Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yakni:


lingkungan, perilaku, pelayanan masyarakat, dan keturunan (herediter). Karena
itu upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
harus ditujukan pada keempat faktor utama tersebut secara bersama-sama.
Kesehatan lingkungan adalah upaya kesehatan meliputi kegiatan
analisis dan pengendalian risiko-risiko kesehatan sebagai akibat kurang
terpenuhinya kebutuhan kesehatan dasar seperti air bersih. Fasilitas sanitasi
yang memadai dan tempat tinggal yang layak serta penurunan tingkat risiko
kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran dan bahaya-bahaya lingkungan.
Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana kesehatan yang penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya, petugas puskesmas
melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada mayarakat untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga, dan
lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat. Agar menciptakan kesehatan masyarakat yang
sehat, maka peran sanitasi terhadap peningkatan kualitas kesehatan
masyaarakat telah disepakati oleh semua pihak. Menurut Undang-undang RI
No.36 tahun 2009 Pasal 163 tentang kesehatan, ruang lingkup kesehatan
lingkungan terdiri dari lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, dan
tempat dan fasilitas umum.

1
B. Tujuan Program

1. Mengetahui data-data dasar Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja


Puskesmas Selakau Timur
2. Mengetahui data TTU,TPM,TP2 yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas
Selakau Timur
3. Mengetahui sarana sanitasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Selakau Timur

C. Sasaran
1. Tempat tinggal (rumah) penduduk
2. Tempat-tempat umum ( sekolah, tempat ibadah, salon, depot air
minum,rumah makan, tempat pengelolaan dan penjualan pestisida, warung
kopi ). Sasaran yang diperiksa pada tempat-tempat umum selain lingkungan
fisiknya (pembuangan limbah pembuangan sampah dan juga pengolahan
makanan (food handler).

D. Strategi
1. Melakukan pemeriksaan ke rumah warga, tempat-tempat umum, tempat
pengolahan makanan, lingkungan pemukiman dan tempat pengolahan
pestisida,
2. Edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan lingkungan baik secara
perorangan maupun individu.

E. Jenis Kegiatan
1. Inspeksi Sanitasi yaitu meliputi penyehatan air bersih, pengawasan tempat-
tempat umum, tempat pengolahan makanan, pengawasan penggunaan
jamban, pengawasan lingkungan pemukiman, pengendalian 2ector dan
tempat pengolahan pestisida.
2. Penyuluhan secara perorangan di klinik Sanitasi dalam gedung maupun luar
gedung.

F. Kegiatan yang Dilakukan


1. Pengawasan Sarana Air Bersih
2. Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)
3. Pengawasan Tempat Penjualan Makanan Minuman (TPM)
4. Pengawasan Rumah, Jamban Keluarga, Air Limbah (SPAL), Sampah(TPS)
5. Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2)

2
6. Pelaksanaan klinik sanitasi
7. Memperkuat Kerjasama lintas vector Pemberdayaan masyarakat

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografi, Tofografi, Dan Iklim


1. Letak Geografi

3
Puskesmas Selakau Timur berada di wilayah Kecamatan Selakau Timur
yang merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten Sambas
Provinsi Kalimantan Barat. Adapun batas administrative sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan : Kec. Salatiga
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kec. Singkawang Utara Kota
Singkawang
c. Sebelah Timur Berbatasan dengan : Kec. Selakau
d. Sebelah Barat Berbatasan dengan : Kec. Samalantan Kab
Bengkayang
Kecamatan Selakau Timur dengan luas wilayah 162,99 km2 atau
sekitar 2,55% Dari luas Kabupaten Sambas. Dengan karakteristik sebagian
besar adalah dataran rendah dan sebagian dataran tinggi. Dataran rendah
adalah daerah pertanian, dataran tinggi adalah kawasan perkebunan dan
kawasan hutan.
2. Wilayah Administrasi
Hirarki Pemerintah Kecamatan Selakau Timur Kabupaten Sambas
secara Administrative terdiri dari 4 Desa yaitu Desa Gelik, Desa Serangam,
Desa Selakau Tua dan desa Buduk Sempadang. Dari 4 desa yang ada di
Kecamatan Selakau Timur Kabupaten Sambas Desa yang terluas adalah
desa Buduk Sempadang dengan luas 77,19 km2 atau 47,35% dari luas
Kecamatan Selakau Timur sedangkan desa terkecil adalah desa Gelik
dengan luas 9,79 km2 atau 6,01% dari Luas Kecamatan Selakau Timur.
Jumlah dusun keseluruhan yang ada di Kecamatan Selakau Timur berjumlah
12 dusun yang terbagi dalam 22 RW dan 48 R
Tabel 2.1
Wilayah Administrasi Kecamatan Selakau Timur
% Luas
Luas
No Desa Kecamata Dusun Rw RT
(km2)
n

