Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SIM CANTIK

(SURAT IZIN MENIKAH CALON PENGANTIN DARI KESEHATAN)

DISUSUN OLEH :
NAJMAH, S.ST
NIP : 197010011997032010

UPT PUSKESMAS LANGGUDU KABUPATEN BIMA


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2019

INOVASI SIM CANTIK (SURAT IJIN MENIKAH CALON PENGANTIN) 1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Calon pengantin merupakan pasangan laki-laki dan perempuan yang akan segera
hidup bersama dalam mahligai rumah tangga dan membentuk keluarga dalam ikatan
pernikahan (Kemenag, 2009). Masalah pra nikah dapat dikaitkan dengan masa
prakonsepsi, karena setelah menikah akan segera menjalani proses konsepsi. Kualitas
seorang generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi sejak sebelum hamil dan selama
kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat penting untuk diperhatikan termasuk
status gizinya, terutama dalam upaya mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan
erat dengan outcome kehamilan (Paratmanitya & Hadi, 2012).
Menikah merupakan salah satu perintah Allah yang sangat dianjurkan
pelaksanaannya. Bukan hanya sekedar terlaksana akan tetapi bagaimana agar pernikahan
terlaksana dalam waktu yang tepat dan cepat agar terhindar dari penyakit-penyakit
menular seksual dan kehamilan yang tidak diharapkan. Pernikahan sama artinya dengan
mempersatukan dua orang bahkan dua keluarga dengan latar belakang yang berbeda.
Maka dari itu dalam setiap pernikahan akan selalu terjadi perubahan dan masalah akan
serimg muncul. Hal yang paling penting untuk menghadapinya adalah persiapan yang
matang seperti saling memahami motivasi, visi dan misi menikah, saling memahami
latar belakang sosial, ekonomi, adat istiadat serta budaya masing-masing pasangan.
Permasalah gizi dalam proses kehamilan bukan hanya terdapat pada wanita saja,
akan tetapi status gizi laki-laki juga sangat berpengaruh pada proses kehamilan istri.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ahsan, et al. (2010 ) laki-laki yang memiliki
berat badan berlebih (overwieght) mempengaruhi kejadian keterlambatan konsepsi. Berat
badan obesitas di tandai dengan IMT > 25 kg/m2. Hasil analisis bivariat dengan odds
ratio (OR) terhadap obesitas didapatkan OR sebesar 2.695 sehingga obesitas merupakan
faktor risiko terhadap kejadian keterlambatan konsepsi (Infertilitas) pasangan suami istri
pada laki-laki.
Berdasarkan data dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Langgudu
tahun 2019 jumlah calon pengantin bulan Januari 4,32%, Pebruari 5,94%, Maret 3,78%,
April 3,24%, Mei 2,7%, Juni 9,18%, Juli 11,35%, Agustus 10,81%, September 22,16%,
Oktober 7,56%, November 14,59%, Desember 4,32%.

INOVASI SIM CANTIK (SURAT IJIN MENIKAH CALON PENGANTIN) 2


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai
negara ketiga dengan angka prevalenasi stunting tertinggi di Asia pada tahun 2017.
Angkanya mencapai 36,4%. Namun pada tahun 2018 menurut data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) angka terus menurun hingga 23,6%. Anak dikatakan stunting jika
tinggi badan menurut usianya dibawah minus 2 standar deviasi dari median Standar
Pertumbuhan Anak WHO. Proporsi tubuhnya normal namun anak terlihat lebih muda
dari pada anak seusianya (WHO, 2019).
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak
berusia dua tahun. Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, menurunkan
produktivitas, kerentanan terhadap penyakit, sehingga menghambat pertumbuhan
ekonomi serta meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan yang berefek jangka panjang
bagi dirinya, keluarga, dan pemerintah. (Kementrian Keuangan,.2018) Hasil Pematauan
Status Gizi (PSG) di Indonesia pada tahun 2015 menunjukkan data stunting sebesar
29,0% dan meningkat pada tahun 2017 sebesar 29,6% artinya 1 dari 3 anak di Indonesia
mengalami stunting. (Kementrian Kesehatan,.2017). Pada tahun 2019 angka stunting di
Langgudu mencapai 276 orang, desa Karumbu 10,8%, Waduruka 21,0%, Rupe 14,9%,
Waworada 21,9%, Kalodu 18,5%, Kawuwu 14,9%, Doro o’o 21,2%, Laju 13,2%, Rompo
16,3%, Pusu 27,0%. Dan di tahun 2019 ada 5 program prioritas Pemerintah Indonesia
salah satunya adalah stunting. Untuk mencegah stunting diperlukan persiapan awal dari
calon pengantin untuk mempersiapkan kehamilan. Misalnya asupan gizi baik, tidak
terserang penyakit infeksi. Kondisi tidak tercukupinya asupan gizi anak biasanya tidak
hanya terjadi setelah ia lahir saja. Melainkan bisa dimulai sejak ia masih didalam
kandungan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka kami memprakarsai program
inovasi “SIM CANTIK (Surat Ijin Menikah Calon Pengantin dari Kesehatan)”. Dengan
SIM CANTIK ini diharapkan semua calon pengantin terdeteksi dini dalam upaya
menurunkan angka stunting.
Tujuan sim cantik
1. Tujuan Umum:
Menciptakan calon pengantin yang sehat sehingga menghasilkan generasi milenial
yang bebas stunting di wilayah Puskesmas Langgudu Kabupaten Bima.
2. Tujuan Khusus:

INOVASI SIM CANTIK (SURAT IJIN MENIKAH CALON PENGANTIN) 3


1. Meningkatkan status gizi pada pra kehamilan calon pengantin
2. Menghasilkan calon pengantin yang sehat.
3. Menghasilkan anak yang tidak stunting
4. Menurunkan angka stunting
5. Menurunkan angka kejadian penyakit menular seksual
B. Kesesuaian Kategori
Bahwa Inovasi SIM CANTIK ini sesuai dengan kategori Bidan kesehatan terutama
untuk menurunkan angka stunting.
C. Kontribusi SIM CANTIK dengan capaian SDGs
Bahwa Inovasi SIM CANTIK menyasar dua capaian SDGs yaitu poin 2 ( Mengatasi
Kelaparan ) , poin 3 yaitu ( Kesehatan yang baik) dan poin 5 ( Kesejahteraan Gender)
D. Deskripsi Inovasi
Setiap Calon pengantin wajib mendapatkan keterangan kesehatan dari Puskesmas,
sebagai syarat untuk mendapatkan surat izin menikah. Apabaila tidak mendapatkan
keterangan kesehatan dari Puskemas maka tidak mendapatkan izin menikah. Dengan
harapan calon pengantin bisa mendapatkan informasi secara dini terkait dengan
pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan Lab, Gizi,KIA,Imunisasi,PMS. Sehingga
diharapakan calon pengatin dapat melahirkan generasi yang bebas Stunting
E. Inovatifnya (Kebaruan atau Keunikanya)
Bahwa calon pengantin tidak dapat menikah tanpa adanya SIM CANTIK atau surat
keterangan kesehatan
F. Transfersbilitas
SIM CANTIK ini sudah di laksanakan sejak tahun 2019 dan bekerjasama dengan lintas
sector kecamatan termasuk Pkk, Camat, KUA DAN Seluruh Kantor Desa sekecamatan
Langgudu.
G. Sumber Daya
Yang terlibat dari sumber daya keuangannya dari BOK Stunting, BOK, dan APBN.
Sumber daya dari manusia yaitu Program Remaja, Promkes, Gizi, Petugas Lab dan
KIA sedangkan dari Pealatan dan Material yaitu dengan Konseling, Leaflet, Kartu
Catin, Pengukuran Atropometri dari Gizi dan Pengukuran Laboraturium beserta
Spanduk.
H. Strategi Keberlanjutan
Kolaborasi dan edukasi dari Lintas Sektor dari Desa diberikan penanganan bahwa
tanpa adanya SIM CANTIK calon pengantin tidak dapat menikah.
I. Evaluasi
Ada beberapa poin tentang SIM CANTIK ini yaitu :
1. Calon pengantin masih kurang pengetahuan tentang pentingnnya pemeriksaan
kesehatan sebelum menikah
2. Masih ada calon pengantin yang belum memeriksa kesehatan yang mendapatkan
surat izin dari menikah

INOVASI SIM CANTIK (SURAT IJIN MENIKAH CALON PENGANTIN) 4


3. Dari KUA masih ada calon pengantin yang belum memeriksa kesehatan yang
mendapatkan surat izin dari menikah
4. Dari Camat hal ini Kepala Desa belum memberikan informasi terkait dengan
pemikiran kesehatan sebelum mendapatkan izin Menikah
5. Dari Lintas Program yaitu calon pengantin merasa tidak nyaman ke Puskesmas
karena di anggap siapapun yang ke Puskesmas akan mengalami Covid-19 karena
masa pandemi ini. Sedangkan Inovasi SIM CANTIK ini diterbitkan pada tahun
2019.

INOVASI SIM CANTIK (SURAT IJIN MENIKAH CALON PENGANTIN) 5


BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari program inovasi yang telah kami lakukan maka kami dapat memberi kesimpulan
sebagai berikut:
1. Program SIM Cantik untuk meningkatkan status Gizi pada pra menikah calon
pengantin
2. Program Inovasi SIM Cantik Cegah Stunting menghasilkan calon pengantin yang
sehat
3. Program Inovasi SIM Cantik Cegah Stunting diharapkan dapat menghasilkan anak
yang tidak stunting.
4. Program Inovasi SIM Cantik Cegah Stunting diharapkan agar menurunkan angka
kejadian stunting
5. Program Inovasi SIM Cantik Cegah Stunting dapat menurunkan angka kejadian
penyakit menular seksual.
B. SARAN
Bagi tenaga kesehatan di puskesmas agar bisa melaksanakan Program Inovasi SIM
Cantik untuk mencegah Stunting secara berkelanjutan.

INOVASI SIM CANTIK (SURAT IJIN MENIKAH CALON PENGANTIN) 6


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2011). Buku Saku Diare Edisi 2011. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.

Elfan. 1999. Penatalaksanaan dan Pencegahan Diare. Edisi III. WHO. Jakarta. EGC

Elizabeth.J.  Corwin.(2009).Buku  Saku  Patofisiologi  Corwin.Jakarta: Aditya,

Farthing M, Salam MA, Lindberg G, Dite P, Khalif I, Salazar-Lindo E, et al. Acute diarrhea
in adults and children: A global perspective. World Gastroenterology Organisation Global
Guidelines. J Clin Gastroenterol. 2013; 47(1): 12-20.3.

Profil  Kesehatan  Indonesia  Tahun  2013 (hlm.  143).Jakarta: Kementerian Kesehatan RI


(2011)

Buletin  Jendela  Data  dan  Informasi  Kesehatan  Situasi Diare di Indonesia,volume 2


Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Kemenkes,  RI.  (2014).

Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita.Jakarta: Kawan Pustaka Wiku.Adisasmito 2007.

Tatalaksana Diare.Jakarta.Departemen penyakit dalam Kedokteran Universitas Indonesia.


Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., Sukandar, E. Y. 2008.

Data Riskesdas Tahun 2013.Jakarta: Kementerian Kesehatan RI (2014).

Data Diare Tahun 2016.Bima: Puskesmas Langgudu 2016.

Data Jumlah Penduduk.Bima: Kantor Kecamatan Langgudu 2016.

INOVASI SIM CANTIK (SURAT IJIN MENIKAH CALON PENGANTIN) 7


INOVASI SIM CANTIK (SURAT IJIN MENIKAH CALON PENGANTIN) 8

Anda mungkin juga menyukai