Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 4 No.

1, ISSN 2338-5006
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS
LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA

Ester Willu Kaka1, Hunaepi2, Masiah3


1
Pemerhati Pendidikan Biologi
2&3
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP Mataram
E-mail: esther.willu@yahoo.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah LKS IPA Terpadu dengan
model learning cycle 5e untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penguasaan konsep dapat
diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah, baik konsep secara
teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Model penelitian ini menggunakan
model R&D, sedangkan metode pengembangannya (ADDIE) Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation. Penelitian ini hanya sampai pada tahap development. Data-data
diperoleh dari hasil penilaian Dosen, Guru dan siswa. Berdasarkan hasil penelitian untuk menguji
kelayakan, kepraktisan, keefektifan dan respon siswa terhadap LKS maka dapat disimpulkan :
validitas pengembangan yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan LKS yang berbasis
learning cycle 5e yang mengacu pada hasil penilaian validator maka dapat disimpulkan LKS
dalam kategori sangat layak dengan presentase rata-rata penilaian dosen sebesar 76,78% dan guru
sebesar 79,31%. Hasil uji kepraktisan LKS yang dinilai oleh 2 (dua) orang guru IPA, LKS
berkategori sangat praktis dengan presentase sebesar 94,8%. Hasil uji coba keefektifan LKS pada
siswa yang berjumlah 34 orang, LKS berada pada kategori cukup efektif dengan presentase
sebesar 79,55% dan hasil analisis uji respon siswa yang diwakili oleh 10 orang siswa, LKS
berkategori sangat layak dengan presentase sebesar 76,66%, dengan demikian LKS yang
dikembangkan berbasis learning cyle 5e layak untuk digunakan untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa kelas VII pada materi keanekaragaman makhluk hidup.

Kata Kunci: Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Learning Cycle 5E, Pemahaman Konsep.

ABSTRACT: The aims of this research is to developing student worksheet of integrated nature of
science based of 5e learning cycle model to improve student conceptual understanding. The
Mastery of the concept can be defined as the ability of students to understand the meaning of
scientific, that is understanding of concept theoretically and its application in everyday life. This
research counted in reseaech and development (R & D), and the model referenced in developing
this student worksheet of integrated nature of science is ADDIE Model (Analysis, Design,
Development, Implementation, Evaluation). The development of this student worksheet of
integrated nature of science is only until the stage of development alone. Aspects of student
worksheet of integrated nature od science that is developed in this research include aspects of
feasibility, practicality, and effectiveness. Based on the results of the research to test the feasibility,
practicality, effectiveness and students' response to student worksheet of integrated nature of
science, can be concluded: the validity of the development is done to determine the feasibility of
student worksheet of integrated nature of science based learning cycle 5e refers to the results of
the assessment it can be concluded that student worksheet have very decent category with a
percentage of the average of lecture judgment is 76.78%, and percentage from the the teacher
judgment is 79,31%. Practicality of student workheet were assessed by two (2) teacher of
integrated nature of science, that student worksheet is very practical category with 94,8%. The
results of trials on the effectiveness of student worksheets totaling 34 students, that the student
worksheet is categorized quite effectively with a percentage of 79.55% and the results of the
analysis test students' responses are represented by 10 students, LKS categorized as very
feasible with a percentage of 76.66%, thus the developed student worksheet based learning cycle
5e feasible to be used to improve student conceptual understanding.

Keywords: Student Worksheet, Learning Cycle 5E, Conceptual Understanding.

