Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan yang telah di selenggarakan selama ini telah berhasil meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat secara bermakna, meskipun belum dapat di nikmati secara nyata
oleh seluruh penduduk Indonesia, khususnya masyarakat yang bermukim di lokasi terpencil
termasuk di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Dalam rangka memberikan pemerataan akses pada pelayanan kesehatan yang berkualitas,
maka pemerintah sudah seharusnya memberikan perhatian khusus bagi masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden No.
5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2015-2020.
Data menunjukkan terbatasnya tenaga kesehatan yang ada di DTPK (Daerah Tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan), khususnya di puskesmas terpencil/sangat terpencil, sehingga perlu
upaya khusus penempatan tenaga kesehatan seperti Petugas Gizi dan di bantu dengan PTT
provinsi Kalimantan Selatan sekarang ini.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan
oleh pemerintah dan masyarakat. Pusat Kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya di wilayah kerja Puskesmas Muara Harus.
Salah satu program pokok Puskesmas adalah Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat. Program
perbaikan gizi masyarakat adalah salah satu program pokok Puskesmas yang mengacu pada lima
permasalahan gizi utama di Indonesia, yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kekurangan Vitamin A (KVA) dan Gizi lebih.
Berdasarkan Prioritas Pembangunan Kesehatan (RPJMN Bidang Kesehatan 2015-2020) sekarang
perbaikan gizi untuk penurunan Stunting juga sangat di tekankan dengan target 28% pada tahun
2019 dan berdasarkan hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, saat ini telah
terjadi penurunan prevalensi stunting dari 30,8 % pada tahun 2018 (Riskesdas 2018) menjadi
27,67 % tahun 2019 atau turun sekitar 3,13%.
Data Gizi Puskesmas Muara Harus tahun 2020 menunjukan bahwa persentase balita yang di
timbang sebesar ,bayi yang ASI Eksklusif ada , RT yang mengkonsumsi garam beryodium %,
balita 6-59 bulan yang mendapatkan vitamin A 100%, ibu hamil yang mendapatkan TTD 90 butir
%, ibu nifas yang mendapatkan vitamin A sebanyak 2 kali %, balita yang memiliki KMS 100%,
balita ditimbang yang naik berat badannya %, balita ditimbang yang tidak naik berat badannya %,
ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT 100%, remaja putri yang mendapatkan TTD %, bayi yang
IMD %, bayi BBLR %, balita 2T %, balita BGM %, dan bumil anemia %. Oleh karena itu untuk

1
mencapai target kegiatan Program Perbaikan Gizi di Puskesmas yang sudah terlaksana maupun
yang belum terlaksana, maka Petugas Gizi dan PTT gizi ditugaskan sebagai tangan untuk
menjangkau desa-desa di wilayah kerja puskesmas agar kegiatan dapat terlaksana dengan
maksimal dan data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan-kegiatan diatas ada yang dilakukan harian, bulanan, semesteran, dan tahunan serta
beberapa kegiatan yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan
kasus gizi buruk. Kegiatan program gizi dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung
Puskesmas.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Laporan Program Gizi ini dibuat dengan tujuan sebagai evaluasi akhir dari kegiatan gizi

yang telah dilakukan dari tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan gambaran pelaksanaan program gizi di wilayah kerja Puskesmas Muara Harus

selama tahun 2020.

b. Sebagai alat monitoring keberhasilan program gizi yang dilaksanakan di wilayah kerja

Puskesmas Muara Harus selama tahun 2020.

c. Sebagai acuan dalam perencanaan program kegiatan gizi untuk tahun selanjutnya

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MUARA HARUS
A. Keadaan Umum
1. Keadaan geografis
Kecamatan Muara Harus mempunyai luas wilayah 62,90 km2 yang terdiri dari 7 desa
wilayah yang terluas adalah desa Murung Karangan yaitu 13,33 km 2 dan desa terkecil
wilayahnya adalah desa Mantuil yaitu sebesar 2,00 km2. Jumlah penduduk 6.679 jiwa dengan
jumlah 1.914 kepala keluarga dengan batas wilayah :
Wilayah Kecamatan Muara Harus berbatasan dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Tanjung
Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Tanta
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Pugaan
Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Kelua

2. Jumlah Desa
Wilayah administrative Kecamatan Muara Harus dengan ibu kota nya Tantaringin terdiri
dari 7 desa, terbagi atas tiga wilayah pengembangan (WPP) yaitu :
a. Wilayah I : wilayah perkotaan terdiri dari desa Tantaringin, Harus, Murung Karangan
dan Mantuil
b. Wilayah II : wilayah pertanian terdiri dari desa Pandangin, Madang
c. Wilayah III : wilayah pertanian dan perikanan terdiri dari Manduin
3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Penduduk kecamatan Muara Harus tahun 2019 berjumlah 6.679 jiwa yng terdiri dari
3.328 jiwa dan perempuan 3.351 jiwa. Penduduk terbanyak terdapat di desa Murung Karangan
sebanyak 1.436 jiwa, disusul desa Tantaringin 1.356 jiwa, desa Mantuil 1.149 jiwa, desa
Manduin 776 jiwa, desa Padangin 697 jiwa, desa Madang 688 jiwa, sedangkan jumlah
penduduk yang paling sedikit adalah desa Harus yaitu sebanyak 577 jiwa.
Kelahiran,kematian dan mutasi penduduk tidak saja mempengaruhi laju pertumbuhan
penduduk tetapi juga mempengaruhi komposisi penduduk. Pada tahun 2019, penduduk
golongan umur 0-4 tahun (bayi balita) berjumlah 538 jiwa terdiri dari 279 jiwa laki-laki dan
259 jiwa perempuan. Penduduk usia 5-9 tahun berjumlah 541 jiwa terdiri dari 256 laki-laki dan
285 perempuan. Sedangkan penduduk berusia > 55 tahun berjumlah 722 jiwa terdiri dari 359
laki-laki dan 363 perempuan.
4. Jumlah Rumah Tangga atau Kepala Keluarga
Jumlah rumah tangga adalah 1.914 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah adalah 1.591
buah jadi rasio jumlah terhadap jumlah ruma tangga adalah 1,2 jadi masih ada rumah yang
dihuni lebih dari 1 (satu) keluarga. Selama luas lantai (luas rumah) cukup luas (minimal 9
m2/jiwa), dari segi kesehatan lingkungan tidaklah menjadi masalah namun jika luas lantai

3
terlalu sempit maka akan berdampak pada kesehatan misal akan mempercepat penyebaran
penyakit menular di rumah tersebut dan privasi dari masing-masing penghuni.
5. Kepadatan Penduduk
Desa Mantuil adalah desa dengan kepadatan tertinggi di kecamatan Muara Harus
dengan kepadatan 574,5 jiwa/km2, sedangkan Desa Madang yang terjarang penduduknya yaitu
55,8jiwa/km2.
6. Rasio Beban Tanggungan
Rasio beban tanggungan di kecamatan Muara Harus adalah 35 yang berarti bahwa
setiap 3292 orang kelompok produktif harus menanggung 53,49 kelompok yang tidak aktif.
Mata pencaharian sebagian besar penduduk Kecamatan Muara Harus adalah bertani, yang
terdiri atas pertanian lahan basah (sawah) dan lahan kering (perkebunan) terutama kebun karet.
Pekerjaan lainnya adalah bidang jasa, perdagangan, karyawan perusahaan swasta dan pegawai
negeri.
7. Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin di Kecamatan Muara Harus pada tahun 2019 adalah jumlah laki-
laki lebih sedikit dibandingkan jumlah perempuan , jumlah laki-laki yakni 3.328 jiwa (49,82%)
sedangkan jumlah penduduk perempuan 3.351 jiwa (50,17%).

