PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan yang telah di selenggarakan selama ini telah berhasil meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat secara bermakna, meskipun belum dapat di nikmati secara nyata
oleh seluruh penduduk Indonesia, khususnya masyarakat yang bermukim di lokasi terpencil
termasuk di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Dalam rangka memberikan pemerataan akses pada pelayanan kesehatan yang berkualitas,
maka pemerintah sudah seharusnya memberikan perhatian khusus bagi masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden No.
5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2015-2020.
Data menunjukkan terbatasnya tenaga kesehatan yang ada di DTPK (Daerah Tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan), khususnya di puskesmas terpencil/sangat terpencil, sehingga perlu
upaya khusus penempatan tenaga kesehatan seperti Petugas Gizi dan di bantu dengan PTT
provinsi Kalimantan Selatan sekarang ini.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan
oleh pemerintah dan masyarakat. Pusat Kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya di wilayah kerja Puskesmas Muara Harus.
Salah satu program pokok Puskesmas adalah Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat. Program
perbaikan gizi masyarakat adalah salah satu program pokok Puskesmas yang mengacu pada lima
permasalahan gizi utama di Indonesia, yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kekurangan Vitamin A (KVA) dan Gizi lebih.
Berdasarkan Prioritas Pembangunan Kesehatan (RPJMN Bidang Kesehatan 2015-2020) sekarang
perbaikan gizi untuk penurunan Stunting juga sangat di tekankan dengan target 28% pada tahun
2019 dan berdasarkan hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, saat ini telah
terjadi penurunan prevalensi stunting dari 30,8 % pada tahun 2018 (Riskesdas 2018) menjadi
27,67 % tahun 2019 atau turun sekitar 3,13%.
Data Gizi Puskesmas Muara Harus tahun 2020 menunjukan bahwa persentase balita yang di
timbang sebesar ,bayi yang ASI Eksklusif ada , RT yang mengkonsumsi garam beryodium %,
balita 6-59 bulan yang mendapatkan vitamin A 100%, ibu hamil yang mendapatkan TTD 90 butir
%, ibu nifas yang mendapatkan vitamin A sebanyak 2 kali %, balita yang memiliki KMS 100%,
balita ditimbang yang naik berat badannya %, balita ditimbang yang tidak naik berat badannya %,
ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT 100%, remaja putri yang mendapatkan TTD %, bayi yang
IMD %, bayi BBLR %, balita 2T %, balita BGM %, dan bumil anemia %. Oleh karena itu untuk
1
mencapai target kegiatan Program Perbaikan Gizi di Puskesmas yang sudah terlaksana maupun
yang belum terlaksana, maka Petugas Gizi dan PTT gizi ditugaskan sebagai tangan untuk
menjangkau desa-desa di wilayah kerja puskesmas agar kegiatan dapat terlaksana dengan
maksimal dan data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan-kegiatan diatas ada yang dilakukan harian, bulanan, semesteran, dan tahunan serta
beberapa kegiatan yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan
kasus gizi buruk. Kegiatan program gizi dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung
Puskesmas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Laporan Program Gizi ini dibuat dengan tujuan sebagai evaluasi akhir dari kegiatan gizi
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran pelaksanaan program gizi di wilayah kerja Puskesmas Muara Harus
b. Sebagai alat monitoring keberhasilan program gizi yang dilaksanakan di wilayah kerja
c. Sebagai acuan dalam perencanaan program kegiatan gizi untuk tahun selanjutnya
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MUARA HARUS
A. Keadaan Umum
1. Keadaan geografis
Kecamatan Muara Harus mempunyai luas wilayah 62,90 km2 yang terdiri dari 7 desa
wilayah yang terluas adalah desa Murung Karangan yaitu 13,33 km 2 dan desa terkecil
wilayahnya adalah desa Mantuil yaitu sebesar 2,00 km2. Jumlah penduduk 6.679 jiwa dengan
jumlah 1.914 kepala keluarga dengan batas wilayah :
Wilayah Kecamatan Muara Harus berbatasan dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Tanjung
Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Tanta
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Pugaan
Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Kelua
2. Jumlah Desa
Wilayah administrative Kecamatan Muara Harus dengan ibu kota nya Tantaringin terdiri
dari 7 desa, terbagi atas tiga wilayah pengembangan (WPP) yaitu :
a. Wilayah I : wilayah perkotaan terdiri dari desa Tantaringin, Harus, Murung Karangan
dan Mantuil
b. Wilayah II : wilayah pertanian terdiri dari desa Pandangin, Madang
c. Wilayah III : wilayah pertanian dan perikanan terdiri dari Manduin
3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Penduduk kecamatan Muara Harus tahun 2019 berjumlah 6.679 jiwa yng terdiri dari
3.328 jiwa dan perempuan 3.351 jiwa. Penduduk terbanyak terdapat di desa Murung Karangan
sebanyak 1.436 jiwa, disusul desa Tantaringin 1.356 jiwa, desa Mantuil 1.149 jiwa, desa
Manduin 776 jiwa, desa Padangin 697 jiwa, desa Madang 688 jiwa, sedangkan jumlah
penduduk yang paling sedikit adalah desa Harus yaitu sebanyak 577 jiwa.