27
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 4 No. 1, ISSN 2338-5006
PENDAHULUAN satu model yang sesuai untuk menanamkan
Depdikbud, 1996, Model karakter serta menekankan pada keaktifan
pembelajaran terpadu merupakan salah satu siswa untuk belajar mengkonstruk dan
model implementasi kurikulum yang memahami suatu konsep secara mendalam.
dianjurkan untuk diaplikasikan pada jenjang Model pembelajaran learning cycle
pendidikan SD/MI dan SMP/MTs. Model (pembelajaran bersiklus), yaitu suatu model
pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan pembelajaran berpusat pada siswa (student
suatu pendekatan pembelajaran yang centered) (Shoimin, 2014). Learning cycle
memungkinkan peserta didik secara individual merupakan model pembelajaran yang
maupun kelompok aktif mencari, menggali, berlandaskan pada teori konstruktivistik. Pada
dan menemukan konsep, prinsip, holistik dan pembelajaran teori konstruktivistik
serta otentik (Rizqi, dkk 2013). Pembelajaran menekankan pentingnya siswa membangun
ini merupakan model yang mencoba sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan
memadukan beberapa pokok bahasan Beane proses mengajar. Sehingga proses belajar
(1995) dalam (Rizqi, dkk. 2013). Salah satu mengajar lebih berpusat pada siswa dan guru
mata pelajaran yang dapat dipadukan dalam sebagai fasilitator (Soebagio, 2001). Ciri khas
pendidikan adalah Ilmu Pengetahuan Alam dari pembelajaran learning cycle adalah setiap
(IPA) (Depdiknas, 2004). siswa secara individu belajar materi
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru.
diberikan secara terpadu karena bidang fisika, Kemudian, hasil belajar individual dibawa
biologi, dan kimia terdapat keterkaitan konsep kekelompok-kelompok untuk didiskusikan
yang jika dipelajari secara terpadu akan oleh anggota kelompok dan semua anggota
menghasilkan konsep yang utuh. etapi, dalam kelompok bertanggung jawab secara bersama-
pelaksanaan di lapangan masih terpisah-pisah sama atas keseluruhan jawaban.
antara fisika, biologi, dan kimia. Hal ini Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
dikarenakan ketersediaan buku teks guru/ merupakan suatu bahan ajar cetak berupa
peserta didik yang belum terintegrasi, lembar-lembar kertas yang berisi materi,
sehingga proses pembelajarannya masih ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan
berjalan sendiri -sendiri dari ketiga ilmu dasar tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
tersebut. Selain itu, terbatasnya guru IPA yang oleh peserta didik, yang mengacu pada
mampu mengintegrasikan fisika, biologi, dan kompetensi dasar yang harus dicapai
kimia menjadi IPA Terpadu. (Prastowo, 2011). Jika dilihat dari strukturnya
Berdasarkan dari hasil observasi LKS lebih sederhana dari pada modul, namum
awal di SMP Negeri 12 Mataram buku lebih kompleks dari pada buku. Bahan ajar
pelajaran yang digunakan oleh guru berupa LKS terdiri atas enam unsur utama,
buku pelajaran IPA Terpadu untuk SMP/MTS meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi
kelas VII (BSE) dan LKS IPA Terpadu untuk dasar atau materi pokok, informasi pendukung,
SMP/MTS kelas VII semester 2, yang dimana tugas atau langkah kerja dan penilaian.
LKS ini hanya digunakan sebagai buku Sedangkan jika dilihat dari formatnya, LKS
tambahan sebagai bahan penunjang memuat paling tidak delapan unsur, yaitu
pembelajaran. Selama ini belum ada yang judul, kompetensi dasar yang kan dicapai,
mengembangkan LKS berbasis Learning Cycle waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang
5E di sekolah itu. Guru biologi yang ada di diperlukan untuk menyelesaikan tugas,
SMPN 12 Mataram juga mengatakan bahwa informasi singkat, langkah kerja, tugas yang
minat membaca siswa masih sangat kurang hal harus dilakukan dan laporan yang harus
ini dikarenakan buku-buku yang digunakan dikerjakan. Pemahaman konsep merupakan
terutama LKS masih memiliki beberapa kemampuan mengkonstruk makna atau
kekurangan baik dari segi tampilan, isi materi pengertian suatu konsep berdasarkan
yang dikemas secara sederhana, redaksi bacaan pengetahuan awal yang dimiliki, atau
yang panjang, sehingga membuat peserta didik mengitegrasikan pengetahuan yang baru
menjadi bosan, hal ini akan berdampak pada kedalam skema yang telah ada dalam pemikiran
pemahaman konsep siswa. siswa (Jumenim, 2013).
Untuk mengatasi masalah tersebut di Tujuan penelitian ini adalah untuk
atas, maka peneliti akan mengembangkan mengembangkan bahan ajar berupa LKS
bahan ajar dalam bentuk LKS yang dikemas pembelajaran IPA biologi yang berbasis
berdasarkan model pembelajaran Learning Learning Cycle 5E dan mengetahui kelayakan
Cycle 5E. Learning cycle 5E adalah salah LKS tersebut berdasarkan penilaian validator
28
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 4 No. 1, ISSN 2338-5006
dari berbagai komponen yaitu komponen isi, VII dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang
komponen, kebahasaan dan komponen telah ditentukan.
penyajian. Item soal yang dikembangkan berupa
soal-soal pilihan ganda beralasan pada uji
METODE kompetensi dan soal-soal esay pada setiap sub
Jenis penelitian yang digunakan dalam pokok bahasan untuk menjawab pertanyaan
penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggambarkan kehidupan sehari-hari
(Research and Development). Produk yang untuk mengarahkan pada pembentukan konsep
akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah serta mengetahui sejauh mana pemahaman
bahan ajar berupa LKS pembelajaran IPA siswa terhadap materi yang dipelajari yang
biologi. mengacu pada indikator pembelajaran yang
Model pengembangan yang digunakan telah dijabarkan di atas. Untuk Item soal
dalam penelitian pengembangan model pilihan ganda beralasan ini juga akan
konseptual ADDIE yang dikembangkan oleh digunakan sebagai instrumen tes evaluasi pada
Reiser dan Mollenda. Model ADDIE terdiri akhir pembelajaran.
