Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) merupakan dokumen yang berisikan ketentuan-ketentuan yang
dibuat oleh perencana/perancang sebagai panduan/prosedur yang harus diikuti oleh
pelaksana/penyedia/peserta tender, yaitu: pengadaan material, tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan,
jenis pekerjaan, serta segala sistem yang diperlukan untuk melaksanakan proyek pekerjaan.
Dalam manajemen konstruksi, penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dibuat setelah DED
(Detail Engineering Design) dan spesifikasi teknis disusun. Karena di dalam dokumen RKS lah yang
akan merinci jenis bahan yang dipergunakan dan cara pemasangannya. Sesudah kedua hal tersebut
dibuat, barulah Rencana Anggaran Biaya (RAB) dapat disusun.
RKS disusun oleh Konsultan Perencana dan wajib dibaca oleh peserta tender. Peserta tender pengadaan
barang/jasa harus membaca, paham dan setuju pada petunjuk-petunjuk yang tertulis pada Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) proyek. Apabila berlandaskan pada alasan tidak membaca, kurang paham, tidak
setuju atau salah tafsir terhadap persyaratan apapun dalam dokumen RKS, maka panitia lelang tidak
akan mempertimbangkan gugatan yang disampaikan oleh peserta tender.
Maksud keberadaan Konsultan Manajemen Konstruksi adalah secara garis besar sebagai berikut :
1. Untuk mencapai penyelesaian kegiatan pembangunan mulai dari perencanaan, pembangunan dan
pemeliharaan dalam waktu yang telah disepakati dalam rangka penghematan waktu, dengan biaya
serendah-rendahnya dalam rangka penghematan biaya dengan mutu yang setinggi-tingginya
2. Membentuk faktor-faktor sistem agar terbentuk pengelolaan kegiatan yang dapat melaksanakan fungsi
dengan baik
3. Mengendalikan aliran informasi antara berbagai tahap pelaksanaan untuk mendapatkan kesatuan bahasa
dan gerak serta kelancaran pelaksanaan
4. Mengendalikan pengaruh timbal balik antara proyek/kegiatan dengan lingkungan agar didapat (a)
koordinasi yang baik dengan instansi yang terkait, (b) arah perkembangan proyek yang lebih baik, (c)
penerapan teknologi yang tepat (d) pendokumentasian dan administrasi proyek yang baik
5. Menyelaraskan disain produk dan pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan.
1. Pengendalian Mutu
- Menyediakan dan memberikan layanan konsultasi pada tahap perencanaan sehingga hasil perencanaan bisa
mencapai sasaran mutu yang diinginkan
- Mengawasi dan menyetujui pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan konstruksi termasuk
merekomendasi perubahan/subtitusi material apabila diperlukan tanpa merubah nilai kontrak
pemborongan.
- Menyelenggarakan dan memimpin rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan (pre-operation meetign / kick off
meeting). Rapat berkala dan rapat-rapat khusus dalam rangka pengendalian mutu pelaksanaan konstruksi
dilapangan
- Meneliti, memeriksa dan mnyetujui gambar kerja/shop drawing yang dibuat oleh kontraktor sebelum
pekerjaan dimulai dilaksanaka dilapangan
- Menyusun daftar cacat (defect list) sebelum serah terima pertama pekerjaan dan mengawasi/mengontrol
pelaksanaan perbaikannya selama masa pemeliharaan
- Meneliti dan memeriksa gambar (as built drawing) yang dibuat oleh kontraktor sebelum serah terima
pertama.
2. Pengendalian Waktu
- Mengawasi pelaksanaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume/realita fisik
berdasarkan jadwal yang sudah disepakati sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai
- Menyusun updating time schedule pelaksanaan apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan dilapangan
terhadap master schedule dalam rangka pencapaian target yang sudah disepakati sebelumnya.
3. Pengendalian Biaya
- Menyetujui dan merekomendasi pekerjaan tambah kurang disetai dengan pertimbangan teknis dan harga
kepada pengguna anggaran sebelum dilaksanakan dilapangan
- Menyusun berita acara persetujuan kemajuan/progres prestasi pekerjaan untuk pembayaran
angsuran/termijn.