Kelahiran,kematian dan mutasi penduduk tidak saja mempengaruhi laju pertumbuhan
penduduk tetapi juga mempengaruhi komposisi penduduk. Pada tahun 2019, penduduk
golongan umur 0-4 tahun (bayi balita) berjumlah 538 jiwa terdiri dari 279 jiwa laki-laki dan
259 jiwa perempuan. Penduduk usia 5-9 tahun berjumlah 541 jiwa terdiri dari 256 laki-laki dan
285 perempuan. Sedangkan penduduk berusia > 55 tahun berjumlah 722 jiwa terdiri dari 359
laki-laki dan 363 perempuan.
4. Jumlah Rumah Tangga atau Kepala Keluarga
Jumlah rumah tangga adalah 1.914 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah adalah 1.591
buah jadi rasio jumlah terhadap jumlah ruma tangga adalah 1,2 jadi masih ada rumah yang
dihuni lebih dari 1 (satu) keluarga. Selama luas lantai (luas rumah) cukup luas (minimal 9
m2/jiwa), dari segi kesehatan lingkungan tidaklah menjadi masalah namun jika luas lantai
3
terlalu sempit maka akan berdampak pada kesehatan misal akan mempercepat penyebaran
penyakit menular di rumah tersebut dan privasi dari masing-masing penghuni.
5. Kepadatan Penduduk
Desa Mantuil adalah desa dengan kepadatan tertinggi di kecamatan Muara Harus
dengan kepadatan 574,5 jiwa/km2, sedangkan Desa Madang yang terjarang penduduknya yaitu
55,8jiwa/km2.
6. Rasio Beban Tanggungan
Rasio beban tanggungan di kecamatan Muara Harus adalah 35 yang berarti bahwa
setiap 3292 orang kelompok produktif harus menanggung 53,49 kelompok yang tidak aktif.
Mata pencaharian sebagian besar penduduk Kecamatan Muara Harus adalah bertani, yang
terdiri atas pertanian lahan basah (sawah) dan lahan kering (perkebunan) terutama kebun karet.
Pekerjaan lainnya adalah bidang jasa, perdagangan, karyawan perusahaan swasta dan pegawai
negeri.
7. Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin di Kecamatan Muara Harus pada tahun 2019 adalah jumlah laki-
laki lebih sedikit dibandingkan jumlah perempuan , jumlah laki-laki yakni 3.328 jiwa (49,82%)
sedangkan jumlah penduduk perempuan 3.351 jiwa (50,17%).
4
Keadaan Sumber daya bidang kesehatan
1. SDM di Puskesmas Muara Harus
Pada tahun 2020, Jumlah tenaga Tenaga Gizi PNS di Puskesmas Muara Harus berjumlah 1
orang dan Tenaga PTT Gizi yang tentunya belum maksimal dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan di desa karena waktu dan tenaga yang kurang. Berikut ketenagaan Puskesmas Muara
Harus :
5
JLH
KAD
NO NAMA POSYANDU DESA ER JADWAL
AKTI
F
1. Suka Maju I Padangin 10 Minggu kedua hari SELASA PAGI
2. Suka Maju 2 Padangin 10 setiap tanggal 10 PAGI
3. Cempaka Merah Mantuil 10 Setiap tanggal 6 PAGI
4. Cempaka Putih Mantuil 10 Setiap tanggal 10 PAGI
5. Mawar Merah Murung Karangan 10 Setiap tanggal 8 PAGI
6. Mawar Putih Murung Karangan 10 Setiap tanggal 12 PAGI
7. Harapan Indah Manduin 10 Setiap tanggal 9 PAGI
8. Kenanga Madang 10 Minggu kedua hari RABU PAGI
9. Sejoli Harus 10 Setiap tanggal 16 PAGI
10. Melati Tantaringi 10 Setiap tanggal 15 PAGI
j. Posyandu Lansia :7
No Nama Posyandu Desa Jlh Kader
Lansia
1 Serumpun Harus 3
2 Suka Maju Padangin 3
3 Cempaka Mantuil 6
4 Melati Tantaringin 3
5 Harapan Jati Maduin 3
6 Kenanga Madang 3
7 Mawar Murung Karangan 3
k. Polindes :7
l. Poskesdes :7
m. Taman Kanak-Kanak :8
n. Sekolah Dasar :9
o. SLTP :3
p. SLTA :1
6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kegiatan Program Gizi
Berikut adalah kegiatan Program Gizi yang telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Muara Harus tahun 2020.