dari lima tahapan. Kelima tahap tersebut Pemilihan format disesuaikan dengan
adalah tahap analisis (analyse), tahap format kriteria LKS disusun berdasarkan
perencanaan (design), tahap pengembangan komponen pembelajaran berbasis learning
(development), tahap pelaksanaan cycle 5E yang mengacu pada silabus yang
(implementation) dan tahap evaluasi terdiri dari beberapa komponen yaitu pra
(evaluation). Setelah produk jadi kemudian pendahuluan, pendahuluan, uraian materi, dan
dinilai kelayakannya oleh ahli materi dan penutup. Dimana masing-masing komponen
ahli media untuk memperbaiki kualitas LKS telah diuraikan pada bagian spesifikasi produk
yang dihasilkan. yang dikembangkan.
Pada tahap Analyse, Tahapan ketiga adalah Develop.
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada Pada tahap pengembangan dilakukan tahapan
dalam proses pembelajaran dan menjadi dasar validasi, uji praktisi dan uji coba terbatas.
untuk merancang produk berupa LKS yang Tahap pengembangan bertujuan untuk
akan dibuat. Tahap analisis dilakukan analisis menghasilkan sebuah produk LKS biologi
terhadap materi dan kurikulum yang telah berbasis learning cycle 5E yang sudah siap
digunakan dan dilaksanakan di SMP Negeri nantinya untuk diuji cobakan setelah
12 Mataram. Materi biologi yang dilakukan revisi sesuai dengan validasi dan
dikembangkan adalah keanekaragaman revisi pada tahap uji coba terbatas. Aspek yang
mahkluk hidup yang pada silabus disebutkan dinilai meliputi 3 hal, yaitu kelayakan isi,
pada Kompetensi Dasar (KD) 6.1 kelayakan penyajian dan kelayakan bahasa.
mengidentifikasi ciri-ciri mahkluk hidup, 6.2 Produk berupa LKS berbasis learning cycle 5E
mengklasifikasi makhluk hidup berdasarkan divalidasi oleh 2 (dua) orang dosen ahli di IKIP
ciri-ciri yang dimilki yang merupakan materi Mataram.
dengan penerapan konsep yang banyak dalam Tahapan keempat Implementasi
kehidupan sehari-hari yang dekat dengan siswa. merupakan tahap pelaksanaan dan penerapan
Tahapan kedua yaitu Design, LKS pada subyek penelitian yang lebih besar.
merupakan tahapan perancangan produk Tahapan kelima Evaluasi terdiri atas
berupa LKS. Dalam tahap perancangan bahan dua bagian yaitu formatif dan sumatif. Evaluasi
pembelajaran berupa LKS, penelitian sudah formatif terjadi di setiap tahapan proses
membuat produk awal atau rancangan produk. ADDIE. Evaluasi sumatif terdiri atasa tes
Tahap ini dilakukan untuk membuat bahan ajar yang dirancang untuk domain yang terkait
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang kriteria tertentu dan memberikan peluang
akan diambil yaitu keanekaragaman umpan balik dari pengguna.
mahkluk hidup dengan model pembelajaran Teknik pengumpulan data yang
Learning Cycle 5E. Berdasarkan KD yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dipilih, pengembangan kompetensi dasar observasi, wawancara, dan angket. Data yang
bertujuan untuk memudahkan dalam diperoleh dalam penelitian ini berupa data
mengarahkan pembuatan bahan ajar agar lebih kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
berfokus pada judul yang telah ditentukan yaitu terdiri atas data angket hasil penilaian
“Pengembangan LKS berbasis Learning Cycle kelayakan hasil pengembangan yang telah diisi
5E untuk meningkatkan pemahaman konsep oleh validator bidang isi/materi dan validator
siswa”. Indikator pembelajaran biologi kelas bidang pembelajaran pada kegiatan penilaian
29
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 4 No. 1, ISSN 2338-5006
dari ahli. Data kualitatif terdiri atas tanggapan x
dan saran-saran perbaikan terhadap hasil P x 100 % Persamaan (2)
 xi
pengembangan baik dari ahli bidang isi/materi
Keterangan :
dan ahli bidang pembelajaran pada kegiatan
P : persentase kelayakan
penilaian dari ahli maupun dari subjek ujicoba
∑x : jumlah total skor yang
perorangan pada tahap analisis.
diperoleh
Data yang terkumpul dari reviewer,
∑xi : jumlah total skor maksimal
kemudian dianalisis presentase tingkat
Selanjutnya presentase yang
persetujuan pada setiap item.
diperoleh dibagi menjadi kategori
kualitas produk dengan pedoman sesuai
HASIL DAN PEMBAHASAN tabel 1 sebagai berikut:
1. Analisis Uji Validitas
Tabel 1. Penskoran kriteria kelayakan.
Persentase Hasil Penskoran (%) Tingkat Kelayakan
76-100 Sangat Layak
51-75 Layak
26-50 Kurang Layak, perlu direvisi
0-25 Tidak Layak, revisi total
(Sumber: Sugiyono, 2012 dalam Handayani 2014)
2. Analisa Kepraktisan LKS Pengamat diminta untuk menilai sesuai
Proses analisis data dengan instrumen pengamatan yang
keterlaksanaan bahan ajar adalah diujicobakan. Rumus yang akan digunakan
mencari rerata hasil pengamatan dua untuk menganalisis.
pengamat untuk setiap kriteria.
Tabel 2. Kategori Kepraktisan LKS
Persentase Hasil Penskoran (%) Kategori Kepraktisan
86-100 Sangat Praktis
76-85 Praktis
60-75 Cukup Praktis
55-59 Kurang Praktis
(Sumber: Kurniwati, 2013)
 A  B
PersenKepraktisan (persetujuan)  100%1  
 A  B
Keterangan: Ketuntasan belajar siswa dihitung dengan
A : Frekuensi aspek tingkah laku yang menggunakan:
teramati oleh pengamat dengan T
memberikan frekuensi tinggi K x100%
B : Frekuensi aspek tingkah laku yang T1
teramati oleh pengamat lain Keterangan :
dengan memberikan frekuensi K : Persentase ketuntasan belajar siswa
rendah T : Jumlah skor yang diperoleh siswa
3. Analisa Keefektifan LKS T1 : Jumlah skor total
Data efektifitas produk diperoleh Dari persentase yang diperoleh
dari hasil tes akhir siswa setelah dilakukan pengelompokan sesuai kriteria
pembelajaran dengan menggunakan LKS. sebagai berikut:
Analisis data hasil tes digunakan untuk
mengetahui ketuntasan belajar per siswa.
Tabel 3. Kriteria Efektifitas LKS.
Persentase Hasil Penskoran (%) Kategori Efektifitas
90-100 Sangat Efektif
80-89 Efektif
65-79 Cukup Efektif
55-64 Tidak Efektif
0-54 Sangat Tidak Efektif
(Sumber: Kurniwati, 2013).

