LKS
Sumber Belajar : LKS Matematika dengan model pembelajaran
inkuiri hal 14-27.
Referensi : Buku Siswa Matematika Kelas 9
I. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Uraian
Contoh Instrumen :
Indikator Penilaian
Pencapaian Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
3.6.4 Menentuk Tes Uraian 1) Selidiki apakah segitiga-segitiga
an dua tertulis dengan ukuran di bawah ini
segitiga sebangun dengan segitiga yang
yang sisi-sisinya 10 cm, 8 cm, dan 6
sebangun cm.
a) 15 cm, 20 cm, dan 25 cm
b) 9 cm, 12 cm, dan 15 cm
2) Diketahui Δ ABC dan Δ PQR
sebangun dengan ∠ A = 31o, ∠ B
= 112o, ∠ P = 37o dan ∠ Q =
3.6.5 Menentuk 31o.
an unsur a) Tentukan ∠C dan ∠ R.
yang b) Pasangan sisi-sisi mana yang
belum sebanding?
diketahui
pada dua 3) Perhatikan gambar dibawah ini.
segitiga Diketahui ∠ R = 40o dan ∠U =
sebangun 70o.
U V
96 P Q
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a) Tunjukkan bahwa ΔPQR
sebangun ΔUVW
b) Tentukan pasangan sisi yang
bersesuaian mempunyi
perbandingan yang sama
97
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IX / 1
Pertemuan Ke- :3
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
J. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
K. Kompetensi Dasar
3.6 Memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan geometri melalui
pengamatan
98
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Menentukan syarat-syarat dua bangun datar yang kongruen
4. Menentukan dua bangun datar yang kongruen
5. Menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar
yang kongruen
N. Materi Pembelajaran
Kekongruenan Bangun Datar (syarat dua bangun datar kongruen dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada dua bangun datar yang
kongruen).
O. Model Pembelajaran
Model pembelajaran : Inkuiri
Tipe Pembelajaran : Diskusi
P. Kegiatan Pembelajaran
99
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pencapaian konsep kepada masing – masing
kelompok.
21. Guru meminta siswa untuk membaca materi
yang ada di LKS dan menyelesaikan kegiatan-
kegiatan tahap presentasi data dan identifikasi
konsep dalam LKS
100
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Q. Alat / Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol, LKS
Sumber Belajar : LKS Matematika dengan model pembelajaran
inkuiri hal 1-13.
Referensi : Buku Siswa Matematika Kelas 9
R. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Uraian
Contoh Instrumen :
Indikator Penilaian
Pencapaian
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
3.6.5 Menentuka Tes Uraian 1) Perhatikan gambar di bawah !
n dua tertulis C
D
bangun
datar yang
kongruen 4
Ac B
m 6
3.6.6 Menentuka
R
n panjang S
sisi yang 10
4
belum
diketahui Pc Q
m
dari dua
bangun a. Selidiki apakah persegi
datar yang panjang ABCD kongruen
kongruen dengan persegi panjang
PQRS ?
b. Selidiki apakah persegi
panjang ABCD sebangun
dengan persegi panjang
PQRS ?
Jelaskan hasil penyelidikanmu.
101
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Diketahui perbandingan panjang
sisi-sisi pada segi empat KLMN, KL
: LM : MN : KN = 2 : 5 : 6 : 3.
Panjang sisi MN = 9 cm. Berapakah
panjang OP dan QR?
