Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN KONSEP NILAI, MORAL, DAN NORMA

DENGAN TUNTUTAN PRILAKU WARGA NEGARA

DI SUSUN OLEH :

1.HANJAYADI NIM 858146132


2.BAIQ EKA APRIYAN WIRASTINI NIM 859147499
3.DARA FATIMAH NIM 859151808

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA MATARAM
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya lah kami
akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul: “Hubungan konsep, Nilai, Moral, dan
Norma dengan Tuntutan Perilaku Warga Negara”.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita termasuk umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya nanti amin.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PKn
Universitas Terbuka Mataram. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada penulis juga para pembacanya. Amin.

        Mataram, 20 April 2021

      Penulis

                               

            
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan bernegara sangat erat kaitannya antara Nilai, Moral, Norma dengan
tuntutan prilaku warga negaranya. Setiap warga negara memiliki kewajiban dan bertanggung
jawab terhadap Negara terutama dalam hal pembangunan. Dalam membentuk prilaku suatu
negara membutuhkan proses, kebiasaan serta keteladanan, sedangkan prilaku warga Negara
berdasarkan pada kehidupan berbangsa dan bernegara misalnya, bidang politik, ekonomi, sosial
budaya dan hukum.
Selain itu, setiap warga Negara berkewajiban untuk turut serta dalam membela Negara.
Bela Negara dapat terwujud jika dilandasi dengan adanya niat, tekat yang kuat, tindakan yang
sesuai dengan prilaku warga Negara yang baik serta didasarkan kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, serta yakin atas kesaktian pancasila sebagai ideologi bangsa
dan rela berkorban untuk Negara Indonesia.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian dari Konsep, Nilai, Moral dan Norma?
2.      Bagaimana hubungan Konsep, Nilai, Moral dan Norma dengan tuntutan prilaku warga
negara?
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Konsep, Nilai, Moral dan Norma (KNMN)


a.       Konsep
Konsep merupakan cara berfikir untuk menggeneralisasi atau menunjukkan
sesuatu. Konsep dapat juga diartikan pernyataan yang bersifat abstrak/pemikiran untuk
mengelompokan ide-ide atau peristiwa yang masih dalam angan-angan seseorang. Konsep ada
yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Meskipun belum diimplementasikan, konsep
yang bersifat positif memiliki makna yang baik, begitu pula sebaliknya jika konsep itu bersifat
negatif maka akan memiliki makna negatif pula.
Munculnya suatu konsep karena adanya kesadaran kelas ditunjukan dengan atribut kelas
yang yaitu simbol. Misalnya, konsep “rakyat” merupakan sebutan umum sekelompok penghuni
wilayah suatu negara dalam pemerintahan Negara tertentu dan Konsep “demokrasi” merupakan
sebutan abstrak tentang sistem kekuasaan pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat.
Dari contoh tersebut, tampak bahwa konsep bersifat abstrak dalam pengertian yang
berkaitan bukan hanya dengan contoh tertentu melainkan dengan konteks. Dengan demikian,
konsep merupakan cara berpikir menggeneralisasikan sejumlah anggota kelas yang khusus ke
dalam satu contoh model yang tidak tampak, termasuk atribut semua contoh yang berbeda-beda.
Konsep dasar yang digunakan dalam pembelajaran PKn antara lain: pemerintah, negara,
bangsa, negeri, wilayah, pembangunan, negara berkembang, negara tertinggal, pengambilan
keputusan, moral, nilai, karakter, perasaan, sikap, solidaritas, kekuasaan, kelas penguasa,
nasionalisme, demokrasi, perilaku, empati, wewenang, politik, partai politik, pemilu, konstitusi,
globalisasi, dan lain-lain.
b.      Nilai

Nilai dalam bahasa inggris disebut Value, sedangkan menurut Djahiri nilai diartikan sebagai
harga, makna, isi, semangat, konsep, teori dan pesan sehingga bermakna secara fungsional. Nilai
dapat juga diartikan sebagai baik buruk tingkah laku atau perbuatan manusia.
Nilai bersifat universal atau umum, dapat pula diartikan sebagai kualitas dari sesuatu yang
bisa disandarkan pada sesuatu apapun misalnya, harga suatu barang atau mutu, kualitas suatu
barang.
Ada beberapa pengertian nilai menurut para ahli :
  Dalam Kamus Sosiologi yang disusun oleh Soerjono Soekanto disebutkan bahwa nilai (value)
adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenai apa yang dianggap baik dan
apa yang dianggap buruk
  Horton dan Hunt (1987) menyatakan bahwa nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu
pengalaman itu berarti apa tidak berarti. Dalam rumusan lain, nilai merupakan anggapan
terhadap sesuatu hal. Sesuatu itu dapat berupa benda, orang, tindakan, pengalaman, dan 
seterusnya.
  Menurut Frankel (1978) dalam Sapria dkk., nilai adalah konsep. Seperti umumnya konsep.
Seperti umumnya konsep, makna nilai sebagai konsep tidak muncul dalam pengalaman yang
dapat diamati melainkan ada dalam pikiran orang. Nilai dapat diartikan kualitas dari sesuatu atau
harga dari sesuatu yang diterapkan pada konteks pengalaman manusia.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu kenyataan
yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lainnya. Menilai berarti menimbang, suatu
kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain kemudian untuk
selanjutnya diambil keputusan.
  Macam-macam Nilai
Max Scheler menyatakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama tinggi, maksudnya yaitu
adanya tingkatan-tingkatan nilai. Menurutnya nilai dapat dikelompokan dalam empat tingkatan
yaitu :
a)      Nilai kenikmatan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan indra yang memunculkan rasa
senang, menderita atau tidak enak.
b)      Nilai kehidupan yaitu nilai-nilai penting bagi kehidupan yakni : jasmani, kesehatan serta
kesejahteraan umum.
c)      Nilai kejiwaan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebenaran, keindahan dan
pengetahuan murni.
d)     Nilai kerohanian yaitu tingkatan ini terdapatlah modalitas nilai dari yang suci.
Sementara itu, nilai menurut Prof. Dr. Notonagoro dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1)      Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia,
2)      Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktivitas
atau kegiatan.
3)      Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang bersifat rohani manusia yang dibedakan dalam
empat tingkatan yaitu, nilai kebenaran, nilai keindahan/estetis, nilai kebaikan.
         Dari poin di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Prof. Dr. Notonegoro nilai adalah
segala hal yang memiliki kegunaan. Selain itu nilai bisa diartikan sebagai sesuatu yang merujuk
kepada tuntutan perilaku yang membedakan perbuatan yang baik dan buruk atau dapat diartikan
sebagai kualitas kebaikan yang melekat pada sesuatu.
         Berdasarkan beberapa uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dan
makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat dalam berbagai hal
yang dianggap sebagai sesesuatu yang berharga, berguna, dan memiliki manfaat.

c.       Moral
Moral berasal dari bahasa latin yaitu Mos yang mempunyai arti kebiasaan, adat. Sedangkan
dalam bahasa yunani, Mos sama artinya dengan etos. Dan pengertian moral secara umum adalah
tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide yang berkaitan dengan makna-makna yang baik
dan wajar. Dalam KBBI Moral berarti baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, susila.

Moral menurut para ahli:


         Helden (1977) dan Richard (1971) merumuskan pengertian moral sebagai kepekaan dalam
pikiran, perasaan, dan tindakan dibandingkan dengan tindakan lain yang tidak hanya berupa
kepekaan terhadap prinsip dan aturan.
         Atkinson (1969) mengemukakan moral atau moralitas merupakan pandangan tentang baik
dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan.
         Chaplin (2006) Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau
menyangkut hukum, adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
         Hurlock (1990) Moral adalah tata cara, kebiasaan, dan adat peraturan prilaku yang telah
menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma
yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Moral
dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar, baik terpuji
dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan demikian, dapat disimpulakan bahwa Moral merupakan suatu keyakinan tentang
benar salah, baik buruk yang sesuai dengan kesepakatan sosial yang mendasari tindakan atau
pemikiran atau bisa dikatakan bahwa moral merupakan suatu keharusan perilaku yang
dibawakan oleh nilai.

d.      Norma
Norma adalah sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan moral
serta perilaku yang dilakukan. Selain itu, Norma memiliki arti sebuah perwujudan martabat
manusia sebagai makhluk sosial, budaya, moral dan religi. Norma merupakan suatu kesadaran
dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi.
Norma berkembang sesuai dengan kesepakatan sosial masyarakat (peraturan sosial). Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosial.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar
hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang
diharapkan. Norma dalam masyarakat berisi tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku
yang pantas atau wajar.
Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman.
Misalnya, bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang
mencontek pada saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.
1. Hubungan Konsep, Nilai, Moral dan Norma (KNMN) dengan tuntutan prilaku warga
negara
Tuntutan perilaku warga negara di dasarkan pada nilai-nilai yang dijadikan pedoman
sesuai dengan ketetapan MPR No. II/ MPR/ 1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengalaman Pancasila (P4). Namun, Sebelum kita membahas tentang Hubungan Konsep, Nilai,
Moral dan Norma dengan tuntutan prilaku warga negara, kita perlu mengetahui apa yang
dimaksud dengan warga negara.
Menurut Rustandi (1988:60) “Warga Negara ialah mereka yang berdasarkan hukum
merupakan anggota dari suatu Negara. sedangkan mereka yang tidak termasuk warga Negara
disebut orang asing atau (bukan warga Negara)”. Dari rumusan tersebut diperoleh suatu
pengertian untuk dapat dikatakan sebagai warga Negara maka seseorang harus dinyatakan secara
legal (sah) menjadi warga Negara.
Sedangkan menurut Pasal 26 ayat 1 menyatakan bahwa “yang menjadi warga Negara
Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang di sahkan
oleh undang-undang sebagai warga negara”. Dan ayat 2 menyatakan bahwa “syarat-syarat yang
mengenai kewarganegaraan Negara ditetapkan dengan undang-undang”.
Selain itu Warga Negara Indonesia beraneka ragam jenisnya, baik suku bangsa, agama
dan keyakinan, budaya, adat istiadat, dan mereka bertempat tinggal di berbagai pulau-pulau
dalam suatu wilayah Indonesia. Melihat situasi dan kondisi tersebut maka dibutuhkan kesadaran
tinggi antar sesama warga Negara untuk  mempertahankan persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Untuk menekankan tuntutan prilaku dalam mewujudkan sikap warga negara dalam
kehidupan sehari-hari, Sesuai dengan ketentuan MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila terutama sila kemanusiaan yang adil dan beradab yang
terdirin dari 10 butir nilai kemanusiaan adalah sebagai berikut:
1.      Mengakui dan memperlakukan manusian sesuai harkat dan martabat sebagai Makhluk Tuhan
YME.
Setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan semuanya sama dihadapan-Nya, yang
membedakan hanyalah keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan. Manusia harus diakui dan
diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tuhan dan Tuhan
menciptakan manusia dengan kelebihan yang sempurna dari pada makhluk lainnya yang
diciptakan.
2.      Mengakui Persamaan Derajat, Persamaan Hak dan Kewajiban yang Asasi Setiap Manusia,
tanpa membeda-bedakan Suku, Keturunan, Agama, Kepercayaan, Jenis Kelamin, Kedudukan
Social, Warna Kulit dll. agar mereka saling mengenal.
3.      Mengembangkan Sikap Saling Mencintai Sesama Manusia.
Mencintai merupakan pengungkapan rasa kasih sayang yang tulus, ikhlas dan manusiawi.
Mencintai merupakan watak manusia untuk memenuhi kebutuhan unsur kejiwaannya (batiniah)
sebagai dasar adanya kerja sama dalam hubungan kesatuan, harmonis, serta dinamis antara akal,
rasa dan kehendak.
4.      Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa, mampu menempatkan perasaannya pada perasaan
orang lain supaya kita menjauhkan diri dari buruk sangka, karena buruk sangka merupakan
perbuatan tercela dan termasuk dosa.
5.      Mengembangkan Sikap tidak Semena-mena terhadap Orang lain
Hal ini berarti adanya pengakuan persamaan derajat, hak dan kewajiban yang kemudian
menimbulkan sikap saling mencintai sesama manusia. dengan demikian manusia saling
berinteraksi dengan berhati-hati dalam bersikap, berucap dan bertindak/ tingkah laku agar tidak
menimbulkan terganggunya orang lain.
6.      Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan.
7.      Gemar Melakukan Kegiatan Kemanusiaan misalnya, menyantuni fakir miskin menyantuni
yatim piatu, dan semua yang menjadi program departemen  social. Sehingga akan muncul rasa
kemanusiaan antar sesama manusia.
8.      Berani Membela Kebenaran dan Keadilan.
Agama mengajarkan pada kita harus mengatakan kebenaran walaupun pahit, dan berjuang
yang utama adalah berjuang dalam mengemukaan perkaataan yang benar, terhadap penguasa
yang dzalim.
9.      Bangsa Indonesia Merasa dirinya sebagai Bagian dari Seluruh Umat Manusia.
Bangsa Indonesia mempunyai pandangan  hidup bahwa hakikatnya manusia itu mempunyai
kesamaan pandangan, dimana manusia merasa dirinya bagian dari umat manusia lainnya yang
akan senantiasa berpandangan bahwa bangsa Indonesia mempunyai martabat yang sama
sehingga dapat hidup bersama dengan tenteram dan damai.
10.  `Mengembangkan Sikap saling menghormati dan menjalin hubungan kerja sama dengan
Bangsa lain.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam kehidupan bernegara sangat erat kaitannya antara Nilai, Moral, Norma dengan
tuntutan prilaku warga negaranya. Setiap warga negara memiliki kewajiban dan bertanggung
jawab terhadap Negara terutama dalam hal pembangunan. Dalam membentuk prilaku suatu
negara membutuhkan proses, kebiasaan serta keteladanan, sedangkan prilaku warga Negara
berdasarkan pada kehidupan berbangsa dan bernegara
Konsep merupakan pernyataan yang bersifat abstrak/pemikiran untuk mengelompokan
ide-ide yang masih dalam angan-angan seseorang. Nilai adalah suatu kenyataan yang
tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lainnya. Moral merupakan suatu keyakinan tentang
benar salah, baik buruk yang sesuai dengan kesepakatan sosial yang mendasari tindakan atau
pemikiran. Norma adalah sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan
moral serta perilaku yang dilakukan.
Tuntutan prilaku Warga Negara Indonesia didasari oleh ketetapan MPR No.
II/MPR/1978 meliputi:
a.       Mengakui Persamaan Derajat, Persamaan Hak dan Kewajiban
b.      Saling Mencintai Sesama Manusia
c.       Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa
d.      Tidak Semena-mena terhadap Orang lain
e.       Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan.
f.       Berani Membela Kebenaran dan Keadilan.
g.      Bangsa Indonesia Merasa dirinya sebagai Bagian dari Seluruh Umat Manusia.
h.      Sikap saling menghormati dan menjalin hubungan kerja sama dengan Bangsa lain.

B.     Saran
Demikian hasil makalah yang telah kami buat, semoga dengan selesainya makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca terkhusus untuk pemakalah sebagai bahan pembelajaran
maupun yang lainnya. Tentu makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu mohon kritik dan
sarannya untuk memperbaiki dalam pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Murtadlo Amin, Moh. dkk. 2009. Pembelajaran PKN MI. Aprinta. Surabaya

Wahab,Aziz M.A. dkk, 2004. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn). Universitas


terbuka. Jakarta

Diposkan oleh rian_patana   rianpatana.blogspot.com/2011/11/konsep-nilai-moral-dan-norma-


dalam. html diakses pada 06 November 2014. Pada pukul 16.06

http://ibasy.blogspot.com/2011/11/konsep-materi-nilai-norma-dan-moral.html diakses pada 06
November 2014, pada pukul 16.17.

Anda mungkin juga menyukai