30
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 4 No. 1, ISSN 2338-5006
LKS yang dikembangkan sendiri 1(orang) guru biologi SMPN 12 Mataram,
oleh peneliti dan disesuaikan dengan serta 10 (sepuluh) orang siswa/siswi
karakteristik peserta didik. Terdapat SMPN Mataram. Pengembangan LKS
sejumlah materi pembelajaran yang berbasis learning cycle 5e ini bertujuan
seringkali peserta didik sulit untuk untuk memperoleh bahan ajar yang layak,
memahaminya ataupun pendidik sulit produk ini diharapkan dapat dimanfaatkan
untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut dalam upaya meningkatkan respon
dapat juga terjadi karena materi tersebut peserta didik dan motivasi peserta didik
abstrak, rumit dan asing. Dalam LKS ini dalam proses belajar berlangsung, sehingga
disajikan gambar-gambar, pengamatan, tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
dan praktikum untuk membantu peserta maksimal.
didik dalam menggambarkan sesuatu. Pada tahap pengembangan
Materi yang rumit dijelaskan dengan cara dilakukan uji validasi, uji kepraktisan, dan
yang sederhana, sesuai dengan tingkat efektivitas. Dimana LKS yang telah
berpikir peserta didik, sehingga menjadi disusun dilakukan berbagai revisi oleh
lebih mudah dipahami. LKS dapat Bapak Hunaepi, M. Pd dan Ibu Masiah, M.
membantu siswa dalam belajar secara Pd., selaku dosen pembimbing. Kemudian
mandiri. revisi bahan ajar yang telah divalidasi oleh
Hasil penelitian pengembangan ini dosen pembimbing akan dievaluasi oleh
adalah bahan cetak berupa LKS berbasis validator atas nama Bapak Muhammad
Learning Cycle E. Kegiatan penelitian Asy’ari, M.Pd dan Drs I Wayan
pengembangan dengan judul Karmana, M. Pd untuk memvalidkan
“Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa seluruh isi dan tampilan dari LKS yang
(LKS) Berbasis Learning Cyle 5E untuk dibentuk.
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa” a. Uji Validasi Dosen
telah dilaksanakan pada bulan Februari Adapun bentuk validasi yang
sampai Maret 2016 di IKIP Mataram dan dilakukan oleh validator dalam bentuk
SMP N 12 Mataram. Seluruh kegiatan yang validasi uji ahli berupa check list.
dilaksanakan di kampus dan di sekolah Berikut hasil dari validasi pada tabel 4
melibatkan dosen, guru dan peserta didik. yang dilakukan beserta kritik dan saran
LKS yang telah disusun akan dievaluasi setelah fase realisasi selesai.
oleh 2 (dua) orang dosen IKIP Mataram,
Tabel 4. Data Kuantitatif hasil validasi Dosen sebagai Validator
Skor yang Skor
No Nama Validator Persentase Kategori
diperoleh Maksimal
1. Muhammad Asy’ari, M.Pd. 108 145 70.12% Layak
2. Drs. I Wayan Karmana, M.Pd. 121 145 83.44% Sangat
Layak
Sangat
Rata-Rata 76.78%
Layak
Berdasarkan tabel 4, validasi revisi untuk bahan ajar tersebut.
kelayaka LKS dilakukan satu tahapan Kemudian berbagai revisi telah
validasi. Bentuk validasi LKS ditinjau dilakukan sehingga, pada validasi
dari 3 (tiga) komponen utama dalam pertama untuk kedua dosen
penilaian kelayakan LKS; (1) , mendapatkan interprestasi sangat layak
komponen kelayakan isi, (2) komponen dengan persentase rata-rata kelayakan
kelayakan penyajian dan (3) komponen 76.78%. Adapun berbagai data
kebahasaan. Validasi 1 untuk kedua kualitatif sebagai bentuk kritik dan saran
validator menyatakan LKS telah sangat terhadap bahan ajar yang telah
layak digunakan dari segi isi materi dikembangkan disajikan pada tabel
maupun dari segi tampilan secara berikut.
umum, namun masih perlu beberapa
Tabel 5. Data Kualitatif hasil validasi Dosen
Kritik dan Saran
No. Validator
Sebelum Revisi Setelah Revisi
1. Muhammad Asy’ari, M.Pd. Perhatikan lagi kata-kata LKS sudah layak
suruhan pada digunakan. Riwayat
31
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 4 No. 1, ISSN 2338-5006
soal. Tahap elaborasi penulis sudah
adalah pendalaman sintesis, dipindahkan
hal ini dalam bentuk kebagian halaman
pemberian soal yang berbeda terakhir dari LKS
tetapi masih dalam konteks
yang sama. Pada bagian soal
pilihan ganda beralasan
ditambahkan tingkat
keyakinan soal. Riwayat
penulis di taruh pada bagian
halaman terkahir dari LKS.