102
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Data Hasil Post-Test Materi Kesebangunan Kelas IX.B
SMP Negeri 16 Tanjung Jabung Timur
1 A 80 Tuntas
2 B 80 Tuntas
3 C 87 Tuntas
4 D 93 Tuntas
5 E 67 Belum Tuntas
6 F 67 Belum Tuntas
7 G 80 Tuntas
8 H 60 Belum Tuntas
9 I 87 Tuntas
10 J 87 Tuntas
11 K 100 Tuntas
12 L 80 Tuntas
13 M 93 Tuntas
14 N 87 Tuntas
15 O 73 Belum Tuntas
16 P 93 Tuntas
17 Q 93 Tuntas
18 R 87 Tuntas
19 S 93 Tuntas
20 T 80 Tuntas
21 U 100 Tuntas
22 V 100 Tuntas
23 W 80 Tuntas
24 X 93 Tuntas
25 Y 93 Tuntas
26 Z 60 Belum Tuntas
27 AA 80 Tuntas
28 AB 80 Tuntas
29 AC 93 Tuntas
30 AD 87 Tuntas
103
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
31 AE 53 Belum Tuntas
32 AF 60 Belum Tuntas
33 AG 80 Tuntas
34 AH 87 Tuntas
35 AI 100 Tuntas
Nilai Terendah : 53
28
= x 100 %
35
= 80 %
104
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KISI-KISI SOAL UJICOBA POST-TEST
Kompetensi Nomor
Materi Indikator Indikator Soal
Dasar soal
105
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menghitung Menentukan Menghitung jumlah
panjang sisi panjang sisi yang panjang sisi yang belum
yang belum belum diketahui diketahui dari dua 12
diketahui pada dari dua bangun trapesium yang kongruen
dua bangun datar yang
datar yang kongruen
kongruen
1.2Mengidentifikasi Kesebangunan Menentukan dua Menyebutkan syarat dua
sifat-sifat dua Segitiga segitiga sebangun segitga sebangun dari
segitiga sebangun gambar yang disajikan 6
dan kongruen
Syarat dua
segitiga
sebangun
Menghitung Menentukan unsur Menentukan sudut yang
unsur yang yang belum belum diketahui dari dua
belum diketahui dari dua segitiga sebangun dengan
diketahui pada segitiga yang menggunakan syarat dua
7
dua segitiga sebangun segitiga sebangun
yang sebangun
Menghitung salah satu
panjang sisi dari dua
segitiga sebangun yang
diketahu
8,9
Menentukan pasangan-
14
pasangan segitiga yang
kongruen dari gambar
yang disajikan
17
106
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menghitung Menentukan unsur Menghitung salah satu
unsur yang yang belum panjang sisi segitiga yang
belum diketahui dari dua belum diketahui dari dua
diketahui pada segitiga yang segitiga yang kongruen
15, 16
dua segitiga kongruen
yang kongruen
1.3Menggunakan Penerapan Menggunakan Menyelesaikan soal cerita
konsep konsep konsep dengan menggunakan
kesebangunan kesebangunan kesebangunan konsep kesebangunan
segitiga dalam segitiga dalam dalam pemecahan
18,19,
pemecahan masalah pemecahan masalah
masalah. 20
107
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lembar Soal Uji Coba Post-Test Matematika Materi
Kesebangunan dan Kekongruenan
Waktu: 60 menit
Nama :
Kelas :
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada
pilihan jawaban yang anda anggap benar.
S R A B
108
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Bangun trapesium ABCD dan PQRS sebangun. Diketahui AB = 28
cm, CD = 4 cm, AD = 12 cm, PQ = 7 cm, dan QR = 3 cm. Panjang SR
adalah ….
a. 5 cm c. 3 cm
b. 4 cm d. 1 cm
5)
5 cm
x cm
8 cm
16 cm
Jika kedua bangun persegi panjang pada gambar di atas sebangun, panjang
x adalah ….
a. 8 cm c. 12 cm
b. 10 cm d. 15 cm
o o
70
o
50
o 109 o
A B Fakultas Tarbiyah dan 50
Keguruan UIN STS Jambi
D E
a. 60o dan 70o
b. 70o dan 60o
c. 50o dan 80o
d. 80o dan 50o
X X
A E
10 cm B 15 cm
D
15 cm
a. 9 cm c. 12 cm
cm
b. 10 cm d. 24 cm
110
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar
ao ao
ao
111
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari ketiga gambar no.10 di atas, segitiga-segitiga yang kongruen adalah
….
a. (i) dan (ii)
b. (i) dan (iii)
c. (ii) dan (iii)
d. (i) , (ii) , dan (iii)
112
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
∆PQR sama kaki dengan PQ = QR = 18 cm dan PR = 12 cm. Jika
∆PQR kongruen dengan ∆ABC, maka panjang AB adalah ….
a. 8 cm
b. 12 cm
c. 16 cm
d. 18 cm.
