Anda di halaman 1dari 11

B.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Aliran Khawarij dan bagaimana sejarah munculnya ?

2. Apa saja pokok-pokok ajaran aliran khawarij dan apa saja sekte-sektenya ?

3.Apa itu Aliran Murji’ah dan bagaimana sejarah munculnya ?

4.Apa saja pokok-pokok ajaran aliran murji’ah dan apa saja sekte-sektenya ?
BAB II

ALIRAN KHAWARIJ DAN ALIRAN MURJI’AH

A. ALIRAN KHAWARIJ

1. Sejarah munculnya Aliran Khawarij

Aliran Khawarij muncul ketika peperangan memuncak antara pasukan Ali dan
pasukan Muawiyah yang merasa terdesak, maka Muawiyah merencanakan untuk mundur,
tetapi dibantu dengan pemikiran yang ideal untuk melakukan arbitrase yang menimbulkan
perpecahan pada pasukan Ali.

Sekelompok orang dari pasukan Khawarij menuntut Ali agar menerima usulan
arbitrase, maka dengan terpaksa ia menerima usulan tersebut. Mereka bukan tidak mengakui
bahwa mereka tadinya menerima arbitrase.Tetapi mereka masih menyalahkan Ali, kata
mereka:” Kami salah tetapi mengapa engkau ikut perkataan kami, padahal engkau tau kami
salah. Sebagai seorang Khalifah, harus mempunyai pandangan yang jauh, melebihi
pandangan kami, dan pendapat yang lebih tepat dari pendapat kami.”

Dan juga Abu’Ala al-Maududi dalam bukunya al-Khalifah wa al-Mulk menjelaskan


bahwa sejarah munculnya kelompok Khawarij adalah pada waktu perang shiflin ketika Ali
dan Muawiyah menyetujui penunjukan dua orang hakim sebagai penengah guna
menyelesaikan pertikaian yang ada diantara keduanya. Sebenarnya sampai saat ini mereka
adalah pendukung Ali, tetapi kemudian secara tiba-tiba, mereka berbalik ketika
berlangsungnya tahkim dan berkata kepada kedua tersebut:”Kalian semua telah menjadi kafir
dengan memperhakimkan manusia sebagai ganti allah diantara mereka.”

Begitupun dengan dengan Thaib Abdul Muin, menjelaskan bahwa Khawarij timbul
setelah perang Shiflin antara Ali dan Muawiyah. Peperangan itu diakhiri dengan gencatan
senjata, untuk mengadakan perundingan antarakedua belah pihak. Golongan Khawarij adalah
pengikut Ali, mereka memisahkan diri dari pihak Ali, dan jadilah penentang Ali dan
Muawiyah, mereka mengatakan Ali tidak konsekuen dalam membela kebenaran.

Kaum Khawarij bukan saja meninggalkan Ali, bahkan berani pula mengerjakan
perbuatan-perbuatan dosa dengan mengkafirkan Ali dan menghalalkan darah kaum
muslimin.Khawarij tidak hanya ditandai dengank uatnya berpegang pada makna tekstual
lafad-lafad, tetapi juga cinta mati dan siap menghadapi resiko bahaya hanya karena hal-hal
yang tidak prinsipil, sebagian dari mereka kadang menjadi nekad hanya karena kecerobohan
dan kacaunya motif-motif yang mendasari tindakan mereka.

Para pengikut kelompok Khawarij pada umumnya terdiri atas orang-orang arab
pegunungan yang ceroboh dan berfikiran dangkal. Sebenarnya penganut aliran Khawarij
banyak ikhlas dalam beragama, atau dengan katalain keikhlasan mereka dibarengi dengan
kesempatan berfikir yang hanya tertuju kepada suatu arah tertentu saja.

Islam masuk ke lubuk hati mereka berdampingan dengan kepicikan berfikir dan
imajinasi mereka serta jauhnya mereka dari ilmu pengetahuan dari sejumlah persoalan itu,
munculah jiwa yang beriman dan fanatik (karena polafikiran yang picik), bersikap gigih
(karena sesuai dengan alam padang pasiryang panas), tidak cinta dunia atau zuhud, karena
memang kehidupan merekamiskin.

Kaum Khawarij mempunyai sikap yang berlebih sehingga mereka mengkafirkan siapa
saja yang berdiri diluar golongan mereka. Disamping itu,mereka menuntut sekeras-kerasnya,
supaya pemerintah di bentuk secara republik. Yang menentang pendirian ini pun, mereka
anggap kafir pula. Pemahaman semacam ini sudah tertanam dalam benak mereka dan baru
dapat dilumpuhkan setelah berkobarnya api peperangan yang banyak sekali menelankorban
kaum muslimin. Akhirnya mereka lari kocar-kacir bertebaran di pinggir-pinggir negeri Islam.

Dengan demikan kemunculan Khawarij diawali dengan perhelatan politik dalam hal
pengangkatan khalifah yang pada gilirannya menjadikan peristiwa perang, kemudian diakhiri
dengan arbitrase. Arbitrase inilah yangmenjadi awal dari pada keluarnya para pendukung Ali
yang selanjutkandisebut sebagai Khawarij.

2. Pengertian Khawarij

Pengertian Khawarij berkaitan dengan predikat yang disandangkan kepadanya yakni


Khawarij itu sendiri, al-muhakkimah, syura, al-mariq,danharuriyah. Nama khawarij berasal
dari kata kharaja yang berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka yang keluar dari
barisan pendukung Ali karena tidak sepakat terhadap Ali yang menerima arbitrase/tahkim
dalam Perang Shiffin pada tahun 37 H/648 M dengan pihak Mu’awiyah perihal
persengketaan Khalifah. Tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa pemberian itu
didasarkan pada ayat 100 surah al-nisa’(4) yang di dalamnya disebutkan: ”keluar dari rumah
dan lari kepada Allah dan Rasulnya”. Dengandemikian, kaum khawarij memandang diri
mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah untuk mengabdikan diri kepada Allah dan
Rasul-nya.

Nama lain dari Khawarij adalah Al – Muhakkimah yang berasal dari semboyan mereka
yang terkenal la hukma illa Allah (tiada tuhan kecualihukum Allah) atau la hakama illa Allah
(tiak ada pembuat hukum kecualiAlah). Berdasarkan alasan inilah mereka menolak keputusan
Ali. Yang berhak memutuskan perkara hanya Allah SWT. Bukan abritrase sebagaimana yang
dijalankan oleh Ali.

Namun ada juga yang mengemukakan bahwa kaum khawarij juga menyebut dirinya
Syurah berasal dari kata yasyri (menjual) yang berarti golongan yang mengorbankan
(menjual) dirinya untuk Allah, dan inipun terdapat secara tekstual dalam Al-Qur ’an surah al-
baqarah halayat 207 yang berarti:“dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan
(menjual) dirinya karena mencari keridhoan allah.”

Khawarij dinamakan juga dengan al-Mariqah karena dianggap telahkeluar dari agama,
yang berasal dari kata maraga yang berarti anak penahkeluar dari busurnya. Nama ini
diberikan oleh lawan-lawan mereka.

Nama lain Khawarij adalah Haruriah dari kata harura, salah satu desayang terletak di
dekat kota Kufah, Irak. Di tempat inilah mereka yag ada padawaktu itu berjumlah dua belas
ribu orang, berkumpul setelah memisahkan diri dari Ali yang kemudian mengangkat
Abdullah Ibn Wahab Al-Rasyibi sebagaiimam mereka. Sebagai wujud rasa penyesalannya
kepada Ali yang menerima arbitrase tersebut.

3. Pokok-pokok Ajaran Aliran Khawarij

Kemudian berikut ini akan dikemukakan pokok-pokok ajaran Khawarij yang


merupakan manfestasi dari teknis dan kepicikan berpikir serta kebencian mereka terhadap
suku Quraisy dan semua kabilah mudhar, yaitu:

a. Pengangkatan khalifah akan sah jika berdasarkan pemilihan yang benar-benar bebas dan
dilakukan oleh semua umat islam tanpa diskriminasi. Seorangkhalifah tetap pada jabatannya
selama ia berlaku adil, melaksanakan syariat,serta jauh dari kesalahan dan penyelewengan.
Jika ia menyimpang, ia wajibdijatuhkan dari jabatannya atau dibunuh

b. Jabatan khalifah bukan hak khusus keluarga Arab tertentu, bukan monopolisuku Quraisy
sebagaimana dianut oleh golongan lain, bukan pula khusus orang Arab dengan menafikan
bangsa lain, melainkan semua bangsa mempunyai hak yang sama. Bahkan Khawarij
mengutamakan non-Quraisyuntuk memegang jabatan khalifah. Alasannya, apabila seorang
khalifah melakukan penyelewengan dan melanggar syariat akan mudah dijatuhkan tanpa ada
fanatisme yang mempertahankannya atau keturunan keluarga yang mewarisinya.

c. Pengangkatan khalifah tidak diperlukan jika masyarakat dapat menyelesaikan masalah-


masalah mereka. Pengangkatan khalifah bukan suatu kewajiban berdasarkan syara’, tetapi
hanya bersifat kebolehan. Kalaupun pengangkatan itu wajib, maka kewajiban itu berdasarkan
kemaslahatan dan kebutuhan.

d. Orang yang berdosa adalah kafir. Mereka tidak membedakan antara satu dosa dengan dosa
yang lainnya, bahkan kesalahan berpendapat merupakan dosa, jika pendapat itu bertentangan
dengan kebenaran.

e. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara pelaku Aisyah,Thalhah, dan
Zubair, dengan Ali bin Abi Thalib) dan para pelaku tahkim termasuk yang menerima dan
membenarkannya dihukum kafir.

Pokok ajaran tersebut diatas, membuat kaum Khawarij keluar dari mayoritas umat
islam. Mereka memandang orang yang berbeda paham dengannya telah menjadi kafir. Dalam
upaya kafir mengkafirkan ini, terdapat satu golongan yang menolak ajaran kaum Khawarij
yang mengkafirkan orang mukmin yang melakukan dosa besar. Sehingga mereka membentuk
suatu golongan yang menolak ajaran pengkafiran tersebut, golongan ini disebut dengan
golongan Murji’ah.Berikut pokok-pokok ajaran aliran Khawarij:

a. Setiap ummat Muhammad yang terus menerus melakukan dosa besarhingga matinya belum
melakukan tobat, maka dihukumkan kafir sertakekal dalam neraka.

b. Membolehkan tidak mematuhi aturan-aturan kepala negara, bila kepalanegara tersebut


khianat dan zalim.

c. Ada faham bahwa amal sholeh merupaka bagian essensial dari iman. Olehkarena itu, para
pelaku dosa besar tidak bisa lagi disebut muslim, tetapikafir.
d. Keimanan itu tidak diperlukan jika masyarakat dapat menyelesaikan masalah sendiri.
Kaum Khawarij mewajibkan semua manusia untuk berpegang kepada keimanan. Apabila
segala tindakannya tidak didasarkan kepada keimanan, maka konsekuensinya dihukumi kafir.

4. Sekte-sekte Aliran Khawarij

Berikut ini akan disebutkan sekte-sekte aliran Khawarij bersama sedikit penjelasannya,
antara lain sebagai berikut:

a. Al-Muhakkimah yang merupakan Khawarij yang asli, mereka yang mengkafirkan seluruh
pihak yang terlibat arbitrase/tahkim.

b. Azariqah yang sikapnya lebih radikal dari Al- Muhakkimah, tokohnya adalah Nafi’ ibn al-
Asraq.

c. Al-Nadjah, tokohnya adalah Nadjah ibnu amir al-Hanafi.

d. Ajaridah yang merupakan sekte yang lebih lunak, tokohnya adalah AbdulKarim ibn Ajrad.

e. Sufriah yang merupakan sekte yang hampr sama dengan golongan Azariqah (golongan
ekstrim), tokohnya dalah Zain ibn al-Asfar.

f. Al-Ibadiyah yang merupakan sekte yang paling moderat dari seluruh sekte khawarij,
tokohnya adalah Abdullah ibn Ibad.

g.Yazidiyyah yang mulanya merupakan pengikut sekte Ibadiyah, tetapi kemudian


berpendapat bahwa Allah Swt. akan mengutus Rasul dari kalangan luar arab dan diberi kitab
yang akan menggantikan syari’at Muhammad.

h.Maimuniyyah, tokohnya adalah Ma’mun al-Ajradi.

B. ALIRAN MURJI’AH

1. Pengertian dan sejarah munculnya Aliran Murji’ah

Nama Murjia’ah di ambil dari kata irja’ atau arja’a yang berakna penundaan,
penangguahan, dan pengharapan. Kata arja’a mengandung artimemberi pengharapan, yaitu
kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah SWT. Oleh
karena itu, Murji’ah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang
bersengketa, yaitu ‘Alidan Mu’awiyah, serta setiap pasukannya pada hari kiamat kelak.
Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul kemunculan Murji’ah.
Teori pertama mengatakan bahwa gagasan irja, atau arja’a dikembangkan oleh sebagian
sahabat dengan tujuan menjamin persatuan dan kesatuan umat islam ketika terjadi pertikaian
politik dan untuk menghindari sektarianisme. Murji’ah, baik sebagai kelompok politik
maupun teologi, diperkirakan lahir bersama dengan kemunculannya syi’ah dan
Khawarij.Murji’ah, pada saat itu musuh beratnya Khawarij.

Teori lain menceritakan bahwa ketika terjadi perseteruan antara Ali dan Mu’awiyah,
dilakukanlah tahkim (arbritase) atas usulan Amr bin Ash’,seorang kaki tangan Mu’awiyah.
Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu,yang pro dan kontra. Kelompok kontra akhirnya
menyatakan keluar dari Ali,yaitu Khawarij, memandang bahwa tahkim itu bertentangan
dengan Al-Qur’an, dalam pengertian tidak mentahkim berdasarkan hukum Allah SWT. Oleh
karena itu, Khawarij berpendapat bahwa melakukan tahkim itu dosa besar dan dihukum kafir,
sama seperti perbuatan dosa besar lainnya, sepertizina, riba, membunuh tanpa alasan yang
benar, durhaka kepada orang tua,serta memfitnah wanita baik-baik. Pendapat Khawarij
tersebut ditentang oleh sekelompok sahabat yang kemudian disebut Murji’ah dengan
mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak kafir, sementara dosanya
diserahkan kepada Allah SWT., apakah mengampuninya atau tidak.

2. Pokok-pokok Ajaran Aliran Murji’ah

Ajaran pokok Murji’ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin irja’ atau
arja’a yang diaplikasikan dalam banyak persoalan yang dihadapinya, baik persoalan politik
atau teologis. Di bidang politik, irja’ diemplementasikan dengan sikap politik netral atau
nonblok, yang hampir selalu diekspresikan dengan sikap diam. Itulah sebabnya, kelompok
Murji’ah dikenal pula sebagai the queietists (kelompok bungkam). Sikap ini akhirnya
berimplikasikan begitu jauh sehingga membuat Murji’ah selalu diam dalam persoalan politik

Adapun di bidang teologi, doktrin irja’ atau arja’a dikembangkan Murji’ah menanggapi
persoalan-persoalan teologis yang muncul saat itu. Pada perkembangan berikutnya,
persoalan-persolan yang ditanggapinya menjadi semakin kompleks, mencakup iman, kufur,
dosa besar, dan ringan, tauhid,tafsir Al-Qur’an, eskatologi, pengampunan atas dosa besar,
kemaksuman Nabi, hukuman atas dosa, pertanyaan tentang ada yang kafir di kalangan
generasiawal islam, tobat, hakikat Al-Qur’an, nama dan sifat Allah, serta ketentuan tuhan.

Berkaitan dengan doktrin-doktrin teologi Murji’ah, Harun Nasution menyebutkan


empat ajaran pokoknya, yaitu:
a. Menunda hukuman atas Ali, Mu’awriyah, Amir bin Ash, Abu Musa Al-Asy’ari yang
terlibat tahkim hingga kepada Allah pada hari kiamat kelak;

b. Menyerahkan keputusuan kepada Allah SWT. atas orang muslim yang berdosa besar;

c. Meletakkan (pentingnya) iman lebih utama daripada amal;

d. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan
dan rahmat Allah SWT.

3. Sekte-sekte Aliran Murji’ah

Muhammad Imarah (l. 1931) menyebutkan ada dua belas sekte dalamAliran Murji’ah,
yaitu sebagai berikut:

a. Al-Jahmiyah, pengikut Jahm bin Shafwan.

b. Ash-Shalihiyah, pengikut Abu Musa Ash-Shalahiy.

c. Al-Yunushiyah, pengikut Yunus As-Samary.

d. Asy-Syamriayah, pengikut Abu Samr dan Yunus.

e. Asy-Syawbaniyah, pengikut Abu Syawban.

f. Al-Ghailaniyah, pengikut Abu Marwan Al-Ghailan bin Marwan Ad-Dimsaqy.

g. An-Najariyah, pengikut Al-Husain bin Muhammad An-Najr.

h. Al-Hanafiyah, pengikut Abu Haifah An-Nu’man.

i. Asy-Syabibiyah, pengikut Muhammad bin Syabib.

j. Al-M u’aziyah,pengikut Muadz Ath-Thawmy.

k. Al-Murisiyah, pengikut Basr Al-Murisy

l. Al-Karamiyah,pengikut Muhammad bin Karam As-Sijitany

Adapun yang termasuk kelompok ekstrem adalah Al-Jahmiyah, Ash-Sholihiyah, Al-


Yunusiyah, Al-Ubaidiyah, dan Al-Hasaniyah. Pandangan tiap-tiap kelompok dapat dijelsakan
sebagai berikut.

a. Jahmiyah, kelompok Jahm bin Shafwan dan para pengikutnya, berpandangan bahwa orang
yang percaya kepada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufurannya secara lisan tidak
menjadi kafir karena imandan kufur tempatnya di dalam hati, bukan bagian lain tubuh
manusia. b. Shalihiyah, kelompok Abu Hasan Ash-Shalihy, berpendapat bahwa iman adalah
mengetahui tuhan dan kufur tidak tahu tuhan. Begitu pula zakat, puasa, dan haji bukanlah
ibadah, melainkan melambangkan kepatuhandan tidak merupakan ibadah kepada Allah, yang
disebut ibadah hanyaiman.

c. Yunusiyah dan Ubaidiyah, melontarkan pernyataan bahwa melakukan maksiat atau


pekerjaan-pekerjaan jahat tidak merusak iman seseorang.Mati dalam iman, dosa-dosa dan
perbuatan-perbuatan jahat yang tidak dikerjakan tidak merugikan bagi yang bersangkutan.
Dalam hal ini,Muqatil bin Sulaiman berpendapat bahwa perbuatan jahat banyak ataus edikit
tidak merusak iman seorang sebagai musyrik atau politeis.

d. Hasaniyah, menyebutkan bahwa jika seseorang mengatakan “saya tahu

Tuhan melarang makan babi, tetapi saya tahu tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu

adalah kambing ini.” Orang tersebut tetap mukmin bukankafir. Begitu pula orang yang
mengatakan “saya tahu Tuhan mewajibkan.naik haji ke ka’bah, tetapi saya tidak tahu apakah
ka’ bah di india atau ditempat lain.
BAB III

A. Kesimpulan

1. Aliran KhawarijKhawarij atau dipanggil juga dengan sebutan al-Muhakkimah, Syura,al-


Mariq atau Hururiyah pada mulanya merupakan pendukung Sayyidina Ali pada perang
Shiffin antara pihak Ali dengan Muawiyah. Perang antara pihak Ali dengan Muawiyah
tersebut diakhiri dengan peristiwa arbitrase/tahkim yang memutuskan sayyidina Ali
diturunkan dari jabatannya sebagai Khalifaholeh delegasinya sendiri dan pengangkatan
Muawiyah sebagai Khalifah oleh delegasinya sendiri pula sebagai pengganti Ali. Hal ini
menyebabkan kekecewaan pada sebagian pendukung Ali yang menyebabkan mereka keluar
dari barisan dan kemudian disebut Khawarij. Mereka mengkafirkan seluruh pihak beserta
pendukungnya yang terlibat dalam arbitrase/tahkim tersebut.Dalam perkembangannya Aliran
Khawarij memiliki pemahaman bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir atau tegasnya
murtad dan wajib dibunuh. Mereka juga memandang orang yang berbeda paham dengan
mereka adalah kafir dan darah mereka halal untuk dibunuh. Kemudian dalam aliran Khawarij
muncul beberapa sekte yaitu; al-Muhakkimah, Azriqah, al- Nadjah,Ajaridah, Sufriah, al-
Ibadiyyah, Yazidiyyah dan Maymuniyyah.

2. Aliran Murji’ah Pada peristiwa tahkim/arbitrase diakhir peperangan antara Ali dan
Muawiyah, terdapat kelompok yang keluar dari barisan pendukung Ali karena tidak puas
dengan keputusan akhir dari tahkim/arbitrase tersebut yang kemudian disebut Khawarij.
Mereka memandang bahwa tahkim itu bertentangan dengan Al Qur’an dan tidak berdasarkan
hukum Allah Swt.Mereka berpendapat bahwa melakukan tahkim merupakan dosa besar
samaseperti dosa besar lainnya dan dihukumi kafir. Disinilah muncul sekelompok sahabat
yang kemudian disebut Murji’ah yang menentang pendapat Khawarijdengan mengatakan
bahwa pelaku dosa besar tetap mukmin, tidak kafir,sementara dosanya diserahkan kepada
Allah Swt. untuk mengampuninya atautidak, yang kemudian pendapat ini menjadi ajaran
pokok dalam aliran ini.
Dalam perkembangannya dalam Aliran Murji’ah muncul beberapa sekte yang
disebabkan perbedaan pendapat dalam aliran Mur’jiah sendiri, yang menurut Muhammad Al-
Imarah adalah sebagai berikut; Al-Jahimiyah,Ash-Shalihiyah, Al-Yunushiyyah, Asy-
Syamriayah, Asy-Syaubaniyah, Al-Ghailaniyyah, An-Najariyah, Al-Hanafiyah, Asy-
Syabibiyah, Al-

Mu’aziyah, Al-Murisiyah dan Al-Karamiyah.

B. Daftar Pustaka

Yahya,Muchtar. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna,1983.

Al-Mududi,Abu ‘Ala. Al-Khalifah wa al-Mulk, diterjemahkan oleh Muhammad al-Baqia,


Bandung: Mizan, 1996.

Dahlan, Muhammad dan Ahmad Qarib.Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam,Jakarta: Logos
Publishing House, 1996.

Nasution,Harun.Teologi Islam; Aliran-aliran, Sejarah Analisa Dan Perbandingannya,


Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2002.

Abduh,Muhammad. Risalah Tauhid,Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam,Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ikhtiyar BaruVan Hoeve,
1994.

Imarah,Muhammad.Tayyarat al-Fikr al-Islamy, Beirut: Dar Asy-Syuruq, 1991.

Anda mungkin juga menyukai