2. Drs. I Wayan Karmana, M.Pd. Materi yang dikutif LKS sudah layak
disesuaikan dengan ketentuan digunakan, materi
(SK, KD, silabus) yang sudah sesuai dengan
digunakan disekolah. silabus, SK dan KD
Istilah LKS diawal perlu yang digunakan di
dipaparkan (Lembar Kegiatan sekolah. Sudah
Siswa), halaman 5 di KD menggunakan huruf
perlu huruf besar besar pada awal
(mengidentifikasi, kata. Halaman
mengapliksi). Halaman sampul sudah di
sampul perlu direvisi adanya revisi sesuai dengan
Learning Cyle 5E. Nomor ciri khasnya
halaman perlu diperjelas (learning cycle 5e),
(ukuran), hal 34 no. satu ukuran nomor
perlu dicek redaksi soalnya. halaman sudah
diperbaiki dan soal
sudah diperbaiki.
Pada tahap develop ini dilakukan Uji data kuantitatif merujuk
agar produk LKS mencapai interpretasi pada data hasil validasi yang
kelayakan yang layak oleh berbagai dilakukan oleh guru
pihak yang mengasumsi produk LKS pembimbing/guru bidang study IPA
ini. Produk LKS dinilai tidak hanya dalam bentuk kuesionercheck list.
oleh dosen sebagai validator di Bentuk kuesioner ini menilai seluruh
Institut, tetapi juga subjek validator aspek dari LKS yang setara dengan
juga dilakukan oleh guru dan siswa di penilaian pada validator, artinya
sekolah. Berikut hasil kelayakan guru penilian dari validator terhadap LKS
dan siswa terhadap produk bahan ajar sama dengan aspek penilaian yang
yang telah dibentuk dan divalidasi oleh akan dilakukan oleh guru mata
validator. pelajaran. Adapun data hasil penilaian
b. Uji Validasi Guru guru seperti pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Data hasil validasi Guru Mata Pelajaran IPA
Skor Skor
No. Nama Guru Persentase Kategori
Minimal Maksimal
Sangat
1. I Nengah Sulendra, M.Pd.,H 115 145 79,31 %
Layak
Sangat
Rata-Rata 79,31 %
Layak
Dari hasil penilaian guru mata berdasarkan hasil penilaian umum LKS
pelajaran diatas, berdasarkan presentasi dapat digunakan dengan sedikit revisi.
kelayakannya yaitu 79,31%, LKS c. Uji Validasi Siswa (Angket Respon
yang dikembangkan berbasis learning Siswa)
cycle 5e termasuk dalam kategori Uji data ini dilakukan oleh 10
sangat layak untuk digunakan. Tidak orang siswa. Pemilihan jumlah 10
ada komentar yang diberikan oleh guru orang siswa yang telah
mata pelajaran IPA tersebut tetapi direkomendasikan oleh guru
32
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 4 No. 1, ISSN 2338-5006
pembimbing. Untuk data kelayakan 10 tabel berikut.
siswa dapat disajikan dalam bentuk