18) Panjang bayangan tugu karena sinar matahari adalah 15 m. Pada tempat
dan saat yang sama, tongkat sepanjang 1,5 m yang ditancapkan tegak lurus
terhadap tanah mempunyai bayangan 3 m. Tinggi tugu adalah ....
a. 6 m
b. 7,5 m
c. 8,5 m
d. 9 m
113
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kunci Jawaban Soal Ujicoba Post-Test Matematika Materi
Kesebangunan Dan Kekongruenan
1. D
2. C
3. C
4. D
5. B
6. A
7. B
8. C
9. A
10. D
11. B
12. B
13. B
14. B
15. C
16. D
17. D
18. B
114
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KISI-KISI SOAL POST-TEST
Kompetensi Nomor
Materi Indikator Indikator Soal
Dasar soal
Syarat dua
bangun datar
kongruen
Menghitung Menentukan Menghitung jumlah
panjang sisi panjang sisi yang panjang sisi yang belum
yang belum belum diketahui diketahui dari dua 9
diketahui pada dari dua bangun trapesium yang kongruen
dua bangun datar yang
datar yang kongruen
kongruen
115
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1.2Mengidentifikasi Kesebangunan Menentukan dua Menyebutkan syarat dua
sifat-sifat dua Segitiga segitiga yang segitga sebangun dari
segitiga sebangun sebangun gambar yang disajikan 5
dan kongruen
Syarat dua
segitiga
sebangun
Menghitung Menentukan unsur Menentukan sudut yang
unsur yang yang belum belum diketahui dari dua
belum diketahui dari dua segitiga sebangun dengan
diketahui pada segitiga yang menggunakan syarat dua
6
dua segitiga sebangun segitiga sebangun
yang sebangun
Menghitung salah satu
panjang sisi dari dua
segitiga sebangun yang
diketahu
7,8
Menentukan pasangan-
11
pasangan segitiga yang
kongruen dari gambar
yang disajikan
13
116
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1.3Menggunakan Penerapan Menggunakan Menyelesaikan soal cerita
konsep konsep konsep dengan menggunakan
kesebangunan kesebangunan kesebangunan konsep kesebangunan
segitiga dalam segitiga dalam dalam pemecahan
14,15
pemecahan masalah pemecahan masalah
masalah.
117
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lembar Soal Post-Test Matematika Materi
Kesebangunan dan Kekongruenan
Waktu: 60menit
Nama :
Kelas :
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada
pilihan jawaban yang anda anggap benar.
S R A B
Bangun trapesium ABCD dan PQRS sebangun. Diketahui AB = 28
cm, CD = 4 cm, AD = 12 cm, PQ = 7 cm, dan QR = 3 cm. Panjang SR
adalah ….
c. 5 cm c. 3 cm
d. 4 cm d. 1 cm
22)
5 cm
x cm
8 cm
16 cm
118
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jika kedua bangun persegi panjang pada gambar di atas sebangun, panjang
x adalah ….
c. 8 cm c. 12 cm
d. 10 cm d. 15 cm
o o
24) Dua segitiga pada gambar di bawah adalah sebangun, maka besar D dan
F berturut-turut adalah …. F
o
e. 60 dan 70 o C
25) ∆ABC dan ∆DEF di bawah adalah segitiga yang sebangun. Panjang DF
adalah ….
F
C O
O
8 cm
X X
E
A 15 cm
B D
10 cm 15 cm
119 cm
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. 9 cm c. 12 cm
d. 10 cm d. 24 cm
ao ao
ao
120
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari ketiga gambar no.10 di atas, segitiga-segitiga yang kongruen adalah
….
e. (i) dan (ii)
f. (i) dan (iii)
g. (ii) dan (iii)
h. (i) , (ii) , dan (iii)
121
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
32) Panjang bayangan tugu karena sinar matahari adalah 15 m. Pada tempat
dan saat yang sama, tongkat sepanjang 1,5 m yang ditancapkan tegak lurus
terhadap tanah mempunyai bayangan 3 m. Tinggi tugu adalah ....
e. 6 m
f. 7,5 m
g. 8,5 m
h. 9 m
122
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kunci Jawaban Soal Post-Test Matematika Materi
Kesebangunan Dan Kekongruenan
1. C
2. C
3. D
4. B
5. A
6. B
7. C
8. A
9. B
10. B
11. B
12. D
13. D
14. B
15. C
123
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KATA PENGANTAR
P
uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, karena atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya, penyusunan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Matematika dengan model pembelajaran
Inkuiri pada materi Kesebangunan dan Kekongruenan ini dapat
diselesaikan.
LKS materi Kesebangunan dan Kekongruenan yang
disusun dengan menggunakan tahap-tahap model pembelajaran
Inkuiri ini ditulis sebagai salah satu perangkat pembelajaran
mata pelajaran matematika di sekolah.
Materi Kesebangunan dalam LKS ini, disusun secara
terstruktur, konsep disajikan dengan sederhana melalui
kegiatan siswa dan dilengkapi gambar pendukung. Kegiatan
siswa yang diberikan bertujuan agar siswa mampu
mengkonstruksi sendiri pengetahuan atau konsep yang sedang
dipelajari. Gambar dan simbol, dibuat semenarik mungkin
untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang
sedang dipelajari. LKS ini juga dilengkapi dengan contoh soal
dan tugas-tugas latihan agar siswa dapat menguji
kemampuannya setelah mempelajari materi kesebangunan
dalam LKS ini.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika, siswa
diharapkan dapat memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikannya untuk
memecahkan suatu masalah. Selain itu, siswa juga diharapkan
agar mampu menggunakan penalaran, mengkomunikasikan
gagasan dengan berbagai perangkat matematika, serta
memiliki sikap menghargai matematika dalam kehidupan.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan
penerbitan LKS ini.
Jambi, 2018
Penyusun
124
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR ISI
125
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PETUNJUK BELAJAR MENGGUNAKAN LEMBAR
KERJA SISWA (LKS) DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI
yang dipelajari
dibahas.
126
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a) Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman
127
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN
memahami
Kesebangunan Kekongruenan
Bangun Datar Bangun Datar
membangun konsep
Kesebangunan Kekongruenan
Segitiga Segitiga
memahami memahami
Syarat Dua Segitiga Sifat Dua Segitiga
Sebangun Kongruen
dipakai untuk
Penerapan
KATA KUNCI
Kesebangunan Kekongruenan
Sebangun Kongruen
Sama dan sebangun
129
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
LEMBAR KERJA 1
memperkecil) foto, berubahkah bentuk gambarnya? Bentuk benda pada foto mula-
mula dengan foto yang telah diperbesar adalah sama, tetapi ukurannya berbeda
dengan perbandingan yang sama. Gambar benda pada foto mula-mula dengan foto
yang telah diperbesar merupakan contoh dua bangun yang sebangun. Dengan
sebangun.
a. c.
130
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. d.
Gambar 1.1
Gambar 1.1 menunjukkan pasangan bangun-bangun yang mungkin
sebangun, tetapi ada yang tidak sebangun. Jika dilihat dari bentuknya, maka
Perhatikan Gambar 1.1 (a) , (b) dan (d). Bagaimanakah bentuk dari
bangun-bangun tersebut?
Jawaban: ___________________________ .
sehingga bisa dikatakan Gambar 1.1 (a), (b) dan (d) mungkin merupakan contoh
Bagaimana pula dengan bentuk dari bangun pada Gambar 1.1 (c) ?
Jawaban: __________________________ .
Pasangan bangun pada Gambar 1.1 (c) memiliki bentuk yang berbeda,
sehingga dapat dipastikan Gambar 1.1 (c) bukan contoh bangun yang sebangun.
131
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sekarang, coba kamu perhatikan kata “mungkin” pada kalimat diatas.
Ternyata, untuk memastikan dua bangun yang sebangun, tidak cukup dengan
melihat apakah dua bangun tersebut mempunyai bentuk yang sama tetapi juga
harus dilihat sudut dan perbandingan sisi-sisinya. Oleh karena itu, untuk dapat
mengetahui apakah dua bangun bisa dikatakan sebangun, kamu harus memahami
syarat dua bangun yang sebangun.Coba perhatikan Gambar 1.2 dan Gambar 1.3,
D C
R
S
6
4
A B Pc Q
m
9 6
Gambar 1.2
N M
W V
4
K
T U
L
9 5
Gambar 1.3
132
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Apakah nama bangun datar ABCD pada gambar 1.2 ?
Jawaban: _____________________________
Jawaban: _____________________________
gambar 1.2? AD 6
= = 2∶3
PS …
Jawaban:
AB …
= = … ∶ …
PQ 6
Jawaban: _____________________________
Jawaban: _____________________________
gambar 1.2? KN 4
= = 4∶5
TW …
Jawaban:
KL …
= = … ∶ …
TU 5
133
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 1.2
Gambar 1.3
134
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Apakah yang dapat kamu peroleh dari kegiatan di atas? Jika pengerjaan
Berdasarkan kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang dua bangun
datar yang sebangun? Tulislah syarat dua bangun datar dikatakan sebangun
135
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahap 2. Menguji Pemahaman
E F
6 cm
9 cm
L K
2 cm
I J
A B
5 cm
S R W V
4 cm
6 cm
T U
P Q
Gambar 1.4
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
136
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Sekarang, carilah benda-benda di sekitarmu yang permukaannya
menurutmu sebangun. Apakah syarat-syarat yang kamu berikan untuk dua bangun
sebangun terpenuhi?
Tahap 3. Menganalisis
Kemampuan Berpikir Strategis
Diskusikan syarat dua bangun datar dikatakan sebangun yang telah kamu
tetapkan di atas, bersama teman-temanmu! Kemudian tulis kesimpulannya pada
kotak di bawah ini!
Kesimpulan :
Dua bangun datar dikatakan sebangun jika dan hanya jika memenuhi syarat-syarat
berikut.
1.
2.
Catatan :
Sebangun dilambangkan dengan ~ .Misal segiempat ABCD sebangun dengan
137
segiempat KLMN ditulis: segiempat ABCD ~ segiempat KLMN.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2) MENGHITUNG PANJANG SISI YANG BELUM DIKETAHUI
PADA DUA BANGUN DATAR YANG SEBANGUN
CONTOH
Contoh 1: Diketahui dua persegi panjang yang sebangun seperti gambar di bawah ini.
D C
H G
15 cm
𝑥
A B E F
20 cm 15 cm
Penyelesaian 1:
𝐴𝐵 20 𝑐𝑚 4
= =
𝐸𝐹 15 𝑐𝑚 3
𝐵𝐶 15 𝑐𝑚 15 𝑐𝑚 4
= = =
𝐹𝐺 𝑥 11.25𝑐𝑚 3
D C
15 cm
10 cm
A B
12 cm P Q
AD = 10 cm RS = 9 cm
AB = 12 cm PS= 15 cm
10 𝑐𝑚 𝐶𝐷
=
15 𝑐𝑚 9 𝑐𝑚
10 𝑐𝑚 × 9 𝑐𝑚
𝐶𝐷 =
15 𝑐𝑚
90 𝑐𝑚2
𝐶𝐷 = = 6 𝑐𝑚
15𝑐𝑚
b. Panjang PQ
𝐴𝐷 𝐴𝐵
=
𝑃𝑆 𝑃𝑄
10 𝑐𝑚 12 𝑐𝑚
=
15 𝑐𝑚 𝑃𝑄
15 𝑐𝑚 × 12 𝑐𝑚
𝑃𝑄 =
10 𝑐𝑚
180 𝑐𝑚2
𝑃𝑄 = = 18 𝑐𝑚
10 𝑐𝑚
140
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
AYO BERLATIH
e. Dua jajargenjang
f. Dua persegi
h. Dua trapesium
nilai x dan y!
a.
b.
141
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Selesaikan soal-soal di atas, kemudian
salinlah pada kotak
kolom berikut!
berikut!
NILAI = ………..
142
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
LEMBAR KERJA 2
B. KESEBANGUNAN SEGITIGA
Tentunya kalian masih ingat tentang syarat dua bangun datar yang
sebangun. Coba sebutkan?
