Anda di halaman 1dari 12

TEORI JEAN PIAGET DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA

DI SD KELAS RENDAH

Disusun
Oleh :

Nama : DELIMA SIPAYUNG


Npm : 1801010284
Prodi : PGSD
Grup : P8
Dosen Pengasuh : Maston Nainggolan,S.PD.,M.Pd/M.Pj

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas HKBP PematangSiantar
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga Saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 1
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .....1
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . ...1
C.Tujuan………………………………………………///………………………...1

BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . 2
A. Pengertian Belajar Menurut Piaget . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ….2
B. Teori Belajar menurut Piaget . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …2
C. Tahap Perkembangan Mental . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . ... 3
D. Penerapan Teori Piaget dalam Pembelajaran IPA di sd . . . . .………….. . . .….5
E.Contoh pembelajaran IPA di Sd berdasarkan Teori
Piaget………………………………………………………………………….……6

BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . .8


A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . ... . …8
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . … . ...8
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, guru seringkali dihadapkan pada dinamika yang
berkaitan dengan perkembangan peserta didik. Perubahan-perubahan dan
perkembangan yang terjadi pada peserta didik ini harus mendapat perhatian dari guru,
karena dengan ini guru dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Ada banyak teori –teori belajar dan teori perkembangan moral serta implementasinya
dalam pembelajaran, salah satunya yaitu teori yang dikemukakan oleh Piaget. Piaget
mempunyai nama lengkap Jean Piaget lahir di Swiss tepatnya di Neuchatel pada
tahun 1896. Dalam teorinya Piaget mengemukakan bahwa secara umum semua anak
berkembang melalui urutan yang sama, meski jenis dan tingkat pengalaman mereka
berbeda satu sama lainnya. Perkembangan mental anak terjadi secara bertahap dari
tahap yang satu ke tahap yang lebih tinggi. Semua perubahan yang terjadi pada setiap
tahap tersebut merupakan kondisi yang diperlukan untuk mengubah atau
meningkatkan tahap perkembangan moral berikutnya.
Melihat dari masalah itu kami dari penulis mencoba untuk membahas tentang teori
belajar menurut Piaget. Tidak terlepas dari hal ini semoga makalah ini bisa membantu
kesulitan teman-teman dalam memahami tentang teori belajar menurut Piaget.

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini akan membahas mengenai
beberapa masalah, antara lain :
1. Bagaimana pengertian belajar menurut Piaget?
2. Bagaimana Pendapat Piaget mengenai proses belajar pada anak-anak?
3. Bagaimana Tahap perkembangan mental anak menurut Piaget?
4. Bagaimana penerapan teori Piaget dalam Pembelajaran Matematika di SD/MI?

C.Tujuan

1.mengetahui bagaimana teori perkembangan mental menurut piaget

2.Mengetahui dan memahami arti teori belajar piaget

3.mengetahui,memahami dan dapat menerapkan teori belajar piaget dalam


pembelajaran ipa

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar menurut Piaget
Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan
untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi
dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya
banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan
lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan
Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interaksi yang terus menerus antara
individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah
perkembangan secara alami fikiran pebelajar mulai anak-anak sampai dewasa.
Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan
biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti
sistem kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.  
piaget merupakan salah satu pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa
anakmembangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan
lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan,
perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak anak
aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi denganlingkungannya. Dalam hal ini peran
guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberiinformasi. Kecenderungan
anak anak SD beranjak dari hal-hal yang konkrit, memandangsesuatu kebutuhan
secara terpadu. Berdasarkan keceenderungan diatas maka, belajar adalahsuatu proses
yang aktif, konstruktif, berorientasi pada tujuan, semuannya bergantung padaaktifitas
mental peserta didik

B.Teori Belajar menurut piaget


.Teori Piaget menguraikan perkembangan kognitif dari bayi sampai dewasa.
Dalam pandangan Piaget, struktur kognitif merupakan kelompok ingatanyang tersusu
n dan saling berhubungan, aksi dan strategi yang dipakai oleh anak-anak untuk
memahami duniasekitarnya. Pada bayi, struktuf kognitif yang dimiliki adalah refleks.
Contoh: bayi secaraotomatis mengisap benda
 – 
 benda yang menyentuh bibirnya. Selain mengisap , menjangkau,menyepak, melihat
dan memukul merupakan kegiatan sensorimotor yang terorganisir.Struktur kognitif
ini cepat dimodifikasi ketika bayi tumbuh dan berinteraksi dengan dunia.Pada masa
anak-anak sudah mulai ada pemahaman dan kegiatan mental. Proses kognitif
pada bayi dimulai dengan mempunyai respon mengisap, respon melihat, respon
menggapai, responmemegang yang berfungsi secara terpisah.