1 Gelik 9,79 6,0% 2 2 6

2. Seranggm 32,6 20,0% 2 6 12

4
3. Selakau Tua 43,41 27,0% 6 12 24

4. Buduk Sempadang 77,19 47,0% 2 2 6

Jumlah 162,99 100% 11 22 48

Sumber: Kecamatan Selakau Timur Kab. Sambas

Gambar 2.1
Peta Wilayah kerja Puskesmas Selakau Timur

Sumber: Kecamatan Selakau Timur Kab, Sambas

3. Keadaan Demografi
Penduduk Kecamatan Selakau Timur Kabupaten Sambas pada tahun
2017 diperkirakan berjumlah 11,786 orang terdiri dari laki – laki 6.029 orang
dan perempuan 5.757 orang. Dengan demikian rasio jenis kelamin adalah
95, angka ini berarti bahwa terdapat 95 perempuan diantara 100 laki-laki.
Untuk jumlah rumah tangga di Kecamatan Selakau Timur Kabupaten
Sambas tahun 2017 adalah 3.179 buah sehingga rata – rata jumlah jiwa per
rumah tangga adalah 4. Tingkat kepadatan penduduk tiap km2 dihuni oleh
sekitar 79 orang. Desa yang terpadat adalah Desa Gelik, sedangkan yang
kepadatan penduduknya paling sedikit adalah Desa Buduk Sempadang.

4. Tenaga Kesehatan
Pembangunan kesehatan berkelanjutan membutuhkan tenaga
kesehatan yang memadai baik dari segi jenis, jumlah maupun kualitas. Untuk

5
menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas tentu dibutuhkan proses
pendidikan yang berkualitas .
Jenis tenaga dan jumlah tenaga yang ada di Puskesmas Selakau Timur
dan jaringannya pada tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.2
Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Selakau Timur
Kabupaten Sambas Tahun 2018
STATUS KEPEGAWAIAN
JENIS
JUMLAH Kontrak Honor Nusantara Pokir
TENAGA PNS PTT CPNS
BLUD daerah sehat

Dokter 1 - - 1 -

Dokter gigi 0 - - - -

Tenaga - - - -
Farmasi
1 - - - 1
- Apoteker
- Asisten 1 - - - 1 -
Apoteker
Bidan 15 9 2 1 2

Perawat 9 3 - 2 1 1 1 1

Perawat gigi 2 - 1 1 -

Analis 2 1 - - 1

Ahli Gizi 3 - - 1 1 1

Ahli Sanitasi 4 - - 1 1 1 1

Ahli
Kesehatan 2 1 - - 1
Masyarakat

Loket 1 - - 1 -

Tenaga
1 - - 1 -
Administrasi

6
Tenaga 1 - - 1 -
Akuntansi

Supir 1 - - 1 -

Jumlah 44 14 - 11 5 2 7 4

Sumber : Puskesmas Selakau Timur Kab Sambas, 2019TABEL

B. Visi Dan Misi Puskesmas Selakau Timur


1. Visi
“Terwujudnya masyarakat Selakau Timur yang sehat untuk mendukung
Sambas yang Berakhlakul karimah, unggul, dan sejahtera”

2. Misi
a. Meningkatkan jaminan pemeliharaan dan akses pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau.
b. Meningkatkan mutu fasilitas Kesehatan dan manajemen kesehatan
c. Meningkatkan Sumber daya Kesehatan, ketersediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan
d. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya preventif
dan promotif
e. Mendorong Kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
f. Meningkatkan upaya Peran serta Masyarakat dalam pembangunan
kesehatan
g. Mendorong terlaksananya pembangunan yang berwawasan kesehatan
h. Menurunkan Prevalensi Penyakit menular dan penyakit tidak menular
(PTM)