Lebih lanjut, kita akan mengaplikasikannya pada salah satu bangun datar
R
37o
10 37o
8 5
4
53o 53o
A B P Q
6 3
Gambar 2.1
143
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Perhatikan ∆ABC dan ∆PQR pada Gambar 2.1 diatas, diperoleh bahwa:
6 10 8
= =
3 5 4
2 = 2 = 2
Sudut yang bersesuaian (seletak) juga sama besar, yaitu:
A = P = 90°
B = Q = 53°
C = R = 37°
Ingat !!
Segitiga dilambangkan
dengan ∆.
Dengan demikian, kamu harus menghitung setiap panjang sisi dan besar
144
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tentunya hal ini akan menyita waktu.Apakah kamu tahu cara lain yang lebih
C
1.
G
A B E F
3 cm 2 cm
(a)
10 cm M
8 cm
5 cm
4 cm
Gambar 2.2
Q L
P K
6 cm 3 cm
145 (b)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pertanyaan 1 : Pada kedua pasangan segitiga di atas, unsur segitiga yang
diketahui adalah ketiga sisi-sisinya, dengan perbandingan sisi-sisi
yang bersesuaiannya sama panjang. Sekarang, ukurlah besar
sudut-sudut yang bersesuaiannya dengan menggunakan busur,
apakah sama besar?
Jawab _____________________ :
2. C
o
60 G
o
60
o
60o 60 60o 60
o
A B E F
(a)
o
40
o
40
90o o
50 o
90o 50
K L P Q
(b)
Gambar 2.3
147
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kamu ukur panjang sisi-sisinya. Apakah sisi-sisi yang
Jawaban 2 :
yaitu: yaitu:
AB = … cm EF = … cm ∆KLM ∆PQR
KM = …cm QR =
𝐴𝐵 … cm …
= =
𝐸𝐹 … cm …
Perhatikan sisi-sisinya yang
𝐵𝐶 … cm …
= =
𝐹𝐺 … cm … bersesuaian (seletak) pada kedua
148
Apakah
Fakultas Tarbiyah perbandingan
dan Keguruan UIN STS Jambi sisi-sisi
Gambar 2.4
Kesimpulan :
Perbandingan sisi-sisi tersebut adalah _____________
dengan sisi-sisi yang diketahui di atas, yaitu :
BC … cm …
149 = =
FG … cm …
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan sudut-sudut yang bersesuaian ____________ , yaitu
B = F = … o dan C = G = … o
Tuliskan hasil pengukuran kalian terhadap gambar 2.4 (b),pada
kolom di bawah ini ! kemudian jawablah pertanyaan 3 di atas !
Apa yang kamuperoleh dari kegiatan di atas ? Jika pengerjaan kalian benar
dan tepat, akan diperoleh kesimpulan bahwa untuk memeriksa kesebangunan pada
segitiga, cukup dengan melakukan tes pada kedua segitiga tersebut sesuai dengan
unsur-unsur yang diketahui, yaitu sisi-sisi-sisi (s-s-s), sudut-sudut-sudut (sd-sd-sd)
dan sisi-sudut-sisi (s-sd-s) seperti gambar-gambar di atas.
150
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahap2. Menguji
Pencapaian
Pemahaman
Gambar 2.5
151
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahap 3. Menguji Analisis
Berpikir Strategis
Kesimpulan :
2.
Catatan:
Untuk melihat sisi bersesuaian (seletak) pada sebuah segitiga, kita
dapat menggunakan perbandingan berikut:
𝑠𝑖𝑠𝑖𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔∆1 𝑠𝑖𝑠𝑖𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘∆1 𝑠𝑖𝑠𝑖𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎∆1
= =
𝑠𝑖𝑠𝑖𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔∆2 𝑠𝑖𝑠𝑖𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘∆2 𝑠𝑖𝑠𝑖𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎∆2
152
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2) MENENTUKAN UNSUR YANG BELUM DIKETAHUI PADA
DUA SEGITIGA YANG SEBANGUN
CONTOH
PQ = 21 cm KL = 7 cm
QR = 30 cm LM = 10 cm
KM = 6 cm
C
b) Dari konsep kesebangunan
diperoleh hubungan:
AB2 = BD x BC
D
AC2 = CD x CB
AD2 = BD x DC
A B
C
D
c) Dari konsep
F
E
kesebangunan
diperoleh : A B
DE x AB + AE x DC
Panjang EF =
AD
154
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
AYO BERLATIH
R
W
P Q U V
7) Hitunglah panjang sisi yang belum diketahui dari bentuk kesebangunan berikut.
a) 6 cm b)
2cm 6cm
x cm 4cm
3cm 155
xcm UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 6cm
15 cm
Selesaikan soal-soal di atas, kemudian
salinlah pada kotak berikut !
