Anda di halaman 1dari 189

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS

INKUIRI PADA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK


SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD SYAHABAH
NIM.TM.130854

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS
INKUIRI PADA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK
SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD SYAHABAH
NIM.TM.130854

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018

i
ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN

Ya Allah...

Engkau telah menganugerahkan setitik ilmu kepada hamba Mu ini

Sebagai ungkapan terima kasih, ku persembahkan skripsi ini

untuk orang-orang yang aku sayangi

Ayahandaku Basuki S.Pd.i dan Ibundaku Sriyati

Terima kasih atas pengorbanan lahir dan batin serta mendidik

dan mendo’akan peneliti tanpa rasa pamrih

para sahabat dan seluruh teman-teman seperjuangan

khususnya mahasiswa Matematika angkatan 2013

Terima kasih untuk segalanya

Semoga secercah keberhasilan ini akan menjadi amal ibadah

dan kesuksesan pada masa yang akan datang

Amin ya Robbal ‘Alamin

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim yang
kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Shalawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah pencerahan dan
ilmu pengetahuan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
skripsi ini melibatkan pihak-pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun
materil, tidak lupa pula peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr.H.Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Drs.Hj Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. BapakDrs Sunarto Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr,Saidah Ahmad M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan IbuYusmarni, M.Pd,
selaku Dosen Pembimbng II yang telah meluangkan waktunya dan mencurahkan
pemikirannya demi pengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Abul Walid,M.Pd selaku dosen validator angket yang telah meluangkan waktu
dan pemikirannya demi pengarahkan penulis dalam penyusunan Lks.
6. Bapak Harun, S.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah pertama Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dan Bapak Mustofa, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelas IX yang telah memberikan izin untuk mengadakan riset penelitian dan
memberikan kemudahan kepada penulis untuk memperoleh data dilapangan.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan. Amin Ya Robbal Alamin
Jambi, Juni 2018
Penulis

Muhammad Syahabah
NIM. TM 130854

vii
MOTTO

ِ ِ ‫اْل ُّق وال تَعجل بِالْ ُقر‬ ِ‫فَت ع َاَل اللَّه الْمل‬
َ ‫آن م ْن قَ ْب ِل أَ ْن يُ ْق‬
‫ضى‬ ْ َْْ َ َ ْ ‫ك‬ُ َ ُ ََ
﴾١١٤:‫ب ِزْدِِن ِع ْل ًما ﴿طه‬ ِّ ‫ك َو ْحيُهُ َوقُ ْل َر‬َ ‫إِلَْي‬
Artinya:

Maka Maha tinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau
(Muhammad) tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah, "YaTuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan”.(QS.At-Thohaayat 114). (Al-qur‟an dan
Terjemahan, 2007, hal.320).

viii
ABSTRAK

Nama : Muhammad Syahabah


Jurusan : Pendidikan Matematika
Judul : Pengembangan lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Pada Materi
Kesebangunan untuk Sekolah Lanjutan Tingkat pertama

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk Lembar Kerja Siswa


(LKS) matematika dengan model pembelajaran Inkuiri pada materi kesebangunan
kelas IX SMP serta untuk mengetahui keefektifan Lembar Kerja Siswa dengan
model pembelajaran Inkuiri pada materi pokok Kesebangunan kelas IX SMP.
Penelitian ini dilakukan di SMPN 16 Tanjung Jabung Timur kelas IXB.
Penelitian ini mengacu pada model pengembangan ADDIE yaitu: Analysis
(Analisis), Design (Perancangan), Development (Pengembangan), Implementation
(Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar penilaian ahli materi dan desain terhadap LKS,
lembar penilaian evaluasi formatif, lembar observasi aktivitas siswa, dan tes hasil
belajar matematika siswa.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) validasi yang dilakukan dengan rerata
skor validasi masing-masing 4,00 dan 4,16; (2) evaluasi formatif dengan hasil
penilaian 4,46, uji coba kelompok kecil hasil penilaian 3,95, serta uji coba
Lapangan dengan hasil penilaian 4,24; (3) hasil observasi aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran mencapai 75,12% termasuk dalam kategori “baik”, dan (4)
hasil analisis yang dilakukan terhadap tes hasil belajar matematika siswa pada
materi kesebangunan, diperoleh bahwa 80% siswa telah mencapai kriteria
ketuntasan minimum yang ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka
LKS yang dikembangkan efektif digunakan oleh guru matematika SMP dalam
kegiatan pembelajaran khususnya pada pembelajaran materi kesebangunan.

Kata kunci : Model Pembelajaran Inkuiri, Pengembangan LKS.

ix
ABSTRACT

Name : Muhammad Syahabah


Program Study : Mathematics Education
Title : Development of an Inquiry-Based Student Worksheet in
Cultivation Material for a First-Level Advanced School

The purpose of this study is to produce learning. (LKS) mathematics with


Inquiry learning models in the material of the IX grade of junior high school as
well as to find out the effectiveness of Student Worksheets with Inquiry learning
models in the subject matter of the IX grade of SMP.
This study refers to the ADDIE development model, namely: Analysis
(Analysis), Designing, Development, Implementation, Evaluation. The
instruments used in this study were information sheets about LKS, formation
sheets, forms of learning, and tests of students' mathematics learning outcomes.
The results showed: (1) validation was carried out with a mean validation
score of 4.00 and 4.16 respectively; (2) formative with a result of 4.46, small
experimental results of 3.95, and field trials with a result of 4.24; (3) measurement
of student activities in learning activities reached 75.12% included in the category
of "good", and (4) the results of the analysis carried out on students' mathematics
learning outcomes in the congruency material, it was found that 80% of students
had reached the minimum specified completeness criteria . Based on the results of
the study, the LKS developed were teachers who could be used for specific
learning activities in learning congruency material.

Keywords: Inquiry Learning Model, LKS Development.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifiksi Masalah ............................................................................. 4
C. Batasan Masalah................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
E. Tujuan dan Kegunaan Pengembangan ............................................... 5
F. Spesifikasi Produk yang di harapkan ................................................. 5
G. Manfaat Pengembangan ..................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Konsep Pengembangan Model........................................................... 8
B. Kajian teoritik..................................................................................... 10
C. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 23
B. Karateristik Sasaran Penelitian........................................................... 23
C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan .......................................... 24

xi
1. Analisis Kebutuhan ....................................................................... 25
2. Rancangan Pengembangan ............................................................ 26
3. Prosedur Pengembangan ............................................................... 28
4. Uji Coba /Validasi,Evaluasi. dan Revisi Model ............................ 30

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengembangan Model .............................................................. 40
B. Kelayakan Model ............................................................................... 51
C. Efektivitas Model (dalam tahapan uji coba) ...................................... 69
D. Pembahasan ........................................................................................ 72

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 77
B. Saran ................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Presentase Hasil Ulangan Harian Kesebangunan ....................... 2

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket validasi Evaluasi Lembar Kerja Siswa .................... 30

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penialaian Validasi Desain Pembelajaran ............... 30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Tanggapan GuruTerhadap produk LKS .................. 32

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Tanggapan Peserta Didik terhadap LKS ................. 33

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Tanggapan Peserta Didik terhadap LKS ................. 34

Tabel 4.1 Hasil Validasi Berdasarkan Kecermatan Isi........................................ 47

Tabel 4.4 Hasil Validasi Berdasarkan Penggunaan Bahasa ................................ 50

Tabel 4.5 Hasil Validasi Berdasarkan Perwajahan ............................................. 51

Tabel 4.6 Hasil Validasi Berdasarkan Ilustrasi ................................................... 52

Tabel 4.7 Hasil Validasi Berdasarkan Kelengkapan Komponen ........................ 53

Tabel 4.8 Hasil Validasi Desain Pembelajaran ................................................... 55

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Guru ........................................................................... 57

Tabel 4.10 Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa ..................................... 63

Tabel 4.11 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Post-test .................. 65

Tabel 4.12 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji coba Post-test ............................ 66

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah-langkah Penyusunan LKS ......................................................... 13


Gambar 2.2 Sisi yang bersesuain(seletak) sama panjang.................................... 19
Gambar 2.3 Segitiga yang bersesuain sama panjang .......................................... 20
Gambar 2.4 Dua sudut yang bersesuaian ............................................................ 20
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and
Development .................................................................................. 23

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Validasi Materi


Lampiran 2. Validasi Desain
Lampiran 3. Valiadasi Bahasa
Lampiran 4. Validasi Guru
Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lampiran 6. RPP
Lampiran 7. Kisi-kisi Soal Uji Coba Post-test
Lampiran 8. Soal Uji Coba Post-test
Lampiran 9. Kunci Jawaban Post-test
Lampiran 10. Data Hasil Nilai Uji Coba Post-test
Lampiran 11. Tabel Taraf Kesukaran
Lampiran 12. Tabel Perhitungan Daya Beda
Lampiran 13. Tabel Analisis Daya Beda
Lampiran 14. Tabel Reabilitas
Lampiran 15. Foto Penelitian
Lampiran 16. LKS

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang
kemajuan bangsa di masa depan. Melalui pendidikan, manusia sebagai subjek
pembangunan dapat dididik, dibina dan dikembangkan potensi-potensinya,
sehingga diharapkan akan terbentuk generasi muda, tangguh, terampil dan
terpelajar yang akan memajukan bangsa. Oleh karena itu masalah pendidikan
perlu mendapat perhatian dan penanganan yang lebih baik yang menyangkut
berbagai masalah yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas dan relevansinya.
Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting
dalam dunia pendidikan. Seperti yang ditulis oleh Suherman (1993:127), bahwa
matematika adalah ratu atau ibunya ilmu, atau dengan kata lain matematika adalah
sumber dari ilmu yang lain. Banyak ilmu yang penemuan dan pengembangannya
bergantung dari matematika. Selain itu, Kline dalam Suherman (1993:120),
menjelaskan bahwa matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,
ekonomi, dan alam. Cockcroft dalam Shadiq (2007:3) menyatakan bahwa akan
sangat sulit atau tidaklah mungkin bagi seseorang untuk hidup di bagian bumi ini
pada abad ke-20 ini tanpa sedikitpun memanfaatkan matematika.
Melihat peran matematika yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
maka tidak mengherankan pembelajaran matematika diberikan kepada peserta
didik pada setiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah
sampai perguruan tinggi. Dengan demikian, setiap peserta didik diharapkan dapat
menguasai matematika dengan baik dan benar.
Indikator keberhasilan peserta didik dalam memenuhi dan menangkap
materi pembelajaran matematika adalah hasil belajar yang dicapai peserta didik
pada akhir proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, peneliti memperoleh
data hasil belajar yang dicapai peserta didik pada materi kesebangunan masih

1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
rendah. Hal ini dapat dilihat dari data presentase ketuntasan hasil belajar
matematika kelas IX pada ulangan harian materi kesebangunan tahun ajaran
2016/2017 di SMP N 16 Tanjung Jabung Timurdalam Tabel 1.1:
Tabel 1.1
Data Persentase Hasil Ulangan Harian Kesebangunan
Kelas Peserta Didik yang Peserta Didik yang
Belum Tuntas Tuntas (≥ 75) (dalam %)
(< 75) (dalam %)
IX A 28,6 71,4
IX B 41,7 58,3
IX C 48,6 51,4
IX D 52,6 47,4
IX E 44,4 55,6
IX F 54,1 45,9
IX G 55,6 44,4
IX H 57,2 42,8
Sumber : Guru Matematika Kelas IX SMP Negeri 16Tanjung Jabung Timur

Berkaitan denganhal di atas, maka perlu diterapkan suatu inovasi


pembelajaran yang baru. Inovasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam belajar matematika. Untuk menerapkan suatu inovasi
pembelajaran yang baru harus memperhatikan berbagai hal. Salah satu faktor yang
penting dalam pembelajaran adalah perangkat pembelajaran.
Suhadi dalam Rusdi (2008) mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran
adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran. Perancangan perangkat pembelajaran hendaknya
memperhatikan metode atau cara pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran
dan sumber belajar yang diperlukan peserta didik untuk belajar dalam proses
memahami dengan melakukan kegiatan nyata secara optimal. Selain itu perangkat
pembelajaran disusun dengan mempertimbangkan relevansi materi pembelajaran
dengan pengalaman belajar atau karakteristik siswa, untuk membentuk perilaku
peserta didik pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta peserta didik
tidak hanya menerima dan meniru apa yang diberikan guru, tetapi harussecara
aktif berbuat dan menemukan atas dasar kemampuan dan keyakinan sendiri.
Perancangan perangkat pembelajaran dapat dijadikan titik awal upaya perbaikan

2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kualitas pembelajaran. Ini berarti bahwa perbaikan kualitas pembelajaran haruslah
diawali dari perbaikan kualitas desain pembelajaran.
Pada umumnya perangkat pembelajaran matematika yang digunakan di
sekolah adalah bahan ajar cetak seperti buku teks dan lembar kerja siswa. Begitu
juga dengan SMP N 16 Tanjung Jabung Timur, berdasarkan hasil observasi
perangkat pembelajaran yang digunakan pada saat proses pembelajaran di kelas
adalah lembar kerja siswa atau yang lebih dikenal dengan singkatan LKS. LKS ini
merupakan panduan guru dalam proses pembelajaran matematika di kelas dan
juga sebagai satu-satunya sumber belajar yang digunakan oleh peserta didik untuk
memahami konsep matematika.
Suyitno dalam Purwanto (2007) mendefinisikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena
LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. Menurut Belawati
(2010:327), bahwa melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) seorang guru mendapat
kesempatan untuk memancing peserta didik agar secara aktif terlibat dengan
materi yang dibahas. Selain itu, LKS juga berperan membantu guru dalam
mengarahkan peserta didik menemukan konsep-konsep melalui aktivitas-
aktivitasnya sendiri. Dengan demikian, agar LKS bekerja sesuai perannya diatas,
maka LKS haruslah dirancang sendiri oleh guru. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Prastowo (2011:203), bahwa LKS sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh
guru yang bersangkutan.
Namun, LKS yang digunakan peserta didik di SMP N 16 Tanjung Jabung
Timur bukanlah hasil rancangan guru yang disusun secara sistematis melainkan
lembar kerja siswa matematika yang dibeli dari penerbit. Lembar kerja siswa
tersebut hanya menyajikan soal-soal latihan untuk dijawab oleh peserta didik
secara tertulis saja. Konsep matematika yang harus dikuasai pun dilakukan secara
pasif hanya dengan membaca materi di dalam LKS, tanpa melakukan aktivitas
sesuai perkembangan kurikulum. Dapat dikatakan, isi LKS yang dipakai para
peserta didik di sekolah saat ini tidak bisa meningkatkan kemampuan belajar
peserta didik. Keterbatasan lembar kerja siswa tersebut akan berpengaruh pada

3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kualitas pembelajaran. Untuk itu, pengembangan perangkat pembelajaran
khususnya lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu cara yang dapat
dijadikan pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
LKS yang dikembangkan oleh peneliti adalah LKS Matematika dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri(Concept Attainment). Model
pembelajaran inkuirimerupakan salah satu bentuk kelompok model pembelajaran
pengolahan informasi, dimana model pembelajaran pengolahan informasi adalah
model pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas yang
terkait dengan kegiatan proses, atau pengolahan informasi untuk meningkatkan
kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran sebagaimana yang di ungkapkan
Aunurrahman (2010:157). Menurut Suherman (1993: 35), salah satu keunggulan
model pembelajaran inkuiriadalah dalam meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk belajar dengan cara yang lebih mudah dan lebih efektif di masa depan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih mengembangkan LKS dengan
model pembelajaran inkuiriuntuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan
dalam memahami konsep matematika terutama materi Kesebangunan. Selain itu,
LKS yang dikembangkan diharapkan dapat membantu guru menyelenggarakan
pembelajaran matematika di kelas dan mencapai tujuan pembelajaran matematika
serta membantu peserta didik belajar secara mandiri. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini peneliti mengangkat judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Matematika dengan Model Pembelajaran Inkuiripada Materi
Kesebangunan Untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Materi pembelajaran matematika masih dianggap sulit bagi siswa dan sulit
untuk diekspresikan
2. Banyak siswa yang hanya mengandalkan hafalan mereka tanpa memahami
materi yang di berikan ketika mempelajari matematika

4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. LKS yang tersedia saat ini belum mengontruksikan pemahaman
siswa,maka yang di sajikan berupa rumus jadinya mengakibatkan siswa
hanya menghafal rumus yang ada.

C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan LKS dikhususkan untuk memfasilitasi materi
kesebangunan Kelas IX SMP
2. Pengembangan LKS dirancang dengan model pembelajaran inkuiri yang
akan menunjang pembelajaran.
3. Penelitian menggunakan model ADDIE. Penelitian ini dilakukan dengan
tahap analisis, desain, dan development (ADD) guna untuk
mengembangkan LKS.
4. Penelitian diujicoba di SMPN 16 Tanjung Jabung Timur.

D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana cara
mengembangkan LKS matematika dengan model pembelajaran inkuiri yang
layak, praktis dan efektif?”

E. Tujuan Kegunaan Pengembangan


Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan
pengembangan ini adalah “Menghasilkan produk Lembar Kerja Siswa (LKS)
matematika dengan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok Kesebangunan
yang layak,praktis,dan efektif dikelas IX SMP”.

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan


Spesifikasi produk yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan adalah LKS dengan
model pembelajaran Inkuiri.
2. Produk LKS ini disajikan berdasarkan pada setiap pertemuan sehingga
mempermudah siswa belajar secara mandiri.

5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. LKS mempunyai desain yang menarik dalam variasi warna, gambar serta
tulisan.
4. Materi Kesebangunan berorentasi pada kurikulum 2013.

G. Manfaat Pengembangan
Hasil pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa
sumbangan informasi ilmiah yang dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi maupun bahan perbandingan bagi peneliti atau guru dalam
menghasilkan produk Lembar Kerja Siswa (LKS) matematika dengan
model pembelajaran inkuiri pada materi pokok Kesebangunan kelas IX
SMP.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kontribusi bagi:
a. Penelitian ini diharapkan memberi kemudahan dalam
melaksanakan pembelajaran materi Kesebangunan kelas IX SMP,
memperluas wawasan dan pengetahuan tentang model Inkuiri, dan
memotivasi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran
lainnya sebagai bahan pembelajaran matematika.
b. Hasil penelitian ini siswa berkesempatan untuk belajar secara
mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap guru, dan
memfasilitasi dalam belajar materi Kesebangunan serta
membangun konsep matematika pada diri sendiri.
c. Hasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan
refernsi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan
pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Inkuiri pada
materi Kesebangunan untuk sekolah lanjutan tingkat pertama.

6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu wujud persiapan yang
dilakukan oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran. Suparno dalam
Rusdi (2008) mengemukakan sebelum guru mengajar (tahap persiapan), seorang
guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat-
alat peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan
arahan untuk memancing siswa aktif belajar, mempelajari keadaan siswa,
mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal
siswa, kesemuanya ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat
pembelajaran.
Suhadi dalam Rusdi (2008) mengemukakan bahwa “Perangkat
pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran”. Sedangkan Hobri dalam Buhari
(2011) mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber
belajar yang memungkinkan siswa dan guru untuk melakukan kegiatan
pembelajaran. Menurut website BCED, sumber belajar didefinisikan sebagai
informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat
membantu peserta didik dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Untuk
bentuknya tidak terbatas, apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat
lunak, ataupun kombinasi dari berbagai format yang bisa digunakan oleh peserta
didik maupun pendidik (Prastowo, 2011:20).
Perangkat pembelajaran merupakan bagian yang penting dari sebuah proses
pembelajaran. Setidaknya ada empat alasan mengapa perangkat pembelajaran
begitu penting bagi seorang guru (Aziz, 2013). Adapun alasan yang pertama yaitu
perangkat pembelajaran sebagai panduan. Perangkat pembelajaran adalah sebagai
panduan atau pemberi arah bagi seorang guru. Hal tersebut penting karena proses
pembelajaran adalah sesuatu yang sistematis dan terpola. Masih banyak guru yang
hilang arah atau bingung ditengah-tengah proses pembelajaran hanya karena tidak

7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memiliki perangkat pembelajaran. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran
memberi panduan apa yang harus dilakukan seorang guru di dalam kelas. Selain
itu, perangkat pembelajaran memberi panduan dalam mengembangkan teknik
mengajar dan memberi panduan untuk merancang perangkat yang lebih baik.
Alasan yang kedua yaitu perangkat pembelajaran sebagai tolak ukur. Seorang
guru yang profesional tentu mengevaluasi setiap hasil mengajarnya. Begitu pula
dengan perangkat pembelajaran, guru dapat mengevaluasi dirinya sendiri sejauh
mana perangkat pembelajaran yang telah dirancang teraplikasi di dalam kelas.
Evaluasi tersebut penting untuk terus meningkatkan profesionalime seorang guru.
Kegiatan evaluasi bisa dimulai dengan membandingkan berbagai aktivitas di
kelas, strategi, metode atau bahkan langkah pembelajaran dengan data yang ada di
perangkat pembelajaran.
Selanjutnya, alasan ketiga menurut Aziz (2013) tentang pentingnya
perangkat pembelajaran yaitu perangkat pembelajaran sebagai peningkatan
profesionalisme. Profesionalisme seorang guru dapat ditingkatkan dengan
perangkat pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa perangkat pembelajaran tidak
hanya sebagai kelengkapan administrasi, tetapi juga sebagai media peningkatan
profesionalisme. Seorang guru harus menggunakan dan mengembangkan
perangkat pembelajarannya semaksimal mungkin. Memperbaiki segala yang
terkait dengan proses pembelajaran lewat perangkatnya. Jika tidak demikian,
maka kemampuan sang guru tidak akan berkembang bahkan mungkin menurun.
Alasan terakhir yaitu perangkat pembelajaran mempermudah seorang guru dalam
membantu proses fasilitasi pembelajaran. Dengan perangkat pembelajaran,
seorang guru mudah menyampaikan materi hanya dengan melihat perangkatnya
tanpa harus banyak berpikir dan mengingat.
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa perangkat pembelajaran
adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa dalam
proses pembelajaran di kelas yang merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses pembelajaran.

8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Lembar Kerja Siswa
1. Pengertian Lembar Kerja Siswa
Secara umum Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan perangkat
pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan Diknas (dikutip oleh Prastowo,
2011:203), lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya
berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Dan
tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.
Penggunaan LKS dalam kegiatan pembelajaran dapat mendorong siswa
untuk mengolah sendiri bahan yang dipelajari atau bersama dengan temannya
dalam suatu bentuk diskusi kelompok, sehingga siswa dapat menemukan konsep
atau prinsip dan aplikasi konsep atau aplikasi prinsip. Hal ini karena dalam LKS
siswa dapat menemukan arahan terstruktur untuk memahami materi yang
diberikan (Belawati, 2007:3.27), sehingga siswa dengan mudah memahami LKS.
Menurut Trianto (2013:222), LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Trianto (2013:222),
juga menjelaskan bahwa LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya
pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang
harus ditempuh.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa LKS merupakan salah satu
perangkat pembelajaran berupa lembaran-lembaran yang berisi petunjuk belajar
atau langkah-langkah kegiatan belajar bagi siswa untuk menemukan/memperoleh
pengetahuan dari materi yang sedang dipelajari. Cara penyajian materi pelajaran
dalam LKS meliputi penyampaian materi secara ringkas kegiatan yang melibatkan
siswa secara aktif misalnya latihan soal, diskusi dan percobaan sederhana
(Widjajanti, 2008).

9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Fungsi Lembar Kerja Siswa
Menurut Prastowo (2011:205), LKS memiliki empat fungsi sebagai berikut:
1) meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik
2) mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan
3) materi yang diringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih
4) memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik

3. Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Siswa


Terdapat empat poin yang menjadi tujuan penyusunan LKS (Prastowo,
2011:206), yaitu:
1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan
2) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan
3) Melatih kemandirian belajar peserta didik
4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

4. Komponen-Komponen Lembar Kerja Siswa (LKS)


Menurut Prastowo (2011:207) struktur LKS setidaknya terdiri atas enam
komponen utama yang meliputi: judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau
materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.
1) Petunjuk belajar
Di dalamnya dijelaskan tentang bagaimana pendidik mengajarkan
materi kepada peserta didik da bagaimana pula peserta didik mempelajari
materi yang ada dalam bahan ajar tersebut.
2) Kompetensi yang akan dicapai
Menjelaskan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar,maupun
indikator pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik.
3) Informasi pendukung

10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat melengkapi
bahan ajar, sehingga peserta didik semakin mudah untuk menguasai
pengetahuan yang akan mereka peroleh.
4) Latihan-latihan
Komponen ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada
peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah mempelajari
bahan ajar.
5) Petunjuk kerja atau lembar kerja
Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa
lembar kertas yang berisi sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan
aktivitas yang harus dilakukan siswa.
6) Penilaian (Evaluasi)
Suatu komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang
ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan
kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan lembar kerja siswa.

5. Penyusunan Lembar Kerja Siswa


Menyusun dan mendesain LKS, pada dasarnya tidak mengenal
pembatasan. Batas yang ada hanyalah imajinasi kita sebagai seorang guru . Meski
demikian, ada dua faktor yang perlu diperhatikan pada saat mendesain LKS, yaitu
tingkat kemampuan membaca peserta didik dan pengetahuan peserta didik.
Adapun batasan umum yang dapat dijadikan pedoman pada saat menentukan
desain LKS adalah sebagai berikut (Prastowo, 2011:217) :
1) Ukuran
Menggunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan
pembelajaran yang telah ditetapkan.Contohnya, jika menginginkan peserta
didik untuk mampu membuat bagan alur (sebagai salah satu tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan). Maka, ukuran LKS yang dapat
mengakomodasi hal ini adalah A4 (kuarto), karena dengan ukuran kuarto
peserta didik akan mempunyai cukup ruang untuk membuat bagan.