3. Motto
“ MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI”

4. Budaya Kerja : 4 K
a. Kerja Ikhlas
b. Kerja Cerdas
c. Kerja Keras
d. Kerja Tuntas

7
5. Nilai-Nilai Organisasi
1. R : Ramah
2. A : Amanah
3. T : Tulus
4. T : Trampil
5. E : Empati
6. K : Kerja

8
C. STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 2.2
Struktur Organisasi Puskesmas Selakau Timur
Pemerintah Kabupaten Sambas
Tahun 2018
KEPALA PUSKESMAS SELAKAU TIMUR
Nur Pahlevi, A.Md.Kep

KASUBBAG TATA USAHA


Sri Murniati, SKM

SISTEM INFORMASI KESEHATAN KEPEGAWAIAN RUMAH TANGGA KEUANGAN

Sri Wahyu Afifah Budi Wirahadi Kusuma Sri Wahyu Afifah Sumianti A.Md.Keb
Sri Mulyani. A.Md. AK
Julianti

PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL & PENANGGUNG JAWAB UKM PENGEMBANGAN PENANGGUNG JAWAB UKP, KEFARMASIAN & KOORDINATOR JARINGAN
PERKESMAS LABORATORIUM
Budi Wirahadi Kusuma Budi Wirahadi Kusuma dr RAHMAWATI Nurnila Sari, A.Md.Keb

Promosi Kesehatan Kesehatan Jiwa Pemeriksaan Umum Pustu Seranggam


Yusnita, A.Md.Kep Nurlia, A.Md.Kep dr. Rahmawati Ika Selviana Dorote

Termasuk UKS Gigi Masyarakat Gigi dan Mulut Poskesdes Sempadang


Candra Irawan, A.Md.KG Candra Irawan, A.Md.KG Maurina, A.Md.KG Dian Sadira A.Md Keb

Kesehatan Lingkungan Tradisional Komplementer KIA - KB bersifat UKP Poskesdes Selobat


Melly Yulianti, A.Md.KL Budi Wirahadi Kusuma Nurnila Sari, A.Md.Keb Zabmiza A.Md Keb

KIA - KB bersifat UKM Kesehatan Olahraga Gawat Darurat Poskesdes Sebetung


Nurnila Sari, A.Md.Keb Musliadi, A.Md.AK Sulindar Andryadma, A.Md.Kep Noviarini A.Md Keb

Gizi yang bersifat UKM Kesehatan Lansia Gizi yang bersifat UKP Poskesdes Selakau Tua
Marya Ulpa, A.Md.Gizi Maria, A.Md.Kep Ambrinsiana Merry, S.Gz Baiti A.Md Keb

Pencegahan dan Pengendalian


Kesehatan Kerja Persalinan Polindes Seranggam
Sulindar Andryadma, A.Md.Kep Sulindar Andryadma, A.Md.Kep Baiti, A.Md.keb Nurbani A.Md Keb
Penyakit
Keperawatan Kesehatan
Kesehatan Lainnya Kefarmasian Poskesdes Gelik
Yusnita, A.Md.Kep - Posbindu : Ema Marlina, S.Kep Dwi Budi Nurohman, S.Farm. Apt Ririn Pustika A.Md.Keb
Masyarakat - Prolanis : Riski Supryanto, A.Md.Kep
- Pramuka SBH : Yusnita, A.Md.Kep Laboratorium Pj.Jejaring
Sri Mulyani, A.Md.AK Ati Mariati

9
10
A. Tugas Dan Fungsi Organisasi
Puskesmas Selakau Timur merupakan salah satu perangkat daerah di
lingkungan Pemerintahan Kabupaten sambas yang bertugas melaksanakan
pelayanan dan program di bidang kesehatan.
Berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyrakat maka tugas pokok dan fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Tugas Pokok
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari kewenangan sebagaimana
diamanatkan dalam Permenkes 75 tahun 2014, maka Puskesmas
mempunyai tigas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
2. Fungsi
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan.
2) Melaksanakan advokasi dan sosialosasi kebijakan kesehatan.
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait.
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat.
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas.
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan.
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap akses,
mutu dan cakupan pelayanan kesehatan.
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

11
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu.
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif.
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
5) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerjasama intern dan antar profesi.
6) Melaksanakan rekam medis.
7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan.
8) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
9) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya . dan
10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan sistem rujukan.

BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pengawasan Sarana Air Bersih


Pengawasan sarana air bersih adalah suatu kegiatan pengawasan
sarana air bersih untuk mendapatkan informasi mengenai kemungkinan
adanya pencemaran sumber air oleh factor pencemaran dan menetapkan

12
resiko pencemaran dengan menggunakan format Inspeksi Sanitasi sesuai
dengan jenis sarana air bersihnya
Air juga merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam
secara berlimpah-limpah. Namun, ketersediaan air yang memenuhi syarat
bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor.
Dalam suatu tabel distribusi air di bumi ditunjukkan bahwa lebih dari 97% air
di muka bumi ini merupakan air laut yang tidak dapat digunakan oleh mansia
secara langsung. Dari 3% air yang tersisa, 2% diantaranya tersimpan sebagai
gunung es di kutub dan uap air, yang juga tidak bisa digunakan secara
langsung. Air yang benar-benar tersedia bagi keperluan manusia hanya
0,62%, meliputi air yang terdapat di danau, sungai, dan air tanah. Jika ditinjau
dari segi kualitas, air yang memadai bagi konsumsi manusia hanya 0,003%
dari seluruh air yang ada (Efendi, 2003).
Air tawar yang tersedia selalu mengalami siklus hidrologi. Pergantian
total air sungai berlangsung sekitar 18-20 tahun, sedangkan pergantian uap
air yang terdapat di atmosfer berlangsung sekitar 12 hari dan pergantian air
tanah dalam membutuhkan waktu ratusan tahun (Miller, 1992).
Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan)
yang dapat berupa gas, bahan-bahan pelarut dan partikulat. Pencemaran
memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya melalui atmosfer, tanah,
limpasan pertanian, limbah domestik dan perkotaan, pembuangan limbah
idustri, pembuangan hasil aktivitas manusia, dan lain-lain. Polutan ini hampir
90% dapat digolongkan akibat perilaku manusia (Efendi, 2003).
Pencemaran air oleh berbagai faktor pencemar dapat menimbulkan
berbagai dampak merugikan bagi kesehatan. Salah satunya dengan
timbulnya berbagai macam penyakit, seperti alergi, disentri, diare, kolera, dan
lain-lain. Hal ini dapat menimbulkan buruknya kualitas air (Ryadi, 1982).
Mengingat hal tersebut pentingnya pengawasan sarana air bersih
dalam kesehatan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit melalui
air. Selain itu, Air bersih juga dapat dikatakan sebagai air yang sudah
terpenuhi syarat fisik dan kimia. Namum, didalam air bersih belum terpenuhi
syarat bakteriologi. Syarat fisik meliputi rasa, bau, sisa zat padat, dan derajat

13
kekeruhan sedangkan syarat kimia meliputi pH, kandungan senyawa kimia
dalam air, kandungan residu atau sisa, misalnya residu pestisida, deterjen
(kandungan senyawa toksik atau racun) dan sebagainya. Air bersih juga
merupakan air yang layak untuk digunakan untuk kebutuhan apapun. Namun,
air bersih belum dapat dikatakan sebagai air yang siap minum (Suriawiria,
2005).
Air bersih merupakan suatu alat pemenuhan kebutuhan yang sangat
berguna dalam kehidupan. Menurut kegunaannya, air dibedakan menjadi 4
golongan, yaitu air yang digunakan untuk air minum secara langsung (tanpa
harus diolah terlebih dahulu), air baku untuk diolah sebagai air minum dan
kebutuhan rumah tangga, air untuk keperluan perikanan dan peternakan, dan
air untuk keperluan pertanian sekaligus usaha perkotaan, industri dan
pembangkit listrik. Dari keempat kegunaan air tersebut, yang dapat disebut
dengan kebutuhan air bersih adalah air baku untuk diolah sebagai air minum
dan keperluan rumah tangga (Gabriel, 2000).

14
Tabel 3.1
Sarana Air Bersih/Minum Kecamatan Selakau Timur
Sarana Air Bersih

Air Hujan Air Sungai Air Sumur Gali Air Sumur Bor Air Gunung
Jlh. Juml Juml
N
Desa Rum ah ah Jlh
o Jlh. Jlh. Jlh. Jl Jlh. Jlh. Jlh. Jlh. Jl Jlh. Jl
ah Kk Jiwa Jlh. Jlh. . Jlh.
Rum Jiw Rum h. Jiw Rum Jiw Rum h. Rum h.
Kk Jiw Jiwa
ah a ah Kk a ah a ah Kk ah Kk
a