Volume Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksanaan Jadwal
Kegiatan Kinerja
1 Penyuluhan Meningkatkan bayi 0 - 6 10 Posyandu Suka Maju I, Suka Januari 47% bayi ASI
ASI Eksklusif pengetahuan ibu bulan posyandu Maju II, Cempaka Merah, Eksklusif
bayi tentang ASI Cempaka Putih, Mawar
Eksklusif Merah,Mawar Putih, Harapan
Indah, Kenanga, Sejoli, Melati
2 Penyuluhan Meningkatkan bayi 0 - 6 10 Posyandu Suka Maju I, Suka Mei Pengetahuan
MP-ASI pengetahuan ibu bulan posyandu Maju II, Cempaka Merah, meningkat
bayi tentang MP- Cempaka Putih, Mawar
ASI Merah,Mawar Putih, Harapan
Indah, Kenanga, Sejoli, Melati
3 Pemantauan Mengetahui status balita 0- 10 Posyandu Suka Maju I, Suka Setiap Status Gizi
status gizi di gizi balita 59 bulan posyandu Maju II, Cempaka Merah, bulan Balita
posyandu Cempaka Putih, Mawar meningkat
Merah,Mawar Putih, Harapan
Indah, Kenanga, Sejoli, Melati
4 Pemantauan Agar semua balita balita 6- 10 Posyandu Suka Maju I, Suka Februari 96% Balita
Distribusi mendapatkan 59 bulan posyandu Maju II, Cempaka Merah, dan mendapatkan
Vitamin A vitamin A Cempaka Putih, Mawar Agustus Vitamin A
Merah,Mawar Putih, Harapan
Indah, Kenanga, Sejoli, Melati
5 Pemberian Agar semua Remaja 4 Sekolah SMPN 1 Muara Harus, SMPN 2 Februari Seluruh remaja
Tablet remaja putri putri Muara Harus, MTSN 12 dan putri
Tambah mendapatkan SMP dan Tabalong, SMAN 1 Muara Harus Agustus mendapatkan
Darah (TTD) Tablet Tambah SMA TTD
remaja putri Darah (TTD)
6 Pemantauan agar rumah Keluarga 7 desa Tantaringin, Murung Karangan, Februari 96% RT
garam tangga wilayah balita Manduin, Harus,Mantui, mengkonsumsi
beryodium di kerja upau dapat Madang, Padangin garam
desa menggunakan beryodium
garam beryodium
7 Pemantauan agar rumah Siswa 9 Sekolah SDN Madang, SDN Padangin , Agustus 96% RT
dan Pemetaan tangga wilayah kelas 4 - MIS Padangin, SDN Tantaringin mengkonsumsi
GAKY di kerja upau dapat 6 SD 1, SDN Tantaringin 2, SDN garam
Sekolah menggunakan Murung Karangan, SDN beryodium
garam beryodium Manduin, SDN Mantuil, MIN 12
Tabalong
8 Pemantauan meningkatkan balita 10 Posyandu Suka Maju I, Suka Maret 100% balita
balita kurang status gizi balita kurang posyandu Maju II, Cempaka Merah, kurus
gizi gizi Cempaka Putih, Mawar mendapatkan
Merah,Mawar Putih, Harapan PMT
Indah, Kenanga, Sejoli, Melati Pemulihan
9 Pemberian meningkatkan Bumil 7 desa Tantaringin, Murung Karangan, Maret 80% Bumil
PMT Bumil status Gizi Bumil KEK Manduin, Harus,Mantui, dan KEK
KEK KEK Madang, Padangin Septemb mendapatkan
er PMT
Pemulihan
8
Pemantauan Bayi dan Balita Tahun 2020
BAYI (0-11 BULAN)
PENCAPAIAN
(S) (K) (D) (N) (T) K/S N/D T/D D/S BGM BGM/S
NO DESA
Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ
2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
1 Tantaringin 22 22 20 15 3 100 75 15 90.9 0 0
2 Harus 14 14 13 9 2 100 69.2 15.4 92.9 0 0
PENCAPAIAN
NO (S) (K) (D) (N) (T) K/S N/D T/D D/S BGM BGM/S
DESA
Ʃ 9
Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ
2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
1
a. Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Posyandu (D/S)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa D/S bayi,baduta dan balita di semua desa sudah
mencapai target dan untuk tahun 2020 terjadi peningkatan, Hal ini menunjukkan bahwa
kesadaran masyarakat sudah mulai meningkat,akan tetapi peran serta kader di desa juga
sangat menentukan tingkat pencapaian D/S karena kader melakukan sweeping penimbangan
dengan mengadakan kunjungan rumah pada balita yang tidak datang ke Posyandu, di dukung
Beberapa inovasi yang dilakukan oleh beberapa desa agar dapat meningkatkan D/S dengan
membuat doorprize di posyandu dari dana desa dan melaksanakan Dasa Balita/Balita Asuh
setiap 1 kader Posyandu agar kader bisa memantau kehadiran balita asuh masing-masing
untuk meningkatkan cakupan D/S.
b. Cakupan Program Penimbangan (K/S)
Pada bayi, baduta dan balita pencapaian K/S semua desa sudah tercapai target yaitu 100
%. Hal ini karena peran aktif bidan di desa yang ikut meningkatkan program Posyandu
dengan memberikan buku KIA yang didalamnya sudah terdapat KMS, pada ibu hamil yang
memeriksakan diri ke Polindes/Posyandu saat pertama kali.
c. Keberhasilan Program (N/D)
Data N/D dari tahun 2019 ke 2020 terjadi kenaikan. Keberhasilan program ini tidak
lepas dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh kerjasama lintas program yaitu bidan desa,
dan petugas gizi seperti pembinaan kepada kader dalam pengisian KMS dalam menentukan
N atau T menggunakan KBM di KMS, dan juga kunjungan ke rumah balita dan pemberian
PMT Pemulihan.
Bekerja sama dengan promkes Puskesmas untuk melakukan penyuluhan pada ibu balita,
tentang pencegahan penyakit dan PHBS karena di bulan tertentu balita mungkin saja
terserang penyakit misalnya diare, ISPA dll. Karena dalam masa balita adalah masa penting
untuk pertumbuhan anak, sebisa dan sedini mungkin penyakit dapat dicegah agar dapat
dicapai pertumbuhan anak yang optimal.
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh petugas gizi untuk meningkatkan N/D adalah
dengan pemberian PMT Pemulihan (berupa susu dan biskuit), kunjungan rumah, konseling,
maupun penyuluhan di posyandu.
d. BGM/D
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah BGM di wilayah kerja Puskesmas
Muara Harus sebanyak 21 anak tahun 2020.
10
Data Bayi dan Balita BGM
Tanggal
DESA Nama Anak Ayah BB(kg) TB(cm)
lahir
Tantaringin M.Faizal 10/10/2016 Mujanoor
Dari tabel atas dapat dilihat ada 21 balita BGM di wilayah kerja Puskesmas Muara
Harus tahun 2020. Kasus BGM di temukan saat melaksanakan PSG (Pemantauan Status
Gizi) di Posyandu dan langsung di pantau agar tidak sampai ke gizi buruk. Untuk memantau
status gizi balita yang BGM maka dilakukan kunjungan rumah rutin dan memberikan PMT
pemulihan (susu dan biskuit) . Masalah yang ditemukan pada balita BGM ini antara lain :
11
8) Melakukan penyuluhan tentang PHBS, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran agar
menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk menghindari penyakit.
2. Cakupan Vitamin A
Akibat dari kekurangan Vitamin A bermacam-macam antara lain terhambatnya
pertumbuhan, gangguan pada kemampuan mata untuk menerima cahaya, xerophtalmia serta
meningkatnya kemungkinan menderita penyakit infeksi. Selain dari bahan makanan (daging,
ayam,hati, susu, telur, sayuran hijau dan buah berwarna merah/kuning), vitamin A juga di dapat
dari suplemen Kapsul Vitamin A. Distribusi kapsul Vitamin A dilakukan dua kali setahun yaitu
bulan Pebruari dan Agustus di semua desa di kecamatan Upau dengan sasaran Bayi 6-11 bulan,
diberikan Kapsul Vitamin A biru (100.000 IU) dan Balita 12-59 bulan, diberikan Kapsul
Vitamin A merah (200.000 IU). Adapun hasil distribusi Vitamin A adalah sebagai berikut :
Februari 2020
BAYI BALITA
Sasaran % Sasaran %
Desa Cakupan Cakupan
No Riil 6- Proyeks
Proyeksi Riil Proyeksi Riil Riil
11bln i
Proyeksi
1
Tantaringin 25 17 17 68 100 105 65 65 61.9 100
4 Murung
Karangan
25 23 23 92 100 113 91 91 80.5 100
5 Manduin
Agustus 2020
BAYI BALITA
Sasaran % Sasaran %
Desa Cakupan Cakupan
No Riil 6- Proyeks
Proyeksi Riil Proyeksi Riil Riil
11bln i
Proyeksi
1
Tantaringin 25 10 10 40 100 105 71 71 67.6 100
4 Murung
Karangan
25 15 15 60 100 113 96 96 85 100
5 Manduin
12
7 Padangin 13 5 5 38.5 100 56 52 52 92.9 100
Dari kedua tabel di atas dapat diketahui bahwa cakupan distribusi vitamin A pada bayi dan
balita di semua desa sudah memenuhi target yang di harapkan yaitu 100%. Pemberian vitamin
A di lakukan di Posyandu, juga dilakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak datang ke
Posyandu. Pada balita yang tidak dating ke Posyandu, vitamin A dibagikan pada waktu arisan di
desa, di sekolah (TK), yasinan/pengajian ataupun pada saat kebaktian.
3. Cakupan Fe dan Vitamin A Bufas
Salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah adalah zat besi. Secara
alamiah zat besi diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari
dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit
kurang darah.
Tanda-tanda anemia gizi besi antara lain pucat, lemah, lesu, pusing, dan penglihatan sering
berkunang-kunang. Jika dilakukan pemeriksaan kadar Hb dalam darah maka angka Hb kurang
dari normal.
Anemia gizi besi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai
berat. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi yang berat badannya
rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayi jika ibu hamil menderita anemia berat.
Ibu dalam masa nifas perlu mendapatkan 2 kapsul Vitamin A merah (200.000 IU) yaitu
setelah melahirkan dan minimal 24 jam sesudahnya, tidak lebih dari 6 minggu setelah
melahirkan. Pemberian Vitamin A ini bertujuan meningkatkan mutu vitamin A pada ASI
sehingga bayi cukup mendapatkan Vitamin A. Selain itu adalah untuk lebih meningkatkan daya
tahan tubuh ibu yang baru melahirkan.
Untuk mencegah dan mengatasi anemia gizi besi pada ibu hamil, maka diberikanlah Tablet
Tambah Darah :
Tahun 2020
Cakupan Fe1, Fe3, dan vitamin A bufas berdasarkan tabel diatas belum mencapai target
karena pembanding menggunakan proyeksi, sedangkan jumlah bumil dan nifas pada kecamatan
13
Muara Harus sedikit sehingga terjadi kesenjangan, namun untuk data riil sudah mencakup
semua, hal ini tidak lepas dari peran aktif bidan di desa dan kader dalam meningkatkan cakupan
program gizi terutama untuk ibu hamil. Selama masa kehamilan diharapkan ibu mengkonsumsi
minimal 90 tablet tambah darah. Disarankan minum tablet ini pada malam hari karena biasanya
ibu mengalami mual, dan hindari minum tablet Fe dengan air teh, karena kandungan tanin
dalam teh akan menghambat penyerapan zat besi.
4. Ibu Hamil KEK dan Anemia Ibu Hamil
Bumil KEK adalah Ibu hamil yang mempunyai ukuran lingkar lengan atas (LILA) < 23,5
cm. bumil KEK merupakan faktor risiko terjadinya BBLR. Pengukuran LILA dilakukan dengan
menggunakan pita LILA. Berikut data ibu hamil KEK dan Anemia di 7 desa wilayah kerja :
Jumlah 2020
Jumlah Bumil Anemia
No Desa Sasaran Jumlah Bumil KEK
(Hb = <11 gr%)
Bumil Resti ABS % ABS %
21.4 17.9
1 Tantaringin 28 6 5
28.6 0.0
2 Harus 14 4 0
8.0 4.0
3 Mantuil 25 2 1
9.7 3.2
4 Murung Karangan 31 3 1
0.0 5.9
5 Manduin 17 0 1
12.5 0.0
6 Madang 16 2 0
13.3 0.0
7 Padangin 15 2 0
13.0 5.5
JUMLAH 146 19 8
14
5. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian hanya air susu ibu saja kepada bayi sejak lahir sampai
usia 6 bulan tanpa memberikan makanan atau minuman apapun, kecuali obat bila perlu. Bayi
dikatakan ASI Eksklusif bila saat survey bayi masih diberikan ASI secara Eksklusif.
Berikut adalah Data bayi yang ASI Eksklusif di 7 desa wilayah kerja Puskesmas Muara Harus :
% ASI Eksklusif
15
Garam Beryodium
No Desa Posyandu
Februari 2019 Agustus 2019
∑ Sampel Baik % ∑ Sampel Baik %
1 Masingai I Kenanga 102 102 100 55 55 100
2 Masingai II Melati 77 77 100 53 53 100
3 Bilas Cempaka Bersemi 51 43 84,3 19 18 94,7
Pantai Indah 37 37 100 23 23 100
4 Kaong Hidup Baru 31 31 100 15 14 93,33
Mawar Merah 21 21 100 25 23 80
5 Pangelak Berkat Bersatu 47 47 100 35 35 100
Anggrek 44 44 100 40 40 100
6 Kinarum Bunga Sari 38 35 92,1 41 41 100
TOTAL 448 437 97,3 306 302 98,6
Berdasarkan tabel diatas, untuk tahun 2019 sudah mencapai target namun ada beberapa
yang tidak mengandung yodium. Ada beberapa faktor yang membuat perubahan warna tidak
signifikan seperti cara penyimpanan yang salah. Penyimpanan seharusnya di tempet kering dan
tertutup, serta tidak terkena matahari langsung.
16
7. Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita Menurut e-PPGBM
Bulan Februari 2020
BB/U TB/U BB/TB
Berat Risiko
No Desa/Kelurahan Sangat Risiko Sangat Gizi Gizi Gizi
Kurang Badan Pendek Normal Tinggi Normal Gizi Obesitas
Kurang Lebih Pendek Buruk Kurang Lebih
Normal Lebih
1 MADANG 2 9 37 0 3 5 40 0 0 5 42 1 0 0
2 PADANGIN 2 16 38 2 1 10 47 0 1 10 43 1 2 1
3 HARUS 2 12 30 1 3 7 35 0 0 3 41 1 0 0
4 TANTARINGIN 0 7 68 0 0 3 71 1 2 4 66 3 0 0
5 MANDUIN 2 14 67 1 0 3 81 0 1 12 70 1 0 0
6 MANTUIL 0 10 68 1 1 4 74 0 0 4 71 3 1 0
MURUNG
7 KARANGAN 4 14 87 1 0 7 99 0 5 14 86 1 0 0
JUMLAH 12 82 395 6 8 39 447 1 9 52 419 11 3 1
Berat Risiko
No Desa/Kelurahan Sangat Risiko Sangat Gizi Gizi Gizi
Kurang Badan Pendek Normal Tinggi Normal Gizi Obesitas
Kurang Lebih Pendek Buruk Kurang Lebih
Normal Lebih
1 MADANG 2 9 39 2 1 6 45 0 0 8 42 1 1 0
2 PADANGIN 2 16 50 1 4 6 59 0 0 12 55 1 0 1
3 HARUS 1 9 40 1 3 5 42 1 0 3 46 2 0 0
4 TANTARINGIN 2 12 73 0 0 7 80 0 3 5 78 0 1 0
5 MANDUIN 3 12 70 1 0 9 77 0 3 12 70 1 0 0
6 MANTUIL 1 11 76 2 1 7 82 0 1 1 82 3 2 1
MURUNG
7 KARANGAN 3 19 98 2 2 8 112 0 4 10 104 3 1 0
JUMLAH 14 88 446 9 11 48 497 1 11 51 477 11 5 2
17
18
Berdasarkan tabel diatas, Status gizi berdasarkan BB/U kategori sangat kurang 2,5 %, kurang 15,8%, normal 80,1%, lebih 1,6% ; status gizi berdasarkan TB/U
kategori sangat pendek 2.0%, pendek 8.6%, normal 89,2%, tinggi 0,2% ; status gizi berdasarkan BB/TB kategori gizi buruk 2,0%, gizi kurang 9,2%, normal
85,6%, resiko gizi lebih 2.0%, gizi lebih 0.9%, obesitas 0,3%. Beberapa penyebab langsung yang mempengaruhi status gizi balita seperti makanan dan penyakit,
sedangkan penyebab tidak langsung nya seperti ketahanan pangan, pola asuh, dan pelayanan kesehatan yang minim.
8. Pemantauan Status Gizi (PSG) Anak sekolah
Tahun 2020
PSG anak sekolah biasanya di laksanakan pada bulan Juli di tahun ajaran baru, PSG anak sekolah bertujuan untuk mengetahui keadaan gizi anak kelas satu
yang baru masuk sekolah. Untuk siswa yang status gizi nya bermasalah akan di berikan konseling gizi. Pelaksanaan pemantauan status gizi tahun 2020 tidak
dilaksanakan dikarenakan pandemic covid-19, sehingga tidak dapat melaksanakan kegiatan tersebut dimana anak sekolah atau siswa/siswi tidak malakukan tatap
muka dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar melalui daring.
19
9. Tablet Tambah Darah Remaja Putri
Anemia Gizi adalah kekurangan kadar hemoglobin dalam darah yang disebabkan karena
kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Remaja putri adalah
masa peralihan dari anak menjadi dewasa , ditandai dengan perubahan fisik dan mental.
Perubahan fisik ditandai dengan berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10-19
th). Wanita usia subur adalah wanita pada masa atau peroide dimana dapat mengalami proses
reproduksi . Ditandai masih mengalami menstruasi (umur 15-45 th).
Penanggulangan anemia pada remaja putri yaitu dengan pemberian tablet tambah darah
sebagai persiapan untuk menjadi ibu hamil, karena wanita yang menikah atau hamil lebih
banyak membutuhkan zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Akibat
kekurangan zat besi pada ibu hamil antara lain akan mengalami keguguran, BBLR dan
perdarahan, yang menjadi penyebab tertinggi kematian ibu melahirkan.
Apabila tidak diberikan Fe akan berdampak terhadap anemia. Dampak Anemia seperti
turunnya kesehatan reproduksi, terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan,
turunnya kemampuan dan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar rendah dan dapat
menurunkan produktivitas kerja, mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak
mencapai optimal, dan turunnya tingkat kebugaran. Berikut data distribusi TTD remaja putri di
sekolah :
JUMLAH MASA
NO SEKOLAH KELAS UMUR JUMLAH TTD
SISWI PEMBERIAN
1 SMPN 1 UPAU VII 13 TAHUN 35 840 24 minggu
2 MTS IHYA ULUMUDDIN VII A 13 TAHUN
54 1296 24 minggu
VII A 13 TAHUN
3 MA IHYA ULUMUDDIN X 16 TAHUN 15 360 24 minggu
4 SMAN 1 UPAU X 15 TAHUN
40 960 24 minggu
XI 16 TAHUN
5 SMPN 2 UPAU VII A 13 TAHUN
VII B 13 TAHUN
VII C 13 TAHUN 24 minggu
60 1440
VIII A 13 TAHUN
VIII B 13 TAHUN
VIII C 13 TAHUN
JUMLAH 204 4896 (490 paket) 6 bulan
TTD remaja putri diberikan 1 minggu sekali dan pemantauan pemberian TTD remaja putri
dilakukan setiap bulan, ada 3 sekolah di wilayah kerja PTT yang mendapatkan TTD yaitu
SMPN 1 Upau, MTS Ihya Ulumuddin Bilas, dan MA Ihya Ulumuddin Bilas.