Tabel 7. Data Kuantitatif dan Kualitatif Respon Siswa.


Skor yang Skor
No. Persentase Kategori Respon Siswa
Diperoleh Maksimal
LKS bagus dan dapat
Sangat
1 56 68 82,35 % digunakan b ila perlu materinya
layak
lengkap.
Sangat Tidak ada komentar
2 54 68 79,41 %
layak
LKS ini bagus digunakan bila
3 46 68 67, 64 % Layak
perlu materinya di tambah
LKS ini bagus, bila perlu
4 48 68 70,58 % Layak
materinya diperbanyak lagi
LKS ini dapat digunana, bila
5 51 68 75 % Layak
perlu materinya singkat.
Sangat Tidak ada komentar
6 57 68 83, 82 %
layak
7 51 68 75 % Layak Tidak ada komentar
Sangat Tidak ada komentar
8 57 68 83,82 %
layak
Sangat Tidak ada komentar
9 52 68 76,47 %
layak
10 50 68 73,52 % Layak Tidak ada komentar
Sangat
Rata-Rata 76%
Layak

Hasil validasi siswa. Hasil rata- Berdasarkan hasil pengamatan


rata persentase kelayakan LKS adalah dua pengamat untuk mengamati data
76,76% artinya dalam interprestasi keterlaksanaan LKS didapatkan hasil
mendapatkan kriteria sangat layak. seperti pada tabel 8 sebagai berikut
d. Uji Kepraktisan

Tabel 8. Data uji kepraktisan dari dua pengamat.


Skor yang Skor Rata-Rata Kategori
No. Pengamat
Diperoleh Maksimal Persentase Kepraktisan
1 I 80 50
94,8 % Sangat Praktis
2 II 72 50
Hasil perhitungan rata-rata 34 (tiga puluh empat) orang siswa untuk
penilaian dari masing-masing mengetahui keefektifan LKS berbasis
pengamat mendapat presentase 94,8% learning cycle 5e dari berbagai kategori
dengan kategori sangat aktif. seperti yang dipaparkan pada tabel 9
e. Uji Keefektifan mendapat presentase rata-rata 80,97%
Berdasarkan hasil tes yang termasuk dalam kategori efektif untuk
diberikan kepada siswa yang berjumlah digunakan.

Tabel 9. Data Keefektifan LKS.


Rata-Rata Kategori
persentase Sangat Sangat Kurang
Efektif Cukup Efektif
keefektifan Efektif Efektif
Jumlah Siswa 4 22 7 1
Persentase 90-100% 80-89% 65-79% 26,66%
Rata-Rata 80.97%
Berdasarkan hasil penelitian LKS berbasis learning cycle 5e untuk
yang telah dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep
menghasilkan produk utama berupa siswa. Model pengembangan yang
33
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 4 No. 1, ISSN 2338-5006
digunakan yaitu ADDIE yang makhluk hidup. Pemilihan metode,
dikemukakan oleh Reiser dan model, strategi pembelajaran, dan bahan
Molenda. Hasil penelitian dan ajar dipilih berdasarkan hasil analisis
pembahasan sebagai berikut: tahap kinerja dan kebutuhan siswa. Model
prosedur penelitian pengembangan pembelajaran yang dipilih yaitu model
model konseptual ADDIE yang pembelajaran learning cycle 5e.
dikembangkan oleh Reiser dan Pemilihan LKS disesuaikan dengan
Mollenda yang terdiri dari lima tahapan. sintak pembelajaran learning cycle 5e.
Kelima tahap tersebut adalah tahap Pemilihan format disesuaikan dengan
analisis (analisys), tahap perencanaan format kriteria LKS yang disusun
(design), tahap pengembangan berdasarkan komponen pembelajaran
(development), tahap pelaksanaan learning cycle 5e.
(implementation), dan tahap evaluasi Tahapan ketiga adalah
(evaluation). Pada penelitian development, Pada tahap pengembangan
pengembangan ini terbatas pada tahap dilakukan tahapan validasi, uji
analisys, design, serta develop, dan kepraktisan dan uji keefektifan LKS.
tidak sampai tahap implementation dan Tahap pengembangan bertujuan untuk
tahap evaluation dengan beberapa menghasilkan sebuah produk LKS
penyesuaian berdasarkan kebutuhan berbasis learning cycle 5e yang sudah
pengembangan. Alasan pemilihan model siap nantinya untuk diujicobakan
ADDIE dalam penelitian ini diantaranya kelayakannya oleh 2 (dua) orang dosen
adalah (a) langkah-langkah IKIP Mataram, 1 (orang) guru IPA
pengembangannya sederhana dan SMAN 12 Mataram, 10 (sepuluh) orang
mudah untuk dilaksanakan dalam siswa/siswi SMAN 12 Mataram dan
penelitian di lapangan, (b) urutan setiap serta 34 (tiga puluh empat) orang
langkahnya tersusun secara sistematis siswa untuk uji efektivitas LKS. Hasil
dan terperinci sehingga dalam analisis data lembar validasi LKS yang
pelaksanaannya terkontrol dengan baik. dinilai oleh dosen mencakup 3
(c) menghemat waktu, biaya dan tenaga komponen. Ketiga komponen yang
(Molenda, 2011 dalam Apriyani. 2014). dinilai adalah kelayakan isi,
Pada tahap analisys, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan
mengidentifikasi masalah-masalah yang penyajiannya. Hasil analisis terhadap
ada dalam proses pembelajaran dan lembar validasi didapatkan nilai rata-
menjadi dasar untuk merancang produk rata dari kedua dosen sebesar 76,78%.
berupa LKS yang akan dibuat. Pada Hal ini menunjukkan bahwa LKS
tahap analisis dilakukan analisis berbasis learning cycle 5e berada pada
kurikulum, materi, serta kebutuhan kategori sangat layak untuk digunakan
siswa di SMPN 12 Mataram. Tahap dalam proses pembelajaran IPA.
analisis dilakukan analisis terhadap Sedangkan hasil analisis data lembar
materi dan kurikulum yang telah validasi LKS yang dinilai oleh guru
digunakan dan dilaksanakan di SMPN matapelajaran IPA juga mencakup 3
12 Mataram. Materi IPA yang komponen tersebut diatas yaitu
dikembangkan adalah materi (SK) 6. komponen isi, kebahasaan dan
keanekaragaman makhluk hidup yang penyajian. Rata-rata hasil analisis
pada silabus disebutkan pada terhadap lembar validasi didapatkan dari
Kompetensi Dasar (KD) 6.1 guru mata pelajaran IPA dari ketiga
Mengidentifiksai ciri-ciri makhluk komponen tersebut sebesar 79,31%.
hidup dan 6.2 Mengklasifikasi makhluk Hal ini menunjukkan bahwa LKS
hidup berdasarkan ciri-ciri yang berbasis learning cycle 5e berada pada
dimiliki. Hasil analisis dijadikan kategori sangat layak untuk digunakan
dasar untuk mengembangkan LKS dalam proses pembelajaran IPA.
berbasis learning cycle 5e pada materi Penilaian yang dilakukan oleh peserta
keanekaragaman makhluk hidup. didik sebagai respon siswa yang
Tahapan kedua yaitu design, berjumalah 10 (sepuluh) orang siswa
merupakan tahapan perancangan terhadap penilaian LKS hasil
produk berupa LKS berbasis learning pengembangan mendapatkan nilai rata-
cyle 5e pada materi keanekaragaman rata 76,66% dengan kategori sangat
34
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 4 No. 1, ISSN 2338-5006
layak sehingga dapat digunakan sebagai pengembangan ini adalah bahan ajar
sumber belajar. cetak jenis modul dengan model
Analisis data uji kepraktisan learning cycle 5e. Modul yang
keterlaksanaan LKS yang diamati oleh dikembangkan memuat materi tentang
dua orang pengamat untuk setiap “Hidrokarbon”. Kelayakan modul
kriteria didapatkan rara-rata sebesar mengacu pada hasil penilaian validator
94,8% dengan kategori sangat prkatis yaitu validasi ahli, guru, siswa dengan
untuk digunakan sebagai bahan ajar. kriteria sangat layak. Dengan demikian
Sedangkan analisis data uji keefektifan modul dinyatakan layak untuk
LKS berdasarkan hasil tes akhir siswa digunakan dalam proses pembelajaran.
setelah pembelajaran dengan Kelayakan LKS hasil
menggunakan LKS berbasis learnig pengembangan mengacu pada hasil
cycle 5e didapatkan perolehan penilaian validator. Skor rata- rata hasil
presentase sebesar 80,97% dengan validasi dosen sebesar 76,78% dan guru
kategori efektif untuk digunakan mata pelajaran IPA sebersar 79,31%
sebagai bahan ajar. Hal ini dibuktikan dengan kategori sangat layak. Hasil
dari hasil tes akhir pembelajaran yang validasi uji kepraktisan oleh 2 (dua)
dilakukan, dimana siswa yang orang guru IPA sebesar 94,8% dengan
berjumlah 34 orang diuji untuk kategori sangat layak. Hasil uji
mengetahui keefektifan dari LKS yang keefektifan LKS berdasarkan tes akhir
dikembangkan yang berbasis learning siswa sebesar 80,97% dengan kategori
cycle 5e. Berdasarkan presentase hasil efektif dan data hasil respon siswa yang
penskoran didapatkan 4(empat) orang berjumlah 10 (sepuluh) orang siswa
siswa berkategori sangat efektif dengan terhadap LKS mendapat presentase
presentase 90-100%, 22(dua puluh dua) sebesar 76,66% dengan kategori sangat
orang siswa berkategori efektif dengan layak. Dengan demikian LKS
presentase 80-89%, 7(tujuh) orang dinyatakan layak untuk digunakan.
siswa berkategori cukup efektif dengan Disini terbukti bahwa model
presentase 65-79% dan 1 (satu) orang pembelajaran learning cycle 5e yang
siswa berkategori sangat kurang efektif digunakan sebagai model pembelajaran
dengan kategori 26,66%. di kelas dapat meningkatkan
Penelitian dan hasil penelitian pemahaman konsep siswa serta dalam
sejalan dengan rumusan masalah dan pengembangan bahan ajar berbasis
tujuan penelitian berupa validitas, learning cycle 5e pada materi
kepraktisan, efektifitas dan respon siswa keanekaragaman makhluk hidup
terhadap LKS. Kelayakan LKS ini telah dinyatakan layak untuk digunakan.
divalidasi oleh berbagai pihak yang Dengan adanya LKS berbasis learning
dipilih/direkomendasikan oleh cycle 5e ini diharapkan dapat
lembaga ataupun dosen ahli untuk meningkatkan minat membaca siswa
menyelesaikan penelitian tentang dan pemahaman konsep siswa melalui
pengembangan LKS berbasis learning membaca.
cycle 5e. Kelayakan LKS tidak serta
merta membuat konsep bahan ajar tanpa SIMPULAN
sumber referensi dan panduan Penelitian pengembangan ini
pengembangan. Kelayakan ini selain menghasilkan LKS IPA berbasis Learning
layak oleh uji ahli, juga layak Cycle 5E pada materi keanekaragaman
digunakan oleh guru dan siswa oleh makhluk hidup. Pengembangan ini dilakukan
penilaian mereka secara langsung dengan menggunakan model pengembangan
melalui angket check list yang ADDIE. Dalam LKS ini berisi materi biologi
mewakili seluruh obyek penilaian tetang keanekaragaman makhluk hidup yang
kelayakan LKS. kaitannya erat dalam kehidupan sehari-hari
Penelitian pengembangan ini yang akan memberikan nuansa baru dalam
juga diperkuat dengan penelitian proses belajar sehingga siswa tidak mudah
berdasarkan beberapa penelitian yang jenuh dan bosan ketika belajar IPA. LKS ini
telah dilakukan, salah satunya oleh Siti juga berisi soal-soal pemahaman sebagai upaya
Nurhayati menyimpulkan bahwa Produk tindak lanjut agar siswa dapat mengevaluasi
yang dihasilkan dari penelitian pemahamannya. Berdasarkan rumusan masalah
35
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 4 No. 1, ISSN 2338-5006
yang diambil maka LKS yang dikembangkan pada kelompok terbatas, sehingga dapat
berbasis learning cycle 5e ini dapat dibuktikan apakah penggunaan produk
disimpulkan sebagai berikut: hasil pengembangan dalam suatu
1. Berdasarkan hasil validitas pembelajaran dapat memberikan hasil
pengembangan yang dilakukan untuk belajar yang lebih baik.
mengetahui kelayakan LKS yang berbasis
learning cycle 5e yang mengacu pada hasil DAFTAR RUJUKAN
penilaian validator (Dosen dan Guru), maka Apriyani. 2014. Pengembangan Bahan Ajar
dapat disimpulkan LKS yang Berbasis KAPRA Pada Materi
dikembangkan berbasis learning cycle 5e Larutan Asam Basa. Skripsi (Program
termasuk dalam kategori sangat layak Studi Pendidikan Kimia Fakultas
dengan presentase rata-rata penilaian dosen Pendidikan Matematika Dan Ipa
sebesar 76,78% dan guru sebesar 79,31%. Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
2. Berdasarkan hasil uji kepraktisan LKS IKIP Mataram).
yang dinilai oleh 2 (dua) orang guru IPA, Benny A. 2014. Model Desain Sistem
LKS ini berada pada kategori sangat praktis Pembelajaran. Dian Rakyat: Jakarta
dengan presentase sebesar 94,8%. Depdikbud. 1996. Pembelajaran Terpadu D-
3. Berdasarakan pada hasil uji coba II PGSD dan S-2 Pendidikan
keefektifan LKS pada siswa yang Dasar. Jakarta: Depdikbud
berjumlah 34 orang, LKS berada pada Handayani, AT. 2015. Pengembangan Bahan
kategori efektif dengan presentase sebesar Ajar Berbasis Problem Based Learning
80,97%. Pada Materi
4. Berdasarkan hasil analisis uji respon siswa Laju Reaksi Untuk SMA/MA Kelas XI. Skripsi.
yang diwakili oleh 10 orang siswa, LKS (Fakultas Pendidikan Matematika dan
berada pada kategori sangat layak dengan IPA Institut Keguruan dan Ilmu
presentase sebesar 76,66%. Pendidikan, IKIP Mataram).Kurniawati.
Dengan demikian LKS dinyatakan 2013. Pengembangan Alat Peraga
layak untuk digunakan. Dan Lembar Kerja Siswa
Berorientasi Konstruktivisme Dalam
SARAN Pembelajaran Kimia SMA. jurnal: 448.
Berdasarkan hasil penelitian Nurhayati. 2014. Pengembangan Modul
pengembangan, didapatkan bahwa beberapa Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan
kekurangan yang perlu dilakukan kajian: Hidrokarbon Dengan Model
Beberapa saran yang dapat diajukan sebagai Pembelajaran Learning Cycle 5e,
tindak lanjut dari pengembangan LKS berbasis Skripsi (Program Studi Pendidikan
learing cycle 5e sebagai berikut: Kimia Fakultas Pendidikan Matematika
1. Masih diperlukan penelitian selanjutnya Dan IPA Institut Keguruan Dan Ilmu
yang dapat menunjukkan keefektifan Pendidikan, IKIP Mataram).
pembelajaran menggunakan LKS dengan Prastowo. A. 2011. Bahan Ajar Inovatif.
model pembelajaran learning cycle 5e Yogyakarta: DIVA Pres
pada materi keanekaragaman makhluk Shoimin. 2014. 68 Pembelajaran Inovatif
hidup untuk SMP/MTs kelas VII sehingga Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
dapat memberikan hasil belajar yang lebih AR-RUZZ MEDIA.
baik bagi siswa. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif
2. Perlu diujicobakan kepada peserta didik Kuantitatif Dan R & D. Bandung:
dalam kelompok yang lebih besar, karena Alfabeta.
pada penelitian ini hanya diujicobakan

36

Anda mungkin juga menyukai