Anda di halaman 1dari 6

KELAS RATU PENTING

(Kelas Orang Tua Peduli Stunting)


I.Pendahuluan
A.Latar Belakang
Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih pendek dibandingkan

tinggi badan orang lain pada umumnya (yang seusia) yang disebabkan kurangnya asupan

gizi yang diterima oleh janin/ bayi.Kekurangan gizi ini terjadi sejak dalam kandungan dan

pada masa awal anak lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun. Hal ini

berdampak pada perkembangan otak anak di masa golden period (0-3 tahun) yang

disebabkan karena 80-90% jumlah sel otak terbentuk sejak masa dalam kandungan sampai

usia 2 tahun.

Dalam upaya perbaikan gizi dalam pencegahan dan penanganan stunting perlu

diwujudkan Indonesia sehat dengan dukungan prioritas terhadap kegiatan gizi yang berfokus

pada seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK). Pencegahan dan penanganan pada anak

stunting dilakukan melalui program-program gizi terkait stunting seperti pemberian tablet Fe,

promosi ASI eksklusif, promosi makanan pendamping ASI, suplemen taburia, suplemen gizi

makro, tata laksana gizi kurang dan gizi buruk, suplementasi vitamin A, promosi garam

beryodium, air dan sanitasi, bantuan pangan non tunai, dan pemberian obat cacing.

Upaya selanjutnya yang juga penting untuk mengatasi masalah stunting adalah

inovasi di bidang gizi yang dilakukan oleh desa. Program inovasi ini mempunyai tujuan utama

menekan angka stunting dengan kelompok sasaran berisiko stunting yaitu ibu hamil, ibu

menyusui, dan ibu dengan balita. Dengan adanya inovasi di bidang gizi, diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu hamil, ibu menyusui, serta ibu dengan balita.

Menurut Anggraeny C tahun 2013 tentang inovasi kesehatan di


Puskesmas, menyatakan bahwa inovasi kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan dan kualitas kesehatan.

B. Analisa Masalah

Masih banyaknya angka stunting pada tahun 2018 prevalensi di wilayah


kerja Puskesmas Muara Harus 25,9%. Stunting akan melahirkan generasi
penerus yang kurang berkualitas, kesadaran masyarakat akan pentingnya
memantau status gizi anak-anaknya (menimbang dan ukur TB) masih rendah.

Dengan rincian pada masing-masing desa sebagai berikut :

TB/U
No Desa/Kelurahan Sangat
Pendek Normal Tinggi
Pendek
1 MADANG 4 7 33 0
2 PADANGIN 0 13 44 0
3 HARUS 5 11 30 0
4 TANTARINGIN 4 10 60 1
5 MANDUIN 2 10 56 1
6 MANTUIL 6 24 56 0
7 MURUNG KARANGAN 3 26 76 0
JUMLAH 24 101 355 2

Berdasarkan latar belakang tersebut dibentuklah Kelas Ratu Penting


(Kelas Orang Tua Peduli Stunting), merupakan program inovasi untuk
mengatasi stunting.Kegiataan inovasi ini dilakukan dalam bentuk kelas stunting
khusus orang tua baduta atau balita stunting untuk diberikan pengetahuan
tentang pencegahan dan penanganan stunting, pelatihan PMBA (Pemberian
Makan Bayi dan Anak) serta demo masak MP ASI. Inisiatif pembuatan inovasi ini
dilakukan untuk mengoptimalkan pengetahuan orang tua anak terhadap stunting
melalui edukasi gizi dalam upaya perbaikan gizi untuk mencegah dan menangani
stunting.

C.Tujuan Inovasi
1. Melaksanakan upaya pencegahan terhadap masalah stunting melalui pemberian pengetahuan
tentang pengertian, bahaya serta penanganan terhadap anak yang resiko stunting sehingga
mampu menurunkan angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Muara Harus

2. Menggalang kerjasama / kemitraan dengan lintas sektoral terutama kecamatan dan desa dalam
penanganan stunting

3. Meningkatkan kesadaran dan mendorong kemandirian serta merubah perilaku orang tua anak
dalam pencegahan dan penanganan stunting.

D.Langkah-langkah Pelaksanaan Ratu Penting di Puskemas

a. Melakukan pengambilan data melalui hasil penimbangan dan pengukuran di posyandu dan
sweeping penimbangan yang dilakukan oleh kader

b. Melakukan cross check terhadap hasil penimbangan dan pengukuran yang telah dikumpulkan
dari semua posyandu

c. Melakukan penginputan melalui aplikasi EppGBM terhadap hasil penimbangan dan pengukuran

d. Melakukan penarikan data terhadap anak dengan kategori status stunting (Pendek dan Sangat
Pendek) per posyandu dan perdesa

e. Melaporkan hasil tersebut kepada kepala puskesmas

f. Menyusun rencana tindak lanjut kegiatan ‘Ratu Penting’ melalui kelas stunting dengan bantuan
pihak desa

g. Mengundang orang tua anak stunting untuk bisa menghadiri kegiatan kelas stunting

h. Melaksanakan kegiatan ‘Ratu Penting’

E. Hasil Inovasi

a. Terlaksananya kegiatan kelas stunting sebagai upaya pencegahan dan penanganan stunting

b. Tercapaianya penurunan angka stunting di wilayah kerja puskesmas Muara Harus

c.Terjadinya perubahan perilaku dan pengetahuan terhadap orang tua anak dalam
pencegahan dan penanganan stunting
Berikut hasil pengukuran dari penarikan data EppgBM Tahun 2019-2021 :

Tahun 2019

TB/U
No Desa/Kelurahan Sangat
Pendek Normal Tinggi
Pendek
1 MADANG 4 6 37 0
2 PADANGIN 1 10 50 0
3 HARUS 2 9 34 0
4 TANTARINGIN 0 4 69 1
5 MANDUIN 0 5 63 0
6 MANTUIL 1 10 71 0
MURUNG
7 KARANGAN 2 10 89 0
JUMLAH 10 54 413 1

Tahun 2020

TB/U
N
Desa/Kelurahan Sangat
o Pendek Normal Tinggi
Pendek
1 MADANG 1 6 45 0
2 PADANGIN 4 6 59 0
3 HARUS 3 5 42 1
4 TANTARINGIN 0 7 80 0
5 MANDUIN 0 9 77 0
6 MANTUIL 1 7 82 0
MURUNG
7 KARANGAN 2 8 112 0
JUMLAH 11 48 497 1
Tahun 2021

TB/U
No Desa/Kelurahan Sangat
Pendek Normal Tinggi
Pendek
1 MADANG 4 1 51 0
2 PADANGIN 2 5 56 0
3 HARUS 4 5 50 0
4 TANTARINGIN 2 6 81 0
5 MANDUIN 1 10 70 0
6 MANTUIL 3 4 82 0
MURUNG
7 KARANGAN 1 4 122 0
JUMLAH 17 35 512 0

Dari hasil penarikan data EppGBM tahun 2019-2021 ditemukan


penurunan angka stunting yaitu pada tahun 2019 sebesar 64 orang dari 477
orang (13,4%), pada tahun 2020 sebesar 59 orang dari 556 orang (10,6%) dan
pada tahun 2021 hasil pengukuran bulan Februari sebesar 52 orang dari 564
orang(9,2%).

Anda mungkin juga menyukai