Oleh :
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DHF
A. PENGERTIAN
Dengue Haemoragic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan
orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam
akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi.
Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus ( Artropod Born Virus ) yang akut
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes Aebopictus.
B. ETIOLOGI
Virus Dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk tersebut.
C. GEJALA KLINIS
Masa inkubasi Dengue antara 3 – 15 hari, rata-rata 5 – 8 hari dengan gejala
klinis:
a. Demam akut yang tetap tinggi ( 2 – 7 hari ) disertai gejala tidak spesifik
seperti anoreksia, malaise.
b. Manifestasi perdarahan : Uji Turniquet positif atau Ruple Leed positif,
perdarahan gusi, Ptechiase, epistaksis, hematemesis atau malena.
c. Pembesaran hati, nyeri tekan tanpa ikterus.
d. Terjadi renjatan / tidak.
e. Kenaikan nilai hemokonsentrasi yaitu sedikitnya 205 dan penurunan nilai
trombosit ( trombitopenia 100.000/mm atau kurang ).
D. PATOFIOLOGI
Virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke tubuh
manusia, infeksi yang pertama kali dapat memberikan gejala sebagai demam
dengue. Apabila orang itu dapat infeksi berulang oleh infeksi virus Dengue
yang berlainan maka akan menimbulkan reaksi yang berbeda, terutama
konsistensi Retikoloindotel dan kulit secara Hemogen, tubuh akan membentuk
kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi
sitem komplemen yang berakibat dilepaskannya Anapilaktoksin sehingga
permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat. Dimana juga terjadi
agregasi trombosit. Trombosit melepaskan vaso aktif yang bersifat
meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor hagemen
( faktor XII ). Akan menyebabkan pembekuan intraveskuler dan
meningkatkan permebilitas dinding pembuluh darah.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah
1) Pada demam Dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari
ketiga.
2) Pada demam berdarah terdapat Trombositpenia dan Hemokonsentrasi.
3) Pada pemeriksaan kimia darah: Hipoproteinemia, hipokloremia, SGPT,
SGOT, ureum dan pH darah mungkin meningkat.
b. Urine
Mungkin ditemukan albuminuria ringan.
F. PENATALAKSANAAN
a. DHF tanpa Renjatan
Rasa haus dan dehidrasi timbul karena demam tinggi, anoreksia dan
muntah, klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam, dapat
berupa air teh, sirup atau oralit.
Panas dapat diberi kompres es atau alkohol 70 %.
Pemberian infus dilaksanakan pada klien apabila :
1) Muntah, sulit makan per oral, muntah mengancam dapat terjadinya
dehidrasi dan asidosis.
2) Nilai hematokrit tinggi.
b. DHF dengan Renjatan
Prinsip: Mengatasi renjatan dengan penggantian volume cairan yaitu
cairan RL.
c. Pengobatan bersifat simtomatis dan supportif.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. Fokus Pengkajian
1. Identitas
a) Identitas Pasien : Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, no Rekam
Medis (RM), diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian, alamat.
b) Identitas orang tuan : Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,
dan alamat.
c) Keluhan utama
DHF umumnya dimulai dengan peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba
yang disertai dengan kemerahan pada wajah serta gejala spesifik nonspesifik
lain. DHF biasanya demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk
setelah 2 hari pertama.
d) Riwayat Kesehatan Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai menggigil
dan saat demam kesadaran kompos mentis. Panas turun terjadi antara hari
ke-3 dan ke-7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan
batuk pilek, nyeri menelan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi,
sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola
mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi
(grade III, IV), melena atau hematemasis.
e) Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah anak sebelumnya pernah mengalami DHF juga atau tidak atau
penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak biasanya
mengalami serangan ulangan DHF dengan type virus yang lain.
II. Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dari ujung rambut sampai
ujung kaki.
1) Berdasarkan tingkatan grade DHF, keadaan fisik anak adalah :
a) Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-
tanda vital dan nadi lemah.
b) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan
perdarahan spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi
lemah, kecil dan tidak teratur.
c) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi
lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.
d) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi
tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat,
dan kulit tampak biru.
2) Sistem Kardiovaskuler
Derajat 1: mendadak demam tinggi 2-7 hari badan lemah, pusing, mual-
muntah. Penurunan hematokrit kurang dari 20%,
Derajat 2 : mendadak demam tinggi 2-7 hari badan lemah, pusing, mual-
muntah, ptekie, gusi berdarah, epitaksis, perdarahan konjungtiva
dan uji torniquet positif, merupakan satu-satunya manifestasi
perdarahan.