Pattimura yang kamu miliki, maka akan tampak permukaan kedua uang itu
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Dan amati juga dua buah buku
tulismu, maka akan terlihat juga bahwa permukaan buku tersebut juga memiliki
bentuk dan ukuran yang sama. Kedua permukaan uang itu maupun kedua
permukaan buku tulis itu dikatakan sama dan sebangun atau sering disebut
kongruen.
a. c.
157
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. d.
Gambar 3.1
Gambar 3.1 menunjukkan pasangan bangun-bangun yang kongruen , tetapi
ada yang tidak kongruen.Dua bangun yang kongruen memiliki bentuk dan ukuran
yang sama.
Perhatikan Gambar 3.1 (a) dan (d). Bagaimanakah bentuk dan ukuran dari
bangun-bangun tersebut?
Jawaban: ___________________________ .
yang sama, sehingga bisa dikatakan Gambar 3.1 (a) dan (d) merupakan contoh
Jawaban: ___________________________ .
Pasangan bangun pada Gambar 3.1 (b) dan (c) memiliki bentuk yang
sama, tetapi ukurannya berbeda, sehingga dapat dipastikan Gambar 3.1 (b) dan (c)
158
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
bukan contoh bangun yang kongruen, tetapi kedua pasang bangun tersebut
dengan hanya sekedar melihat bangun datar tersebut. Namun, kamu juga harus
bangun datar kongruen. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui apa saja syarat
dua bangun datar yang kongruen, perhatikanlah Gambar 3.2pada halaman berikut,
C N
D S
M
R
B K
P
A L Q
Gambar 3.2
Tuliskan hasil pengukuran dan jawaban kalian pada kotak di bawah ini!
AB = …. cm KL = …. cm PQ = …. cm
BC = …. cm LM = …. cm QR = …. cm
159
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
CD = …. cm MN = …. cm RS = …. cm
AD = …. cm KN = …. cm PS = …. cm
2. Bagaimana ukuran sudut-sudut segiempat ABCD, segiempat KLMN dan
segiempat PQRS? Periksalah dengan cara mengukur sudut-sudut yang
bersesuaian dengan menggunakan busur derajat.
Tuliskan hasil pengukuran dan jawaban kalian pada kotak di bawah ini!
∠A = …. o ∠K = …. o ∠P = …. o
∠B = …. o ∠L = …. o ∠Q = …. o
∠C = …. o ∠M = …. o ∠R = …. o
∠D = …. o ∠N = …. o ∠S = …. o
160
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tuliskan jawaban kalian pada kotak di bawah ini!
bahwa segiempat ABCD dan segiempat KLMN merupakan contoh dua bangun
segiempat PQRS. Akan tetapi, kamu akan memperoleh bahwa segiempat ABCD
dan segiempat KLMN; segiempat ABCD dan segiempat PQRS; serta segiempat
datar yang kongruen? Tulislah syarat dua bangun datar dikatakan kongruen
Dengan menggunakan syarat dua bangun datar yang kongruen yang telah
A C D
B
E F G H
Gambar 3.3
162
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tuliskan jawaban kalian pada kotak berikut !
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
menurutmu kongruen. Apakah syarat-syarat yang kamu berikan untuk dua bangun
kongruen terpenuhi?
163
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahap 3. Menguji Analisis
Berpikir Strategis
Diskusikan syarat dua bangun datar dikatakan kongruen yang telah kamu
tetapkan di atas, bersama teman-temanmu! Kemudian tulis kesimpulannya pada
kotak di bawah ini !
2.
Catatan :
Kongruen dilambangkan dengan ≅ . Contoh pada Gambar 3.1 segiempat ABCD ≅
segiempat PQRS
CONTOH
Contoh 1:
Trapesium ABCD dan trapesium EFGH di bawah adalah kongruen
164
Tentukan panjang dan besar
Fakultas unsur-unsur
Tarbiyah yangUIN
dan Keguruan belum diketahui ?
STS Jambi
Penyelesaian 1:
Diketahui : Trapesium ABCD kongruen dengan trapesium
EFGH
AB = 5 cm FG = 9 cm
BC = 4 cm ∠F = 60o
∠B = 130o ∠H = 100o
∠D = 70o
Jawab:
AB = CD = EF = GH = 5 cm
EH = BC = 4 cm
AD = FG = 9 cm
besar, yaitu:
∠ A = ∠ F = 60o
∠ B = ∠ E = 130o
165
∠ C = ∠ HFakultas
= 100Tarbiyah
o
dan Keguruan UIN STS Jambi
∠ D = ∠ G = 70o
U J I KOM P ET EN SI
Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d!
a. 12 cm dan 16 cm 6 9 cm
12 cm
166 n
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. 12 cm dan 18 cm
c. 14 cm dan 18 cm
d. 6 cm dan 24 cm
5. Pada ∆ABC dan ∆PQR, A = 50°, B = 75°, R = 55°, dan A = 75°. Agar
kedua segitiga tersebut sebangun, maka perbandingan sisi-sisi yang
bersesuaian adalah ….
𝐴𝐵 𝐴𝐶 𝐵𝐶 𝐴𝐵 𝐴𝐶 𝐵𝐶
a. = = c. = =
𝑃𝑅 𝑄𝑅 𝑃𝑄 𝑃𝑄 𝑄𝑅 𝑃𝑅
𝐴𝐵 𝐴𝐶 𝐵𝐶 𝐴𝐵 𝐴𝐶 𝐵𝐶
b. = = d. = =
𝑃𝑅 𝑄𝑅 𝑄𝑅 𝑄𝑅 𝑃𝑅 𝑃𝑄
6. Diketahui segitiga ABC dan segitiga DEF sebangun. Panjang sisi AC = 16 cm,
BC = 18 cm, EF = 18 cm, DF = 27 cm, dan DE = 24 cm. Panjang AB = ….
a. 9 cm c. 12 cm
b. 10 cm d. 15 cm
C
7. Panjang AD pada gambar di samping adalah ….
a. 48 cm
b. 5 cm
20 cm D
c. 10 cm
d. 12 cm
A B
15 cm
8. Syarat dua bangun datar agar kongruen adalah ….
a. Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding dan sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar
b. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar
c. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang
d. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
b c
o
12cm
167 a 9cm
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS dJambi
o
9. Dua bangun
trapesium di samping
kongruen, Nilai a + b
+ c + d = ….
a. 41 cm c. 43 cm
b. 42 cm d. 44 cm
168
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Sisi-sudut-sisi f. Sudut-sisi-sudut
14. Tinggi pohon pisang adalah 3 m dan panjang bayangannya 2 m. Pada saat
yang sama, panjang bayangan sebuah tiang bendera adalah 6m. Tinggi tiang
bendera adalah ….
a. 10 m c. 6 m
b. 9 m d. 4 m
169
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Nasional.
Masduki, dkk. 2007 . Matematika: Untuk SMP & MTs kelas IX . Jakarta : Pusat
170
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
FOTO PENELITIAN
171
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
172
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Pengalaman-pengalaman
Pendidikan Formal :
1. SD Negeri 37/X Sungai Raya, Tamat Tahun 2006
2. SMP Negeri 16 Tanjab Timur,Tamat Tahun 2009
3. SMA Negeri 3 Tanjab Timur, Tamat Tahun 2012
Pengalaman Organisasi :PSHT,PMII(Pegerakan Mahasiswa Islam
Indonesia),Banser(Barisan Serba Guna),Menwa(Resimen Mahasiswa),
Motto Hidup : Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, selagi kita
berusaha dan diringi dengn do‟a
Muhammad Syahabah
NIM. TM. 130854
173
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi