Daftar Pustaka
1. Definisi
Tumor otak atau glioma adalah sekelompok tumor yang timbul dalam sistem saraf
pusat dan dapat dijumpai beberapa derajat diferensiasi glia. (Liau, 2012).
Tumor otak intrakranial dapat diklasifikasikan menjadi tumor otak benigna dan
maligna. tumor otak benigna umumnya ektrasaksial, yaitu tumbuh dari meningen,
saraf kranialis, atau struktur lain dan menyebabkan kompresi ekstrinsik pada substansi
otak. meskipun dinyatakan benigna secara histologis, tumor ini dapat mengancam
nyawa karena efek yang ditimbulkan. tumor maligna sendiri umumnya terjadi
intrasaksial yaitu berasal dari parenkim otak. tumor maligna dibagi menjadi tumor
maligna primer yang umumnya berasal dari sel glia dan tumor otak maligna sekunder
yang merupakan metastasis dari tumor maligna di bagian tubuh lain (Ginsberg, 2011)
Pada kasus kanker, terdapat sekumpulan sel normal atau abnormal yang tumbuh tak
terkontrol membentuk massa atau tumor. Pada saat tumor otak terjadi, pertumbuhan
sel yang tidak diperlukan secara berlebihan menimbulkan penekanan dan kerusakan
pada sel-sel lain di otak dan mengganggu fungsi otak bagian tersebut. tumor tersebut
akan menekan jaringan otak sekitar dan menimbulkan tekanan oleh karena tekanan
berlawanan oleh tulang tengkorak, dan jaringan otak yang sehat, serta area sekitar
saraf. Sebagai hasilnya, tumor akan merusak jaringan otak (Cook & Freedman,
2012).
Tumor intracranial termasuk juga lesi desak ruang,(lesi organ yang karena proses
pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada disekitarnya,sehingga organ
tersebut dapat mengalami gangguan)jinak maupun ganas,yang tumbuh diotak
meningen dan tengkorak (Ariyani, 2012).
2. Etiologi
a. Genetik
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada Meningioma, Astrocytoma dan Neurofibroma dapat dijumpai pada
anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Struge-Weber
yang dapat dianggap sebagai manisfestasi pertumbuhan baru memperlihatkan
faktor familial yang jelas. Selain jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-
bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat
pada neoplasma ( Mehta, 2011).
b. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada
kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi
ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat
terjadi pada Kraniofaringioma, terotoma intracranial dan kordoma (Mehta ,
2011)
c. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya
suatu glioma. Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya suatu
radiasi (Mehta , 2011 )
d. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara
infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat (Mehta ,
2011)
e. Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.
Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti
methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang
dilakukan pada hewan (Stark-Vance, et al., 2011).
3. Manifestasi Klinis
Menurut Ariani (2012) adalah:
1) Nyeri kepala.
2) Mual dan muntah yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intracranial.
3) Perubahan neuromuscular meliputi: gerakan yang janggal atau tidak
terkoordinasi,hilangnya keseimbangan.
4) Gangguan vokal (bicara terganggu, berdesis, afasia).
5) Perubahan perilaku meliputi: penurunan selera makan, gagal tumbuh, keletihan
(sering tidur siang), koma, perilaku ganjil (pandangan kosong, gerakan otomatis).
4. Klasifikasi
Klasifikasi Tumor Otak Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jenis Tumor
a. Jinak
Acoustic neuroma
Meningioma
Pituitary adenoma
Astrocytoma (grade I)
Sebagian besar tumor bersifat jinak, berkapsul, dan tidak menginfiltrasi jaringan sekitarnya
tetapi menekan struktur yang berada di bawahnya. Tumor ini sering kali memiliki banyak
pembuluh darah sehingga mampu menyerap isotop radioaktif saat dilakukan pemeriksaan
CT scan otak.
b. Malignant
Astrocytoma (grade 2,3,4)
Oligodendroglioma : Tumor ini dapat timbul sebaga dapat timbul sebagai gangguan
kejang i gangguan kejang parsial yang parsial yang dapat muncul hingga 10 tahun.
Secara klinis bersifat agresif dan menyebabkan simptomatologi bermakna akibat
peningkatan tekanan intrakranial dan merupakan keganasan pada manusia yang
paling bersifat kemosensitif. kemosensitif.
Apendymoma : Tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat
pada ependim yang menutup ventrikel. Tumor ini lebih sering terjadi pada anak-
anak daripada dewasa. Dua faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan reseksi
tumor dan kemampuan bertahan hidup jangka panjang adalah usia dan letak
anatomi tumor. Makin muda usia pasien maka makin buruk progmosisnya.
2. Berdasarkan Lokasi
1. Glioma :
Glioblastoma multiforme
Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi paling sering terjadi di hemisfer otak
dan sering menyebar kesisi otak dan sering menyebar kesisi kontra lateral
melalui korpus kolosum.
Astroscytoma
Oligodendroglioma merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai
astrositoma tetapi terdiri dari sel-sel oligodendroglia. Tumor relative avaskuler
dan cenderung mengalami klasifikasi biasanya dijumpai pada hemisfer otak
orang dewasa muda.
2. Meningioma
Tumor ini umumnya berbentuk bulat atau oval dengan perlekatan duramater
yang lebar (broad base) berbatas tegas karena adanya psedokapsul dari
membran araknoid. Meningioma merupakan tumor terpenting yang berasal
dari meningen, sel-sel mesotel, dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan
dura.
3. Tumor Infratentorial
4. Schwanoma akustikus
5. Tumor metastasisc
6. Hemangioblastoma Neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler
embriologis yang paling sering dijumpai dalam serebelum.
5. Komplikasi
Komplikasi tumor otak menurut Ariani (2012) :
1) Edema serebral
2) Hidrosefalus
3) Herniasi otak
4) Epilepsi
5) Metastase ketempat lain
Tumor otak
Berproliferasi / tumbuh
Pembedahan
Perubahan suplai darah
Peningkatan TIK
Proses berfikir
nekrosis jaringan darah terganggu
Pola nafas
Risiko perfusi berubah
serebral tidak efektif
Defisit Nutrisi Tekanan darah meningkat
Nyeri akut
Penurunan
Kekuatan otot
Keperawatan
Obat-obatan lain untuk mengontrol gejala termasuk obat untuk mengontrol edema
otak atau akumulasi cairan,
Diuretik untuk mengurangi pembengkakan otak,
Analgesik untuk mengurangi rasa sakit,
Antasida untuk mengurangi stres ulkus
Antikonvulsan untuk mengurangi kejang.
A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi nama , usia , jenis kelamin , pendidikan , pekerjaan , dan identitas
penanggung jawab.
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
Kaji status pasien saat dilakukan pengkajian mulai dari keluhan hingga
ke rumah sakit.
e. Pemeriksaan fisik
2.) Abdomen
a.) Kaji intake dan outuput cairan dalam sehari (24 jam)
2. Diagnosa Keperawatan
Faktor Risiko :
3). Hipertensi
Penyebab :
Batasan karakteristik :
Subjektif
( tidak tersedia )
Objektif
Subjektif
Objektif
5). Sariawan
8). Diare
Penyebab
Batasan Karakteristik :
Subjektif :
Mengeluh Nyeri
Objektif :
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
5. Sulit tidur
Subjektif
( tidak tersedia )
Objektif
4. Menarik diri
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara
mandiri
Penyebab :
1. Ketidakbugaran fisik
3. Kekakuan sendi
5. Nyeri
6. Kecemasan
Batasan Karakteristik :
Subjektif :
Objektif :
Subjektif
Objektif
1. Sendi kaku
2. Gerakan tidak terkoordinasi
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
3. Perencanaan Keperawatan
Intervensi (SIKI) :
Intervensi (SIKI)
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan , jika perlu
Nyeri Akut
Intervensi (SIKI)
Manajemen Nyeri (I.08238)
Mobilitas fisik
Intervensi (SIKI)
Indar. D ( 2016 ) Asuhan Keperawatan tumor otak , Daerah Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda
Laurent. ( 2017) . Askep pasien dengan tumor otak. Brain Tumor Management: One Day
Symposium and workshop
Swari. G ( 2016) . Tumor otak https://id.scribd.com/document/319504954/LP-Tumor-Otak
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan,;Definisi dan kriteria hasil keperawatan ,Edisi
1.Jakarta ;DPP PPNI
PPNI.(2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia :Definisi dan indicator
diagnostic,Edisi 1: Jakarta : DPP PPNI