Derajat 3 : orang tua/keluarga melaporkan anak mengalami penurunan
kesadaran gelisah dan kejang, kulit dingin pada daerah akral,
nadi cepat, hipotensi, sakit kepala , menurunnya volome
plasma, meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah,
trombositopenia dan diatesis hemoragik.
Derajat 4 : nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
3) Sistem Perkemihan
Produksi urin menurun (oliguria, hematuria, albuminuria dan anuria),
warna berubah pekat dan berwana coklat tua pada derajat 3 dan 4.
4) Sistem Pencernaan
Pada derajat 1 dan 2 mukosa mulut kering, hiperemia tenggorokan, mual,
muntah, tidak ada nafsu makan, haus, sakit menelan, diare atau konstipasi
derajat 3 terdapat pembesaran hati dan nyeri tekan, sakit menelan,
pembesaran limfe, nyeri tekan epigastrik, hematemisis dan melena.
5) Sistem muskuloskeletal
Anak mengeluh otot, persendian dan punggung kepanas-an, pegal
seluruh tubuh pada derajat 1 dan 2, derajat 3 dan 4 terdapat kekakuan
otot/kelemahan otot dan tulang akibat kejang atau tirah baring lama,
mengalami parises atau kekakuan bahkan kelumpuhan.
B . Kemungkinan diagnosa yang muncul
1) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
2) Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan
3) Resiko defisit nutrisi
C. Intervensi Keperawatan
I. IDENTITAS ANAK
Nama : An. M
Tgl Lahir : 24-04-2011
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl MRS : 17 Mei 2021
Alamat : Blimbing,kesamben
Diagnosa Medis : DHF
Sumber Informasi :
No. RM : 514946
Tanggal pengkajian: 17 Mei 2021
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Tn. A
Nama Ibu : Ny. Z
Pekerjaaan Ayah/Ibu : Wiraswasta
Pendidikan Ayah/Ibu : SMA
Alamat : Blimbing, kesamben
Suku Bangsa : Indonesia Jawa
Agama : Islam
Pertumbuhan
BB : 23,9 kg, TB : 135 cm
Status gizi (BB/TB) :
IMT = BB/TB2
= 23,9 : 1,352 = 13, 11
5. Perkembangan
Untuk usia 0 bulan s.d 72 bulan menggunakan KPSP
a. Motorik kasar : -
b. Motorik halus : -
c. Sosialisasi dan kemandirian/personal sosial : -
d. Bahasa : -
6. Genogram (3 generasi)
Ket :
= laki-laki
= perempuan
= pasien
III. PENGKAJIAN FISIK
Kesadaran : 4-5-6
Suhu : 36,8°C Nadi : 108 x/menit Tensi : 93/60 mmHg
RR: 22x/menit
a. Kepala
Rambut : warna hitam, penyebaran merata, bersih
b. Mata
Bentuk : simetris, cowong (-)
Sklera : putih
Konjungtiva : anemis
Penglihatan : baik
c. Hidung
Bentuk : simetris
Septum nasi :-
Sekret :-
PCH :-
Penciuman : normal
d. Mulut
Bibir
Bentuk : simetris
Mukosa bibir : kering
Kelainan bawaan : tidak ada
Lidah
Bentuk : simetris
Kebersihan : bersih
Gusi
Warna : merah muda
Lain-lain :
Gigi
Sudah tumbuh/belum : gigi lengkap
Caries gigi :-
e. Telinga
Bentuk : simetris
Kebersihan : bersih
Tragus pain : tidak ada
f. Leher
Bentuk : simetris
Bendungan vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
g. Thorax/dada
Inspeksi
Bentuk : simetris
Kelainan bentuk dada : tidak ada
Tarikan intercostae : tidak ada
Palpasi
Fraktur tulang costae : tidak ada
Vokal vremitus : sama
Perkusi
Suara paru : resonan
Auskultasi
Suara nafas tambahan : tidak ada
h. Abdomen/perut
Inspeksi
Bentuk : datar
Asites : tidak ada
Auskultasi
Bising usus : (+)
Perkusi
Suara : tympani
Palpasi
Kuadran I : nyeri tekan
Kuadran II : tidak ada nyeri tekan
Kuadran III : tidak ada nyeri tekan
Kuadran IV : tidak ada nyeri tekan
i. Punggung
Bentuk : simetris
Kelainan bentuk punggung : tidak ada
j. Genetalia
Kebersihan : bersih
Kelainan bawaan : tidak ada
k. Anus
Kebersihan : bersih
Kelainan bawaan : tidak ada
l. Ekstremitas
Kelainan jumlah jari : jumlah jari lengkap
Akral : hangat
CRT : < 2 detik