11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Apabila menentukan ukuran kertas LKS adalah A5 (setengah kuarto),
peserta didik akan kesulitan membuat bagan, karena ruangan yang tersedia
sangat terbatas.
2) Kepadatan Halaman
Dalam hal ini, harus mengusahakan agar halaman tidak terlalu
dipadati dengan tulisan. Sebab, halaman yang terlalu padat akan
mengakibatkan peserta didik sulit memfokuskan perhatian.
3) Penomoran
Penomoran materi juga tidak boleh dilupakan dalam mendesain
LKS.Sebab dengan adanya penomoran, bisa membantu peserta didik,
terutama bagi yang kesulitan untuk menentukan mana judul, mana
subjudul, dan mana anak subjudul dari materi yang diberikan dalam
LKS.Oleh karena itu, dapat menggunakan huruf kapital atau penomoran
agar peserta didik bisa memahami materi secara keseluruhan.
4) Kejelasan
Dengan memastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan
dalam LKS dapat dengan jelas dibaca oleh peserta didik. Sesempurna
apapun materi yang disiapkan, tetapi jika peserta didik tidak mampu
membacanya dengan jelas, maka LKS tidak akan memberi hasil yang
maksimal. Misalnya saja hasil cetakan LKS yang dibuat tembus sampai
halaman sebaliknya. Hal ini tentu saja mengganggu kenyamanan saat
membacanya.Oleh karena itu, pastikan bahwa cetakan dihalaman yang
satu tidak menembus kehalaman sebaliknya.

12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berikut langkah-langkah dalam menyusun LKS menurut Diknas dalam
Prastowo (2011:212) yaitu :

Analisis Kurikulum

Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Menentukan judul-judul LKS

Menulis LKS

Merumuskan KD

Menentukan alat penilaian

Menyusun materi

Memperhatikan struktur bahan


ajar

Gambar 2.1 Langkah-langkah Penyusunan LKS

Adapun penjelasan dari langkah-langkah penyusunan LKS di atas adalah


sebagai berikut:
1) Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan
LKS.Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi–materi mana
yang memerlukan bahan ajar LKS. Pada umumnya, dalam menentukan
materi, langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok,
pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan. Selanjutnya, kita
juga harus mencermati kompetensi yang mesti dimiliki oleh peserta didik.
Jika semua langkah tersebut telah dilakukan, maka kita harus bersiap
untuk memasuki langkah berikutnya, yaitu menyusun peta kebutuhan LKS
2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS

13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah
LKS yang harus ditulis serta sekuensi atau urutan LKS nya.Sekuensi LKS
sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.Langkah ini
biasanya diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
3) Menentukan Judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi–kompetensi dasar,
materi–materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam
kurikulum.Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS
apabila kompetensi dasar tersebut tidak terlalu besar. Adapun besarnya
kompetensi dasar dapat dideteksi, antara lain dengan cara apabila
diuraikan kedalam materi pokok mendapatkan maksimal empat materi
pokok, maka kompetensi tersebut dapat dijadikan sebagai satu judul LKS.
4) Penulisan LKS
Untuk menulis LKS langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:a) Merumuskan kompetensi dasar. Untuk merumuskan kompetensi
dasar, dapat dilakukan dengan menurunkan rumusannya langsung dari
kurikulum yang berlaku; b) Menentukan alat penilaian. Penilaian
dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik; c) Menyusun
materi. Untuk menyusun materi LKS, ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan, berkaitan dengan isi atau materi LKS, materi LKS sangat
tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS
dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang
lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai
sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan
sebagainya; d) Memperhatikan struktur LKS.Ini adalah langkah terakhir
dalam penyusunan sebuah LKS. Dalam membuat LKS, kita harus
memahami bahwa struktur LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul,
petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung.

14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
C. Model Inkuiri
1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri
Menurut Anam (2016:7) mendefenisikan bahwa inkuiri berasal dari kata
inquiryyang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Sama halnya
Kunandar dalam Shoimin (2014:85) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri
adalah kegiatan pembelajaran dimana siswa didorong untuk belajar melalui
keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan
guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan
yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
salah satu faktor yang mendukung terjadinya pembelajaran yang menyenangkan
adalah adanya keaktifan siswa. Dengan demikian, adanya model pembelajaran
inkuiri pada kegiatan belajar mengajar siswa diberi kesempatan untuk mencari
dan menemukan sendiri, dimana siswa lebih banyak melakukan kegiatan dan
pengawasan guru diperlukan untuk memberi bimbingan dan mengarahkan siswa.

2. Tujuan Pembelajaran Inkuiri


Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk
membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan
proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari
pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk
membangun kemampuan itu. Seperti yang diungkapkan Anam (2014:9)
pembelajaran berbasis inkuiri bertujan untuk mendorong siswa semakin berani
dan kreatif dalam berimajinasi. Dengan imajinasi, siswa dibimbing untuk
menciptakan penemuan-penemuan, baik yang berupa penyempurnaan dari apa
yang telah ada, maupun menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum pernah
ada sebelumnya.
Pembelajaran menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini
yaitu mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan

15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri
merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa (Al-Tabany, 2015:82).
Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak
terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan siswa
berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh
karena itu dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah
mempersiapkan sejumlah materi yangharus dihafal,akan tetapi merancang
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang
harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan
(inquiry) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui
penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).

3. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Inkuiri


Menurut Al-Tabany (2015:80) mengungkapkan bahwa pembelajaran inkuiri
mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:
1) Berorientasi pada pengembangan intelektual. Tujuan utama dari
pembelajaran inkuiri yaitu pengembangan kemampuan berpikir. Dengan
demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar.
2) Prinsip interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya ialah proses interaksi,
baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan
interaksi antara siswa dan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
melainkan sebagai pengatur lingkungan atau pengatu interaksi itu sendiri.
3) Prinsip bertanya. Peran guru dalam menggunakan pembelajaran inkuiri
adalah sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaaan merupakan sebagian dari proses berpikir. Dengan demikian,
peran guru untuk bertanya sangat diperlukan, selain itu siswa juga perlu

16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengembangkan sikap kritis dengan selalu bertanya dan mempertanyakan
berbagai fenomena yang sedang dipelajari.
4) Prinsip belajar untuk berpikir. Belajar merupakan proses berpikir, yakni
proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah
pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5) Prinsip keterbukaan. Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru ialah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

4. Langkah-langkah Kegiatan Model Pembelajaran Inkuiri


Nursyansyah,dkk (2016:149) proses pembelajaran inkuiri dengan
mengguunakan model pembelajaran inkuiri, dapat mengikuti langkah-langkah
berikut:
1. Orientasi, langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
kondusif. Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap orientasi adalah
menjelaskan topik, tujuan, pokok-pokok kegiatan, hasil belajar yang
diharapkan siswa.
2. Merumuskan Masalah, langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk memecahkan teta-teki itu.
3. Merumuskan Hipotesi, hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang dikaji, dimana hipotesis perlu diuji kebenarannya.
4. Megumpulkan data, adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan
5. Menguji hipotesis, merupakan menetukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.
6. Merumuskan kesimpulan, proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang

17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang
relevan.
Menurut Sani (2014:91) menyatakn bahwa, adapun aktivitas guru dan siswa
dalam melaksanakan inkuiri adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Aktivitas Guru dan Siswa dalam Melaksanakan Inkuiri
Perilaku Guru (Inkuiri) Perilaku Siswa (Inkuiri)
1) Mendorong berpikir, bertanya, dan 1) Melakukan pengamatan,
berdiskusi mengumpulkan data, dan
2) Memfasilitasi debat dan diskusi menginterpretasi data
3) Menyediakan berbagai cara 2) Merumuskan hipotesis,
melakukan investigasi merancang dan melakukan
4) Bertindak sebagai teman dalam eksperimen untuk menguji
penyelidikan fenomena
5) Mengembangkan minat siswa 3) Mengaitkan variabel bebas dan
untuk aktif melakukan terikat
penyelidikan dan mencari 4) Menggunakan kemampuan
informasi baru bernalar (reasoning)
6) Menjaga suasana kondusif dalam 5) Menarik kesimpulan
melaksanakan inkuiri berdasarkan data
7) Menekankan pada: bagaimana 6) Mempertahankan kesimpulan
memahami bahan pelajaran, bukan berdasarkan data.
pada: apa yang harus diketahui dari
pelajaran

D. Karakteristik Materi Kesebangunan


Materi dalam pembelajaran matematika merupakan satu kesatuan yang utuh
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yang mempunyai keterkaitan antara
materi yang satu dengan materi lainnya, sehingga bila siswa tidak memahami satu
konsep saja, maka konsep matematika selanjutnya akan semakin sulit untuk
dimengerti oleh peserta didik. Dengan demikian, siswa dituntut untuk memahami
konsep semua materi.
Salah satu aspek mata pelajaran matematika di sekolah adalah geometri.
Materi kesebangunan merupakan salah satu materi geometri yang pada
pembelajaran mempunyai keterkaitan dengan materi sebelumnya, yaitu
perbandingan dan bangun datar. Materi kesebangunan yang dipelajari oleh siswa

18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
di kelas IX SMP ini mempelajari tentang kesebangunan bangun datar,
kesebangunan segitiga, kekongruenan bangun datar dan kekongruenan segitiga.
Karakterisitik kesebangunan sendiri yaitu memiliki syarat perbandingan panjang
sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) dari dua bangun datar adalah senilai, dan
sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) dari dua bangun datar tersebut sama besar.

E. Tinjauan Materi Kesebangunan


1. Kesebangunan Bangun Datar
Dua bangun datar dikatakan sebangun jika dan hanya jika memenuhi syarat
berikut:
1) Panjang sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) memiliki perbandingan senilai.
2) Sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) sama besar .

2. Kesebangunan Segitiga
Dua segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi salah satu syarat berikut:
1) Panjangsisi-sisi yang bersesuaian (seletak) memilikiperbandingan senilai
2) Dua sudut yang bersesuaian (seletak) sama besar.

3. Kekongruenan Bangun Datar


Dua dua bangun datar dikatakan kongruen jika dan hanya jika memenuhi
syarat berikut:
1) Sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) sama besar.
2) Sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) sama panjang.
4. Kekongruenan Segitiga
Dua segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu dari tiga syarat
berikut:
1) Sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) sama panjang
W
R
#

U V
P Q

19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 2.2 Sisi yang bersesuain(seletak)sama
panjang.https://berpendidikan.com
2) Dua sisi yang bersesuaian (seletak) sama panjang dan satu sudut yang
diapit oleh kedua sisi tersebut sama besar
C F

X X

A B D E

Gambar 2.3 Segitiga yang bersesuain sama panjang diapit oleh


sisinyang sama besar. https://berpendidikan.com

3) Dua sudut yang bersesuaian (seletak) sama besar dan satu sisi yang
bersesuaian sama panjang.
R W

U X
X
O
P O

Q V

4) Gambar 2.4 Dua sudut yang bersesuaian dan satu sisi yang
bersesuaian sama panjang.https://berpendidikan.com

a. Kerangka Berpikir
Model pengembangan LKS dengan model pembelajaran inkuiri pada materi
kesebangunan menggunakan tahap pengembangan ADDIE, yaitu:analysis, design,
development, implementation, dan evaluation. Tahap analysis dilakukan untuk
menentukan masalah dan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah
tersebut, serta untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dan yang digunakan
sebagai dasar dalam pengembangan LKS. Untuk hal itu, pada tahap
analysisdilakukan analisis kinerja, analisis peserta didik dan analisis kebutuhan.
Pada tahap design dilakukan penyusunan tes dan perancangan LKS sesuai hal-hal

20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang diperoleh pada tahap analysis. Selanjutnya tahap development merupakan
kegiatan realisasi rancangan produk dari tahap design. Pada tahap ini, peneliti
melakukan beberapa kegiatan yaitu pembuatan produk, validasi ahli, dan evaluasi
formatif. Pembuatan produk disesuaikan dengan rancangan yang telah dibuat pada
tahap sebelumnya.Setelah produk LKS selesai dan dicetak maka tahap selanjutnya
adalah melakukan validasi.Pada tahap validasi, LKS divalidasi oleh ahli materi
dan ahli desain.Hasil validasi dari para ahli kemudian direvisi berdasarkan saran
dan perbaikan dari para ahli. Selanjutnya, dilakukan evaluasi formatif yang
bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk merevisi produk
sebelum pelaksanaan implementasi.Evaluasi formatif ini terdiri dari tiga tahap
yaitu ujicoba perorangan, ujicoba kelompok kecil, dan ujicoba lapangan.Setelah
melalui evaluasi formatif, LKS kembali direvisi berdasarkan komentar dan saran
dari subjek ujicoba, kemudian pengembangan ini dilanjutkan ke tahap
implementation.Pada tahap implementation, LKS diimplementasikan pada kelas
sesungguhnya.Kemudian, pengembangan dilanjutkan dengan tahap
evaluation.Evaluation yang dilakukan adalah evaluasi sumatif dengan
memberikan post-test untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS
dengan model pembelajaran inkuiri.

21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENGEMBANGAN

A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian jenis
ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya
Research and Development. Borg and Gall (1988) dalam Sugiyono (2013:4)
menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan (research and development / R
& D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Lebih lanjut Sugiyono (2013:297) menjelaskan bahwa penelitian dan
pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Berdasarkan definisi penelitian pengembangan di atas, maka penelitian ini
dikatakan penelitian pengembangan karena menghasilkan sebuah Lembar Kerja
Siswa (LKS) Matematika dengan Model Pembelajaran Inkuiri. Adapun langkah-
langkah dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan mengikuti
model pengembangan Analysis, Design, Development, Implementation and
Evaluation (ADDIE). Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry (1996)
untuk merancang sistem pembelajaran. Menurut langkah–langkah pengembangan
produk, model penelitian dan pengembangan ini lebih rasional dan lebih lengkap,
model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk
seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar
(Mulyatiningsih, 2011:199).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan bahan ajar
berdasarkan konsep ADDIE dapat dilihat pada gambar 3.1.

22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development
https://berbahasa-bersastra.blogspot.com

B. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan model pengembangan ADDIE, adapun prosedur dalam
penelitian yang dilakukan yaitu analysis, desain, dan development, namun dalam
prosedur pengembangan ini hanya sampai dengan ADD, dan pada tahap
implementation dan evaluation tidak dilakukan karena membutuhkan waktu yang
cukup lama, sebab itu tidak direalisasikan.
1. Analysis (Analisis)
Tahap analisis merupakan tahap pra perencanaan, yaitu pemikiran
tentang produk baru yang akan dikembangkan. Analisis dilakukan untuk
menentukan masalah dan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Untuk mengetahui kebutuhan yang mendasar, analisis ini dilakukan
melalui survei lapangan khususnya pada mata pelajaran matematika, guna untuk
mengetahui apa saja yang dibutuhkan demi terlaksananya penelitian
pengembangan ini, tersutama hal-hal mendasar yang erat hubungannya dengan
pengembangan LKS ini. Tahap Analisis meliputi kegiatan analisis kinerja, analisis
peserta didik dan analisis kebutuhan.
a. Analisis kinerja
Analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah
masalah yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program
pembelajaran atau perbaikan managemen. Atau dengan kata lain, analisis kinerja
adalah untuk menentukan masalah mendasar yang dihadapi dan perlu diangkat
dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Pada langkah ini, peneliti
mengamati permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran

23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
matematika di SMP terutama kelas IX. Secara umum, pada tahap analisis kinerja
ini setidaknya ada tiga hal yang harus dijawab yaitu: (1)apakah guru dan siswa
memiliki keinginan untuk menggunakan LKS?, (2)apakah guru tidak mempunyai
cukup ilmu untuk membuat LKS?, dan (3)apakah sumber daya dari sekolah
mendukung?.
b. Analisis Peserta didik
Analisis peserta didik merupakan telaah tentang karakteristik peserta didik
sebagai gambaran untuk rancangan dan pengembangan perangkat pembelajaran.
Karakteristik ini meliputi latar belakang pengetahuan dan tingkat perkembangan
kognitif peserta didik. Dengan demikian, kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana karakteristik peserta didik serta mengetahui pengetahuan
awal siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan bertanya pada guru kelas yang
berpengalaman mengajar peserta didik tersebut,misalnya dengan bertanya
karakter peserta didik dan bertanya tentang nilai matematika peserta didik.
c. Analisis Kebutuhan
Dari hasil analisis kebutuhan, akan diperoleh informasi tentang apa saja
yang dibutuhkan dan yang digunakan sebagai dasar dalam pengembangan
perangkat pembelajaran LKS. Analisis kebutuhan merupakan langkah yang
diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang
perlu dipelajari oleh peserta didik untuk meningkatkan kinerja atau prestasi
belajar. Dalam hal ini, peneliti melakukan analisis kebutuhan berupa analisis
kurikulum, analisis tujuan pembelajaran, dan analisis tugas.
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum berguna untuk mengetahui kurikulum yang digunakan
di Sekolah, mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
mengetahui materi–materi apa saja yang ada pada pelajaran matematika
yang dapat dijadikan sebagai bahan materi untuk pengembangan perangkat
pembelajaranberupa LKS matematika. Sehingga pada tahap perancangan
desain produk, struktur ataupun komponen pada LKS sesuai dengan
kurikulum yang digunakan. Adapun hal yang dilakukan adalah dengan
mengumpulkan informasi tentang kurikulum yang dipakai, dan materi

24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pelajaran matematika yang sesuai pada proses pembelajaran yang sedang
berlangsung dan yang menjadi sasaran pengembangan LKS
yaitukesebangunan.
2) Analisis Tujuan Pembelajaran
Merumuskan tujuan pembelajaran merupakan suatu tahap yang
sangat penting dalam merencanakan pengembangan LKS, karena tujuan
pembelajaran adalah arah dan target kompetensi akhir yang ingin dicapai
dari suatu proses mengajar. LKS ini ditujukan untuk peserta didik SMP
kelas IX dan diharapkan peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik.
3) Analisis Tugas
Pada tahap ini, peneliti merumuskan tugas–tugas yang akan dilakukan
peserta didik selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS
Matematika dengan Model Pembelajaran Inkuiri.

2. Design (Perancangan)
Dalam perancangan suatu produk, tahap desain memiliki kemiripan
dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini merupakan proses
sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan pembelajaran, merancang
skenario pembelajaran, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi
pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan ini masih bersifat
konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya.
Adapun yang dilakukan pada tahap design adalah menyusun tes dan
rancangan LKS.
a. Penyusunan Tes
Dasar dari penyusunan tes adalah analisis tugas yang dirumuskan dalam
analisis kebutuhan. Dalam penelitian ini, peneliti tidak menyusun tes awal, hanya
menyusun tes akhir atau post-test (termasuk instrumen) yang akan diberikan
kepada peserta didik.

25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Rancangan LKS
Rancangan pada pengembangan LKS dengan model pembelajaran
inkuiriini mencakup beberapa aspek, yaitu:
1) Rancangan sampul LKS
Rancangan sampul LKS berguna agar LKS terlihat menarik sehingga
siswa tertarik untuk menggunakan LKS sebelum melihat isi LKS tersebut.
2) Rancangan isi LKS
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan isi LKS disesuaikan dengan
struktur LKS yang digunakan yaitu:
a) Judul
Pada tahap merancang judul yaitu memikirkan judul yang akan
digunakan untuk LKS dengan model pembelajaran inkuiriini.
Rancangan judul hanya fokus pada kompetensi dasar atau materi
pokok yang akan digunakan.
b) Petunjuk belajar
Merancang petunjuk belajar yang mudah dipahami siswa sebagai
pedoman menggunakan LKS
c) Kompetensi yang akan dicapai
Memilih kompetensi dasar yang akan digunakan dalam membuat
LKS dengan model pembelajaran inkuiridisesuaikan dengan hasil yang
diperoleh pada tahap analisis.
d) Informasi pendukung
Dipilih informasi-informasi yang sesuai dengan materi pada LKS
yang akan dibuat, informasi diperoleh dari berbagai sumber terkait
dengan materi yang digunakan.
e) Tugas atau langkah-langkah kerja
Dipilih tugas yang akan dibuat pada LKS serta langkah–langkah
kerja sebagai petunjuk siswa menyelesaikan tugas agar siswa dapat
memahami langkah–langkah yang akan digunakan sehingga siswa
bekerja secara sistematis, dan

26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
f) Penilaian
Merancang instrumen penilaian yang akan digunakan pada akhir
setelah penggunaan LKS.
3. Development (Pengembangan)
Tahap development ini merupakan kegiatan realisasi rancangan produk
dari tahap Design. Pada tahap ini, peneliti melanjutkan pembuatan produk
berdasarkan rancangan yang telah dibuat pada tahap design. Dalam tahap design,
telah disusun kerangka konseptual. Kerangka konseptual tersebut direalisasikan
menjadi produk yang siap diimplementasikan. Adapun yang dilakukan pada tahap
development yaitu:
a. Pembuatan Produk
Pada tahap design LKS yang akan dikembangkan telah dirancang diatas
kertas, kemudian pada tahap ini dimulailah pembuatan produk LKS yang sesuai
dengan struktur yang telah dirancang tersebut.
b. Validasi oleh tim ahli
LKS yang telah selesai dan dicetak kemudian divalidasi oleh para ahli
yang berkompeten di bidangnya sebagai ahli materi dan ahli desain pembelajaran.
Validasi dilakukan untuk memperoleh penilaian mengenai LKS yang telah
dihasilkan.
Validasi dilakukan dengan cara meminta beberapa orang pakar atau tim
ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai desain LKS yang telah dirancang
tersebut sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan
memperlihatkan rancangan desain LKS, para pakar diminta untuk menilainya,
sehingga saran dan masukan validator tersebut dapat dijadikan dasar perbaikan
desain produk LKS. Validator diberikan angket berupa rating scale sebagai
bentuk instrumen validasi untuk menilai produk tersebut.
Validasi yang dilakukan oleh tim ahli pada validasi produk adalah validasi
evaluasi lembar kerja siswa dan validasi desainpembelajaran.Adapun kisi–kisi
angket validasi ahli dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.1. Kisi-kisi Angket Penilaian Validasi Evaluasi Lembar Kerja Siswa
Variabel Indika Deskriptor N
tor o
(1) (2) (3) (
4)
Valid 1
Kecermatan
Selaras 2
isi
Mutakhir 3
Keluasan sesuai dengan tujuan 4
instruksional
Ketepatan
Kedalaman sesuai dengan tujuan 5
cakupan isi
instruksional
Keutuhan konsep 6
LKS dengan Logis 7
model Runtut 8
pembelajaran Cukup contoh dan ilustrasi 9
inkuiripada Format konsisten 1
Keterc
materi 0
ernaan
kesebangunan Ada penjelasan relevansi lembar 1
kerja siswa 1
Ada penjelasan manfaat lembar 1
kerja siswa 2
Ragam bahasa komunikatif 1
3
Penggunaan
Kata singkat dan lugas 1
bahasa
4
Kalimat efektif 15
(1) (2) (3) (
4)
Narasi tidak terlalu padat 16
Kalimat penjelasan yang digunakan 1
pendek dan tepat 7
Grafik dan gambar bermakna 1
Perwajahan 8
LKS dengan Penomoran benar 1
model 9
pembelajaran Penomoran konsisten
inkuiripada Huruf menarik 2
materi Huruf tidak membingungkan 0
kesebangunan Ada ilustrasi 2
Ilustrasi
1
Ada uraian 2
Kelengkapan Ada latihan 2
komponen Ada umpan balik 2
Ada penguatan 3

28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Penilaian Validasi Desain Pembelajaran
Variabel Indikator Deskriptor No
(1) (2) (3) (4)
Contoh yang disajikan dalam LKS
mengarahkan siswa untuk
Tahap 1
menemukan konsep materi yang
Presentasi data
dipelajari
dan identifikasi
LKS mengarahkan siswa untuk
konsep
membuat hipotesis dari materi yang 2
dipelajari
LKS dengan
LKS memberikan kesempatan
model Tahap menguji
kepada siswa untuk menguji
pembelajaran pencapaian 3
pencapaian konsep yang telah
inkuiripada konsep
diperoleh
materi
LKS memberikan kesempatan
kesebangunan
kepada siswa untuk berdiskusi
4
Tahap dalam memperoleh kesimpulan
menganalisis akhir
kemampuan LKS menyediakan ruang kosong
5
berpikir stategis untuk hasil diskusi
LKS menuntun siswa untuk
6
membuat kesimpulan
c. Revisi
Setelah dilakukan validasi evaluasi lembar kerja siswa dan validasi desain
pembelajaran produk LKS, langkah selanjutnya adalah melakukan revisi. Ada
yang harus diperbaiki atau ditambah guna lebih menyempurnakan produk LKS.
Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan pendapat, komentar atau masukan
dari para ahli mengenai produk LKS yang telah dibuat. Revisi dilakukan untuk
memperbaiki kelemahan–kelemahan produk setelah dilakukan validasi oleh para
ahli. Hasil revisi akan membawa hasil tentang kualitas dan kesempurnaan produk
LKS.
d. Melakukan Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah proses pengumpulan data yang dapat digunakan
untuk merevisi produk sebelum pelaksanaan. Dalam desain instruksional evaluasi
formatif dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan data tentang
bagaimana peserta didik belajar dalam konteks tertentu.