29 18 13 50 42 13 20 25 95
1 Gelik 462 584 1894 462 125 320
5 94 2 7 9 13
Serangg 87 28 19 50 10 25
2 754 878 2918 745 122 676
am 5 66 5 0 98 85
35 37 139
Selakau 64 21 33 115 87 28 12 43
3 1654 1486 5245 568 296 788 109
Tua 4 83 6 6 7 75 6 4

Buduk 217 26 864


29 1
4 Sempad 344 380 1324 26 28 92 76 85 5 11 22
0
ang
1138 18 70 66 21 24 70 13 45 272 32 103
TOTAL 3214 3328 1801 543 1860 114
1 42 35 3 63 89 63 7 6 3 8
Sumber :Data Sarana Air Bersih/Minum Tahun 2019

15
B. Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)

Pengawasan di TTU, merupakan salah satu upaya strategis terciptanya


TTU yang sehat. Melalui upaya ini, diharapkan masyarakat yang berada di
tempat-tempat umum seperti pengunjung, pedagang, pengelola, awak angkutan,
masyarakat yang berada disekitarnya akan terhindar dari berbagai macam
penyakit.Adapun yang dimaksud dengan tempat-tempat umum adalah sarana
yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan
untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana
ibadah, sarana perdagangan dan olah raga, rekreasi serta sarana sosial lainnya.
Kondisi lingkungan yang buruk dan perilaku yang tidak sehat di TTU dapat
menimbulkan berbagai penyakit. Penularan penyakit karena kurang tersedianya
air bersih dan jamban, kurang baiknya pengelolaan sampah dan air limbah,
kepadatan vektor berupa lalat dan nyamuk, kurangnya ventilasi dan
pencahayaan, kebisingan dan lain-lain. TTU yang tidak sehat dapat menimbulkan
berbagai penyakit, yang selanjutnya dapat menurunkan kualitas sumber daya
manusia.
Penyakit yang banyak terjadi di TTU antara lain diare, demam berdarah,
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) serta penyakit-penyakit lain akibat
terpapar asap rokok, seperti penyakit Paru-paru, Jantung dan Kanker.Sekitar 55%
sumber penularan penyakit demam berdarah terjadi di TTU, oleh karena itu
tempat-tempat umum perlu menjadi perhatian utama dalam pemberantasan
penyakit.Terjadinya penyakit-penyakit tersebut disebabkan lingkungan yang buruk
dan perilaku yang tidak sehat seperti tidak menggunakan air bersih, membuangg
sampah sembarangan, membiarkan air tergenang, dan kebiasaan merokok di
tempat umum yang sangat sulit untuk di hindarkan dari kebiasaan
masyarakat.Untuk mencegah resiko terjadinya berbagai penyakit dan melindungi
diri dari ancaman penyakit setiap individu, kelompok dan masyarakat di
TTU,untuk itu pentingnya pengawasan TTU merupakan salah satu upaya untuk
pencegahan penularan penyakit di tempat-tempat umum
16
17
Tabel 3.2
data dan pengawasan tempat-tempat umum

SEKOLAH TEMPAT IBADAH


PANGKAS
SALON TPM
RAMBUT
SEKOLAH
SMP SMK GEREJA MASJID
DESA DASAR
Di Di Di Di Di Di Di Di M
T T T T T T per S
J per M J per M J per M J per M per M J per M J per M J
M M M JM M M M iks
M iks S M iks S M iks S M iks S iks S M iks S M iks S M
S S S S S S a
a a a a a a a

Gelik 1 1 1 - - - - - - - - - 4 4 4 1 1 2

Serangga
2 2 1 1 1 1 1 - 1 1 1 - - - 4 4 4 2 1
m

18
S.Tua 3 3 3 1 - - - - - - - - 8 8 8 4
Bdk.
Sempada 2 2 2 2 2 1 1 - - 1 - - - 2 2 2
ng
1
Total 8 8 1 7 4 3 2 1 1 1 1 1 - - - 18 2
8
Sumber : data tempat-tempat umum, TPM

19
C. Pengawasan Tempat Penjualan Makanan Minuman (TPM) dan Industri
Rumah Tangga
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat
dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances,
whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of
human diet.”Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan
substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan
tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan
cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya
mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk
melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk
melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik
beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan,
mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman
tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi
makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan,

20
mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan
merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan.
Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
a. Keadaan bahan makanan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta
kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah
membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam
kaleng, buah, dsb. Baham makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita
temui, karena jaringan perjalanan makanan yang begitu panjang dan melalui
jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan
makanan yang baika dalah menghindari penggunaan bahan makanan yang
berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung
jawabkan secara kualitasnya.
b. Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh
masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering
dan penyelenggaraan makanan perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat
bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga
kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene
sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
 penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan
memenuhi syarat
 Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak
memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari
lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan
pada suhu yang dingin.
b. Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat
perhatian Yaitu:
a. Tempat pengolahan makanan

21
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan
diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai
peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu
kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan
diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
b. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang
secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari
tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai
penyajian.Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah
makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai
peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan
melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan
melalui hidung dan tenggorokan,
kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan
melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam
keadan sehat dan terampil.
c. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-
kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan
mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau
disebut GMP (good manufacturing practice).
c. Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian
atau penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi
baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus
utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang
lama harus diatur shunya dalam keadaan panas 60oC atau tetap dingi 4oC.
d. Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan
22
pada suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan
pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam,
disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.
e. Cara penyajian makanan masak
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan
tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi
baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa
menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya.

D. Pengawasan Rumah, Jamban Keluarga (Jaga), Air Limbah (SPAL), Sampah


(TPS)
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia.Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan
untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani
dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan
individu.Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor
yang dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut
melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan
berorientasi pada lokasi, bangunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen,
penggunaan dan pemeliharaan rumah di lingkungan sekitarnya.Sarana
lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya. Prasarana lingkungan
adalah kelengkapan dasar fisik lingkungna yang memungkinkan lingkungan
pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan
beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota
keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu keberadaan perumahan
yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan

23
rumah dapat terpenuhi dengan baik.Jadi sanitasi perumahan adalah menciptakan
keadaan lingkungan perumahan yang baik atau bersih untuk kesehatan.
1. Syarat-Syarat Rumah Sehat
Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan
yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang
bermukim di perumahan dan masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan
kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan
lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri,
sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat
besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan
masyrakat.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman
menurut keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.
829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut:
a. Lokasi
 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa dan
sebagainya.
 Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah atau bekas tambang
 Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
seperti jalur pendaratan penerbangan.

b. Kualitas Udara
Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beradun dan memenuhi syarat baik mutu lingkungan sebagai berikut:
 Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
 Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3
 Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
 Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari
 Kebisingan dan Getaran

24
 Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB
 Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik
c. Kualitas Tanah di Daerah Perumahan dan Pemukiman
 Kandungan timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
 Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
 Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
 Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1mg/kg
d. Prasarana dan Sarana Lingkungan
 Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan
konstruksi yang aman dari kecelakaan.
 Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit
 Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan
tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan
pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar
pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata.
 Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas yang
memenuhi persyaratan kesehatan
 Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus
memenuhi syarat kesehatan
 Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi,
tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan lain
sebagainya.
 Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
 Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
e. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan
kelestarian alam.
2. Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (PPM & PL, 2002) :

25
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
5. Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko
kecelakaan seperti terjatuh, keracunan dan kebakaran (APHA). Beberapa
aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain
:
a. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat terhindari.
e. Parameter Penilaian Rumah Sehat
6. Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen
rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni, sebagai berikut :
a. Kelompok komponen rumah, meliputi : Langit-langit, Dinding,
Lanta,Jendela kamar tidu,Jendela ruang keluarga dan ruang
tamu, Ventilasi, Sarana pembuangan asap dapur,Pencahayaan
b. Kelompok sarana sanitasi, meliputi :
 Sarana Air Bersih

26
 Sarana Pembuangan Kotoran
 Sarana Pembuangan Air Limbah
 Sarana Pembuangan Sampah
c. Kelompok Perilaku Penghuni
 Membuka jendela kamar tidur
 Membuka jendela ruang keluarga
 Membersihkan rumah dan halaman
 Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
 Membuang sampah pada tempat sampah

27
Tabel 3.3
Data Rumah Sehat

JUMLAH
RUMAH RUMAH
JUMLAH RUMAH DIBINA
MEMENUHI YANG
JUMLAH RUMAH RUMAH DIBINA MEMENUHI
NO DESA SYARAT (RUMAH BELUM
RUMAH YANG SYARAT
SEHAT) MEMENUHI
DIKUNJUNGI SYARAT

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
579
1 GELIK 88 2 2,3 % 86 88 15,1% 2 2,3%

2 SERANGGAM 851 95 1 1,1% 94 95 11,1% 1 1,1%


SELAKAU
1670
3 TUA 218 0 0% 218 218 13,1% 0 0%

28
BUDUK
404
4 SEMPADAN 45 1 2,2% 44 45 11,1% 1 2,1%

JUMLAH 3505 446 4 0,9% 446 446 12,7% 4 0,9%

Sumber : Data rumah sehat wilayah Puskesmas Selakau Timur

29
Table 3.4

Data Identitas Akses Jamban

No % %
Jlh. Jumlah % Akses % Akses
Desa JSP Akses JSSP Akses Sharing BABS
Dusun KK Sharing BABS Progres
JSP JSSP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 1416 14 1% 1038 73% 172 12% 192 14% 86%


SELAKAU TUA 7
492 0 0% 420 85% 49 10% 43 9% 95%
GELIK 2
813 0 0% 617 76% 143 18% 53 7% 93%
SERANGGAM 2
BUDUK
359 0 0% 307 86% 47 13% 5 1% 99%
SEMPADANG 2
TOTAL 3080 14 0% 2382 77% 411 13% 293 10% 91%
Data kepemilikan jamban kecamatan Selakau Timur
30
E. Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2)
TP2 adalah setiap unit usaha yagn sebagian atau seluruh kegiatannya
melakukan pengelolaan Pestisida mulai dari pembuatan , peracikan ,pengemasan
,penyimpanan dan juga penjualan.Ruang lingkup pengawasan TP2 yaitu
warung /toko pestisida.
Kegiatan pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2) bertujuan untuk
mengetahui kondisi kesehatan lingkungan TP2 agar dapat dipenuhinya
pengawasan teknispengamana pengelolaan pestisida sehingga dapat timbulnya
dampak negatif akibat pengelolaan pestisida.

Tabel 3.5
Hasil pengawasan pengelolaan pestisida
TEMPAT PENGELOLAAN PESTISIDA

NO DESA JML TP2


JML TP2
JML TP2 MEMENUHI
DIPERIKSA
SYARAT

1 GELIK 1 - -
2 SERANGGAM 5 - -
3 SELAKAU TUA 2 - -
4 BUDUK SEMPADANG 0 - -
Sumber puskesmas Selakau Timur tahun 2019

F. Pelaksanaan klinik sanitasi

31
Klinik sanitasi adalah suatu upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan
pelayanan kesehatan promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada
penduduk yang berisiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis
lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama
masyarakat yang dapat dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam dan di
luar gedung.
Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan penyakit
berbasis lingkungan semakin relevan dengan ditetapkannya paradigma sehat
yang lebih menekankan pada upaya promotif-preventif dibanding upaya
kuratif-rehabilitatif. Melalui klinik sanitasi, ketiga upaya pelayanan
kesehatan yaitu promotif, preventif, dan kuratif dilakukan secara
terintergrasi dalam pelayanan kesehatan program pemberantasan penyakit
berbasis lingkungan, di dalam maupun di luar gedung.
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk
pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan
teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan
yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian integral dari
kegiatan Puskesmas.Secara umum klinik sanitasi bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melaui upaya preventif, kuratif, dan
promotif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus. Secara
khusus bertujuan:

32
1. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
program pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
dengan memberdayakan masyarakat;
2. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan perilaku
masyarakat (pasien, klien dan masyarakat) untuk mewujudkan
lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat;
3. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan masyarakat untuk
mencegah dan menanggulangi penyakit berbasis lingkungan serta masalah
kesehatan lingkungan dengan sumber daya yang ada;
4. Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatnya kondisi
kesehatan lingkungan.
Sasaran program klinik sanitasi meliputi: 1) penderita penyakit (pasien) yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan (yang datang ke
puskesmas atau yang diketemukan di lapangan); 2) masyarakat umum (klien)
yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan (yang datang
ke puskesmas atau yang menemui petugas klinik sanitasi
di lapangan); 3) lingkungan penyebab masalah bagi penderita/klien dan
masyarakat sekitarnya.

33
Table 3.6
Data Klinik Sanitasi
KEGIATAN
DALAM KEGIATAN LUAR GEDUNG KETERANGAN
GEDUNG
NO DESA JML
JUMLAH JUMLAH PASIEN/KLIEN YG
PASIEN RUMAH MELAKSANAKAN
SARAN
1 GELIK 3 - - -
2 SERANGGAM 2 - -
SELAKAU
3 TUA 5 - - -
BUDUK
4 SEMPADANG 0 - - -
Sumber : laporan Klinik Sanitasi

34
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PERENCANAAN

A. Permasalahan yang ada

Dari survey yang dilakukan permasalahan yang ada adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan Sarana Air Bersih


 Untuk Sumur gali masih ada yang tidak memenuhi syarat
 Penggunaan sarana air bersih untuk keperluan sehari-hari masih ada
masyarakat yang tidak memanfaatkanya
2. Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)
 Untuk Tempat-tempat umum masih ada yang tidak menyediakan tempat
sampah
 SPAL di tempat umum masih ada yang tidak memenuhi syarat
3. Tempat pengolahan makanan
 Permasalahan yang ada adalah masalah penyimpanan bahan makanan
dimana masih ada yang menyimpan atau menaruh bahan makanan
dilantai tanpa adanya pembatas antara lantai dengan bahan makanan
 SPAL masih ada yang tidak memenuhi syarat
 Masih kurangnya kesadaran dari penyaji dalam hal penggunaan celemek,
topi maupun sarung tangan
4. Sanitasi dasar Rumah Sehat (SPAL, JAGA, TPS)
 Masih ada masyarakat yang tidak memiliki jamban karena keterbatasan
ekonomi dan lahan
 Masih ada masyarakat yang memiliki jamban tetapi tidak mau
memanfaatkannya karena merasa lebih nyaman buang air besar di alam
terbuka seperti kebun, sungai.

35
5. Klinik Sanitasi
 Masih banyak masyarakat yang tidak tahu akan keberadaan klinik sanitasi
sehingga pemanfaatannya masih kurang

B. Perencanaan

1. Pendekatan kepada masyarakat baik melalui penyuluhan, kunjungan rumah


maupun melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat

2. Peningkatan kerjasama antara lintas sektor baik kader, petugas


pustu/poskesdes, petugas puskesmas dan pemegang kebijakan

36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pemantauan, pembinaan dan pengawasan yang


dilakasanakan di sepuluh desa dan kelurahan diperoleh kesimpulan jika
sangatlah kami sadari secara umum program kesehatan lingkungan yang
ada di Puskesmas Selakau Timur tidaklah optimal . Dalam hal ini tidak
membuat kami di Puskesmas Selakau Timur berkecil hati dan berdiam diri
akan keadaan dan keterbatasan kami, tentu kami berusaha menjalankan
program ini agar sesuai dengan harapan kita bersama yang didalam
pelaksanaannya tidak lepas dari ketersediaan sumber daya manusianya,
sarana dan prasarana yang mendukung kesehatan lingkungan, dan
pembiayaannya, sehingga kedepannya program kesehatan lingkungan di
Puskesmas Selakau Timur memperoleh pencapaian hasil yang optimal.

2. Program kesehatan lingkungan belum mencapai pada tingkat yang


diharapkan, disamping itu ancaman sakit terhadap masyarakat pada
umumnya masih cukup tinggi dengan seperti penyakit yang berbasis pada
lingkungan seperti diare, gatal-gatal, ispa, TBC dll.

37
B. Saran

Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam pencapain Program


kesehatan lingkungan di Puskesmas Selakau Timur adalah
1. Program kesehatan lingkungan belum mencapai pada tingkat yang
diharapkan, disamping itu ancaman sakit terhadap masyarakat pada umumnya
masih cukup tinggi dengan seperti penyakit yang berbasis pada lingkungan
seperti diare, gatal-gatal, ispa, TBC dll.sehingga perlunya peningkatan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
2. Perlunya peningkatan Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan seperti
jamban sehat dan air bersih yang ada.
3. Peningkatan pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi untuk semua
kegiatan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan untuk mempermudah
evaluasi.

4. Meningkatkan koordinasi, informasi, sinkronisasi dan sosialisasi baik di


Puskesmas Selakau Timur sendiri, di lintas sektoral maupun di masyarakat
akan pentingnya kesehatan lingkungan

5. Penetapan standar pelayanan minimum di lingkungan masyarakat yang


bertujuan untuk peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan.

38

Anda mungkin juga menyukai