4
Keadaan Sumber daya bidang kesehatan
1. SDM di Puskesmas Muara Harus
Pada tahun 2020, Jumlah tenaga Tenaga Gizi PNS di Puskesmas Muara Harus berjumlah 1
orang dan Tenaga PTT Gizi yang tentunya belum maksimal dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan di desa karena waktu dan tenaga yang kurang. Berikut ketenagaan Puskesmas Muara
Harus :

Ketenagaan Puskesmas Muara Harus Tahun 2020


Jumlah
No. Tenaga Jumlah PNS TKS Jumlah
PTT/Kontrak
1 KEPALA PUSKESMAS 1 - - 1
2 KEPALA SUBBAGIAN TU 1 - - 1
3 DOKTER UMUM 2 - - 2
4 DOKTER GIGI 1 - - 1
5 PERAWAT 6 3 1 10
6 BIDAN 5 0 4 9
7 ASISTEN APOTEKER 1 - 1 2
PENYULUH KESEHATAN
8 1 0 - 1
MASYARAKAT
9 NUTRISIONIS 1 1 0 2
10 SANITARIAN 1 1 - 2
11 TENAGA LABORATORIUM 1 1 - 2
12 PENGOLAH DATA 0 0 0 0
13 PENGADMINISTRASI UMUM 1 0 0 1
14 PENGEMUDI AMBULAN 0 1 0 1
15 PETUGAS KEAMANAN 0 1 0 1
16 KEBERSIHAN 0 1 0 1
17 PRAMUBAKTI / STAF ADMINISTRASI 0 1 0 1
18 REKAM MEDIK 1 0 - 1
19 KASIR 1 0 0 1
Jumlah 24 10 6 40

2. Fasilitas Pelayanan Umum


a. Kantor Kecamatan : 1 kecamatan
b. Puskesmas : 1 Puskesmas Induk
c. Puskesmas Pembantu : 2 buah (1 tidak berfungsi)
d. Pusling : 2 unit Ambulan
e. Desa :7
f. Posyandu Balita : 10
g. Posyandu Lansia : 7 desa
h. Jumlah Posbindu :4
i. Pos UKK :2

5
JLH
KAD
NO NAMA POSYANDU DESA ER JADWAL
AKTI
F
1. Suka Maju I Padangin 10 Minggu kedua hari SELASA PAGI
2. Suka Maju 2 Padangin 10 setiap tanggal 10 PAGI
3. Cempaka Merah Mantuil 10 Setiap tanggal 6 PAGI
4. Cempaka Putih Mantuil 10 Setiap tanggal 10 PAGI
5. Mawar Merah Murung Karangan 10 Setiap tanggal 8 PAGI
6. Mawar Putih Murung Karangan 10 Setiap tanggal 12 PAGI
7. Harapan Indah Manduin 10 Setiap tanggal 9 PAGI
8. Kenanga Madang 10 Minggu kedua hari RABU PAGI
9. Sejoli Harus 10 Setiap tanggal 16 PAGI
10. Melati Tantaringi 10 Setiap tanggal 15 PAGI

j. Posyandu Lansia :7
No Nama Posyandu Desa Jlh Kader
Lansia
1 Serumpun Harus 3
2 Suka Maju Padangin 3
3 Cempaka Mantuil 6
4 Melati Tantaringin 3
5 Harapan Jati Maduin 3
6 Kenanga Madang 3
7 Mawar Murung Karangan 3

k. Polindes :7
l. Poskesdes :7
m. Taman Kanak-Kanak :8
n. Sekolah Dasar :9
o. SLTP :3
p. SLTA :1

B. Sasaran program Gizi Puskesmas Muara Harus tahun 2020


Sasaran
No Nama Desa Remaja
Bumil Bulin Balita Bayi
Putri
1 Tantaringin 28 26 105 24 265
2 Harus 14 12 45 12 42
3 Mantuil 25 22 89 22 -
Murung
4 31 28 111 27 -
Karangan
5 Manduin 17 15 60 15 19
6 Madang 16 14 53 14 -
7 Padangin 15 14 54 13 -
Puskesmas 146 131 518 126 326

6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kegiatan Program Gizi

Berikut adalah kegiatan Program Gizi yang telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Muara Harus tahun 2020.
Volume Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksanaan Jadwal
Kegiatan Kinerja
1 Penyuluhan Meningkatkan bayi 0 - 6 10 Posyandu Suka Maju I, Suka Januari 47% bayi ASI
ASI Eksklusif pengetahuan ibu bulan posyandu Maju II, Cempaka Merah, Eksklusif
bayi tentang ASI Cempaka Putih, Mawar
Eksklusif Merah,Mawar Putih, Harapan
Indah, Kenanga, Sejoli, Melati
2 Penyuluhan Meningkatkan bayi 0 - 6 10 Posyandu Suka Maju I, Suka Mei Pengetahuan
MP-ASI pengetahuan ibu bulan posyandu Maju II, Cempaka Merah, meningkat
bayi tentang MP- Cempaka Putih, Mawar
ASI Merah,Mawar Putih, Harapan
Indah, Kenanga, Sejoli, Melati
3 Pemantauan Mengetahui status balita 0- 10 Posyandu Suka Maju I, Suka Setiap Status Gizi
status gizi di gizi balita 59 bulan posyandu Maju II, Cempaka Merah, bulan Balita
posyandu Cempaka Putih, Mawar meningkat
Merah,Mawar Putih, Harapan
Indah, Kenanga, Sejoli, Melati
4 Pemantauan Agar semua balita balita 6- 10 Posyandu Suka Maju I, Suka Februari 96% Balita
Distribusi mendapatkan 59 bulan posyandu Maju II, Cempaka Merah, dan mendapatkan
Vitamin A vitamin A Cempaka Putih, Mawar Agustus Vitamin A
Merah,Mawar Putih, Harapan
Indah, Kenanga, Sejoli, Melati

5 Pemberian Agar semua Remaja 4 Sekolah SMPN 1 Muara Harus, SMPN 2 Februari Seluruh remaja
Tablet remaja putri putri Muara Harus, MTSN 12 dan putri
Tambah mendapatkan SMP dan Tabalong, SMAN 1 Muara Harus Agustus mendapatkan
Darah (TTD) Tablet Tambah SMA TTD
remaja putri Darah (TTD)

6 Pemantauan agar rumah Keluarga 7 desa Tantaringin, Murung Karangan, Februari 96% RT
garam tangga wilayah balita Manduin, Harus,Mantui, mengkonsumsi
beryodium di kerja upau dapat Madang, Padangin garam
desa menggunakan beryodium
garam beryodium

7 Pemantauan agar rumah Siswa 9 Sekolah SDN Madang, SDN Padangin , Agustus 96% RT
dan Pemetaan tangga wilayah kelas 4 - MIS Padangin, SDN Tantaringin mengkonsumsi
GAKY di kerja upau dapat 6 SD 1, SDN Tantaringin 2, SDN garam
Sekolah menggunakan Murung Karangan, SDN beryodium
garam beryodium Manduin, SDN Mantuil, MIN 12
Tabalong
8 Pemantauan meningkatkan balita 10 Posyandu Suka Maju I, Suka Maret 100% balita
balita kurang status gizi balita kurang posyandu Maju II, Cempaka Merah, kurus
gizi gizi Cempaka Putih, Mawar mendapatkan
Merah,Mawar Putih, Harapan PMT
Indah, Kenanga, Sejoli, Melati Pemulihan
9 Pemberian meningkatkan Bumil 7 desa Tantaringin, Murung Karangan, Maret 80% Bumil
PMT Bumil status Gizi Bumil KEK Manduin, Harus,Mantui, dan KEK
KEK KEK Madang, Padangin Septemb mendapatkan
er PMT
Pemulihan

1. Pemantauan Pertumbuhan Balita


7
Untuk menciptakan masyarakat yang sehat, dinas kesehatan dan puskesmas melakukan
berbagai upaya seperti, bagian dari sistem kesehatan nasional dengan melibatkan peran serta
kader dan masyarakat untuk menangani masalah gizi yang pada hakikatnya adalah masalah
kesehatan masyarakat, namun penanggulangan tidak dapat dilakukan lewat pendekatan medis
dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah miltifaktor, oleh karena
itu pendekatan penanggulangan nya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
KMS adalah suatu pencatatan lengkap tentang kesehatan balita. KMS harus dibawa ibu
setiap kali ibu menimbang anaknya atau memeriksa kesehatan anak, dengan demikian pada
tingkat keluarga KMS merupakan laporan lengkap bagi anak yang bersangkutan, sedangkan
pada tingkat desa bentuk pelaporan tersebut di kenal dengan SKDN.
Pengertian S adalah jumlah balita yang ada di wilayah posyandu, K adalah jumlah balita
yang memiliki KMS, D adalah jumlah balita yang datang dan ditimbang, N adalah jumlah
balita yang naik berat badannya, T adalah jumlah balita yang tetap/turun berat badannya, O
adalah jumlah balita yang tidak ditimbang bulan lalu, B adalah jumlah balita baru.
Puskesmas Muara Harus memiliki 10 posyandu balita dan untuk 7 desa wilayah kerja Gizi
memiliki 10 posyandu, berikut adalah data SKDN di 10 posyandu tahun 2020 :

8
Pemantauan Bayi dan Balita Tahun 2020
BAYI (0-11 BULAN)
PENCAPAIAN
(S) (K) (D) (N) (T) K/S N/D T/D D/S BGM BGM/S
NO DESA
Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ
2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
1 Tantaringin 22 22 20 15 3 100 75 15 90.9 0 0
2 Harus 14 14 13 9 2 100 69.2 15.4 92.9 0 0

3 Mantuil 20 20 20 13 4 100 65 20 100 0 0


4 Murung Karangan 27 27 26 18 4 100 69.2 15.4 96.3 0 0
5 Manduin 13 13 13 8 2 100 61.5 15.4 100 0 0
6 Madang 8 8 6 2 2 100 33.3 33.3 75
7 Padangin 17 17 16 11 3 100 68.8 18.8 94.1 0 0
Jumlah 121 121 114 76 29 100 66.7 19 94.2 0 0

BADUTA (12-59 BULAN)


PENCAPAIAN
(S) (K) (D) (N) (T) K/S N/D T/D D/S BGM BGM/S
NO DESA
Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ
2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
1 Tantaringin 71 71 67 51 5 100 76.1 7.4 94.4 3 3.22
2 Harus 36 36 33 23 3 100 69.7 9.1 91.7 1 2
3 Mantuil 72 72 70 52 5 100 74.3 7.1 97.2 3 3.26
4 Murung Karangan 96 96 93 69 6 100 74.2 6.4 96.9 6 4.87
5 Manduin 73 73 71 54 4 100 76.1 5.6 97.3 4 4.65
6 Madang 43 43 40 31 3 100 77.5 7.5 93 2 3.92
7 Padangin 52 52 50 38 5 100 76 10 96.2 2 2.90
JUMLAH 443 443 424 318 31 100 75 7.6 95.7 21 3.54

BALITA (0-59 BULAN)

PENCAPAIAN
NO (S) (K) (D) (N) (T) K/S N/D T/D D/S BGM BGM/S
DESA
Ʃ 9
Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ
2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
1
a. Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Posyandu (D/S)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa D/S bayi,baduta dan balita di semua desa sudah
mencapai target dan untuk tahun 2020 terjadi peningkatan, Hal ini menunjukkan bahwa
kesadaran masyarakat sudah mulai meningkat,akan tetapi peran serta kader di desa juga
sangat menentukan tingkat pencapaian D/S karena kader melakukan sweeping penimbangan
dengan mengadakan kunjungan rumah pada balita yang tidak datang ke Posyandu, di dukung
Beberapa inovasi yang dilakukan oleh beberapa desa agar dapat meningkatkan D/S dengan
membuat doorprize di posyandu dari dana desa dan melaksanakan Dasa Balita/Balita Asuh
setiap 1 kader Posyandu agar kader bisa memantau kehadiran balita asuh masing-masing
untuk meningkatkan cakupan D/S.
b. Cakupan Program Penimbangan (K/S)
Pada bayi, baduta dan balita pencapaian K/S semua desa sudah tercapai target yaitu 100
%. Hal ini karena peran aktif bidan di desa yang ikut meningkatkan program Posyandu
dengan memberikan buku KIA yang didalamnya sudah terdapat KMS, pada ibu hamil yang
memeriksakan diri ke Polindes/Posyandu saat pertama kali.
c. Keberhasilan Program (N/D)
Data N/D dari tahun 2019 ke 2020 terjadi kenaikan. Keberhasilan program ini tidak
lepas dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh kerjasama lintas program yaitu bidan desa,
dan petugas gizi seperti pembinaan kepada kader dalam pengisian KMS dalam menentukan
N atau T menggunakan KBM di KMS, dan juga kunjungan ke rumah balita dan pemberian
PMT Pemulihan.
Bekerja sama dengan promkes Puskesmas untuk melakukan penyuluhan pada ibu balita,
tentang pencegahan penyakit dan PHBS karena di bulan tertentu balita mungkin saja
terserang penyakit misalnya diare, ISPA dll. Karena dalam masa balita adalah masa penting
untuk pertumbuhan anak, sebisa dan sedini mungkin penyakit dapat dicegah agar dapat
dicapai pertumbuhan anak yang optimal.
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh petugas gizi untuk meningkatkan N/D adalah
dengan pemberian PMT Pemulihan (berupa susu dan biskuit), kunjungan rumah, konseling,
maupun penyuluhan di posyandu.
d. BGM/D
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah BGM di wilayah kerja Puskesmas
Muara Harus sebanyak 21 anak tahun 2020.

10
Data Bayi dan Balita BGM

Tanggal
DESA Nama Anak Ayah BB(kg) TB(cm)
lahir
Tantaringin M.Faizal 10/10/2016 Mujanoor

M. wildan 01/03/2015 Lukman Hakim

Jannatul H 29/09/2016 Lutfianto 10 96

Harus Ahmad Thomi 26/09/2019 Soeharto 7.6 67

Mantuil M.Rifqi Fadillah 02/01/2016 Hendri 12 99

M.Riski R 12/06/2016 Rafi 9 86

M.Naufal 16/7/2017 Zainal H 11,8 92

Murung M.Sabit Rifai 22/09/2015 Hepni 6,8 71


Karangan
Tiara Dewi 17/05/2015 Hamyuni 9,8 88

M. Noor Ahad 02/09/2018 Syarifudin 2,6 48

Nadila Rahayu 28/07/2015 Ponidi

Risa Yanti 24/11/2015 Mursidi

A.Rafli A 30/08/2016 H.Rudi

Manduin Agelia Safitri 27/07/2017 Alpiani 10 89

Juhdiana 19/12/2017 Juhdin 10 90

Kinaya Z 02/04/2016 M.Hendra 12 98

Syaidina Umar 14/05/2015 Ilmi 13 102

Madang Rizali Ikram 1/1/2017 Rahmadi 4.9 61

M.Zaidan Nor 14/08/2016 Masuri 5.9 67


Ilmi

Padangin Hilyatul Atqia 11/11/2017 Husaini

Al farisy 15/06/2015 Aspuni

Dari tabel atas dapat dilihat ada 21 balita BGM di wilayah kerja Puskesmas Muara
Harus tahun 2020. Kasus BGM di temukan saat melaksanakan PSG (Pemantauan Status
Gizi) di Posyandu dan langsung di pantau agar tidak sampai ke gizi buruk. Untuk memantau
status gizi balita yang BGM maka dilakukan kunjungan rumah rutin dan memberikan PMT
pemulihan (susu dan biskuit) . Masalah yang ditemukan pada balita BGM ini antara lain :

1) Anak susah makan.


2) Anak diberikan makanan lain, misalnya makanan ringan/jajanan sebelum makanan utama.
3) Sebagian masyarakat lebih mengutamakan membeli kebutuhan yang lain dari pada
makanan anak.
4) Kurang nya pengetahuan orang tua terhadap pemenuhan gizi anak.
5) Anak mudah sakit dan nafsu makan berkurang sehingga asupan zat gizi kurang.
6) Bekerja sama dengan petugas Promkes dan bidan di desa maupun kader, diberikan
penyuluhan kepada ibu balita BGM tentang pola makan bayi dan anak balita, ASI
Eksklusif dan MP ASI.
7) Memberikan pengertian kepada ibu balita bahwa makanan bergizi tidak harus mahal,
dengan harga yang terjangkau pun bisa mendapatkan makanan yang bergizi seimbang
untuk keluarga. Lebih baik lagi apabila makanan tsb dari hasil kebun/pekarangan dan
hewan peliharaan sendiri.

11
8) Melakukan penyuluhan tentang PHBS, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran agar
menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk menghindari penyakit.
2. Cakupan Vitamin A
Akibat dari kekurangan Vitamin A bermacam-macam antara lain terhambatnya
pertumbuhan, gangguan pada kemampuan mata untuk menerima cahaya, xerophtalmia serta
meningkatnya kemungkinan menderita penyakit infeksi. Selain dari bahan makanan (daging,
ayam,hati, susu, telur, sayuran hijau dan buah berwarna merah/kuning), vitamin A juga di dapat
dari suplemen Kapsul Vitamin A. Distribusi kapsul Vitamin A dilakukan dua kali setahun yaitu
bulan Pebruari dan Agustus di semua desa di kecamatan Upau dengan sasaran Bayi 6-11 bulan,
diberikan Kapsul Vitamin A biru (100.000 IU) dan Balita 12-59 bulan, diberikan Kapsul
Vitamin A merah (200.000 IU). Adapun hasil distribusi Vitamin A adalah sebagai berikut :
Februari 2020
BAYI BALITA

Sasaran % Sasaran %
Desa Cakupan Cakupan
No Riil 6- Proyeks
Proyeksi Riil Proyeksi Riil Riil
11bln i
Proyeksi

1
Tantaringin 25 17 17 68 100 105 65 65 61.9 100

2 Harus 10 6 6 60 100 45 42 42 93.3 100


3 Mantuil

21 19 19 90.5 100 88 65 65 73.9 100

4 Murung
Karangan
25 23 23 92 100 113 91 91 80.5 100

5 Manduin

14 14 14 100 100 61 54 54 88.5 100

6 Madang 12 5 5 41.7 100 55 40 40 72.7 100

7 Padangin 13 3 3 23.1 100 56 54 54 96.4 100

JUMLAH 120 87 87 72.5 100 523 411 411 78.6 100

Agustus 2020

BAYI BALITA

Sasaran % Sasaran %
Desa Cakupan Cakupan
No Riil 6- Proyeks
Proyeksi Riil Proyeksi Riil Riil
11bln i
Proyeksi

1
Tantaringin 25 10 10 40 100 105 71 71 67.6 100

2 Harus 10 4 4 40 100 45 36 36 80 100


3 Mantuil

21 8 8 38.1 100 88 72 72 81.8 100

4 Murung
Karangan
25 15 15 60 100 113 96 96 85 100

5 Manduin

14 7 7 50 100 61 73 73 119.7 100

6 Madang 12 1 1 8.3 100 55 43 43 78.2 100

12
7 Padangin 13 5 5 38.5 100 56 52 52 92.9 100

JUMLAH 120 50 50 41.7 100 523 443 443 84.7 100

Dari kedua tabel di atas dapat diketahui bahwa cakupan distribusi vitamin A pada bayi dan
balita di semua desa sudah memenuhi target yang di harapkan yaitu 100%. Pemberian vitamin
A di lakukan di Posyandu, juga dilakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak datang ke
Posyandu. Pada balita yang tidak dating ke Posyandu, vitamin A dibagikan pada waktu arisan di
desa, di sekolah (TK), yasinan/pengajian ataupun pada saat kebaktian.
3. Cakupan Fe dan Vitamin A Bufas
Salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah adalah zat besi. Secara
alamiah zat besi diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari
dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit
kurang darah.
Tanda-tanda anemia gizi besi antara lain pucat, lemah, lesu, pusing, dan penglihatan sering
berkunang-kunang. Jika dilakukan pemeriksaan kadar Hb dalam darah maka angka Hb kurang
dari normal.
Anemia gizi besi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai
berat. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi yang berat badannya
rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayi jika ibu hamil menderita anemia berat.
Ibu dalam masa nifas perlu mendapatkan 2 kapsul Vitamin A merah (200.000 IU) yaitu
setelah melahirkan dan minimal 24 jam sesudahnya, tidak lebih dari 6 minggu setelah
melahirkan. Pemberian Vitamin A ini bertujuan meningkatkan mutu vitamin A pada ASI
sehingga bayi cukup mendapatkan Vitamin A. Selain itu adalah untuk lebih meningkatkan daya
tahan tubuh ibu yang baru melahirkan.
Untuk mencegah dan mengatasi anemia gizi besi pada ibu hamil, maka diberikanlah Tablet
Tambah Darah :
Tahun 2020

PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PEMBERIAN VITAMIN A BUFAS KETERANGAN


SASARAN
NO DESA FE 1 FE 3 SASARAN CAKUPAN %P
PROYEKSI

CAKUPAN %P CAKUPAN %P CAKUPAN %P

1 Tantaringin 28 22 78.6 18 64.3 26 24 92.3 TARGET BULAN:


FE-1 :
2 Harus 14 19 135.7 21 150.0 12 19 158.3 95%/12=7,9%
FE-3 :
3 Mantuil 25 14 56.0 11 44.0 22 19 86.4 95%/12=7,9%
Mrg BUFAS :
4 Karangan 31 23 74.2 24 77.4 28 36 128.6 96%/12=8%

5 Manduin 17 8 47.1 13 76.5 15 15 100.0  

6 Madang 16 14 87.5 12 75.0 14 10 71.4  

7 Padangin 15 10 66.7 13 86.7 14 20 142.9

JUMLAH 146 110 75.3 112 76.7 131 143 109.2  

Cakupan Fe1, Fe3, dan vitamin A bufas berdasarkan tabel diatas belum mencapai target
karena pembanding menggunakan proyeksi, sedangkan jumlah bumil dan nifas pada kecamatan

13
Muara Harus sedikit sehingga terjadi kesenjangan, namun untuk data riil sudah mencakup
semua, hal ini tidak lepas dari peran aktif bidan di desa dan kader dalam meningkatkan cakupan
program gizi terutama untuk ibu hamil. Selama masa kehamilan diharapkan ibu mengkonsumsi
minimal 90 tablet tambah darah. Disarankan minum tablet ini pada malam hari karena biasanya
ibu mengalami mual, dan hindari minum tablet Fe dengan air teh, karena kandungan tanin
dalam teh akan menghambat penyerapan zat besi.
4. Ibu Hamil KEK dan Anemia Ibu Hamil
Bumil KEK adalah Ibu hamil yang mempunyai ukuran lingkar lengan atas (LILA) < 23,5
cm. bumil KEK merupakan faktor risiko terjadinya BBLR. Pengukuran LILA dilakukan dengan
menggunakan pita LILA. Berikut data ibu hamil KEK dan Anemia di 7 desa wilayah kerja :
Jumlah 2020
Jumlah Bumil Anemia
No Desa Sasaran Jumlah Bumil KEK
(Hb = <11 gr%)
Bumil Resti ABS % ABS %
21.4 17.9
1 Tantaringin 28 6 5
28.6 0.0
2 Harus 14 4 0
8.0 4.0
3 Mantuil 25 2 1
9.7 3.2
4 Murung Karangan 31 3 1
0.0 5.9
5 Manduin 17 0 1
12.5 0.0
6 Madang 16 2 0
13.3 0.0
7 Padangin 15 2 0
13.0 5.5
JUMLAH 146 19 8

Untuk penanganan Bumil KEK dilakukan kunjungan rumah, konseling, penyuluhan di


kelas ibu hamil, dan pemberian PMT bumil berupa biskuit yang di pantau langsung oleh
petugas gizi bekerjasama dengan bidan desa. Sedangkan untuk bumil yang anemia akan
dilakukan konseling gizi ibu hamil, dan pemantauan kepatuhan mengkonsumsi Tablet Tambah
Darah selama kehamilan yang di harapkan dapat meningkatkan Hb bumil. Berikut daftar ibu
hamil KEK yang mendapatkan biskuit PMT :
1 Mardinah 26 Wardani 40 23 Madang
2 Erma Yulianti 27 M.Ihsan 37.5 22 Harus
3 Ruaida 27 Aliani 41 22 Tantaringin
4 Rini 30 Rahmani 44.5 21.5 Harus
5 Yulia A 22 Budi.G 49 23 Mantuil
6 Erna Ningsih 29 Pudin 23 Padangin
2020
7 Lamiah 26 Herman 38.5 20 Tantaringin
8 Ayu Astuti 18 Sarifudin 38 21 Murung Karangan
9 Norhasanah 28 Samsun 43 22,5 Madang
10 Novita 27 Abd.Hamid 47 23 Harus
11 Mawahdah 25 Mujahidin 44 22 Padangin

1 Norsehat 38 A.Efendi 41 23 Tantaringin


2 Faridah 29 Taufik 38 22 Murung Karangan
3 Rahma 22 Tamlihan 48 21 Tantaringin
4 Rahma Riyanti 22 M.Efendi 41 21 Tantaringin
5 Risma Febriana 18 Saiful 48 20.5 Murung Karangan
2020 6. Laila Herawati 22 A.Badarudin 53 22 Tantaringin
7. Rusmini 38 Muksin 48 22 Harus
8. Siti Rahmaniah 18 Zaini Abdi 45 23 Mantuil

14
5. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian hanya air susu ibu saja kepada bayi sejak lahir sampai
usia 6 bulan tanpa memberikan makanan atau minuman apapun, kecuali obat bila perlu. Bayi
dikatakan ASI Eksklusif bila saat survey bayi masih diberikan ASI secara Eksklusif.
Berikut adalah Data bayi yang ASI Eksklusif di 7 desa wilayah kerja Puskesmas Muara Harus :

% ASI Eksklusif

No Desa 2019 2020


Target Target
Februari Agustus Februari Agustus

1 Tantaringin 71,4 80 47 63.6 60.0 47


47 66.6 60.0 47
2 Harus 75 100
47 50.0 58.3 47
3 Mantuil 66,7 60
Murung 50.0 50.0 47 71.4 63.6 47
4
Karangan
52.6 55.7 47 60.0 77.7 47
5 Manduin
60.0 60.0 47 55.5 50.0 47
6 Madang
47 66.6 62.5 47
7 Padangin

TOTAL 44 67,7 67,7 60.6 61.5 67.6

Berdasarkan tabel diatas, pencapaian cakupan pemberian ASI eksklusif 0 – 6 bulan di 6


desa wilayah kerja sudah memenuhi target indikator kinerja kabupaten. Cakupan pemberian
ASI Eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif, mitos yang masih beredar di masyarakat,dukungan dari lingkungan, dan nutrisi ibu
saat menyusui. Oleh karena itu memberikan penyuluhan di kelas ibu hamil, dan konseling
menyusui sangat lah penting untuk keberhasilan ASI Eksklusif.
6. Konsumsi Garam Beryodium
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan
tubuh untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan.
Garam beryodium yang dikonsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) antara
lain mengandung yodium sebesar 30-80 ppm.
Tujuan dari pemantauan garam beryodium ini adalah untuk memperoleh gambaran berkala
tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat.
Di Puskesmas Upau, pemantauan garam beryodium dilaksanakan di 9 Posyandu setiap
bulan februari dan agustus, dengan sampel Ibu balita yang datang ke posyandu. Dari hasil
pengujian, suatu desa dikategorikan baik jika hasil uji cukup lebih dari 89, 2 %.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan iodine tes, caranya adalah dengan meneteskan
2-3 tetes iodine tes pada ½ sendok teh garam. Tunggu dan perhatikan perubahan warnanya,
apabila berubah jadi ungu tua, berarti mengandung yodium sesuai persyaratan (lebih dari 30
ppm), apabila tidak berubah warna atau hanya berwarna ungu muda, berarti tidak/kurang
mengandung yodium. Hasil dari pemantauan garam beryodium di Posyandu 6 desa wilayah
kerja adalah sebagai berikut :

Pemantauan Garam Beryodium

15
Garam Beryodium
No Desa Posyandu
Februari 2019 Agustus 2019
∑ Sampel Baik % ∑ Sampel Baik %
1 Masingai I Kenanga 102 102 100 55 55 100
2 Masingai II Melati 77 77 100 53 53 100
3 Bilas Cempaka Bersemi 51 43 84,3 19 18 94,7
Pantai Indah 37 37 100 23 23 100
4 Kaong Hidup Baru 31 31 100 15 14 93,33
Mawar Merah 21 21 100 25 23 80
5 Pangelak Berkat Bersatu 47 47 100 35 35 100
Anggrek 44 44 100 40 40 100
6 Kinarum Bunga Sari 38 35 92,1 41 41 100
TOTAL 448 437 97,3 306 302 98,6

Berdasarkan tabel diatas, untuk tahun 2019 sudah mencapai target namun ada beberapa
yang tidak mengandung yodium. Ada beberapa faktor yang membuat perubahan warna tidak
signifikan seperti cara penyimpanan yang salah. Penyimpanan seharusnya di tempet kering dan
tertutup, serta tidak terkena matahari langsung.

16
7. Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita Menurut e-PPGBM
Bulan Februari 2020
BB/U TB/U BB/TB
Berat Risiko
No Desa/Kelurahan Sangat Risiko Sangat Gizi Gizi Gizi
Kurang Badan Pendek Normal Tinggi Normal Gizi Obesitas
Kurang Lebih Pendek Buruk Kurang Lebih
Normal Lebih
1 MADANG 2 9 37 0 3 5 40 0 0 5 42 1 0 0
2 PADANGIN 2 16 38 2 1 10 47 0 1 10 43 1 2 1
3 HARUS 2 12 30 1 3 7 35 0 0 3 41 1 0 0
4 TANTARINGIN 0 7 68 0 0 3 71 1 2 4 66 3 0 0
5 MANDUIN 2 14 67 1 0 3 81 0 1 12 70 1 0 0
6 MANTUIL 0 10 68 1 1 4 74 0 0 4 71 3 1 0
MURUNG
7 KARANGAN 4 14 87 1 0 7 99 0 5 14 86 1 0 0
JUMLAH 12 82 395 6 8 39 447 1 9 52 419 11 3 1

Bulan Agustus 2020


BB/U TB/U BB/TB

Berat Risiko
No Desa/Kelurahan Sangat Risiko Sangat Gizi Gizi Gizi
Kurang Badan Pendek Normal Tinggi Normal Gizi Obesitas
Kurang Lebih Pendek Buruk Kurang Lebih
Normal Lebih

1 MADANG 2 9 39 2 1 6 45 0 0 8 42 1 1 0
2 PADANGIN 2 16 50 1 4 6 59 0 0 12 55 1 0 1
3 HARUS 1 9 40 1 3 5 42 1 0 3 46 2 0 0
4 TANTARINGIN 2 12 73 0 0 7 80 0 3 5 78 0 1 0
5 MANDUIN 3 12 70 1 0 9 77 0 3 12 70 1 0 0
6 MANTUIL 1 11 76 2 1 7 82 0 1 1 82 3 2 1
MURUNG
7 KARANGAN 3 19 98 2 2 8 112 0 4 10 104 3 1 0
JUMLAH 14 88 446 9 11 48 497 1 11 51 477 11 5 2

17
18
Berdasarkan tabel diatas, Status gizi berdasarkan BB/U kategori sangat kurang 2,5 %, kurang 15,8%, normal 80,1%, lebih 1,6% ; status gizi berdasarkan TB/U
kategori sangat pendek 2.0%, pendek 8.6%, normal 89,2%, tinggi 0,2% ; status gizi berdasarkan BB/TB kategori gizi buruk 2,0%, gizi kurang 9,2%, normal
85,6%, resiko gizi lebih 2.0%, gizi lebih 0.9%, obesitas 0,3%. Beberapa penyebab langsung yang mempengaruhi status gizi balita seperti makanan dan penyakit,
sedangkan penyebab tidak langsung nya seperti ketahanan pangan, pola asuh, dan pelayanan kesehatan yang minim.
8. Pemantauan Status Gizi (PSG) Anak sekolah
Tahun 2020
PSG anak sekolah biasanya di laksanakan pada bulan Juli di tahun ajaran baru, PSG anak sekolah bertujuan untuk mengetahui keadaan gizi anak kelas satu
yang baru masuk sekolah. Untuk siswa yang status gizi nya bermasalah akan di berikan konseling gizi. Pelaksanaan pemantauan status gizi tahun 2020 tidak
dilaksanakan dikarenakan pandemic covid-19, sehingga tidak dapat melaksanakan kegiatan tersebut dimana anak sekolah atau siswa/siswi tidak malakukan tatap
muka dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar melalui daring.

19
9. Tablet Tambah Darah Remaja Putri
Anemia Gizi adalah kekurangan kadar hemoglobin dalam darah yang disebabkan karena
kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Remaja putri adalah
masa peralihan dari anak menjadi dewasa , ditandai dengan perubahan fisik dan mental.
Perubahan fisik ditandai dengan berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10-19
th). Wanita usia subur adalah wanita pada masa atau peroide dimana dapat mengalami proses
reproduksi . Ditandai masih mengalami menstruasi (umur 15-45 th).
Penanggulangan anemia pada remaja putri yaitu dengan pemberian tablet tambah darah
sebagai persiapan untuk menjadi ibu hamil, karena wanita yang menikah atau hamil lebih
banyak membutuhkan zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Akibat
kekurangan zat besi pada ibu hamil antara lain akan mengalami keguguran, BBLR dan
perdarahan, yang menjadi penyebab tertinggi kematian ibu melahirkan.
Apabila tidak diberikan Fe akan berdampak terhadap anemia. Dampak Anemia seperti
turunnya kesehatan reproduksi, terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan,
turunnya kemampuan dan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar rendah dan dapat
menurunkan produktivitas kerja, mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak
mencapai optimal, dan turunnya tingkat kebugaran. Berikut data distribusi TTD remaja putri di
sekolah :
JUMLAH MASA
NO SEKOLAH KELAS UMUR JUMLAH TTD
SISWI PEMBERIAN
1 SMPN 1 UPAU VII 13 TAHUN 35 840 24 minggu
2 MTS IHYA ULUMUDDIN VII A 13 TAHUN
54 1296 24 minggu
    VII A 13 TAHUN
3 MA IHYA ULUMUDDIN X 16 TAHUN 15 360 24 minggu
4 SMAN 1 UPAU X 15 TAHUN
40 960 24 minggu
XI 16 TAHUN
5 SMPN 2 UPAU VII A 13 TAHUN
VII B 13 TAHUN
VII C 13 TAHUN 24 minggu
60 1440
VIII A 13 TAHUN
VIII B 13 TAHUN
VIII C 13 TAHUN
JUMLAH 204 4896 (490 paket) 6 bulan

TTD remaja putri diberikan 1 minggu sekali dan pemantauan pemberian TTD remaja putri
dilakukan setiap bulan, ada 3 sekolah di wilayah kerja PTT yang mendapatkan TTD yaitu
SMPN 1 Upau, MTS Ihya Ulumuddin Bilas, dan MA Ihya Ulumuddin Bilas.

20
21
22
BAB IV
ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Tahun
No Data Target Trend Kesenjangan
2015 2016 2017 2018
100
1 % Kasus Gizi Buruk yang mendapat perawatan 100 100 100 100 Tercapai
76,35
2 % Balita yang ditimbang berat badannya 69,1 95,9 76,1 94 14,9
% Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI 67,45
3 23,4 79,4 62,4 47 Tercapai
Eksklusif
97,7
4 % RT mengkonsumsi garam beryodium 95,3 96,5 86,7 96 Tercapai
% Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 100
5 67,8 49,7 65 96 Tercapai
(berdasarkan sasaran proyeksi sebagai pembagi)
% Ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal
59,3
6 90 tablet selama masa kehamilan (berdasarkan 32,4 89,8 51,7 95 35,7
sasaran proyeksi sebagai pembagi)
% Ibu hamil KEK yang mendapat tambahan 93,3
7 - 100 100 80 Tercapai
makanan
% Balita kurus yang mendapat makanan 100
8 - 100 100 85 Tercapai
tambahan
23,7
9 % Remaja putri mendapat TTD - - 23,7 25 1,3
% Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 78,7
10 80,8 93,7 63,1 96 17,3
(berdasarkan sasaran proyeksi sebagai pembagi)
78,7
11 % Bayi yang baru lahir mendapat IMD - - 63,1 47 Tercapai
% Bayi dengan berat badan lahir rendah (berat 9,44
12 - - 3,8 11 Tercapai
badan < 2500 gram)
100
13 % Balita mempunyai buku KIA/KMS 100 100 100 98 Tercapai
52,92
14 % Balita ditimbang yang naik berat badannya 70,7 77,9 54,4 74 21,08
% Balita ditimbang yang tidak naik berat 14,51
15 12,2 17,2 16,4 26 11,49
badannya
% Balita ditimbang yang tidak naik berat 2,69
16 - 1,9 2,2 11 Tercapai
badannya dua kali berturut-turut (2T)
0,7
17 % Balita di bawah garis merah (BGM) - 0,1 0,1 11 Tercapai
8,07
18 % Ibu Hamil Anemia - 4,5 6 31 Tercapai
14,8
19 % Balita yang stunting berdasarkan TB/U - - 23 28 Tercapai

23
B. Akar Penyebab Masalah

Cakupan balita di timbang yang naik berat badannya (N/D) (52,92%)

MANUSIA METODE
Kesadaran masyarakat kurang Konseling dan
Dalam hal nutrisi anak
pemantauan status gizi
Pendekatan oleh kader yang
Ibu balita yang bekerja di posyandu
memegang balita asuh tersebut
Kekeliruan kader
mengisi register Masyarakat menolak di nasehati oleh Masy masih kurang
kader memahami
Pembinaan kader
posyandu
Cakupan balita ditimbang yang
naik BB (N/D) (52,92%)
Kuranganya sarana
pendukung seperti
media penyuluhan di Kurang nya dana utk Dukungan pihak desa
posyandu pembelian PMT yang kurang
penyuluhan
Stok PMT PKK tidak aktif
Mengusulkan ke desa
habis

SARANA DANA LINGKUNGAN

24
Cakupan Bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 2500 gram) (9,44%)

MANUSIA METODE
Ibu hamil kurang mendapat
Kurangnya tenaga bidan desa
Pengetahuan orang tua pengetahuan perihal nutrisi selama
kurang kehamilan hamil
tidak ada kepastian dari dinkeskab mengenai
pengangkatan/penempatan bides Memberikan konseling ke Ibu
di wiker puskesmas upau hamil Resti dan kelas ibu hamil
Ibu hamil resti dengan KEK
Cakupan bayi dengan
berat badan lahir
rendah (berat badan <
Keadaan polindes 2500 gram) (9,44%)
yang tidak ada
Kurang nya dana
petugas nya Dukungan suami dan
operasional
orang tua ibu hamil yg
kurang
Menyusun rencana kegiatan
kunjungan rumah Px Pendekatan kepada keluarga
DANA dengan aparat desa
SARANA
LINGKUNGAN

25
Cakupan Balita di bawah garis merah (BGM) (0,7%)

MANUSIA METODE

TPG jarang melakukan Diadakan


Pemantauan gizi balita Kegiatan P-Link

Pemantauan Status Gizi


Di Posyandu
Pemantauan Status Gizi di Posyandu

Cakupan balita di
bawah garis merah
Media penyuluhan (BGM) (0,7%)
kurang
Kurang nya dana
Pengetahuan orang tua
operasional
kurang
Peran Linsek
Mengusulkan rencana Dukungan keluarga
kegiatan pemantauan kurang
status gizi di posyandu
SARANA LINGKUNGAN
DANA

26
C. Rencana Pemecahan Masalah

Urutan
Rumusan Masalah Akar penyebab masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih
prioritas
1 Cakupan balita ditimbang - Kesadaran masyarakat masih - Memberikan konseling gizi seimbang - Memberikan konseling gizi seimbang
yang naik Berat Badan kurang dalam hal nutrisi balita bagi balita bagi balita
nya (N/D) (52,92%) - Kekeliruan kader mengisi - Pembinaan kader posyandu
register - Pembinaan kader posyandu - Menjalankan program inovasi DASA
- Pendekatan oleh kader - Menjalankan program inovasi DASA BALITA
dengan balita asuh BALITA
- Konseling dan pemantauan - Melaksanakan program inovasi P-
status gizi di posyandu - Melaksanakan program inovasi P-Link Link untuk memudahkan pendistribusian PMT ke
- Stok PMT habis untuk memudahkan pendistribusian PMT ke sasaran
- Dukungan pihak desa kurang sasaran - Membuat permintaan PMT ke Dinas
(PKK tidak aktif) - Membuat permintaan PMT ke Dinas - Menyampaikan hal tersebut saat
- Menyampaikan hal tersebut saat linsek/MMD agar PKK/desa juga berperan aktif di
linsek/MMD agar PKK/desa juga berperan aktif di posyandu
posyandu
2 Cakupan Bayi dengan - Kurangnya tenaga bides di 4 - Mengajukan permohonan pengadaan - Melaksanakan kegiatan konseling
berat badan lahir desa dari 6 desa tenaga PTT bides untuk Puskesmas Upau ke bumil dan kelas bumil, bekerja sama dengan
rendah (berat badan < - Pengetahuan sangat kurang DINKESKAB. bides.
2500 gram) (9,44%) terhadap nutrisi ibu hamil - Megusulkan kegiatan kelas ibu hamil
dan konseling - Bekerjasama dengan linsek untuk
- Dukungan suami dan keluarga melakukan pendekatan kepada Keluarga.
yang masih kurang. - Bekerjasama dengan linsek untuk
melakukan pendekatan kepada Keluarga.
3 - Kurangnya media penyuluhan - Pemantauan status gizi di posyandu - Pemantauan status gizi di posyandu
Cakupan Balita di
- Pengetahuan sangat kurang - Membuat leaflet media penyuluhan - Membuat leaflet media penyuluhan
bawah garis merah
terhadap nutrisi anak - Memberikan konseling penyuluhan di - Memberikan konseling penyuluhan di
(BGM) (0,7%)
posyandu posyandu
- Melaksanakan program inovasi P-Link - Melaksanakan program inovasi P-
untuk memudahkan pendistribusian PMT ke Link untuk memudahkan pendistribusian PMT ke
sasaran sasaran

27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Dari hasil Laporan Tahunan Program Gizi tahun 2018 dapat disimpulkan beberapa capaian
hasil kegiatan dibandingkan dengan target dan trend setiap tahunnya :

Tahun
No Data Target Trend Kesenjangan
2015 2016 2017 2018
100
1 % Kasus Gizi Buruk yang mendapat perawatan 100 100 100 100 Tercapai
76,35
2 % Balita yang ditimbang berat badannya 69,1 95,9 76,1 94 14,9
% Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI 67,45
3 23,4 79,4 62,4 47 Tercapai
Eksklusif
97,7
4 % RT mengkonsumsi garam beryodium 95,3 96,5 86,7 96 Tercapai
% Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 100
5 67,8 49,7 65 96 Tercapai
(berdasarkan sasaran proyeksi sebagai pembagi)
% Ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal
59,3
6 90 tablet selama masa kehamilan (berdasarkan 32,4 89,8 51,7 95 35,7
sasaran proyeksi sebagai pembagi)
% Ibu hamil KEK yang mendapat tambahan 93,3
7 - 100 100 80 Tercapai
makanan
% Balita kurus yang mendapat makanan 100
8 - 100 100 85 Tercapai
tambahan
23,7
9 % Remaja putri mendapat TTD - - 23,7 25 1,3
% Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 78,7
10 80,8 93,7 63,1 96 17,3
(berdasarkan sasaran proyeksi sebagai pembagi)
78,7
11 % Bayi yang baru lahir mendapat IMD - - 63,1 47 Tercapai
% Bayi dengan berat badan lahir rendah (berat 9,44
12 - - 3,8 11 Tercapai
badan < 2500 gram)
100
13 % Balita mempunyai buku KIA/KMS 100 100 100 98 Tercapai
52,92
14 % Balita ditimbang yang naik berat badannya 70,7 77,9 54,4 74 21,08
% Balita ditimbang yang tidak naik berat 14,51
15 12,2 17,2 16,4 26 11,49
badannya
% Balita ditimbang yang tidak naik berat 2,69
16 - 1,9 2,2 11 Tercapai
badannya dua kali berturut-turut (2T)
0,7
17 % Balita di bawah garis merah (BGM) - 0,1 0,1 11 Tercapai
8,07
18 % Ibu Hamil Anemia - 4,5 6 31 Tercapai
14,8
19 % Balita yang stunting berdasarkan TB/U - - 23 28 Tercapai

Dengan disusunnya laporan kegiatan ini, maka dapat diketahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan program gizi dan dapat diketahui permasalahan gizi yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Upau selama tahun 2018 dengan menggunakan metode USGF dan tulang ikan, hal ini
tentunya dapat dipakai sebagai bahan acuan untuk program gizi selanjutnya dan tantangan bagi
Petugas Gizi untuk dapat mencari langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan dan
kendala yang ada, sehingga kegiatan Program Gizi di tahun yang akan datang dapat lebih
ditingkatkan.

B. Saran

28
1. Dalam pelaksanaan kegiatan PTT gizi baik di puskesmas maupun di desa/luar gedung, perlu

lebih ditingkatkan kerjasama dengan petugas lintas program (Bidan Desa, Promkes, dll), lintas

sektor (PKK, dll) dan dengn PTT lainnya (PTT Perawat) agar 19 indikator dapat tercapai sesuai

target.

2. Perlu lebih banyak bimbingan dari petugas kabupaten kepada petugas gizi di puskesmas agar

kegiatan program gizi dapat berjalan lebih baik.

29

Anda mungkin juga menyukai