Anda di halaman 1dari 16

PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS

Dosen Pengasuh:

Dr. Natalina Purba, S.sos., M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Tiurmaida Anggita Tindaon 1801010280


2. Dosri Naomy Purba 1801010281
3. Andi Yosua Situmorang 1801010282
4. Romaulina Siregar 1801010283
5. Delima Sipayung 1801010284
6. Novi Agnes Sibuea 1801010285
7. Laurenchia Marbun 1801010286
8. Efris Sinurat 1801010287
9. Louis Sinaga 1801010288
10. Janner Sinaga 1801010289
11. Tehresia Purba 1801010290

UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN PEMATANGSIANTAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


Daftar Isi

Foto Anggota Kelompok Sesuai NPM………………..………………………………… 2

Daftar isi………………………………………………………………………………… 3

Bab I Pengertian Anak Autis……………………………………………………………. 4

Bab II Pengertian Metode & Macam Macam Metode………………………………….. 5

A. Pengertian Metode……………………………………………………………….5
B. Macam Macam Metode………………………………………………………….6

Bab III Penerapan di Kelas……………………………………………………………… 9

A. Metode Ceramah………………………………………………………………... 9
B. Metode Diskusi Kelompok………………………………………………………10
C. Metode Praktik………………………………………………………………….. 10
D. Metode Demonstrasi……………………………………………………………. 11
E. Metode ABA……………………………………………………………………. 11

Bab IV Kesimpulan……………………………………………………………………... 12

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………... 13

BAB I

PENGERTIAN ANAK AUTIS

Autisme adalah gangguan perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan penderita dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Di samping itu, autisme juga menyebabkan gangguan
perilaku dan membatasi minat penderitanya.

Autisme sekarang disebut sebagai gangguan spektrum autisme atau autism spectrum


disorder (ASD). Hal ini karena gejala dan tingkat keparahannya bervariasi pada tiap penderita.
Gangguan yang termasuk dalam ASD adalah sindrom Asperger, gangguan perkembangan
pervasif (PPD-NOS), gangguan autistik, dan childhood disintegrative disorder.
Berdasarkan data yang dihimpun WHO, autisme terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh
dunia. Sedangkan di Indonesia, hingga saat ini belum ada data yang pasti mengenai jumlah
penderita autisme.
Sangat penting untuk mewaspadai gejala atau ciri-ciri autisme sedini mungkin, karena
meskipun autisme tidak bisa disembuhkan, terdapat berbagai metode untuk menangani autisme
yang bertujuan agar penderita dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, risiko terjadinya gangguan autisme dapat meningkat apabila terdapat faktor genetik dan
lingkungan, misalnya paparan racun, asap rokok, infeksi, efek samping obat-obatan, serta gaya hidup
tidak sehat selama hamil.

Masalah komunikasi yang kerap dialami anak penderita autisme, antara lain sulit bicara,
menulis, membaca, dan memahami bahasa isyarat, seperti menunjuk dan melambai. Hal ini
kemudian membuatnya sulit untuk memulai percakapan dan memahami maksud dari suatu
perkataan atau petunjuk yang diberikan orang lain.
Tak jarang anak dengan autisme mengucapkan satu kata secara berulang atau yang
beberapa waktu lalu didengarnya, mengucapkan sesuatu dengan nada tertentu atau seperti sedang
bersenandung, atau sering tantrum.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan autisme. Namun, ada
beberapa metode terapi yang dapat dilakukan untuk membantu anak meningkatkan
kemampuannya dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan belajar.
Dokter akan menentukan terapi yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan anak secara
menyeluruh. Tujuan terapi ini adalah untuk membantu anak agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik, serta mampu hidup mandiri ketika ia dewasa nanti.

BAB II

PENGERTIAN METODE & MACAM MACAM METODE

A. Pengertian Metode

Apa yang dimaksud dengan metode? Kata “metode” merujuk pada suatu cara atau jalan yang harus
dilakukan oleh seseorang agar dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Secara etimologis, kata “metode” berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang tersusun dari
kata “meta” dan “hodos“. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, atau sesudah.
Sedangkan hodos berarti jalan, cara, atau arah.

Kata tersebut kemudian diserap dalam bahasa Inggris menjadi kata “method” yang berarti
suatu bentuk prosedur tertentu untuk mencapai atau mendekati suatu tujuan, terutama cara yang
sistematis.
Dari penjelasan tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa pengertian metode adalah suatu
cara atau proses sistematis yang digunakan untuk melakukan suatu kegiatan agar tujuan yang
diinginkan dapat tercapai. Dengan kata lain, metode berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu
tujuan, atau bagaimana cara untuk melakukan/ membuat sesuatu.

Suatu metode dijadikan sebagai acuan kegiatan karena di dalamnya terdapat urutan langkah-
langkah yang teratur sehingga proses mencapai tujuan menjadi lebih efisien. Dalam kaitannya
dengan upaya ilmiah, metode merupakan cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan.

Pengertian Metode Menurut Para Ahli


Agar kita lebih memahami apa itu metode, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut
ini:

1. Max Siporin
Menurut Max Siporin (1975), metode adalah suatu orientasi kegiatan yang secara khusus ditujukan
sebagai persyaratan berbagai tugas serta tujuan yang nyata.

1. Rosdy Ruslan
Menurut Rosady Ruslan (2008), pengertian metode adalah kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan
cara kerja dalam memahami suatu objek penelitian dalam upaya menemukan jawaban secara ilmiah dan
keabsahannya dari suatu yang diteliti.

2. Heri Rahyubi
Menurut Heri Rahyubi, metode adalah suatu model cara yang bisa dilakukan dalam kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai proses pembelajaran yang baik.

4. Hamid Darmadi
Menurut Hamid Darmadi (Profesor di bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan),
pengertian metode adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam upaya untuk mencapai
sebuah tujuan.

5. Pius Partanto & M. Dahlan Barry


Menurut Pius Partanto & M. Dahlan Barry, pengertian metode adalah cara yang teratur dan
sistematis dalam melakukan suatu kegiatan.

6. Hebert Bisno
Menurut Hebert Bisno, metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar
dapat diterima dan digunakan secara sama dalam suatu disiplin, praktik, serta bidang-bidangnya.

7. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Menurut KBBI, pengertian metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

B. Macam Macam Metode


1. Metode Ceramah

Salah satu macam metode pembelajaran yang kerap digunakan adalah metode ceramah.
Maksudnya, metode ini diterapkan dengan cara berceramah atau menyampaikan informasi secara
lisan kepada siswa. Metode ini merupakan metode yang paling praktis dan ekonomis, tidak
membutuhkan banyak alat bantu.

Metode ini mampu digunakan untuk mengatasi kelangkaan literatur atau sumber rujukan
informasi karena daya beli siswa yang diluar jangkauan. Namun metode ini juga memiliki beberapa
kelemahan dan kelebihan.

Berikut adalah kekurangan metode pembelajaran ceramah, yaitu: 

 Siswa menjadi pasif.


 Proses belajar membosankan dan siswa mengantuk.

 Terdapat unsur paksaan untuk mendengarkan.


 Siswa dengan gaya belajar visual akan bosan dan tidak dapat menerima informasi atau
pengetahuan, pada anak dengan gaya belajar auditori hal ini mungkin cukup menarik.
 Evaluasi proses belajar sulit dikontrol, karena tidak ada poin pencapaian yang jelas.
 Proses pengajaran menjadi verbalisme atau berfokus pada pengertian kata- kata saja.

Sementara, kelebihan dari metode pembelajaran ceramah, antara lain: 

 Mendorong siswa untuk menjadi lebih fokus.


 Guru dapat mengendalikan kelas secara penuh.
 Guru dapat menyampaikan pelajaran yang luas.
 Dapat diikuti oleh jumlah anak didik yang banyak.
 Mudah dilaksanakan.

2. Metode Diskusi Berkelompok

Diskusi kelompok merupakan bagian dari metode diskusi.  Yaitu cara menyampaikan materi


pelajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Masalah berkaitan materi
pelajaran berasal dari siswa atau diberikan guru.

Metode diskusi kelompok dapat mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,


melalui musyawarah dalam mengambil keputusan. 
Artinya karena bersama, bisa mencari penyelesaian semua persoalan dan bila sendiri sulit
menemukan jawaban.

Dengan diskusi dapat membangun sikap saling membantu, saling menghargai, terbuka dan
demokratis serta dapat membentuk sikap terampil dalam mengungkapkan pendapat dan
berbicara. 

3. Metode Praktek / Eksperimen

Metode pembelajaran eksperimen, metode ini bukan sekedar metode mengajar tetapi juga
merupakan satu metode berfikir, sebab dalam Eksperimen dapat menggunakan metode lainnya
dimulai dari menarik data sampai menarik kesimpulan.

Metode  eksperimen  adalah  cara  penyajian  pelajaran,  di  mana  siswa melakukan  percobaan 
dengan  mengalami  dan  membuktikan  sendiri sesuatu yang dipelajari.

Berikut kelebihan metode eksperimen, antara lain: 

 Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan. 
 Membina siswa membuat terobosan baru. 
 Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. 

Berikut kelemahan metode eksperimen, antara lain: 

 Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi.


 Kesulitan dalam fasilitas.
 Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.
 Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.

4. Metode Demonstrasi

Metode  demonstrasi  dan  eksperimen  merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab
membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar.
Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses
terjadinya sesuatu.

Metode  demonstrasi  adalah  metode  mengajar  yang  cukup  efektif sebab  membantu  para 
siswa  untuk  memperoleh  jawaban  dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. 

Berikut kelebihan metode demonstrasi, antara lain:

 Menghindari verbalisme. 
 Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. 
 Proses pengajaran lebih menarik.
 Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara     teori dengan kenyataan
dan mencoba melakukannya sendiri.

Berikut kekurangan metode demonstrasi, antara lain:

 Memerlukan keterampilan guru secara khusus. 


 Kurangnya fasilitas. 
 Membutuhkan waktu yang lama. 

5. Metode ABA

Salah satu metode yang efektif dalam membelajarkan anak autis adalah metode ABA (Applied Behavior
Analysis). Metode ini diperkenalkan oleh Prof. Lovaas sehingga metode ini dikenal sebagai metode
Lovaas.

Prinsip dasar metode ABA merupakan cara penyampaian materi kepada anak dengan menggunakan
langkah-langkah dibawah ini, yaitu :

a. Kehangatan yang berdasarkan kasih sayang yang tulus, untuk menjaga kontak mata yang lama dan
konsisten.

b. Tegas (tidak dapat ditawar-tawar anak)

c. Tanpa kekerasan dan tanpa marah atau jengkel

d. Prompt (bantuan, arahan) secara tegas tapi lembut

e. Apresiasi anak dengan imbalan yang efektif, sebagai motivasi buat anak.
BAB III

PENERAPANNYA DIKELAS

Pendidikan bagi penyandang autis tidak sama dengan anak biasa. Kurikulum yang disiapkan
umumnya sangat individual artinya dibuat berbeda-beda untuk setiap individu. Mengingat setiap anak
autis memiliki kebutuhan berbeda. Data yang dimiliki Departemen Jenderal

Pendidikan Nasional menyebutkan, penyandang autis yang mengikuti pendidikan layanan khusus
ternyata masuk lima besar dari seluruh peserta sekolah khusus.41 Direktur Pembinaan Sekolah Luar
Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Departemen
pendidikan Nasional Eko Djatmiko Sukarso menyatakan, bahwa UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
mengamanatkan kepada pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan bagi setiap masyarakat.
“Pemerintah mengakui dan melaksanakan pendidikan khusus (PK) dan pendidikan layanan khusus (PLK)
bagi penyandang autis. Semua hal yang terkait dengan pembelajaran untuk anak-anak autis berpedoman
pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

Namun begitu, Diknas memberikan kebebasan kepada masing-masing sekolah untuk menentukan
kurikulum bagi penyandang autis. Hal ini disebabkan kebutuhan masing-masing sekolah yang berbeda
dalam mendidik penyandang autis.42 Misalnya ada anak yang butuh belajar komunikasi dengan intensif,
ada yang perlu belajar bagaimana mengurus dirinya sendiri (kemandirian) dan ada juga yang hanya perlu
fokus pada masalah akademis.

Dikarenakan kurikulum bagi penyandang autis berbeda-beda maka sebelum menentukan


kurikulum apa yang akan dipakai, pihak sekolah harus mengkomunikasikan hal tersebut kepada orangtua.
Karena orangtua memegang informasi utama dan mempunyai peran penting dalam pendidikan anak.
Mereka memiliki kekuatan, pengetahuan dan pengalaman unik menyangkut kebutuhan anak serta cara
terbaik mendukung mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi para ahli atau guru untuk secara aktif
mengusahakan kerjasama dengan orangtua dan menghargai kontribusi mereka.
A. Penerapan Metode Ceramah

Adapun teknik penggunaan ceramah secara prosedural dapat dilakukan dengan langkah-langkah di
bawahini.
a. Memperkenalkan topik ceramah.
b. Membuka ceramah dengan memperkenalkan bahan pengait.
c. Menyebutkan tujuan pembelajaran secara singkat tetapi jelas bagi siswa.
d. Menyebutkan garis besar materi ceramah dalam bentuk ide-ide pokok, atau topik inti.
e. Ceramahkan topik inti secara berurutan mulai pertama dan selanjutnya dengan selalu mengaitkan
dengan bahan pengait yang relevan. Jelaskan rincian masing-masing materi dengan disertai contoh dan
ilustrasi dan alat bantu untuk topik-topik yang memerlukan.
f. Susunlah rangkuman atau ringkasan tiap-tiap sajian topik inti dan jangan lupa pertanyaan atau
pemberian kesempatan bertanya untuk siswa sebagai masukan guru.
g. Gunakan teknik membuka yang benar tiap-tiap akan memulai topik inti yang baru, dan diakhri dengan
rangkuman dan pertanyaan.
h. Rangkuman menyeluruh setelah akhir ceramah sangat diperlukan untuk membulatkan pemahaman
siswa terhadap bahan ceramah secara menyeluruh.

B. Penerapan Metode Diskusi Kelompok

Hal yang perlu diperhatikan guru dalam membimbing diskusi adalah :


(1)Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi;
(2) Memperluas masalah atau urun pendapat;
(3) Menganalisis pandangan peserta didik;
(4) Meningkatkan partisipasi peserta didik;
(5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi para peserta didik; dan
(6) Menutup diskusi (Amanto, 2013).
Dimyati dan Muldjiono mengemukakan beberapa prosedur standar pelaksanaan diskusi kelompok.
Sekurang-kurangnya terdapat empat tahapan (Dimyati & Mudjiono, 1994) yang perlu dipersiapkan
sebelum diskusi kelompok dilakukan, yaitu:
Tahap 1, persiapan diskusi. Diharapkan pada tahap ini guru sudah menyiapkan daftar pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan kepada peserta didik. Pertanyaan tentu harus dirancang sesuai tujuan yang
ingin dicapai oleh diskusi kelompok tersebut.
Tahap 2, awal diskusi. Pada tahap ini guru diharapkan memberikan penjelasan tentang kegiatan yang
dilakukan, seperti: menjelaskan tujuan diskusi, langkah-langkah diskusi, dan garis besar isi diskusi.
Tahap 3, tahap pengembangan, yaitu dimana guru mengembangkan diskusi dengan menempuh berbagai
variasi dalam mengajukan pertanyaan, misalnya dengan mengombinasikan berbagai jenis pertanyaan;
pertayaan yang saling berkaitan kepada beberapa siswa sebelum berpindah.
ke jenis pertanyaan lain yang diajukan kepada peserta didik lainnya; mengajukan pertayaan yang
sejenis kepada beberapa peserta didik sebelum berpindah ke jenis pertanyaan lain yang diajuhkan kepada
peserta didik lainnya; atau mengajukan pertayaan untuk mendorong siswa menarik kesimpulan; dan
mengajukan peranyaan yang bertolak darisuatu kesimpulan, sehingga peserta didik mampu menguraikan
atau menemukan dasar kesimpulan tersebut.

Tahap 4, tahap akhir, guru bersama peserta didik membuat ringkasan atas isi pelajaran dibahas
selama diskusi kelompok berlangsung.
C. Metode Praktek / Eksperimen
Langkah awal dari urutan pembelajaran praktik adalah merumuskan dan menyampaian tujuan yang ingin
di capai dalam proses belajar praktik. Tujuan harus dirumuskan seoperasional sehingga tujuan belajar
siswa dapat di ukur, dalam arti seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.
Tujuan pembelajaran harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Tujuan pembelajaran menyatakan sesuatu tentang siswa.
2) Tujuan pembelajaran berbicara masalah (menggambarkan tentang) unjuk kerja dari siswa. 3) Tujuan
pembelajaran pada hakikatnya menjelaskan suatu hasil bukan suatu proses. Tujuan pembelajaran hanya
menggambarkan apa yang diharapkan untuk di kuasai oleh siswa pada akhir pembelajaran. Tujuan
pembelajaran menjelaskan tentang kemampuan siswa.
4) Tujuan pembelajaran menggambarkan, dalam kondisi atau keadaan bagaimana siswa
mendemostrasikan unjuk kerjanya.
D. Metode Demonstrasi

Berikut ini Cara Penyajian Metode Demonstrasi


1)   Guru menyusun tujuan instruktursional untuk memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
2)   Guru mem pert 1 mbangkan bahwa pilihan teknik yang digunakannya mampu menjamin tercapainya
tujuan yang telah dirumuskan.
3)   Guru mengamati apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk siswa demonstrasi yang berhasil.
Bila tidak, is harus mengambil kebijaksanaan lain.
4)   Guru meneliti alai dan van yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya.
Disamping itu, ia juga mengenal balk-balk atau mencoba terlebih dahulu agar demonstrasi yang
dijalankannya dapat berhasil.
5)   Guru mampu menentukan garis besar langkah-langkah yang akan di lakukan.
6)   Guru meyakini tersedia waktu yang cukup sehingga dapat memberi keterangan bila perlu dan siswa
bisa bertanya.
7)   Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati
dengan balk dan bertanya.
8)   Guru perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang dilakukan itu berhasil. Bila
perlu demonstrasi bisa diulang. ( Drs.M. Subana dan Sunarti. 2008: 110-112).

E. Metode ABA

pelaksanakan metode ABA terdapat 3 tahap:


Pertama tahap persipan yaitumenyiapkan buku program anak, menyiapkan materi, media dan ruangan
dan menjalin kontak mata dengan anak.
Kedua tahap pelaksanaan yaitu dimulai guru menjemput anak masuk ke ruangan khusus, berdoa,
mengucapkan salam, mengajarkan komunikasisehari-hari dan masukke materi dan Ketiga tahap evaluasi
yaitu pemberian nilai kepada anak setiap selesai kegiatan pembelajaran. 
BAB IV

KESIMPULAN

Autisme adalah gangguan perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan penderita dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Di samping itu, autisme juga menyebabkan gangguan
perilaku dan membatasi minat penderitanya.

Autisme sekarang disebut sebagai gangguan spektrum autisme atau autism spectrum


disorder (ASD). Hal ini karena gejala dan tingkat keparahannya bervariasi pada tiap penderita. Gangguan
yang termasuk dalam ASD adalah sindrom Asperger, gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS),
gangguan autistik, dan childhood disintegrative disorder.

Secara etimologis, kata “metode” berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang tersusun dari kata
“meta” dan “hodos“. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, atau sesudah. Sedangkan hodos berarti
jalan, cara, atau arah.

Macam Macam Metode :

1. Metode Ceramah
2. Metode Diskusi Kelompok
3. Metode Praktik
4. Metode Demonstrasi
5. Metode ABA
Daftar Pustaka

https://nurhibatullah.blogspot.com/2016/06/metode-demontrasi-pengertian-ciri.html

https://core.ac.uk/download/pdf/130812168.pdf

https://www.alodokter.com/autisme

https://www.alodokter.com/mengenali-ciri-ciri-anak-autis-sejak-dini

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-metode.html

Anda mungkin juga menyukai