IV. DAMPAK HOSPITALISASI
a. Pada anak : Kurang nyaman karena banyak anak kecil yang
menangis
b. Pada orang tua : Tidak nyaman dengan lingkungan RS
V. 11 POLA FUNGSI KESEHATAN: (di rumah dan selama dirawat di RS)
N Pola Fungsi Kesehatan Di Di
o Rumah Rumah
Sakit
1 Pola persepsi :
Persepsi terhadap kesehatan / sakit
< 0.2
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan ditandai dengan :
Ds : pasien mengatakan badannya lemas
Do :
- TD : 93/60 mmHg
- N : 108 x/menit
- Mukosa bibir kering
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. M
Dx. Medis : DHF
Tanggal : 17 Mei 2021
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
(SDKI : D. 0023) (SLKI : L.03028) (SIKI : I. 03116) - Mengetahui frekuensi
nadi, TD menurun,
1. Hipovolemia berhubungan dengan Tujuan : setelah Manajemen Hipovolemia
membran mukosa
kekurangan intake cairan ditandai dengan :
dilakukan tindakan Observasi kering, lemah
Ds : pasien merasa lemah
- Mengetahui
Do : keperawatan selama Periksa tanda dan gejala kebutuhan cairan
- TD : 93/60 mmHg hipovolemia
3x24 jam diharapkan - Agar tidak kelebihan
- N : 108 x/menit Monitor intake dan output atau kekurangan
- Membran mukosa kering masalah Hipovolemia cairan cairan
teratasi. Terapeutik - Menghindari
Hitung kebutuhan cairan dehidrasi
Kriteria Hasil :
Berikan asupan cairan oral - Memenuhi kebutuhan
- Frekuensi nadi Edukasi cairan
membaik (5)
- Tekanan darah Anjurkan memperbanyak
membaik (5) asupan cairan oral
- Membran mukosa Kolaborasi
membaik (5) Kolaborasi pemberian
- Intake cairan cairan IV isotonis
membaik (5)
- Perasaan lemah
menurun (5)
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : An. M
Dx. Medis : DHF
Diagnosa keperawatan Waktu Implementasi keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan 17 Mei - Memeriksa tanda gejala
kekurangan intake cairan ditandai dengan 2021 hipovolemia.
: TD : 97/70 mmHg
Ds : pasien merasa lemah 11.00 Nadi : 110 x/mnt
Do : - Menghitung kebutuhan
- TD : 93/60 cairan
mmHg Input : 800 cc
- N : 108 x/menit Output : 150 cc
- Membran mukosa Balance : 800 cc/2jam
Kering - Memonitor intake dan
output cairan.
- Memberi asupan cairan
oral.
Susu 8 x 150 cc
- Menganjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
- RL D5 500/4 Jam
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : An. M
Dx. Medis : DHF
Tanggal/Ja Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan
m
17 Mei 1. Hipovolemia berhubungan dengan S : pasien mengatakan
2021 kekurangan intake cairan ditandai
badannya lemas
Jam 10.30 dengan :
Ds : pasien merasa lemah O:
Do :
- TD : 97/70 mmHg
- TD : 93/60 mmHg
- N : 110 x/menit
- N : 108 x/menit
- Mukosa bibir kering
- Membran mukosa kering
A : Masalah hipovolemia
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Periksa tanda dan gejala
hipovolemia
Monitor intake dan
output cairan
Hitung kebutuhan
cairan
Berikan asupan cairan
oral
Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : An. M
Dx. Medis : DHF
Tanggal/Ja Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan
m
18 Mei 2. Hipovolemia berhubungan dengan S : pasien mengatakan
2021 kekurangan intake cairan ditandai
badannya sudah enakan
Jam 10.00 dengan :
Ds : pasien merasa lemah O:
Do :
- TD : 98/73 mmHg
- TD : 93/60 mmHg
- N : 107 x/menit
- N : 108 x/menit
- Mukosa bibir agak
- Mukosa bibir kering
lembab
- Otot menelan lemah
A : Masalah hipovolemia
teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Periksa tanda dan gejala
hipovolemia
Monitor intake dan
output cairan
Hitung kebutuhan
cairan
Berikan asupan cairan
oral
Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis