Abstrak
Salah satu alat yang dapat mengubah radiasi matahari menjadi bentuk energi termal adalah
kolektor surya. Intensitas radiasi matahari yang diterima kolektor surya tidak kontinyu tetapi
berfluktuasi karena adanya hambatan cuaca. Salah satu cara untuk mengatasi fluktuasi
radiasi maka digunakan kolektor surya pipa kalor uap bersirkulasi, sehingga kalor dapat
segera dipindahkan secara cepat. Fluida kerja yang dipergunaan juga bersifat khusus, oleh
karena itu diperlukan kajian khusus mengenai sifat termodinamika dari fluida kerja yang
digunakan. Kajian meliputi sifat entalpi, tekanan, konduktifitas, dan viskositas fluida. Hasil
penelitian yang dilakukan dengan mengkaji sifat termodamika menghasilkan beberapa studi
fluida kerja yaitu air, methanol dan ethanol. Temperatur fluida diberikan antara 30 sampai
100⁰C. Dengan meningkatnya temperatur fluida maka tekanan dan entalpi fluida akan
semakin tinggi sedangkan viskositas akan menurun. Entalpi uap dari fluida cenderung
konstan seiring dengan meningkatnya temperatur. Entalpi terbesar dihasilkan oleh air
kemudian oleh ethanol dan methanol.
1. PENDAHULUAN
Sebagai negara tropis, Indonesia fluktuasi radiasi maka digunakan kolektor
diuntungkan dengan potensi energi surya surya yang responsif, agar kalor dapat
yang melimpah sepanjang tahun. Potensi segera dipindahkan secara cepat. Dari
radiasi rata-rata harian mencapai 4,8 berbagai tipe solar kolektor tetap yang ada
kWh/m2 (Departemen dan Energi, 2003) maka kolektor tipe plat datar dengan
yang sebagian besar belum termanfaatkan. menggunakan pipa kalor menjadi pilihan
Hanya sebagian kecil dimanfaatkan dalam penelitian ini.
menjadi energi listrik (fotovoltaik) serta Kolektor surya tipe plat datar
pemanas air. Pemanfaatan terbesar justru dengan pipa kalor telah banyak diteliti
dilakukan secara tradisional untuk sejak beberapa tahun yang lalu. Penelitian
pengeringan hasil pertanian dan perikanan. rata-rata menfokuskan pada fluida kerja
Salah satu alat yang dapat yang digunakan, aplikasi pemanfaatan,
mengubah radiasi matahari menjadi bentuk serta karakteristik dan performansi dari
energi termal adalah kolektor surya. kolektor surya. Konfigurasi utama dari
Intensitas radiasi matahari yang diterima solar kolektor yang ada dewasa ini
kolektor surya tidak kontinyu tetapi menggunakan dua fluida kerja, yaitu fluida
berfluktuasi karena adanya hambatan kerja primer yang digunakan dalam pipa
cuaca. Salah satu cara untuk mengatasi kalor dan fluida kerja sekunder yang
44 TEKNOLOGI VOLUME 16 NO. 1 APRIL 2017
𝑚̇
𝑣= (3)
𝜌𝑙 𝐴
Gambar 3. Konstuksi kondensor dan saluran masuk-keluar aliran air (Redpath dkk., 2008)
Djuanda, Amiruddin, Muhsin Z., Studi Termodinamika Air, Methanol dan Ethanol untuk Aplikasi 47
Kolektero Surya Menggunakan Pipa Kalor
Konstruksi yang mirip juga 4) Tekanan uap tidak boleh terlalu tinggi
dipergunakan oleh berbagai penelitian lain maupun terlalu rendah untuk daerah
seperti Walker dkk. (2004), maupun yang kerja yang dibutuhkan
telah ada dipasaran seperti yang dibuat 5) Kalor laten yang tinggi
oleh Kingspan Solar, SolarCollect, dan 6) Konduktifitas termal yang tinggi
Sussex Solar (2011). 7) Viskositas uap dan cair yang rendah
8) Tegangan permukaan yang tinggi
3. TUJUAN PENELITIAN 9) Titik didih dan cair yang sesuai
Tujuan umum penelitian ini adalah Beberapa fluida kerja yang biasa
menghasilkan studi termodinamika digunakan pada pipa kalor untuk berbagai
campuran air-methanol yang sesuai daerah temperatur kerja diberikan pada
digunakan pada pipa kalor uap Tabel 1. Data menunjukkan erbagai jenis
bersirkulasi. Studi dimaksudkan untuk fluida yang telah digunakan secara luas
mengenai sifat dasar dari campuran untuk berbagai daerah temperatur kerja.
sehingga nantinya efisiensi kolektor surya Untuk daerah temperatur rendah terdapat
yang akan dihasilkan akan memiliki fluida kerja seperti helium, ammonia,
efisiensi yang tinggi. nitrogen dan pentane. Sedangkan untuk
temperatur kerja dari rendah sampai
4. HASIL DAN PEMBAHASAN medium temperatur terdapat acetone,
Penelitian tahap pertama mengkaji methanol, Fluetech, air dan lainnya. Untuk
fluida kerja yang digunakan pada pipa Temperatur tinggi biasanya dipergunakan
kalor. Tujuan akhirnya adalah menentukan logam cair seperti perak, lithium, sodium
jenis fluida kerja yang sesuai digunakan dan sebagainya.
pada kolektor surya dengan mengunakan Penggunaan pipa kalor untuk
pipa kalor sebagai basis sistem. Kajian aplikasi kolektor surya membutuhkan
meliputi sifat termodinamika dan sifat daerah temperatur kerja antara 30 sampai
transport dari fluida. Penelitian 150⁰C. Sehingga kajian penelitian akan
menggunakan program Refrop 8 untuk berfokus pada fluida air, ethanol dan
mengetahui perbandingan berbagai sifat methanol. Hal lain yang mesti diperhatikan
termodinamika dari fluida kerja. dalam pemilihan fluida kerja adalah
Syarat utama yang harus dipenuhi kompatibilitas fluida terhadap material
oleh fluida kerja pipa kalor adalah: yang dipergunakan seperti pipa, katup,
1) Kompatibel dengan material pipa dan pompa dan lainnya. Hal ini disebabkan
wick beberapa fluida kerja tidak sesuai
2) Stabilitas termal yang baik dipergunakan untuk beberapa material
3) Material pipa dan wick terbasahi secara seperti penggunaan ammonia tidak sesuai
baik untuk tembaga karena akan menyebabkan
terjadinya korosi.
48 TEKNOLOGI VOLUME 16 NO. 1 APRIL 2017
Tabel 1. Beberapa fluida kerja yang biasa dipergunakan di pipa kalor (Reay, D.A.Dunn, P.,
2006)
Tabel 2. Kompatibilitas fuida kerja terhadap material (Reay, D.A.Dunn, P., 2006)
3000
2500
500 Methanol
0
30 40 50 60 70 80 90 100
Temperatur [C]
4
3,5
3
Tekanan [bar]
2,5
2 Ethanol
1,5 Air
1 Methanol
0,5
0
30 40 50 60 70 80 90 100
Temperatur [C]
Syarat pemilihan fluida kerja pipa kalor cepat. Konduktifitas fluida pipa kalor
lainnya adalah konduktifitas termal yang ditinjukkan pada Gambar 9.
tinggi. Fluida dengan konduktifitas tinggi
menghasilkan perpindahan kalor yang
Djuanda, Amiruddin, Muhsin Z., Studi Termodinamika Air, Methanol dan Ethanol untuk Aplikasi 51
Kolektero Surya Menggunakan Pipa Kalor
0,8
0,7
0,3 Air
0,2 Methanol
0,1
0
30 40 50 60 70 80 90 100
Temperatur [C]
0,0012
0,001
Viskositas Cair [Pa.s]
0,0008
0,0006 Ethanol
Air
0,0004
Methanol
0,0002
0
30 40 50 60 70 80 90 100
Temperatur [C]
Viskositas ethanol lebih tinggi Huang, B.J., Lee, J.P., Chyng, J.P.,
dibandingkan viskositas air dan methanol. 2005, Heat-pipe enhanced solar-assisted
Sehingga dapat disimpulkan kemampuan heat pump water heater, Solar Energy, 78,
mengalir dari methanol akan lebih tinggi pp. 375-381.
bila dibandingkan dengan air maupun Hussein, H.M.S., 2007, Theoretical and
ethanol. experimental investigation of wickless heat
5. Kesimpulan pipes solar collector with cross flow heat
Hasil penelitian yang dilakukan exchanger, Energy Conversion and
dengan mengkaji sifat termodamika Management, 48, pp. 1266-1272.
campuran menghasilkan beberapa studi Hussein, H.M.S., Mohamad, M.A., El-
fluida kerja yaitu air, methanol dan Asfouri, A.S., 2001, Theoritical analysis of
ethanol. Kajian meliputi entalpi, tekanan, laminar-film condensation heat transfer
konduktifitas, dan viskositas fluida. inside inclined wickless heat pipes flat-
Temperatur fluida diberikan antara 30 plate solar collector, Renewable Energy,
sampai 100⁰C. Dengan meningkatnya 23, pp. 525-535.
temperatur fluida maka tekanan dan entalpi
fluida akan semakin tinggi sedangkan Kingspan Solar, Thermomax HP200,
viskositas akan menurun. Entalpi uap dari http://www.kingspansolar.com/pdf/HP200.
fluida cenderung konstan seiring dengan pdf, April 2011.
meningkatnya temperatur. Entalpi terbesar Launay, S., Sartre, V., Lallemand, M.,
dihasilkan oleh air kemudian oleh ethanol 2004, Experimental study on silicon micro-
dan methanol. heat pipe arrays, Applied Thermal
6. REFERENSI Engineering, 24, pp. 233-243.
Departemen Energi dan Sumber Daya Moon, S.,H., Hwang, G., Yun, H.G.,
Mineral, 2003, Kebijakan Pengembangan Choy, T.G., Kang, Y.I., 2002, Improving
Energi Terbarukan dan Konservasi Energi thermal performance for notebook PC
(Energi Hijau), Jakarta. cooling, Microelectronics Reliability, 42,
pp. 135-140.
Djuanda, Suwono, A., Pasek, A.D.,
Reay, D.A.Dunn, P., 2006, Heat Pipes
Tandian, N.P., 2009, Experimental study
Theory and Aplications, Pergamon Press,
on a solar-assisted heat pump, Proceedings
England.
of the International Conference on Fluid
and Thermal Energy Conversion 2009, Redpath, D.A.G., Griffiths, P.W., Lo,
Tongyeong, South Korea, December 7 – S.N.G., Heron, M., 2008, Experimental
10. investigation of fluid flow regime in
thermosyphon heat-pipe of evacuated tube
Facao, J., Oliveira, A.C., 2005, The
solar water heater, Conference on Passive
effect of condenser heat transfer on the
and Low Energy Architecture (PLEA),
energy performance of a plate heat pipe
Dublin 22-24 Oktober.
solar collector , International Journal of
Energy Research, 29, pp. 903 – 912. Rittidech, S., Wannapakne, S., 2007,
Experimental study of the performance of
Hermanto, A., 2005, Pengembangan a solar collector by closed-end oscillating
Metode Simulasi Sistem Pengkondisian
heat pipe (CEOHP), Applied Thermal
Udara Energi Surya, Disertasi, Institut Energy, 27, pp. 1978-1985.
Teknologi Bandung.
Djuanda, Amiruddin, Muhsin Z., Studi Termodinamika Air, Methanol dan Ethanol untuk Aplikasi 53
Kolektero Surya Menggunakan Pipa Kalor