29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Stufflebeam dalam Branch (2009) pernah berkata, '' Tujuan evaluasi
adalah untuk meningkatkan bukannya membuktikan.'' Dengan demikian, evaluasi
formatif ini dilakukan dengan tujuan khusus yaitu untuk meningkatkan hasil
produk LKS yang telah dibuat sehingga LKS yang dikembangkan dapat
memenuhi tujuannya yaitu untuk mengurangi kesenjangan kinerja dan mengatasi
masalah-masalah yang telah dianalisis pada tahap analisis. Evaluasi formatif ini
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil,
dan uji coba lapangan.
1) Uji Coba Perorangan
Tujuan dari uji coba perorangan adalah untuk menghapus kesalahan-
kesalahan dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini, produk yang berupa LKS
matematika dengan model pembelajaran inkuiri
yang telah divalidasi diujicobakan kepada 2 orang guru mata
pelajaran matematika dengan cara memberikan LKS tersebut, kemudian
mereka diminta untuk mengamati, mengomentari, dan mengisi angket
yang telah disediakan. Angket yang diberikan berupa angket tertutup
namun guru diminta untuk berkomentar secara bebas mengenai LKS yang
diujicobakan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam
merevisi LKS. Adapun kisi-kisi angket uji coba perorangan mengenai
tanggapan guru terhadap LKS dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiridapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru Terhadap Produk LKS
Variabel Deskriptor No
(1) (2) (3)
1. Kesesuaian materi dengan kompetensi 1
2. Kesesuaian materi dengan kebutuhan siswa 2
LKS dengan 3. Kesesuaian materi dengan tujuan
3
model pembelajaran
pembelajaran 4. Kebenaran substansi materi pada LKS 4
inkuiripada 5. LKS isinya mampu menarik perhatian dan
5
materi minat siswa untuk mempelajarinya
kesebangunan 6. LKS ditulis dan disajikan dengan baik 6
7. Pemilihan kata, konteksnya mudah
7
dipahami siswa
8. Sistematis, runtut dan alur materi jelas 8

30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
9. Tata letak tulisan, gambar di setiap
9
halaman seimbang
10. Perbedaan LKS dengan model
pembelajaran inkuiri dengan LKS 10
konvensional
11. Latihan dapat dipahami dan dikerjakan
11
siswa
12. LKS dengan model pembelajaran
inkuirimempermudah siswa dalam 12
memahami materi yang disajikan
13. LKS yang dikembangkan sesuai dengan 13
tingkat kemampuan siswa
14. Materi dan soal pada LKS dengan model
pembelajaran inkuirimenekankan pada 14
pemahaman konsep siswa

2) Uji Coba Kelompok Kecil


Pada tahap ini produk yang berupa LKS matematika dengan model
pembelajaran inkuiridiujicobakan kepada 10 peserta didik non kelas yang
akan diujicobakan dengan cara memberikan LKS tersebut, kemudian
mereka diminta untuk mengamati, mengomentari, dan mengisi angket
yang telah disediakan. Angket yang diberikan berupa angket tertutup
namun peserta didik diminta untuk berkomentar secara bebas mengenai
LKS yang diujicobakan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peneliti
dalam merevisi LKS. Adapun kisi-kisi angket uji coba kelompok kecil
mengenai tanggapan peserta didik terhadap produk LKS dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiridapat dilihat pada tabel 3.4
berikut:
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Peserta Didik Terhadap LKS
Variabel Indikator Deskriptor Item
(1) (2) (3) (4)
Tampilan 1. Kejelasan Teks 1
LKS dengan 2. Kejelasan gambar 2, 3, 4
model 3. Kemenarikan gambar 5
pembelajaran 4. Kesesuaian gambar dengan 6
inkuiripada materi
materi Penyajian 1. Kemudahan memahami 7,8
kesebangunan materi materi 9
2. Kejelasan kalimat 10

31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Kesesuaian contoh dengan
materi
Manfaat 1. Kemudahan belajar 11
LKS 2. Ketertarikan menggunakan 12
LKS 13
3. LKS memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk belajar mandiri

3) Uji Coba Lapangan


Pada tahap ini LKS dengan model pembelajaran inkuiridiujicobakan
kepada 20-30 peserta didik non kelas yang akan diujicobakan. Hal yang
dilakukan pada tahap ini sama dengan uji coba kelompok kecil, yaitu
dengan cara memberikan LKS tersebut, kemudian mereka diminta untuk
mengamati, mengomentari, dan mengisi angket yang telah disediakan.
Adapun kisi-kisi angket uji coba produk LKS dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiripada uji coba lapangan ini dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Peserta Didik Terhadap LKS
Variabel Indikator Deskriptor Item
(1) (2) (3) (4)
Tampilan 5. Kejelasan Teks 1
6. Kejelasan gambar 2, 3, 4
7. Kemenarikan gambar 5
8. Kesesuaian gambar dengan 6
materi
LKS dengan Penyajian 4. Kemudahan memahami 7,8
model materi materi 9
pembelajaran 5. Kejelasan kalimat 10
inkuiripada 6. Kesesuaian contoh dengan
materi materi
kesebangunan Manfaat 4. Kemudahan belajar 11
LKS 5. Ketertarikan menggunakan 12
LKS 13
6. LKS memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk belajar mandiri

Setelah evaluasi formatif dilakukan, kemudian data-data tersebut


dirangkum dan digunakan untuk melakukan revisi. Revisi dilakukan apabila pada

32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
saat uji coba ditemukan kelemahan dari LKS. Selain itu, komentar atau saran dari
guru dan peserta didik akan menjadi pertimbangan untuk merevisi LKS.
C. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

a. Data sekunder dalam penelitian pengembangan ini berupa data yang diperoleh

dari pihak sekolah mengenai jumlah siswa subjek penelitian.

b. Data primer dalam penelitian ini berupa data validasi desain LKS dari para

ahli, data tanggapan guru dan siswa, data observasi aktivitas siswa dan data

hasil post-test siswa.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan sesuai dengan instrumen pengumpulan data

yaitu sebagai berikut:

a. Angket Penilaian Validasi Evaluasi LKS dan Desain Pembelajaran

Dalam penelitian dan pengembangan ini, instrumen penilaian validasi

evaluasi LKS dan desain pembelajaran memiliki jawaban berupa data kuantitatif

dengan pilihan jawaban sebagai berikut:

5 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap LKS 100% (sangat baik)

4 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap LKS 75% (baik)

3 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap LKS 50% (sedang)

2 = jika tingkat pencapaian deskriptor terhadap LKS 25% (tidak baik)

1 = jika tingkat pencapaian deskriptor tidak tampak (sangat tidak baik)

Instrumen penilaian validasi evaluasi LKS yang dinilai oleh ahli materi

terdapat pada tabel 3.1 dan memiliki 23 pertanyaan, serta instrumen penilaian

33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
validasi desain pembelajaran yang dinilai oleh ahli desain pembelajaran terdapat

pada tabel 3.2 dan memiliki 6 pertanyaan. Analisis perhitungan masing-masing

ahli adalah sebagai berikut:

jumlah skor validasi


jumlah skor kriterium (N) = jumlah pertanyaan

Untuk skor maksimum 5 dan skor minimum 1, maka rentang skor (R)

adalah 5 – 1 = 4. Dalam menentukan kategori kevalidasian (sangat baik, baik,

sedang, tidak baik, dan sangat tidak baik), maka panjang kelas intervalnya (i)

adalah 4 : 5 = 0,8 ; dimana 4 = rentang skor (R) dan 5 = banyaknya kategori

kevalidasian. Secara kontinum dapat dibuat kategori interval sebagai berikut:

1,00 ≤ N ≤ 1,79 : Sangat tidak baik

1,80 ≤ N ≤ 2,59 : Tidak baik

2,60 ≤ N ≤ 3,39 : Sedang

3,40 ≤ N ≤ 4,19 : Baik

4,20 ≤ N ≤ 5,00 : Sangat Baik

Untuk kategori interval di atas, LKS dikatakan valid dan layak untuk

digunakan dalam pembelajaran, jika berada pada kualitas sangat baik, baik atau

sedang. Sedangkan untuk butir penilaian yang mendapat skor 2 (kurang baik) atau

1 (tidak baik) perlu dilakukan revisi sesuai dengan saran dan masukan dari

validator.

b. Angket Penilaian Evaluasi Formatif

34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dalam penelitian dan pengembangan ini, instrumen angket penilaian

evaluasi formatif memiliki jawaban berupa data kuantitatif dengan pilihan

jawaban sebagai berikut:

5 = Sangat baik

4 = Baik

3 = Sedang

2 = Tidak baik

1 = Sangat tidak baik

Instrumen penilaian evaluasi formatif pada tahap uji coba perorangan yang

dinilai oleh 2 orang guru matematika terdapat pada tabel 3.3 dan memiliki 14 butir

pertanyaan yang sama tiap responden. Instrumen penilaian evaluasi formatif pada

tahap uji coba kelompok kecil dan tahap uji coba lapangan yang dinilai oleh

peserta didik non kelas yang diujicobakan terdapat pada tabel 3.4 dan memiliki 13

butir pertanyaan yang sama tiap responden. Analisis perhitungannya adalah

sebagai berikut:

Jumlah skor validasi keseluruhan responden


Jumlah skor kriterium (N) = (jumlah pertanyaan × responden )

Untuk skor maksimum 5 dan skor minimum 1, maka rentang skor (R)

adalah 5 – 1 = 4. Dalam menentukan kategori kevalidasian (sangat baik, baik,

sedang, tidak baik, dan sangat tidak baik) , maka panjang kelas intervalnya (i)

adalah 4 : 5 = 0,8 ; dimana 4 = rentang skor (R) dan 5 = banyaknya kategori

kevalidasian. Secara kontinum dapat dibuat kategori interval sebagai berikut:

1,00 ≤ N ≤ 1,79 : Sangat tidak baik

35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1,80 ≤ N ≤ 2,59 : Tidak baik

2,60 ≤ N ≤ 3,39 : Sedang

3,40 ≤ N ≤ 4,19 : Baik

4,20 ≤ N ≤ 5,00 : Sangat Baik

Angket yang diberikan berupa angket tertutup namun guru atau peserta

didik diminta untuk berkomentar secara bebas mengenai LKS. Ini bertujuan untuk

mempermudah peneliti dalam merevisi LKS tersebut. Seperti pada validasi

evaluasi LKS dan desain, untuk kriteria kualitatif rating scale, LKS dikatakan

praktis dan layak jika berada pada kualitas sangat baik, baik atau sedang.

Sedangkan untuk butir penilaian yang mendapat skor 2 (kurang baik) atau 1 (tidak

baik) perlu dilakukan revisi sesuai dengan komentar dari guru atau peserta didik.

c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Dalam penelitian dan pengembangan ini, instrumen lembar observasi

aktivitas siswa memiliki skor berupa data kuantitatif dengan pilihan skor sebagai

berikut:

2 = Baik

1 = Cukup

0 = Tidak Baik

Instrumen lembar observasi aktivitas yang diisi oleh seorang pengamat

terdapat pada tabel 3.5 dan terdiri dari tiga indikator yang mengacu pada

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pencapaian inkuiri.

Analisis perhitungannya adalah:

36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
jumlah skor aspek yang tampak
Jumlah skor kriterium (N)/ indikator = × 100%
juml ah responden

Kemudian untuk menentukan rerata skor semua indikator yaitu (jumlah skor

keseluruhan indikator : jumlah indikator). Karena pada penelitian ini, observasi

dilakukan untuk 4 kali pertemuan maka untuk menentukan kategori aktivitas

siswa dalam belajar berdasarkan pada rata-rata skor keseluruhan pada empat kali

pertemuan.

Hasil observasi akan dibuat interval menjadi selang kategori (sangat baik,

baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik). Skor maksimum, yaitu 100 (dalam %)

dan skor mínimum yaitu 0 (dalam %). Rentang skor (R) adalah 100-0 = 100, dan

untuk lima kelas interval kategori aktivitas siswa, maka panjang kelas intervalnya

(i) adalah 100 : 5 = 20. Secara kontinum dapat dibuat kategori interval sebagai

berikut:

0 ≤ N ≤ 20 : Tidak Baik

20 < N ≤ 40 : Kurang baik

40 < N ≤ 60 : Cukup

60 < N ≤ 80 : Baik

80 < N ≤ 100 : Sangat baik

d. Tes Hasil Belajar Matematika

Tes hasil belajar dilakukan untuk melihat tingkat penguasaan materi atau

hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang

menggunakan LKS dengan model pembelajaran inkuiri. Untuk menilai tes hasil

belajar matematika siswa digunakan rumus sebagai berikut:

37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
banyaknya jawaban benar
nilai =
jumlah seluruh soal

Analisis data terhadap tes hasil belajar yaitu dengan melihat persentase

ketuntasan peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan LKS dengan

model pembelajaran pencapaian konsep. Post-test yang dilakukan berpatok pada

KKM yaitu 75 dengan standar ketuntasan kelas yaitu 70%. Adapun rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

m
P=  100%
n

Keterangan: P = persentase nilai siswa yang memperoleh nilai ≥75

m = banyak siswa yang memperoleh nilai ≥75

n = banyaknya siswa

38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGEMBANGAN
Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah lembar kerja
siswa matematika dengan model pembelajaran Inkuiripada mata pelajaran
matematika kelas IX SMP materi kesebangunan, (2) penilaian evaluasi lembar
kerja siswa dan desain pembelajaran oleh ahli materi dan desain, (3) penilaian
guru dan peserta didik terhadap produk LKS, (4) hasil observasi aktivitas peserta
didik dalam belajar, dan (5) hasil belajar peserta didik terhadap penggunaan LKS
dengan model pembelajaran Inkuiridengan memberikan post test kepada peserta
didik kelas IXB SMPN 16 Tanjung Jabung Timur.
Pengembangan LKS ini menggunakan model pengembangan ADDIE
dengan tahap-tahap: (1) Analysis (Analisis), (2) Design (Perancangan), (3)
Development (Pengembangan), (4) Implementation (Implementasi), dan (5)
Evaluation (Evaluasi).

1. Tahap Analysis (Analisis)


Tahap analisis adalah tahap awal dalam mengembangkan LKS dengan
model pembelajaran Inkuiripada materi kesebangunan ini.Pada tahap analisis ini
dilakukan beberapa kegiatan, yaitu kegiatan analisis kinerja, analisis peserta didik,
dan analisis kebutuhan.

a. Analisis Kinerja
Analisis kinerja dilakukan untuk menentukan masalah dasar dalam
pengembangan lembar kerja siswa.Pada langkah ini, peneliti mengamati
permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika di
SMP terutama kelas IX. Secara umum, pada langkah ini setidaknya ada tiga hal
yang harus dijawab yaitu: (1)apakah guru dan siswa memiliki keinginan untuk
menggunakan LKS?, (2)apakah guru tidak mempunyai cukup ilmu untuk
membuat LKS?, dan (3)apakah sumber daya dari sekolah mendukung?.

39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan hasil observasi di SMP N 16 Tanjung Jabung Timur, guru
dan peserta didik menggunakan lembar kerja siswa (LKS) pada saat pembelajaran
matematika di kelas. Ketersediaan LKS di SMP N 16 Tanjung Jabung Timur ini,
belum memfasilitasi peserta didik untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya,
karena LKS yang dimiliki oleh peserta didik adalah LKS yang dibeli dari
penerbit, yang hanya berisikan rangkuman dari materi, latihan, dan tugas yang
membuat peserta didik mengalami ketergantungan terhadap penjelasan guru.
Padahal seharusnya LKS yang baik adalah LKS yang mampu membelajarkan
peserta didiknya secara mandiri dan memuat aktivitas belajar yang melibatkan
peserta didik secara langsung dalam menemukan dan menerapkan masalah
matematika. Sehingga guru sebagai pendidik semestinya harus mampu mengatasi
kelemahan LKS yang dibeli dari penerbit tersebut dengan cara merancang LKS
yang dapat meminimalkan peran pendidik, mengaktifkan peserta didik, dan
mengarahkan peserta didik menemukan masalah-masalah melalui aktivitas-
aktivitasnya sendiri. Kenyataan di lapangan, ada beberapa guru yang membuat
LKS sendiri untuk digunakan pada saat pembelajaran di kelas, tetapi LKS tersebut
kurang maksimal karena tidak sesuai dengan struktur LKS.
Berdasarkan informasi di atas, maka tiga pertanyaan perlunya
pengembangan LKS ini telah terjawab. Pertama, guru dan peserta didik di SMP N
16 Tanjung Jabung Timur memiliki keinginan untuk menggunakan LKS dalam
proses pembelajaran, sehingga mereka menggunakan LKS yang dibeli dari
penerbit. Kedua, ada beberapa guru yang merancang LKS sendiri akan tetapi
karena kurangnya informasi tentang penyusunan LKS yang baik, maka LKS yang
dirancang pun tidak sesuai dengan struktur LKS. Terakhir, karena di SMP N 16
Tanjung Jabung Timur ini menggunakan LKS dalam pembelajaran di kelas, maka
sekolah tentunya mendukung adanya pengembangan LKS ini.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti memilih mengembangkan LKS
dengan model pembelajaran Inkuiriuntuk membantu siswa dalam mengatasi
kesulitan dalam memahami masalah matematika. Dengan model pembelajaran
inkuiri , peserta didik diharapkan dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
dari pengalaman yang didapat sebelumnya dan tidak hanya menerima langsung

40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dari penjelasan guru serta dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Sehingga perlunya mengembangkan LKS ini adalah
sebagai alternatif model pembelajaran yang baru.

b. Analisis Peserta Didik


Pada tahap ini dilakukan analisis peserta didik untuk mengetahui
bagaimana karakteristik peserta didik serta mengetahui pengetahuan awal peserta
didik. Hal ini dilakukan dengan bertanya kepada guru kelas yang berpengalaman
mengajar peserta didik tersebut tentang karakter peserta didik kelas IX serta nilai
matematika peserta didik di kelas tersebut guna memperoleh data nilai
matematika peserta didik.
Berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran matematika dan kepala
sekolah, peserta didik SMP Negeri 16 Tanjung Jabung Timur dinyatakan tuntas
jika memperoleh skor ≥ 75. Selain itu, materi kesebangunan yang akan dipelajari
oleh peserta didik kelas IX SMP Negeri 16 Tanjung Jabung Timur merupakan
materi yang baru mereka kenal, karena materi ini belum mereka dapatkan di kelas
sebelumnya. Adapun materi prasyarat yang harus dipelajari oleh peserta didik
sebelum mempelajari materi ini adalah materi tentang perbandingan dan bangun
datar, yang telah dipelajari dan dapat dimengerti dengan baik oleh peserta didik
pada kelas VII dan kelas VIII.Hal ini sesuai dengan penjelasan guru mata
pelajaran matematika kelas IX SMP Negeri 16 Tanjung Jabung Timur.
Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX.B SMP
Negeri 16 Tanjung Jabung Timur yang rata-rata berusia 13-14 tahun. Berdasarkan
tahap perkembangan kognitif Piaget, tingkat perkembangan kognitif anak-anak
pada usia ini telah memasuki tingkat operasional formal yang mulai berpikir
secara abstrak dan logis (Sani, 2013:13). Piaget (dalam Riyanto, 2012:124)
mengatakan bahwa tahap ini merupakan tahap operasi hipotetik-deduktif yang
merupakan tahap tertinggi dari perkembangan intelektual. Ketika menyelesaikan
suatu masalah, anak dalam tingkat ini akan memikirkan dulu secara teoritis.
Analisis teoritis tersebut dapat dilakukan secara verbal.Ia menganalisis
masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas
dasar analisisnya ini, ia lalu membuat suatu strategi penyelesaian. Dengan

41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
demikian, bahwa pada tingkat ini anak dapat memberikan alasan dengan
menggunakan lebih banyak simbol atau gagasan dalam berpikir serta mampu
menyelesaikan msalah dengan cara yang lebih baik dan kompleks.

c. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk
menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh
peserta didik untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.Dalam hal ini,
peneliti melakukan analisis kebutuhan berupa analisis kurikulum, analisis tujuan
pembelajaran, dan analisis tugas.
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum berguna untuk mengetahui kurikulum yang
digunakan disekolah, mengetahui standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta mengetahui materi–materi yang ada pada pelajaran matematika
yang dapat dijadikan sebagai bahan materi untuk pembuatan perangkat
pembelajaran matematika berupa lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran inkuiri .
Dari analisis kurikulum ini diperoleh bahwa kurikulum yang
digunakan di SMP N 16 Tanjung Jabung Timur khususnya kelas IX adalah
Kurikulum 2013. Dengan kurikulum tersebut didapatkan bahwa standar
kompetensi dan kompetensi dasar untuk pokok bahasan kesebangunan dan
kekongruenan adalah:
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KI 4 : Mengolah, menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar :
3.6 Memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan geometri melalui
pengamatan

Pada tahap analisis kurikulum juga dilihat materi yang sesuai


dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar.Kompetensi inti dan
kompetensi dasar diatas dibagi menjadi dua bagian materi yaitu
kesebangunan dan kekongruenan. Pada kompetensi dasar pembelajaran
pertama, yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah mengidentifikasi
bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen. Untuk mempelajari
dan memahami kompetensi ini, indikatornya yaitu: 3.6.1 menentukan dua
bangun datar yang sebangun, 3.6.2 menentukan panjang sisi yang belum
diketahui dari dua bangun datar yang sebangun, 3.6.3 menentukan dua
segitiga yang sebangun, 3.6.4 menemtukan unsur-unsur yang belum
diketahui pada dua segitiga sebangun, 3.6.5 menentukan dua bangun datar
yang kongruen, 3.6.6 menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari
dua bangun datar yang kongruen. Materi yang sesuai dengan indikator
tersebut adalah (1) kesebangunan bangun datar, didalamnya mencakup
syarat dua bangun datar sebangun, dan menghitung panjang sisi yang
belum diketahui pada dua bangun datar yang sebangun, dan (2)
kekongruenan bangun datar, mencakup syarat dua bangun datar kongruen
dan menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada dua bangun datar
yang kongruen.
Pada kompetensi dasar pembelajaran kedua yang harus dikuasai
peserta didik adalah mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan

43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kongruen. Untuk mempelajari dan memahami kompetensi ini,
indikatornya yaitu: (1) menentukan dua segitiga sebangun, (2) menentukan
unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang sebangun, (3)
menentukan dua segitiga kongruen, dan (4) menentukan unsur yang belum
diketahui dari dua segitiga yang kongruen.Materi yang sesuai dengan
indikator tersebut adalah (1) kesebangunan segitiga, mencakup syarat dua
segitiga sebangun dan menentukan unsur yang belum diketahui pada dua
segitiga yang sebangun, dan (2) kekongruenan segitiga, mencakup sifat
dua segitiga kongruen, syarat dua segitiga kongruen, dan menentukan
unsur yang belum diketahui pada dua segitiga yang sebangun.
Pada kompetensi dasar pembelajaran terakhir yang harus dikuasai
oleh peserta didik adalah menggunakan masalah kesebangunan segitiga
dalam pemecahan masalah. Untuk mempelajari dan memahami
kompetensi ini, indikatornya yaitu: menggunakan masalah kesebangunan
segitiga dalam pemecahan masalah. Materi yang sesuai dengan indikator
tersebut adalah penerapan masalah kesebangunan dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Analisis Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan analisis kurikulum pada tahap sebelumnya, maka pada
tahap ini dapat ditentukan tujuan pembelajaran dari materi kesebangunan
yaitu: (a) peserta didik dapat menentukan dan menyebutkan syarat-syarat
dua bangun datar sebangun, (b) peserta didik dapat menentukan dua
bangun datar yang sebangun, (c) peserta didik dapat menentukan panjang
sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar yang sebangun, (d)
peserta didik dapat menentukan dan menyebutkan syarat-syarat dua
bangun datar kongruen, (e) peserta didik dapat menentukan dua bangun
datar yang kongruen, (f) peserta didik dapat menentukan panjang sisi yang
belum diketahui dari dua bangun datar yang kongruen, (g) peserta didik
dapat menentukan dan menyebutkan syarat-syarat dua segitiga sebangun,
(h) peserta didik dapat menentukan dua segitiga sebangun, (i)peserta
didikdapat menentukan unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang

44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sebangun, (j) peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat dua segitiga
kongruen, (k) peserta didik dapat menentukan dan menyebutkan syarat-
syarat dua segitiga kongruen, (l)peserta didik dapat menentukan dua
segitiga kongruen, (m) peserta didikdapat menentukan unsur yang belum
diketahui dari dua segitiga yang kongruen, dan (n) peserta didik dapat
menggunakan masalah kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah.
3) Analisis Tugas
Berdasarkan analisis kurikulum dan analisis tujuan pembelajaran,
maka tugas-tugas yang akan dilakukan peserta didik selama proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Tugas pada materi kesebangunan bangun datar yaitu menyebutkan
syarat-syarat dua bangun datar sebangun, menentukan dua bangun
datar yang sebangun, dan menentukan panjang sisi yang belum
diketahui dari dua bangun datar yang sebangun;
b) Tugas pada materi kekongruenan bangun datar yaitu menyebutkan
syarat-syarat dua bangun datar kongruen, menentukan dua bangun
datar yang kongruen, dan menentukan panjang sisi yang belum
diketahui dari dua bangun datar yang kongruen;
c) Tugas pada materi kesebangunan segitiga, yaitu menyebutkan syarat-
syarat dua segitiga sebangun, menentukan dua segitiga sebangun, dan
menentukan unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang
sebangun;
d) Tugas pada materi kekongruenan segitiga, yaitu menyebutkan syarat-
syarat dua segitiga kongruen, menentukan dua segitiga kongruen, dan
menentukan unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang
kongruen;
e) Tugas pada materi penerapan masalah kesebangunan, yaitu
menggunakan masalah kesebangunan segitiga dalam pemecahan
masalah.

2. Tahap Design (Perancangan)

45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahapan berikutnya yaitu tahap design (perancangan). Pada tahap design
ini, peneliti mulai merancang LKS dengan model pembelajaran inkuiri .Adapun
yang dilakukan pada tahap design adalah menyusun tes dan rancangan LKS.

a. Penyusunan Tes
Dasar dari penyusunan tes adalah analisis tugas. Dalam penelitian
pengembangan ini, peneliti tidak menyusun tes awal, hanya menyusun tes akhir
atau post-test (termasuk instrumen) yang akan diberikan kepada peserta didik. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang
telah dipelajari.Untuk merancang tes hasil belajar, terlebih dahulu peneliti
membuat kisi-kisi soal.

b. Rancangan LKS
Rancangan pada pengembangan LKS dengan model pembelajaran Inkuiriini
mencakup beberapa aspek, yaitu rancangan sampul LKS dan rancangan isi LKS.
1) Rancangan Sampul LKS
Pada tahap ini, peneliti merancang sampul atau cover dari LKS
dengan model pembelajaran Inkuiripada materi kesebangunan. Untuk
merancang sampul LKS, peneliti mencari informasi dari berbagai sumber
dan melihat contoh sampul LKS atau pun contoh sampul bahan ajar
lainnya yang telah ada. Hal ini dilakukan agar rancangan yang dibuat
terlihat lebih bagus dan menarik dengan kombinasi warna dan gambar
yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari pada LKS tersebut,
sehingga siswa tertarik untuk menggunakan LKS sebelum melihat isi LKS
tersebut. Adapun hasil rancangan sampul LKS pada tahap ini yaitu pada
bagian sampul atau cover diberikan gambar yang berhubungan dengan
materi kesebangunan, yaitu gambar ilustrasi dari penerapan kesebangunan
segitiga. Selain itu, pada sampul juga terdapat judul LKS, dan identitas
peserta didik seperti nama, kelas dan sekolah.
2) Rancangan isi

46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dalam hal ini peneliti membuat rancangan isi LKS disesuaikan
dengan struktur LKS yang digunakan yaitu judul, petunjuk belajar,
kompetensi dasar ataumateri pokok, informasi pendukung, tugas atau
langkah-langkah kerja, dan penilaian. Berbeda dengan LKS atau buku teks
biasanya, LKS yang akan dikembangkan dikemas lebih menarik dengan
memberi variasi warna dan gambar, penggunaan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta didik yang membaca dan mempelajarinya, sehingga
membuat peserta didik lebih bersemangat dalam membaca dan
mempelajari LKS tersebut. Adapun rancangan isi LKS meliputi:
a) Judul
Pemilihan judul dilakukan berdasarkan model pembelajaran
yang digunakan serta kompetensi dasar dan materi pokok yang akan
dibahas pada LKS. Dengan demikian, Lembar Kerja Siswa yang akan
dikembangkan ini diberi judul “Lembar Kerja Siswa dengan Model
Pembelajaran Inkuiripada Materi Kesebangunan dan
Kekongruenan”.
b) Petunjuk belajar
Petunjuk belajar yang dirancang pada tahap ini bertujuan untuk
mempermudah peserta didik maupun guru dalam menggunakan
LKS.Adapun rancangan petunjuk belajar berupa gambaran yang harus
dilakukan guru maupun peserta didik pada setiap kegiatan
pembelajaran menggunakan LKS dengan model pembelajaran inkuiri .
Petunjuk belajar bagi guru maupun peserta didik dirancang
berdasarkan tahap model pembelajaran inkuiri .
c) Kompetensi yang akan dicapai
Kompetensi yang akan dicapai berupa kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran disesuaikan dengan hasil yang diperoleh pada
tahap analisis. Dalam rancangan, kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran dirancang dalam satu halaman dan dilengkapi dengan
beberapa gambar yang berhubungan dengan kesebangunan.
d) Informasi pendukung

47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Informasi pendukung yang akan disajikan dalam LKS terkait
dengan materi dan masalah mengenai kesebangunan dan
kekongruenan. Pada rancangan LKS, informasi pendukung berupa peta
masalah dan kata kunci. Peta masalahdirancang berdasarkan materi-
materi pada kesebangunan dan kekongruenan, dimana semua materi
dirancang berkaitan satu sama lain sehingga memudahkan siswa dalam
mempelajari kesebangunan dan kekongruenan. Sedangkan kata kunci
pada materi ini yaitu kesebangunan, sebangun, kekongruenan,
kongruen, serta sama dan sebangun.
e) Tugas atau langkah-langkah kerja
Tugas yang dirancang pada LKS sesuai tugas-tugas yang
dengan kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Adapun
tugas yang harus dikerjakan peserta didik telah dirancang pada tahap
analisis tugas.
Langkah-langkah kerja bertujuan sebagai petunjuk kerja bagi
peserta didik dalam mempelajari setiap bagian pada LKS.Langkah
kerja pada LKS dengan model pembelajaran Inkuiridirancang per sub
materi atau per lembar kerja, yang mana tahapan-tahapan pembelajaran
pada setiap lembar kerjanya menggunakan tahapan model
pembelajaran inkuiri , yaitu tahap presentasi data dan identifikasi
masalah, tahap menguji Inkuiridan tahap menganalisis kemampuan
berpikir strategis.
Pada tahap presentasi data dan identifikasi masalah, langkah
kerja yang dilakukan adalah peserta didik membaca dan mengamati
contoh masalah dari materi yang dipelajari, kemudian peserta didik
menyelesaikan kegiatan pada LKS, dan langkah terakhir pada tahap
ini, peserta didik membuat hipotesis mengenai masalah materi yang
dibahas berdasarkan ciri-ciri dari contoh. Selanjutnya, pada tahap
menguji inkuiri , peserta didik menguji hipotesis yang telah dibuat
dengan cara menyelesaikan contoh soal. Pada tahap terakhir, tahap
menganalisis kemampuan berpikir strategis, langkah kerja yang

48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dilakukan adalah peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompok
atau teman sebangku mengenai hipotesis yang telah mereka buat pada
tahap sebelumnya untuk merumuskan kesimpulan akhir dari masalah
materi yang dipelajari.
Adapun pada LKS ini akan dibuat 5 langkah kerja atau lembar
kerja. Pada lembar kerja pertama akan dibahas kesebangunan bangun
datar yang terdiri dari syarat dua bangun datar sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada dua bangun datar
yang sebangun. Lembar kerja 2 meliputi kesebangunan segitiga
dengan subjudul syarat dua segitiga sebangun dan menentukan unsur
yang belum diketahui pada dua segitiga yang sebangun.Pada lembar
kerja 3 berisi kekongruenan bangun datar yang terbagi atas syarat dua
bangun datar kongruen dan menghitung panjang sisi yang belum
diketahui pada dua bangun datar yang kongruen. Pada lembar kerja 4
akan dibahas kekongruenan segitiga yang terdiri dari sifat dua segitiga
kongruen, syarat dua segitiga kongruen dan menentukan unsur yang
belum diketahui pada dua segitiga yang sebangun. Dan pada lembar
kerja 5, peserta didik akan mempelajari penerapan masalah
kesebangunan.
f) Penilaian
Penilaian pada LKS berupa penilaian latihan-latihan pada setiap
lembar kerja dan penilaian uji kompetensi.Penilaian latihan-latihan
pada setiap lembar kerja berupa latihan uraian atau essay. Sedangkan
penilaian uji kompetensi berupa pilihan ganda, yang mana semua
materi digabung secara utuh untuk melihat secara keseluruhan apakah
peserta didik selama proses pembelajaran sebelumnya telah mencapai
kompetensi yang diharapkan.
3. Tahap Development (Pengembangan)
Pada tahap development, peneliti mulai membuat LKS dengan model
pembelajaran Inkuiriyang sesuai dengan struktur yang telah dirancang pada tahap
design, kemudian peneliti menemui tim ahli untuk meminta izin validasi agar

49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
produk LKS yang telah dibuat divalidasi oleh tim ahli dan setelah divalidasi
peneliti melakukan revisi LKS tersebut berdasarkan komentar ataupun saran dari
tim ahli. Selanjutnya peneliti melakukan evaluasi formatif untuk meningkatkan
hasil produk LKS yang telah dibuat. Penjelasan selanjutnya pada tahap
pengembangan mencakup beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Validasi oleh Tim Ahli


Pada tahap ini, dilakukan validasi LKS yang telah dibuat melalui
pertimbangan para ahli untuk mendapatkan data tentang hasil produk LKS dengan
model pembelajaran Inkuiripada materi kesebangunan. Validasi yang dilakukan
oleh tim ahli pada validasi produk adalah validasi evaluasi lembar kerja siswa dan
desain pembelajaran. Validasi ini dilakukan dengan meminta ahli untuk menilai
dan memvalidasi produk yang dibuat dengan memperlihatkan rancangan produk, ,
sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Hasil validasi
dari ahli yang berupa saran dan komentar digunakan untuk merevisi LKS.
1) Validasi Evaluasi Lembar Kerja Siswa dengan Model Pembelajaran
Inkuiripada Materi Kesebangunan olehTim Ahli
Pada validasi evaluasi lembar kerja siswa ini, peneliti memilih dua
orang ahli materi sebagai validator lembar kerja siswa yaitu Bapak Abul
Walid., M.Pd dan Bapak Hurmaini, M.Pd. Setelah validator tersebut
melihat lembar kerja siswa yang peneliti kembangkan, kemudian validator
memberikan penilaian dengan menggunakan instrumen rating scale.
Adapun komponen validasi evaluasi lembar kerja siswa ini terdiri atas
tujuh kategori yaitu kecermatan isi, ketepatan cakupan isi, ketercernaan,
penggunakan bahasa, perwajahan, ilustrasi dan kelengkapan komponen.
Klasifikasi validasi evaluasi lembar kerja siswa tersebut dipaparkan
sebagai berikut:
a) Validasi Kecermatan Isi
Skor maksimum dari masing-masing pertanyaan adalah 5.
Jumlah seluruh pertanyaan pada validasi kecermatan isi ini adalah 3

50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi untuk semua pertanyaan
adalah 15.Berikut tabel hasil validasi berdasarkan kecermatan isi.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Berdasarkan Kecermatan Isi
Penilaian
Rerat
(dalam Jumla
No Aspek yang dinilai a
skor) h
Skor
I II
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Valid, lembar kerja siswa mengacu
1. 4 5 9 4,5
pada kebenaran isi secara keilmuan
Selaras, lembar kerja siswa selaras
2. dengan nilai-nilai pada norma 3 4 7 3,5
kehidupan yang ada
Mutakhir, isi lembar kerja siswa sesuai
3. dengan masalah yang berlaku dalam 4 4 8 4
bidang ilmu
Jumlah 11 13 24 12
Jumlah skor kriterium 4

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh jumlah skor penilaian dari


validator adalah 24 dari jumlah tertinggi 30 maka hasil penilaiannya
berdasarkan rerata skor validasi yaitu 4. Jadi, hasil penilaian termasuk
dalam kategori 3,40 ≤ N ≤ 4,19: “baik”. Jadi untuk kecermatan isi
lembar kerja siswa dengan model pembelajaran Inkuirisudah cukup
baik dan sesuai dengan masalah dan kemutakhiran ilmu yang berlaku
dalam bidang ilmu tersebut.

b) Validasi Ketepatan Cakupan Isi


Skor maksimum dari masing-masing pertanyaan adalah 5.
Jumlah seluruh pertanyaan pada validasi ketepatan cakupan isi adalah
3 pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi untuk semua pertanyaan

51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
adalah 15. Berikut tabel hasil validasi berdasarkan ketepatan cakupan
isi.
Tabel 4.2 Hasil Validasi Berdasarkan Ketepatan Cakupan Isi
Penilaian
Rerat
(dalam
No Aspek yang dinilai Jumlah a
skor)
Skor
I II
( ( ( (6)
(2) (5)
1) 3) 4)
1 Keluasan materi sesuai
. dengan indikator pencapain 4 5 9 4,5
kompetensi
2 Kedalaman materi sesuai
. dengan indikator pencapaian 4 4 8 4
kompetensi
3 Keutuhan masalah
4 4 8 4
.
Jumlah 1
12 25 12,5
3
Jumlah skor kriterium 4,16

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh jumlah skor penilaian dari


validator adalah 25 dari jumlah tertinggi 30 maka hasil penilaiannya
berdasarkan rerata skor validasi yaitu 4,16. Jadi, hasil penilaian
termasuk dalam kategori 3,40 ≤ N ≤ 4,19: “baik”. Jadi untuk ketepatan
cakupan isi lembar kerja siswa dengan model pembelajaran
Inkuirisudah cukup baik dan sesuai dengan keluasan dan kedalaman
isi.
c) Validasi Ketercernaan Bahan Ajar
Skor maksimum dari masing-masing pertanyaan adalah 5.
Jumlah seluruh pertanyaan pada validasi ketercernaan bahan ajar ini

52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
adalah 6 pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi untuk semua
pertanyaan adalah 30.Berikut tabel hasil validasi berdasarkan
ketercernaan bahan ajar.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Berdasarkan Ketercernaan Bahan
Ajar
Penilaian
Rerat
N (dalam
Aspek yang dinilai Jumlah a
o. skor)
Skor
I II
( ( (6)
(2) (4) (5)
1) 3)
1 Pemaparan isi lembar kerja
44 8 4
. siswa logis
2 Sistematika isi lembar kerja
44 8 4
. siswa
3 Cukup contoh dan uraian
44 8 4
. dalam pemahaman
4 Format isi lembar kerja siswa
44 8 4
. tertib dan konsisten
5 Topik dalam lembar kerja
45 9 4,5
. siswa memiliki keterkaitan
6 Lembar kerja siswa dapat
44 8 4
. berperan dalam pembelajaran
2
Jumlah 24 49 24,5
5
Jumlah skor kriterium 4,08

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh jumlah skor penilaian dari


validator adalah 49 dari jumlah tertinggi 60 maka hasil penilaiannya
berdasarkan rerata skor validasi yaitu 4,08. Jadi, hasil penilaian
termasuk dalam kategori 3,40 ≤ N ≤ 4,19: “baik”. Jadi untuk

53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ketercernaan bahan ajar yaitu lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran Inkuirisudah cukup baik.

d) Validasi Penggunaan Bahasa


Skor maksimum dari masing-masing pertanyaan adalah 5.
Jumlah seluruh pertanyaan pada validasi penggunaan bahasa pada
lembar kerja siswa ini adalah 3 pertanyaan dengan jumlah skor
tertinggi untuk semua pertanyaan adalah 15.Berikut tabel hasil validasi
berdasarkan penggunaan bahasa.
Tabel 4.4 Hasil Validasi Berdasarkan Penggunaan Bahasa
Penilaian
Rerat
N (dalam Jumla
Aspek yang dinilai a
o. skor) h
Skor
I II
( ( (6)
(2) (4) (5)
1) 3)
1 Ragam bahasa yang digunakan
4 4 8 4
. komunikatif
2 Penggunaan kata singkat dan
4 4 8 4
. lugas
3 Penggunaan kalimat efektif
4 4 8 4
.
1
Jumlah 12 24 12
2
Jumlah skor kriterium 4,00
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh jumlah skor penilaian dari
validator adalah 24 pada jumlah tertinggi 30 maka hasil penilaiannya
berdasarkan rerata skor validasi yaitu 4,00. Jadi, hasil penilaian
termasuk dalam kategori 3,40 ≤ N ≤ 4,19: “baik”. Jadi untuk
penggunaan bahasa dalam lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran Inkuirisudah cukup baik.

54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
e) Validasi Perwajahan
Skor maksimum dari masing-masing pertanyaan adalah 5.
Jumlah seluruh pertanyaan pada validasi perwajahan pada lembar kerja
siswa ini adalah 5 pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi untuk
semua pertanyaan adalah 25.
Tabel 4.5 Hasil Validasi Berdasarkan Perwajahan
Penilaian
Rerat
N (dalam Jumla
Aspek yang dinilai a
o. skor) h
Skor
I II
( (
(2) (4) (5) (6)
1) 3)
1 Narasi tidak terlalu padat
44 8 4
.
2 Kalimat penjelasan yang
44 8 4
. digunakan pendek dan tepat
3 Lembar kerja siswa
. memadukan gambar bermakna yang
34 7 3,5
dibutuhkan dalam pemahaman
masalah siswa
4 Menggunakan sistem
. penomoran yang benar dan 45 9 4,5
konsisten
5 Penggunaan huruf menarik
. dari jenis, ukuran dan warna
34 7 3,5
sehingga tidak membingungkan
siswa
2
Jumlah 18 39 19,5
1

55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jumlah skor kriterium 3,90

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh jumlah skor penilaian dari


validator adalah39 dari jumlah tertinggi 50 maka hasil penilaiannya
berdasarkan rerata skor validasi yaitu 3,9. Jadi, hasil penilaian
termasuk dalam kategori 3,40 ≤ N ≤ 4,19: “baik”. Jadi untuk
perwajahan pada lembar kerja siswa dengan model pembelajaran
Inkuirisudah cukup baik dan sesuai dengan perancangan atau penataan
letak informasi dalam suatu halaman cetak serta dalam pengemasan
dalam paket lembar kerja siswa.

f) Validasi Ilustrasi Lembar Kerja Siswa


Skor maksimum dari pertanyaan adalah 5.Jumlah pertanyaan
pada validasi ilustrasi lembar kerja siswa ini adalah 1 pertanyaan
dengan jumlah skor tertinggi untuk semua pertanyaan adalah 5.Berikut
tabel hasil validasi berdasarkan ilustrasi pada lembar kerja siswa.

Tabel 4.6 Hasil Validasi Berdasarkan Ilustrasi


Penilaian
Rerat
N (dalam
Aspek yang dinilai Jumlah a
o skor)
Skor
I II
( ( (6)
(2) (4) (5)
1) 3)
1 Ada penggunaan ilustrasi
. misalnya gambar, diagram, grafik
34 7 3,5
atau skema sehingga membantu
retensi dan pemahaman siswa
Jumlah 3 4 7 3,5
Jumlah skor kriterium 3,50

56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh jumlah skor penilaian dari
validator adalah 7 dari jumlah tertinggi 10 maka hasil penilaiannya
berdasarkan rerata skor validasi yaitu 3,50. Jadi, hasil penilaian
termasuk dalam kategori 3,40 ≤N ≤ 4,19: “baik”. Jadi untuk
penggunaan ilustrasi pada lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran Inkuirisudah cukup baik dan sesuai dengan kebutuhan
pemahaman siswa.

g) Validasi Kelengkapan Komponen


Skor maksimum dari masing-masing pertanyaan adalah 5.
Jumlah seluruh pertanyaan pada validasi kelengkapan komponen
lembar kerja siswa ini adalah 2 pertanyaan dengan jumlah skor
tertinggi untuk semua pertanyaan adalah 10. Berikut tabel hasil
validasi berdasarkan kelengkapan komponen.
Tabel 4.7 Hasil Validasi Berdasarkan Kelengkapan
Komponen
Penilaian
Rerat
N (dalam Jumla
Aspek yang dinilai a
o. skor) h
Skor
I II
( ( (6)
(2) (4) (5)
1) 3)
1 Kecukupan suatu uraian dan
. latihan yang digunakan dalam
penyampaian masalah sebagai
4 4 8 4
kelengkapan komponen lembar kerja
siswa

( ( (6)
(2) (4) (5)
1) 3)

57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2 Ada ruang yang diberikan
. pada lembar kerja siswa untuk guru
4 4 8 4
dalam memberikan umpan balik dan
penguatan
Jumlah 8 8 16 8
Jumlah skor kriterium 4,00

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh jumlah skor penilaian dari


validator adalah 16 pada jumlah tertinggi 20, maka hasil penilaiannya
berdasarkan rerata skor validasi yaitu 4,00. Jadi, hasil penilaian
termasuk dalam kategori 3,40 ≤ N ≤ 4,19: “baik”. Jadi untuk
kelengkapan komponen pada lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran Inkuirisudah cukup baik dan sesuai dengan kelengkapan
komponen suatu bahan ajar.

Dari ketujuh klasifikasi di atas diperoleh hasil penilaiannya


berdasarkan rerata skor validasi yaitu 4,00. Jadi, hasil penilaian evaluasi
lembar kerja siswa secara keseluruhan sudah valid dan termasuk dalam
kategori 3,40 ≤ N ≤ 4,19: dengan kualitas “ baik”.
Namun ada sedikit komentar dan saran untuk perbaikan terhadap
lembar kerja siswa ini.Adapun komentar dan saran dari ahli evaluasi bahan
ajar yaitu ada beberapa penggunaan kalimat yang harus diperbaiki.

2) Validasi Desain Pembelajaran pada Lembar KerjaSiswa dengan


Model Pembelajaran Inkuiripada Materi Kesebangunan oleh Tim
Ahli

Pada validasi desain pembelajaran ini peneliti memilih dua orang


dosen yaitu Bapak Abul Walid, M.Pd dan Bapak Hurmaini, M.Pd untuk
menilai desain pembelajaran LKS tersebut. Setelah tenaga ahli tersebut
melihat lembar kegiatan yang peneliti kembangkan, barulah tenaga ahli

58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menilai dengan menggunakan instrumen rating scale . Adapun komponen
validasi desain pembelajaran berkaitan dengan tahap-tahap model
pembelajaran yang peneliti gunakan dalam mengembangkan LKS, yaitu
model pembelajaran inkuiri . Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut:
Tabel 4.8 Hasil Validasi Desain Pembelajaran
Penilaian
(dalam Jumla Rerata
No Aspek yang dinilai
skor) h Skor

I II

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tahap Presentasi data dan identifikasi


masalah
4 4 8 4
a. Contoh yang disajikan dalam LKS
mengarahkan siswa untuk
menemukan masalah materi yang
dipelajari 4 4 8 4
b. LKS mengarahkan siswa untuk
membuat hipotesis dari materi
yang dipelajari
2 Tahap menguji inkuiri

a. LKS memberikan kesempatan 4 4 8 4


kepada siswa untuk menguji
Inkuiriyang telah diperoleh
3 Tahap menganalisis kemampuan berpikir
stategis
4 4 8 4
a. LKS memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berdiskusi

59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam memperoleh kesimpulan
akhir
4 5 9 4,5
b. LKS menyediakan ruang kosong
untuk hasil diskusi
c. LKS menuntun siswa untuk 4 5 9 4,5
membuat kesimpulan
Jumlah 24 26 50 25

Jumlah skor kriterium 4,16

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh jumlah skor penilaian dari


validator adalah50 pada jumlah tertinggi 60, maka dapat diperoleh
persentase skor penilaian validator terhadap desain pembelajaran LKS
adalah 4,16. Jadi, hasil penilaian termasuk dalam kategori 3,40 ≤ N ≤ 4,19:
“baik”.
Namun ada sedikit komentar dan saran untuk perbaikan terhadap
lembar kerja siswa ini.Adapun komentar dan saran dari ahli desain
pembelajaran yaitu penggunaan kata hipotesis dipastikan jelas,
penggambaran benda-benda geometri harus jelas, dan pemberian variasi
diperbaiki.

b. Melakukan Evaluasi Formatif


Pada tahap evaluasi formatif ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang
akan digunakan untuk memperbaiki atau merevisi produk sebelum pelaksanaan.
Evaluasi formatif yang dilakukan pada penelitian pengembangan ini terdiri dari
tiga tahap, yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba
lapangan.
1) Uji Coba perorangan
Uji coba perorangan ini dilakukan dengan cara memperlihatkan
produk LKS yang telah direvisi kepada 2 orang guru matematika kelas IX
SMPN 16 Tanjung Jabung Timur, yaitu Bapak Mustafa, S.Pd dan ibu

60
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ratna Dewi, S.Pd, dan meminta mereka untuk mengamati, mengomentari,
dan mengisi angket yang telah disediakan. Angket yang diberikan berupa
angket tertutup yang terdiri dari 14 pertanyaan mengenai LKS yang
dibuat, namun guru diminta untuk berkomentar secara bebas mengenai
LKS yang diujicobakan. Untuk hasil penilaiannya dapat dilihat pada .
Hasil penilaian angket uji coba perorangan yang dilakukan
terhadap dua orang guru matematika dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Guru Terhadap LKS
Penilaian
(dalam Rerata
No Aspek yang dinilai Jumlah
skor) Skor
I II
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Kesesuaian materi dengan kompetensi 4 5 9 4,5

Kesesuaian materi dengan kebutuhan


2 4 5 9 4,5
siswa

Kesesuaian materi dengan tujuan


3 5 5 10 5
pembelajaran

4 Kebenaran substansi materi pada LKS 4 5 9 4,5

LKS isinya mampu menarik perhatian


5 4 4 8 4
dan minat siswa untuk mempelajarinya

6 LKS ditulis dan disajikan dengan baik 5 4 9 4,5

Pemilihan kata, konteksnya mudah


7 5 5 10 5
dipahami siswa

8 Sistematis, runtut dan alur materi jelas 5 4 9 4,5

Tata letak tulisan, gambar di setiap


9 4 4 8 4
halaman seimbang

61
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Perbedaan LKS dengan model

10 pembelajaran inkuiri dengan LKS 4 5 9 4,5


konvensional

Latihan dapat dipahami dan dikerjakan


11 4 4 8 4
siswa

LKS dengan model pembelajaran

12 Inkuirimempermudah siswa dalam 5 5 10 5


memahami materi yang disajikan

LKS yang dikembangkan sesuai dengan


13 4 4 8 4
tingkat kemampuan siswa

Materi dan soal pada LKS dengan model

14 pembelajaran Inkuirimenekankan pada 4 5 9 4,5


pemahaman masalah siswa

Jumlah 61 64 125 62,5

Berdasarkan penilaian angket tersebut, diperoleh jumlah skor uji


coba perorangan adalah 125 dari skor tertinggi yaitu 140. Maka hasil
penilaiannya berdasarkan rerata skor yaitu 4,46. Dengan demikian hasil
penilaian uji coba perorangan ini termasuk dalam kategori 4,20 ≤ N ≤
5,00: “sangat baik”. Namun, ada beberapa saran dan komentar yang
diberikan oleh guru untuk perbaikan LKS agar lebih sempurna. Beberapa
perbaikan yang perlu dilakukan antara lain:
2) Uji Coba Kelompok Kecil
Setelah uji coba perorangan dan melakukan revisi, selanjutnya
peneliti melakukan uji coba kelompok kecil dengan meminta tanggapan
dari peserta didik kelas IX SMP Negeri 16 Tanjung Jabung Timur. Uji
coba kelompok kecil ini dilakukan pada 10 peserta didik yang merupakan
peserta didik non kelas yang akan diujicobakan. Uji coba ini berlangsung
selama kurang lebih 2 jam pelajaran dengan memberikan gambaran umum

62
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dari materi, kegiatan siswa, dan latihan pada LKS tersebut. Setelah
diujicobakan, peneliti meminta peserta didik tersebut memberikan
penilaian berupa tanggapan peserta didik dengan menggunakan angket
yang terdiri dari 13 pernyataan. Sebelum peserta didik mengisi angket,
diberikan penjelasan mengenai cara pengisian dan penjelasan mengenai isi
masing-masing poin pada angket.
Diperoleh jumlah skor uji coba kelompok kecil mengenai
tanggapan peserta didik terhadap LKS adalah 513 dari skor tertinggi yaitu
650. Dengan demikian hasil penilaian uji coba kelompok kecil mengenai
tanggapan peserta didik terhadap produk LKS ini termasuk dalam
kategori3,40 ≤ N ≤ 4,19: “ baik” dengan rerata skor adalah 3,95.
Berdasarkan penilaian responden, dapat disimpulkan bahwa peserta didik
memberikan respon positif terhadap LKS, sehingga LKS ini dapat
dikatakan menarik dan baik.
Secara umum peserta didik menilai bahwa LKS sudah baik, LKS
mempermudah peserta didik dalam belajar dan memahami materi, LKS
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran, dan juga dapat digunakan peserta didik untuk
belajar secara mandiri di rumah. Akan tetapi, beberapa peserta didik tidak
paham dengan kegiatan pembelajaran dalam LKS, sehingga peneliti perlu
merevisi LKS sesuai dengan komentar peserta didik.
3) Uji Coba Lapangan
Setelah uji coba kelompok kecil, selanjutnya peneliti melakukan
uji coba lapangan.Uji coba lapangan ini merupakan tahap akhir dari
evaluasi formatif dengan tujuan untuk mengetahui apakah LKS yang
dikembangkan dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran sebenarnya. Uji coba ini dilakukan dengan meminta
tanggapan dari peserta didik non kelas yang diujicobakan, yaitu 25 peserta
didik kelas IX.C SMP N 16 Tanjung Jabung Timur. Uji coba ini
berlangsung selama kurang lebih 3 jam pelajaran dengan memberikan
gambaran umum dari materi, kegiatan siswa, dan latihan pada LKS

63
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tersebut. Setelah diujicobakan, peneliti meminta peserta didik memberikan
penilaian berupa tanggapan peserta didik dengan menggunakan angket
yang terdiri dari 13 pernyataan . Sebelum peserta didik mengisi angket,
diberikan penjelasan mengenai cara pengisian dan penjelasan mengenai isi
masing-masing poin pada angket.
Diperoleh jumlah skor uji coba lapangan mengenai tanggapan
peserta didik terhadap LKS adalah 1379 dari skor tertinggi yaitu 1625.
Dengan demikian hasil penilaian uji coba lapangan mengenai tanggapan
peserta didik terhadap produk LKS ini termasuk dalam kategori4,20 ≤ N ≤
5,00: “sangat baik” dengan rerata skor adalah 4,24. Berdasarkan penilaian
responden, dapat disimpulkan tanggapan peserta didik mengenai LKS
yang dibuat memberikan respon positif, sehingga LKS ini dapat dikatakan
menarik dan baik. Dengan demikian, LKS dengan model pembelajaran
Inkuiridapat digunakan pada tahap implementation.

4. Tahap Implementation (Implementasi)


Pada tahap implementation, LKS dengan model pembelajaran
Inkuiridiimplementasikan di kelas sesungguhnya oleh peneliti sendiri, di kelas
IXB SMP N 16 Tanjung Jabung Timur yang berjumlah 35 peserta didik. Kegiatan
pembelajaran dilakukan selama 6 kali pertemuan, 5 kali pertemuan dilakukan
kegiatan pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk pemberian post-test setelah
menggunakan LKS dengan model pembelajaran inkuiri . Dalam satu minggu ada
dua kali pertemuan yaitu 2 jam pelajaran.
Pada pertemuan pertama, materi yang dipelajari adalah kesebangunan
bangun datar yang meliputi syarat dua bangun datar sebangun dan menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada dua bangun datar yang
sebangun.Langkah kegiatan yang dilakukan yaitu mempersiapkan RPP terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan pembelajaran (lampiran 8).Pembelajaran ini
dilaksanakan secara berkelompok.Dalam satu kelompok terdiri dari 4-5 orang
peserta didik. Pada kegiatan pendahuluan, peneliti mengkomunikasikan materi
yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, serta

64
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menjelaskan tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan LKS dengan model
pembelajaran inkuiri .Sebelum memulai kegiatan inti, peneliti mengingatkan
kembali kepada peserta didik mengenai bangun-bangun datar dan perbandingan.
Pada kegiatan inti, dengan menggunakan LKS dengan model
pembelajaran inkuiri , peserta didik diberi kesempatan untuk membaca materi dan
menyelesaikan kegiatan-kegiatan pada tahap presentasi data dan identifikasi
masalah dalam LKS. Materi pada tahap ini berisi contoh-contoh mengenai syarat
dua bangun datar sebangun.Melalui contoh-contoh itulah, peserta didik
diharapkan mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.Pada pertemuan
pertama ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui syarat dua bangun datar
sebangun dengan membuat hipotesis tentang syarat dua bangun datar sebangun
dengan kata-katanya sendiri. Kemudian, pembelajaran dilanjutkan dengan tahap
menguji inkuiri , di mana pada tahap ini peserta didik menyelesaikan soal
berdasarkan syarat yang telah ditetapkan oleh peserta didik pada tahap
sebelumnya. Selanjutnya, pada tahap menganalisis kemampuan berpikir strategis,
peserta didik secara berkelompok mendiskusikan hipotesis yang telah dibuat
untuk memperoleh kesimpulan akhir mengenai syarat dua bangun datar
sebangun.Pada tahap ini, diskusi dibimbing oleh peneliti yang berperan sebagai
guru.Kemudian, setelah peserta didik memperoleh kesimpulan, peneliti sebagai
guru memberikan penegasan mengenai kesimpulan syarat dua bangun datar
sebangun yang telah disepakati peserta didik.Setelah itu, peserta didik
mempelajari contoh aplikasi syarat dua bangun datar sebangun yang telah mereka
peroleh, yaitu menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada dua bangun
datar yang sebangun, serta kemudian peserta didik mengerjakan soal-soal latihan
yang terdapat pada LKS untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman
terhadap masalah yang telah dipelajari. Pada kegiatan penutup, peserta didik
diberikan pekerjaan rumah dan peneliti menginformasikan pembelajaran
selanjutnya serta peneliti memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
Pada pertemuan kedua, materi yang dipelajari yaitu kesebangunan segitiga
yang meliputi syarat dua segitiga sebangun dan menentukan unsur yang belum

65
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
diketahui pada dua segitiga yang sebangun. Adapun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sama dengan pertemuan pertama. Begitu juga untuk
pertemuan ketiga, dan keempat. Pada pertemuan kelima, kegiatan pembelajaran
tidak menggunakan model pembelajaran inkuiri , tetapi pemberian tugas. Karena
pada pertemuan kelima ini, tujuan pembelajaran yang diharapkan adalah peserta
didik mampu menggunakan masalah kesebangunan dalam pemecahan masalah,
sehingga pada pertemuan kelima yang dipelajari bukan masalah mengenai
kesebangunan, akan tetapi adalah penerapan dari masalah-masalah kesebangunan
yang telah dipelajari dan dimengerti dengan baik.
Kemudian, pada pertemuan keenam baru diadakan post-test untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik selama menggunakan LKS dengan model
pembelajaran Inkuiridalam proses pembelajaran.
Pada tahap implementasi ini dilakukan observasi untuk melihat keaktifan
peserta didik dalam belajar menggunakan LKS dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri . Observasi dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung
berdasarkan model pembelajaran inkuiri . Observasi dilakukan pada pertemuan
pertama sampai pertemuan keempat dan lembaran observasi terdiri dari tiga
indikator yang mengacu pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Inkuiri.Pada saat kegiatan observasi, peneliti dibantu oleh satu
orang guru matematika di SMP Negeri 16 Tanjung Jabung Timur yaitu Bapak
Mustofa, S.Pd untuk melakukan pengamatan terhadap 35 orang peserta didik.
Hasil observasi setiap aspek aktivitas peserta didik saat proses pembelajaran
berlangsung,dinyatakan dalam bentuk persentase, yang hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10 Persentase Hasil Obsevasi Aktivitas siswa


Pertemuan (%) Rerat
No Aspek yang dinilai Kategori
I II III IV a (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

66
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Membaca dan memahami
81,
1 materi termasuk contoh yang 70 75,7 80 76,78 Baik
4
disajikan dalam LKS

Membuat hipotesis dari 65, 77, 78,


2 71,4 73,20 Baik
materi yang dipelajari 7 1 6

Menguji Inkuiriyang telah


71, 75, 77,
3 diperoleh melalui soal yang 75,7 74,90 Baik
4 7 1
disajikan di LKS

Berdiskusi dengan teman


sekelompok dan kelompok 78, 78,
4 70 75,7 75,72 Baik
lain dalam memperoleh 6 6
kesimpulan akhir

Menulis kesimpulan dari 68, 78, 75,


5 77,1 75,00 Baik
materi yang dipelajari 6 6 7

Rerata persentase aktivitas 75,12 Baik

Dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung,


diperoleh persentase masing-masing aspek indikator, yakni: membaca dan
memahami materi termasuk contoh yang disajikan dalam LKS (76,78%),
membuat hipotesis dari materi yang dipelajari (73,20%), menguji Inkuiriyang
telah diperoleh melalui soal yang disajikan di LKS (74,90%), berdiskusi dengan
teman sekelompok dan kelompok lain dalam memperoleh kesimpulan akhir
(75,72%), dan menulis kesimpulan dari materi yang dipelajari (75,00%).
Menurut Arikunto (2014:35), penilaian yang mencapai 61% sampai
dengan 80% termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, dari kelima aspek
indikator yang diamati pada pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat
tampak bahwa aktivitas peserta didik dalam belajar sudah baik dengan rerata

67
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
persentase aktivitas dari semua aspek penilaian yaitu 75,12% , termasuk dalam
kategori baik atau aktif.

5. Tahap Evaluation (Evaluasi)


Produk akhir dalam bentuk LKS ini merupakan produk hasil revisi yang
telah divalidasi oleh tim ahli dan melalui tahap evaluasi formatif. Evaluasi yang
dilakukan pada tahap ini adalah evaluasi sumatif berupa post–test untuk melihat
hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS dengan model pembelajaran inkuiri
.Namun sebelum melakukan post–test, untuk mendapatkan data mengenai hasil
belajar matematika siswa kelas IX, maka disusunlah seperangkat soal-soal tes
dalam bentuk soal pilihan ganda berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Soal-soal
tes tersebut harus memenuhi kriteria validitas,daya pembeda, tingkat kesukaran
dan reliabilitas.
Uji coba post-test dilakukan pada satu kelas yaitu kelas IXC yang terdiri
dari 38 peserta didik. Sebelum diujicobakan, ditanyakan pendapat guru bidang
studi matematika yang mengajar di kelas IXuntuk mengetahui apakah soal-soal uji
coba post-test tersebut sudah sesuai dengan materi.Dari uji coba post-test di kelas
IXC akan dilihat validitas, taraf kesukaran, daya beda, dan reliabilitas dari soal
tersebut. Untuk melihat taraf kesukaran soal uji coba post-test, dapat dilihat
perhitungan ,sedangkan untuk hasilnya dapat dilihat pada tabel4.11berikut.
Tabel 4.11 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Post-test
Kriteria
Harga P Nomor Soal
Pengukuran

0,00 ≤ P < 0,30 Sukar 9, 15, 19

0,30 ≤ P < 0,70 Sedang 4, 5, 6, 7, 8, 12, 13, 14, 16, 17, 20

0,70 ≤ P ≤ 1 Mudah 1, 2, 3, 10, 11, 18

Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa ada 3 soal yang memiliki taraf
kesukaran sukar, 11 soal yang memiliki taraf kesukaran sedang dan 6 soal yang

68
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memiliki taraf kesukaran mudah. Karena dalam post-test menggunakan semua
indeks taraf kesukaran, maka semua soal digunakan dalam soal post-test.
Selanjutnya perhitungan hasil analisis daya beda soal ujicoba post-test.
Perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17. Untuk hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba Post-test
Kriteria
Harga D Nomor Soal
Pengukuran
D < 0,00 Jelek Sekali -
0,00 ≤ D < 0,20 Jelek 1, 10, 11, 15, 19
0,20 ≤ D < 0,40 Cukup 2, 3, 4, 5, 8, 12, 17, 18, 20
0,40 ≤ D < 0,70 Baik 6, 7, 9, 13, 14, 16
0,70 ≤ D ≤ 1,00 Sangat Baik -

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa ada 5 soal memiliki daya beda jelek
yaitu soal nomor 1, 10, 11, 15, dan 19. Karena soal pada post-test hanya
menggunakan soal yang daya bedanya cukup, baik, dan sangat baik, maka 5 soal
tersebut tidak digunakan dalam post-test.
Berdasarkan tabel 4.11 dan tabel 4.12, maka soal yang digunakan untuk
post-test berjumlah 15 yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 16, 17,
18, dan 20 dengan reliabilitas 0,70149 yang berarti memiliki reliabilitas tinggi
(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 18).
Setelah soal pilihan ganda memenuhi kriteria validitas,daya pembeda,
tingkat kesukaran dan reliabilitas yang diperoleh dari hasil analisis uji coba post-
test yang dilakukan dikelas IXC, selanjutnya dilakukan post-test di kelas IXB
untuk melihat hasil belajar peserta didik setelah menggunakan LKS dengan model
pembelajaran inkuiri . LKSdapat dikatakan bermanfaat dan layak digunakan jika

69
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
hasil belajar peserta didik memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 75
dan lebih atau sama mencapai syaratketuntasan kelas dengan70%peserta didik
tuntas.
Dalam pelaksanaannya post-test diikuti oleh 35 peserta didik.Dari hasil
post-test dilakukan penghitungan persentase nilai peserta didik yang memenuhi
KKM. Nilai hasil post-test peserta didik kelas IXB dapat dilihat pada lampiran
22.Jumlah peserta didik yang belum tuntas adalah 7 peserta didik dengan
persentase 20% dan jumlah peserta didik yang tuntas adalah 28 peserta didik
dengan persentase ketuntasan 80%. Dari hasil perhitungan, tampak bahwa pada
kelas IXB persentase peserta didik yang tuntas dengan SKM 75 adalah 80%.serta
mencapai syarat ketuntasan kelas yaitu 70% siswa mencapai KKM.

B. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengembangan LKS dengan Model Pembelajaran Inkuiri
Tahap pengembangan diawali dengan tahap analysis. Pada tahap analysis,
peneliti melakukan analisis kinerja, analisis peserta didik dan analisis
kebutuhan.Pada tahap analisis kinerja, setidaknya ada tiga hal yang harus dijawab
oleh peneliti yaitu: (1)apakah guru dan siswa memiliki keinginan untuk
menggunakan LKS?, (2)apakah guru tidak mempunyai cukup ilmu untuk
membuat LKS?, dan (3)apakah sumber daya dari sekolah mendukung?. Selain itu,
peneliti juga menentukan masalah-masalah dasar yang dihadapi dalam kegiatan
pembelajaran di kelas dan perlu diangkat dalam pengembangan lembar kerja
siswa. Sedangkan pada tahap analisis peserta didik, peneliti telah mengetahui
tingkat perkembangan kognitif peserta didik yang akan diteliti. Selanjutnya
peneliti menganalisis kebutuhan-kebutuhan berupa kurikulum, tujuan
pembelajaran, dan tugas-tugas pada materi kesebangunan. Berdasarkan tahap
analysis,peneliti mengembangkan lembar kerja siswa dengan model pembelajaran
Inkuiripada mata pelajaran matematika khususnya materi kesebangunan sesuai
dengan masalah-masalah yang ditemukan serta sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan kebutuhan-kebutuhan pengembangan seperti kurikulum yang berlaku
dan tujuan pembelajaran pada materi kesebangunan.

70
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahap selanjutnya adalah tahap design.Pada tahap ini, peneliti menyusun
tes dan merancang lembar kerja siswa dengan model pembelajaran Inkuiri.Tes
disusun berdasarkan analisis tugas yang dirumuskan dalam analisis kebutuhan.
Rancangan LKS ini mengacu pada tahapan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Inkuirimenurut Joyce dan Weil (dalam Sani, 2013: 110),
yaitu: (1)tahap presentasi data dan identifikasi masalah, (2) tahap menguji inkuiri ,
dan (3) tahap menganalisis kemampuan berpikir strategis.
Tahap ketiga adalah tahap development.Pada tahap ini peneliti mulai
membuat LKS berdasarkan rancangan pada tahap design. Setelah selesai membuat
LKS, kemudian LKS yang dikembangkan tersebut dicetak untuk kemudian
divalidasi oleh para ahli materi dan desain dengan tujuan untuk mendapatkan
penilaian, komentar dan saran dalam penyempurnaan lembar kerja siswa tersebut.
Menurut Emzir (2011:273), validasi merupakan proses penilaian rancangan
produk yang dilakukan dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran
rasional, tanpa uji coba di lapangan. Validasi ini terdiri atas validasi evaluasi
lembar kerja siswa dan validasi desain pembelajaran.Hasil penilaian validasi
evaluasi lembar kerja siswa daritim ahli materi sudah dalam kategori 3,40 ≤ N ≤
4,19: dengan kualitas “ baik”. Hasil validasi dari tim ahli desainpembelajaran
dengan model pembelajaran Inkuiripada LKS tersebutsudah dalam kategori 3,40 ≤
N ≤ 4,19: “baik” dengan beberapa revisi dan saran dari para ahli. Berdasarkan
kedua penilaian validasi tim ahli tersebut, lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran Inkuiriini telah sesuai dan dapat dikatakan valid.Saran dan komentar
dari tim ahli sebagai masukan bagi peneliti untuk merevisi LKS tersebut.
Kemudian setelah LKS direvisi, dilakukan evaluasi formatif yang terdiri
dari uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Uji coba
peorangan dilakukan terhadap 2 orang guru matematika kelas IX dengan tujuan
untuk mendapatkan penilaian serta saran dalam penyempurnaan lembar kerja
siswa. Berdasarkan pada uji coba ini diperoleh rerata skor 4,46, yang secara
kontinum berada pada kategori 4,20 ≤ N ≤ 5,00: “sangat baik”. Maka lembar kerja
siswa dapat dikatakan praktis berdasarkan pada penilaian perorangan.Walaupun
rerata skor penilaian pada uji coba perorangan ini berada pada kategori sangat

71
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
baik, tetapi ada beberapa saran dari guru agar LKS yang dikembangkan lebih
sempurna. Setelah dilakukan revisi berdasarkan pada penilaian dan saran dari 2
orang guru matematika, maka uji coba dilanjutkan pada kelompok kecil yang
terdiri atas 10 orang peserta didik non subjek penelitian.Pada tahap ini peneliti
melakukan kegiatan pembelajaran dan meminta tanggapan peserta didik terkait
lembar kerja siswa yang telah direvisi pada tahap sebelumnya. Berdasarkan pada
uji coba ini diperoleh rerata skor 3,95 yang secara kontinum berada pada kategori
3,40 ≤ N ≤ 4,19 : “baik”.Maka lembar kerja siswa dapat dikatakan praktis
berdasarkan pada penilaian kelompok kecil. Selanjutnya kegiatan terakhir pada
evaluasi formatif adalah uji coba lapangan yang dilakukan pada 25 peserta didik
non subjek penelitian, yaitu peserta didik kelas IXC.Pada tahap ini peneliti
melakukan kegiatan pembelajaran dan meminta tanggapan peserta didik terkait
lembar kerja siswa yang telah direvisi pada tahap sebelumnya. Berdasarkan pada
uji coba ini diperoleh rerata skor 4,24 yang secara kontinum berada pada kategori
4,20 ≤ N ≤ 5,00 : “sangat baik”.Maka lembar kerja siswa dapat dikatakan praktis
berdasarkan pada penilaian uji coba lapangan, sehingga LKS dapat digunakan
pada tahap implementation.
Setelah melalui tahap evaluasi formatif, dan revisi produk LKS berdasarkan
saran-saran dari validator dan guru serta peserta didik, maka tahap selanjutnya
adalah melakukanimplementasi produk LKS yang dihasilkan.Produk LKS
diimplementasikan pada kelas sesungguhnyayaitu di kelas IX.B SMPNegeri 16
Tanjung Jabung Timur dengan melakukan kegiatan pembelajaran.Selama kegiatan
pembelajaran dilakukan observasi aktivitas peserta didik. Observasi dilakukan
oleh guru matematika dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
Setelah pemberian materi kesebangunan selesai, maka tahap selanjutnya adalah
melakukan evaluasi.Tahap evaluasi merupakan tahap terakhir dari model
pengembangan ADDIE.Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini berupa pemberian
post-test untuk melihat hasil belajar peserta didik setelah menggunakan LKS
dengan model pembelajaran inkuiri.
Pengembangan lembar kerja siswa pada materi kesebangunan yang
dilakukan pada penelitian ini merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan

72
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
perangkat pembelajaran pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi
kesebangunan. Pengembangan lembar kerja siswa dengan model pembelajaran
Inkuiriini dilakukan dengan harapan dapat mendorong pemahaman masalah siswa
dalam memahami materi kesebangunan.
Maka lembar kerja siswa dengan model pembelajaran Inkuiripada materi
kesebangunan ini dikatakan valid dan praktis.Valid, tergambar dari hasil penilaian
validator, dimana semua validator menyatakan baik berdasarkan kecermatan isi,
ketepatan cakupan isi, ketercernaan, penggunaan bahasa, perwajahan, ilustrasi dan
kelengkapan komponen, serta desain pembelajaran dengan model pembelajaran
inkuiri . Praktis, terlihat dari hasil penilaian guru dan peserta didik pada tahap
evaluasi formatif, dimana guru menyatakan sangat baik pada uji coba perorangan,
peserta didik menyatakan baik pada uji coba kelompok kecil, dan peserta didik
menyatakan sangat baik pada uji coba lapangan.

2. Keefektifan Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika dengan Model


Pembelajaran Inkuiri
LKS yang sudah dikategorikan valid dan praktis, kemudian
diimplementasikan untuk melihat keefektifan LKS berdasarkan aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran dan hasil belajar matematika peserta didik setelah
penggunaan LKS. Produk LKS diimplementasikan pada kelas sesungguhnyayaitu
di kelas IXB SMPNegeri 16 Tanjung Jabung Timur dengan melakukan kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilakukan selama enam kali pertemuan,
dimana 5 kali pertemuan pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk melakukan
pemberian soal post-test.Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik
menggunakan lembar kerja siswa dengan model pembelajaran Inkuiripada materi
kesebangunan, dimana peserta didik dituntut untuk aktif dalam belajar sedangkan
guru hanya sebagai fasilitator dan hanya mengarahkan peserta didik dalam belajar.
Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan LKS model pembelajaran inkuiri , maka
selama kegiatan pembelajaran dilakukan observasi aktivitas peserta didik.
Observasi dilakukan oleh guru matematika dengan mengisi lembar observasi yang

73
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
telah disediakan. Berdasarkan tabel 4.10, hasil observasi menunjukkan rerata
persentase aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mencapai 75,12%dan
termasuk kategori ”baik”. Hasil observasi menunjukkan bahwa LKS yang
dikembangkan memberikan dampak yang positif terhadap aktivitas belajar peserta
didik.
Setelah pemberian materi kesebangunan selesai, selanjutnya dilakukan
evaluasi sumatif berupa pemberian post-test. Menurut Pribadi (2014:29), tujuan
utama dari evaluasi sumatif adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang
nilai dan manfaat program yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
tentang keberlanjutan sebuah program pelatihan. Dengan demikian, pemberian
post-test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan banyaknya
peserta didik yang tuntas serta untuk mengetahui manfaat dari LKS yang
dikembangkan.Peserta didik dikatakan tuntas belajarnya apabila memperoleh nilai
≥75 (dalam skala 100) dan satu kelas dikatakan tuntas belajar apabila di kelas
tersebut terdapat 70% peserta didik telah tuntas belajar.Dengan demikian,
berdasarkan hasil analisis data post-test (dapat dilihat pada Lampiran 22),
diperoleh bahwa peserta didik kelas IXB telah memenuhi syarat ketuntasan kelas
yaitu 80% peserta didik kelas IXB telah tuntas.Hasil tes menunjukkan bahwa
lembar kerja siswa yang dikembangkan bermanfaat terhadap kemampuan peserta
didik dalam memahami masalah.
LKS dikatakan efektif terlihat dari hasil observasi aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran dan hasil belajar matematika peserta didik setelah
implementasi di kelas.Oleh karena itu, berdasarkan hasil observasi aktivitas
peserta didik dan analisis data post-test, maka LKS yang dikembangkan dapat
dikatakan efektif.
.

74
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian dan pengembangan ini telah menghasilkan suatu produk berupa

lembar kerja siswa (LKS) dengan model pembelajaran Inkuiri pada mata pelajaran

matematika di kelas IX SMP terutama materi kesebangunan. Berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengembangan LKS dengan model pembelajaran Inkuiri pada mata pelajaran

matematika di kelas IX SMP ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu

analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan),

implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi).

2. Hasil observasi aktivitas pesertadidik selama mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan LKS dengan model pembelajaran Inkuiri memperoleh hasil

persentase rata-rata 75,12% yang termasuk dalam kategori baik atau aktif.

Selain itu, hasil belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran

menggunakan LKS dengan model pembelajaran Inkuiri pada materi

kesebangunan di kelas IX SMP memperoleh nilai rata-rata 83,23 dengan nilai

tertinggi 100 dan nilai terendah 53. Hasil persentase siswa yang tuntas sesuai

KKM adalah 80%. Dari hasil perhitungan persentase tersebut, dapat dilihat

bahwa pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja siswa ini telah

memenuhi standar ketuntasan kelas yaitu 70% peserta didik telah tuntas. Dari

data di atas dapat dikatakan bahwa LKS dengan model pembelajaran Inkuiri

pada materi kesebangunan kelas IX SMP ini adalah layak,Praktis dan efektif.

75
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Saran

1. Ketersediaan LKS yang berkualitas dapat membantu jalannya proses

pembelajaran dan dapat pula membantu pesertadidik mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Siswa memberikan respon yang positif terhadap model pembelajaran inkuiri,

siswa dapat menemukan suatu hal yang baru, dan membuat siswa bisa mencari

dan menyelidiki suatu masalah dengan cara yang sistematis, kritis, logis, dan

dianalisis dengan baik, selain itu siswa pun aktif dalam proses pembelajaran.

76
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta:


Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis
Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta:
Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Aziz, Abd. 2013. “ Makalah Perangkat Pembelajaran ”, (Online), ( diakses pada
15 Maret 2014).
Belawati, Tian dkk. 2007. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Buhari, Bustang. 2011. “Perangkat Pembelajaran: Sebuah Pengantar”, (Online),
(http://bustangbuhari.wordpress.com/2011/08/25/perangkat-pembelajaran-
sebuah-pengantar/, diakses pada 15 Maret 2014).
Chikolah, 2011. “Kesebangunan dan Kekongruenan”, (Online),
(http://chikolah.web.id/2011/02/kesebangunan-dan-kekongruenan.html,
diakses pada 24 Agustus 2014).
Emzir. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Hidayati, Nurul. 2014. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa dengan
Pendekatan Strategi Penemuan Konsep pada Materi Keanekaragaman
Hayati Kelas X SMA. Jurnal Bioedu, Volume 3, No.1, Januari 2014,
ISSN: 2302-9538, (Online), (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu,
diakses pada 3 Desember 2013).
Jihad, Asep dkk. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: MultiPressindo.
Mappasoro. 2014. “ Klasifikasi Strategi Pembelajaran ”, (Online), (diakses 28
Februari 2014).
Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar inovatif
(Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan.
Yogyakarta: DIVA Press.
Pribadi, Benny A. 2014. Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis
Kompetensi: Implementasi Model ADDIE Edisi Pertama. Jakarta: Prenada
Media Group.

77
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Purwanto, Abdul. 2007. “ isi-lks-berbasis-web ”, (Online), (diakses 20 Februari
2014).
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riyanto, Yatim. 2012. Paragdima Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group.
Rusdi, Andi. 2008. “ Perangkat Pembelajaran ”, (Online), (diakses pada 15 Maret
2014).
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Shadiq, Fajar. 2012. “Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?”, (Online),
(diakses pada 30 Agustus 2014).
Suherman, Erman dkk. 1993. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta:
Universitas Terbuka, Depdikbud.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunhaji. 2008. Strategi Pembelajaran: inkuiri dan Aplikasinya. Jurnal Insania,
Volume 13, No.3, September-Desember 2008, 474-492, (Online), (,
diakses pada 5 Maret 2014).
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning:Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Widjajanti, Endang. 2008. Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru/MAK.
Makalah disajikan dalam Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran
Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bagi Guru
SMK/MAK di ruang sidang Kimia FMIPA UNY. Yogyakarta, 22 agustus
2008.
Winasmadi, Praja Achsani. 2011. Pengembangan Perangkat Pebelajaran
Matematika dengan Model Concept Attainment Berbantuan CD Interaktif
pada Materi Segitiga Kelas VII. Jurnal PP, Volume 1, No. 2, Desember
2011, ISSN 2089-3639 , (Online), ( diakses 21 November 2013).

78
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
79
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
80
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
81
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
82
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
83
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
84
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
85
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
86
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
87
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
88
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IX / 1
Pertemuan Ke- :1
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,


dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata

KI 4: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar
3.6 Memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan geometri melalui
pengamatan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6.1 Menentukan dua bangun datar yang sebangun
3.6.2 Menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar
yang sebangun

89
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menentukan dua bangun datar yang sebangun
2. Menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar
yang sebangun
E. Materi Pembelajaran
Kesebangunan Bangun Datar (syarat dua bangun datar sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada dua bangun datar yang
sebangun).
F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran : Inkuiri

Tipe Pembelajaran : Diskusi

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu


Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa 15
berdoa. menit
2. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
3. Guru mengabsensi siswa
4. Guru mengkomunikasikan materi yang akan
dipelajari yaitu Kesebangunan bangun datar
dan menjelaskan materi secara garis besar
yakni syarat dua bangun datar sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui
pada dua bangun datar yang sebangun.
5. Guru mengkomunikasikan tujuan dan hasil
belajar yang diharapkan akan dicapai siswa.
6. Guru mengingatkan kembali pada siswa
mengenai materi bangun-bangun datar dan
perbandingan
Inti Fase 1 (Observasi untuk menemukan masalah ) 55

1. Guru menginstruksikan siswa untuk menit


membentuk kelompok yang setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang
2. Guru membagikan LKS yang dirancang sendiri
dengan menggunakan model pembelajaran

90
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pencapaian konsep kepada masing – masing
kelompok.
3. Guru meminta siswa untuk membaca materi
yang ada di LKS dan menyelesaikan kegiatan-
kegiatan tahap presentasi data dan identifikasi
konsep dalam LKS

Fase 2 (Merumuskan masalah)

4. Siswa menyelesaikan soal pada tahap pengujian


konsep untuk menguji pencapaian konsep yang
mereka dapat dari kegiatan tahap presentasi
data dan identifikasi masalah

Fase 3 (Merumuskan hipotesis)

5. Setiap kelompok mengkomunikasikan hipotesis


yang mereka peroleh pada tahap sebelumnya

Fase 4 (Mengumpulkan data)


6. Guru membantu siswa melaksanakan
penyelidikan dan membimbing siswa dalam
mengumpulkan data

Fase 5 (Menguji hipotesis)


7. Guru membimbing diskusi mengenai hipotesis
masing-masing kelompok untuk memperoleh
kesimpulan akhir.

Fase 6 (Merumuskan kesimpulan)

8. Guru memberi penegasan mengenai hasil dari


diskusi siswa.
9. Siswa mengerjakan latihan pada LKS
Penutup 1. Guru memberikan PR 10
2. Guru menginformasikan isi kegiatan pada menit
pertemuan berikutnya yaitu kesebangunan
segitiga

91
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
H. Alat / Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol, LKS
Sumber Belajar : LKS Matematika dengan model pembelajaran
inkuiri hal 1-13.
Referensi : Buku Siswa Matematika Kelas 9
I. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Uraian
Contoh Instrumen :

Indikator Pencapaian Penilaian


Kompetensi Bentuk
Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
3.6.3 Menentukan Tes tertulis Uraian 1) Di antara bangun-bangun
dua bangun berikut, manakah bangun
datar yang yang pasti sebangun?
sebangun
Jelaskan!
a. Dua jajargenjang
b. Dua persegi
3.6.4 Menentukan c. Dua persegi panjang
panjang sisi d. Dua segitiga sama sisi
yang belum
diketahui dari
dua bangun 2) Bangun berikut
datar yang merupakan dua bangun
sebangun yang sebangun. Tentukan
nilai x dan y.

92
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IX / 1
Pertemuan Ke- :2
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,


dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata

KI 4: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar
3.6 Memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan geometri melalui
pengamatan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6.2 Menentukan dua segitiga yang sebangun
3.6.3 Menentukan unsur yang belum diketahui pada dua segitiga sebangun
D. Tujuan Pembelajaran

93
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Siswa dapat menentukan dua segitiga yang sebangun
2. Siswa dapat menentukan syarat-syarat segitiga sebangun
3. Siswa dapat menentukan unsur yang belum diketahui pada dua
segitiga sebangun
E. Materi Pembelajaran
Kesebangunan Segitiga (syarat dua segitiga sebangun dan menentukan
unsur yang belum diketahui pada dua segitiga yang sebangun).
F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran : Inkuiri
Tipe Pembelajaran : Diskusi

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu


Pendahuluan 7. Guru memberi salam dan mengajak siswa 15
berdoa. menit
8. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
9. Guru mengabsensi siswa
10. Guru mengkomunikasikan materi yang akan
dipelajari yaitu Kesebangunan bangun datar
dan menjelaskan materi secara garis besar
yakni syarat dua bangun datar sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum
diketahui pada dua bangun datar yang
sebangun.
11. Guru mengkomunikasikan tujuan dan hasil
belajar yang diharapkan akan dicapai siswa.
12. Guru mengingatkan kembali pada siswa
mengenai materi bangun-bangun datar dan
perbandingan
Inti Fase 1 (Observasi untuk menemukan masalah ) 55
10. Guru menginstruksikan siswa untuk menit
membentuk kelompok yang setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang
11. Guru membagikan LKS yang dirancang
sendiri dengan menggunakan model
pembelajaran pencapaian konsep kepada

94
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
masing – masing kelompok.
12. Guru meminta siswa untuk membaca materi
yang ada di LKS dan menyelesaikan
kegiatan-kegiatan tahap presentasi data dan
identifikasi konsep dalam LKS

Fase 2 (Merumuskan masalah)

13. Siswa menyelesaikan soal pada tahap


pengujian konsep untuk menguji pencapaian
konsep yang mereka dapat dari kegiatan
tahap presentasi data dan identifikasi
masalah

Fase 3 (Merumuskan hipotesis)

14. Setiap kelompok mengkomunikasikan


hipotesis yang mereka peroleh pada tahap
sebelumnya

Fase 4 (Mengumpulkan data)


15. Guru membantu siswa melaksanakan
penyelidikan dan membimbing siswa dalam
mengumpulkan data

Fase 5 (Menguji hipotesis)


16. Guru membimbing diskusi mengenai
hipotesis masing-masing kelompok untuk
memperoleh kesimpulan akhir.

Fase 6 (Merumuskan kesimpulan)

17. Guru memberi penegasan mengenai hasil


dari diskusi siswa.
18. Siswa mengerjakan latihan pada LKS
Penutup 3. Guru memberikan PR 10
4. Guru menginformasikan isi kegiatan pada menit
pertemuan berikutnya yaitu kekongruenan

95
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
bangun datar
H. Alat / Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol, LKS
Sumber Belajar : LKS Matematika dengan model pembelajaran
inkuiri hal 14-27.
Referensi : Buku Siswa Matematika Kelas 9
I. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Uraian
Contoh Instrumen :

Indikator Penilaian
Pencapaian Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
3.6.4 Menentuk Tes Uraian 1) Selidiki apakah segitiga-segitiga
an dua tertulis dengan ukuran di bawah ini
segitiga sebangun dengan segitiga yang
yang sisi-sisinya 10 cm, 8 cm, dan 6
sebangun cm.
a) 15 cm, 20 cm, dan 25 cm
b) 9 cm, 12 cm, dan 15 cm
2) Diketahui Δ ABC dan Δ PQR
sebangun dengan ∠ A = 31o, ∠ B
= 112o, ∠ P = 37o dan ∠ Q =
3.6.5 Menentuk 31o.
an unsur a) Tentukan ∠C dan ∠ R.
yang b) Pasangan sisi-sisi mana yang
belum sebanding?
diketahui
pada dua 3) Perhatikan gambar dibawah ini.
segitiga Diketahui ∠ R = 40o dan ∠U =
sebangun 70o.

U V
96 P Q
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a) Tunjukkan bahwa ΔPQR
sebangun ΔUVW
b) Tentukan pasangan sisi yang
bersesuaian mempunyi
perbandingan yang sama

97
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IX / 1
Pertemuan Ke- :3
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

J. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,


dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata

KI 4: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori

K. Kompetensi Dasar
3.6 Memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan geometri melalui
pengamatan

L. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6.5 Menentukan dua bangun datar yang kongruen
3.6.6 Menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar
yang kongruen
M. Tujuan Pembelajaran

98
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Menentukan syarat-syarat dua bangun datar yang kongruen
4. Menentukan dua bangun datar yang kongruen
5. Menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar
yang kongruen
N. Materi Pembelajaran
Kekongruenan Bangun Datar (syarat dua bangun datar kongruen dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada dua bangun datar yang
kongruen).
O. Model Pembelajaran
Model pembelajaran : Inkuiri
Tipe Pembelajaran : Diskusi

P. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu


Pendahuluan 13. Guru memberi salam dan mengajak siswa 15
berdoa. menit
14. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
15. Guru mengabsensi siswa
16. Guru mengkomunikasikan materi yang akan
dipelajari yaitu Kesebangunan bangun datar
dan menjelaskan materi secara garis besar
yakni syarat dua bangun datar sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui
pada dua bangun datar yang sebangun.
17. Guru mengkomunikasikan tujuan dan hasil
belajar yang diharapkan akan dicapai siswa.
18. Guru mengingatkan kembali pada siswa
mengenai materi bangun-bangun datar dan
perbandingan
Inti Fase 1 (Observasi untuk menemukan masalah ) 55

19. Guru menginstruksikan siswa untuk menit


membentuk kelompok yang setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang
20. Guru membagikan LKS yang dirancang sendiri
dengan menggunakan model pembelajaran

99
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pencapaian konsep kepada masing – masing
kelompok.
21. Guru meminta siswa untuk membaca materi
yang ada di LKS dan menyelesaikan kegiatan-
kegiatan tahap presentasi data dan identifikasi
konsep dalam LKS

Fase 2 (Merumuskan masalah)

22. Siswa menyelesaikan soal pada tahap pengujian


konsep untuk menguji pencapaian konsep yang
mereka dapat dari kegiatan tahap presentasi
data dan identifikasi masalah

Fase 3 (Merumuskan hipotesis)

23. Setiap kelompok mengkomunikasikan hipotesis


yang mereka peroleh pada tahap sebelumnya

Fase 4 (Mengumpulkan data)


24. Guru membantu siswa melaksanakan
penyelidikan dan membimbing siswa dalam
mengumpulkan data

Fase 5 (Menguji hipotesis)


25. Guru membimbing diskusi mengenai hipotesis
masing-masing kelompok untuk memperoleh
kesimpulan akhir.

Fase 6 (Merumuskan kesimpulan)

26. Guru memberi penegasan mengenai hasil dari


diskusi siswa.
27. Siswa mengerjakan latihan pada LKS
Penutup 5. Guru memberikan PR 10
6. Guru menginformasikan isi kegiatan pada menit
pertemuan berikutnya yaitu mengadakan post
test.

100
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Q. Alat / Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol, LKS
Sumber Belajar : LKS Matematika dengan model pembelajaran
inkuiri hal 1-13.
Referensi : Buku Siswa Matematika Kelas 9
R. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Uraian
Contoh Instrumen :

Indikator Penilaian
Pencapaian
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
3.6.5 Menentuka Tes Uraian 1) Perhatikan gambar di bawah !
n dua tertulis C
D
bangun
datar yang
kongruen 4

Ac B
m 6
3.6.6 Menentuka
R
n panjang S

sisi yang 10
4
belum
diketahui Pc Q
m
dari dua
bangun a. Selidiki apakah persegi
datar yang panjang ABCD kongruen
kongruen dengan persegi panjang
PQRS ?
b. Selidiki apakah persegi
panjang ABCD sebangun
dengan persegi panjang
PQRS ?
Jelaskan hasil penyelidikanmu.

2) Diberikan segi empat KLMN


kongruen dengan segiempat
OPQR seperti di bawah !

101
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Diketahui perbandingan panjang
sisi-sisi pada segi empat KLMN, KL
: LM : MN : KN = 2 : 5 : 6 : 3.
Panjang sisi MN = 9 cm. Berapakah
panjang OP dan QR?

102
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Data Hasil Post-Test Materi Kesebangunan Kelas IX.B
SMP Negeri 16 Tanjung Jabung Timur

No Nama Nilai Post-Test Kriteria

1 A 80 Tuntas

2 B 80 Tuntas

3 C 87 Tuntas

4 D 93 Tuntas

5 E 67 Belum Tuntas

6 F 67 Belum Tuntas

7 G 80 Tuntas

8 H 60 Belum Tuntas

9 I 87 Tuntas

10 J 87 Tuntas

11 K 100 Tuntas

12 L 80 Tuntas

13 M 93 Tuntas

14 N 87 Tuntas

15 O 73 Belum Tuntas

16 P 93 Tuntas

17 Q 93 Tuntas

18 R 87 Tuntas

19 S 93 Tuntas

20 T 80 Tuntas

21 U 100 Tuntas

22 V 100 Tuntas

23 W 80 Tuntas

24 X 93 Tuntas

25 Y 93 Tuntas

26 Z 60 Belum Tuntas

27 AA 80 Tuntas

28 AB 80 Tuntas

29 AC 93 Tuntas

30 AD 87 Tuntas

103
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
31 AE 53 Belum Tuntas

32 AF 60 Belum Tuntas

33 AG 80 Tuntas

34 AH 87 Tuntas

35 AI 100 Tuntas

Nilai Tertinggi : 100

Nilai Terendah : 53

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


Persentase siswa yang tuntas = x 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

28
= x 100 %
35

= 80 %

104
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KISI-KISI SOAL UJICOBA POST-TEST

Satuan Pendidikan : SMP


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IX / Ganjil
Pokok Bahasan : Kesebangunan dan Kekongruenan
Standar Kompetensi : 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Nomor
Materi Indikator Indikator Soal
Dasar soal

1.1 Mengidentifikasi Kesebangu  Menentukan dua  Menyebutkan syarat dua


bangun-bangun datar bangun datar yang bangun datar dikatakan
nan Bangun Datar 1
yang sebangun dan sebangun sebangun
kongruen
 Syarat dua  Menentukan bangun-
bangun datar bangun datar yang
sebangun sebangun

 Menentukan bangun datar 2


yang sebangun dengan
bangun datar yang
diketahui

 Menghitung  Menentukan  Menghitung salah satu


panjang sisi panjang sisi yang panjang sisi dari dua
yang belum belum diketahui bangun datar sebangun 4,5
diketahui pada dari dua bangun yang diketahui
dua bangun datar yang
datar yang sebangun
sebangun
Kekongrue  Menentukan dua  Menyebutkan syarat dua
bangun datar yang bangun datar dikatakan
nan Bangun Datar 10
kongruen. kongruen

 Syarat dua  Menentukan bangun datar


bangun datar yang kongruen dengan
kongruen bangun datar yang
diketahui
11

105
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
 Menghitung  Menentukan  Menghitung jumlah
panjang sisi panjang sisi yang panjang sisi yang belum
yang belum belum diketahui diketahui dari dua 12
diketahui pada dari dua bangun trapesium yang kongruen
dua bangun datar yang
datar yang kongruen
kongruen
1.2Mengidentifikasi Kesebangunan  Menentukan dua  Menyebutkan syarat dua
sifat-sifat dua Segitiga segitiga sebangun segitga sebangun dari
segitiga sebangun gambar yang disajikan 6
dan kongruen
 Syarat dua
segitiga
sebangun
 Menghitung  Menentukan unsur  Menentukan sudut yang
unsur yang yang belum belum diketahui dari dua
belum diketahui dari dua segitiga sebangun dengan
diketahui pada segitiga yang menggunakan syarat dua
7
dua segitiga sebangun segitiga sebangun
yang sebangun
 Menghitung salah satu
panjang sisi dari dua
segitiga sebangun yang
diketahu

8,9

Kekongruenan  Menentukan dua  Menentukan segitiga-


Segitiga segitiga kongruen. segitiga yang kongruen
dari gambar yang
disajikan berdasarkan
13
syarat kekongruenannya
 Sifat dua
segitiga
kongruen  Menyebutkan syarat
 Syarat dua kekongruenan dari dua
segitiga segitiga yang disajikan
kongruen agar segitiga-segitga
tersebut kongruen.

 Menentukan pasangan-
14
pasangan segitiga yang
kongruen dari gambar
yang disajikan

17

106
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
 Menghitung  Menentukan unsur  Menghitung salah satu
unsur yang yang belum panjang sisi segitiga yang
belum diketahui dari dua belum diketahui dari dua
diketahui pada segitiga yang segitiga yang kongruen
15, 16
dua segitiga kongruen
yang kongruen
1.3Menggunakan  Penerapan  Menggunakan  Menyelesaikan soal cerita
konsep konsep konsep dengan menggunakan
kesebangunan kesebangunan kesebangunan konsep kesebangunan
segitiga dalam segitiga dalam dalam pemecahan
18,19,
pemecahan masalah pemecahan masalah
masalah. 20

107
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lembar Soal Uji Coba Post-Test Matematika Materi
Kesebangunan dan Kekongruenan
Waktu: 60 menit
Nama :
Kelas :
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada
pilihan jawaban yang anda anggap benar.

1) Syarat dua bangun datar yang sebangun adalah ….


a. Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding
b. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
c. Sisi-sisi yang bersesuaian dan sudut-sudut yang bersesuaian sebanding
d. Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding dan sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar

2) Berikut ini bangun yang pasti sebangun adalah ...


a. Dua jajar genjang
b. Dua belah ketupat
c. Dua segitiga sama sisi
d. Dua persegi panjang

3) Sebuah persegi berukuran 5 cm × 5 cm, sebangun dengan bangun yang


berukuran ….
a. 5 cm × 6 cm c. 6 cm × 6 cm
b. 6 cm × 5 cm d. 6 cm × 7 cm

4) Perhatikan gambar di bawah ! C


D
P Q

S R A B
108
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Bangun trapesium ABCD dan PQRS sebangun. Diketahui AB = 28
cm, CD = 4 cm, AD = 12 cm, PQ = 7 cm, dan QR = 3 cm. Panjang SR
adalah ….
a. 5 cm c. 3 cm
b. 4 cm d. 1 cm

5)
5 cm
x cm

8 cm

16 cm
Jika kedua bangun persegi panjang pada gambar di atas sebangun, panjang
x adalah ….
a. 8 cm c. 12 cm
b. 10 cm d. 15 cm

6) Perhatikan gambar di samping !

o o

Kedua segitiga di atas sebangun, terbukti dari unsur-unsur yang diketahui


yaitu ….
a. Sisi-sudut-sisi
b. Sisi-sisi-sudut
c. Sisi-sisi-sisi
d. Sudut-sudut-sudut
7) Dua segitiga pada gambar di bawah adalah sebangun, maka besar D dan
F berturut-turut adalah ….
F
C

70
o
50
o 109 o
A B Fakultas Tarbiyah dan 50
Keguruan UIN STS Jambi
D E
a. 60o dan 70o
b. 70o dan 60o
c. 50o dan 80o
d. 80o dan 50o

8) ∆ABC dan ∆DEF di bawah adalah segitiga yang sebangun. Panjang DF


adalah ….
F
C
O
O
8 cm

X X
A E
10 cm B 15 cm
D
15 cm
a. 9 cm c. 12 cm
cm
b. 10 cm d. 24 cm

9) Pada gambar segitiga di bawah, panjang AB = 5 cm, BC = 12 cm, dan BE


= 4 cm. Panjang DE adalah ….
10 C
a. cm
3
b. 10 cm
c. 20 cm D E
d. 60 cm
A B

10) Syarat dua bangun datar agar kongruen adalah ….


a. Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding
b. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
c. Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding dan sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar

110
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar

11) Sebuah persegi berukuran 6 cm × 6 cm kongruen dengan persegi yang


berukuran ….
a. 5 cm × 5 cm
b. 6 cm × 6 cm
c. 7 cm × 7 cm
d. 8 cm × 8 cm

12) Perhatikan gambar di bawah ini !

Dua bangun trapesium di atas kongruen. Nilai a + b + c + d = ….


a. 24
b. 34
c. 56
d. 58

13) Perhatikan gambar di bawah ini !

ao ao

ao

(i) (ii) (iii)

111
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari ketiga gambar no.10 di atas, segitiga-segitiga yang kongruen adalah
….
a. (i) dan (ii)
b. (i) dan (iii)
c. (ii) dan (iii)
d. (i) , (ii) , dan (iii)

14) Gambar disamping adalah segitiga sama kaki C

dengan AC = BC. Jika CD adalah garis bagi dari C


ke garis AB, maka dengan syarat kekongruenan ….
∆ADC kongruen dengan ∆BDC.
a. Sisi-sisi-sisi
b. Sisi-sudut-sisi
c. Sisi-sisi-sudut
A D B
d. Sudut-sisi-sudut

15) Perhatikan gambar jajagenjang


D C
disamping!
Jika panjang AB = (6x – 31) cm, CD = (3x
- 1) cm dan BC = (2x + 3) cm. Panjang AD =
A B
….
a. 29 cm c. 23 cm
b. 26 cm d. 20 cm

16) Perhatikan gambar di bawah ini !

112
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
∆PQR sama kaki dengan PQ = QR = 18 cm dan PR = 12 cm. Jika
∆PQR kongruen dengan ∆ABC, maka panjang AB adalah ….
a. 8 cm
b. 12 cm
c. 16 cm
d. 18 cm.

17) Pada jajargenjang PQRST di bawah, pasangan segitiga yang kongruen


adalah….

a. ∆PST dengan ∆STR


b. ∆QTR dengan ∆PQT
c. ∆PSR dengan ∆QSR
d. ∆PSR dengan ∆RQP

18) Panjang bayangan tugu karena sinar matahari adalah 15 m. Pada tempat
dan saat yang sama, tongkat sepanjang 1,5 m yang ditancapkan tegak lurus
terhadap tanah mempunyai bayangan 3 m. Tinggi tugu adalah ....
a. 6 m
b. 7,5 m
c. 8,5 m
d. 9 m

113
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kunci Jawaban Soal Ujicoba Post-Test Matematika Materi
Kesebangunan Dan Kekongruenan

1. D
2. C
3. C
4. D
5. B
6. A
7. B
8. C
9. A
10. D
11. B
12. B
13. B
14. B
15. C
16. D
17. D
18. B

114
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KISI-KISI SOAL POST-TEST

Satuan Pendidikan : SMP


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IX / Ganjil
Pokok Bahasan : Kesebangunan dan Kekongruenan
Standar Kompetensi : 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Nomor
Materi Indikator Indikator Soal
Dasar soal

1.2 Mengidentifikasi Kesebangu  Menentukan dua  Menentukan bangun-


bangun-bangun datar bangun datar yang bangun datar yang
nan Bangun Datar 1
yang sebangun dan sebangun sebangun
kongruen
 Syarat dua  Menentukan bangun datar
bangun datar yang sebangun dengan
sebangun bangun datar yang
diketahui
2

 Menghitung  Menentukan  Menghitung salah satu


panjang sisi panjang sisi yang panjang sisi dari dua
yang belum belum diketahui bangun datar sebangun 3,4
diketahui pada dari dua bangun yang diketahui
dua bangun datar yang
datar yang sebangun
sebangun
Kekongrue  Menentukan dua
bangun datar yang
nan Bangun Datar
kongruen.

 Syarat dua
bangun datar
kongruen
 Menghitung  Menentukan  Menghitung jumlah
panjang sisi panjang sisi yang panjang sisi yang belum
yang belum belum diketahui diketahui dari dua 9
diketahui pada dari dua bangun trapesium yang kongruen
dua bangun datar yang
datar yang kongruen
kongruen

115
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1.2Mengidentifikasi Kesebangunan  Menentukan dua  Menyebutkan syarat dua
sifat-sifat dua Segitiga segitiga yang segitga sebangun dari
segitiga sebangun sebangun gambar yang disajikan 5
dan kongruen
 Syarat dua
segitiga
sebangun
 Menghitung  Menentukan unsur  Menentukan sudut yang
unsur yang yang belum belum diketahui dari dua
belum diketahui dari dua segitiga sebangun dengan
diketahui pada segitiga yang menggunakan syarat dua
6
dua segitiga sebangun segitiga sebangun
yang sebangun
 Menghitung salah satu
panjang sisi dari dua
segitiga sebangun yang
diketahu

7,8

Kekongruenan  Menentukan dua  Menentukan segitiga-


Segitiga segitiga yang segitiga yang kongruen
kongruen. dari gambar yang
disajikan berdasarkan
10
syarat kekongruenannya
 Sifat dua
segitiga
kongruen  Menyebutkan syarat
 Syarat dua kekongruenan dari dua
segitiga segitiga yang disajikan
kongruen agar segitiga-segitga
tersebut kongruen.

 Menentukan pasangan-
11
pasangan segitiga yang
kongruen dari gambar
yang disajikan

13

 Menghitung  Menentukan unsur  Menghitung salah satu


unsur yang yang belum panjang sisi segitiga yang
belum diketahui dari dua belum diketahui dari dua
diketahui pada segitiga yang segitiga yang kongruen
12
dua segitiga kongruen
yang kongruen

116
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1.3Menggunakan  Penerapan  Menggunakan  Menyelesaikan soal cerita
konsep konsep konsep dengan menggunakan
kesebangunan kesebangunan kesebangunan konsep kesebangunan
segitiga dalam segitiga dalam dalam pemecahan
14,15
pemecahan masalah pemecahan masalah
masalah.

117
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lembar Soal Post-Test Matematika Materi
Kesebangunan dan Kekongruenan
Waktu: 60menit
Nama :
Kelas :
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada
pilihan jawaban yang anda anggap benar.

19) Berikut ini bangun yang pasti sebangun adalah ....


e. Dua jajar genjang
f. Dua belah ketupat
g. Dua segitiga sama sisi
h. Dua persegi panjang

20) Sebuah persegi berukuran 5 cm × 5 cm, sebangun dengan bangun yang


berukuran….
c. 5 cm × 6 cm c. 6 cm × 6 cm
d. 6 cm × 5 cm d. 6 cm × 7 cm

21) Perhatikan gambar di bawah ! C


D
P Q

S R A B
Bangun trapesium ABCD dan PQRS sebangun. Diketahui AB = 28
cm, CD = 4 cm, AD = 12 cm, PQ = 7 cm, dan QR = 3 cm. Panjang SR
adalah ….
c. 5 cm c. 3 cm
d. 4 cm d. 1 cm
22)
5 cm
x cm

8 cm

16 cm
118
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jika kedua bangun persegi panjang pada gambar di atas sebangun, panjang
x adalah ….
c. 8 cm c. 12 cm
d. 10 cm d. 15 cm

23) Perhatikan gambar di samping !

o o

Kedua segitiga di atas sebangun, terbukti dari unsur-unsur yang diketahui


yaitu ….
e. Sisi-sudut-sisi
f. Sisi-sisi-sudut
g. Sisi-sisi-sisi
h. Sudut-sudut-sudut

24) Dua segitiga pada gambar di bawah adalah sebangun, maka besar D dan
F berturut-turut adalah …. F
o
e. 60 dan 70 o C

f. 70o dan 60o


g. 50o dan 80o
o o
70 50 o
h. 80o dan 50o 50
A B D E

25) ∆ABC dan ∆DEF di bawah adalah segitiga yang sebangun. Panjang DF
adalah ….
F
C O
O
8 cm

X X
E
A 15 cm
B D
10 cm 15 cm

119 cm
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. 9 cm c. 12 cm
d. 10 cm d. 24 cm

26) Pada gambar segitiga di samping, panjang


C
AB = 5 cm, BC = 12 cm, dan BE = 4 cm.
Panjang DE adalah ….
10
e. cm
3 D E
f. 10 cm
A B
g. 20 cm
h. 60 cm

27) Perhatikan gambar trapesium di bawah ini !

Dua bangun trapesium di atas kongruen. Nilai a + b + c + d = ….


e. 24
f. 34
g. 56
h. 58

28) Perhatikan gambar di bawah ini !

ao ao

ao

(ii) (ii) (iii)

120
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari ketiga gambar no.10 di atas, segitiga-segitiga yang kongruen adalah
….
e. (i) dan (ii)
f. (i) dan (iii)
g. (ii) dan (iii)
h. (i) , (ii) , dan (iii)

29) Gambar disamping adalah segitiga sama kaki C


dengan AC = BC. Jika CD adalah garis bagi dari C
ke garis AB, maka dengan syarat kekongruenan ….
∆ADC kongruen dengan ∆BDC.
a. Sisi-sisi-sisi
b. Sisi-sudut-sisi
c. Sisi-sisi-sudut
A D B
d. Sudut-sisi-sudut

30) Perhatikan gambar di samping !


∆PQR sama kaki dengan PQ = QR
= 18 cm dan PR = 12 cm. Jika
∆PQR kongruen dengan ∆ABC,
maka panjang AB adalah ….
e. 8 cm c. 16 cm
f. 12 cm d. 18 cm
31) Pada jajargenjang PQRST di bawah, pasangan segitiga yang kongruen
adalah….
e. ∆PST dengan ∆STR
f. ∆QTR dengan ∆PQT
g. ∆PSR dengan ∆QSR
h. ∆PSR dengan ∆RQP

121
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
32) Panjang bayangan tugu karena sinar matahari adalah 15 m. Pada tempat
dan saat yang sama, tongkat sepanjang 1,5 m yang ditancapkan tegak lurus
terhadap tanah mempunyai bayangan 3 m. Tinggi tugu adalah ....
e. 6 m
f. 7,5 m
g. 8,5 m
h. 9 m

33) Sebuah foto berukuran 24 cm x 36 cm ditempelkan pada sehelai karton.


Pada sebelah atas, kiri, dan kanan foto masih terdapat sisa karton yang
lebarnya 3 cm. Jika karton dan foto tersebut sebangun, lebar karton yang
tersisa di bagian bawah foto adalah ….
a. 4 cm c. 6 cm
b. 5 cm d. 7 cm

122
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kunci Jawaban Soal Post-Test Matematika Materi
Kesebangunan Dan Kekongruenan

1. C
2. C
3. D
4. B
5. A
6. B
7. C
8. A
9. B
10. B
11. B
12. D
13. D
14. B
15. C

123
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KATA PENGANTAR

P
uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, karena atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya, penyusunan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Matematika dengan model pembelajaran
Inkuiri pada materi Kesebangunan dan Kekongruenan ini dapat
diselesaikan.
LKS materi Kesebangunan dan Kekongruenan yang
disusun dengan menggunakan tahap-tahap model pembelajaran
Inkuiri ini ditulis sebagai salah satu perangkat pembelajaran
mata pelajaran matematika di sekolah.
Materi Kesebangunan dalam LKS ini, disusun secara
terstruktur, konsep disajikan dengan sederhana melalui
kegiatan siswa dan dilengkapi gambar pendukung. Kegiatan
siswa yang diberikan bertujuan agar siswa mampu
mengkonstruksi sendiri pengetahuan atau konsep yang sedang
dipelajari. Gambar dan simbol, dibuat semenarik mungkin
untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang
sedang dipelajari. LKS ini juga dilengkapi dengan contoh soal
dan tugas-tugas latihan agar siswa dapat menguji
kemampuannya setelah mempelajari materi kesebangunan
dalam LKS ini.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika, siswa
diharapkan dapat memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikannya untuk
memecahkan suatu masalah. Selain itu, siswa juga diharapkan
agar mampu menggunakan penalaran, mengkomunikasikan
gagasan dengan berbagai perangkat matematika, serta
memiliki sikap menghargai matematika dalam kehidupan.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan
penerbitan LKS ini.
Jambi, 2018

Penyusun

124
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
PETUNJUK BELAJAR MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ................................................................ iv
KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI ............................................................................. v
PETA KONSEP ...................................................................................................................... vi
KATA KUNCI ......................................................................................................................... vi

LEMBAR KERJA 1 .................................................................................................................... 1


A. KESEBANGUNAN BANGUN DATAR ............................................................................. 1
1) Syarat Dua Bangun Datar Sebangun ........................................................................ 1
2) Menghitung Panjang Sisi yang Belum Diketahui pada Dua Bangun
Datar yang Sebangun ...................................................................................... ......... 9

LEMBAR KERJA 2 ................................................................................................................ 14


B. KESEBANGUNAN SEGITIGA ..................................................................................... 14
1) Syarat Dua Segitiga Sebangun............................................................................... 14
2) Menentukan Unsur yang Belum Diketahui pada Dua
Segitiga yang Sebangun ........................................................................................... 24

LEMBAR KERJA 3 ................................................................................................................ 28


C. KEKONGRUENAN BANGUN DATAR .......................................................................... 28
1) Syarat Dua Bangun Datar Kongruen ...................................................................... 28
2) Menghitung Panjang Sisi yang Belum Diketahui pada Dua
Bangun Datar yang Kongruen .................................................................................. 35

UJI KOMPETENSI ............................................................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 40

125
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PETUNJUK BELAJAR MENGGUNAKAN LEMBAR
KERJA SISWA (LKS) DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI

Petunjuk bagi guru, yaitu:


1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

2) Pada tahap presentasi data dan identifikasi masalah; dan tahap

menguji Inkuiri, guru melakukan pengamatan dan berperan

sebagai fasilitator yang mengarahkan dan membimbing siswa

dalam menemukan konsep dari materi yang dipelajari.

3) Pada tahap menganalisis kemampuan berpikir startegis, guru

membimbing diskusi mengenai hipotesis masing-masing kelompok

untuk memperoleh kesimpulan akhir.

Petunjuk bagi siswa, yaitu:


1) Pada tahap presentasi data dan identifikasi masalah :

a) Siswa membaca dan mengamati contoh konsep dari materi

yang dipelajari

b) Siswa menyelesaikan kegiatan pada LKS

c) Siswa membuat hipotesis mengenai konsep materi yang

dibahas.

2) Pada tahap menguji Inkuiri:

a) Siswa diberi kesempatan untuk menguji hipotesis yang dibuat

dengan cara menyelesaikan contoh soal.

3) Pada tahap menganalisis kemampuan berpikir strategis:

126
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a) Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman

sekelompok atau teman sebangku untuk merumuskan

kesimpulan mengenai konsep dari materi yang dipelajari.

4) Siswa mengerjakan soal-soal latihan

127
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI


KOMPETENSI DASAR

1.1 Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen.


1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen.
1.3 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menentukan syarat-syarat dua bangun datar sebangun.
2. Menentukan dua bangun datar yang sebangun.
3. Menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar yang
sebangun.
4. Menentukan syarat-syarat dua bangun datar kongruen
5. Menentukan dua bangun datar yang kongruen.
6. Menentukan panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar yang
kongruen.
7. Menentukan syarat-syarat dua segitiga sebangun .
8. Menentukan dua segitiga sebangun.
9. Menentukan unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang sebangun.
10. Menyebutkan sifat-sifat dua segitiga kongruen .
11. Menentukan syarat-syarat dua segitiga kongruen
12. Menentukan dua segitiga kongruen
13. Menentukan unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang kongruen.
14. Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah.
128
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PETA KONSEP

Kesebangunan dan Kekongruenan

memahami

Kesebangunan Kekongruenan
Bangun Datar Bangun Datar

Syarat Dua Bangun Syarat Dua Bangun


Datar Sebangun Datar Kongruen

membangun konsep

Kesebangunan Kekongruenan
Segitiga Segitiga
memahami memahami
Syarat Dua Segitiga Sifat Dua Segitiga
Sebangun Kongruen

Syarat Dua Segitiga


Kongruen

dipakai untuk

Penerapan

KATA KUNCI
 Kesebangunan  Kekongruenan
 Sebangun  Kongruen
 Sama dan sebangun

129
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
LEMBAR KERJA 1

A. KESEBANGUNAN BANGUN DATAR

1) SYARAT DUA BANGUN DATAR SEBANGUN

Tahap 1. Presentasi data


dan Mengidentifikasi

Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kamu pernah mendengar istilah

memperbesar atau memperkecil foto. Ketika kamu memperbesar (atau

memperkecil) foto, berubahkah bentuk gambarnya? Bentuk benda pada foto mula-

mula dengan foto yang telah diperbesar adalah sama, tetapi ukurannya berbeda

dengan perbandingan yang sama. Gambar benda pada foto mula-mula dengan foto

yang telah diperbesar merupakan contoh dua bangun yang sebangun. Dengan

kata lain, dua benda yang dapat diubah dengan menggunakan

pembesaran/pengecilan yang terkadang diikuti dengan pergeseran, pencerminan,

atau perputaran, sehingga bentuknya sama tetapi ukurannya berbeda disebut

sebangun.

Amatilah pasangan bangun-bangun berikut ini.

a. c.

130
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. d.

Gambar 1.1
Gambar 1.1 menunjukkan pasangan bangun-bangun yang mungkin

sebangun, tetapi ada yang tidak sebangun. Jika dilihat dari bentuknya, maka

bangun yang sebangun harus memiliki bentuk yang sama.

Perhatikan Gambar 1.1 (a) , (b) dan (d). Bagaimanakah bentuk dari

bangun-bangun tersebut?

Jawaban: ___________________________ .

Ternyata pasangan bangun-bangun tersebut memiliki bentuk yang sama,

sehingga bisa dikatakan Gambar 1.1 (a), (b) dan (d) mungkin merupakan contoh

pasangan bangun-bangun yang sebangun.

Bagaimana pula dengan bentuk dari bangun pada Gambar 1.1 (c) ?

Jawaban: __________________________ .

Pasangan bangun pada Gambar 1.1 (c) memiliki bentuk yang berbeda,

sehingga dapat dipastikan Gambar 1.1 (c) bukan contoh bangun yang sebangun.

131
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sekarang, coba kamu perhatikan kata “mungkin” pada kalimat diatas.

Ternyata, untuk memastikan dua bangun yang sebangun, tidak cukup dengan

melihat apakah dua bangun tersebut mempunyai bentuk yang sama tetapi juga

harus dilihat sudut dan perbandingan sisi-sisinya. Oleh karena itu, untuk dapat

mengetahui apakah dua bangun bisa dikatakan sebangun, kamu harus memahami

syarat dua bangun yang sebangun.Coba perhatikan Gambar 1.2 dan Gambar 1.3,

kemudian jawablah pertanyaan di bawah !

D C

R
S
6

4
A B Pc Q
m
9 6

Gambar 1.2

N M

W V
4

K
T U
L
9 5

Gambar 1.3

132
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Apakah nama bangun datar ABCD pada gambar 1.2 ?

Jawaban: _____________________________

2. Apakah nama bangun datar PQRS pada gambar 1.2 ?

Jawaban: _____________________________

3. Bagaimanakah ukuran perbandingan sisi-sisi bersesuaian (seletak) pada

gambar 1.2? AD 6
= = 2∶3
PS …
Jawaban:

AB …
= = … ∶ …
PQ 6

4. Apakah nama bangun datar KLMN pada gambar 1.3 ?

Jawaban: _____________________________

5. Apakah nama bangun datar TUVW pada gambar 1.3 ?

Jawaban: _____________________________

6. Bagaimanakah ukuran perbandingan sisi-sisi bersesuaian (seletak) pada

gambar 1.2? KN 4
= = 4∶5
TW …
Jawaban:

KL …
= = … ∶ …
TU 5

Setelah melakukan pengamatan dan menjawab pertanyaan di atas,


coba kamu amati perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) dan sudut-
sudut yang bersesuaian (seletak) pada tiap pasang bangun di atas, apakah
perbandingan sisi-sisinya senilai atau tidak? Apakah perbandingan sudut-
sudutnya sama besar atau tidak ? Agar kamu lebih paham, bacalah kolom
berikut !

133
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 1.2

 Perhatikan sudut – sudut yang bersesuaian (seletak) pada kedua bangun


datar diatas yaitu:
A =∠P  ... = ∠ R
 B = ∠ ...  ... = ∠…
Masing–masing sudut pada kedua bangun datar adalah sudut siku-siku,
maka besar sudutnya adalah 900 , sehingga sudut – sudut yang
bersesuaian pada kedua bangun datar tersebut sama besar.

 Pada bangun segiempat ABCD dan PQRS


Perbandingan sisi yang bersesuaian (seletak) yaitu :
AD 6 3
= =
PS … …
Ingat !!
dan
 Sudut
CD … …
= = dilambangkan
RS 6 …
dengan 
 Sudut siku-
siku = 90o

Gambar 1.3

 Perhatikan sudut – sudut yang bersesuaian (seletak) pada kedua bangun


datar diatas yaitu:
K =∠T M =∠…
L =∠U  ... = ∠W
Masing–masing sudut pada kedua bangun datar adalah sudut siku-siku,
maka besar sudutnya adalah ...... 0 , sehingga sudut – sudut yang
bersesuaian pada kedua bangun datar tersebut sama besar.

 Pada bangun segiempat KLMN dan TUVW


Perbandingan sisi yang bersesuaian (seletak) yaitu :
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................

134
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Apakah yang dapat kamu peroleh dari kegiatan di atas? Jika pengerjaan

kamu benar dan tepat, maka kamu akan mendapati bahwa:

 Gambar 1.2 memiliki perbandingan sisi yang

bersesuaian (seletak) senilai dan sudut yang

bersesuaian (seletak) sama besar, dan Gambar 1.2

merupakan contoh bangun datar yang sebangun.

 Pada Gambar 1.3, sudut yang bersesuaian (seletak)

sama besar, sedangkan perbandingan sisi-sisi yang

bersesuaian(seletak) tidak sama, sehingga Gambar

1.3 bukanlah contoh bangun datar yang sebangun.

Berdasarkan kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang dua bangun

datar yang sebangun? Tulislah syarat dua bangun datar dikatakan sebangun

dengan kata-katamu sendiri pada kotak di bawah ini!

135
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahap 2. Menguji Pemahaman

Agar lebih memantapkan pemahaman, mari kita

lanjutkan dengan memperhatikan Gambar 1.4 di bawah ini,

kemudian tentukan manakah bangun datar yang sebangun?


2 cm
D C H G
2 cm

E F
6 cm

9 cm
L K
2 cm
I J

A B
5 cm
S R W V

4 cm
6 cm
T U

P Q

Gambar 1.4

Tuliskan jawabanmu pada kotak berikut !

......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
136
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Sekarang, carilah benda-benda di sekitarmu yang permukaannya
menurutmu sebangun. Apakah syarat-syarat yang kamu berikan untuk dua bangun
sebangun terpenuhi?

Catatlah pada kotak berikut !

Tahap 3. Menganalisis
Kemampuan Berpikir Strategis

Diskusikan syarat dua bangun datar dikatakan sebangun yang telah kamu
tetapkan di atas, bersama teman-temanmu! Kemudian tulis kesimpulannya pada
kotak di bawah ini!
Kesimpulan :

Dua bangun datar dikatakan sebangun jika dan hanya jika memenuhi syarat-syarat
berikut.
1.

2.

Catatan :
Sebangun dilambangkan dengan ~ .Misal segiempat ABCD sebangun dengan
137
segiempat KLMN ditulis: segiempat ABCD ~ segiempat KLMN.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2) MENGHITUNG PANJANG SISI YANG BELUM DIKETAHUI
PADA DUA BANGUN DATAR YANG SEBANGUN

CONTOH

Contoh 1: Diketahui dua persegi panjang yang sebangun seperti gambar di bawah ini.

D C
H G
15 cm
𝑥

A B E F
20 cm 15 cm

a. Hitunglah panjang sisi 𝑥, dengan 𝑥 lebih kecil dari 15 cm.


b. Hitunglah perbandingan panjang kedua persegi panjang.

Penyelesaian 1:

Diketahui : Persegi panjang ABCD dan persegi panjang EFGH


sebangun
Panjang persegi panjang ABCD = 𝐴𝐵= 20 cm
Lebar persegi panjang ABCD = 𝐵𝐶 = 15 cm
Panjang persegi panjang EFGH =𝐸𝐹= 15 cm
Lebar persegi panjang EFGH = 𝐹𝐺 = 𝑥
Ditanya :
a. Panjang 𝑥
b. 𝑝𝐴 ∶ 𝑝𝐸 dan 𝑙𝐴 ∶ 𝑙𝐸
Jawab:
a. Salah satu syarat dua bangun dikatakan sebangun adalah
sisi-sisi yang bersesuaian sebanding. Oleh karena segiempat
ABCD dan segiempat EFGH sebangun, maka berlaku :
𝐴𝐵 𝐵𝐶
=
𝐸𝐹 𝐹𝐺
20 𝑐𝑚 15 𝑐𝑚
=
15 𝑐𝑚 𝑥
15 𝑐𝑚 × 15𝑐𝑚
𝑥=
20𝑐𝑚
138
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
225 𝑐𝑚2
𝑥= = 11.25 𝑐𝑚
20𝑐𝑚
b. perbandingan sisi panjang kedua segiempat yaitu :

𝐴𝐵 20 𝑐𝑚 4
= =
𝐸𝐹 15 𝑐𝑚 3

perbandingan sisi lebar kedua segiempat yaitu:

𝐵𝐶 15 𝑐𝑚 15 𝑐𝑚 4
= = =
𝐹𝐺 𝑥 11.25𝑐𝑚 3

Jadi, nilai x = 11,25 cm dan perbandingan panjang kedua


persegi panjang adalah 4 : 3

Contoh 2 : Diberikan trapesium ABCD dan trapesium PQRS sebangun seperti


gambar dibawah. Tentukan panjang CD dan PQ!
S 9 cm R

D C

15 cm
10 cm

A B
12 cm P Q

Penyelesaian 2 : Diketahui : Trapesium ABCD sebangun dengan trapesium


PQRS.
Trapesium ABCD Trapesium PQRS

AD = 10 cm RS = 9 cm

AB = 12 cm PS= 15 cm

Ditanya : Panjang CD dan PQ ?


Jawab:
Karena trapesium ABCD dan trapesium PQRS sebangun, maka
berlaku :
𝐴𝐷 𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐶𝐷
= = =
𝑃𝑆 𝑃𝑄 𝑄𝑅 𝑅𝑆
139
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Panjang CD
𝐴𝐷 𝐶𝐷
=
𝑃𝑆 𝑅𝑆

10 𝑐𝑚 𝐶𝐷
=
15 𝑐𝑚 9 𝑐𝑚
10 𝑐𝑚 × 9 𝑐𝑚
𝐶𝐷 =
15 𝑐𝑚

90 𝑐𝑚2
𝐶𝐷 = = 6 𝑐𝑚
15𝑐𝑚

b. Panjang PQ
𝐴𝐷 𝐴𝐵
=
𝑃𝑆 𝑃𝑄
10 𝑐𝑚 12 𝑐𝑚
=
15 𝑐𝑚 𝑃𝑄

15 𝑐𝑚 × 12 𝑐𝑚
𝑃𝑄 =
10 𝑐𝑚
180 𝑐𝑚2
𝑃𝑄 = = 18 𝑐𝑚
10 𝑐𝑚

Jadi, panjang CD pada trapesium ABCD adalah 6 cm dan


panjang PQ pada trapesium PQRS adalah 18 cm.

140
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
AYO BERLATIH

Kerjakanlah soal-soal berikut !

1. Manakah di antara bangun-bangun berikut yang pasti sebangun?

e. Dua jajargenjang

f. Dua persegi

g. Dua persegi panjang

h. Dua trapesium

i. Dua segitiga sama sisi

2. Gambar-gambar berikut merupakan dua bangunyang sebangun. Tentukan

nilai x dan y!

a.

b.

141
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Selesaikan soal-soal di atas, kemudian
salinlah pada kotak
kolom berikut!
berikut!

NILAI = ………..
142
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
LEMBAR KERJA 2

B. KESEBANGUNAN SEGITIGA

1) SYARAT DUA SEGITIGA SEBANGUN

Tentunya kalian masih ingat tentang syarat dua bangun datar yang
sebangun. Coba sebutkan?

Dua bangun datar dikatakan sebangun jika dan hanya jika


memenuhi:
1) Panjang sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) memiliki
perbandingan senilai .
2) Sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) sama besar .

Lebih lanjut, kita akan mengaplikasikannya pada salah satu bangun datar

yaitu segitiga. Perhatikan gambar berikut ini!

R
37o

10 37o
8 5
4

53o 53o
A B P Q
6 3

Gambar 2.1

143
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Perhatikan ∆ABC dan ∆PQR pada Gambar 2.1 diatas, diperoleh bahwa:

 Sisi-sisi yang berseuaian (seletak) memiliki perbandingan


yang sama, yaitu:
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐴𝐶
= =
𝑃𝑄 𝑄𝑅 𝑃𝑅

6 10 8
= =
3 5 4
2 = 2 = 2
 Sudut yang bersesuaian (seletak) juga sama besar, yaitu:
 A =  P = 90°
 B = Q = 53°
 C =  R = 37°
Ingat !!

Segitiga dilambangkan
dengan ∆.

 Dari contoh di atas, tampak bahwa ∆ABC sebangun dengan ∆PQR,


sehingga secara umum syarat dua bangun datar sebangun, juga dipenuhi oleh
segitiga. Dengan kata lain bahwa:

Dua segitiga dikatakan sebangun jika dan hanya jika memenuhi:


1) Panjang sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) memiliki
perbandingan senilai.
2) Sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) sama besar.

Dengan demikian, kamu harus menghitung setiap panjang sisi dan besar

sudut kedua segitiga untuk membuktikan kesebangunandua segitiga tersebut.

144
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tentunya hal ini akan menyita waktu.Apakah kamu tahu cara lain yang lebih

efektif? Oleh karena itu, untuk memudahkan kamu dalam mengetahui

kesebangunan segitiga, pelajarilah kesebangunan segitiga pada halaman berikut.

Tahap 1. Presentasi Data


dan Identifikasi Konsep

Berbeda dengan bangun datar yang lain, syarat-syarat untuk membuktikan


kesebangunan pada segitiga memiliki keistimewaan tersendiri. Untuk
mengetahuinya, amatilah gambar-gambar dari contoh dua segitiga yang sebangun
berikut, kemudian jawablah pertanyaan di bawah!

C
1.
G

A B E F

3 cm 2 cm
(a)

10 cm M
8 cm

5 cm
4 cm

Gambar 2.2
Q L
P K
6 cm 3 cm
145 (b)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pertanyaan 1 : Pada kedua pasangan segitiga di atas, unsur segitiga yang
diketahui adalah ketiga sisi-sisinya, dengan perbandingan sisi-sisi
yang bersesuaiannya sama panjang. Sekarang, ukurlah besar
sudut-sudut yang bersesuaiannya dengan menggunakan busur,
apakah sama besar?

Jawaban 1: Gambar 2.2 (a)

 Hasil pengukuran sudut-sudut segitiga, yaitu:


Pada ∆ABC Pada ∆EFG
A=…o E = … o
B=…o F= … o
C=…o G = … o
 Perhatikan sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) pada kedua
segitiga diatas yaitu:
 A =  … = …o
 B = F = … o
 C =  … = …o
 Apakah sudut-sudutnya sama besar ?
Jawab _____________________ :

Gambar 2.2 (b)

 Hasil pengukuran sudut-sudut segitiga, yaitu:


Pada ∆KLM Pada ∆PQR
K = … o P = … o
L = … o Q = … o
M = … o R = … o
 Perhatikan sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) pada kedua
segitiga diatas yaitu:
K =  P = … o
L =  … = … o
M =  … = … o
146
 Fakultas Tarbiyah
Apakah sudut-sudutnya dan Keguruan
sama besar ? UIN STS Jambi

Jawab _____________________ :
2. C

o
60 G
o
60

o
60o 60 60o 60
o

A B E F

(a)

o
40

o
40

90o o
50 o
90o 50
K L P Q

(b)

Gambar 2.3

Pertanyaan 2 : Pada Gambar 2.3 di atas, unsur-unsur yang diketahui pada

pasangan-pasangan segitiga tersebut adalah ketiga sudut-

sudutnya, dengan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Coba

147
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kamu ukur panjang sisi-sisinya. Apakah sisi-sisi yang

bersesuaiannya memiliki perbandingan yang sama?

Jawaban 2 :

Gambar 2.3 (a) Gambar 2.3 (b)

 Hasil pengukuran sisi-sisi segitiga,  Hasil pengukuran sisi-sisi segitiga,

yaitu: yaitu:

Pada ∆ABC Pada ∆EFG Pada Pada

AB = … cm EF = … cm ∆KLM ∆PQR

BC = … cm FG= … cm KL= …cm PQ =

AC = … cm EG = … cm LM= …cm …cm

KM = …cm QR =

 Perhatikan sisi-sisinya yang … cm

bersesuaian (seletak) pada kedua PR =

segitiga diatas yaitu: …cm

𝐴𝐵 … cm …
= =
𝐸𝐹 … cm …
 Perhatikan sisi-sisinya yang
𝐵𝐶 … cm …
= =
𝐹𝐺 … cm … bersesuaian (seletak) pada kedua

𝐴𝐶 … cm … segitiga diatas yaitu:


= =
𝐸𝐺 … cm …
𝐾𝐿 … cm …
= =
𝑃𝑄 … cm …

 Apakah perbandingan sisi-sisi 𝐿𝑀 … cm …


= =
𝑄𝑅 … cm …
bersesuaiannya sama (senilai) ?
𝐾𝑀 … cm …
Jawab : ___________________ = =
𝑃𝑅 … cm …

148
 Apakah
Fakultas Tarbiyah perbandingan
dan Keguruan UIN STS Jambi sisi-sisi

bersesuaiannya sama (senilai) ?


G
3.
C
3,75 cm
2,5 cm
75o
75o
E F
A B
2 cm 3 cm

Gambar 2.4

Pertanyaan 3 : Pasangan-pasangan segitiga tersebut memiliki perbandingan


dua sisi bersesuaian yang sama panjang dan sudut yang diapitnya
sama besar. Coba kamu ukur panjang sisi-sisi yang belum
diketahui. Apakah sisi-sisi tersebut memiliki perbandingan yang
sama dengan sisi-sisi yang lainnya? Kemudian, ukur pula sudut-
sudut yang bersesuaiannya, apakah hasilnya sama besar?

Jawaban 3 : Gambar 2.4 (a)


 Perbandingan sisi-sisi bersesuaian yang diketahui, yaitu:
AB 2 cm … AC 2,5 cm 2
= = = =
EF … cm … d EG 3,75 cm 3
an

 Sudut-sudut bersesuaian yang diketahui, yaitu:


A = E = 75 o

 Hasil pengukuran sisi dan sudut yang belum diketahui, yaitu :


BC = … cm FG = … cm
B = … o
F = … o
C = … o G= … o

Kesimpulan :
Perbandingan sisi-sisi tersebut adalah _____________
dengan sisi-sisi yang diketahui di atas, yaitu :
BC … cm …
149 = =
FG … cm …
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan sudut-sudut yang bersesuaian ____________ , yaitu
B = F = … o dan C = G = … o
Tuliskan hasil pengukuran kalian terhadap gambar 2.4 (b),pada
kolom di bawah ini ! kemudian jawablah pertanyaan 3 di atas !

Apa yang kamuperoleh dari kegiatan di atas ? Jika pengerjaan kalian benar
dan tepat, akan diperoleh kesimpulan bahwa untuk memeriksa kesebangunan pada
segitiga, cukup dengan melakukan tes pada kedua segitiga tersebut sesuai dengan
unsur-unsur yang diketahui, yaitu sisi-sisi-sisi (s-s-s), sudut-sudut-sudut (sd-sd-sd)
dan sisi-sudut-sisi (s-sd-s) seperti gambar-gambar di atas.

Berdasarkan kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentangsegitiga-


segitigayang sebangun? Tulislah syarat dua segitiga dikatakan sebangun dengan
kata-katamu sendiri pada kotak di bawah ini !

150
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahap2. Menguji
Pencapaian
Pemahaman

Agar lebih memantapkan pemahaman, mari kita lanjutkan


dengan memperhatikan Gambar 2.4 di bawah ini, kemudian
tentukan manakah segitiga yang sebangun?

Gambar 2.5

Tuliskan jawaban kalian pada kotak di bawah ini !

151
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahap 3. Menguji Analisis
Berpikir Strategis

Diskusikan syarat dua segitiga dikatakan sebangun yang telah kamu


tetapkan di atas, bersama teman-temanmu! Kemudian tulis kesimpulannya pada
kotak di bawah ini !

Kesimpulan :

Dua segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi salah satu syarat


berikut.
1.

2.

Catatan:
Untuk melihat sisi bersesuaian (seletak) pada sebuah segitiga, kita
dapat menggunakan perbandingan berikut:
𝑠𝑖𝑠𝑖𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔∆1 𝑠𝑖𝑠𝑖𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘∆1 𝑠𝑖𝑠𝑖𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎∆1
= =
𝑠𝑖𝑠𝑖𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔∆2 𝑠𝑖𝑠𝑖𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘∆2 𝑠𝑖𝑠𝑖𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎∆2

Dan untuk sudut bersesuaian (seletak), kita dapat menggunakan :


Sudut ∆1= sudut ∆2 yang masing-masing berhadapan dengan sisi
terpanjang
Sudut ∆1= sudut ∆2 yang masing-masing berhadapan dengan sisi
terpendek
Sudut ketiga ∆1 = sudut ketiga ∆2

152
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2) MENENTUKAN UNSUR YANG BELUM DIKETAHUI PADA
DUA SEGITIGA YANG SEBANGUN

CONTOH

Contoh 1: Perhatikan gambar berikut !

Jika kedua segitiga pada gambar tersebut sebangun, tentukan panjang PR ?

Diketahui : ∆PQR sebangun dengan ∆KLM


Pdenyelesaian 1:
Pada ∆PQR Pada ∆KLM

PQ = 21 cm KL = 7 cm

QR = 30 cm LM = 10 cm

KM = 6 cm

Ditanya : Panjang PR?


Jawab :
Karena ∆PQR sebangun dengan ∆KLM, dan unsur-unsur yang
diketahui adalah sisi-sisinya, maka berlaku sifat kesebangunan segitiga
sisi-sisi-sisi (s.s.s), yaitu:
𝑃𝑄 𝑄𝑅 𝑃𝑅
= =
𝐾𝐿 𝐿𝑀 𝐾𝑀
21 30 𝑃𝑅
= =
7 10 6
𝑃𝑅
3=3=
6
Maka,
153
𝑃𝑅
3=
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
6
𝑃𝑅 = 3 × 6 = 18 cm
PERLU DIKETAHUI !!

Perhatikan gambar di bawah ini! Khusus gambar di bawah, ada


rumus yang diperoleh dari konsep kesebangunan yang bisa kamu
gunakan untuk mempermudah menentukan panjang sisi yang
belum diketahui.

a) Dari konsep kesebangunan


a c
diperoleh hubungan:
e 𝑎 𝑐 𝑒
d = =
b 𝑎+𝑏 𝑐+𝑑 𝑓
f
atau
𝑎 𝑐
=
𝑏 𝑑

C
b) Dari konsep kesebangunan
diperoleh hubungan:

AB2 = BD x BC
D
AC2 = CD x CB
AD2 = BD x DC
A B

C
D

c) Dari konsep
F
E
kesebangunan

diperoleh : A B

DE x AB + AE x DC
Panjang EF =
AD

154
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
AYO BERLATIH

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini !

4) Selidiki apakah segitiga-segitiga dengan ukuran di bawah ini


sebangundengan segitiga yang sisi-sisinya 10 cm, 8 cm, dan 6 cm.
c) 15 cm, 20 cm, dan 25 cm
d) 9 cm, 12 cm, dan 15 cm
5) Diketahui Δ ABC dan Δ PQR sebangun dengan ∠ A = 31o, ∠ B = 112o,∠ P
= 37o dan∠ Q = 31o.
c. Tentukan ∠C dan ∠ R.
c) Pasangan sisi-sisi mana yang sebanding?
6) Perhatikan gambar di bawah ini. Diketahui ∠R = 40o dan ∠U = 70o .

R
W

P Q U V

a) Tunjukkan bahwa ∆PQR sebangun ∆UVW.


b) Tentukan pasangan sisi yang bersesuaian yang mempunyai
perbandingan yang sama

7) Hitunglah panjang sisi yang belum diketahui dari bentuk kesebangunan berikut.

a) 6 cm b)

2cm 6cm
x cm 4cm
3cm 155
xcm UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 6cm
15 cm
Selesaikan soal-soal di atas, kemudian
salinlah pada kotak berikut !

NILAI = ……….. 156


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
LEMBAR KERJA 3

C. KEKONGRUENAN BANGUN DATAR

1) SYARAT DUA BANGUN DATAR YANG KONGRUEN

Tahap 1. Presentasi Data dan


Mengidentifikasi Materi

Amatilah permukaan dua lembar uang seribu rupiah bergambar Kapitan

Pattimura yang kamu miliki, maka akan tampak permukaan kedua uang itu

mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Dan amati juga dua buah buku

tulismu, maka akan terlihat juga bahwa permukaan buku tersebut juga memiliki

bentuk dan ukuran yang sama. Kedua permukaan uang itu maupun kedua

permukaan buku tulis itu dikatakan sama dan sebangun atau sering disebut

kongruen.

Sekarang perhatikan pasangan bangun-bangun berikut!

a. c.

157
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. d.

Gambar 3.1
Gambar 3.1 menunjukkan pasangan bangun-bangun yang kongruen , tetapi

ada yang tidak kongruen.Dua bangun yang kongruen memiliki bentuk dan ukuran

yang sama.

Perhatikan Gambar 3.1 (a) dan (d). Bagaimanakah bentuk dan ukuran dari

bangun-bangun tersebut?

Jawaban: ___________________________ .

Ternyata pasangan bangun-bangun tersebut memiliki bentuk dan ukuran

yang sama, sehingga bisa dikatakan Gambar 3.1 (a) dan (d) merupakan contoh

pasangan bangun-bangun yang kongruen.

Bagaimana pula dengan bentuk dan ukuran dari bangun-bangun pada

Gambar 3.1 (b) dan (c) ?

Jawaban: ___________________________ .

Pasangan bangun pada Gambar 3.1 (b) dan (c) memiliki bentuk yang

sama, tetapi ukurannya berbeda, sehingga dapat dipastikan Gambar 3.1 (b) dan (c)

158
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
bukan contoh bangun yang kongruen, tetapi kedua pasang bangun tersebut

mungkin merupakan pasangan bangun datar yang sebangun.

Akan tetapi, untuk menentukan kekongruenan bangun datar tidak cukup

dengan hanya sekedar melihat bangun datar tersebut. Namun, kamu juga harus

membuktikan kekongruenan bangun datar dengan menggunakan syarat dua

bangun datar kongruen. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui apa saja syarat

dua bangun datar yang kongruen, perhatikanlah Gambar 3.2pada halaman berikut,

kemudian ikutilah kegiatan di bawahnya !

C N

D S
M
R

B K
P
A L Q

Gambar 3.2

1. Bagaimana ukuran sisi-sisi segiempat ABCD, segiempat KLMN, dan


segiempat PQRS? Periksalah dengan cara mengukur sisi-sisi yang
bersesuaian dengan menggunakan penggaris.

Tuliskan hasil pengukuran dan jawaban kalian pada kotak di bawah ini!

Pada segiempat ABCD Pada segiempat KLMN Pada segiempat PQRS

AB = …. cm KL = …. cm PQ = …. cm

BC = …. cm LM = …. cm QR = …. cm
159
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
CD = …. cm MN = …. cm RS = …. cm

AD = …. cm KN = …. cm PS = …. cm
2. Bagaimana ukuran sudut-sudut segiempat ABCD, segiempat KLMN dan
segiempat PQRS? Periksalah dengan cara mengukur sudut-sudut yang
bersesuaian dengan menggunakan busur derajat.

Tuliskan hasil pengukuran dan jawaban kalian pada kotak di bawah ini!

Pada segiempat ABCD Pada segiempat KLMN Pada segiempat PQRS

∠A = …. o ∠K = …. o ∠P = …. o

∠B = …. o ∠L = …. o ∠Q = …. o

∠C = …. o ∠M = …. o ∠R = …. o

∠D = …. o ∠N = …. o ∠S = …. o

3. Sekarang, coba kamu bandingkan sisi-sisi dan sudut-sudut yang


bersesuaian pada segiempat ABCD dan segiempat KLMN? Apakah kedua
bangun itu kongruen? Jelaskan!

Tuliskan jawaban kalian pada kotak di bawah ini!

Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian, yaitu :


.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
Perbandingan sudut-sudut yang bersesuaian, yaitu :
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
Kesimpulan : ...................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................

4. Sekarang, coba kamu bandingkan sisi-sisi dan sudut-sudut yang


bersesuaian pada segiempat ABCD dan segiempat PQRS? Apakah kedua
bangun itu kongruen? Jelaskan!

160
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tuliskan jawaban kalian pada kotak di bawah ini!

Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian, yaitu :


.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
Perbandingan sudut-sudut yang bersesuaian, yaitu :
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
Kesimpulan :....................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................

Jika kamu melakukan pengukuran dengan benar, maka akan diperoleh

bahwa segiempat ABCD dan segiempat KLMN merupakan contoh dua bangun

dataryang kongruen, sedangkan segiempat ABCD tidak kongruen dengan

segiempat PQRS. Akan tetapi, kamu akan memperoleh bahwa segiempat ABCD

dan segiempat KLMN; segiempat ABCD dan segiempat PQRS; serta segiempat

KLMN dan segiempat PQRS merupakan contoh bangun-bangun yang sebangun.

 Untuk segiempat ABCD dan segiempat KLMN, diperoleh


hubungan :
(i) AB = KL, BC = LM, CD = MN, dan AD = KN.
(ii) A = K, B = L, C = M, dan D= N.
Berdasarkan (i) dan (ii), ∆ABC kongruen dengan ∆KLM.
Kemudian perhatikan juga bahwa:
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐶𝐷 𝐴𝐷
= = =
𝐾𝐿 𝐿𝑀 𝑀𝑁 𝐾𝑁
Dengan demikian, segiempat ABCDdan segiempat KLMN juga
sebangun.
161
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

 Untuksegiempat ABCD dan segiempat PQRS, diperoleh


Berdasarkan kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang dua bangun

datar yang kongruen? Tulislah syarat dua bangun datar dikatakan kongruen

dengan kata-katamu sendiri pada kotak di bawah ini !

Tahap 2.Menguji Pencapaian Pemahaman


nn

Dengan menggunakan syarat dua bangun datar yang kongruen yang telah

kamu tetapkan, carilah pasangan-pasangan bangun berikut yang kongruen.

A C D
B

E F G H

Gambar 3.3

162
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tuliskan jawaban kalian pada kotak berikut !

...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................

Sekarang, carilah benda-benda di sekitarmu yang permukaannya

menurutmu kongruen. Apakah syarat-syarat yang kamu berikan untuk dua bangun

kongruen terpenuhi?

Catatlah pada kotak berikut!

163
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tahap 3. Menguji Analisis
Berpikir Strategis

Diskusikan syarat dua bangun datar dikatakan kongruen yang telah kamu
tetapkan di atas, bersama teman-temanmu! Kemudian tulis kesimpulannya pada
kotak di bawah ini !

Dua bangun datar dikatakan kongruen jika dan hanya jika


memenuhi syarat-syarat :
1.

2.

Catatan :
Kongruen dilambangkan dengan ≅ . Contoh pada Gambar 3.1 segiempat ABCD ≅
segiempat PQRS

2) MENGHITUNG PANJANG SISI YANG BELUM DIKETAHUI


PADA BANGUN DATAR YANG KONGRUEN

CONTOH

Contoh 1:
Trapesium ABCD dan trapesium EFGH di bawah adalah kongruen

164
Tentukan panjang dan besar
Fakultas unsur-unsur
Tarbiyah yangUIN
dan Keguruan belum diketahui ?
STS Jambi
Penyelesaian 1:
Diketahui : Trapesium ABCD kongruen dengan trapesium

EFGH

Trapesium ABCD Trapesium EFGH

AB = 5 cm FG = 9 cm

BC = 4 cm ∠F = 60o

∠B = 130o ∠H = 100o

∠D = 70o

Ditanya : Unsur yang belum diketahui?

Jawab:

Karena trapesium ABCD kongruen dengan trapesium

EFGH, maka berlaku hubungan sisi-sisi yang

bersesuaian sama panjang, yaitu:

AB = CD = EF = GH = 5 cm

EH = BC = 4 cm

AD = FG = 9 cm

Demikian juga, karena trapesium ABCD EFGH, maka

berlaku hubungan sudut-sudut yang bersesuaian sama

besar, yaitu:

∠ A = ∠ F = 60o

∠ B = ∠ E = 130o
165
∠ C = ∠ HFakultas
= 100Tarbiyah
o
dan Keguruan UIN STS Jambi

∠ D = ∠ G = 70o
U J I KOM P ET EN SI

Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d!

1. Syarat dua bangun datar dikatakan sebangun adalah ….


a. Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding dan sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar
b. Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding
c. Sisi-sisi yang bersesuaian dan sudut-sudut yang bersesuaian sebanding
d. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

2. Berikut ini bangun yang pasti sebangun adalah ….


a. Dua bangun persegi panjang
b. Dua bangun belah ketupat
c. Dua bangun persegi
d. Dua bangun layang-layang

3. Sebuah persegi panjang berukuran 12 cm × 9 cm, sebangun dengan persegi


panjang yang berukuran ….
a. 6 cm × 4 cm
b. 15 cm × 12 cm
c. 18 cm ×15 cm
d. 20 cm × 15 cm

4. Dua bangun trapesium m

disamping adalah sebangun,


maka nilai m dan n adalah …. 8 cm

a. 12 cm dan 16 cm 6 9 cm
12 cm

166 n
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. 12 cm dan 18 cm
c. 14 cm dan 18 cm
d. 6 cm dan 24 cm

5. Pada ∆ABC dan ∆PQR, A = 50°, B = 75°, R = 55°, dan A = 75°. Agar
kedua segitiga tersebut sebangun, maka perbandingan sisi-sisi yang
bersesuaian adalah ….
𝐴𝐵 𝐴𝐶 𝐵𝐶 𝐴𝐵 𝐴𝐶 𝐵𝐶
a. = = c. = =
𝑃𝑅 𝑄𝑅 𝑃𝑄 𝑃𝑄 𝑄𝑅 𝑃𝑅
𝐴𝐵 𝐴𝐶 𝐵𝐶 𝐴𝐵 𝐴𝐶 𝐵𝐶
b. = = d. = =
𝑃𝑅 𝑄𝑅 𝑄𝑅 𝑄𝑅 𝑃𝑅 𝑃𝑄

6. Diketahui segitiga ABC dan segitiga DEF sebangun. Panjang sisi AC = 16 cm,
BC = 18 cm, EF = 18 cm, DF = 27 cm, dan DE = 24 cm. Panjang AB = ….
a. 9 cm c. 12 cm
b. 10 cm d. 15 cm

C
7. Panjang AD pada gambar di samping adalah ….
a. 48 cm
b. 5 cm
20 cm D
c. 10 cm
d. 12 cm
A B
15 cm
8. Syarat dua bangun datar agar kongruen adalah ….
a. Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding dan sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar
b. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar
c. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang
d. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
b c

o
12cm
167 a 9cm
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS dJambi
o
9. Dua bangun
trapesium di samping
kongruen, Nilai a + b
+ c + d = ….
a. 41 cm c. 43 cm
b. 42 cm d. 44 cm

10. Bangun-bangun berikut yang pasti kongruen adalah ….


a. Dua segitiga yang sama luasnya
b. Dua segitiga siku-siku yang sama luasnya
c. Dua segitiga sama kaki yang sama luasnya
d. Dua segitiga siku-siku sama kaki yang sama luasnya
11. Gambar dibawah menunjukkan
trapesium sama kaki. Banyaknya
pasangan segitiga yang kongruen yang
dapat dibentuk dari gambar di samping
adalah ….
a. 3 pasang c. 5 pasang
b. 4 pasang d. 6 pasang

12. Perhatikan gambar disamping!


D C
Jika panjang AB = (6x – 31) cm,
CD = (3x - 1) cm dan BC = (2x + 3) cm.
Panjang AD = ….
A B
c. 29 cm c. 23 cm
d. 26 cm d. 20 cm
C
13. ∆ABC dan ∆BDE di samping adalah
dua segitiga kongruen yang memenuhi
D
syarat kekongruenan ….
α
a. Sisi-sisi-sisi e. Sisi-sisi-sudut A
α
A A B E
A

168
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Sisi-sudut-sisi f. Sudut-sisi-sudut

14. Tinggi pohon pisang adalah 3 m dan panjang bayangannya 2 m. Pada saat
yang sama, panjang bayangan sebuah tiang bendera adalah 6m. Tinggi tiang
bendera adalah ….
a. 10 m c. 6 m
b. 9 m d. 4 m

15. Sebuah foto berukuran 24 cm x 36 cm ditempelkan pada sehelai karton. Pada


sebelah atas, kiri, dan kanan foto masih terdapat sisa karton yang lebarnya 3
cm. Jika karton dan foto tersebut sebangun, lebar karton yang tersisa di bagian
bawah foto adalah ….
a. 4 cm c. 6 cm
b. 5 cm d. 7 cm

169
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Nuniek Avianti .2008 . Mudah belajar matematika 3: untuk kelas IX

Sekolah MenengahPertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Budhi, Wono Setya. 2007 . MATEMATIKA Jilid 3A : Untuk SMP Kelas IX

Semester 1 . Jakarta : Erlangga.

Djumanta, Wahyudin dkk . 2008 . Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan

untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional.

Masduki, dkk. 2007 . Matematika: Untuk SMP & MTs kelas IX . Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sulaiman, R dkk . 2008 . Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

170
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
FOTO PENELITIAN

171
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
172
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Muhammad Syahabah


Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat,tgl lahir : Nipah Panjang, 07 Juli 1994
Alamat : Desa Sungai tering Kec.Nipah Panjang Kabupaten
Tanjab Timur
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Email : syahabah94@gmail.com
No. Kontak : 08553775510553

Pengalaman-pengalaman

Pendidikan Formal :
1. SD Negeri 37/X Sungai Raya, Tamat Tahun 2006
2. SMP Negeri 16 Tanjab Timur,Tamat Tahun 2009
3. SMA Negeri 3 Tanjab Timur, Tamat Tahun 2012
Pengalaman Organisasi :PSHT,PMII(Pegerakan Mahasiswa Islam
Indonesia),Banser(Barisan Serba Guna),Menwa(Resimen Mahasiswa),

Motto Hidup : Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, selagi kita
berusaha dan diringi dengn do‟a

Jambi, Juni 2018


Penulis

Muhammad Syahabah
NIM. TM. 130854

173
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Anda mungkin juga menyukai