20
21
22
BAB IV
ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Tahun
No Data Target Trend Kesenjangan
2015 2016 2017 2018
100
1 % Kasus Gizi Buruk yang mendapat perawatan 100 100 100 100 Tercapai
76,35
2 % Balita yang ditimbang berat badannya 69,1 95,9 76,1 94 14,9
% Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI 67,45
3 23,4 79,4 62,4 47 Tercapai
Eksklusif
97,7
4 % RT mengkonsumsi garam beryodium 95,3 96,5 86,7 96 Tercapai
% Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 100
5 67,8 49,7 65 96 Tercapai
(berdasarkan sasaran proyeksi sebagai pembagi)
% Ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal
59,3
6 90 tablet selama masa kehamilan (berdasarkan 32,4 89,8 51,7 95 35,7
sasaran proyeksi sebagai pembagi)
% Ibu hamil KEK yang mendapat tambahan 93,3
7 - 100 100 80 Tercapai
makanan
% Balita kurus yang mendapat makanan 100
8 - 100 100 85 Tercapai
tambahan
23,7
9 % Remaja putri mendapat TTD - - 23,7 25 1,3
% Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 78,7
10 80,8 93,7 63,1 96 17,3
(berdasarkan sasaran proyeksi sebagai pembagi)
78,7
11 % Bayi yang baru lahir mendapat IMD - - 63,1 47 Tercapai
% Bayi dengan berat badan lahir rendah (berat 9,44
12 - - 3,8 11 Tercapai
badan < 2500 gram)
100
13 % Balita mempunyai buku KIA/KMS 100 100 100 98 Tercapai
52,92
14 % Balita ditimbang yang naik berat badannya 70,7 77,9 54,4 74 21,08
% Balita ditimbang yang tidak naik berat 14,51
15 12,2 17,2 16,4 26 11,49
badannya
% Balita ditimbang yang tidak naik berat 2,69
16 - 1,9 2,2 11 Tercapai
badannya dua kali berturut-turut (2T)
0,7
17 % Balita di bawah garis merah (BGM) - 0,1 0,1 11 Tercapai
8,07
18 % Ibu Hamil Anemia - 4,5 6 31 Tercapai
14,8
19 % Balita yang stunting berdasarkan TB/U - - 23 28 Tercapai
23
B. Akar Penyebab Masalah
MANUSIA METODE
Kesadaran masyarakat kurang Konseling dan
Dalam hal nutrisi anak
pemantauan status gizi
Pendekatan oleh kader yang
Ibu balita yang bekerja di posyandu
memegang balita asuh tersebut
Kekeliruan kader
mengisi register Masyarakat menolak di nasehati oleh Masy masih kurang
kader memahami
Pembinaan kader
posyandu
Cakupan balita ditimbang yang
naik BB (N/D) (52,92%)
Kuranganya sarana
pendukung seperti
media penyuluhan di Kurang nya dana utk Dukungan pihak desa
posyandu pembelian PMT yang kurang
penyuluhan
Stok PMT PKK tidak aktif
Mengusulkan ke desa
habis
24
Cakupan Bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 2500 gram) (9,44%)
MANUSIA METODE
Ibu hamil kurang mendapat
Kurangnya tenaga bidan desa
Pengetahuan orang tua pengetahuan perihal nutrisi selama
kurang kehamilan hamil
tidak ada kepastian dari dinkeskab mengenai
pengangkatan/penempatan bides Memberikan konseling ke Ibu
di wiker puskesmas upau hamil Resti dan kelas ibu hamil
Ibu hamil resti dengan KEK
Cakupan bayi dengan
berat badan lahir
rendah (berat badan <
Keadaan polindes 2500 gram) (9,44%)
yang tidak ada
Kurang nya dana
petugas nya Dukungan suami dan
operasional
orang tua ibu hamil yg
kurang
Menyusun rencana kegiatan
kunjungan rumah Px Pendekatan kepada keluarga
DANA dengan aparat desa
SARANA
LINGKUNGAN
25
Cakupan Balita di bawah garis merah (BGM) (0,7%)
MANUSIA METODE
Cakupan balita di
bawah garis merah
Media penyuluhan (BGM) (0,7%)
kurang
Kurang nya dana
Pengetahuan orang tua
operasional
kurang
Peran Linsek
Mengusulkan rencana Dukungan keluarga
kegiatan pemantauan kurang
status gizi di posyandu
SARANA LINGKUNGAN
DANA
26
C. Rencana Pemecahan Masalah
Urutan
Rumusan Masalah Akar penyebab masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih
prioritas
1 Cakupan balita ditimbang - Kesadaran masyarakat masih - Memberikan konseling gizi seimbang - Memberikan konseling gizi seimbang
yang naik Berat Badan kurang dalam hal nutrisi balita bagi balita bagi balita
nya (N/D) (52,92%) - Kekeliruan kader mengisi - Pembinaan kader posyandu
register - Pembinaan kader posyandu - Menjalankan program inovasi DASA
- Pendekatan oleh kader - Menjalankan program inovasi DASA BALITA
dengan balita asuh BALITA
- Konseling dan pemantauan - Melaksanakan program inovasi P-
status gizi di posyandu - Melaksanakan program inovasi P-Link Link untuk memudahkan pendistribusian PMT ke
- Stok PMT habis untuk memudahkan pendistribusian PMT ke sasaran
- Dukungan pihak desa kurang sasaran - Membuat permintaan PMT ke Dinas
(PKK tidak aktif) - Membuat permintaan PMT ke Dinas - Menyampaikan hal tersebut saat
- Menyampaikan hal tersebut saat linsek/MMD agar PKK/desa juga berperan aktif di
linsek/MMD agar PKK/desa juga berperan aktif di posyandu
posyandu
2 Cakupan Bayi dengan - Kurangnya tenaga bides di 4 - Mengajukan permohonan pengadaan - Melaksanakan kegiatan konseling
berat badan lahir desa dari 6 desa tenaga PTT bides untuk Puskesmas Upau ke bumil dan kelas bumil, bekerja sama dengan
rendah (berat badan < - Pengetahuan sangat kurang DINKESKAB. bides.
2500 gram) (9,44%) terhadap nutrisi ibu hamil - Megusulkan kegiatan kelas ibu hamil
dan konseling - Bekerjasama dengan linsek untuk
- Dukungan suami dan keluarga melakukan pendekatan kepada Keluarga.
yang masih kurang. - Bekerjasama dengan linsek untuk
melakukan pendekatan kepada Keluarga.
3 - Kurangnya media penyuluhan - Pemantauan status gizi di posyandu - Pemantauan status gizi di posyandu
Cakupan Balita di
- Pengetahuan sangat kurang - Membuat leaflet media penyuluhan - Membuat leaflet media penyuluhan
bawah garis merah
terhadap nutrisi anak - Memberikan konseling penyuluhan di - Memberikan konseling penyuluhan di
(BGM) (0,7%)
posyandu posyandu
- Melaksanakan program inovasi P-Link - Melaksanakan program inovasi P-
untuk memudahkan pendistribusian PMT ke Link untuk memudahkan pendistribusian PMT ke
sasaran sasaran
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil Laporan Tahunan Program Gizi tahun 2018 dapat disimpulkan beberapa capaian
hasil kegiatan dibandingkan dengan target dan trend setiap tahunnya :
Tahun
No Data Target Trend Kesenjangan
2015 2016 2017 2018
100
1 % Kasus Gizi Buruk yang mendapat perawatan 100 100 100 100 Tercapai
76,35
2 % Balita yang ditimbang berat badannya 69,1 95,9 76,1 94 14,9
% Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI 67,45
3 23,4 79,4 62,4 47 Tercapai
Eksklusif
97,7
4 % RT mengkonsumsi garam beryodium 95,3 96,5 86,7 96 Tercapai
% Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 100
5 67,8 49,7 65 96 Tercapai
(berdasarkan sasaran proyeksi sebagai pembagi)
% Ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal
59,3
6 90 tablet selama masa kehamilan (berdasarkan 32,4 89,8 51,7 95 35,7
sasaran proyeksi sebagai pembagi)
% Ibu hamil KEK yang mendapat tambahan 93,3
7 - 100 100 80 Tercapai
makanan
% Balita kurus yang mendapat makanan 100
8 - 100 100 85 Tercapai
tambahan
23,7
9 % Remaja putri mendapat TTD - - 23,7 25 1,3
% Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 78,7
10 80,8 93,7 63,1 96 17,3
(berdasarkan sasaran proyeksi sebagai pembagi)
78,7
11 % Bayi yang baru lahir mendapat IMD - - 63,1 47 Tercapai
% Bayi dengan berat badan lahir rendah (berat 9,44
12 - - 3,8 11 Tercapai
badan < 2500 gram)
100
13 % Balita mempunyai buku KIA/KMS 100 100 100 98 Tercapai
52,92
14 % Balita ditimbang yang naik berat badannya 70,7 77,9 54,4 74 21,08
% Balita ditimbang yang tidak naik berat 14,51
15 12,2 17,2 16,4 26 11,49
badannya
% Balita ditimbang yang tidak naik berat 2,69
16 - 1,9 2,2 11 Tercapai
badannya dua kali berturut-turut (2T)
0,7
17 % Balita di bawah garis merah (BGM) - 0,1 0,1 11 Tercapai
8,07
18 % Ibu Hamil Anemia - 4,5 6 31 Tercapai
14,8
19 % Balita yang stunting berdasarkan TB/U - - 23 28 Tercapai
Dengan disusunnya laporan kegiatan ini, maka dapat diketahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan program gizi dan dapat diketahui permasalahan gizi yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Upau selama tahun 2018 dengan menggunakan metode USGF dan tulang ikan, hal ini
tentunya dapat dipakai sebagai bahan acuan untuk program gizi selanjutnya dan tantangan bagi
Petugas Gizi untuk dapat mencari langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan dan
kendala yang ada, sehingga kegiatan Program Gizi di tahun yang akan datang dapat lebih
ditingkatkan.
B. Saran
28
1. Dalam pelaksanaan kegiatan PTT gizi baik di puskesmas maupun di desa/luar gedung, perlu
lebih ditingkatkan kerjasama dengan petugas lintas program (Bidan Desa, Promkes, dll), lintas
sektor (PKK, dll) dan dengn PTT lainnya (PTT Perawat) agar 19 indikator dapat tercapai sesuai
target.
2. Perlu lebih banyak bimbingan dari petugas kabupaten kepada petugas gizi di puskesmas agar
29