2
3

. Teori Belajar menurut Piaget


Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah:
1. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka
bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk anak kecil, mereka mempunyai cara
yang khas ntuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka
memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.
2. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu
urutan yang sama bagi semua anak.
3. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan
tertentu tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah
selalu sama pada setiap anak.
4. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
a. Kemasakan
b. Pengalaman
c. Interaksi Sosial
d. Equilibration (proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun
dan memperbaiki struktur mental)
5. Ada 4 tahap perkembangan yaitu:
a. Tahap Sensori motor (0-2,0 tahun)
b. Tahap Pre operasional (2,0-7,0 tahun)
c. Tahap konkret (7,0-11,0 tahun)
d. Tahap operasi formal (11,0-dewasa)

C. Tahap Perkembangan Mental


1. Tahap Sensori motor (0 – 2,0 tahun)
Pada periode ini tingkah laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan system
penginderaan untuk mengenal lingkungannya untuk mengenal obyek.
Ciri pokok perkembangannya anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya
serta mempelajari permanensi obyek.
Karakteristik anak yang berada pada tahap ini adalah sebagai berikut:
 Berfikir melalui perbuatan (gerak).
 Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah gerak-gerak refleks sampai ia dapat
berjalan dan bicara.
 Belajar mengkoordinasi akal dan geraknya.
 Cenderung intuitif egosentris, tidak rasional dan tidak logis.
Contoh : Pengalaman awal bayi dengan payudara ibunya (Inisiasi) dan bayi yang
pertama kali memasukan jari-jarinya ke dalam mulut.
Kemampuan yang dicapai anak pada masa ini:
a) Kemampuan mengontrol secara internal, yaitu terbentuknya control dari dalam
pikirannya terhadap dunia nyata.
b) Perkembangan konsep kenyataan.
4

c) Perkembangan pengertian beberapa sebab akibat


2. Tahap Pre operasional (2,0 – 7,0 tahun)
Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati
sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.
Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan symbol/bahasa tanda dan konsep
intuitif.
Karakteristik anak pada tahap ini adalah sebagai berikut:
 Anak dapat mengaitkan pengalaman yang ada di lingkungan bermainnya dengan
pengalaman pribadinya, dan karenanya ia menjadi egois. Anak tidak rela bila barang
miliknya dipegang oleh orang lain.
 Anak belum memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang
membutuhkan pemikiran “yang dapat dibalik (reversible).” Pikiran mereka masih
bersifat irreversible.
 Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau situasi sekaligus, dan
belum mampu bernalar (reasoning) secara individu dan deduktif.
 Anak bernalar secara transduktif (dari khusus ke khusus). Anak juga belum mampu
membedakan antara fakta dan fantasi. Kadang-kadang anak seperti berbohong. Ini
terjadi karena anak belum mampu memisahkan kejadian sebenarnya dengan imajinasi
mereka.
 Anak belum memiliki konsep kekekalan (kuantitas, materi, luas, berat dan isi).
 Menjelang akhir tahap ini, anak mampu memberi alasan mengenai apa yang
mereka percayai. Anak dapat mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang
hanya mempunyai satu sifat tertentu dan telah mulai mengerti konsep yang konkrit.
Contoh : pandangan anak terhadap dua tanah liat sama besar yang dibulatkan,
kemudian bulatan yang satu dipipihkan dan yang satu tetap dalam keadaan bulat.

3. Tahap konkret (7,0 – 11,0 tahun)
Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak lagi
didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah secara logis.
(Ciri pokok perkembangannya anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-
kejadian konkret).
Contoh : Anak sudah dapat membedakan ukuran binatang, ataupun sudah dapat
mengelompokkannya.berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki.
4. Tahap formal (11,0 – dewasa)
Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif,
anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah
verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan
orang lain.
(Ciri pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, dan logis).
Contoh : Membuktikan benda-benda yang dapat larut dan yang tidak larut dalam air.
5

D. Penerapan Teori Piaget dalam Pembelajaran IPA di SD


Teori Piaget ini banyak dipakai dalam penentuan proses pembelajaran di kelas SD
terutama pembelajaran IPA. Berdasarkan teori di atas, hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan pembelajaran di kelas antara lain: bahwa Piaget beranggapan anak
bukan merupakan suatu botol kosong yang siapun untuk diisi, melainkan anak secara
aktif akan membangun pengetahuan dunianya. Suatu hal lagi, teori Piaget
mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti pola
perkembangan yang sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan kemampuan
anak secara umum. Hanya umur anak di mana konservasi muncul sering berbeda.
Poin yang penting ini menjelaskan kita mengapa pembelajaran IPA di SD banyak
menggunakan percobaan-percobaan nyata dan berhasil pada anak yang lemah dan
anak yang secara kebudayaan terhalangi.

Penerapan selanjutnya adalah guru  harus selalu ingat bahwa anak menangkapdan


menerjemahkan sesuatu secara berbeda. Sehingga walaupun anak mempunyai umur
yang sama tetapi ada kemungkinan mereka mempunyai pengertian yang berbeda
terhadap suatu benda atau kejadian yang sama. Jadi setiap individu anak adalah unik
(khas). Implikasilainnya yang perlu diperhatikan, apabila hanya kegiatan fisik yang
diterima anak, tidak cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak yang
bersangkutan. Ide- ide anak harus selalu dipakai. 

Piaget memberikan contoh sementara beliau menerima seluruh ide anak, beliau juga
mempersiapkan pilihan-pilihan yang dapat dipertimbangkan oleh anak. Sehingga
apabila ada seorang anak yang mengatakan bahwa air yang ada di luar gelas berisi es
berasal dari lubang-lubang kecil yang ada pada gelas maka guru harus menjawab
pernyataan itu dengan “bagus”. Tetapi setelah beberapa saat guru harus mengarahkan
sesuai dengan apa yang seharusnya bahwa sebenarnya air yang ada di permukaan luar
gelas bukan berasal dari lubang-lubang kecil pada gelas, melainkan berasal dari uap
air di udara yang mengembun pada permukaan gelas yang dingin. Jadi guru harus
selalu secara tidak langsung memberikan idenya tetapi tidak memaksakan
kehendaknya. Dengan demikian anak akan menyadari bagaimana anak tersebut bisa
mendapatkan idenya. 
 
6

Dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk menilai sumber ide-idenya akan


memberikan kesempatan kepada mereka untuk menilai proses pemecahan masalah.
Hal ini juga perlu dilakukan di dalam kelas. Sebagai contoh, apabila kelas telah
menyelesaikan suatu masalah, sebaiknya guru menanyakan kembali kepada siswa
tentang cara mendapatkan jawaban tersebut. Misalnya dengan “Bagaimana kita bisa
samapai pada jawaban ini?” dan membantu kelas untuk mengulas kembali tahapan-
tahapan yang dilalui hingga menemukan jawaban atau kesimpulan itu.
Dengandemikian guru lebih membantu anak dalam proses perkembangan
intelektualnya. Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa proses pembelajaran di kelas
menurut Piaget harus meletakkan anak sebagai faktor yang utama. Hal ini sering
disebut sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak (child center).
E.     Penerapan Teori Piaget dalam Pembelajaran IPA di SD
Teori Piaget ini banyak dipakai dalam penentuan proses pembelajaran di kelas SD
terutama pembelajaran IPA. Berdasarkan teori di atas, hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan pembelajaran di kelas antara lain: bahwa Piaget beranggapan anak
bukan merupakan suatu botol kosong yang siapun untuk diisi, melainkan anak secara
aktif akan membangun pengetahuan dunianya. Suatu hal lagi, teori Piaget
mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti pola
perkembangan yang sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan kemampuan
anak secara umum. Hanya umur anak di mana konservasi muncul sering berbeda.
Poin yang penting ini menjelaskan kita mengapa pembelajaran IPA di SD banyak
menggunakan percobaan-percobaan nyata dan berhasil pada anak yang lemah dan
anak yang secara kebudayaan terhalangi.

Penerapan selanjutnya adalah guru  harus selalu ingat bahwa anak menangkapdan


menerjemahkan sesuatu secara berbeda. Sehingga walaupun anak mempunyai umur
yang sama tetapi ada kemungkinan mereka mempunyai pengertian yang berbeda
terhadap suatu benda atau kejadian yang sama. Jadi setiap individu anak adalah unik
(khas). Implikasilainnya yang perlu diperhatikan, apabila hanya kegiatan fisik yang
diterima anak, tidak cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak yang
bersangkutan. Ide- ide anak harus selalu dipakai. 

Piaget memberikan contoh sementara beliau menerima seluruh ide anak, beliau juga
mempersiapkan pilihan-pilihan yang dapat dipertimbangkan oleh anak. Sehingga
7

apabila ada seorang anak yang mengatakan bahwa air yang ada di luar gelas berisi es
berasal dari lubang-lubang kecil yang ada pada gelas maka guru harus menjawab
pernyataan itu dengan “bagus”. Tetapi setelah beberapa saat guru harus mengarahkan
sesuai dengan apa yang seharusnya bahwa sebenarnya air yang ada di permukaan luar
gelas bukan berasal dari lubang-lubang kecil pada gelas, melainkan berasal dari uap
air di udara yang mengembun pada permukaan gelas yang dingin. Jadi guru harus
selalu secara tidak langsung memberikan idenya tetapi tidak memaksakan
kehendaknya. Dengan demikian anak akan menyadari bagaimana anak tersebut bisa
mendapatkan idenya. 
 
Dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk menilai sumber ide-idenya akan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk menilai proses pemecahan masalah.
Hal ini juga perlu dilakukan di dalam kelas. Sebagai contoh, apabila kelas telah
menyelesaikan suatu masalah, sebaiknya guru menanyakan kembali kepada siswa
tentang cara mendapatkan jawaban tersebut. Misalnya dengan “Bagaimana kita bisa
samapai pada jawaban ini?” dan membantu kelas untuk mengulas kembali tahapan-
tahapan yang dilalui hingga menemukan jawaban atau kesimpulan itu.
Dengandemikian guru lebih membantu anak dalam proses perkembangan
intelektualnya. Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa proses pembelajaran di kelas
menurut Piaget harus meletakkan anak sebagai faktor yang utama. Hal ini sering
disebut sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak (child center).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan kognitif adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai
dari usia anak-anak sampai dewasa; mulai dari proses-proses berpikir secara konkret
sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep abstrak dan logis.
Jean Piaget seorang pakar yang banyak melakukan penelitian tentang perkembangan
kemampuan kognitif manusia, mengemukakan dalam teorinya bahwa kemampuan
kognitif manusia terdiri atas 4 tahap dari lahir hingga dewasa. Tahap dan urutan
berlaku untuk semua usia tetapi usia pada saat seseorang mulai memasuki tahap
tertentu tidak sama untuk setiap orang. Keempat tahap perkembangan itu
digambarkan dalam teori Piaget sbb:
1. Tahap sensorimotor: umur 0 – 2 tahun (anak mengalami dunianya melalui gerak
dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek).
2. Tahap pra-operasional: umur 2 – 7 tahun (Ciri pokok perkembangannya adalah
penggunaan symbol/bahasa tanda dan konsep intuitif).
3. Tahap operasional konkret: umur 7 – 11/12 tahun (anak mulai berpikir secara logis
tentang kejadian-kejadian konkret).
4. Tahap operasional formal: umur 11/12 ke atas. (Ciri pokok perkembangannya
adalah hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif serta logis dan probabilitas).
Bagi guru matematika, teori Piaget jelas sangat relevan, karena dengan menggunakan
teori ini, guru dapat mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu pada
kemampuan berpikir anak di kelasnya.
Dengan demikian guru bisa memberikan perlakuan yang tepat bagi siswanya,
misalnya dalam memilih cara penyampaian materi bagi siswa, penyediaan alat-alat
peraga dan sebagainya, sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan berpikir yang
dimiliki oleh siswa masing-masing. Guru perlu mencermati apakah simbol-simbol
matematika yang digunakan guru dalam mengajar cukup mudah dipahami siswa,
dengan mengingat tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh masing-masing
siswa.

B. Saran
Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak
sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

8
9

DAFTAR PUSTAKA

Dahar Ratna Willis.Prof.Dr. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK.


_____________________. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA UPI.
Sardiman, AM. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rapgrapindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT,
Rineka Cipta.
Paul Suparno. Prof. 2003. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius. Dikutip tanggal 12 maret 2019

Anda mungkin juga menyukai